PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lansia adalah mereka yang telah berumur 65 tahun ke atas. Masalah yang
biasa dialami lansia adalah hidup sendiri depresi, fungsi organ tubuh menurun dan
mengatasi menopause. Status kesehatan lansia tidak boleh terlupakan karena sungguh
dalam putaran kebutuhan akan zat gizi, ada lansia yang tergolong sehat dan ada pula
lansia yang mengidap penyakit kronis.
Hipertensi merupakan penyakit yang berhubungan dengan tekanan darah
manusia. Gejala dari hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 120
mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 80 mmHg (Muttaqin, 2009). Secara alamiah
tekanan darah pada orang dewasa akan mengalami peningkatan sesuai dengan
bertambahnya usia. Lansia biasanya mengalami peningkatan tekanan darah sistolik
berhubungan dengan elastisitas pembuluh darah yang menurun (Potter & Perry,
2010).
Dindonesia, prevalensi hipertensi pada tahun 2030 diperkirakan meningkat
sebanyak 7,2 % dari estimasi pada tahun 2010 . Data tahun 2007-2010 menunjukkan
sebanyak 81,5 % mereka sadar mereka penderita hipertensi, 74,9 % menerima
pengobatan dengan 52,5 % pasien yang tekanan darah nya terkontrol. Sekitar 69%
pasien serangan jantung, 77 % pasien pukulan, dan 74% pasien kongesif jantung
kegagalan (CHF) menderita hipertensi dengan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg.
Hipertensi menyebabkan kematian pada 45% penderita penyakitjantung dan 51%
kematian pada penderita penyakit pukulan pada tahun 2008 (SIAPA, 2013).
Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Dr.
Soetomo Surabayamenunjukkan bahwa jumlah penderita hipertensi pada lansia mulai
bulan Oktober–Desember tahun 2016 sebanyak 382 orang. Survei awal yang
dilakukan peneliti di Posyandu Lansia Sejahtera RW IV kelurahan Keputran
Kecamatan Tegal Sari pada bulan Januari 2017 tercatat lansia sebanyak 55 orang dan
yang mengalami hipertensi sebanyak 36 orang.
Depkes RI (2014) pada tahun 2014 menyatakan terjadi peningkatan lansia
yang menderita hipertensi sekitar 50% . Angka kejadian hipertensi di Jawa Timur
1
pada tahun 2013 sebesar 26,2 % berdasarkan Riset keperawatan Dasar pada tahun
2013. Dinas kesehatan kota surabaya pada tahun 2014 mencatat hipertensi sebanyak
19,56%.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari hipertensi ?
2. Apa saja klasifikasi hipertensi ?
3. Apa etiologi dari hipertensi ?
4. Apa patofisiologi hipertensi ?
5. Apa manifestasi klinis dari hipertensi ?
6. Apa komplikasi dari hipertensi?
7. Bagaimana cara pencegahan hipertensi ?
8. Apa saja pemeriksaan penunjang dari hipertensi ?
9. Apa saja penatalaksanaan hipertensi ?
C. Tujuan
1. Agar pembaca mengetahui Pengertian dari hipertensi
2. Agar pembaca mengetahui etiologi dari hipertensi
3. Agar pembaca mengetahui klasifikasi hipertensi
4. Agar pembaca mengetahui patofisiologi hipertensi
5. Agar pembaca mengetahui manifestasi klinis dari hipertensi
6. Agar pembaca mengetahui penatalaksanaan hipertensi
7. Agar pembaca mengetahui komplikasi dari hipertensi
8. Agar pembaca mengetahui pemeriksaan penunjang dari hipertensi
9. Agar pembaca mengetahui penatalaksanaan hipertensi
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
3
menyatakan bahwa hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari 150
mmhg dan tekanan diastolik lebih dari 90mmhg.
Untuk usia kurang dari 18 tahun dikatakan hipertensi bila dua kali kunjungan
yang berbeda waktu didapatkan tekanan darah diastolik 90 mmhg atau lebih,atau
apabila tekanan darah sistolik pada beberapa pengukiran didapatkan nilai yang
menetap diatas 140 mmhg (R.P sidabutar dan waguno p,1990\).
B. Etiologi
C. Klasifikasi Hipertensi
5
Sedangkan menurut tim POKJA RA harapan kita,jakarta,membagi hipertensi
menjadi 6 tingkat yaitu hipertensi perbatasan yaitu tekanan darah diastolik ,normal
kadang 90-100mmhg, hipertensi ringan tekanan darah diastolik 105-114mmhg.
Hipertensi maligna/krisis yaitu tekanan darah diastolik lebih dari 120 mmhg yang
disertai gangguan fungsi target organ, hipertensi sistolik yaitu tekanan darah sisitolik
lebih dari 160 mmhg.
Pada hipertensi krisi dibagi lagi menjadi 2, melalui tim POKJA RA harapan
kita(2003:63) yaitu hipertensi emergensi akut, membahayakan jiwa, hal ini terjadi
karena disfungsi atau kerusakan organ target, yang kedua adalah hipertensi urgensi
yaitu hipertensi berat tanpa ada gangguan organ target akan tetapi tekanan darah perlu
diturunkan dengan segera atau secara bertahap dalam waktu 24-48 jam ,sebab
penurunan tekanan darah dengan cepat akan menimbulkan efek isckemik pada organ
target.
D. Jenis Hipertensi
Menurut Herbert Benson, dkk, berdasarkan etiologinya hipertensi dibedakan menjadi dua,
yaitu :
a. Hipertensi esensial (hipertensi primer atau idiopatik) adalah hipertensi yang tidak
jelas penyebabnya. Hal ini ditandai dengan terjadinya peningkatan kerja jantung
konsekuensi penyempitan kapal darah tepi. Lebih dari 90% kasus termasuk kelompok
ini. Penyebabnya adalah multifaktor, terdiri dari faktorgenetik, gaya hidup, dan
Lingkungan.
b. Hipertensi sekunder, merupakan hipertensi yang karena oleh penyakit sistemiklain
yaitu, seperti ginjal arteri stenosis, hiperosterosterime, hipertiroidisme,
pheochromocytoma, gangguan hormon dan penyakit sistemik lainnya (Herbert
Benson, dkk, 2012).
E. Patofisiologi
6
pada medulla oblongata di otak di mana dari vasomotor ini mulai saraf simpatik yang
berlanjut ke bawah korda spinalis dan or dihantarkan keluar dari kolomna medulla ke
ganglia simpatis di torax dab abdomen, rangsangan pusat vasomotor dihantarkan
dalam bentuk implus yang bergerak ke bawah mulai sistem syaraf simpatis. Pada
titing ganglion ini neuron prebanglion melepaskan asetilkolin yang merangsang
serabut saraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan melepaskannya nere
frineprine mengakibatkan konskriksi pembuluh darah.
F. Manifestasi Klinis
7
Sedangkan menurut FKUI, (1990) dan Dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007) hipertensi
esensial kadang tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada
organ target seperti pada ginjal, mata, otak dan jantung. Namun terdapat pasien yang
mengalami gejala dengan sakit kepala, epitaksis.
H. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hipertensi menurut TIM
POKJA RS Harapan Kita (2003) dan Dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007) adalah
diantaranya:
I. Pemeriksaan Penunjang
8
mencari penyebab hipertensi. Biasanya diperiksa urin analisa, darah perifer
lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolestrol
total, HDL,LDL, dan pemeriksaan EKG. Sebagai tambahan dapat dilakukan
pemeriksaan lain, seperti klirens kreatinin, protein, asam urat, TSH dan
ekordiografi.
2. Pemeriksaan diagnostik meliputi BUN/creatinin (fungsi ginjal), glukosa (DM)
kalium serum (meningkat menunjukan aldosteron yang meningkat), kalsium
serum (peingkatan dapat menyebabkan hipertensi: kolesterol dan tri gliserit
(indikasi pencetus hipertensi), pemeriksaan tiroid (menyebabkan
vasokonstrisi), urinanalisa protein, gula (menunjukan disfungsi ginjal) asam
urat (faktor penyebab hipertensi) EKG (pembesaran jantung, gangguan
konduksi), IVP (dapat mengidentifikasi hipertensi.
J. Penatalaksanaan
9
hidup, pengobatan dengan menggunakan standard triple therapy (STT) menjadi dasar
pengobatan hipertensi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
10
1. Identitas klien
a. Nama : Ny. K
b. TTL : Bengkulu,14 mei 1945
c. Umur : 74 Tahun
d. Alamat : Jl sukowati no 40 kota curup
e. Pendidikan : SD
f. Jenis kelamin : Perempuan
g. Suku : Rejang
h. Agama : Islam
i. Status perkawinan : Janda
j. Tanggal pengkajian : 12 Agustus 2019
2. Riwayat Kesehatan
1) Status kesehatan saat ini
a. Klien mengatakan memiliki penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi.
b. Saat ini Ny. K masih mengkonsumsi obat antihipertensi secara rutin.
c. Klien mengatakan sering terbangun pada malam hari jika ingin BAK sampai 3 kali.
d. Klien mengatakan tidak pernah tidur siang, karena tidak bisa tidur pada saat siang
hari.
e. Klien mengatakan kakinya terkadang gemetar saat berjalan.
f. Klien mengatakan senang berada di panti, nyaman dan berbaur dengan lansia yang
lain, bisa mengikuti kegiatan yang ada di panti.
g. Klien mengatakan sering pusing, masuk angin dan merasa sakit pada bagian
tengkuknya.
h. Klien mengatakan rasa nyeri yang dirasakan terkadang mengganggu aktivitasnya.
i. Klien mengatakan nyeri dirasakan saat terlalu banyak melakukan aktivitas (P)
j. Nyeri terasa seperti mencengkram (Q)
k. Klien mengatakan nyeri di tengkuk (R)
l. Klien mengatakan skala nyeri 5 (S)
m. Nyeri yang dirasakan hilang timbul (T)
n. Wajah klien tampak meringis saat menahan nyeri.
11
a. Penyakit : Masa kanak-kanak Ny. K tidak pernah dirawat di rumah sakit dan jika
sakit panas hanya di rawat jalan, dan pada masa tua pasien mengalami tekanan darah
tinggi sejak usia 55 tahun.
b. Alergi : Ny. K mengatakan alergi dengan udang, jika makan udang seluruh
badannya gatal-gatal seperti biduran.
c. Kebiasaan : Ny. K tidak merokok, tidak minum kopi, dan tidak minum alcohol.
3. STATUS FISIOLOGIS
1) Postur tulang belakang : postur tulang belakang klien saat berjalan tegap.
2) Tanda-tanda vital klien
TD : 160/90 mmHg
N : 87 x/menit
S : 36,7 oC
RR : 20 x/menit
BB : 48 kg
12
Normocephalus, rambut tampak ubanan, dan kelihatan kotor, tidak ada luka,
tidak ada nyeri tekan pada kepala dan tidak ada benjolan.
b. Mata
Bentuk tampak simetris, konjungtiva tampak anemis, sclera tidak ikterik, pupil
isokor, penglihatan kabur, tidak ada peradangan, tampak menggunakan kaca mata,
tidak ada nyeri dan tidak ada benjolan.
c. Hidung
Bentuk tampak simetris, tidak ada luka, tidak ada peradangan, tidak ada secret
pada hidung, tidak ada nyeri tekan, penciuman masih cukup baik.
Mulut tampak sedikit kotor, mukosa mulut tampak kering, tidak ada
peradangan, gigi tampak kuning, tampak careas gigi dan gigi tampak ompong, sudah
hilang tiga, mengalami kesulitan saat mengunyah dan tidak ada kesulitan saat
menelan.
e. Telinga
Bentuk simetris, tidak ada luka, tidak tampak serumen, tidak ada peradangan,
tidak nyeri tekan pada bagian belakng telinga (mastoideus), tidak ada benjolan,
pendengaran masih bagus
f. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada luka, tidak ada bendungan
vena jugularis, klien mengeluh leher bagian belakang, terasa berat (kaku kuduk).
g. Dada
Tampak simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada nyeri tekan.
h. Abdomen
Bentuk simetris, tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa.
i. Genetalia
Tidak terkaji
13
j. Ekstremitas
Kekuatan otot tangan kanan dan kiri 4, kaki kanan dan kiri 4
k. Integument
Kebersihan cukup baik, warna kulit hitam, lembab, tidak ada gangguan pada kulit.
Klien mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan saat bangun dari tempat
duduk baik kursi maupun lantai, dan tampak klien tidak stabil pada saat berdiri
pertama kali. Setelah berdiri klien berhenti sejenak lalu berjalan, saat duduk klien
tampak duduk secara perlahan, pandangan mata kabur, klien mengeluh pusing dan
terasa berat di leher bagian belakang, saat mengambil sesuatu klien tampak perlahan-
lahan dan terkadang dibantu, klien merasakan nyeri pinggang saat membungkukkan
badan.
Klien tampak berjalan dengan perlahan-lahan tanpa alat bantu seperti tongkat,
melangkah secara hati-hati dan perlahan, jalan tampak sempoyongan.
5. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Katz index
14
No. Kegiatan Mandiri Bantuan Bantuan
Sebagian Penuh
1. Mandi √
2. Berpakaian √
3. Ke Kamar Kecil √
4. Berpindah Tempat √
5. BAK/BAB √
6. Makan/Minum √
Keterangan : klien dapat beraktivitas secara mandiri tanpa pengawasan, pengarahan, atau
bantuan aktif dari orang lain.
Pertanyaan :
15
sebelumnya ?
JUMLAH Benar : 6
Salah : 4
Interpretasi :
Musim :kemarau
16
Negara : Indonesia (Benar)
1. kursi
2. meja
3. kertas
Jawaban :
93
86
79
72
65
17
berkut :
2. lipat dua
Total nilai 30 18
Interpretasi hasil :
Dari hasil MMSE (Mini Mental Status Exam)di dapatkan hasil 21 ini menunjukkan
bahwah Ny”K” mengalami gangguan kognitif sedang.
18
Klien mengatakan tidak pernah merasa sedih dan selalu merasa ceria, klien
tidak pernah berkecil hati tentang masa depan karena klien merasa senang tinggal
bersama cucu dan istrinya, klien tidak pernah merasa gagal dalam membimbing anak-
anaknya karena berhasil dalam menjadi kepala keluarga, klien juga merasa puas
dengan keadaannya yang sekarang, klien mengatakan cepat lelh apabila melakukn
aktivitas yang berlebihan.
Pola Kebiasaan : Ny. K tidak merokok, tidak minum kopi, dan tidak minum alcohol.
a. Nutrisi
Klien mengatakan biasa makan 3 kali sehari terkadang tidak teratur dengan
menghabiskan 2 porsi makanan dengan lauk pauk seadanya, klien tidak senang
makan tampa garam, klien juga mengatakan makan makanan yang sama dengan
keluarganya tampa adanya perbedaan makanan, klien minum 7-8 gelas per hari.
Klien tidur kurang lebih 4-6 jam perhari, klien sering terbangun saat
malam hari karenan ingin kencing, klien jarang tidur siang, klien sering merenung
nasib cucu-cucunya, saat waktu luang klien biasanya bermain dengan cucu nya.
19
c. Eliminasi
Klien tidak mengalami gangguan saat BAB dan BAK.Klien BAB 1 kali
per hari dengan konsistensi lembek dan BAK 4-5 kali per hari lancar tanpa ada
gangguan.
d. Pola aktivitas
e. Personal hygiene
Klien mengatakan biasanya mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore
harimenggunakan sabun, sikat gigi setiap kali mandi, menggunakan pasta gigi,
biasanya mengganti pakaian 2 hari sekali.
Luas bangunan rumah klien 6:5, klien tinggal bersama dengan istri dan 3
orang cucu-cucunya, bentuk rumah petak dengan jenis bangunan atap rumah
menggunakan atap genteng berdindingkan tembok, lantai semen. Kebersihan lantai
kurang, ventilasi <15% luas lantai dan teras pengap, pencahayaan kurang karena
tidak ada ventilasi dan ukuran rumah yang sempit, cara pengaturan dalam hal
menata perabotan kurang dimana sepeda gayung di letakkan di ruang tamu dan
tertumpuk dengan barang-barang yang lain, alat rumah tangga tidak lengkap karena
karpet atau kursi tempat duduk tamu tidak ada.Kulkas tidak ada dan tempat gallon
untuk air bersih tidak ada dan banyak yang lainnya.
b. Sanitasi
sumber penyediaan air bersih yaitu sumur dan Tn”H” mengatakan air yang
diminum air biasa tanpa direbus, pengelolaan jamban bersama dengan jenis jamban
leher angsa dan dengan jarak < 10 meter dari sumber air, sarana pembuangan air
limbah tidak lancer, bekas sampah biasanya dibuang sembarang ke kali
c. Fasilitas
20
klien tidak memelihara ternak dan tidak bekerja sebagai nelayan, anak-
anaknya kebanyakan bekerja sebagai buruh batu, tidak terdapat sarana olah raga,
taman dan ruang pertemuaan.Sarana hiburan yang ada hanyalah televisi.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hipertensi merupakan penyakit yang berhubungan dengan tekanan darah
manusia. Gejala dari hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 120
mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 80 mmHg (Muttaqin, 2009). Secara alamiah
tekanan darah pada orang dewasa akan mengalami peningkatan sesuai dengan
bertambahnya usia. Lansia biasanya mengalami peningkatan tekanan darah sistolik
berhubungan dengan elastisitas pembuluh darah yang menurun (Potter & Perry,
2010).
21
Penyebab hipertensi beragam diantaranya adalah stress, kegemukan, merokok,
retensi air dan garam yang tidak normal sensitifitas terhadap angiotensuis, obesitas,
penyakit kelenjar adrenal, penyakit ginjal, toxemia gravidaru, peningkatan intra
cranial, yang disebabkan tumor otak, pengaruh obat tertentu misal obat kontrasepsi,
asupan garam yang tinggi, kurang olaraga, tetapi sebagian besar tidak diketahui
penyebabnya .
Cara Pencegahan Hipertensi :
a. Sebuah penurunan berat badan
b. Mengurangi tingkat stress
c. Olahraga
d. Mengontrolkan diri rutin jika memiliki cerita hipertensi keturunan
B. SARAN
Setelah membaca makalah ini semoga pembaca dapat memahami isi makalah
yang telah disusun. meskipun kami menyadari makalah ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kami berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun sehingga makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth.2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal bedah. Edisi 8 vol 2. Jakarta :
EGC
Nurarif Huda & Kusuma H.2015. Aplikasi asuhan keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC NOC. Edisi Revisi Jilid 2. Yogyakarta : Medi Action
Smeltzer, Suzanne. 2001. Keperawatan Medikal Bedah . Edisi 8 vol 2. Jakarta : EGC
22