Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Membaca buku merupakan salah satu aktivitas yang efektif untuk
memperoleh ilmu dan pengetahuan. Dengan membaca siswa dapat
memperoleh pengetahuan dengan cepat dan mudah, tinggal memilih buku
yang akan dibaca. Oleh karena itu membaca semestinya menjadi aktivitas
pokok bagi siswa dalam pembelajaran.
Berdasarkan studi “Most Littered Nation In the World" yang dilakukan
oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia
dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara minat membaca
(Kompas.com). Untuk dari itu perlunya ada perbaikkan dalam
meningkatkan minat membaca negara Indonesia. Pemerintah sekarang
telah membuat program Membaca Lima Belas Menit diawal pembelajaran
dengan tujuan untuk mewujudkan budaya membaca di lingkungan
sekolah.
Program tersebut di dalam lingkungan SD Negeri 4 Toboali bagi siswa
kelas V A kurang meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk membaca
sehingga menjadi sebuah kebiasaan dan kebutuhan. Itu dilihat dari data
jumlah kunjungan siswa keperpustakaan yang masih rendah, penjelasan
dari penjaga sekolah bahwa siswa jarang meluangkan waktu istirahatnya
untuk keperpustakaan walau hanya sekedar untuk membaca atau
meminjam buku. Dalam proses belajar mengajar apabila dimintai untuk
membaca buku siswa merasa malas, sehingga minat belajar siswa
rendah, siswa merasa kesulitan dalam meringkas bacaan yang dibacanya,
karena motivasi siswa dalam membaca rendah.
Rincian kegiatan guru kelas Berdasarkan Permen PAN no 16 tahun
2009 BAB VII tentang Rincian Kegiatan dan Unsur Yang Dinilai Pasal 13
salah satunya yaitu membuat karya inovatif. Berdasarkan hal tersebut
maka, guru dalam mengembangkan kemampuan literasi siswa dan

1
kebahasaan siswa memerlukan sebuah strategi dan karya yang inovatif.
Sesuai dengan tugas pokok guru yaitu melaksanakan proses
pembelajaran yang bermutu dan sesuai.
Untuk itu selain program dari pemerintah perlu adanya kegiatan
Sekolah yang inovatif dalam mendukung program pemerintah tersebut.
Seperti pengadaan lomba literasi dan penghargaan atau pemberian
reward kepada siswa. Pemberian penghargaan bagi siswa adalah untuk
meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam membaca sehingga timbul
kesadaran di dalam diri siswa sendiri untuk menjadikan membaca sebagai
sebuah kebiasaan dan kebutuhan bagi dirinya. Selain itu dengan
diadakannya perlombaaan bercerita dan pemilihan duta literasi dapat
meningkatkan kemampuan literasi siswa seperti kemampuan membaca,
menulis dan bercerita yang termuat dalam buku agenda literasi siswa
dapat.
Oleh karena itu, perlu adanya penguatan dalam program Membaca
Lima Belas Menit dengan mengadakan perlombaan dan pemberian
penghargaan kepada siswa untuk meningkatkan minat dan motivasi siswa
dalam membaca sehingga menjadi sebuah kebiasaan dan kebutuhan.
Berdasarkan latar belakang tersebut untuk menyelesaikan isu kurang
maksimalnya program Membaca Lima Belas Menit dalam menumbuhkan
minat baca siswa kelas 4 SD Negeri 4 Toboali, penulis mengangkat
gagasan pemecahan isunya yaitu Perlu Adanya Penguatan dalam
Program Membaca Lima Belas Menit Untuk Meningkatkan Minat
Membaca Siswa Kelas V/A SD Negeri 4 Toboali.

1.2 Tujuan dan Manfaat


A. Tujuan
Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II dan III diharapkan mampu
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) dan mengetahui
kedudukan dan peran profesi ASN dalan NKRI (manajemen ASN, whole
of government, pelayanan publik). Serta dapat menyelesaikan

2
permasalahan dan memberikan perubahan yang positif di lingkangan
kerja kita.
Pemberian penguatan dalam program Membaca Lima Belas Menit
dari pemerintah. Pemberian penguatan tersebut dalam bentuk
perlombaan dan penghargaan serta buku agenda literasi siswa untuk
pengontrol proses kegiatan membaca siswa, diharapkan dapat
meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam membaca sehingga timbul
menjadi sebuah kebiasaan dan kebutuhan serta meningkatkan minat
belajar siswa dan menambah wawasan pengetahuan mereka serta
meningkatkan kemampuan literasi kebahasaan siswa.
B. Manfaat
1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar
Manfaat yang didapatkan oleh peserta Pelatihan Dasar yaitu peserta
dapat memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasikan nilai-nilai
dasar ASN dalam melaksanakan tugas dan fungsi ASN di tempat kerja
dan
2. Bagi Unit Kerja
Manfaat bagi unit kerja yaitu mendapatkan kontribusi dari peserta
Pelatihan Dasar untuk mencapat tujuan, visi dan misi bersama.
3. Stakeholder
Manfaat bagi Stakeholder yaitu dapat merasakan inovasi-inovasi dari
kegiatan yang dilaksanakan oleh peserta pelatihan dasar.
1.3 Gambaran Umum Organisasi
Sekolah SD Negeri 4 Toboali beralamat di Jl. Jenderal Sudirman
kelurahan Teladan, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan,
Propinsi Kepulauan Bangka Belitung RT: 1 RW: 1.
SD Negeri 4 Toboali memiliki sarana antara lain 12 ruang teori/kelas, 1
ruang UKS dan ruang Ibadah, 1 ruang Kepala Sekolah dan 1 ruang
penjaga sekolah, ruang guru, perpustakaan serta kamar mandi laki-laki
dan perempuan untuk siswa dan guru. Tenaga kependidikan terdiri dari
tenaga administrasi satu orang dan tenaga guru ada 19 orang, 3 guru
Mapel. Kemudian Rombongan Belajar ada 12 Kelas dari kelas 1-6 dengan

3
jumlah 328 siswa. Berikut ini Struktur Organisasi Sekolah:

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Sekolah

1.4 VISI dan MISI Organisasi serta Tugas dan Fungsi Guru

4
A. VISI
Visi sekolah yaitu “UNGGUL” dalam mutu, ilmu pengetahuan dan
Teknologi berpijak pada iman dan taqwa. Sekolah yang memiliki
lingkungan belajar yang religius, aman, nyaman sehingga siswa dapat
mengembangkan nilai-nilai agama, kecerdasan, keterampilan dan
teknologi.

B. MISI
Misi sekolah yaitu:
1. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama
2. Mengefektifkan proses pembelajaran sehingga siswa berkembang
secara optimal
3. Mwnciptakan suasana sekolah yang bersih, indah dan aman
4. Mengembangkan sikap disiplin, tanggung jawab, mandiri dan
kerjasama dari dalam diri siswa
5. Mengupayakan kombinasi sumber daya fisik dan manusia dalam
bidang teknologi dan keterampilan
C. Tugas dan Fungsi Guru
Tugas guru berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008
tentang Guru, yaitu:
1. Merencanakan pembelajaran;
2. Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu;
3. Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
4. Membimbing dan melatih peserta didik atau siswa;
5. Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
6. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok
yang sesuai; dan
7. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan
.

5
BAB II
NILAI –NILAI DASAR ANEKA & KEDUDUKAN PERAN PNS DALAM
NKRI
2.1 Nilai – nilai Dasar ANEKA
Nilai-nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi harus ada di dalam diri seorang ASN.
Indikator-indikator dan nilai-nilai dasar tersebut yaitu:
A. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Seorang PNS mempunyai amanah yaitu menjamin terwujudnya nilai-nilai
publik. Nilai-nilai publik sebagai berikut:
1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan
2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;
3. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
4. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
Seorang PNS harus memiliki sikap tanggung jawab dalam
menjalankan setiap tugasnya. Bofens (dalam LAN RI, 2015:10)
menyatakan bahwa akuntabilitas publik memiliki fungsi utama yaitu: Untuk
menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis), untuk mencegah
korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional) dan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Menurut Widita (2015) dalam menciptakan lingkungan kerja yang
akuntabel, ada beberapa indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang
perlu diperhatikan diperhatikan, antara lain:

6
1. Kepemimpinan,
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya.
2. Transparansi
Keterbukaan atas semua tindakan dankebijakan yang dilakukan oleh
individu maupun kelompok/instansi.
3. Integritas
Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
4. Tanggung Jawab
Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di
sengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti
berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
5. Keadilan
Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang.
6. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
7. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta
harapan dan kapasitas.
8. Kejelasan
Pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan.
9. Konsistensi
Sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai pada
tercapai tujuan akhir.
B. Nasionalisme

7
Nasionalisme dalam menurut kamus KKBI adalah paham atau ajaran
untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Pengertian Nasionalisme
dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya
sendiri, tanpa menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Sedang
dalam arti luas yaitu nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa
cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara dan menghormati bangsa
lainnya. Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar
yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN dapat
mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar
memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan
kebangsaannya. (Widita, 2015)
Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi ASN
adalah menjalankan kebijakan publik. Kebijakan publik diharapkan dapat
dilakukan dengan integritas tinggi dalam melayani publik sehingga dalam
menjadi pelayan publik yang profesional. ASN adalah aparat pelaksana
yang melaksanakan segala peraturan perundang-undangan yang
menjadilandasan kebijakan publik untuk mencapai tujuan-tujuan yang
ditetapkan. Sebagai pelayan publik seorang ASN dituntut menjadi
profesional untuk menciptakan pelayanan yang prima.
Selain profesional dan melayani, ASN juga dituntut harus memiliki
integritas tinggi yang merupakan bagian dari kode etik dan kode etika
perilaku yang telah diatur dalam Undang-Undang ASN. Etika-etika dalam
kode etik tersebut harus diarahkan pada pilihan-pilihan yang benar-benar
mengutamakan kepentingan masyarakat luas.
C. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin
adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan
keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan buruk

8
serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang
dianut, Catalano, 1991 (dalam Widita, 2015).
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di
dalam institusi yang adil (LAN, 2015:8). Dalam kaitannya dengan
pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik (LAN, 2015:6). Kode etik adalah aturan-aturan
yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut
pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk
ketentuan-ketentuan tertulis (LAN, 2015:9). Kode etik profesi dimaksudkan
untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam
masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat
dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN
yakni sebagai berikut:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku;
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;

9
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN;
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.
Untuk itu pelayanan publik yang profesional membutuhkan tidak
hanya kompetensi teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika.
D. Komitmen Mutu
LAN RI (2015: 9) menjelaskan bahwa karakteristik utama yang dapat
dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian
target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun
mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam
menyelesaikan kegiatan.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu:
1. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan
target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja.
2. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai
hasil tanpa menimbulkan keborosan.Sedangkan efisiensi merupakan
tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana
pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya

10
pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan
prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
3. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan
publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
4. Mutu
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan
melampaui harapannya.Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi
dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat
vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga
kredibilitas institusi.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa
mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada
pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dan bahkan
melampaui harapannya.Manajemen mutu harus dilaksanakan secara
terintegrasi, dengan melibatkan seluruh komponen organisasi, untuk
senantiasa melakukan perbaikan mutu agar dapat memuaskan
pelanggan. Bill Creech (dalam LAN, 2015) memperkenalkan lima pilar
dalam manajemen mutu terpadu yaitu produk, proses, organisasi,
pemimpin dan komitmen.
E. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. (Widita, 2015).

11
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan yaitu :
1. Jujur
Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak
berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat
membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
2. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki
sifat kasih sayang. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk
memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah
berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu
sesama.
3. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas
kemandirian yang dimiliki seseorang mengoptimalkan daya pikirnya guna
bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan
dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi mencapai
keuntungan sesaat
4. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang
akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.
Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan
utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat
terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang
mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
5. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak

12
tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan
sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan
bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan
tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
6. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas
hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-
besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk
melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya.
7. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan
semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam
gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal
kehidupannya adalah ilmu pengetahuan.
8. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian
untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan
mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan
secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun
semua teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang
dari hal yang semestinya.
9. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang
dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk
mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang
pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada
bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan
keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual,
dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka

13
bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya
harus dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjadi benteng kuat
untuk antikorupsi.
2.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

A. Manajemen ASN
Manejemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
1. Kedudukan ASN
Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN Berdasarkan jenisnya,
pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Pegawai ASN berkedudukan
sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan
oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai politik.
2. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN
berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
a. Pelaksana kebijakan publik
Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan
masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus
mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik
b. Pelayan publik
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang diselenggarakan
oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan
pelanggan.
c. Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan
dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya

14
kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah. ASN
senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa
mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan diri sendiri,
seseorang dan golongan. Dalam menjalankan tugas dan
kedudukannya harus memperhatikan Kode Etik dan Kode Perilaku
ASN dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN. Kode etik dan kode
perilaku berisi pengaturan perilaku agar pegawai ASN.
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
11. Memegang teguh nilai dasar asn dan selalu menjaga reputasi dan
integritas asn; dan
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai
disiplin pegawai ASN.

B. Whole of Government (WoG)


1. Pengertian Whole of Government (WoG)

15
Berdasarkan interpretasi analitis dan manifestasi empiris di lapangan
maka WoG didefinisikan sebagai “suatu model pendekatan integratif
fungsional satu atap” yang digunakan untuk mengatasi wicked problems
yang sulit dipecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik atau
keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas sebabnya, multi dimensi,
menyangkut perubahan perilaku.
2. Nilai-nilai dasar Whole of Government
Nilai-nilai dasar Whole of Government yang harus dimiliki seorang ASN
yaitu:
a. Koordinasi
Kompleksitas lembaga membutuhkan koordinasi yang efektif dan
efisien antar lembaga dalam menjalankan kegiatan kelembagaan.
b. Integrasi
Integrasi dilakukan dengan pembauran sebuah sistem antar lembaga
sehingga menjadi kesatuan yang utuh.
c. Singkronisasi
Singkronisasi merupakan penyelarasan semua kegiatan/data yang
berasal dari berbagai sumber , dengan menyingkronkan seluruh
sumber tersebut.
d. Simplifikasi
Simplikasi merupakan penyederhanaan segala sesuatu baik terkait
data/proses di suatu lembaga untuk mengefisienkan waktu, tenaga
dan biaya.
C. Pelayanan Publik
1. Konsep Pelayanan Publik
Menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 tahun 2003, mengenai
pelayanan yaitu segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh
penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
penerima pelayanan maupun pelaksanaan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Nilai-nilai Dasar Pelayanan Publik

16
Perhatian pemerintah terhadap perbaikan pelayanan kepada
masyarakat, sebenarnya sudah diatur dalam beberapa pedoman, antara
lain adalah Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
(MENPAN) Nomor 63 Tahun 2003 yang mengemukakan tentang prinsip-
prinsip pelayanan publik sebagai berikut:
a. Kesederhanaan.
Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan
mudah dilaksanakan.
b. Kejelasan.
Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik harus jelas, unit
kerja/pejabat yang berwenang bertanggungjawab dalam memberikan
pelayanan dan penyelesaian persoalan dan pelaksanaan pelayanan
publik serta kejelasan rincian biaya pelayanan publik dan tata cara
pembayaran.
c. Kepastian Waktu.
Pelaksanaan pelayanan Publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu
yang telah ditentukan.
d. Akurasi
Produk pelayanan Publik diterima dengan benar, tepat dan sah.
e. Keamanan
Proses dan produk pelayanan Publik memberikan rasa aman dan
kepastian hukum.
f. Tanggung jawab.
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk
bertanggungjawab atas penyelengaraan pelayanan dan penyelesaian
keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.
g. Kelengkapan Sarana dan prasarana.
Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan
pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana
teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika).
h. Kemudahan Akses.

17
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah
dijangkau oleh masyarakat, dan dapat me manfaatkan teknologi
telekomunikasi dan informatika.
i. Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan.
Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah,
serta memberikan pelayanan dengan ikhlah
j. Kenyamanan.
Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu
yang nyaman,bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta
dilengkapi denganfasilitas pendukung pelayanan, seperti parker, toilet,
tempat ibadah, dan lain-lain.

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Identifikasi Isu

18
Berdasarkan hasil pengamatan dan data yang didapatkan di SD
Negeri 4 Toboali antara lain:
A. Kurangnya minat siswa dalam membaca buku berdampak pada
rendahnya minat belajar siswa.
Siswa kurang termotivasi dalam membaca bacaan terlihat dari rendahnya
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita. Dalam latihan soal
cerita siswa kesulitan dalam meringkas isi dari buku yang dibaca, karena
siswa kurang berminat untuk membaca cerita dari awal sampai akhir
untuk membuat sebuah ringkasan.
B. Kurang maksimalnya program Membaca Lima Belas Menit dalam
menumbuhkan minat baca siswa di SD Negeri 4 Toboali.
Itu terlihat dari motivasi siswa dalam membaca masih rendah dan dari
jumlah pengunjung perpustakaan sekolah yang masih rendah di luar
kegiatan kunjungan rutin ke perpustakaan maupun meminjam buku di
perpustakaan sekolah.
3.2 Isu yang Diangkat dan Gagasan Pemecahan Isu

Program Membaca Lima Belas menit yang telah dilaksanakan di SD


Negeri 4 Toboali dalam menumbuhkan minat siswa membaca masih
kurang, karena dilihat dari jumlah pengunjung perpustakaan sekolah yang
masih rendah. Itu menandakan bahwa budaya membaca, belum menjadi
sebuah kebiasaan bahkan menjadi sebuah kebutuhan bagi siswa.
Untuk meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam membaca perlu
adanya penguatan dalam bentuk penghargaan dan pengadaan lomba
literasi guna mengembangkan kemampuan literasi dan keterampilan
berbahasa siswa yaitu membaca, menulis dan berbicara.
Berdasarkan persoalan yang telah dijabarkan di atas maka isu yang
diangkat adalah Kurang Maksimalnya Program Membaca Lima Belas
Menit Dalam Menumbuhkan Minat Baca Siswa SD Negeri 4 Toboali. Isu
yang diangkat tersebut didasarkan dari teknik dalam menentukan isu yaitu
APKL (Aktual, Problematika, Khalayak dan Layak).

19
Aktual, isu tersebut benar-benar terjadi dan masih menjadi
perbicaraan bagi semua guru di SD Negeri 4 Toboali.
Problematika, isu tersebut masih belum dapat dipecahkan
permasalahan terlihat dari kemampuan literasi siswa masih rendah dan
belum adanya penyelesaian yang kreatif dan inovatif dari warga sekolah.
Khalayak, isu tersebut berpengaruh pada aktivitas pokok (siswa) di
dalam pembelajaran, sehingga apabila kemampuan literasi siswa rendah
maka proses pembelajaran juga tersendat.
Layak yaitu isu tersebut layak untuk diangkat dan ditemukan gagasan
pemecah isu, karena membaca merupakan suatu aktivitas pokok di dalam
pembelajaran, apabila aktivitas pokok pembelajaran kurang, maka proses
pembelajaran menjadi tersendat atau belum maksimal. Selain melalui
teknik APKL dalam menentukan isu dan gagasan pemecahan isu juga
harus persetujuan dari Mentor beserta Coach.
Sehingga dari isu tersebut gagasan pemecahan isu yang
dilaksanakan adalah Perlu Adanya Penguatan Dalam Bentuk
Penghargaan dan Pengadaan Lomba Dalam Program Membaca Lima
Belas Menit Untuk Meningkatkan Minat Membaca Siswa SD Negeri 4
Toboali.
3.3 Kegiatan dan Tahapan Kegiatan Pemecahan Isu

Berikut ini kegiatan dan tahapan kegiatan pemecahan isu dalam


memberikan penguatan pada Program Membaca Lima Belas Menit untuk
meningkatkan minat membaca siswa Kelas VA SD Negeri 4 Toboali:

1. Membuat Buku Agenda Literasi Siswa

Buku Agenda Literasi Siswa (sebagai pengevaluasian kegiatan literasi


siswa yaitu: membaca dan menulis ringkasan buku yang dibaca siswa. Di
dalam agenda literasi terdiri dari identitas fisik buku menyangkut: paraf
literasi, judul buku, jumlah halaman buku, jumlah halam buku yang
dibaca, tempat membaca, tanggal dan ringkasan dari buku yang dibaca.
Tahapan kegiatan yang dilakukan:

20
1.1 Melakukan Konsultasi Mengenai Rancangan Buku Agenda Literasi
Siswa Kepada Kepala Sekolah
1.2 Mengetik rancangan Buku Agenda Literasi Siswa
1.3 Mengeprint dan menjilid Buku Agenda Literasi Siswa
1.4 Membagikan Buku Agenda Literasi kepada siswa
1.5 Menjelaskan tata cara dan penggunaan Buku Agenda Literasi. Buku
Agenda Litera merupakan instrumen yang digunakan untuk menilai
perlombaan Pemilihan Duta Literasi.

2. Membuat Brosur Untuk Kegiatan Lomba Bercerita dan Pemilihan


Duta Literasi
Brosur dibuat untuk memberikan informasi tentang kegiatan lomba
bercerita dan pemilihan duta literasi kepada semua warga sekolah, namun
dalam pelaksanaannya di siswa Kelas VA SD Negeri 4 Toboali.
Tahapan kegiatan yang dilakukan:
2.1 Melakukan konsultasi mengenai pembuatan brosur kegiatan Lomba
Bercerita dan Pemilihan Duta Literasi kepada Kepala Sekolah
2.2 Mengetik rancangan brosur kegiatan Lomba Bercerita dan Pemilihan
Duta Literasi
2.3 Mengeprint hasil ketikan brosur kegiatan Lomba Bercerita dan
Pemilihan Duta Literasi
2.4 Menempel brosur kegiatan Lomba Bercerita dan Pemilihan Duta
Literasi di lingkungan sekolah

3. Mengadakan Lomba Bercerita


Mengadakan lomba bercerita dengan menggunakan media buku yang
didapatkan dari referensi buku yang ada di perpustakaan sekolah

Tahapan kegiatan yang dilakukan:


3.1 Melakukan konsultasi mengenai perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan lomba bercerita kepada Kepala Sekolah dan Dewan Juri.
3.2 Melaksanakan rancangan kegiatan lomba bercerita siswa yang telah
dibuat dan disepakati
3.3 Mengumpulkan skor nilai dari masing-masing juri dan perekapan
hasil Perlombaan Bercerita siswa

4. Mengadakan Pemilihan Duta Literasi

21
Pemilihan Duta Literasi berdasarkan pengevaluasian dari hasil Buku
Agenda Literasi siswa yaitu kemampuan membaca dan menulis ringkasan
dari buku yang dibaca siswa
Tahapan kegiatan yang dilakukan:
4.1 Melakukan konsultasi mengenai rancangan kegiatan Lomba
Pemilihan Duta Literasi kepada Kepala Sekolah
4.2 Mengumpulkan Buku Agenda Literasi Siswa Kelas VA (dari hasil
kegiatan literasi siswa yaitu: membaca dan menulis ringkasan buku)
4.3 Merekap hasil Buku Agenda Literasi Siswa Kelas VA
4.4 Menentukan pemenang Pemilihan Duta Literasi. Penentuannya
didasarkan pada hasil Rekapan Buku Agenda Literasi Siswa dan
Kemampuan Bercerita Siwa

5. Mengadakan Serah Terima Penghargaan bagi Pemenang Lomba


Bercerita dan Pemilihan Duta Literasi
Serah terima penghargaan dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Dewan
Juri. Penghargaannya berupa Sertifikat, Buku Cerita dan Salempang Duta
Literasi.
Tahapan kegiatan yang dilakukan:
5.1 Melakukan koordinasi dan pemberitahuan kepada Kepala Sekolah
terkait daftar nama pemenang Lomba Bercerita dan Pemilihan Duta
Literasi beserta bentuk penghargaan bagi pemenang.
5.2 Mengumumkan pemenang Lomba Bercerita dan Pemilihan Duta
Literasi
5.3 Pemberian penghargan kepada masing-masing pemenang Lomba
Bercerita dan Duta Literasi
5.4 Mengvaluasi hasil rekapan peminjaman buku dan kunjungan
perpustakaan sekolah dan Buku Agenda Literasi Siswa.

3.4 Keterkaitan Kegiatan dengan Nilai ANEKA & Peran Kedudukan


PNS
1. Membuat Buku Agenda Literasi Siswa
Tahapan kegiatan:
1.1 Melakukan Konsultasi Mengenai rancangan Buku Agenda Literasi
Siswa kepada Mentor

22
Output : Persetujuan rancangan buku agenda literasi siswa
a. Foto saat membuat Agenda Literasi Siswa
b. Foto saat konsultasi dengan Mentor
c. Hasil rancangan Agenda Literasi sebelum bimbingan atau revisi
d. Hasil rancangan Agenda Literasi siswa yang direvisi atau saat

konsultasi
e. Hasil ACC rancangan Agenda Literasi Siswa setelah direvisi
Nilai yang terkait yaitu:
Akuntabilitas: Kejelasan (penjelasan terhadap rancangan buku
agenda literasi harus jelas tanpa berbelit-belit). Komitmen Mutu:
Kreatif Inovatif (Desain agenda literasi dibuat dengan kreatif dan
belum ada digunakan untuk mengontrol kegiatan membaca siswa)
Etika Publik: Menghargai Komunikasi, Konsultasi, dan
Kerjasama (sebelum melaksanakan kegiatan meminta masukan dan
persetujuan kepada Kepala Sekolah, sehingga terjalinnya
komunikasi, konsultasi dan kerjasama dengan menggunakan bahasa
yang sopan dan santun)

1.2 Mengetik Rancangan Buku Agenda Literasi Siswa yang telah direvisi
Output: hasil ketikan rancangan Agenda Literasi Siswa yang telah
direvisi
a. Foto saat pengetikan Rancangan Buku Agenda Literasi Siswa

yang telah direvisi


b. Hasil ketikan rancangan agenda literasi siswa yang telah direvisi
Nilai yang terkait yaitu:
Akuntabilitas: Konsisten (dalam mengetik atau membuat
rancangan, harus sesuai dengan hasil konsultasi dengan Kepala
Sekolah.
1.3 Mengeprint dan Menjilid Buku Agenda Literasi Siswa yang telah
diACC
Output: Buku Agenda Literasi Siswa
a. Foto saat mengeprint Buku Agenda Literasi Siswa
b. Foto saat menjilid Buku Agenda Literasi Siswa
c. Foto hasil Buku Agenda Literasi Siswa
Nilai yang terkait yaitu:
Akuntabilitas: Tanggung jawab (bertanggung jawab atas pekerjaan
akhir dari pembuatan buku Agenda Literasi siswa)
1.4 Membagikan Buku Agenda Literasi Kepada Siswa

23
Output:
a. Foto saat membagikan buku Agenda Literasi kepada siswa
b. Foto siswa saat memegang Buku Agenda Literasi yang mereka

dapatkan
Nilai yang terkait yaitu:
Nasionalisme: Keadilan (semua siswa mendapatkan buku agenda
literasi tanpa terkecuali)
1.5 Menjelaskan tata cara penggunaan Buku Agenda Literasi Siswa
Output: Pemahaman siswa dalam mengisi buku Agenda Literasi
Siswa
a. Foto saat menjelaskan tata cara penggunaan Buku Agenda
Literasi Siswa
b. Video saat menjelaskan tata cara penggunaan Buku Agenda
Literasi Siswa
b. Foto siswa saat mengisi buku agenda literasi dan
c. Foto buku Agenda Literasi siswa yang telah diisi mengenai: paraf
literasi, judul buku, nama pengarang, jumlah halaman buku, jumlah
halaman yang dibaca, tempat membaca, tanggal dan ringkasan)
Nilai yang terkait yaitu:
Akuntabilitas: Kejelasan (dalam menyampaikan tata cara dan
penggunaan buku Agenda Literasi dengan jelas sesuai dengan
kondisi rancangan yang ada.

2. Membuat Brosur untuk kegiatan Perlombaan Bercerita dan


Pemilihan Duta Literasi (kegiatan perlombaan ini diikuti oleh siswa
Kelas V A)
Tahapan Kegiatan:
2.1 Melakukan konsultasi mengenai pembuatan Brosur kegiatan Lomba
Bercerita dan Pemilihan Duta Literasi kepada Kepala Sekolah
Output: rancangan Brosur kegiatan lomba bercerita dan pemilihan
duta literasi
a. Foto saat membuat rancangan Brosur
b. Foto saat konsultasi dengan Mentor
c. Hasil rancangan Brosur sebelum bimbingan atau revisi
d. Hasil rancangan brosur yang direvisi atau saat konsultasi
e. Hasil ACC Mentor mengenai rancangan Brosur yang telah direvisi
Nilai yang terkait yaitu:

24
Etika Publik: Menghargai Komunikasi, Konsultasi dan Kerjasama
(sebelum membuat brosur melakukan konsultasi dan komunikasi
kepada Kepala Sekolah terlebih dahulu agar mendapatkan keputusan
bersama dan kegiatan komunikasi menggunakan kata-kata yang
sopan dan santun) Akuntabilitas: Kejelasan (penjelasan terhadap
rancangan brosur harus jelas tidak berbelit-belit).
2.2 Mengetik rancangan brosur kegiatan Lomba Bercerita dan Pemilihan
Duta Literasi yang telah direvisi
Output: hasil pengetikan rancangan Brosur kegiatan lomba bercerita
dan pemilihan duta literasi yang telah direvisi
a. Foto saat sedang mengetik rancangan Brosur setelah revisi
b. Hasil rancangan Brosur yang telah direvisi

Nilai yang terkait yaitu:


Akuntabilitas: Tanggung jawab, Konsisten dan Kejelasan (dalam
mengetik atau membuat rancangan brosur kegiatan lomba bercerita
dan pemilihan Duta Literasi, harus bertanggung jawab terhadap
rangcangan yang telah disepakati oleh Kepala Sekolah dan
pembuatannya harus jelas dan konsisten dari rancangan
awal).Komitmen Mutu: Efektif dan Efisien (brosur yang dihasilkan
dapat memaksimalkan tujuan dalam penginformasian tentang lomba
yang akan diadakan dengan tidak mmerlukan sumberdaya tenaga
yang besar untuk menyampaikan informasi)
2.3 Mengeprint hasil ketikan brosur kegiatan Lomba Bercerita dan
Pemilihan Duta Literasi yang telah direvisi
Output: brosur kegiatan lomba bercerita dan pemilihan duta literasi
a. Foto saat sedang mengeprint rancangan Brosur
b. Hasil rancangan Brosur yang telah direvisi
Nilai yang terkait yaitu:
Akuntabilitas: Tanggung jawab (memastikan hasil akhir pembuatan
brosur benar sesuai dengan rancangan)
2.4 Menempel brosur kegiatan Lomba Bercerita dan Pemilihan Duta
Literasi di lingkungan sekolah yang telah diACC
Output: brosur sudah tertempel di lingkungan sekolah

25
a. Foto lembaran Brosur yang akan ditempel
b. Foto saat sedang menempel Brosur didinding sekolah

Nilai yang terkait yaitu:


Akuntabilitas: Kejelasan (menempel brosur di tempat yang mudah
dilihat oleh siswa)

3. Mengadakan Lomba Bercerita dengan menggunakan media buku


yang didapatkan dari referensi buku yang ada di perpustakaan
sekolah
Tahapan kegiatannya:
3.1 Melakukan konsultasi mengenai perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan lomba bercerita kepada Kepala Sekolah, dan Dewan Juri.
Output: persetujuan tentang perencanaan dan pelaksanaan lomba
Bercerita
a. Foto saat mengetik rancangan kegiatan pelaksanaan lomba
bercerita
b. Foto saat melakukan konsultasi dengan Mentor
c. Hasil ketikan rancangan kegiatan pelaksanaan lomba bercerita
sebelum bimbingan
d. Hasil ketikan rancangan kegiatan pelaksanaan lomba bercerita
yang direvisi atau saat bimbingan
e. Hasil rancangan kegiatan pelaksanaan lomba bercerita yang telah
diACC
Nilai yang terkait yaitu:
Etika Publik: Menghargai Komunikasi, Konsultasi dan Kerjasama
(sebelum melaksanakaan kegiatan lomba bercerita dilakukan
konsultasi dan komunikasi agar terjadi kesepakatan bersama dalam
berkomunikasi dan berkonsultasi menggunakan bahasa yang sopan
dan santun) Komitmen Mutu: Kreatif Inovatif (kegiatan lomba
bercerita belum pernah diadakan di lingkungan sekolah)
3.2 Melaksanakan rancangan kegiatan Lomba Bercerita yang telah
dibuat dan disepakati
Output: terlaksananya kegiatan lomba bercerita

26
a. Foto kegiatan lomba bercerita siswa
b. Video kegiatan lomba bercerita siswa
Nilai yang terkait yaitu:
Akuntabilitas: Konsisten dan Tanggung Jawab (kegiatan
pelaksanaan lomba bercerita siswa harus dilakukan sesuai dengan
perencanaan yang telah disepakati bersama dan penuh rasa
tanggung jawab)
3.3 Mengumpulkan skor nilai dari Dewan Juri dan perekapan hasil
Perlombaan Bercerita siswa
Output: hasil rekapan nilai lomba bercerita siswa
a. Foto saat mengumpulkan skor nilai dengan Dewan Juri
b. Hasil lembar penilaian keterampilan bercerita siswa kelas VA dari
masing-masing Dewan Juri
c. Hasil rekapan penilaian keterampilan bercerita siswa kelas VA
d. Hasil pengurutan dari hasil rekapan lomba bercerita siswa kelas VA
e. Hasil daftar nama pemenang Lomba bercerita siswa kelas VA SD

Negeri 4 Toboali
Nilai yang terkait yaitu:
Komitmen Mutu: Mutu (sebagai evaluasi guru dalam meningkatkan
mutu kegiatan proses pembelajaran.
4 Mengadakan Pemilihan Duta Literasi
Tahapan kegiatannya:
4.1 Melakukan konsultasi mengenai rancangan kegiatan Lomba
Pemilihan Duta Literasi kepada Kepala Sekolah
Output: persetujuan tentang rancangan kegiatan lomba pemilihan
duta literasi
a. Foto saat membuat rancangan kegiatan lomba pemilihan duta
literasi
b. Foto saat konsultasi dengan Mentor
c. Hasil ketikan rancangan kegiatan lomba pemilihan duta literasi
sebelum konsultasi
d. Hasil rancangan kegiatan lomba pemilihan duta literasi yang
direvisi saat konsultasi
e. Hasil rancangan kegiatan lomba pemilihan duta literasi yang telah
diACC
Nilai yang terkait yaitu:

27
Etika Publik: Menghargai Komunikasi, Konsultasi dan Kerjasama
(menggunakan bahasa yang sopan dan santun dalam berkomunikasi
dan berkonsultasi)
4.2 Mengumpulkan Buku Agenda Literasi Siswa Kelas VA (dari hasil
kegiatan literasi siswa yaitu: membaca dan menulis ringkasan buku)
Output: kumpulan agenda literasi siswa
a. Foto saat mengumpulkan Buku Agenda Literasi Siswa
b. Lembaran hasil Buku Agenda Literasi beberapa siswa
Nilai yang terkait yaitu:
Akuntabilitas: Tanggung jawab (bertanggung jawab atas buku
agenda literasi siswa yang telah dikumpul)
4.3 Merekap hasil Buku Agenda Literasi Siswa Kelas VA
Output: hasil rekapan agenda literasi siswa
a. Foto saat merekap hasil Buku Agenda Literasi Siswa
b. Hasil rekapan Buku Agenda Literasi siswa
c. Hasil pengurutan dari hasil rekapan Buku Agenda Literasi siswa
Nilai yang terkait yaitu:
Etika Publik: Memberikan Layanan kepada publik secara tanggap
dan cepat ( agenda literasi siswa langsung dikerjakan dan
pekerjaannya dengan cepat) Anti Korupsi : Jujur ( rekapan agenda
siswa sesuai dengan buku agenda siswa)
4.4 Menentukan pemenang Pemilihan Duta Literasi
Output: nama pemenang duta literasi
a. Hasil rekapan pemilihan Duta Literasi
b. Hasil daftar nama pemenang pemilihan Duta Literasi
Nilai yang terkait yaitu:
Nasionalisme: Kerjasama ( adanya kerjasama dengan pihak sekolah
berkenaan dengan kegiatan dan hadiah yang akan diberikan dalam
perlombaan.

5 Mengadakan penyerahan penghargaan kepada para pemenang


Lomba Bercerita dan Pemilihan Duta Literasi)
Tahapan kegiatannya:
5.1 Melakukan koordinasi dan pemberitahuan kepada Kepala Sekolah
terkait daftar nama pemenang Lomba Bercerita dan Lomba Pemilihan
Duta Literasi beserta bentuk penghargaan bagi pemenang.

28
Output: terinformasinya daftar nama pemenang lomba bercerita dan
pemilihan duta literasi serta kesepakatan bentuk penghargaan yang
akan diberikan
a. Foto saat melakukan Konsultasi
b. Hasil daftar nama pemenang lomba bercerita
c. Hasil daftar nama pemenang Pemilihan Duta Literasi
d. Foto penghargaan yang akan diberikan kepada pemenang lomba

Nilai yang terkait yaitu:


Nasionalisme: Kerjasama ( adanya kerjasama dengan pihak sekolah
berkenaan dengan kegiatan dan hadiah yang akan diberikan dalam
perlombaan.
5.2 Mengumumkan pemenang Lomba Bercerita dan Pemilihan Duta
Literasi
Output: daftar nama pemenang kegiatan lomba
a. Hasil daftar nama para pemenang lomba
b. Foto saat mengumumkan pemenang kegiatan lomba bercerita dan

pemilihan duta literasi


c. Foto pemenang berbaris di posisi yang telah disediakan
Nilai yang terkait yaitu:
Akuntabilitas: Kejelasan, Transparan, Tanggung Jawab, dan
Keadilan (pengumuman pemenang lomba bercerita dan pemilihan
duta literasi harus jelas siapa saja pemenangnnya dan berapa skor
masing-masing peserta lomba tersebut yang dimana dapat
dipertanggung jawabkan hasilnya tanpa membeda-bedakan satu
dengan lainnya. Anti Korupsi: Jujur (pengumuman hasil pemenang
lomba disampaikan dengan jujur)
5.3 Pemberian penghargan kepada masing-masing pemenang Lomba
Bercerita dan Duta Literasi
Output: siswa mendapatkan penghargaan
a. Foto saat membagikan penghargaan kepada para pemenang
lomba bercerita dan pemilihan duta literasi
b. Foto para pemenang lomba saat memegang penghargaan yang
didapatnya
Nilai yang terkait yaitu:

29
Akuntabilitas: Konsisten dan Keadilan (pemenang lomba
diberikann penghargaan yang sesuai dengan kesepakatan bersama
dan adil) Anti Korupsi: Jujur (nama pemenang dan penghargaan
yang didapat oleh pemenang lomba tanpa adanya rekayasa
semuanya sesuai dengan keputusan bersama) Nasionalisme: Tanpa
Diskriminatif (pemberian penghargaan kepada pemenang lomba
sesuai dengan tingkatan juara lomba tanpa membeda-bedakan
tingkatan kelas)
5.4 Mengevaluasi hasil rekapan peminjaman buku dan kunjungan
perpustakaan sekolah beserta Buku Agenda Literasi Siswa.

Output:
a. Hasil evaluasi mengenai peminjaman buku perpustakaan kelas VA
sebelum dan pada saat dilaksanakannya kegiatan perlombaan
dan pemberian penghargaan kepada siswa
b. Hasil evaluasi mengenai Buku Agenda Literasi Siswa
Nilai yang terkait yaitu:
Anti Korupsi: Jujur (dalam melakukan pengevaluasian hasil rekapan
peminjaman buku dan kunjungan perpustakaan beserta Buku Agenda
Literasi dilakukan dengan jujur dan tidak subjektif, apa adanya tanpa
dibuat-buat sesuai dengan data dari hasil rekapan buku peminjaman
perpustakaan dan kunjungan perpustakaan)
3.5 Jadwal Rencana Kegiatan

Kegiatan ini akan dilaksanakan di Kelas VA SD Negeri 4 Toboali


dari bulan April-Mei tahun 2019 selama kegiatan off campus seperti tabel
di bawah ini:
Tabel 1.1
Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi
No Kegiatan Bulan
April Mei
Minggu ke- Minggu ke-

30
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Membuat Buku Agenda Literasi Siswa 
Membuat Brosur untuk kegiatan perlombaan
2.
bercerita dan pemilihan duta literasi
Mengadakan lomba bercerita dengan
3. referensi buku yang ada di perpustakaan
sekolah
4. Mengadakan pemilihan duta literasi
Mengadakan penyerahan penghargaan
5. kepada para pemenang lomba bercerita dan
pemilihan duta literasi

31

Anda mungkin juga menyukai