Anda di halaman 1dari 5

Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015

PENGARUH MENGONSUMSI NANAS (Ananas comosus)


TERHADAP LAJU ALIRAN SALIVA PADA LANSIA
PENDERITA XEROSTOMIA

1
Wanda Lewapadang
2
Lydia E. N. Tendean
3
P. S Anindita

1
Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
2
Bagian Biologi Fakultas Kedokteran
3
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: wandalewapadang@gmail.com

Abstract: Due to the improve,ment of quality of life, the number of elderly in Indonesia
increases. In elderly, the organ function will decrease (degeneration of tissues and organs)
either due to natural factors or diseases. One of the complaints associated to organ
degeneration is dry mouth (xerostomia). Citric acid stimulation can increase salivary flow.
High citric acid content is found in pineapple. This was a quasi-experimental study with a
pretest posttest control group design. This study aimed to determine the effects of eating
pineapple to the salivary flow in elderly patients with xerostomia in Panti Werdha Senja Cerah
and Panti Werdha Damai Manado (nursing homes). There were 24 samples divided into two
groups (experimental and control) obtained by using total sampling. The results showed that
eating pineapple affected the salivary flow in elderly patients with xerostomia with a
significant P value < 0.05.
Keywords: xerostomia, salivary flow rate, pineapple fruit

Abstrak: Seiring meningkatnya derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk, maka usia
lanjut di Indonesia semakin bertambah. Semakin bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan
semakin menurun (degenerasi organ) baik karena faktor alamiah maupun karena penyakit,
salah satu hal yang terkait dengan degenerasi organ yaitu keluhan mulut kering (Xerostomia).
Stimulasi asam sitrat merupakan salah satu cara untuk meningkatkan laju aliran saliva.
Kandungan asam sitrat yang tinggi terdapat dalam buah nanas. Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimental semu dengan rancangan pretest posttest control group design. Tujuan
penelitian ini untuk melihat pengaruh mengonsumsi nanas terhadap laju aliran saliva pada
lansia penderita xerostomia di Panti Werdha Senja Cerah dan Panti Werdha Damai Manado.
Jumlah sampel yang diperoleh yaitu 24 orang, dibagi menjadi dua kelompok (ekperimental
dan kontrol). Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu total sampling. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh mengonsumsi nanas terhadap laju aliran
saliva pada lansia penderita Xerostomia dengan nilai signifikansi p>0,05.
Kata kunci: xerostomia, laju aliran saliva, buah nanas

Seiring meningkatnya derajat kesehatan Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun
dan kesejahteraan penduduk akan 2010, populasi lansia di Indonesia telah
berpengaruh pada peningkatan Usaha mencapai 23,9 juta jiwa dari total populasi
Harapan Hidup (UHH) di Indonesia.1 (9,77%) dan pada tahun 2025, menurut

454
Lewapadang, Tendean, Anindita: Pengaruh mengonsumsi nanas...

Badan Pembangunan Nasional dan Badan BAHAN DAN METODE PENELITIAN


Pusat Statistik, diperkirakan akan menjadi Penelitian ini merupakan penelitian
28,8 juta jiwa dari total populasi eksperimental dengan rancangan
(11,34%).2, 3 eksperimental semu (quasi experiment)
Semakin bertambahnya usia, fungsi dengan pendekatan pre test and post test
organ tubuh akan semakin menurun control group design. Penelitian ini
(degenerasi organ), baik karena faktor dilaksanakan pada bulan Agustus di Panti
alamiah maupun karena penyakit. Salah Werda Senja Cerah dan Panti Werda
satu hal yang terkait dengan degenerasi Damai Manado. Populasi penelitian ialah
pada lansia adalah keluhan mulut kering seluruh lansia penderita Xerostomia di
(xerostomia). Xerostomia lebih umum Panti Werda Senja Cerah dan Panti Werda
ditemukan pada usia lanjut, dimana Damai Manado dengan kriteria inklusi
frekuensinya berkisar antara 13-39%, dan yaitu lansia berusia ≥60 tahun; bersedia
meningkat menjadi 60% pada mereka yang berpartisipasi dalam penelitian dengan
menjalani pengobatan atau perawatan di menandatangani informed consent; hadir
rumah sakit. Menurut International Dental pada saat penelitian sedangkan kriteria
Federation (IDF), 50% dari populasi usia ekslusi yaitu lansia yang tidak kooperatif,
40-50 tahun atau lebih mengalami dan yang alergi terhadap buah nanas.
penurunan objektif aliran saliva, atau Pengambilan data dilakukan dengan
hiposalivasi dan meningkat hingga 70% mengukur laju aliran saliva tanpa stimulasi
pada populasi usia 70 tahun atau lebih.4 dan dengan stimulasi. Pada awalnya,
Xerostomia pada lansia dapat responden diinstruksikan untuk tidak
memengaruhi kualitas hidup lansia itu makan dan minum selama 1 jam, setelah itu
sendiri, karena adanya rasa tidak nyaman dihitung laju aliran salivanya dengan
pada rongga mulutserta memengaruhi metode spitting, dilakukan dengan
kesehatan gigi dan rongga mulut, lansia membiarkan saliva untuk tergenang di
penderita xerostomia juga merasa kurang dalam mulut selama 5 menit dan
percaya diri untuk berbicara karena meludahkan ke gelas ukur. Setelah itu
xerostomia dapat menyebabkan bau mulut.5 respondendibagi menjadi dua kelompok,
Watanabe dan Dawes dalam kelompok pertama diberikan perlakuan
penelitiannya menemukan bahwa dengan dengan pemberian nanas sebanyak 100gr
rangsangan mekanik seperti mengunyah yang telah diblender, kelompok kedua yang
makanan, rata-rata aliran saliva bervariasi merupakan kelompok kontrol diberikan
antara 3,15 hingga 4,94 ml/menit, perlakuan dengan pemberian air mineral,
sedangkan ketika diteteskan asam sitrat 5% setelah itu dilakukan kembali pengukuran
kedalam mulut memicu laju aliran yang laju aliran saliva dengan metode spitting.
lebih tinggi yaitu sebesar 7,07 ml/menit.6 Penelitian ini menggunakan uji t-test
Asam sitrat merupakan asam yang paling tidak berpasangan untuk membandingkan
dominan dalam buah nanas, yakni 87% dari antara kelompok eksperimen yang
total asam yang ada.7 Di Sulawesi Utara, mendapat intervensi dan kelompok kontrol
nanas merupakan buah yang murah dan atau pembanding tetapi bila data tidak
mudah didapatkan, buah nanas juga terdistribusi normal maka uji alternative
digemari banyak orang dan biasanya menggunakanMann-Whitney Test.
dijadikan sebagai pencuci mulut.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis HASIL PENELITIAN
tertarik untuk melakukan penelitian tentang Penelitian ini dilaksanakan di Panti
pengaruh mengonsumsi nanas terhadap laju Werdha Senja Cerah dan Panti Werdha
aliran saliva pada lansia penderita Damai pada tanggal 27 dan 29 Agustus
xerostomia 2015. Sampel berjumlah 24 orang yang
merupakan penderita xerostomia.

455
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015

Distribusi Karakteristik Responden bahwa nilai p<0,05 (Tabel 3), yang


Distribusi karakteristik responden menyatakan bahwa terdapat pengaruh
dapat dibedakan berdasarkan jenis kelamin. peningkatan laju aliran saliva yang
Jenis kelamin perempuan lebih banyak bermakna antara kelompok eksperimen dan
dibanding jeniskelamin laki-laki (Tabel 1). kelompok kontrol.

Tabel 1. Distribusi karakteristik responden BAHASAN


berdasarkan jenis kelamin Dari hasil analisis data, rata-rata laju
aliran saliva pada kelompok eksperimen
Jenis setelah perlakuan yaitu 0,45 ml/menit
(%)
Kelamin (n) sedangkan rata-rata laju aliran saliva pada
Laki-laki 5 20,83
kelompok kontrol setelah perlakuan yaitu
Perempuan 19 79,17
0,15 ml/menit (Tabel 2). Hal ini
Total 24 100
menunjukkan bahwa kelompok eksperimen
yang diberikan perlakuan dengan buah
Hasil Pengukuran Laju Aliran Saliva
nanas yang telah diblender memiliki rata-
Hasil rerata pengukuran laju aliran
rata laju aliran saliva lebih tinggi daripada
saliva pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol yang diberi air mineral.
kelompok kontrol pada Tabel 2
Kandungan asam sitrat pada buah nanas
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
dapat merangsang kelenjar-kelenjar saliva
rerata laju aliran saliva kelompok
yang ada, yaitu kelenjar parotis,
eksperimen dan kontrol. Nilai rerata laju
submandibularis, sublingualis dan kelenjar-
aliran saliva setelah perlakuan pada
kelenjar tambahan.
kelompok eksperimen lebih besar
Rangsangan kimiawi pada lidah dapat
dibandingkan dengan nilai rerata kelompok
mengaktifkan sistem saraf autonomsecara
kontrol
tidak langsung melalui sistem saraf sentral,
sehingga kelenjar ludah dirangsang untuk
Tabel 2. Rerata laju aliran saliva pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sekresi. Rangsangan ini terutama
menghasilkan sekresi ludah seperti air,
Sebelum Sesudah Selisih yang menunjukkan suatu rangsangan
Kelompok n
(ml/menit) (ml/menit) Rerata kolinergik. Kecepatan sekresi kelenjar
1
Eksperimen
2
0,08 0,45 0,37 parotis 5 kali lebih tinggi oleh asam sitrat
1 1%. Sekresi tidak dapat dihalangi sama
Kontrol 0,07 0,15 0,08
2 sekali oleh antagonis kolinergik atropin dan
juga tidak ada penghentian lintasan saraf
Hasil uji Independent t-test kolinergik, chorda tympani. Ini
menunjukkan, bahwa lintasan saraf bukan
Tabel 3. Uji independent t-test antara kolinergik juga terlibat pada sekresi saliva
kelompok eksperimen dan kontrol pengaruh yang diindikasi asam sitrat. Terbukti bahwa
mengonsumsi buah Nanas terhadap laju aliran
asam sitrat dapat menggiatkan lintasan
saliva pada lansia penderita Xerostomia
saraf simpatis secara refleks.8
Selisih Sekresi saliva yang berkurang dapat
Kelompok n Sig. menyebabkan penyebaran karies menjadi
Rerata
Eksperimen 12 0,37 lebih cepat. Proses karies terutama terjadi
Kontrol 12 0,08 0,003 pada permukaan-permukaan elemen gigi-
geligi, yang pada orang dengan sekresi
Hasil uji independent t-test untuk saliva normal relatif bebas plak karena
melihat pengaruh mengonsumsi buah aliran saliva yang konstan melalui elemen
Nanas terhadap laju aliran saliva pada gigi-geligi. Buah nanas juga mengandung
lansia penderita Xerostomia menunjukkan enzim bromealin yang dapat digunakan
sebagai antiseptik. Cara kerja enzim
456
Lewapadang, Tendean, Anindita: Pengaruh mengonsumsi nanas...

bromealin adalah menurunkan tegangan kontrol. Keterbatasan penelitian ini ialah


permukaan bakteri dengan cara menghidro- tidak mengumpulkan semua nanas yang
lisis protein saliva dan glikoprotein yang telah diblender sebelum diberikan ke
merupakan mediator bakteri untuk melekat sampel sehingga rasa dari nanas tersebut
pada permukaan gigi. Selain itu juga, tidak homogen
enzim bromealin ikut berperan dalam
metabolisme asam. Kandungan air dan SIMPULAN
serat pada nanas yang cukup tinggi dapat Berdasarkan hasil penelitian yang
membantu fungsi saliva dalam pember- diperoleh, dapat disimpulkan bahwa
sihan rongga mulut, sehingga menghambat terdapat pengaruh mengonsumsi nanas
pertumbuhan plak, sedangkan natrium dan (Ananas comosus) terhadap laju aliran
fosfor dapat digunakan sebagai kontrol saliva pada lansiapenderita Xerostomia.
plak.9,10
Hasil selisih rerata laju aliran saliva SARAN
pada kelompok eksperimen sebesar 0,37 1. Mengonsumsi nanas dapat dianjurkan
ml/menit dan kelompok kontrol 0,08 bagi penderita Xerostomia untuk
ml/menit (Tabel 3). Berdasarkan hasil meningkatkan laju aliran saliva.
analisis uji independent t-testdengan nilai 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
signifikansi 0,003 (p<0,05) menunjukkan tentang mengonsumsi buah nanas
bahwa terdapat pengaruh mengonsumsi dengan memberikan rangsangan secara
buah nanas terhadap laju aliran saliva pada mekanis.
lansia penderita Xerostomia. Hal ini serupa 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
dengan penelitian Haqpada tahun 2014 di dengan sampel yang lebih banyak dan
Padang yang menunjukkan hasil bahwa menambah jumlah nanas yang
terdapat perbedaan pengaruh pengunyahan dikonsumsi
permen karet yang mengandung asam sitrat
dengan yang tidak mengandung asam sitrat DAFTAR PUSTAKA
terhadap laju aliran saliva dengan rata-rata 1. Buletin jendela data dan informasi
laju aliran saliva dengan stimulasi permen kesehatan tahun 2013. Pusat Data
karet yang mengandung asam sitrat 2,88 danInformasi Kementerian Kesehatan
ml/menit.11 RI. p. 5.
Perbedaan penelitian ini dengan 2. BAPPENAS. Proyeksi Penduduk Indonesia
(Indonesia Population Projection)
penelitian Haq11 yaitu aju aliran saliva pada
2010 - 2035. Jakarta: BAPPENAS;
penelitian ini hanya dirangsang secara 2013.
kimiawi dengan asam sitrat pada nanas 3. Sensus Penduduk 2010 Jakarta: Badan Pusat
tanpa adanya rangsangan mekanis dengan Statistik: c2009 [updated 2011
mengunyah. Sampel penelitian ini November 11; cited 2012 Oktober 2];
merupakan lansia penderita xerostomia http://sp2010.bps.go.id/index.
dimana laju aliran salivanya lebih sedikit php/site/tabel? tid=336&wid=0.
dibanding dengan sampel pada penelitian 4. Gomez BR, Vallejo GH, Fuente LA,
Haq yaitu mahasiswa yang rata-rata laju Cantor ML, Diaz M, Lopez-Pintor
aliran salivanya normal dan cara RM. The relationship between the
levels of salivary cortisol and the
merangsang laju aliran saliva dengan
presence of xerostomia in menopausal
rangsangan mekanis dan kimiawi.
women. A preliminary study. Med
Penelitian Haq juga menggunakan sampel Oral Patol Oral Cir Bucal 2006; 11
yang sama pada saat diberi perlakuan (5): E407-12.
permen karet yang mengandung asam sitrat 5. Durgesh NB, KS Nagesh. Fundamentals of
dan yang tidak mengandung asam sitrat. Oral Medicine & Radiology. Jaypee
Pada penelitian ini peneliti membagi 2 Brothers Medical Publishers; 2005. p.
kelompok yaitu kelompok eksperimen dan 248
6. Watannabe S, Dawes C. The effects of
457
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015

different foods and concentrations of 10. Herjulianti E, Laela SD. Pengaruh


citric acid on the flow rate of whole konsumsi buah-buahan berserat tinggi
saliva in man. 1988. terhadap akumulasi plak pada
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed mahasiswa jurusan kesehatan gigi
/ 3190508. poltekkes Bandung. Available from:
7. Dueep JS. The magic of pineapples. JD-Biz URL; http://lppm-poltekkes-
Publishing; 2015. p. 13. bdg.blogspot.com date: June 18 2008
8. Amerongen N. Ludah dan Kelejar Ludah. 11. Haq A. Perbandingan pengaruh mengunyah
Cetakan ke-2. Yogyakarta, 1992; p. 2- permen karet yang mengandung asam
8, 179. sitrat dengan yang tidak mengandung
9. Ilyas M. Daya hambat minimal ekstrak asam sitrat terhadap laju alir saliva
bonggol nanas terhadap pertumbuhan [Skripsi]. Padang: Universitas
bakteri gram positif dalam plak gigi. Andalas; 2014.
Jurnal PDGI. 2005;1(1):193-7.

458

Anda mungkin juga menyukai