Anda di halaman 1dari 41

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kondisi bumi kita kian lama kian mengenaskan karena tercemarnya lingkungan dari
efek rumah kaca (greenhouse effect) yang menyebabkan global warming, hujan asam
rusaknya lapisan ozon hingga hilangya hutan tropis. Semua jenis polutan itu rata-rata akibat
dari penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, uranium, plutonium, batu bara dan
lainya yang tiada hentinya. Padahal kita tahu bahwa bahan bakar fosil tidak dapat
diperbaharui, tidak seperti bahan bakar non fosil. Dengan kondisi yang sudah sedemkian
memperhatinkan, gerakan hemat energi sudah merupakan keharusan di seluruh dunia. Salah
satunya dengan menghemat bahan bakar dan menggunakan bahan bakar non-fosil yang dapat
diperbaharui seperti tenaga angin, tenaga air, energy panas bumi, tenaga matahari, dan
lainya. Duniapun sudah mulai merubah trend produksi dan penggunaan bahan bakarnya, dari
bahan bakar fosil beralih ke bahan bakar non-fosil, terutama tenaga surya yang tidak terbatas.
Sebagai Negara yang cukup peduli dengan alam yaitu negeri kita Indonesia.

Indonesia adalah negeri yang kaya raya. Untuk itu kita sebagai warga negara Indonesia
harusnya bangga dengan negeri ini yang memiliki kekayaan alam yang melimpah. Potensi
kekayaan alam Indonesia sangat luar biasa, baik yang bersumber hayati maupun non hayati.
Kekayaan alam negeri ini terbentang dari Sabang di ujung barat sampai Merauke di ujung
timur. Kekayaan alam negeri ini yang sangat berlimpah merupakan anugerah dari Allah SWT
yang di amanahkan untuk rakyat Indonesia. Amanah tersebut seharusnya dijaga dengan
sebaik-baiknya dan dijalankan demi kemakmuran, khususnya rakyat Indonesia. Banyak cara
untuk menjalankan amanah tersebut, antara lain dengan mengelola kekayaan alam dengan
baik dan benar, serta tidak merusak lingkungan.

Salah satu potensi besar yang dimiliki Indonesia dari kekayaan alamnya, serta bisa kita
kelola demi kelangsungan negeri ini adalah sumber energi. Sampai saat ini, Indonesia masih
menjadikan minyak bumi, batu bara, dan gas alam sebagai produsen utama, yang mana
seperti kita ketahui secara perlahan-lahan persediaannya mulai menipis. Sedangkan kekayaan
negeri ini bukan hanya hasil tambang.
Seperti kita semua ketahui, Indonesia berada dijalur garis khatulistiwa yang diberkahi
sinar matahari sepanjang tahun. Indonesia juga memiliki potensi angin melimpah karena
memiliki garis pantai yang sangat panjang. Belum lagi jajaran gunung berapi yang
menyediakan potensi panas bumi yang besar. Selain itu, Indonesia juga punya potensi arus
yang deras hampir sepanjang tahun.

Namun, negeri ini ternyata belum mampu mengoptimalkan sumber energi yang sudah
tersedia dan melimpah tersebut. Hal ini disebabkan karena pemanfaatan energi di negeri ini
hanya berkutat pada pengelolaan dan distribusi minyak bumi. Sedangkan energi terbarukan
yang mudah didapat seperti angin, arus dan matahari belum di manfaatkan serta digunakan
secara maksimal.

Oleh karena itu, Indonesia harus segera memanfaatkan sumber-sumber energi tersebut
menjadi energi terbarukan, sebelum energi yang digunakan saat ini semakin menipis. Selain
permasalahan tersebut, Indonesia juga akan menghadapi pertumbuhan kebutuhan energi
dalam 20 tahun ke depan dan diprediksi akan mengalami kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan energy. Bebrapa sumber energy tebarukan yang patut dijadikan perhatian besar
adalah PLTS dan PLTB.

1.2.RUMUSAN MASALAH
Hal-hal yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
1. Penegertian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga
Bayu/Angin (PLTB)
2. Bagian-bagian PLTS dan PLTB
3. Prinsip kerja PLTS dan PLTB
4. Keuntungan PLTMH
5. Kekurangan PLTMH
6. Pemanfaatan PLTMH

1.3.TUJUAN
Tujuan dibuatnya makalah tentang pembangkit listrik tenaga mikrohidro adalah :
1. Untuk mengenal dan mengetahui Pembangkit listrik tenaga mikrohidro.
2. Sebagai salah satu solusi sumber energy terbarukan.
3. Salah satu solusi pemerataan energy listrik di Negara kita.
BAB II

ISI

I. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS)

I.1. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Pembangkit listrik tenaga surya adalah pembangkit listrik yang mengubah energy
surya atau energy cahaya menjadi energy listrik. Pembangkitan listrik bisa dilakukan dengan
dua cara, yaitu secara langsung menggunakan photovoltaic dan secara tidak langsung
dengan pemusatan energi surya. Photovoltaic mengubah secara langsung energi cahaya
menjadi listrik menggunakan efek fotoelektrik. Pemusatan energi surya menggunakan sistem
lensa atau cermin dikombinasikan dengan sistem pelacak untuk memfokuskan energi
matahari ke satu titik untuk memanaskan mesin kalor.

I.2. Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Pembangkit listrik Tenaga Surya merupakan jenis pembangkit listrik alternative yang
apat mengkonfersikan energy cahaya menjadi energy listrik. Secara umum ada dua
Pembangkit Listrik Tenaga Surya, yaitu :

1. Pembangkit Listrik Surya Termal (Solar Thermal Power Plant)

Pada pembangkit jenis ini, energy cahaya matahari digunakan untuk memanaskan
suatu fluida yang kemudian fluida tesebut akan memanaskan air. Air yang panas akan
menghasilkan uap untuk digunakan untuk memutar turbin. Pembangkit ini juga biasa
dikenal sebagai pembangkit listrik surya terkonsentrasi. Tipe yang paling banyak
digunakan adalah desain parabola cekung. Cermin parabola dirancang untuk
menangkap dan memfokuskan berkas cahaya ke satu titk focus. Pada titik focus
tersebut terdapat pipa hitam yang panjangnya sepanjang cermin tersebut. Didalam
pipa tersebut terdapat fluida yang dipanaskan hingga temperature tinggi berkisar 300
fahrenheit (150 oC). fluida panas tersebut dialirkan dalam pipa menuju ruang
pembangkitan untuk memasak air yang menghasilkan uap yang menggerakkan turbin.
Versi lain dari pembangkit listrik surya termal ini adalah penggunaan tower
listrik. Tower listrik ni membuat pembangkit listrik termal menuju ke arah baru.
Cermin disituasikan untuk memfokuskan radiasi cahaya ke satu titik fokus, yaitu
sebuah menara tinggi yang mana menara ini menerima cahaya untuk mendidihkan air
dan menghasilkan uap. Cermina-cermin yang digunakan biasanya dikoneksikan ke
sebuah sistem penjejakan (tracking system) cahaya dimana sistem tersebut mengatur
cermin agar selalu menghadap matahari. Tower listrik ini memiliki keuntungan seperti
waktu pembangunan yang relatif cepat.
Bagian-bagian Pembangkit Listrik Surya Termal

1. Cermin

Cermin dibentuk seperti setengah pipa dan linear, berbentuk reflektor parabola
ditutupi dengan lebih dari 900.000 cermin dari utara-selatan secara sejajar dan mempunyai
poros putaran mengikuti matahari ketika bergerak dari timur ke barat di siang hari.

Karena bentuknya, jenis pembangkit ini bisa mencapai suhu operasi sekitar 750 derajat F
(400 derajat C), mengkonsentrasikan sinar matahari pada 30 sampai 100 kali intensitas
normal perpindahan panas-cairan atau air/uap pipa. Cairan panas yang digunakan untuk
menghasilkan uap, dan uap kemudian memutarkan turbin sebagai generator untuk
menghasilkan listrik.

2. Menara/Tower

Menara listrik bergantung pada ribuan heliostats, yang besar, cermin datar matahari sebagai
pelacakan, untuk fokus dan mengkonsentrasikan radiasi matahari ke penerima menara
tunggal. Seperti halnya pada palung cermin parabola, transfer cairan panas atau uap
dipanaskan dalam receiver (menara yang mampu mengkonsentrasikan energi matahari
sebanyak 1.500 kali), kemudian diubah menjadi uap dan digunakan untuk menghasilkan
listrik dengan turbin dan Generator. Desain menara listrik masih dalam pengembangan, akan
tetapi suatu hari nanti bisa direalisasikan sebagai pembangkit listrik grid-connected
memproduksi sekitar 200 megawatt listrik per tower.

3. Mesin

Dibandingkan cermin parabola dan menara listrik, sistem mesin adalah produsen kecil
(sekitar 3 sampai 25 kilowatt). Ada dua komponen utama: konsentrator surya dan unit
konversi daya (mesin / genset). Mesin ini menunjuk dan melacak matahari dan
mengumpulkan energi matahari,sserta mampu mengkonsentrasikan energi sekitar 2.000
kali.

Sebuah penerima termal, serangkaian tabung diisi dengan cairan pendingin (seperti hidrogen
atau helium), berada di antara piring dan mesin. Hal ini bertujuan untuk menyerap energi
surya terkonsentrasi dari piringan, kemudian mengkonversi panas dan mengirimkan panas ke
mesin di mana berubah menjadi listrik.

4. penyimpan energy panas

Sistem panas matahari adalah solusi energi terbarukan yang menjanjikan karena
matahari adalah sumber daya yang melimpah. Kecuali dimalam hari. Atau saat matahari
terhalang oleh awan. Sistem penyimpanan energi panas tekanan tinggi pada tangki
penyimpanan cairan digunakan bersama dengan sistem panas matahari untuk memungkinkan
pembangkit menyimpan energi potensial listrik. Penyimpanan off-peak adalah komponen
penting untuk efektivitas pembangkit listrik panas matahari. Tiga teknologi TES (Thermal
Energy Storage) primer telah diuji sejak 1980-an ketika pembangkit listrik termal pertama
dibangun dengan sistem langsung dua-tangki, sistem tidak langsung dua-tank dan sistem
termoklin tunggal-tank. Dalam sistem langsung dua-tangki, energi panas matahari disimpan
tepat di tempat yang sama dengan transfer cairan panas yang dikumpulkan. Cairan ini dibagi
menjadi dua tank, satu tangki penyimpanan pada suhu rendah dan yang lain pada suhu tinggi.
Cairan yang disimpan dalam tangki suhu rendah berjalan melalui kolektor surya pembangkit
listrik di mana dipanaskan dan dikirim ke tangki suhu tinggi. Cairan disimpan pada suhu
tinggi dikirim melalui penukar panas yang menghasilkan uap, yang kemudian digunakan
untuk menghasilkan listrik di generator. Dan setelah melalui penukar panas, cairan kemudian
kembali ke tangki suhu rendah. Sebuah sistem tidak langsung dua-tangki berfungsi pada
dasarnya sama dengan sistem langsung kecuali bekerja dengan berbagai jenis transfer panas
cairan, biasanya dengan harga yang mahal atau tidak dimaksudkan untuk digunakan sebagai
cairan penyimpanan. Untuk mengatasi hal ini, sistem tidak langsung melewati cairan suhu
rendah melalui penukar panas tambahan. Berbeda dengan sistem dua tangki, sistem termoklin
tunggal-tank menyimpan energi panas sebagai padatan, biasanya berbentuk pasir silika. Di
dalam sebuah tangki tunggal, bagian padat disimpan dari suhu rendah ke suhu tinggi, dalam
gradien suhu, tergantung pada aliran cairan.

Untuk tujuan penyimpanan, transfer cairan panas mengalir ke bagian atas tangki dan
mendingin karena perjalanan ke bawah, keluar sebagai cairan suhu rendah. Untuk
menghasilkan uap dan menghasilkan listrik, proses dibalik.

Sistem panas matahari yang menggunakan minyak mineral atau garam cair sebagai media
transfer panas yang utama untuk TES, tapi sayangnya tanpa penelitian lebih lanjut, sistem
yang berjalan di atas air/uap tidak dapat menyimpan energi panas.

2. Pembangkit Listrik Tenaga Surya Sel Photovoltaik (Solar Cell


Photovoltaik Plant)

1. Prinsip kerja

Proses pengubahan atau konversi cahaya matahari menjadi listrik ini dimungkinkan
karena bahan material yang menyusun sel surya berupa semikonduktor. Lebih tepatnya
tersusun atas dua jenis semikonduktor; yakni jenis n dan jenis p.
Semikonduktor jenis n merupakan semikonduktor yang memiliki kelebihan elektron,
sehingga kelebihan muatan negatif, (n = negatif). Sedangkan semikonduktor jenis p memiliki
kelebihan hole, sehingga disebut dengan p ( p = positif) karena kelebihan muatan positif.
Caranya, dengan menambahkan unsur lain ke dalam semkonduktor, maka kita dapat
mengontrol jenis semikonduktor tersebut, sebagaimana diilustrasikan pada gambar di bawah
ini.

Misal semikonduktor intrinsik yang dimaksud ialah silikon (Si). Semikonduktor jenis
p, biasanya dibuat dengan menambahkan unsur boron (B), aluminum (Al), gallium (Ga) atau
Indium (In) ke dalam Si. Unsur-unsur tambahan ini akan menambah jumlah hole. Sedangkan
semikonduktor jenis n dibuat dengan menambahkan nitrogen (N), fosfor (P) atau arsen (As)
ke dalam Si. Dari sini, tambahan elektron dapat diperoleh. Sedangkan, Si intrinsik sendiri
tidak mengandung unsur tambahan. Usaha menambahkan unsur tambahan ini disebut dengan
doping yang jumlahnya tidak lebih dari 1 % dibandingkan dengan berat Si yang hendak di-
doping.

Dua jenis semikonduktor n dan p ini jika disatukan akan membentuk sambungan p-n atau
dioda p-n (istilah lain menyebutnya dengan sambungan metalurgi / metallurgical junction)
yang dapat digambarkan sebagai berikut.
1. Semikonduktor jenis p dan n sebelum disambung.

2. Sesaat setelah dua jenis semikonduktor ini disambung, terjadi perpindahan elektron-
elektron dari semikonduktor n menuju semikonduktor p, dan perpindahan hole dari
semikonduktor p menuju semikonduktor n.

Perpindahan elektron maupun hole ini hanya sampai pada jarak tertentu dari batas
sambunganawal.

3. Elektron dari semikonduktor n bersatu dengan hole pada semikonduktor p yang


mengakibatkan jumlah hole pada semikonduktor p akan berkurang. Daerah ini
akhirnya berubah menjadi lebih bermuatan positif. Pada saat yang sama. hole dari
semikonduktor p bersatu dengan elektron yang ada pada semikonduktor n yang
mengakibatkan jumlah elektron di daerah ini berkurang. Daerah ini akhirnya lebih
bermuatan positif.
4. Daerah negatif dan positif ini disebut dengan daerah deplesi (depletion region)
ditandai dengan huruf W.
5. Baik elektron maupun hole yang ada pada daerah deplesi disebut dengan pembawa
muatan minoritas (minority charge carriers) karena keberadaannya di jenis
semikonduktor yang berbeda.
6. Dikarenakan adanya perbedaan muatan positif dan negatif di daerah deplesi, maka
timbul dengan sendirinya medan listrik internal E dari sisi positif ke sisi negatif, yang
mencoba menarik kembali hole ke semikonduktor p dan elektron ke semikonduktor n.
Medan listrik ini cenderung berlawanan dengan perpindahan hole maupun elektron
pada awal terjadinya daerah deplesi (nomor 1 di atas).

7. Adanya medan listrik mengakibatkan sambungan pn berada pada titik setimbang,


yakni saat di mana jumlah hole yang berpindah dari semikonduktor p ke n
dikompensasi dengan jumlah hole yang tertarik kembali kearah semikonduktor p
akibat medan listrik E. Begitu pula dengan jumlah elektron yang berpindah dari
smikonduktor n ke p, dikompensasi dengan mengalirnya kembali elektron ke
semikonduktor n akibat tarikan medan listrik E. Dengan kata lain, medan listrik E
mencegah seluruh elektron dan hole berpindah dari semikonduktor yang satu ke
semiikonduktor yang lain.
Pada sambungan p-n inilah proses konversi cahaya matahari menjadi listrik terjadi.

Untuk keperluan sel surya, semikonduktor n berada pada lapisan atas sambungan p yang
menghadap kearah datangnya cahaya matahari, dan dibuat jauh lebih tipis dari semikonduktor
p, sehingga cahaya matahari yang jatuh ke permukaan sel surya dapat terus terserap dan
masuk ke daerah deplesi dan semikonduktor p.

Ketika sambungan semikonduktor ini terkena cahaya matahari, maka elektron


mendapat energi dari cahaya matahari untuk melepaskan dirinya dari semikonduktor n,
daerah deplesi maupun semikonduktor. Terlepasnya elektron ini meninggalkan hole pada
daerah yang ditinggalkan oleh elektron yang disebut dengan fotogenerasi elektron-hole
(electron-hole photogeneration) yakni, terbentuknya pasangan elektron dan hole akibat
cahaya matahari.
Cahaya matahari dengan panjang gelombang (dilambangkan dengan simbol “lambda”
sbgn di gambar atas ) yang berbeda, membuat fotogenerasi pada sambungan pn berada pada
bagian sambungan pn yang berbeda pula.

Spektrum merah dari cahaya matahari yang memiliki panjang gelombang lebih panjang,
mampu menembus daerah deplesi hingga terserap di semikonduktor p yang akhirnya
menghasilkan proses fotogenerasi di sana. Spektrum biru dengan panjang gelombang yang
jauh lebih pendek hanya terserap di daerah semikonduktor n.

Selanjutnya, dikarenakan pada sambungan pn terdapat medan listrik E, elektron hasil


fotogenerasi tertarik ke arah semikonduktor n, begitu pula dengan hole yang tertarik ke arah
semikonduktor p.

Apabila rangkaian kabel dihubungkan ke dua bagian semikonduktor, maka elektron akan
mengalir melalui kabel. Jika sebuah lampu kecil dihubungkan ke kabel, lampu tersebut
menyala dikarenakan mendapat arus listrik, dimana arus listrik ini timbul akibat pergerakan
elektron.
2. CARA KERJA PLTS
Cara kerja dari PLTS yaitu sel surya menyerap energy matahari sehingga menimbulkan
arus listrik kemudian arus listrik tersebut disalurkan ke baterai penyimpan. Pengisian
dikontrol menggunakan charge controller . Apabila listrik ingin digunakan pada sumber AC,
maka digunakan inverter untuk mengubah listrik DC dari aki menjadi listrik AC untuk
digunakan.

Solar charge

Sistem sel surya yang digunakan di permukaan bumi terdiri dari panel sel surya,
rangkaian kontroler pengisian (charge controller), aki (batere) 12 volt yang maintenance free
dan rangkaian inverter. Panel sel surya merupakan modul yang terdiri beberapa sel
surya yang digabung dalam hubungkan seri dan paralel tergantung ukuran dan kapasitas yang
diperlukan. Yang sering digunakan adalah modul sel surya 20 watt atau 30 watt. Modul sel
surya itu menghasilkan energi listrik yang proporsional dengan luas permukaan panel yang
terkena sinar matahari. Rangkaian kontroler pengisian aki dalam system sel surya itu
merupakan rangkaian elektronik yang mengatur proses pengisian akinya. Kontroler ini dapat
mengatur tegangan aki dalam selang tegangan 12 volt plus minus 10 persen. Bila tegangan
turun sampai 10,8 volt, maka kontroler akan mengisi aki dengan panelsurya sebagai sumber
dayanya. Tentu saja proses pengisian itu akan terjadi bila berlangsung pada saat ada cahaya
matahari. Jika penurunan tegangan itu terjadi pada malam hari, maka kontroler akan memutus
pemasokan energi listrik. Setelah proses pengisian itu berlangsung selama beberapa jam,
tegangan aki itu akan naik. Bila tegangan aki itu mencapai 13,2 volt, maka kontroler akan
menghentikan proses pengisian aki itu. Rangkaian kontroler pengisian itu sebenarnya mudah
untuk dirakit sendiri. Biasanya panel surya itu letakkan dengan posisi statis menghadap
matahari. Padahal bumi itu bergerak mengelilingi matahari. Orbit yang ditempuh bumi
berbentuk elip dengan matahari berada di salah satu titik fokusnya. Karena matahari bergerak
membentuk sudut selalu berubah, maka dengan posisi panel surya itu yang statis itu tidak
akan diperoleh energi listrik yang optimal. Agar dapat terserap secara maksimum, maka sinar
matahari itu harus diusahakan selalu jatuh tegak lurus pada permukaan panel surya. Jadi,
untuk mendapatkan energi listrik yang optimal, sistem sel surya itu masih harus dilengkapi
pula dengan rangkaian kontroler optional untuk mengatur arah permukaan panel surya agar
selalu menghadap matahari sedemikian rupa sehingga sinar mahatari jatuh hampir tegak lurus
pada panel suryanya. Kontroler seperti ini dapat dibangun, misalnya, dengan menggunakan
mikrokontroler 8031.

Komponen utama sistem surya fotovoltaik adalah modul yang merupakan unit rakitan
beberapa sel surya fotovoltaik. Untuk membuat modul fotovoltaik secara pabrikasi bisa
menggunakan teknologi kristal dan thin film. Modul fotovoltaik kristal dapat dibuat dengan
teknologi yang relatif sederhana, sedangkan untuk membuat sel fotovoltaik diperlukan
teknologi tinggi. Modul fotovoltaik tersusun dari beberapa sel fotovoltaik yang dihubungkan
secara seri dan parallel. Bahan sel surya sendiri terdiri kaca pelindung dan material adhesive
transparan yang melindungi bahan sel surya dari keadaan lingkungan, material anti-refleksi
untuk menyerap lebih banyak cahaya dan mengurangi jumlah cahaya yang dipantulkan.

3. Jenis- jenis system PLTS

1. STAND ALONE PHOTOVOLTAIC

Stand Alone PV system atau Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terpusat (PLTS-
Terpusat) merupakan sistem pembangkit listrik alternatif untuk daerah-daerah
terpencil/pedesaan yang tidak terjangkau oleh jaringan PLN. Sistem PLTS Sistem
Terpusat disebut juga Stand-Alone PV system yaitu sistem pembangkit listrik yang
hanya mengandalkan energi matahari sebagai satu-satunya sumber energi utama dengan
menggunakan rangkaian photovoltaic module untuk menghasilkan energi listrik sesuai
dengan kebutuhan.
Secara umum Konfigurasi PLTS Sistem Terpusat dapat dilihat seperti terlihat blok
diagram dibawah :
Prinsip Kerja PLTS Terpusat

Prinsip Kerja PLTS Sistem Terpusat dapat diuraikan sebagai berikut :

 Pada PLTS Sistem Terpusat ini, sumber energi energi listrik yang dihasilkan oleh
Modul Surya (PV) pada siang hari akan disimpan dalam baterai. Proses pengisian
energi listrik dari PV ke baterai diatur oleh Solar Charge kontroler agar tidak terjadi
over charge. Besar energi yang dihasilkan oleh PV sangat tergantung kepada
intensitas penyinaran matahari yang diterima oleh PV dan efisiensi cell. Intensitas
matahari maksimum mencapai 1000 Watt/m2, dengan efisiensi cell 14% maka daya
yang dapat dihasilkan oleh PV adalah sebesar 140 Watt/m2.
 Selanjutnya energi yang tersimpan dalam baterai digunakan untuk menyuplai beban
melalui Inverter saat dibutuhkan. Inverter mengubah tegangan DC pada sisi baterai
menjadi tegangan AC pada sisi beban.
2. GRID CONNECTED PHOTOVOLTAIC SYSTEM

Grid Connected PV System merupakan solusi Green Energy bagi penduduk perkotaan
baik perumahan ataupun perkantoran. Sistem ini menggunakan Modul Surya (Photovoltaic
Module) untuk menghasilkan listrik yang ramah lingkungan dan bebas emisi. Dengan adanya
sistem ini akan mengurangi tagihan listrik rumah tangga, dan memberikan nilai tambah pada
pemiliknya.

Prinsip Kerja PLTS On Grid

Sesuai namanya, Grid Connected-PV, maka sistem ini akan tetap berhubungan
dengan jaringan PLN dengan mengoptimalkan pemanfaatan Energi PV untuk menghasilkan
energi listrik semaksimal mungkin.

Pada siang hari, Modul Surya yang terpasang pada atap akan mengkonversi sinar matahari
menjadi Energi listrik Arus Searah (DC). Selanjutnya sebuah komponen yang disebut Grid-
inverter merubah listrik arus searah (DC) dari PV menjadi listrik arus bolak-balik (AC) yang
kemudian dapat digunakan untuk mensuplai berbagai peralatan rumah tangga seperti Lampu,
TV, Kulkas, Mesin Cuci, dll. Jadi pada siang hari, kebutuhan energi listrik berbagai peralatan
disuplai langsung oleh Modul Surya. Jika pada kondisi ini terdapat kelebihan energi dari PV
maka kelebihan energi ini dapat dijual ke PLN (tergantung kebijakan).

Pada malam hari atau jika kondisi cuaca mendung maka peralatan akan disupport oleh
jaringan PLN. Hal ini dimungkinkan karena sistem ini tetap terkoneksi dengan jaringan PLN.
Ilustrasi penggunaan Grid Connected dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik Penggunaan Grid Connected Photovoltaic System

3. GRID CONNECTED PHOTOVOLTAIC SYSTEM WITH BATTERY BACKUP

Grid-connected PV with battery backup adalah solusi energi hijau untuk penduduk
perkotaan baik perumahan, perkantoran, atau fasilitas publik. Sistem ini menggunakan Modul
Surya (Photovoltaic Module) sebagai penghasil listrik yang ramah lingkungan dan bebas
emisi. Dengan adanya sistem ini akan mengurangi tagihan listrik PLN dan sekaligus turut
andil dalam penyelamatan lingkungan dengan pengurangan penggunaan bahan bakar fosil
untuk pembangkitan energi listrik.

Sistem ini juga berfungsi sebagai backup energi listrik untuk menjaga kontinuitas operasional
peralatan-peralatan elektronik. Jika suatu saat terjadi kegagalan pada suplai listrik PLN
(Pemadaman listrik) maka peralatan-peralatan elektronik dapat beroperasi secara normal
dalam jangka waktu tertentu tanpa adanya gangguan.
Prinsip Kerja PLTS On Grid With Battery Backup

4. HYBRID PHOTOVOLTAIC POWER SYSTEM

Pengertian Hybrid disini adalah penggunaan 2 atau lebih pembangkit listrik dengan
sumber energi yang berbeda, umumnya digunakan untuk captive genset,sehingga diperoleh
sinergy yang memberikan keuntungan ekonomis maupun teknis(=keandalan system supply).
Tujuan utama dari system hybrid pada dasarnya adalah berusaha menggabungkan dua atau
lebih sumber energi (system pembangkit) sehingga dapat saling menutupi kelemahan masing-
masing dan dapat dicapai keandalan supply dan efisiensi ekonomis pada type load (Load
profile) tertentu.

Type load (Load profile) adalah keyword penting dalam system hy brid. Untuk setiap
load profile yang berbeda, akan diperlukan system hybrid dengan komposisi tertentu, agar
dapat dicapai system yang optimum. Oleh karenanya, system design dan system sizing (lihat
publikasi pt Azet tentang topik ini), memegang peranan penting untuk mencapai target
dibuatnya system hybrid. Sebagai contoh, load profile yang relatif konstan selama 24 jam
dapat dicatu secara efisien dan ekonomis oleh genset (dengan kapasitas yang sesuai), akan
tetapi load profile dimana penggunaan listrik pada siang hari berbeda jauh dibandingkan
dengan malam hari, akan membuat penggunaan genset saja tidak optimum.

System Hybrid dapat melibatkan 2 atau lebih system pembangkit listrik, umumnya
system pembangkit yang banyak digunakan untuk hybrid adalah genset, PLTS, mikrohydro,
Tenaga Angin. Sehingga system hybrid bisa berarti PLTS-Genset, PLTS-Mikrohydro, PLTS-
Tenaga Angin dst. Di indonesia system hybrid telah banyak digunakan, baik PLTSGenset,
PLTS-Mikrohydro, maupun PLTS-Tenaga Angin-Mikro Hydro. Namun demikian hybrid
PLTS-Genset yang paling banyak dipakai. Umumnya digunakan pada captive genset/isolated
grid (stand alone genset, yakni genset yang tidak di interkoneksi).
Tujuan dari Hybrid PV-Genset adalah mengkombinasikan keunggulan dari setiap
pembangkit (dalam hal ini genset & PLTS) sekaligus menutupi kelemahan masing-masing
pembangkit untuk kondisi-kondisi tertentu, sehingga secara keseluruhan system dapat
beroperasi lebih ekonomis dan efisien. Photovoltaic memerlukan investasi awal yang besar
tetapi tidak memerlukan operation & maintenance (O&M) cost, dan lebih murah untuk
jangka panjang, oleh karenanya ideal untuk mencatu base load, yang umumnya tidak terlalu
besar. Apabila digunakan untuk mencatu peak load, investasi awal yang dibutuhkan akan
terlalu besar. Dilain pihak, Investasi awal genset tidak besar tetapi O&M cost tinggi dan
mahal untuk jangka panjang, sehingga efektif dan efisien untuk mencatu load besar pada saat
peak load, tetapi tidak efisien pada base load, karena jauh dibawah kapasitas optimumnya.
Kombinasi Hybrid PV-Genset akan mengurangi jam operasi genset (misalnya dari 24 jam per
hari menjadi hanya 4 jam per hari pada saat peak load saja) sehingga biaya O&M dapat lebih
efisien, sementara PLTS digunakan untuk mencatu base load, sehingga tidak dibutuhkan
investasi awal yang besar. Dengan demikian Hybrid PV-Genset akan dapat menghemat O&M
cost, mengurangi inefisiensi penggunaan genset, serta sekaligus menghindari kebutuhan
investasi awal yang besar.

Konfigurasi Hybrid PV-Genset

System Hybrid PV-Genset terdiri dari empat komponen utama, sebagai berikut :

1. Genset

Membangkitkan listrik AC, untuk system hybrid umumnya dilengkapi dengan automatic
starter, agar nyala-mati nya genset dapat diatur otomatis dari electronic controller.

2. PLTS (Photovoltaic)

Mengkonversi sinar matahari menjadi listrik DC. Mengingat system hybrid menggunakan
modul surya (Solar module/Solar panel) dalam jumlah yang cukup banyak dan semuanya
disambungkan baik seri maupun paralel, maka modul surya dengan kapasitas per panel yang
besar (> 100 Wp/panel) lebih disukai, dengan demikian dapat mengurangi kebutuhan kabel
koneksi. Listrik yang dihasilkan oleh modul surya, sebelum masuk ke jaringan distribusi
dikonversi menjadi listrik AC (alternating current), oleh karena itu output dari solar modul
diusahakan dengan voltage >12VDC (system voltage 48V ~ 120 VDC umum dipakai). Untuk
kebutuhan ini, BP Solar mengeluarkan modul surya 160Wp dengan system voltage 24V DC,
hal ini memudahkan koneksi untuk mengejar DC voltage yang tinggi. Koneksi seri/paralel
antar modul surya juga disertai dengan diode-diode pengaman (Bypass Diode & Blocking
Diode) untuk mencegah short circuit, hot spot, dan reverse current.

3. Electronic Controller/Bi directional Inverter

Sering juga disebut sebagai power conditioner. Pada hakekatnya berfungsi sebagai : Voltage
conditioning sebelum di catu ke load, Berfungsi sebagai inverter dengan mengkonversi
listrik DC yang dihasilkan solar pv system menjadi listrik AC yang akan dicatu ke load,
sebagai charger untuk mencharge battery dengan memanfaatkan kelebihan listrik dari genset,
mengatur charging battery dari solar module, Mengatur dan mengelola pembangkit mana
yang harus bekerja sesuai dengan kebutuhan load, termasuk mematikan dan menyalakan
genset.
4. Battery

Berfungsi sebagai buffer daya untuk mengatasi time lag antara dihasilkannya listrik oleh
pembangkit (PV ataupun genset) dengan waktu digunakannya listrik oleh load. Ukuran
battery yang dipakai sangat tergantung pada ukuran genset, ukuran solar panel, dan load
pattern. Ukuran battery yang terlalu besar baik untuk efisiensi operasi tetapi mengakibatkan
kebutuhan investasi yang terlalu besar, sebaliknya ukuran battery terlalu kecil dapat
mengakibatkan tidak tertampungnya daya berlebih dari pembangkit dan genset terlalu sering
menyala.

System hybrid secara skematis disajikan pada diagram berikut ini :

Skema Hybrid Photovoltaic Power System

Cara Kerja System Hybrid

Terdapat beragam system hybrid, tergantung pada system design dan pilihan
peralatan. Pada system hybrid tertentu, peralihan PLTS atau genset yang dioperasikan
dilakukan secara manual. System ini tidak disarankan karena sangat tergantung pada
ketelitian operator dalam mengamati perilaku load. System hybrid yang baik dilengkapi
dengan automatic engine starter pada gensetnya dimana mati-hidupnya genset di atur secara
elektronis. Perkembangan teknologi system control untuk hybrid sudah sangat baik akhir-
akhir ini.

Apabila load dapat di catu oleh PLTS dan battery, maka SMD akan mengkonversi
listrik DC dari PLTS atau battery menjadi listrik AC, lalu di catu ke jaringan. Apabila PLTS
dan battery tidak mampu lagi mencatu load, maka genset akan di nyalakan untuk membantu
mencatu listrik. Tergantung pada system sizing dan system designnya, hal ini berarti pada
dasarnya base load akan dicatu oleh PLTS (dan battery), sedangkan peak load akan dicatu
oleh genset.

Battery akan di isi (charge) oleh dua sumber, yakni PLTS pada siang hari, dan genset
yang berasal dari daya berlebih (excessive power) pada saat genset mencatu peak load, yakni
ketika peak load mulai menurun (dan genset masih menyala). Perilaku hybrid tersebut di atas
dapat di set pada SMD, dan dasar set up nya adalah pada saat penentuan system sizing dan
system design berdasarkan data load profile. Oleh Battery Modul Surya SMD (Solar Mains
Diesel) Controller, Bi-directional Inverter Jaringan Distribusi Genset karena itu, seperti telah
dijelaskan di bab sebelumnya, load profile sangat menentukan perilaku system hybrid dalam
mencatu listrik.

4.Keuntungan PLTS

 Cahaya matahari merupakan energy yang dapat diperbaharui dan tidak akan habis.
Oleh karena melimpahnya ketersesiaan cahaya inilah, pembangkit listrik tenaga surya
dapat menjadi pembangkit listrik alternative yang dapat menggantikan energy-energi
lainnya yang tidak dapat diperbaharui.
 Pembangkit listrik tenaga surya merupakan pembangkit yang bersih dan ramah
lingkungan. Pembangkit ini hanaa membutuhkan cahaya matahari sebagai komponen
utama penghasil energy listriknya.
 Umur pemakaian dari komponen enyusunnya, seperti sel surya relative panjang.
Sehingga dpaat dikatakan bahwa membangun PLTS adalah suatu investasi jangka
panjang.
 Dapat dipasang secara individual tiap rumah.

5.Kekurangan PLTS

 Proses pembangkitan hanya dapat dilakukan pada siag hari. Lebih buruk lagi bila
proses pembangkitan dilakukan pada musim hujan. Sehingga besarnya cahaya
matahari yang dikonversi menjadi energy listrik menjadi tidak optimal.
 Bahan embuatan komponen PLTS masih berharga mahal terutama untuk tipe sel
fotofoltaik.
II. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU/ANGIN (PLTS)

II.1. Pengertian PLTB

Pembangkit listrik tenaga angin adalah suatu pembangkit listrik yang menggunakan
angin sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi listrik. Pembangkit ini dapat
mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau
kincir angin. Sistem pembangkitan listrik menggunakan angin sebagai sumber energi
merupakan sistem alternatif yang sangat berkembang pesat, mengingat angin merupakan
salah satu energi yang tidak terbatas di alam. Sejak dahulu orang telah memanfaatkan energy
angina. Lebih dari 5000 tahun yang lalu orang mesir kuno menggunakan angina untuk
berlayar kapal di sungai Nil kemudian orang membangun kincir angina untuk menggiling
gandum dan biji-bijian.

Kata kincir angina awalnya dikenal di Persia (Iran). Kincir angina ini sendiri awalnya
tampak seperti roda dengan dayung-dayung yang besar. Berabad abad kemudian, orang-orang
Belanda mengembangkan desain dasra dari kincir angina ini. Mereka membuat balling-baling
berjenis pisau namun masih berbentuk layar.

Koloni Amerika menggunakan kincir angina untuk menggiling gandum dan jagung,
memompa air, dan memotong kayu di pabrik kayu. Sampai akhir tahun 1920-an, Amerika
menggunakan kincir angin kecil untuk menghasilkan listrik didaearah pedesaan.

Kincir angin zaman dahulu


Kincir angin zaman sekarang

II.2. BAGIAN-BAGIAN PLTB

Sistem pembangkit listrik tenaga angin ini merupakan pembangkit listrik yang menggunakan
turbin angin (wind turbine) sebagai peralatan utamanya.

Turbin angin terbagi dalam dua kelompok yaitu turbin sumbu horisontal, turbin angin sumbu
horisontal biasanya baik memiliki dua atau tiga modul. Jenis lain yaitu turbin sumbu
vertikal.Turbin ini berbilah tiga dioperasikan melawan angin, dengan modul menghadap ke
angin. Turbin skala utility memiliki berbagai ukuran, dari 100 kilowatt sampa dengan beberapa
megawatt. Turbin besar dikelompokkan bersama-sama ke arah angin,yang memberikan kekuatan
massal ke jaringan listrik. turbin kecil tunggal, di bawah 100 kilowatt dan digunakan pada rumah,
telekomunikasi, atau pemompaan air. Turbin kecil kadang-kadang digunakan dalam kaitannya
dengan generator diesel, baterai dan sistem fotovoltaik. Sistem ini disebut sistem angin hibrid dan
sering digunakan di lokasi terpencil di luar jaringan, di mana tidak tersedia koneksi ke jaringan
utilitas.
Turbin vertical Turbin horizontal
a. Anemometer
Mengukur kecepatan angin dan mengirimkan data kecepatan angin ke pengontrol

b. Blades
Kebanyakan turbin baik dua atau tiga pisau. Angin bertiup di atas menyebabkan pisau pisau
untuk mengangkat dan berputar
c. Brake

Digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox agar bekerja pada titik aman
saat terdapat angin yang besar. Alat ini perlu dipasang karena generator memiliki titik kerja
aman dalam pengoperasiannya. Generator ini akan menghasilkan energi listrik maksimal
pada saat bekerja pada titik kerja yang telah ditentukan. Kehadiran angin diluar diguaan akan
menyebabkan putaran yang cukup cepat pada poros generator, sehingga jika tidak diatasi
maka putaran ini dapat merusak generator. Dampak dari kerusakan akibat putaran berlebih
diantaranya overheat, rotor breakdown, kawat pada generator putus karena tidak dapat
menahan arus yang cukup besar.

d. Controller
Pengontrol mesin mulai dengan kecepatan angin sekitar 8-16 mil per jam (mph) dan menutup
mesin turbin sekitar 55 mph. tidak beroperasi pada kecepatan angin sekitar 55 mph di atas,
karena dapat rusak karena angin yang kencang.

e. Gear box
Gears menghubungkan poros kecepatan tinggi di poros kecepatan rendah dan meningkatkan
kecepatan sekitar 30-60 rotasi per menit (rpm), sekitar 1000-1800 rpm, kecepatan rotasi yang
diperlukan oleh sebagian besar generator untuk menghasilkan listrik. gearbox adalah bagian
mahal (dan berat) dari turbin angin dan insinyur generator mengeksplorasi direct-drive yang
beroperasi pada kecepatan rotasi yang lebih rendah dan tidak perlu kotak gigi.

f.Generator
Biasanya standar induksi generator yang menghasilkan listrik dari 60 siklus listrik AC.

g. High-speed shaft

Drive generator.
h. Low-speed shaft
Mengubah poros rotor kecepatan rendah sekitar 30-60 rotasi per menit.

i. Pitch
Blades yang berbalik, atau nada, dari angin untuk mengontrol kecepatan rotor dan menjaga
rotor berputar dalam angin yang terlalu tinggi atau terlalu rendah untuk menghasilkan listrik.

k.Rotor
Pisau dan terhubung bersama-sama disebut rotor
l.Tower

Menara yang terbuat dari baja tabung (yang ditampilkan di sini), beton atau kisi baja. Karena
kecepatan angin meningkat dengan tinggi, menara tinggi memungkinkan turbin untuk
menangkap lebih banyak energi dan menghasilkan listrik lebih banyak. Tower Pembangkit
Listrik Tenaga Angin dapat dibedakan menjadi 3 jenis seperti gambar.. Setiap jenis tower
memiliki karakteristik masing-masing dalam hal biaya, perawatan, efisiensinya, ataupun dari
segi kesusahan dalam pembuatannya

Tower (kiri) Guyed (Tengah Lattice (kanan) Mono-structure

m. Wind direction
Ini adalah turbin pertama”yang disebut karena beroperasi melawan angin. turbin lainnya
dirancang untuk menjalankan “melawan arah angin,” menghadap jauh dari angin.

n. Wind vane
Tindakan arah angin dan berkomunikasi dengan yaw drive untuk menggerakkan turbin
dengan koneksi yang benar dengan angin.
o.Yaw drive
Yaw drive yang digunakan untuk menjaga rotor menghadap ke arah angin sebagai perubahan
arah angin.

p. Yaw motor
Kekuatan dari drive yaw.

q. Penyimpan energi (Battery)

Karena keterbatasan ketersediaan akan energi angin (tidak sepanjang hari angin akan selalu
tersedia) maka ketersediaan listrik pun tidak menentu. Oleh karena itu digunakan alat
penyimpan energi yang berfungsi sebagai back-up energi listrik. Ketika beban penggunaan
daya listrik masyarakat meningkat atau ketika kecepatan angin suatu daerah sedang menurun,
maka kebutuhan permintaan akan daya listrik tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu kita perlu
menyimpan sebagian energi yang dihasilkan ketika terjadi kelebihan daya pada saat turbin
angin berputar kencang atau saat penggunaan daya pada masyarakat menurun.

II.3. Proses Pembangkitan Listrik Tenaga Angin

Suatu pembangkit listrik dari energi angin merupakan hasil dari penggabungan dari
bebrapa turbin angin sehingga akhirnya dapat menghasilkan listrik.Cara kerja dari
pembangkitan listrik tenaga angin ini yaitu awalnya energi angin memutar turbin angin.
Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas angin (bukan menggunakan listrik untuk
menghasilkan listrik, namun menggunakan angin untuk menghasilkan listrik). Kemudian
angin akan memutar sudut turbin, lalu diteruskan untuk memutar rotor pada generator di
bagian belakang turbin angin. Generator mengubah energi gerak menjadi energi listrik
dengan teori medan elektromagnetik, yaitu poros pada generator dipasang dengan material
ferromagnetik permanen. Setelah itu di sekeliling poros terdapat stator yang bentuk fisisnya
adalah kumparan-kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika poros generator mulai
berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada stator yang akhirnya karena terjadi
perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan dan arus listrik tertentu. Tegangan dan arus
listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan listrik untuk akhirnya digunakan
oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator ini berupa AC
(alternating current) yang memiliki bentuk gelombang kurang lebih sinusoidal. Energi Listrik
ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan. Listrik dialirkan
melalui kabel transmisi dan didistribusikan ke rumah-rumah, kantor, sekolah, dan sebagainya.
Turbin untuk pemakaian umum berukuran 50-750 kilowatt. Sebuah turbin kecil, kapasitas 50
kilowatt, digunakan untuk perumahan, piringan parabola, atau pemompaan air.

II.4. Sistem Elektrik Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Secara umum sistem kelistrikan dari Pembangkit Listrik Tenaga Angin dapat dibagi
menjadi 2 yaitu (i) kecepatan konstan (ii) kecepatan berubah. Keuntungan dari sistem
kecepatan konstan (fixed-speed) adalah murah, sistemnya sederhana dan kokoh (robast).
Sistem ini beroperasi pada kecepatan putar turbin yang konstan dan menghasilkan daya
maksimum pada satu nilai kecepatan angin. Sistem ini biasanya menggunakan generator tak-
serempak (unsynchronous generator), dan cocok diterapkan pada daerah yang memiliki
potensi kecepatan angin yang besar. Kelemahan dari sistem ini adalah generator memerlukan
daya reaktif untuk bisa menghasilkan listrik sehingga harus dipasang kapasitor bank atau
dihubungkan dengan grid. Sistem ini rentan terhadap pulsating power menuju grid dan rentan
terhadap perubahan mekanis secara tiba-tiba.
Gambar menunjukan diagram skematik dari sistem ini.

Selain kecepatan konstan, ada juga sistem turbin angin yang menggunakan sistem kecepatan
berubah (variable speed), artinya sistem didesain agar dapat mengekstrak daya maksimum
pada berbagai macam kecepatan. Sistem variable speed dapat menghilangkan pulsating
torque yang umumnya timbul pada sistem fixed speed.

Secara umum sistem variable speed mengaplikasikan elektronika daya untuk mengkondisikan
daya, seperti penyearah (rectifier), Konverter DC-DC, ataupun Inverter.

Gambar ini adalah jenis-jenis sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin kecepatan berubah.

Pada sistem variable speed menggunakan generator induksi rotor belitan. Karakteristik kerja
generator induksi diatur dengan mengubah-ubah nilai resistansi rotor, sehingga torsi
maksimum selalu didapatkan pada kecepatan putar turbin berapa pun. Sistem ini lebih aman
terhadap perubahan beban mekanis secara tiba-tiba, terjadi reduksi pulsating power menuju
grid dan memungkinkan memperoleh daya maksimum pada beberapa kecepatan angin yang
berbeda. Sayangnya jangkauan kecepatan yang bisa dikendalikan masih terbatas.

Pada sistem variable speed menggunakan rangkaian elektronika daya untuk mengatur nilai
resistansi rotor. Sistem ini memungkinkan memperbaiki jangkauan kecepatan yang bisa
dikendalikan sistem pertama.
Sistem variable speed adalah sistem yang dibedakan berdasarkan jenis generator yang
digunakan.

II.5. Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Keuntungan utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga angin secara prinsipnya adalah
disebabkan karena sifatnya yang terbarukan. Hal ini berarti eksploitasi sumber energi ini
tidak akan membuat sumber daya angin yang berkurang seperti halnya penggunaan bahan
bakar fosil. Oleh karenanya tenaga angin dapat berkontribusi dalam ketahanan energi dunia
di masa depan. Tenaga angin juga merupakan sumber energi yang ramah lingkungan, dimana
penggunaannya tidak mengakibatkan emisi gas buang atau polusi yang berarti ke
lingkungan.

Penetapan sumber daya angin dan persetujuan untuk pengadaan ladang angin merupakan
proses yang paling lama untuk pengembangan proyek energi angin. Hal ini dapat memakan
waktu hingga 4 tahun dalam kasus ladang angin yang besar yang membutuhkan studi dampak
lingkungan yang luas.
Emisi karbon ke lingkungan dalam sumber listrik tenaga angin diperoleh dari proses
manufaktur komponen serta proses pengerjaannya di tempat yang akan didirikan pembangkit
listrik tenaga angin. Namun dalam operasinya membangkitkan listrik, secara praktis
pembangkit listrik tenaga angin ini tidak menghasilkan emisi yang berarti. Jika dibandingkan
dengan pembangkit listrik dengan batubara, emisi karbon dioksida pembangkit listrik tenaga
angin ini hanya seperseratusnya saja. Disamping karbon dioksida, pembangkit listrik tenaga
angin menghasilkan sulfur dioksida, nitrogen oksida, polutan atmosfir yang lebih sedikit jika
dibandingkan dengan pembangkit listrik dengan menggunakan batubara ataupun gas. Namun
begitu, pembangkit listrik tenaga angin ini tidak sepenuhnya ramah lingkungan, terdapat
beberapa masalah yang terjadi akibat penggunaan sumber energi angin sebagai pembangkit
listrik, diantaranya adalah dampak visual , derau suara, beberapa masalah ekologi, dan
keindahan.

Dampak visual biasanya merupakan hal yang paling serius dikritik. Penggunaan ladang angin
sebagai pembangkit listrik membutuhkan luas lahan yang tidak sedikit dan tidak mungkin
untuk disembunyikan. Penempatan ladang angin pada lahan yang masih dapat digunakan
untuk keperluan yang lain dapat menjadi persoalan tersendiri bagi penduduk setempat. Selain
mengganggu pandangan akibat pemasangan barisan pembangkit angin, penggunaan lahan
untuk pembangkit angin dapat mengurangi lahan pertanian serta pemukiman. Hal ini yang
membuat pembangkitan tenaga angin di daratan menjadi terbatas. Beberapa aturan mengenai
tinggi bangunan juga telah membuat pembangunan pembangkit listrik tenaga angin dapat
terhambat. Penggunaan tiang yang tinggi untuk turbin angin juga dapat menyebabkan
terganggunya cahaya matahari yang masuk ke rumah-rumah penduduk. Perputaran sudu-sudu
menyebabkan cahaya matahari yang berkelap-kelip dan dapat mengganggu pandangan
penduduk setempat.

Efek lain akibat penggunaan turbin angin adalah terjadinya derau frekuensi rendah. Putaran
dari sudu-sudu turbin angin dengan frekuensi konstan lebih mengganggu daripada suara
angin pada ranting pohon. Selain derau dari sudu-sudu turbin, penggunaan gearbox serta
generator dapat menyebabkan derau suara mekanis dan juga derau suara listrik. Derau
mekanik yang terjadi disebabkan oleh operasi mekanis elemen-elemen yang berada dalam
nacelle atau rumah pembangkit listrik tenaga angin. Dalam keadaan tertentu turbin angin
dapat juga menyebabkan interferensi elektromagnetik, mengganggu penerimaan sinyal
televisi atau transmisi gelombang mikro untuk perkomunikasian.

Penentuan ketinggian dari turbin angin dilakukan dengan menganalisa data turbulensi angin
dan kekuatan angin. Derau aerodinamis merupakan fungsi dari banyak faktor seperti desain
sudu, kecepatan perputaran, kecepatan angin, turbulensi aliran masuk. Derau aerodinamis
merupakan masalah lingkungan, oleh karena itu kecepatan perputaran rotor perlu dibatasi di
bawah 70m/s. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa penggunaan skala besar dari
pembangkit listrik tenaga angin dapat merubah iklim lokal maupun global karena
menggunakan energi kinetik angin dan mengubah turbulensi udara pada daerah atmosfir.

Pengaruh ekologi yang terjadi dari penggunaan pembangkit tenaga angin adalah terhadap
populasi burung dan kelelawar. Burung dan kelelawar dapat terluka atau bahkan mati akibat
terbang melewati sudu-sudu yang sedang berputar. Namun dampak ini masih lebih kecil jika
dibandingkan dengan kematian burung-burung akibat kendaraan, saluran transmisi listrik dan
aktivitas manusia lainnya yang melibatkan pembakaran bahan bakar fosil. Dalam beberapa
studi yang telah dilakukan, adanya pembangkit listrik tenaga angin ini dapat mengganggu
migrasi populasi burung dan kelelawar. Pembangunan pembangkit angin pada lahan yang
bertanah kurang bagus juga dapat menyebabkan rusaknya lahan di daerah tersebut.

Ladang angin lepas pantai memiliki masalah tersendiri yang dapat mengganggu pelaut dan
kapal-kapal yang berlayar. Konstruksi tiang pembangkit listrik tenaga angin dapat
mengganggu permukaan dasar laut. Hal lain yang terjadi dengan konstruksi di lepas pantai
adalah terganggunya kehidupan bawah laut. Efek negatifnya dapat terjadi seperti di Irlandia,
dimana terjadinya polusi yang bertanggung jawab atas berkurangnya stok ikan di daerah
pemasangan turbin angin. Studi baru-baru ini menemukan bahwa ladang pembangkit listrik
tenaga angin lepas pantai menambah 80 – 110 dB kepada noise frekuensi rendah yang dapat
mengganggu komunikasi ikan paus dan kemungkinan distribusi predator laut. Namun begitu,
ladang angin lepas pantai diharapkan dapat menjadi tempat pertumbuhan bibit-bibit ikan
yang baru. Karena memancing dan berlayar di daerah sekitar ladang angin dilarang, maka
spesies ikan dapat terjaga akibat adanya pemancingan berlebih di laut.

Dalam operasinya, pembangkit listrik tenaga angin bukan tanpa kegagalan dan kecelakaan.
Kegagalan operasi sudu-sudu dan juga jatuhnya es akibat perputaran telah menyebabkan
beberapa kecalakaan dan kematian. Kematian juga terjadi kepada beberapa penerjun dan
pesawat terbang kecil yang melewati turbin angin. Reruntuhan puing-puing berat yang dapat
terjadi merupakan bahaya yang perlu diwaspadai, terutama di daerah padat penduduk dan
jalan raya. Kebakaran pada turbin angin dapat terjadi dan akan sangat sulit untuk dipadamkan
akibat tingginya posisi api sehingga dibiarkan begitu saja hingga terbakar habis. Hal ini dapat
menyebarkan asap beracun dan juga dapat menyebabkan kebakaran berantai yang membakar
habis ratusan acre lahan pertanian. Hal ini pernah terjadi pada Taman Nasional Australia
dimana 800 km2 tanah terbakar. Kebocoran minyak pelumas juga dapat teradi dan dapat
menyebabkan terjadinya polusi daerah setempat, dalam beberapa kasus dapat
mengkontaminasi air minum.

Meskipun dampak-dampak lingkungan ini menjadi ancaman dalam pembangunan


pembangkit listrik tenaga angin, namun jika dibandingkan dengan penggunaan energi fosil,
dampaknya masih jauh lebih kecil. Selain itu penggunaan energi angin dalam kelistrikan
telah turut serta dalam mengurangi emisi gas buang.

II.6. Perkembangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin di Indonesia dan Dunia

Pada saat ini, sistem pembangkit listrik tenaga angin mendapat perhatian yang cukup besar
sebagai sumber energi alernatif yang bersih, aman, serta ramah lingkungan serta kelebihan-
kelebihan lain yang telah disebutkan sebelumnya di atas. Turbin angin skala kecil
mempunyai peranan penting terutama bagi daerah-daerah yang belum terjangkau oleh
jaringan listrik .Pemanfaatan energi angin merupakan pemanfaatan energi terbaru yang paling
berkembang saat ini. Berdasarkan data dari WWEA (World Wind Energi Association),
sampai dengan tahun 2007 perkiraan energi listrik yang dihasilkan oleh turbin angin
mencapai 93,85 GW dan menghasilkan lebih dari 1% dari total kelistrikan secara global.
Amerika, Spanyol dan China merupakan negara terdepan dalam pemanfaatan energi angin.
Diharapkan beberapa tahun lagi, total kapasitas pembangkit listrik tenaga angin secara global
mencapai 170 GigaWatt.
Indonesia, negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis pantai
terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km merupakan wilayah potensial untuk pengembangan
pembanglit listrik tenaga angin, namun sayang potensi ini nampaknya belum dilirik oleh
pemerintah. Sungguh ironis, disaat Indonesia menjadi tuan rumah konfrensi dunia mengenai
pemanasan global di Nusa Dua, Bali pada akhir tahun 2007, pemerintah justru akan
membangun pembangkit listrik berbahan bakar batubara yang merupakan penyebab nomor 1
pemanasan global.

Berikut adalah gambar kecepatan angin di indonesia.

Namun, pada akhir tahun 2007 telah dibangun kincir angin pembangkit dengan
kapasitaskurang dari 800 watt dibangun di empat lokasi, masing-masing di Pulau Selayar tiga
unit, Sulawesi Utara dua unit, dan Nusa Penida, Bali, serta Bangka Belitung, masing-masing
satu unit.Kemudian, di seluruh Indonesia, lima unit kincir angin pembangkit berkapasitas
masing-masing 80 kilowatt (kW) mulai dibangun. Mengacu pada kebijakan energi nasional,
maka pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) ditargetkan mencapai 250 megawatt (MW)
pada tahun 2025
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Pembangkit listrik tenaga surya meupakan pembangkit listrik yang menggunakan


energy surya atau matahari menjadi energy listrik. Sedangkan Pembangkit listrik tenaga Bayu
merupakan pembangkit listrik yang menggunakan energy angin untuk memutar kincir dan
generator pembangkit listrik. Kedua pembangkit tersebut merupakan pembangkit listrik
menggunakan energy yang dapat diperbaharui dan merupakan salah satu solusi pemecahan
masalah ditengah krisis energy yang melanda dunia, karena kita tahu semakin hari energy tak
terbarukan akan semakin habis dipeergunakan. Sehingga harus didapatkan solusi untuk
menutupi masalah tersebut yaitu dengan menggunakan sumber energy terbarukan
DAFTAR PUSTAKA

http://www.baincardin.com/

Anda mungkin juga menyukai