Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lansia adalah mereka yang telah berumur 65 tahun ke atas. Masalah yang
biasa dialami lansia adalah hidup sendiri depresi, fungsi organ tubuh menurun dan
mengatasi menopause. Status kesehatan lansia tidak boleh terlupakan karena sungguh
dalam putaran kebutuhan akan zat gizi, ada lansia yang tergolong sehat dan ada pula
lansia yang mengidap penyakit kronis.
Hipertensi merupakan penyakit yang berhubungan dengan tekanan darah
manusia. Gejala dari hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 120
mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 80 mmHg (Muttaqin, 2009). Secara alamiah
tekanan darah pada orang dewasa akan mengalami peningkatan sesuai dengan
bertambahnya usia. Lansia biasanya mengalami peningkatan tekanan darah sistolik
berhubungan dengan elastisitas pembuluh darah yang menurun (Potter & Perry,
2010).
Dindonesia, prevalensi hipertensi pada tahun 2030 diperkirakan meningkat
sebanyak 7,2 % dari estimasi pada tahun 2010 . Data tahun 2007-2010 menunjukkan
sebanyak 81,5 % mereka sadar mereka penderita hipertensi, 74,9 % menerima
pengobatan dengan 52,5 % pasien yang tekanan darah nya terkontrol. Sekitar 69%
pasien serangan jantung, 77 % pasien pukulan, dan 74% pasien kongesif jantung
kegagalan (CHF) menderita hipertensi dengan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg.
Hipertensi menyebabkan kematian pada 45% penderita penyakitjantung dan 51%
kematian pada penderita penyakit pukulan pada tahun 2008 (SIAPA, 2013).
Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Dr.
Soetomo Surabayamenunjukkan bahwa jumlah penderita hipertensi pada lansia mulai
bulan Oktober–Desember tahun 2016 sebanyak 382 orang. Survei awal yang
dilakukan peneliti di Posyandu Lansia Sejahtera RW IV kelurahan Keputran
Kecamatan Tegal Sari pada bulan Januari 2017 tercatat lansia sebanyak 55 orang dan
yang mengalami hipertensi sebanyak 36 orang.
Depkes RI (2014) pada tahun 2014 menyatakan terjadi peningkatan lansia
yang menderita hipertensi sekitar 50% . Angka kejadian hipertensi di Jawa Timur

1
pada tahun 2013 sebesar 26,2 % berdasarkan Riset keperawatan Dasar pada tahun
2013. Dinas kesehatan kota surabaya pada tahun 2014 mencatat hipertensi sebanyak
19,56%.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari hipertensi ?
2. Apa saja klasifikasi hipertensi ?
3. Apa etiologi dari hipertensi ?
4. Apa patofisiologi hipertensi ?
5. Apa manifestasi klinis dari hipertensi ?
6. Apa komplikasi dari hipertensi?
7. Bagaimana cara pencegahan hipertensi ?
8. Apa saja pemeriksaan penunjang dari hipertensi ?
9. Apa saja penatalaksanaan hipertensi ?

C. Tujuan
1. Agar pembaca mengetahui Pengertian dari hipertensi
2. Agar pembaca mengetahui etiologi dari hipertensi
3. Agar pembaca mengetahui klasifikasi hipertensi
4. Agar pembaca mengetahui patofisiologi hipertensi
5. Agar pembaca mengetahui manifestasi klinis dari hipertensi
6. Agar pembaca mengetahui penatalaksanaan hipertensi
7. Agar pembaca mengetahui komplikasi dari hipertensi
8. Agar pembaca mengetahui pemeriksaan penunjang dari hipertensi
9. Agar pembaca mengetahui penatalaksanaan hipertensi

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI

Pengertian hipertensi banyak dikemukan oleh para ahli, WHO mengemukakan


bahwa hipertensi terjadi bila tekanan darah diatas 160/95 mmhg. Sementara itu
smelttzer & bare ( 2002:896) mengemukakan bahawa hipertensi merupakan takanan
darah persisten atau terus menerus sehingga melebihi batas normal dimana tekanan
sistolik diatas 140 mmhg dan tekanan diastole diatas 90 mmhg.pendapat yang sama
juga diutarakan oleh doenges(20000;420.pendapat senada juga disampaikan oleh TIM
POKJA RS harapan kita,jakarta dan prof.Dr.dr Budhi setianto(depkes,2007), yang

3
menyatakan bahwa hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari 150
mmhg dan tekanan diastolik lebih dari 90mmhg.

Terdapat perbedaan tentang batasan tentang hipertensi seperti diajukan oleh


kaplen(1990:205) yaitu pria, usia kurang dari 45 tahun , dikatakan hipertensi bila
tekanan darah watu berbaring diatas atau sama dengan 130/90mmhg, sedangkan pada
usia lebih dari 45 tahun dikatakan hipertensi bila tekanan darah diatas 145/95mmhg.
Sedangkan pada wanita tekanan darah diatas sama dengan 160/95mmhg. Hal yang
berbeda diungkapkan TIM POKJA RS harapan kita pada usia dibahawah 40 tahun
dikatakan sistolik lebih dari 140 mmhg dan untuk usia antara 60-70 tahun tekanan
darah sistolik 150-155 mmhg masih dianggap normal,hipertensi pada usia lanjut
didefinisikan sebagai tekanan sistolik lebih besar dari 140mmhg dan atau tekanan
diastolik lebih besar dari 90 mmhg ditemukan dua kali lebih pada dua atau lebih
pemeriksaan yang berbeda.(JNC VI,1997)

Untuk usia kurang dari 18 tahun dikatakan hipertensi bila dua kali kunjungan
yang berbeda waktu didapatkan tekanan darah diastolik 90 mmhg atau lebih,atau
apabila tekanan darah sistolik pada beberapa pengukiran didapatkan nilai yang
menetap diatas 140 mmhg (R.P sidabutar dan waguno p,1990\).

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa


hipertensi merupakan kenaikan tekanan darah dimana tekanan darah sistolik lebih dari
140 mmhg dan atau diastolik lebih dari 90mmhg.

B. Etiologi

Penyebab terjadinya hipertensi adalah terdiri dari berbagai faktor , diantaranya


revest lockhart(2011), mengemukakan bahwa faktor-faktor resiko yang dapat
menyebabkan hipertensi adalah stress, kegemukan, merokok, hipernatriumia.
Sedangkan menurut long (1995) TIM POKJA RS harapan kita (2003) dan yayasan
jantung indonesia (2007) menambahkan bahwa penyebab hipertensi dapat dibedakan
menurut jenis hipertensi yaitu hipertensi primer merupakan tekanan darah tinggi yang
disebabkan karena retensi air dan garam yang tidak normal, sensitifitas tearhadap
angiotensi, obesitas, emosi yang terganggu, stress, dan merokok, sedangkan hipertensi
sekunder merupakan tekanan darah tinggi yang disebabkan karena penyakit kelenjar
adrenal, penyakit ginjal, toxemia gravidarum, peningkatan tekanan intra cranial
,yanng disebabkan tumor otak dan pengaruh obat tertentu misal obat kontrasepsi.
4
Dari uraian pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penyebab hipertensi
beragam diantaranya adalah stress, kegemukan, merokok, retensi air dan garam yang
tidak normal sensitifitas terhadap angiotensuis, obesitas, penyakit kelenjar adrenal,
penyakit ginjal, toxemia gravidaru, peningkatan intra cranial, yang disebabkan tumor
otak, pengaruh obat tertentu misal obat kontrasepsi, asupan garam yang tinggi, kurang
olaraga, tetapi sebagian besar tidak diketahui penyebabnya .

C. Klasifikasi Hipertensi

WHO menetapkan klasifikasi hipertensi menjadi tiga tingkat yaitu tingkat I


tekanan darah meningkat tanpa gejala-gejala dari gangguan atau kerusakan sistem
kardiovaskuler. Tingkat II tekanan darah dengan gejala kerusakan atau gangguan dari
alat atau organ lain. Tingkat III tekanan darah meningkat dengan gejala yang jelas
dari kerusakan dan gangguan faal dari target organ .

SIAPA (Dunia Kesehatan Organisasi ) dan ISH (International Masyarakat dari


Hipertensi) mengelompokkan hipertensi sebagai berikut.

Klasifikasi Hipertensi Menurut SIAPA, ISH :

Kategori Tekanan darah sistol Tekanan darah diastol


(mmHg) (mmHg)
Optimal ≤ 120 ≤80
Normal ≤ 130 ≤85
Normal-tinggi 130-139 85-89
Kelas 1(Hipertensi ringan) 140-149 90-99
Sub (perbatasan) 150-159 90-94
Kelas 2 (hipertensi 160-179 100-109
sedang)
Grad (Hipertensi berat) ≥180 ≥110
Hipertensisistolik istirahat ≥140 ≤90
Sub-kelompok 140-149 ≤90
(Perbatasan)
Sumber : (Suparto,2010).

5
Sedangkan menurut tim POKJA RA harapan kita,jakarta,membagi hipertensi
menjadi 6 tingkat yaitu hipertensi perbatasan yaitu tekanan darah diastolik ,normal
kadang 90-100mmhg, hipertensi ringan tekanan darah diastolik 105-114mmhg.
Hipertensi maligna/krisis yaitu tekanan darah diastolik lebih dari 120 mmhg yang
disertai gangguan fungsi target organ, hipertensi sistolik yaitu tekanan darah sisitolik
lebih dari 160 mmhg.

Pada hipertensi krisi dibagi lagi menjadi 2, melalui tim POKJA RA harapan
kita(2003:63) yaitu hipertensi emergensi akut, membahayakan jiwa, hal ini terjadi
karena disfungsi atau kerusakan organ target, yang kedua adalah hipertensi urgensi
yaitu hipertensi berat tanpa ada gangguan organ target akan tetapi tekanan darah perlu
diturunkan dengan segera atau secara bertahap dalam waktu 24-48 jam ,sebab
penurunan tekanan darah dengan cepat akan menimbulkan efek isckemik pada organ
target.

D. Jenis Hipertensi

Menurut Herbert Benson, dkk, berdasarkan etiologinya hipertensi dibedakan menjadi dua,
yaitu :

a. Hipertensi esensial (hipertensi primer atau idiopatik) adalah hipertensi yang tidak
jelas penyebabnya. Hal ini ditandai dengan terjadinya peningkatan kerja jantung
konsekuensi penyempitan kapal darah tepi. Lebih dari 90% kasus termasuk kelompok
ini. Penyebabnya adalah multifaktor, terdiri dari faktorgenetik, gaya hidup, dan
Lingkungan.
b. Hipertensi sekunder, merupakan hipertensi yang karena oleh penyakit sistemiklain
yaitu, seperti ginjal arteri stenosis, hiperosterosterime, hipertiroidisme,
pheochromocytoma, gangguan hormon dan penyakit sistemik lainnya (Herbert
Benson, dkk, 2012).

E. Patofisiologi

Menurut Smeltzer & Bare, (2002) mengatakan bahwa mekanisme yang


mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor

6
pada medulla oblongata di otak di mana dari vasomotor ini mulai saraf simpatik yang
berlanjut ke bawah korda spinalis dan or dihantarkan keluar dari kolomna medulla ke
ganglia simpatis di torax dab abdomen, rangsangan pusat vasomotor dihantarkan
dalam bentuk implus yang bergerak ke bawah mulai sistem syaraf simpatis. Pada
titing ganglion ini neuron prebanglion melepaskan asetilkolin yang merangsang
serabut saraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan melepaskannya nere
frineprine mengakibatkan konskriksi pembuluh darah.

Faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon


pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktif yang menyebabkan vasokonstriksi
pembuluh darah akibat aliran darah yang ke ginjal menjadi berkurang/menurun
berakibat diproduksinya rennin, rennin akan merangsang pembentukan angiotensai l
yang kemudian diubah menjadi angiotensis ll yang merupakan vasokonstriktor yang
kuat yang merangsang sekresi aldosteron oleh cortex adrenal di mana hormone
aldosteron ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal dan
menyebabakan peningkatan volume cairan intra vaskuler yang menyebabkan
hipertensi.

TIM POKJA RS Harapan Kita, (2003) menyebutkan patofisiologi hipertensi


adalah: pada hipertensi primer perubahan patologisnya tidak jelas di dalam tubuh
organ-organ. Terjadi secara perlahan yang meluas dan mengambil tempat pada
pembuluh darah besar danpembuluh darah kecil pada organ-organ seperti jantung,
ginjal, dan pembuluh darah otak. Pembuluh darah seperti aorta, arteri koroner, arteri
basiler yang ke otak dan pembuluh darah perifer di ekstremitas menjadi sklerotik dan
membengkak. Lumen-lumen menjepit, aliran darahke jantung menurun, begitu juga
ke otak dan ektremitas bawah bisa juga terjadi kerusakan pembuluh darah besar.

F. Manifestasi Klinis

Menurut TIM POKJA RS Harapan Kita, (2003) mengemukakan bahwa


manifestasi klinik yang sering tidak tampak. Pada beberapa pasien mengeluh sakit
kepala, pusing, lemas, sesak nafas, kelelahan, kesadaran menurun, mual, gelisah,
muntah, kelemahan otot, epitaksis bahkan ada yang mengalami perubahan mental.

7
Sedangkan menurut FKUI, (1990) dan Dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007) hipertensi
esensial kadang tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada
organ target seperti pada ginjal, mata, otak dan jantung. Namun terdapat pasien yang
mengalami gejala dengan sakit kepala, epitaksis.

G. Cara Pencegahan Hipertensi :


a. Sebuah penurunan berat badan
b. Mengurangi tingkat stress
c. Olahraga
d. Mengontrolkan diri rutin jika memiliki cerita hipertensi keturunan
(Huda Nurarif & Kusuma H, 2015).

H. Komplikasi

Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hipertensi menurut TIM
POKJA RS Harapan Kita (2003) dan Dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007) adalah
diantaranya:

1. Penyakit pembuluh darah otak seperti stroke, perdarahan otak, transient


ischemic attack (TIA).
2. Penyakit jantung seperti gagal jangtung, angina pectoris, infark miokard acut
(IMA).
3. Penyakit ginjal seperti gagal ginjal
4. Penyakit mata seperti perdarahan retina, penebalan retina, dan oedema pupil.

I. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang menurut FKUI (2003) dan Dosen Fakultas


kedokteran USU, Abdul Madjid (2004), meliputi :

1. Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi


bertujuan mentukan adanya kerusakan organ dan faktor resiko lain atau

8
mencari penyebab hipertensi. Biasanya diperiksa urin analisa, darah perifer
lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolestrol
total, HDL,LDL, dan pemeriksaan EKG. Sebagai tambahan dapat dilakukan
pemeriksaan lain, seperti klirens kreatinin, protein, asam urat, TSH dan
ekordiografi.
2. Pemeriksaan diagnostik meliputi BUN/creatinin (fungsi ginjal), glukosa (DM)
kalium serum (meningkat menunjukan aldosteron yang meningkat), kalsium
serum (peingkatan dapat menyebabkan hipertensi: kolesterol dan tri gliserit
(indikasi pencetus hipertensi), pemeriksaan tiroid (menyebabkan
vasokonstrisi), urinanalisa protein, gula (menunjukan disfungsi ginjal) asam
urat (faktor penyebab hipertensi) EKG (pembesaran jantung, gangguan
konduksi), IVP (dapat mengidentifikasi hipertensi.

J. Penatalaksanaan

Terdapat 2 cara penangulangan hipertensi menurut FKUI, (1990) yaitu dengan


nonfarmakologis dan dengan farmakologis.

1. Cara non farmakologis dengan menurunkan berat badan pada penderita


yang gemuk, diet rendah garam dan rendah lemak, mengubah
kebiasaan hidup, olahraga secara teratur dan kontrol tekanan darah
secara teratur.
2. Cara farmakologis yaitu dengan cara memberikan obat-obatan anti
hipertensi seperti diuretik seperti HCT, Higroton, Lasix. Beta bloker
seperti propanolol. Alfa bloker seperti phentolamin, prozazine,
nitroprusside captapril. Simphatolitic seperti hidralazine, diazoxine.
Antagonis kalsium seperti nefedipine (adalat).

Pengobatan hipertensi harus dilandasi oleh beberapa prinsisp menurut FKUI


(1990) yaitu pengobatan hipertensi skunder harus lebih mendahuukan pengobatan
kausal, pengobatan hipertensi esensial ditunjukan untuk menurunkan tekanan darah
dengan harapan memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya komplikasi, upaya
menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan obat anti hipertensi,
pengobatan hipertensi adalah pengobtan jangka panajng bahkan seumur mungkin

9
hidup, pengobatan dengan menggunakan standard triple therapy (STT) menjadi dasar
pengobatan hipertensi.

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

A. PENGKAJIAN

10
1. Identitas klien
a. Nama : Ny. K
b. TTL : Bengkulu,14 mei 1945
c. Umur : 74 Tahun
d. Alamat : Jl sukowati no 40 kota curup
e. Pendidikan : SD
f. Jenis kelamin : Perempuan
g. Suku : Rejang
h. Agama : Islam
i. Status perkawinan : Janda
j. Tanggal pengkajian : 12 Agustus 2019

2. Riwayat Kesehatan
1) Status kesehatan saat ini
a. Klien mengatakan memiliki penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi.
b. Saat ini Ny. K masih mengkonsumsi obat antihipertensi secara rutin.
c. Klien mengatakan sering terbangun pada malam hari jika ingin BAK sampai 3 kali.
d. Klien mengatakan tidak pernah tidur siang, karena tidak bisa tidur pada saat siang
hari.
e. Klien mengatakan kakinya terkadang gemetar saat berjalan.
f. Klien mengatakan senang berada di panti, nyaman dan berbaur dengan lansia yang
lain, bisa mengikuti kegiatan yang ada di panti.
g. Klien mengatakan sering pusing, masuk angin dan merasa sakit pada bagian
tengkuknya.
h. Klien mengatakan rasa nyeri yang dirasakan terkadang mengganggu aktivitasnya.

i. Klien mengatakan nyeri dirasakan saat terlalu banyak melakukan aktivitas (P)
j. Nyeri terasa seperti mencengkram (Q)
k. Klien mengatakan nyeri di tengkuk (R)
l. Klien mengatakan skala nyeri 5 (S)
m. Nyeri yang dirasakan hilang timbul (T)
n. Wajah klien tampak meringis saat menahan nyeri.

2) Riwayat kesehatan dahulu

11
a. Penyakit : Masa kanak-kanak Ny. K tidak pernah dirawat di rumah sakit dan jika
sakit panas hanya di rawat jalan, dan pada masa tua pasien mengalami tekanan darah
tinggi sejak usia 55 tahun.
b. Alergi : Ny. K mengatakan alergi dengan udang, jika makan udang seluruh
badannya gatal-gatal seperti biduran.
c. Kebiasaan : Ny. K tidak merokok, tidak minum kopi, dan tidak minum alcohol.

3) Riwayat kesehatan keluarga


Ny. K mengatakan bahwa ada anggota keluarganya yang mempunyai sakit
hipertensi atau darah tinggi dan strok yaitu adiknya yang bungsu.

4) Riwayat Penyakit Sekarang

Pada saat melakukan pengkajian klien datang ke posyandu dengan keluhan


sakit kepala sejak 3 hari yang lalu, klien mengatakan sakitnya berdenyut-denyut serta
terasa kaku kuduk, sakitnya datang sewaktu-waktu, klien tampak memegang
kepalanya, sebelumnya klien pernah berobat ke dukun tetapi tidak ada perubahan,
klien juga mengatakan nyeri sendi dan penglihatannya kabur, klien bertanya-tanya
tentang penyakitnya, dan saat ini penyakit yang di rasakan oleh klien adalah
hipertensi..

3. STATUS FISIOLOGIS
1) Postur tulang belakang : postur tulang belakang klien saat berjalan tegap.
2) Tanda-tanda vital klien

TD : 160/90 mmHg

N : 87 x/menit

S : 36,7 oC

RR : 20 x/menit

BB : 48 kg

3) Pengkajian Head to Toe


a. Kepala

12
Normocephalus, rambut tampak ubanan, dan kelihatan kotor, tidak ada luka,
tidak ada nyeri tekan pada kepala dan tidak ada benjolan.

b. Mata

Bentuk tampak simetris, konjungtiva tampak anemis, sclera tidak ikterik, pupil
isokor, penglihatan kabur, tidak ada peradangan, tampak menggunakan kaca mata,
tidak ada nyeri dan tidak ada benjolan.

c. Hidung

Bentuk tampak simetris, tidak ada luka, tidak ada peradangan, tidak ada secret
pada hidung, tidak ada nyeri tekan, penciuman masih cukup baik.

d. Mulut dan Tenggorokan

Mulut tampak sedikit kotor, mukosa mulut tampak kering, tidak ada
peradangan, gigi tampak kuning, tampak careas gigi dan gigi tampak ompong, sudah
hilang tiga, mengalami kesulitan saat mengunyah dan tidak ada kesulitan saat
menelan.

e. Telinga

Bentuk simetris, tidak ada luka, tidak tampak serumen, tidak ada peradangan,
tidak nyeri tekan pada bagian belakng telinga (mastoideus), tidak ada benjolan,
pendengaran masih bagus

f. Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada luka, tidak ada bendungan
vena jugularis, klien mengeluh leher bagian belakang, terasa berat (kaku kuduk).

g. Dada

Tampak simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada nyeri tekan.

h. Abdomen

Bentuk simetris, tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa.

i. Genetalia

Tidak terkaji

13
j. Ekstremitas

Kekuatan otot tangan kanan dan kiri 4, kaki kanan dan kiri 4

k. Integument

Kebersihan cukup baik, warna kulit hitam, lembab, tidak ada gangguan pada kulit.

4. PENGKAJIAN PERKEMBANGAN UNTUK LANSIA


1) Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan

Klien mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan saat bangun dari tempat
duduk baik kursi maupun lantai, dan tampak klien tidak stabil pada saat berdiri
pertama kali. Setelah berdiri klien berhenti sejenak lalu berjalan, saat duduk klien
tampak duduk secara perlahan, pandangan mata kabur, klien mengeluh pusing dan
terasa berat di leher bagian belakang, saat mengambil sesuatu klien tampak perlahan-
lahan dan terkadang dibantu, klien merasakan nyeri pinggang saat membungkukkan
badan.

2) Komponen gaya berjalan dan gerakan

Klien tampak berjalan dengan perlahan-lahan tanpa alat bantu seperti tongkat,
melangkah secara hati-hati dan perlahan, jalan tampak sempoyongan.

5. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL

Klien mengatakan hubungan dengan anak-anaknya baik, selalu berkumpul


dengan anak-anaknya karena ke empat anaknya tinggal bersama, klien juga
mengatakan terkadang berinterakasi dengan tetangga sekitar rumahnya.Komunikasi
dengan tetangga sekitar masih bagus dan baik, emosi terkadang tidak stabil jika
banyak pikiran, klien kooperatif saat diajak bicara dan memberikan umpan balik dari
sesuatu yang sedang dibicarakan.

6. PENGKAJIAN FUNGSIONAL KLIEN

Katz index
14
No. Kegiatan Mandiri Bantuan Bantuan
Sebagian Penuh

1. Mandi √

2. Berpakaian √

3. Ke Kamar Kecil √

4. Berpindah Tempat √

5. BAK/BAB √

6. Makan/Minum √

Keterangan : klien dapat beraktivitas secara mandiri tanpa pengawasan, pengarahan, atau
bantuan aktif dari orang lain.

7. STATUS KOGNITIF / AFEKTIF


a. Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ )

Pertanyaan :

Benar Salah Nomor Pertanyaan Jawaban

√ 1 Tanggal berapa hari ini ? 11

√ 2 Hari apa sekarang ? Rabu

√ 3 Apa nama tempat ini ? Bangsal

√ 4 Dimana alamat anda ? Bansal

√ 5 Berapa umur anda ? 65 tahun

√ 6 Kapan anda lahir ? Lupa

√ 7 Siapa presiden Indonesia ? SBY

√ 8 Siapa presiden Indonesia Tidak tau

15
sebelumnya ?

√ 9 Siapa nama kecil anda ? Ati

√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap 17, 14, 11, 8, 5,


pengurangan 3 dari setiap
angka baru, secara menurun

JUMLAH Benar : 6

Salah : 4

Interpretasi :

Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh

Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan

Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang

Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat

Dari hasil Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ ) di dapatkan


hasil 7 benar dan 3 salah ini menunjukkan bahwah fungsi intelektual Ny”K”
kerusakan ringan.

b. MMSE (Mini Mental Status Exam)

No Aspek Nilai Nilai Kriteria

Kognitif maksimal Klien

1 Orientasi 5 1 Menyebutkan dengan benar :

Tahun : 2019 (Benar)

Musim :kemarau

2 Orientasi 5 3 Dimana sekarang kita berada ?

16
Negara : Indonesia (Benar)

Propinsi : Bengkulu (Benar)

Kabupaten/kota : Rejang Lebong


(Benar)

3 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 nama obyek (misal :


kursi, meja, kertas), kemudia
ditanyakan kepada klien, menjawab :

1. kursi

2. meja

3. kertas

4 Perhatian 5 2 Meminta klien berhitung mulai dari


dan 100 kemudia kurangi 7 sampai 5
kalkulasi tingkat.

Jawaban :

93

86

79

72

65

5 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga


obyek pada poin ke- 2 (tiap poin nilai
1)

6 Bahasa 9 6 Menanyakan pada klien tentang


benda (sambil menunjukan benda
tersebut).

Minta klien untuk mengulangi kata

17
berkut :

“ tidak ada, dan, jika, atau tetapi )

Klien menjawab :tidak ada, jika dan


tetapi.

Minta klien untuk mengikuti perintah


berikut yang terdiri 3 langkah.

1. Ambil kertas ditangan anda

2. lipat dua

3. dan taruh dilantai

Perintahkan pada klien untuk hal


berikut (bila aktifitas sesuai perintah
nilai satu poin.

“tutup mata anda”

Perintahkan kepada klien untuk


menulis kalimat dan menyalin
gambar.

Total nilai 30 18

Interpretasi hasil :

24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif

18 – 23 : gangguan kognitif sedang

0 - 17 : gangguan kognitif berat

Dari hasil MMSE (Mini Mental Status Exam)di dapatkan hasil 21 ini menunjukkan
bahwah Ny”K” mengalami gangguan kognitif sedang.

8. PENGKAJIAN STATUS MENTAL

18
Klien mengatakan tidak pernah merasa sedih dan selalu merasa ceria, klien
tidak pernah berkecil hati tentang masa depan karena klien merasa senang tinggal
bersama cucu dan istrinya, klien tidak pernah merasa gagal dalam membimbing anak-
anaknya karena berhasil dalam menjadi kepala keluarga, klien juga merasa puas
dengan keadaannya yang sekarang, klien mengatakan cepat lelh apabila melakukn
aktivitas yang berlebihan.

9. PENGKAJIAN MASALAH EMOSIONAL


a. Masalah Emosional

Klien mengatakan tidak mengalami kesulitan tidur. Tetapi terkadang Klien


terbangun pada malam hari untuk kencing, Klien mengatakan tidak pernah
mempunyai masalah dengan orang lain dan klien tidak pernah mengkonsumsi obat
tidur mupun obat penenang serta klien mengatakan tidak pernah mengurung diri, klien
selalu ditemani oleh istri dan cucunya.

10. PENGKAJIAN PERILAKU TERHADAP KESEHATAN

Pola Kebiasaan : Ny. K tidak merokok, tidak minum kopi, dan tidak minum alcohol.

Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari

a. Nutrisi

Klien mengatakan biasa makan 3 kali sehari terkadang tidak teratur dengan
menghabiskan 2 porsi makanan dengan lauk pauk seadanya, klien tidak senang
makan tampa garam, klien juga mengatakan makan makanan yang sama dengan
keluarganya tampa adanya perbedaan makanan, klien minum 7-8 gelas per hari.

b. Pola istirahat tidur

Klien tidur kurang lebih 4-6 jam perhari, klien sering terbangun saat
malam hari karenan ingin kencing, klien jarang tidur siang, klien sering merenung
nasib cucu-cucunya, saat waktu luang klien biasanya bermain dengan cucu nya.

19
c. Eliminasi

Klien tidak mengalami gangguan saat BAB dan BAK.Klien BAB 1 kali
per hari dengan konsistensi lembek dan BAK 4-5 kali per hari lancar tanpa ada
gangguan.

d. Pola aktivitas

Klien masih bisa melakukan kegiatan dapur seperti memasak, mencucui


piring, klien berusaha untuk mandiri dan tidak merepotkan anak-anaknya.

e. Personal hygiene

Klien mengatakan biasanya mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore
harimenggunakan sabun, sikat gigi setiap kali mandi, menggunakan pasta gigi,
biasanya mengganti pakaian 2 hari sekali.

11. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


a. Pemukiman

Luas bangunan rumah klien 6:5, klien tinggal bersama dengan istri dan 3
orang cucu-cucunya, bentuk rumah petak dengan jenis bangunan atap rumah
menggunakan atap genteng berdindingkan tembok, lantai semen. Kebersihan lantai
kurang, ventilasi <15% luas lantai dan teras pengap, pencahayaan kurang karena
tidak ada ventilasi dan ukuran rumah yang sempit, cara pengaturan dalam hal
menata perabotan kurang dimana sepeda gayung di letakkan di ruang tamu dan
tertumpuk dengan barang-barang yang lain, alat rumah tangga tidak lengkap karena
karpet atau kursi tempat duduk tamu tidak ada.Kulkas tidak ada dan tempat gallon
untuk air bersih tidak ada dan banyak yang lainnya.

b. Sanitasi

sumber penyediaan air bersih yaitu sumur dan Tn”H” mengatakan air yang
diminum air biasa tanpa direbus, pengelolaan jamban bersama dengan jenis jamban
leher angsa dan dengan jarak < 10 meter dari sumber air, sarana pembuangan air
limbah tidak lancer, bekas sampah biasanya dibuang sembarang ke kali

c. Fasilitas

20
klien tidak memelihara ternak dan tidak bekerja sebagai nelayan, anak-
anaknya kebanyakan bekerja sebagai buruh batu, tidak terdapat sarana olah raga,
taman dan ruang pertemuaan.Sarana hiburan yang ada hanyalah televisi.

d. Keamanan Dan Transportasi

Klien mengatakan dilingkungannya tidak ada alat penanggulangan kebakaran


dan bencana Sarana komunikasi yang dimiliki yaitu handphone.

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hipertensi merupakan penyakit yang berhubungan dengan tekanan darah
manusia. Gejala dari hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 120
mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 80 mmHg (Muttaqin, 2009). Secara alamiah
tekanan darah pada orang dewasa akan mengalami peningkatan sesuai dengan
bertambahnya usia. Lansia biasanya mengalami peningkatan tekanan darah sistolik
berhubungan dengan elastisitas pembuluh darah yang menurun (Potter & Perry,
2010).

21
Penyebab hipertensi beragam diantaranya adalah stress, kegemukan, merokok,
retensi air dan garam yang tidak normal sensitifitas terhadap angiotensuis, obesitas,
penyakit kelenjar adrenal, penyakit ginjal, toxemia gravidaru, peningkatan intra
cranial, yang disebabkan tumor otak, pengaruh obat tertentu misal obat kontrasepsi,
asupan garam yang tinggi, kurang olaraga, tetapi sebagian besar tidak diketahui
penyebabnya .
Cara Pencegahan Hipertensi :
a. Sebuah penurunan berat badan
b. Mengurangi tingkat stress
c. Olahraga
d. Mengontrolkan diri rutin jika memiliki cerita hipertensi keturunan
B. SARAN
Setelah membaca makalah ini semoga pembaca dapat memahami isi makalah
yang telah disusun. meskipun kami menyadari makalah ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kami berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun sehingga makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth.2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal bedah. Edisi 8 vol 2. Jakarta :
EGC

Depkes.2009.Pedoman Nasional Penanggulangan Hipertensi. Jakarta

Dinas Kesehatan Sleman.2013. Kesehatan usia lanjut


https://dinkes.slemankab.go.id/kesehatan-usialanjut . Dikutip pada tanggal 27 April 2016

Nurarif Huda & Kusuma H.2015. Aplikasi asuhan keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC NOC. Edisi Revisi Jilid 2. Yogyakarta : Medi Action

Smeltzer, Suzanne. 2001. Keperawatan Medikal Bedah . Edisi 8 vol 2. Jakarta : EGC

Ode, Sharif La .2012. Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika

22

Anda mungkin juga menyukai