2. Kenapa pada pasien dikeluhkan suara serak dan batuk dahak bewarna kehitaman?
Jawab :
Cedera inhalasi biasanya timbul dalam 24 sampai 48 jam pertama pasca luka bakar
Suhu tinggimerusak kulit & pembuluh darah kapiler cairan plasma, sel darah dan protein keluar dari
lumen (ruang dalam) pembuluh darahdehidrasi (kehilangan cairan) yang masif.
Suhu tinggi merusak lapisan dalam(mukosa) pembuluh darahmemicu terbentuknya sumbatan pada
pembuluh darahmemicu terjadinya reaksi radang sistemik
Zona: koagulasi/ireversibel, hiperemis, statis(potensi luka yg lbh luas, peka infeksi)
Pada luka bakar timbul beberapa macam gangguan fisiologi yang akut, antara lain:
a. Gangguan Cairan
perpindahan cairanpenguapan air yang berlebihan melalui permukaan kulit yang rusak.
Cairan dalam darah dan cairan ekstra sel dari bagian tubuh yang tidak terbakar pindah tempat
masukdalam bagian tubuh yang mengalami edema dan ke dalam bula untuk kemudian sebagian
melalui kulit yang rusak. Ini menjelaskan bahwa pada syok luka bakar selain hipovolemia juga terjadi
kekurangan cairan ekstra sel dalam jaringan yang sehat sehingga terjadi gangguan metabolisme sel
yang memperberat syok.5
Insensible Loss
Orang normal : 15 – 21 cc/jam/m2 Luas Permukaan Tubuh (LPT)
Penderita luka bakar : (25 – % LB) cc/jam/m2 LPT
b. Gangguan Sirkulasi dan Hematologi
Resistensi perifer naik karena sistem arteriola mengalami vasokonstriksi disamping viskositas darah
yang bertambah. Hemokonsentrasi ini menimbulkan fenomena sludging yang mengakibatkan
bertambah hebatnya gangguan sirkulasi perifer sehingga oksigenasi dan perfusi jaringan sangat buruk. 5
c. Gangguan Hormonal dan Metabolisme
Sistem saraf simpatis terangsang akibat trauma yang cukup lama. Pengaruh perubahan pola produksi
dan sekresi berbagai hormon mengakibatkan adanya perubahan metabolik dalam jaringan.
Kebutuhan metabolik sangat tinggi pada pasien dengan luka bakar. Tingkat metabolik yang tinggi akan
sesuai dengan luas luka bakar sampai dengan luka bakar tersebut menutup. Hypermetabolisme juga
terjadi karena cidera itu sendiri, intervensi pembedahan, dan respon stress. Katabolisme yang berat
juga terjadi yang disebabkan karena keseimbangan nitrogen yang negatif, kehilangan berat baddan, dan
penurunan penyembuhan luka. Peningkatan katekolamin (epinephrine, norepinephrine) yang
disebabkan karena respon terhadap stress. Ini menyebabkan peningkatan kadar glukagon yang dapat
menyebabkan hyperglikemia
Pulmonary
- Efek terhadap paru disebabkan karena menghisap asap. Hyperventilasai biasanya berhubungan dengan
luas luka bakar. Peningkatkan ventilasi berhubungan dengan keadaan hypermetabolik, takut, cemas, dan
nyeri.
- inhalasi gas(uap))aà bronkokonstriksi, nekrosis mukosa saluran pernapasan, dan edema paru
Paparan Suhu tinggi atau pemicu terhadap suhu tinggi pada tubuh manusia akan merusak kulit dan
pembuluh darah kapiler maupun pembuluh darah yang lebih besar. Akibat kerusakan pembuluh darah ini
mengakibatkan cairan plasma, sel darah dan protein (terutama albumin yang mempunyai Berat Molekul
(BM) besar dan berfungsi mengangkut makanan) keluar dari lumen (ruang dalam) pembuluh darah.
Sehingga tubuh mengalami dehidrasi (kehilangan cairan) yang masif (banyak), selain karena rusaknya
pembuluh darah juga karena pekatnya konsentrasi cairan didalam lumen pembuluh darah. Selain itu suhu
tinggi juga merusak lapisan dalam(mukosa) pembuluh darah yang akan memicu terbentuknya sumbatan
pada pembuluh darah. Dan dalam beberapa jam setelah itu akan memicu terjadinya reaksi radang sistemik
yang berlebihan [Sindrom(Kumpulan gejala) Reaksi Peradangan Sistemik(seluruh tubuh)].
Pada derajat I (satu) luka bakar akan sembuh dalam waktu singkat paling lambat satu minggu tanpa
dilakukan pengobatan apapun. Derajat II (dua) dangkal akan sembuh dalam waktu dua minggu dengan
pengobatan pencegahan infeksi sekunder secara topikal(dioleskan dikulit). Bila luka tidak sembuh pada
minggu kedua (derajat II dalam dan III), luka akan sembuh dengan melalui terbentuknya jaringan granulasi
(jaringan yang berwarna merah terang dan mengkilat) didaerah luka. Luka dengan tipe seperti ini yang
merupakan indikasi untuk dilakukan tandur alih kulit
Sumber : Mimma M Horne, dkk. Keseimbangan Cairan Elektrolit dan Asam Basa Ed/2. Jakarta: EGC
6. Bagaimana pembagian derajat dan pembagian luas area luka bakar?
Jawab :
Sumber : Pierce A Grace & Neil R Borley. At a Glance Ilmu Bedah Ed/3. Jakarta: Erlangga
Sumber : Akbar Nur. Buku Saku Keperawatan dan kebidanan. Celebes Medika Perkasa.
7. Apa saja pemeriksaan penunjang yg dibutuhkan?
Jawab :
1. Hitung darah lengkap : peningkatan Ht awal menunjukkan hemokonsentrasi sehubungan dengan
perpindahan/ kehilangan cairan.
2. Elektrolit serum : kalium meningkat karena cedera jaringan /kerusakan SDM dan penurunan fungsi
ginjal. Natrium awalnya menurun pada kehilangan air.
3. Alkalin fosfat : peningkatan sehubungan dengan perpindahan cairan interstitial/ gangguan pompa
natrium.
4. Urine : adanya albumin, Hb, dan mioglobulin menunjukkan kerusakan jaringan dalam dan kehilangan
protein.
5. Foto rontgen dada : untuk memastikan cedera inhalasI
6. Scan paru : untuk menentukan luasnya cedera inhalasi
7. EKG untuk mengetahui adanya iskemik miokard/disritmia pada luka bakar listrik.
8. BUN dan kreatinin untuk mengetahui fungsi ginjal.
9. Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi.
10. Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap.
11. Albumin serum dapat menurun karena kehilangan protein pada edema cairan.
12. Fotografi luka bakar : memberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar selanjutnya.
Sumber : Doenges, M. E., & Moorhouse, M. F. (2000). Nurse's pocket guide: Diagnoses, interventions, and
rationales. FA Davis Company.
8. Bagaimana penatalaksanaan dari luka bakar mulai dari di IGD sampai proses
penyembuhan?
Jawab :
1. Penatalaksanaan Konservatif
a. Pre Hospital
Seorang yang sedang terbakar akan merasa panik, dan akan belari untuk mencari air. Hal ini akan
sebaliknya akan memperbesar kobaran api karena tertiup oleh angin. Oleh karena itu, segeralah
hentikan (stop), jatuhkan (drop), dan gulingkan (roll) orang itu agar api segera padam. Bila
memiliki karung basah, segera gunakan air atau bahan kain basah untuk memadamkan apinya.
Sedanguntuk kasus luka bakar karena bahan kimia atau benda dingin, segera basuh dan jauhkan
bahan kimia atau benda dingin. Matikan sumber listrik dan bawa orang yang mengalami luka
bakar dengan menggunakan selimut basah pada daerah luka bakar. Jangan membawa orang dengan
luka bakar dalam keadaan terbuka karena dapat menyebabkan evaporasi cairan tubuh yang
terekspose udara luar dan menyebabkan dehidrasi. Orang dengan luka bakar biasanya diberikan
obat-obatan penahan rasa sakit jenis analgetik : Antalgin, aspirin, asam mefenamat samapai
penggunaan morfin oleh tenaga medis
b. Hospital
1) Resusitasi A, B, C.
Setiap pasien luka bakar harus dianggap sebagai pasien trauma, karenanya harus dicek
Airway, breathing dan circulation-nya terlebih dahulu.
a) Airway - apabila terdapat kecurigaan adanya trauma inhalasi, maka segera
pasang Endotracheal Tube (ET). Tanda-tanda adanya trauma inhalasi antara lain adalah:
riwayat terkurung dalam api, luka bakar pada wajah, bulu hidung yang terbakar, dan
sputum yang hitam.
b) Breathing - eschar yang melingkari dada dapat menghambat gerakan dada untuk
bernapas, segera lakukan escharotomi. Periksa juga apakah ada trauma-trauma lain yang
dapat menghambat gerakan pernapasan, misalnya pneumothorax, hematothorax, dan
fraktur costae
c) Circulation - luka bakar menimbulkan kerusakan jaringan sehingga menimbulkan edema.
pada luka bakar yang luas dapat terjadi syok hipovolumik karena kebocoran plasma
yang luas. Manajemen cairan pada pasien luka bakar, ada 2 cara yang lazim dapat
diberikan yaitu dengan Formula Baxter dan Evans
2) Resusitasi Cairan
Dua cara yang lazim digunakan untuk menghitung kebutuhan cairan pada penderita luka bakar
yaitu :
a) cara Evans
Untuk menghitung kebutuhan pada hari pertama hitunglah :
Berat badan (kg) X % luka bakar X 1cc Nacl
Berat badan (kg) X % luka bakar X 1cc larutan koloid
3.2000cc glukosa 5%
Separuh dari jumlah (1). (2), (3) diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan
dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairn hari pertama.
Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan yang diberikan hari kedua. Sebagai
monitoring pemberian lakukan penghitungan diuresis.
b) cara Baxter
Merupakan cara lain yang lebih sederhana dan banyak dipakai. Jumlah kebutuhan cairan
pada hari pertama dihitung dengan rumus :
Baxter = % luka bakar X BB (kg) X 4cc
Separuh dari jumlah cairan yang diberikan dalam 8 jam pertama, sisanya diberikan
dalam 16 jam. Hari pertama terutama diberikan elektrolit yaitu larutan ringer laktat
karena terjadi hiponatremi. Untuk hari kedua diberikan setengah dari jumlah pemberian
hari pertama.
c) Infus, kateter, CVP, oksigen, Laboratorium, kultur luka.
d) Monitor urine dan CVP.
e) Topikal dan tutup luka
- Cuci luka dengan savlon : NaCl 0,9% ( 1 : 30 ) + buang jaringan nekrotik.
- Tulle
- Silver sulfa diazin tebal.
- Tutup kassa tebal.
- Evaluasi 5 – 7 hari, kecuali balutan kotor.
f) Obat – obatan
- Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian.
- Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai kultur.
- Analgetik : kuat (morfin, petidine)
- Antasida : kalau perlu
2. Penatalaksanaan Pembedahan
Eskaratomi dilakukan juga pada luka bakar derajat III yang melingkar pada ekstremitas atau tubuh. Hal
ini dilakukan untuk sirkulasi bagian distal akibat pengerutan dan penjepitan dari eskar. Tanda dini
penjepitan berupa nyeri, kemudian kehilangan daya rasa menjadi kebal pada ujung-ujung distal.
Tindakan yang dilakukan yaitu membuat irisan memanjang yang membuka eskar sampai penjepitan
bebas.
Debirdemen diusahakan sedini mungkin untuk membuang jaringan mati dengan jalan eksisi tangensial.
(Arif, 2000)
Sumber : Wim De Jong. Buku ajar Ilmu Bedah
9. Apa saja komplikasi yg dapat timbul dari luka bakar?
Jawab :
1. Infeksi
Infeksi merupakan masalah utama. Bila infeksi berat, maka penderita dapat mengalami sepsis.
Berikan antibiotika berspektrum luas, bila perlu dalam bentuk kombinasi. Kortikosteroid jangan
diberikan karena bersifat imunosupresif (menekan daya tahan), kecuali pada keadaan tertentu,
misalnya pda edema larings berat demi kepentingan penyelamatan jiwa penderita.
2. Curling’s ulcer (ulkus Curling)
Ini merupakan komplikasi serius, biasanya muncul pada hari ke 5–10. Terjadi ulkus pada duodenum
atau lambung, kadang-kadang dijumpai hematemesis. Antasida harus diberikan secara rutin pada
penderita luka bakar sedang hingga berat. Pada endoskopi 75% penderita luka bakar menunjukkan
ulkus di duodenum.
3. Gangguan Jalan nafas
Paling dini muncul dibandingkan komplikasi lainnya, muncul pada hari pertama. Terjadi karena
inhalasi, aspirasi, edema paru dan infeksi. Penanganan dengan jalan membersihkan jalan nafas,
memberikan oksigen, trakeostomi, pemberian kortikosteroid dosis tinggi dan antibiotika.
4. Konvulsi
Komplikasi yang sering terjadi pada anak-anak adalah konvulsi. Hal ini disebabkan oleh
ketidakseimbangan elektrolit, hipoksia, infeksi, obat-obatan (penisilin, aminofilin, difenhidramin) dan
33% oleh sebab yang tak diketahui.
5. Kontraktur
Merupakan gangguan fungsi pergerakan
6. Ganguan Kosmetik akibat jaringan parut
Sumber : Doenges, M. E., & Moorhouse, M. F. (2000). Nurse's pocket guide: Diagnoses, interventions, and
rationales. FA Davis Company.
Sumber : Pierce A Grace & Neil R Borley. At a Glance Ilmu Bedah Ed/3. Jakarta: Erlangga