VILLA
JL. BANGBANG METUUG, BR. BUANA SARI PECATU, KUTA SELATAN BADUNG,
BALI
Oleh:
Denpasar
2018
PENGANTAR
Laporan ini disusun sebagai bagian dari kegiatan perencanaan struktur bangunan
Pondok Wisata yang berlokasi di Jalan Bangbang Metuug, Br. Buana Sari Pecatu, Kuta
Selatan, Badung, Bali Analisis struktur dilakukan dengan pemodelan tiga dimensi
menggunakan program SAP2000 dengan pembebanan gempa menggunakan fitur auto load
IBC 2009 yang merupakan referensi utama SNI Gempa 2012.
Perencanaan detail penulangan balok dan kolom dilakukan dengan bantuan
program SAP2000 menggunakan ACI code, dengan faktor reduksi kekuatan dan beban
yang digunakan sesuai dengan SNI 03-2847-2013 ”Tata Cara Perhitungan Struktur Beton
Untuk Bangunan Gedung”.
Perencanaan pondasi dilakukan dengan menggunakan pondasi telapak dimana
besar daya dukung tanah 3 ton/m2.
Demikian laporan ini disiapkan sebagai satu kesatuan dengan gambar rencana
struktur sebagai acuan dalam pelaksanaan pembangunan Villa pada Jalan Bangbang
Metuug, Br. Buana Sari Pecatu, Kuta Selatan, Badung, Bali
LAPORAN PERENCANAAN
VILLA
JL. BANGBANG METUUG, BR. BUANA SARI PECATU, KUTA SELATAN BADUNG,
BALI
1. PENDAHULUAN
DATA UMUM
Nama proyek : Villa
Lokasi proyek : Jalan Bangbang Metuug, Br. Buana Sari Pecatu, Kuta Selatan,
Badung, Bali
DATA STRUKTUR
Fungsi bangunan : Rumah Tinggal
Sistem struktur : Struktur beton bertulang
Mutu beton : f’c = 20 MPa
Mutu tulangan : BJTD 32 fy = 320 MPa
: BJTP 24 fy = 240 MPa
Jenis pondasi : Pondasi telapak
Jumlah dan fungsi lantai : 2 Lantai dengan fungsi lantai 1 dan 2 sebagai rumah tinggal
Tinggi Bangunan : - lantai 1 – lantai 2 = 3,4 meter
- lantai 2 – ring balok = 3,4 meter
PERATURAN PERENCANAAN
1. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI-03-2847-2013
2. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung, SNI-03-1729-2002
3. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung, SNI-03-1726-2012
4. Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain SNI-1727-
2013
4
PEMBEBANAN
Struktur dibebani dengan beban akibat berat sendiri struktur, beban mati tambahan, beban
hidup dan beban gempa. Beban mati tambahan meliputi dan beban finishing lantai serta
beban genteng. Beban hidup meliputi beban hidup lantai dan beban akibat air hujan. Beban
yang digunakan dalam perencanaan struktur meliputi:
1. Beban mati (D) : berat sendiri struktur + beban mati tambahan + beban tembok + beban
genteng
2. Beban hidup (L) : beban hidup pada lantai dan beban hidup atap
3. Beban gempa (E)
4. Beban angin (W)
5. Beban air hujan (R)
Kombinasi beban yang digunakan yaitu:
1. 1,4D
2. 1,2D + 1,6L + 0,5R
3. 1,2D + 1,6 Lr + 0,5W
4. 1,2D + 1,0W + L + 0,5R
5. 1,2D + 1,0Ex + L
1,2D + 1,0Ey + L
6. 0,9D + 1,0W
7. 0,9D + 1,0Ex
8. 0,9D + 1,0Ey
5
1. Beban hidup lantai (Rumah Tinggal) : 250 kg/m2 (SNI 1727:2013)
2. Beban hidup tangga (Rumah Tinggal) : 300 kg/m2 (SNI 1727:2013)
3. Beban hidup pada atap gedung
Pada atap dan/atau bagian atap serta pada struktur tudung (canopy) yang dapat dicapai
dan dibebani oleh orang, harus diambil 100 kg/m2 bidang datar.
Pada atap dan/atau bagian atap yang tidak dapat dicapai dan dibebani oleh orang, harus
diambil yang paling menentukan diantara kedua macam beban berikut:
a. Beban terbagi rata per m2 bidang datar berasal dari air hujan sebesar (40-0,8α) kg/m2.
Dimana α adalah sudut kemiringan atap dalam derajat, dengan ketentuan beban
tersebut tidak perlu diambil > 20 kg/m2 dan tidak perlu ditinjau bila α > 50o.
b. Beban terpusat berasal dari seorang pekerja atau seorang pemadam kebakaran
dengan peralatannya sebesar 100 kg.
C. Beban gempa
Perhitungan beban gempa pada SAP 2000 menggunakan fitur pembebanan gempa
otomatis yaitu fitur Auto load berdasarkan IBC 2009 yang disesuaikan dengan SNI
Gempa SNI 1726:2012. Penggunaan IBC 2009 ini disesuaikan dengan Peta Zonasi
gempa terbaru tahun 2010 terbitan PU (Gambar 1). Parameter-parameter yang
disesuaikan tersebut antara lain :
1. Spektral percepatan, Ss : 0,985
2. Spektral percepatan, S1 : 0,367
3. Faktor Respon Modifikasi (R) : 8
4. Faktor Sistem Perkuatan (Ss) :3
5. Faktor Deflection Amplication (Cd) : 5.5
6. Faktor Keutamaan Gedung (I) : 1
7. Kelas Tanah : C (Keras)
8. Kategori desain seismik (KDS) : D
- Fa : 1,04
- Fv : 1.5
- SDS : 0.683 g
- SD1 : 0,367 g
6
Gambar 1. Grafik Peta Zonasi Gempa Indonesia
Berikut ini merupakan perhitungan beban yang bekerja pada struktur bangunan
A. Balok dan kolom
1. Berat sendiri balok dan kolom : dihitung secara otomatis oleh program SAP 2000
B. Beban pelat lantai
1. Berat sendiri pelat : dihitung secara otomatis oleh program SAP 2000
2. Beban hidup : 250 kg/m2 (Rumah Tinggal)
3. Beban mati tambahan
Adukan 3 cm : 63 kg/m2
Kramik1cm : 24 kg/m2
Plafond : 18 kg/m2
MEP : 25 kg/m2
Total : 130 kg/m2
Total : 86 kg/m2
C. Beban atap
1. Beban mati tambahan
Plafond : 18 kg/m2
2. Berat genteng : 50 kg/m2
7
3. Beban hidup : 100 kg/m2 untuk bagian atap yang mampu dicapai dan
dibebani oleh orang dan 20 kg/m2 untuk bagian atap yang tidak dapat dan dibebani
orang.
D. Beban pelat atap
1. Berat sendiri pelat : dihitung secara otomatis oleh program SAP 2000
2. Beban hidup : 100 kg/m2
3. Beban mati tambahan
Adukan 3 cm : 63 kg/m2
Water Proofing : 5 kg/m2
Plafond : 18 kg/m2
Total : 86 kg/m2
E. Beban Angin
Beban angin yang digunakan adalah beban angin desain minimum menurut SNI 1727 :
2013. Beban angin bekerja pada dinding dan atap sebagai berikut:
Beban angin pada atap : 39 kg/m2
Beban angin pada dinding : 79 kg/m2
F. Beban Air Hujan
Beban terbagi rata air hujanWah = 40 - 0,8 α dengan, α = sudut kemiringan atap, derajat
(jika α > 500 dapat diabaikan). Wah = beban air hujan, kg/m2 (min. Wah atau 20 kg/m2)
Beban air hujan pada atap genteng: 20 kg/m2
Beban air hujan pada pelat atap: 40 kg/m2
8
2. Kolom
K1 : 300/300 mm
3. Pelat
Pelat lantai : 120 mm
Pelat tangga : 150 mm
9
ANALISIS STRUKTUR
Analisis struktur dilakukan menggunakan program SAP 2000 dengan faktor beban
merujuk pada peraturan perencanaan struktur beton bertulang untuk gedung SNI 03-2847-
2013. Pada gambar di bawah ini ditampilkan bidang momen, geser, dan aksial. Dari hasil
analisa struktur, diperoleh gaya-gaya dalam masing-masing struktur portal.
10
Gambar 5. Gaya Aksial Portal 2 kombinasi 1,2D + L + Ey (kN)
11
Gambar 7. Gaya Geser Portal 2 kombinasi 1,2D + 1,6L + 0,5 R (kN)
12
Gambar 9. Gaya Momen Portal 2 kombinasi 1,4D (kNm)
Gambar 10. Gaya Momen Portal 2 kombinasi 1,2D + 1,6L + 0,5 R (kNm)
13
Gambar 11. Gaya Momen Portal 2 kombinasi 1,2D + L + Ey (kNm)
14
Gambar 13. Gaya Aksial Portal B kombinasi 1,2D + 1,6L + 0,5 R (kN)
15
Gambar 14. Gaya Aksial Portal B kombinasi 1,2D + L + Ex (kN)
16
Gambar 15. Gaya Geser Portal B kombinasi 1,4D (kN)
Gambar 16. Gaya Geser Portal B kombinasi 1,2D + 1,6L + 0,5 R (kN)
17
Gambar 17. Gaya Geser Portal B kombinasi 1,2D + L + Ex (kN)
18
Gambar 19. Gaya Momen Portal B kombinasi 1,2D + 1,6L + 0,5 R (kNm)
19
PENULANGAN ELEMEN STRUKTUR
Masing-masing elemen struktur seperti balok, kolom dan pelat didesain untuk menahan
gaya-gaya dalam yang terjadi, dengan asumsi mutu beton f’c 20 MPa setara dengan beton
K200, dan mutu baja fy 320 MPa. Dalam perencanaan struktur Pondok Wisata ini, data
tulangan direncanakan berdasarkan hasil desain SAP2000 menggunakan peraturan ACI
318-05/IBC 2009. Berikut ini ditampilkan kebutuhan tulangan perlu untuk elemen pelat,
balok dan kolom yang merupakan hasil desain SAP2000.
Penulangan Pelat
Penulangan Pelat Lantai (120 mm)
Dalam perencanaan tulangan pelat lantai menggunakan analisis tulangan rangkap. Dari
hasil analisis struktur menggunakan SAP2000, diperoleh keluaran momen maksimum yang
terjadi pada tumpuan dan lapangan pelat lantai adalah sebagai berikut.
Momen maksimum pada tumpuan yaitu, -4 KNm
Momen maksimum pada lapangan yaitu, 4 KNm
Penulangan pelat lantai pada daerah lapangan (arah x dan y):
Lebar pelat (b) = 1000 mm
Tebal pelat (h) = 120 mm
Mutu beton (f’c) = 20 MPa
Mutu tulangan tarik dan tekan (fy) = 500 MPa
Penutup beton (p) = 25 mm
Diameter tulangan rencana = 7 mm
Tinggi efektif pelat (d) = 92 mm
Mu = 4 KNm = 4000000 Nmm
Mn = Mu/Ø = 4000000/0,8 = 5000000 Nmm
Rn = Mn/(b*d2) = 0,597 MPa
m = fy/0,85f’c = 29,412
1 2mRn
1 1 = 0,00122
m fy
20
ρ min 2 = = 0,0025
4(500)
Karena nilai ρ hasil analisis < ρ min, untuk selanjutnya digunakan nilai ρ = 0,0028
As = ρ*b*d = 0,0028*1000*92 = 256.2 mm2
20
Jika digunakan wiremesh M7 sebagai tulangan pelat,
As M7 = 2*(1000/150)*(1/4)*π*(72)
= 512.87 mm2
As M7 > As analisis, sehingga penggunaan wiremesh M7 dapat digunakan.
Penulangan pelat lantai pada daerah tumpuan (arah x dan y):
Mu = 4 KNm = 4000000 Nmm
Mn = Mu/Ø = 4000000/0,85 = 4705882 Nmm
Rn = Mn/(b*d2) = 0.562 MPa
m = fy/0,85f’c = 29,412
1 2mRn
1 1 = 0.00114
m fy
ρ min 1 = 1,4/fy = 0,0028
20
ρ min 2 = = 0,0025, digunakan ρ min terbesar yaitu, 0,0028
4(500)
Karena nilai ρ hasil analisis < ρ min, untuk selanjutnya digunakan nilai ρ = 0,0028
As = ρ*b*d = 0.0028*1000*92= 256,2 mm2
Jika digunakan wiremesh M7 sebagai tulangan pelat,
As M7 = 2*(1000/150)*(1/4)*π*(72)
= 512,87 mm2
As M7 > As analisis, sehingga penggunaan wiremesh M7 dapat digunakan.
21
Penulangan Balok Dan Kolom
Penulangan Balok B1A 280/400
Dari hasil analisis struktur dalam SAP2000, diperoleh keluaran jumlah tulangan perlu pada
balok. Dengan fasilitas offset dalam SAP2000 didapat gaya-gaya dalam yang digunakan
dalam perhitungan adalah gaya-gaya dalam yang terjadi di muka kolom, sehingga bisa
didapat luas tulangan perlu yang lebih sedikit.
Penulangan Geser
Dari hasil analisis struktur dalam SAP2000, diperoleh keluaran jumlah tulangan geser
perlu pada balok. Diambil contoh salah satu penulangan geser balok dari hasil keluaran
SAP2000 seperti diperlihatkan pada Gambar 22.
22
Gambar 22. Kebutuhan Tulangan Geser B2 150/200 Berdasarkan SAP2000
Dari Gambar 22 tulangan geser perlu pada balok B 280/400 mm. Pada tumpuan diperoleh
rasio tulangan geser maksimum Av/s = 1,55 mm2/mm, sedangkan di lapangan Av/s = 1,078
mm2/mm.
23
Gambar 23. Kebutuhan Tulangan Lentur K1 300x300 Berdasarkan SAP 2000
Penulangan Geser
Dari hasil analisis struktur dalam SAP2000, diperoleh keluaran jumlah tulangan geser
perlu pada kolom Diambil contoh salah satu kolom dari hasil keluaran SAP2000 seperti
diperlihatkan pada Gambar 24.
24
Gambar24. Disain Kebutuhan Tulangan Geser K1 300x300 Berdasarkan SAP2000.
Dari Gambar 24 rasio tulangan geser perlu terbesar pada kolom yang ditinjau adalah 0,485.
TulanganGeser
LuasTul. Perlu (As SAP) Tulangan LuasTul Jarak Dipakai
25
Luas dasar foot plat, A = Bx * By = 2,25 m2
Tahanan momen arah x, Wx = 1/6 * By * Bx2 = 0,5625 m3
Tahanan momen arah y, Wy = 1/6 * Bx * By2 = 0,5625 m3
Tinggi tanah di atas foot plat, z = Df - h = 1,00 m
Tekanan akibat berat foot plat dan tanah, q = h * gc + z * g = 27,00 kNm2
26
Lebar bidang geser pons, bp = 2 * ( cx + cy ) = 3,468 m
Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, c = bx / by = 1,00
Sesuai SNI 03-2847-2013 pasal 11.2.1.1, untuk pelat dan pondasi telapak non prategang,
nilai Vc harus diambil sebagai nilai terkecil dari persamaan berikut:
2 f ' c bo d
1
Vc = c 6 = 3233703 N
sd f ' c bo d =
Vc = 2 3670085 N
bo 12
Vc = 1 = 1077901 N
f ' c bo d
3
27
Penulangan pelat pondasi
28
Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 0,46 < Rmax ; OK
29