PUSAT BUDIDAYA
STOK BENIH
PRODUKSI BENIH
PEMELIHARAAN
PELEPASAN
SEA RANCHING
PEMBESARAN
PEMANENAN
PEMASARAN
Gambar 2 Tipe Pemanenan atau Harvest Type Sea Ranching (Maasaru,1999).
PUSAT BUDIDAYA
STOK BENIH
PRODUKSI BENIH
PEMELIHARAAN
PELEPASAN
JUVENILE
SEA RANCHING
PEMBENIHAN TUMBUH
PERBAIKAN
LINGKUNGAN
PENELURAN DEWASA
KONTROL LINGKUNGAN
PEMATANGAN
PEMANENAN
PEMASARAN
Gambar 3 Tipe Penerimaan atau Recruit Type Sea Ranching (Maasaru, 1999).
2. Karakteristik Ekologi
Terumbu karang tidak hanya terdiri hanya dari terumbu karang, tetapi
juga daerah berpasir, bermacam-macam goa dan lubang/celah, wilayah alga,
perairan dangkal, perairan dalan serta adanya zonasi terumbu karang. Diversitas
dan densitas ikan karang yang tinggi disebabkan oleh banyaknya variasi habitat
yang terdapat di terumbu karang. Ikan-ikan tersebut memiliki relung ekologi yang
lebih sempit sehingga lebih banyak spesies yang hanya dapat bergerak dalam
area tertentu. Sebagai akibat dari keadaan ini, ikan-ikan terbatas pada
terlokalisasi di area tertentu pada terumbu karang. Selain itu juga diantara ikan-
ikan tersebut yang dapat bermigrasi dan bahkan beberapa spesies melindungi
wilayahnya (Nybakken, 1992).
Keterkaitan ikan karang dengan karang dalam suatu ekologi yang sama
pada suatu area adalah kompleks, sebagai contoh keterkaitan khusus yang
terjadi pada spesies pemakan bentik sessil dan invertebrata kecil. Hal ini
menghasilkan banyak diversitas yang harus diidentifikasi. Kerumitan substrat
sebagai tempat perlindungan lebih mencirikan karakteristik ekologi dari populasi
ikan karang dibandingkan substrat sebagai sumber pakan (Choat dan Bellwood,
1991).
3. Karakteristik habitat
Perbedaan habitat terumbu karang dapat mendukung adanya perbedaan
kelompok ikan. Oleh karena itu, interaksi intra dan inter spesies berperan penting
dalam penentuan penguasaan ruang (spacing) sehingga banyak ikan-ikan yang
menempati ruang tertentu. Tiap kelompok ikan masing-masing mempunyai
habitat yang berbeda, tetapi banyak spesies mempunyai habitat yang lebih dari
satu. Pada umumnya setiap spesies mempunyai kesukaan dan referensi
terhadap habitat tertetu (Hutomo, 1986).
Keberadaan karang merupakan habitat penting bagi ikan karang, karena
sebagian besar populasi ikan karang mengadakan rekruit secara langsung dalam
terumbu karang. Stadia planktonik ikan karang selalu berada pada subtrat
karang, ikan-ikan ini terdiri dari Scarids, Acanthurids, Siganids, chaetodontids,
Pomacantids dan banyak spesies labrids dan pomacentrids. Anggota dari
populasi ini tidak selalu berasosiasi dengan karang tetapi pergerakannya
kebanyakan berasosiasi dengan struktur khusus dan keadaan biotik dari karang.
Keberadaan ikan karang dipengaruhi oleh kondisi atau kualitas air sebagai
habitatnya.
4. Pola Distribusi
Salah satu fenomena yang menarik mengenai distribusi ikan karang adalah
adanya perbedaan jenis ikan pada siang dan malam hari. Pada malam hari
spesies diurnal bersembunyi di karang sedangkan spesies nokturnal mencari
makan, sebaliknya pada siang hari spesies diurnal mencari makan dan spesies
nokturnal bersembunyi. Pada habitat terumbu karang, keberadaan ruang lebih
menjadi faktor pembatas dibanding pakan, sehingga ruang di daerah terumbu
karang dapat menggambarkan distribusi ikan karang. Selain itu, beberapa ikan
berdistribusi berdasarkan keadaan pasang surut (Russel, Anderson, Golman,
1987).
Asosiasi habitat dapat digunakan untuk menjelaskan pola distribusi ikan
karang dan banyak spesies mempunyai distribusi geografis yang luas. Kelompok
ikan yang selalu berasosiasi dengan karang akan mencapai kelimpahan yang
sangat tinggi dalam habitat yang mempunyai kisaran geografis besar. Asosiasi ini
kemungkinan dapat dijadikan sebagai penjelasan tentang biogeografi (Choat dan
Bellwood, 1991). Menurut White (1987), dasar perairan merupakan salah satu
faktor utama yang menentukan pola distribusi dan kelimpahan ikan karang.
Beberapa famili ikan karang yang umum dijumpai di daerah terumbu
karang yang dikelompokkan berdasarkan peranannya adalah sebagai berikut
(Kuiter, R. H. 1992 );
1. Ikan target: Ikan yang merupakan target untuk penangkapan atau lebih dikenal
juga dengan ikan ekonomis penting atau ikan konsumsi seperti; Seranidae,
Lutjanidae, Kyphosidae, Lethrinidae, Acanthuridae, Mulidae, Siganidae Labridae
(Chelinus, Himigymnus, choerodon) dan Haemulidae. Salah satu contoh ikan
target adalah Ikan kerapu dari famili Seranidae dalam dunia internasional
dikenal dengan nama grouper/trout. Ikan jenis ini merupakan ikan konsumsi yang
dipasarkan dalam keadaan hidup.
2. Ikan indikator: Sebagai ikan penentu untuk terumbu karang karena ikan ini erat
hubunganya dengan kesuburan terumbu karang yaitu ikan dari Famili
Chaetodontidae (kepe-kepe).
3. Ikan mayor (Mayor Family): Ikan ini umumnya dalam jumlah banyak dan
banyak dijadikan ikan hias air laut seperti: Pomacentridae, Caesionidae,
Scaridae, Pomacanthidae, Labridae, Apogonidae dll. Contoh: ikan badut (Clown
fish) dari famili Pomacanthidae.
SIG pada dasarnya adalah suatu sistem informasi (perangkat lunak) yang
bereferensi dan berbasis komputer yang mampu menampung, menyimpan,
mengolah, dan mensimulasi data spasial, sehingga menghasilkan output sesuai
tujuan. SIG bermanfaat untuk melakukan perencanaan agar karakteristik dan
potensi suatu wilayah dapat digambarkan dengan baik. Mampu
mengintegrasikan beberapa data/peta dan mempunyai kemampuan sebagai
pangkalan data yang selalu dapat diperbaharui dan ditambah isinya sedemikan
rupa sehingga data dapat dipilih dan dipergunakan bagi kepentingan dalam
pengambilan keputusan. Dalam SIG data disimpan dalam dua bentuk yaitu:
data spasial dan atribut. Untuk keperluan analisis data spasial, data atribut
disimpan secara terpisah, kemudian diintegrasikan (ESRI, 1990).