Anda di halaman 1dari 6

1.

Setelah Anda membaca dan memahami materi tentang sejarah penelitian linguistik, buatlah
kesimpulan tentang bidang kajian linguistik yang penting pada masa Yunani dan Romawi
serta gambarkan analisis sintaksis pada kajian linguistik tradisional berdasarkan pemahaman
Anda!

A. Linguistik Zaman Yunani


Lebih kurang abad ke-5 SM sampai lebih kurang abad ke-2 SM merupakan
perkembangan studi ilmu linguistik. Masalah yang menjadi pertentangan para linguis pada
waktu itu adalah pertama, pertentangan antara fisis dan nomos, dan kedua, pertentangan
antara analogi dan anomali.
Para filsuf Yunani berdebat apakah bahasa itu bersifat alami (fisis) atau bersifat
konvensi (nomos). Bersifat alami atau fisis maksudnya adalah bahasa memiliki hubungan
asal-usul, sumber dalam prinsip-prinsip abadi dan tidak dapat diganti di luar manusia itu
sendiri. Oleh karena itu, dalam bidang semantik, kaum naturalis berpendapat bahwa setiap
kata memiliki hubungan dengan benda yang ditunjuknya dengan kata lain setiap kata
memiliki makna secara alam. Misalnya kata-kata yang disebut onomatope, atau kata yang
terbentuk berdasarkan peniruan bunyi. Tetapi, kaum konvensionalis berpendapat bahwa
bahasa adalah sesuatu yang bersifat konvensi. Makna-makna kata itu diperoleh dari hasil-
hasil tradisi atau kebiasaan-kebiasaan, yang memiliki kemungkinan bisa berubah. Onomatope
menurut kaum konvensional hanyalah suatu kebetulan saja. Sebagian besar dari konsep
benda, sifat, dan keadaan yang sama diungkapkan dalam bentuk kata yang berbeda.
Selain itu, masalah bahasa itu sesuatu yang teratur atau tidak teratur. Kaum
analogi,seperti Plato dan Aristoteles, berpendapat bahwa bahasa itu bersifat teratur. Karena
adanya keteratutan itulah kata dapat dibentuk, seperti contoh pembentukan jamak bahasa
inggris : boy→boys, girl→girls, dan book→books.
Sebaliknya, kelompok anomali berpendapat bahwa bahasa itu tidak teratur. Kalau
bahasa itu teratur mengapa bentuk jamak bahasa Inggris child menjadi children, bukannya
childs. Mengapa bentuk pas tense bahasa Inggris dari write menjadi wrote, dan bukannya
menjadi writed ?
Dari keterangan diatas tampak bahwa kaum anomali sejalan dengan kaum naturalis,
dan kaum analogi sejalan dengan kaum konvensional. Pertentangan kedua kelompok itu,
anomali dan analogi masih berlangsung sampai sekarang, terutama jika orang berbicara
mengenai filsafat bahasa. Dari studi bahasa pada zaman Yunani ini kita mengenal nama
beberapa kaum atau tokoh yang memiliki peranan besar dalam studi bahasa itu.

2.1.1 Kaum Sophis


Kaum atau kelompok Sophis ini muncul pada abad ke-5 SM. Mereke dikenal dalam studi
bahasa,sepertikarena :
a. Mereka melakukan kerja secara empiris
b. Mereka melakukan kerja secara pasti dengan menggunakan ukuran-ukuran tertentu
c. Mereka sangat mementingkan bidang retorika dalam studi bahasa
d. Mereka membedakan tipe-tipe kalimat berdasarkan isi dan makna

Salah seorang tokoh Sophis, yaitu Protogoras, membagi kalimat menjadi kalimat narasi,
kalimat tanya, kalimat jawab, kalimat perintah, kalimat laporan, doa, dan undangan. Tokoh
lain, Georgias, membicarakan gaya bahasa seperti yang kita kenal sekarang.

2.1.2 Plato (429 – 347 SM)


Plato yang hidup sebelum abad Masehi itu, dalam studi bahasa terkenal,sepertikarena :
a. Dia memperdebatkan analogi dan anomali dalam bukunya Dialoog. Juga mengemukakan
masalah bahasa alamiah dan bahasa konvensional
b. Dia menyodorkan batasan bahasa yang bunyinya kira-kira : bahasa adalah pernyataa
pikiran manusia dengan perantaraan onomata dan rhemata
c. Dialah orang yang pertama kali membedakan kata dalam onoma dan rhema.
Apakah yang dimaksud dengan onoma dan rhema itu? Onoma (bentuk tunggalnya
onomata) dapat berarti :
(1) nama, dalam bahasa sehari-hari
(2) nomina, nominal, dalam istilah tata bahasa, dan
(3) subjek, dalam hubungan subjek logis.
Sedangkan yang dimaksud dengan rhema (bentuk tunggalnya rhemata), dapat berarti :
(4) ucapan, dalam bahasa sehari-hari
(5) verba, dalam istilah tata bahasa, dan
(6) predikat, dalam hubungan predikat logis. Keduanya onoma dan rhema, merupakan
anggota dari logos, yaitu kalimat atau klausa.
2.1.3 Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles adalah salah seorang murid Plato. Dalam studi bahasa dia terkenal, anatara
lain, karena:
a. Dia menambahkan satu kelas kata lagi atas pembagian yang dibuat gurunya, Plato, yaitu
dengan syndesmoi. Jadi, menurut Aristoteles ada tiga macam kelas kata, yaitu onoma, rhema,
dan syndesmoi. Yang dimaksud dengan syndesmoi adalah kata-kata yang lebih banyak
bertugas dalam hubungan sintaksis. Jadi, syndesmoi itu lebih kurang sama dengan kelas
preposisi dan konjungsi yang kita kenal sekarang;
b. Dia membedakan jenis kelamin kata (gender) menjadi tiga, yaitu maskulin, feminin, dan
neutrum.

Hal lain yang perlu diketahui adalah bahwa Aristoteles selalu bertolak dari logika. Dia
memberikan pengertian, definisi, konsep, makna dan sebagainya selalu berdasarkan logika.

2.1.4 Kaum Stoik


Kaum Stoik adalah kelompok ahli filsafat yang berkembang pada permulaan abad ke-4
SM. Dalam studi bahasa kaum Stoik terkenal, antara lain, karena :
. a. Mereka membedakan studi bahasa secara logika dan studi bahasa secara tata bahasa
b. Mereka menciptakan istilah-istilah khusus untuk studi bahasa
c. Mereka menciptakan tiga komponen utama dari studi bahasa, yaitu (1) tanda simbol, sign,
atau semainon; (2) makna, apa yang disebut semainomen atau lekton; (3) hal-hal diluar
bahasa yakni benda atau situasi
d. Mereka membedakan legein, yaitu bunyi uang merupakan bagian dari fonologi tetapi tidak
bermakna, dan propheretal yaitu ucapan bunyi bahasa yang mengandung makna
e.Mereka membagi jenis kata menjadi empat, yaitu kata benda, kata kerja, syndesmoi dan
arthoron yaitu kata-kata yang menyatakan jenis kelamin dan jumlah
f.Mereka membedakan adanya kata kerja komplet dan kata kerja tak komplet, serta kata kerja
aktif dan pasif.

Dari uraian di atas tampak bahwa yang telah dihasilkan kaum Stoik lebih jauh daripada
yang telah dihasilkan oleh atau pada masa Aristoteles.
2.1.5 Kaum Alexandria
Kaum Alexandria menganut paham analogi dalam studi bahasa. Oleh karena itulah
dari mereka kita mewarisi sebuah buku tata bahasa yang disebut Tata Bahasa Dionysius
Thrax sebagai hasil mereka dalam menyelidik kereguleran bahasa Yunani. Buku Dionysius
Thrax ini lahir lebih kurang tahun 100 SM. Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin
oleh Remmius Palaemon pada permulaan abad pertama Masehi dengan judul Ars
Grammatika. Buku inilah yang kemudian dijadikan model dalam penyusunan buku tata
bahasa Eropa lainnya. Karena model dalam penyusunan buku tata bahasa tradisional. Jadi,
cikal bakal tata bahasa tradisional itu berasal dari buku Dionysius Thrax.
Sezaman dengan sarjana-sarjana Yunani di atas, di India pada tahun 400 SM. Panini
seorang sarjana Hindu telah meyusun lebi kurang 4000 pemerian tentang struktur bahasa
Sansekerta dengan prinsip-prinsip dan gagasan-gagasan yang masih dipakai dalam linguitik
modern. Leonardo Bloomfield (1887-1949), seorang tokoh linguis strukural Amerika
menyebut panini sebagai one of the greatest monuments of the human intelligence karena
buku tata bahasa Panini, yaitu Astdhyasi merupakan deskripsi lengkap dari bahasa Sansekerta
yang ada pertama kali.

2.2 Zaman Romawi


Dari Yunani ke Roma memasuki dunia yang sangat berbeda. Seseorang dengan tepat
berbicara mengenai era Yunani-Romawi sebagai kurun waktu peradaban yang merupakan
suatu kesatuan di sekitar wilayah Laut Tengah, akan tetapi peranan Yunani dan Roma
masing-masing berbeda dan saling melengkapi. Tanpa yang satu, kontribusi masing-masing
kepada peradaban Eropa akan menjadi kurang penting dan kurang produktif. Zaman Romawi
merupakan kelanjutan dari zaman Yunani.
Tokoh pada zaman Romawi yang terkenal antara lain, Varro (116 – 27 SM) dengan
karyanya De Lingua Latina dan Priscia dengan karyanya Institutiones Grammaticae.
a. Varro “De Lingua Latina”
Varro adalah penulis bangsa Latin pertama yang bersungguh-sungguh mengenai
masalah-masalah linguistik. Jumlah tulisannya dipuji oleh penulis-penulis yang sezaman
dengannya, dan karyanya De Lingua Latina, yang merupakan ungkapan pendapat-pendapat
linguistiknya, terdiri atas 25 jilid, yang 5-10 diantaranya dan beberapa bagian dari jilid-jilid
lainnya masih ada sampai sekarang. Varro masih juga memperdebatakan masalah analogi dan
anomaly seperti pada zaman Stoik di Yunani. Varro memiliki kajian linguistic yang dibagi
tiga, yaitu etimologi, morfologi, dan sintaksis.
· Etimologi, adalah cabang linguistik yang menyelidiki asal-usul kata berserta
artinya. Dalam bidang ini Varro mencatat adanya perubahan bunyi yang terjadi dari zaman ke
zaman, dan perubahan makna kata.Perubahan bunyi misalnya dari
kata duellummenjadi belum yang artinya ‘perang’.
· Morfologi, adalah cabang linguistic yang mempeljari kata dan pembentukannya.
Apakah kata itu? Menurut varro kata adalah bagian dari ucapan yang tidak dapat dipisahkan
lagi, dan merupakan bentuk minimum.
Varro membedakan adanya 2 macam deklinasi, yaitu deklinasi naturalis dan deklinasi
voluntaris.
1. Deklinasi naturalis, adalah perubahan yang bersifa alamiah, sebab perubahan itu
dengan sendirinya dan sudah berpola.
2. Deklinasi voluntaris, adalah perubahan yang terjadi secara morfologis, bersifat
selektif dan manasuka.

Menyusun kelas kata, varro membagi kelas kata Latin dalam empat bagian, yaitu :
a. Kata benda, termasuk kata sifat, yakni kata yang disebut berinfleksi kasus.
b. Kata kerja, yakni kata yang membuat pernyataan, yang berinfleksi kala.
c. Partisipel, yakni kata yang menghubungkan atau menggabungkan (dalam kata benda dan
kata kerja), yang berinfleksi kasus dan “tense”.
d. Adverbium, yakni kata yang menghungkan, yang tidak berinfleksi.

2. Institutiones Grammaticae atau Tata Bahasa Priscia


Ada 16 jilid megenai morfologi dan 2 jilid mengenai sintaksis dianggap sangat penting,
karena:
a. Merupakan buku tata bahasa Latin yang paling lengkap yang dituturkan oleh pembicara
aslinya.
b. Teori-teori tata bahasanya merupakan tonggak-tonggak utama pembicaraan bahas secara
tradisional.
Dengan dua buah alasan diatas, buku tata bahsa ini kemudian menjadi model dan
contoh dalam penulisan buku tata bahasa, bahasa-bahasa Eropa dan dibagian dunia lain.
Ø Fonologi. Dalam bidang fonologi pertama-tama dibicarakan tulisan atau huruf yang
disebut litterae. Yang dimaksud dengan litterae ini adalah bagian terkecil dari bunyi yang
dapat dituliskan. Bunyi itu disebut potestas.
Bunyi ini dibedakan atas empat macam, yaitu :
(1) vok artikulata, bunyi yang di ucapkan untuk membedakan makna,
(2) vox martikulata, yaitu bunyi yang tidak di ucapkan untuk menunjukan makna.
(3) vox litterata, yaitu bunyi yang dapat dituliskan baik yang artikulata maupun yang
martikulata.
(4) vox ilitterata, yaitu bunyi yang tidak dapat dituliskan.
· Morfologi, dalam bidang ini dibicarakan,sepertimengenai dictio atau kata. Yang
dimaksud dengan kata atau dictio adalah bagian yang minimum dari sebuah ujaran dan harus
diartikan terpisah dalam mkna sebagai satu keseluruhan.
Kata di bedakan atas delapan jenis yang disebut partes orationis. Kedelapan jenis kata
itu adalah :
(1) nomen, termasuk kata benda dan kata sifat menurut klasifikasi sekarang;
(2) verbum, yaitu yang menyatakan perbuatan atau dikenai perbuatan;
(3) participium, yaitu kata yang selalu berderivasi dari verbum, mengambil kategori verbum
dan nomen;
(4) pronomen, yaitu kata-kata yang dapat menggantikan nomen;
(5) adverbium, yaitu kata-kata yang secara sintaksis dan semantic merupakan atribut verbum;
(6) praepositio, yaitu kata-kata yang terletakdi depan bentuk yang berkasus;
(7) interjection, yaitu kata-kata yang menyatakan prasaan, sikap, atau pikiran; dan
(8) conjunctio, yaitu kata-kata yang bertugas menghubungkan angota-angota kelas kata yang
lain untuk menyatakan hubungan sesamanya.
·
Sintaksis. Bidang sintaksis membicarakan hal disebut oratio, yaitu tata susun kata yang
berselaras dan menunjukan kalimat itu selesai.
Akhirnya dapat dikatakan bahwa buku Institutiones Grammaticae ini menjadi dasar tata
bahasa Latin dan filsafat zaman pertengahan.

Anda mungkin juga menyukai