Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam beberapa dekade terakhir beberapa jenis virus dapat meyebabkan
infeksi pada manusia. Pada tanggal 12 Maret 2003, World Health
Organization/WHO mengeluarkan suatu peringatan ke seluruh dunia tentang
adanya suatu penyakit yang disebutnya sebagai sindrom pernapasan akut
parah (Severe Acute Respiratory Syndrom). Penyakit ini digambarkan sebagai
radang paru (pneumonia) yang berkembang secara sangat cepat, progresif, dan
sering kali bersifat fatal. SARS pertama kali muncul pada November 2002 di
Provinsi Guangdong, Tiongkok. SARS dipercayai disebabkan oleh
coronavirus. Kasus SARS dilaporkan dijumpai di Cina, Hongkong, Vietnam,
Singapura dan Kanada pada akhir Februari 2003. Sejak itu SARS di ketahui
menyebar kelebih dari 20 tempat lain di dunia mengikuti rute penerbangan.
WHO melaporkan sampai bulan Juli 2003 telah terjadi 8.442 kasus SARS
di 30 negara dengan 812 kematian. WHO merekomendasikan setiap orang
yang menderita demam panas mendadak untuk menunda perjalanannya
sampai sehat kembali dari negara terjangkit (affected area). WHO melaporkan
bahwa 30% kasus SARS terjadi pada petugas kesehatan. Penularan SARS
terjadi karena kontak pada saat merawat penderita. Disamping itu resiko
penularan dapat terjadi pada penderita lain yang sedang di rawat di rumah
sakit, anggota keluarga serumah, orang yang menjaga penderita maupun tamu
penderita.

1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain mengetahui :
1. Pengertian SARS
2. Klasifikasi SARS
3. Faktor Resiko SARS
4. Patofisiologi SARS
5. Manifestasi Klinis SARS
6. Penatalaksanaan SARS
7. Asuhan Keperawatan pada pasien SARS

1.3 Manfaat
Mengetahui dan menjabarkan tentang penyakit SARS. Dan diharapkan
makalah ini dapat menjadi referensi dan berguna bagi pembaca.

2
BAB II
KONSEP SARS

2.1 Pengertian SARS


Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) adalah penyakit infeksi
saluran nafas yang disebabkan oleh virus corona dengan sekumpulan gejala
klinis yang sangat berat (Chen & Rumende, 2006). SARS adalah sindrom
pernapasan akut berat yang merupakan penyakit infeksi pada jaringan paru
manusia yang penyebabnya adalah Coronavirus (Pouten et al, 2003).
SARS (Severe acute respiratory syndrome) adalah sekumpulan gejala sakit
pernapasan yang mendadak dan berat atau yang disebut juga penyakit infeksi
saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus Corona Family Paramyxovirus
(Zhang et al.,2006). SARS adalah satu jenis kegagalan paru-paru dengan
berbagai kelainan yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya pengumpulan
cairan di paru-paru (Svoboda, 2006). Coronavirus berasal dari kata “ Corona
“ yang berasal dari bahasa latin yang artinya Crown. Ini sesuai dengan
bentuk Coronavirus itu sendiri yang kalau dilihat dengan mikroskrop tampak
seperti mahkota.

2.2 Klasifikasi SARS


Secara proposional ada dua kasus SARS yaitu : “ Suspect “ dan “ Probable “
sesuai kriteria WHO :
1. Suspect SARS
a) Adalah seseorang yang menderita sakit dengan gejala demam tinggi (
>38° ) dengan satu atau lebih gangguan pernafasan, yaitu batuk, nafas
pendek, dan kesulitan bernafas. Dalam keadaan :
- Dalam 10 hari terakhir sakit, mempunyai riwayat dengan
seseorang yang telah di diagnosis sebagai penderita SARS, dimana
orang yang berresiko tersebut adalah orang merawat, tinggal

3
serumah atau berhubungan langsung dengan cairan saluran
pernafasan maupun jaringan tubuh seseorang penderita SARS.
- Dalam 10 terakhir sebelum sakit, melakukan perjalanan ketempat
yang seseuai dengan ketetapan WHO yaitu Kanada, Singapura,
China, Hongkong, Taiwan, Vietnam.
- Penduduk dari daerah terjangkit.
b) Adalah seseorang yang meninggal dunia karena mengalami gagal
nafas akut yang tidak diketahui penyebabnya dan tidak dilakukan
outopsi untuk mengetahui penyebabnya. Pada 10 hari sebelum
meninggal, orang tersebut mengalami satu atau lebih kondisi dibawah
ini :
- Kontak erat dengan seseorang yang telah didiagnosa Suspect atau
Probable SARS.
- Riwayat berkunjung ketempat atau ke negara yang terkenal wabah
SARS
- Bertempat tinggal atau pernah tinggal ditempat yang terjangkit
wabah SARS.
2. Probable SARS
Seseorang yang meninggal karena penyakit saluran pernafasan
yang tidak jelas penyebabnya, dan pada pemeriksaan autopsi ditemukan
tanda patologis berupa Respiratory Distess Syndrome yang tidak jelas
penyebabnya.

2.3 Faktor Resiko


1. Faktor diri : umur, jenis kelamin, status gizi, kelainan kongenital, imunologis,
BBLR, dan premature.
2. Faktor lingkungan : pola hidup, asap rokok, keterpaparan terhadap infeksi,
sosial ekonomi, kepadatan tempat tinggal dan polusi udara.
3. Defisiensi udara.
4. Defisiensi vitamin
5. Tingkat sosio tingkat rendah.

4
6. Tingkat jangkauan pelayanan kesehatan yang rendah
7. Menderita penyakit yang kronis
8. Aspek kepercayaan setempat dalam praktek pencarian pengobatan yang salah.

2.4 Patofisiologi SARS


Penyebab penyakit SARS disebabkan oleh Coronavirus. Virus ini stabil
pada tinja dan urine pada suhu kamar selama 1-2 hari dan dapat bertahan
lebih dari 4 hari. Seperti virus lain, Corona menyebar lewat udara, masuk
melalui saluran pernafasan, lalu bersarang dalam paru-paru. Lalu berinkubasi
dalam paru-paru selama 2-10 hari yang kemudian menyebabkan paru-paru
akan meradang sehingga bernafas menjadi sulit. Metode ini penularannya
melalui udara serta kontak langsung dengan pasien atau terkena cairan pasien.
Misalnya terkena ludah saat pasien bersin dan batuk. Dan kemungkinan juga
melalui pakaian yang terkontaminasi. Masa penularan berlangsung kurang
dari 21 hari. Petugas kesehatan yang kontak langsung dengan penderita
mempunyai resiko paling tinggi tertular.

2.5 Manifestasi Klinis SARS


Suhu badan lebih dari 38oC ditambah batuk, sulit bernafas, dan nafas
pendek-pendek. Jika sudah terjadi gejala-gejala itu dan pernah berkontak
dekat dengan pasien penyakit ini, baru bisa disebut suspect. Kalau setelah
dirontgen terlihat ada pneumonia atau radang paru-paru terjadi gagal
pernafasan, orang itu bisa disebut probable SARS atau bisa diduga terkena
SARS.
Gejala lainnya sakit kepala, otot terasa kaku, diare yang tak henti-henti,
timbul bintik-bintik pada kulit dan badan lemas beberapa hari. Ini semua
adalah gejala yang kasat mata bisa dirasakan langsung oleh orang yang
diduga menderita SARS itu tapi gejala itu tidak cukup kuat jika belum ada
kontak langsung dengan pasien. Tetap diperlukan pemeriksaan medis
sebelum seseorang disimpulkan terkena penyakit ini. paru-parunya
mengalami radang, limfositnya menurun, trombositnya mungkin juga

5
menurun. Kalau sudah berat, oksigen dalam darah menurun dan enzim hati
akan meningkat. Ini semua gejala yang bisa dilihat dengan alat medis. Tapi
semua gejala itu masih bisa berubah. penelitian terus dilangsungkan sampai
sekarang.

2.6 Penatalaksanaan SARS


1. Terapi supportif umum : meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi
yang adekuat , pemberian multivitamin dan lain-lain.
- Terapi oksigen
- Humidifikasi dengan nebulizer
- Fisioterapi dada
- Pengaturan cairan
- Pemberian kortokosteoid pada fase sepsis yang berat
- Obat inotroponik
- Ventilasi mekanis
- Drainase empyema
- Bila terdapat gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori cukup.
2. Terapi antibiotik
Agen anti-bakteri secara rutin diresepkan untuk SARS karena
menyajikan fitur non-spesifik dan cepat tes laboratorium yang dapat
diandalkan untuk mendiagnosis SARS-covirus dalam beberapa hari
pertama belum tersedia.

6
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN SARS

3.1 Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, keyakinan, pekerjaan, status
perkawinan, dan alamat.
2. Riwayat kesehatan
Sejak kapan, semakin memburuknya kondisi, upaya yang dilakukan
selama menderita penyakit.
3. Pengkajian fisik
Inspeksi : sesak, batuk, nyeri dada, penggunaan otot bantu pernafasan,
pernafasan diafagma dan perut meningkat, pernafasan cuping hidung, pola
nafas cepat dangkal, retraksi otot bantu pernafasan, RR> 30x / menit.
Palpasi : Demam, Denyut nadi meningkat.
Perkusi : Terdengar suara timpani pada abdomen
Auskultasi : Terdengar suara ronchi basah, bising usus meningkat.
- Nyeri kepala, terjadi penurunan kesadaran.
- Terkadang produksi urine menurun.
- Mual, muntah, diare, bising usus meningkat, nafsu makan
menurun.
- Nyeri otot, kelemahan pada otot.

3.3 Diagnosa keperawatan


- Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi
jalan nafas.
- Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
alveolar-kapiler.
- Diare berhubungan dengan inflamasi
- Resiko infeksi berhubungan dengan wabah SARS

7
- Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan
- Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
- Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
- Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi
- Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
- Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan
ketidakseimbangan cairan
- Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai O2
dan CO2
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan absorpsi nutrisi

3.4 Intervensi
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan
nafas
- Kaji fungsi pernapasan (bunyi nafas, kecepatan nafas, dan
kedalaman)
- Ajarkan kepada pasien tentang batuk dan teknik nafas dalam
- Berikan pasien posisi semi fowler dan bantu pasien untuk batuk
dan latihan nafas dalam
- Bersihkan secret dari mulut dan trakea
- Lembabkan udara (inspirasi oksigen)
- Beri obat-obatan sesuai indikasi
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
alveolar-kapiler
- Kaji frekuensi dan kedalaman nafas
- Bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah untuk bernafas
(tinggikan tempat tidur)
- Dorong mengeluarkan sputum
- Pertahankan istirahat tidur
3. Diare berhubungan dengan inflamasi

8
- Timbang berat badan pasien setiap hari
- Kaji frekuensi, warna, dan jumlah(ukuran) feses
- Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan
- Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak ke pasien
- Jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi,
makanan pedas, minuman terlalu panas atau dingin)
- Ajarkan keluarga dalam merawat perianal
4. Resiko Infeksi berhubungan dengan wabah SARS
- Pantau tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan pasien teknik mencuci tangan yang benar
- Berikan terapi antibiotik
- Lakukan teknik steril
- Lakukan penkes tentang pencegahan dan penularan
5. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
- Intruksikan kepada pasien tentang penggunaan teknik relaksasi
- Dampingi pasien, berikan ketenangan dan rasa nyaman
- Dorong pasien untuk mengungkapkan secara verbal pikiran dan
perasaan
- Intruksikan teknik pengalihan (televisi, permainan)

3.5 Implementasi
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan
nafas
- Mengkaji fungsi pernapasan
- Membantu pasien posisi semi fowler
- Mengajarkan pasein teknik napas dalam
- Membersihkan secret dari mulut dan trakea pasien (penghisapan)
- Memberi pasien obat sesuai indikasi
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
alveolar-kapiler
- Mengkaji frekuensi dan kedalaman nafas pasien

9
- Membantu pasien untuk memilih posisi yang mudah untuk
bernafas (meninggikan tempat tidur pasien)
- Mendorong pasien untuk mengeluarkan sputum (batuk efektif)
- Menganjurkan pasien untuk teknik relaksasi sebelum tidur
3. Diare berhubungan dengan inflamasi
- Menimbang berat badan pasien setiap hari
- Mengkaji frekuensi, warna, dan jumlah(ukuran) feses
- Memantau tanda dan gejala kekurangan cairan
- Menganjurkan keluarga untuk memberi minum banyak ke pasien
- Menjelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi,
makanan pedas, minuman terlalu panas atau dingin)
- Mengajarkan keluarga dalam merawat perianal pasien
4. Resiko infeksi berhubungan dengan wabah SARS
- Memantau tanda dan gejala infeksi
- Mengajarkan pasien teknik mencuci tangan yang benar
- Memberikan pasien terapi antibiotik
- Melakukan teknik steril
- Melakukan penkes tentang pencegahan dan penularan
5. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
- mengintruksikan kepada pasien tentang penggunaan teknik
relaksasi
- mendampingi pasien, berikan ketenangan dan rasa nyaman
- Mendorong pasien untuk mengungkapkan secara verbal pikiran
dan perasaan
- Mengintruksikan teknik pengalihan (televisi, permainan)

3.6 Evaluasi
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan
nafas teratasi
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
alveolar-kapiler teratasi

10
3. Diare berhubungan dengan inflamasi teratasi
4. Resiko infeksi berhubungan dengan wabah SARS tidak terjadi
5. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan teratasi

11
BAB IV

KESIMPULAN

SARS (Severe acute respiratory syndrome) adalah sekumpulan gejala sakit


pernapasan yang mendadak dan berat atau yang disebut juga penyakit infeksi
saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus Corona Family Paramyxovirus.
SARS terbagi dua yaitu Suspect SARS dan Probable SARS. SARS adalah
satu jenis kegagalan paru-paru dengan berbagai kelainan yang berbeda, yang
menyebabkan terjadinya pengumpulan cairan di paru-paru. Penyakit ini menular
melalui kontak langsung dan tidak langsung dari hewan ke manusia dan dari
manusia ke manusia.

12

Anda mungkin juga menyukai