Anda di halaman 1dari 11

Febri Arisandi

200602014
Aritmia
Pengertian
Aritmia adalah gangguan pada jantung yang meliputi pembentukan dan konduksi rangsangan.

Klasifikasi
Disritmia Atrial
Kontraksi atrium prematur
Kontraksi atrium prematur terjadi ketika implus atrial ektopik keluar secara prematur.
Pada gambaran EKG, gelombang P terlihat prematur dan bahkan dapat terbenam pada
gelombang T terdahulu. Keadaan ini dapat terjadi pada pasien dengan penyakit jantung
rematik, penyakit jantung iskemik, hipertiroidisme dan gagal jantung kongestif. Tindakan
yang harus dilakukan pemantauan dan pencatatan frekwensi denyut prematur. Obat – obat
yang dapat digunakan antara lain digitalis, guinidin.

Takikardi supraventikular paroksismal


Takikardi supraventikular paroksismal menggambarkan irama atrium yang cepat
dengan frekwensi 150 sampai 250 denyut / menit. Gelombang P mungkin terlihat mendahului
QRS tetapi pada frekwensi yang lebih cepat mungkin tersembunyi dalam QRS atau
mendahului gelombang T. Gelombang T biasanya negatif di lead II, III, AVP karena
konduksi retrograd dari nodus AV ke atrium. Takikardi supraventikular paroksismal harus
dibedakan dari takikardi karena penyempitan QRS : Denyut atrial prematur seringkali
mengawali irama, Denyut mulai dan berakhir dengan tiba – tiba, Frekwensi sering kali lebih
cepat dari sinus takikardi dan cenderung menjadi lebih teratur dari menit ke menit.
Pasien yang dapat serangan takikardi atrial paroksismal merasa jantungnya berdebar
lebih cepat sekali, gelisah, keringat dingin, merasa lelah, kadang – kadang timbul sesak nafas
dan hipotensi. Seringkali pada pasien tanpa penyakit jantung pasien hanya dapat merasakan
palpitasi dan sakit kepala ringan tergantung pada frekuwensi serta durasi PSVT, sedangkan
pada pasien dengan penyakit jantung, dispnea, angina pektoris dan GJK dapat terjadi saat
waktu pengisian ventrikel maka curah jantung menurun sehingga dapat terjadi serangan
angina. Pengobatan harus diberikan segera yaitu dengan tindakan penekanan bola mata,
massage pada sinus karotikus. Bila tak berhasil dapat disuntikkan verapamil intravena,
Diltiazem, β bloker dan adenosin dapat digunakan sebagai terapi pilihan. Kardioversi atau
pemacu dengan kendali yang berlebihan dapat diperlukan jika terapi dengan obat – obatan
tidak berhasil.

Flutter atrial
Fluter atrial merupakan irama ektopik atrium cepat yang terjadi pada frekwensi atrial
250 – 350 denyut / menit. Frekwensi atrium yang terlalu cepat menghasilkan gambaran
bentuk gig gergaji atau picket fence. Gelombang flutter untuk secara parsial tersembunyi di
dalam kompleks QRS atau gelombang T. Gambaran ini sering terlihat pada pasien dengan
penyakit jantung termasuk penyakit arteri koroner, kor pulmonalis dan penyakit jantung
rematik. Jika flutter atrial terjadi dengan frekwensi ventrikel yang cepat, ruang ventrikel tidak
dapat mengisi secara adekuat sehingga mengakibatkan berbagai gangguan derajat
hemodinamik. Obat – obat pilihan yang dapat digunakan meliputi digitalis, diazepam,
verapamil yang dapat meningkatkan derajat blok AV sehingga mengontrol frekwensi
ventrikel. Quinidin dapat menolong dalam mengubah flutter menjadi sinus normal setelah
frekwensi ventrikel diperlambat. Sikronisasi kardioversi diperlukan untuk mengubah iaram
ke irama sinus atau ke irama fibrilasi atrial yang lebih stabil.

Fibrilasi atrial
Fibrilasi atrial didfinisikan sebagai irama ektopik atrium yang cepat yang terjadi
dengan frekwensi atrium 400 – 650 denyut / menit. Ini dicirikan oleh kekacauan aktifitas
atrium dengan gelombang yang tidak dapat didefinisikan. Fibrilasi atrial dsapat terjadi
sebagai distritmi sementara pada orang dewasa muda yang sehat, adanya fibrilasi atrial
permanen hamir selalu dihubungkan dengan penyakit jantung. Tanda pasien dengan fibrilasi
atrium permanen antara lain penyakit otot atau distensi atrium bersamaan denngan penyakit
node sinus. Irama ini umumnya terjadi pada pasien dengan penyakit jantung koroner,
penyakit jantung rematik, penyakit paru, setelah operasi jantung terbuka dan penyakit jantung
kongenital ( bawaan ).
Fibrilasi atrial menyebabkan curah jantung berkurang karena frekwensi cepat yang
mengakibatkan berkurangnya waktu bagi ventrikel untuk mengisi dan hilangnya efektivitas
kontraksi atrium. Pasien dengan fibrilasi atrium kronis beresiko tinggi untuk menjadi emboli
karena kondisi atrium dilatasi pasif, trombus dapat terbentu pada dinding atrium kemudian
terlepat sehingga dapat menyebabkan embolisasi termasuk strok. Obat – obat yang dapat
diberikan antara lain digitalis karena dapat meningkatkan blok AV dan memungkinkan lebih
banyak waktu untuk pengisian diastolik ventrikel, Diltiazem, verapamil dan Quinidin.
Kardioversi diindikasikan jika terapi obat – obatan atau terdapat kondisi gangguan
hemodinamik.

Takikardi atrial multifokal


Takikardi atrial multifokal merupakan irama atrium cepat dengan berbagai bentuk
gelombnag P karena penembakan tiga atau lebih fokus atrial. Frekwensi atrium lebih dari 100
denyut / menit dan iramanya biasanya tidak teratur. Irama ini secara khas terjadi pada pasien
– pasien dengan penyakit pulmonalis berat, pasien yang menunjukkan hipoksemia,
hipokalemia, perubahan pada Ph serumatau hipertensi pulmonalis. Tindakan diarahkan untuk
mengontrol penyakit paru dasar dan memperlambat frekwensi ventrikel jika dibutuhkan.

Disritmia ventrikel
Denyut ventrkel prematur
Denyut ventrikel prematur merupakan denyut ektopik yang timbul secara prematur
pada tingkatan ventrikel. QRS tidak hanya prematur tetapi akan melebar dan aneh pada
gelombang T yang berlawanan defleksinya dengan kompleks QRS. Denyut prematur
ventrikel dapat terjadi pada semua kelompok umur, tanpa atau dengan penyakit jantung
seperti pada penyakit miokard atau dengan iritabilitas miokard. Tindakannya dapat diberikan
obat – obatan seperti lidokain, prokainamid dan quinidin.

Takikardi ventrikel
Takikardi ventrikel didefinisikan sebagai tiga atau lebih dari denyut ventrikel
prematur dalam astu baris. Ini dikenal dengan kompleks QRS yang lebar dan aneh terjadi
pada irama yang hampir teratur pada frekwensi lebih besar dari 100 denyut / menit.
Gelombang P biasanya tidak terlihat dan jika terlihat tidak berhubungan dengan QRS. Hal ini
dapat terjadi sebagai komplikasi dari infark miokard. Tanda gejala yang bisa muncul nyeri
dada iskemik, edema pulmonal dan ketidaksadaran. Jika pasien dalam kondisi stabil dapat
diberikan lidokain sedangkan pada pasien yang kondisinya tidak stabil dapat dilakukan
kardioversi sinkronisasi dan untuk tindakan jangka panjang dapat menggunakan AICD (
automatic implantable cardioveter defibrillator ).
Fibrilasi ventrikel
Fibrilasi ventrikel didefinisikan sebagai depolarisasi ventrikel tidak efektif, cepat dan
tidak teratur. Fibrilasi ventrikel dapat terjadi pada situasi iskemi, infark miokard, manipulasi
kateter pada ventrikel, gangguan karena kontak dengan listrik, perpajangan interval QT atau
sebagai irama akhir pada pasien dengan kegagalan sirkulasi. Pada kondisi fibrilasi ventrikel
dapat terjadi kehilangan kesadaran dalam beberapa detik, pasien mengalami pelemahan
denyut dan tidak ada curah jantung. Jika fibrilasi ventrikel terjadi, defibrilasi harus segera
dilakukan, sedangkan jika arrest terlihat pukulan pekordialdiberikan sebelum pasien
defibrilasi, pasien harus didukung dengan resusitasi jantung paru dan obat- obatan serta dapat
diberikan AICD untuk penanganan jangka panjang.

Blok Atrioventikular
Blok atrioventikular terjadi oleh karena gangguan pada beberapa bagian sistem
konduksi AV. Sinus – denyut awal diperlambat atau secara lengkap diblok dari pengaktivasi
ventrikel. Blok dapat terjadi pada tingkatan nodus AV dan berkas His.
Blok AV derajat – pertama
Pada blok derajat – pertama, konduksi AV diperpanjang tetapi semua implus akhirnya
dikonduksi ke ventrikel. Gelombang P ada dan mendahului tiap – tipa QRS dengan
perbandingan 1 : 1. Interval PR konstan tetapi durasi melebihi diatas batas 0, 2 detik.
Terjadinya PR yang memanjang dapat disebabkan oleh obat –obatan seperti digitalis, β
bloker, penghambat saluran kalsium, penyakit arteri koroner, berbagai penyakit infeksi dan
lesi kongenital. Tindakan yang harus dilakukan memonitor interval PR terhadap
kemungkinan blik lebih lanjut.

Blok AV derajat – kedua – mobitz I ( Wenckebach )


Pada tipe blok AV derajat – kedua, konduksi AV diperlambat secara progresif pada
masing – masing sinus sampai akhirnya implus ke ventrikel diblok secara komplit. Pada
gambaran EKG, gelombang P ada dan berhubungan dengan QRS didalam pola siklus.
Interval PR secara progresif memanjang pada tiap – tiap denyut sampai kompleks QRS tidak
dikonduksi. Blok derajat – kedua tipe ini dapat terjadi pada infark dinding inferior dari
miokard.

Blok AV derajat – kedua – mobitz II


Blok mobitz tipe II digambarkan sebagai blok intermiten pada konduksi AV sebelum
perpanjanganinterval PR. Karena tidak ada gangguan pada nodus sinus maka interval PP
teratur. Seringkali ada bundle branch block yang menyertai sehingga QRS akan melebar.

Blok AV derajat – ketiga ( komplit )


Penyekat AV derajat tiga (penyekat jantung lengkap) juga berhubungan dengan
penyakit jantung organic, intoksikasi digitalis dan MI. frekwensi jantung berkurang drastic,
mengakibatkan penurunan perfusi ke organ vital, seprti otak, jantung, ginjal, paru dan kulit.
Pada blok jantung komplit nodus sinus terus memberi cetusan secara normal tetapi tidak ada
implus yang mencapai ventrikel. Ventrikel dirangsang dari sel – sel pacu jantung yang keluar
dan dipertemuan ( frekwensi 40 – 60 denyut / menit ) atau ventrikel ( frekwensi 20 – 40
demyut / menit ) tergantung pada tingkat blok AV. Pada gambaran EKG gelombang P dan
kompleks QRS ada tetapi tidak ada hubungan antara keduannya. Jika pacu jantung pertemuan
memacu ventrikel maka QRS akan mengecil sedangkan pada pacu jantung ideoventrikular
akan mengakibatkan kompleks QRS yang lebar.
Blok cabang berkas
Blok cabang berkas terjadi bila terdapat blok patologis atau fungsional pada salah satu
cabang – cabang utama dari sistem konduksi intaraventrikel. Pada saat konduksi melalui
berkas di blok, implus berjalan sepanjang berkas yang tidak terganggu dan mengaktifkan satu
ventrikel secara normal. Implus terlambat mencapai ventrikel yang lainnya, karena ini
berjalan keluar dari serat – serat konduksi yang normal. Ventrikel kanna dan kiri kemudian
terdepolarisasi secara berurutan dalam pola normal yang simultan. Aktivitas abnormal
menghasilkan kompleks QRS yang lebar. Penyebab yang paling umum dari blok cabang
berkas adalah infark miokard, hipertensif dan kardiomiopati.

Asistol ventrikel
Pada asistol ventrikel tidak akan terjadi kompleks QRS, tidak ada denyut jantung,
denyut nadi, dan pernafasan. Frekwensi pada asistol ventrikel frekwensinya tidak ada,
gelombang P mungkin ada tapi tidak dapat dihantarkan ke nodus AV dan ventrikel, hantaran
dan irama tidak ada. CPR perlu dilakukan agar pasien tetap hidup, epineprin harus diberikan
secara berulang dengan interval setiap 5 menit, natrium bikarbonat diberikan secara intravena
serta diperlukan pemasangan face maker secara intrathorax, transvena atau eksternal.

Penyebab
 Irama abnormal dari pacu jantung
 Pergeseran pacu jantung dari nodus sinus ke bagian lain dari jantung
 Blok pada tempat – tempat yang berbeda sewaktu menghantarkan implus melalui
jantung
 Jalur hantaran implus yang abnormal melalui jantung
 Pembentukan yang spontan dari implus abnormal pada hampir semua bagian jantung
 Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard
 Gangguan sirkulasi koroner, misalnya iskemia miokard, infark miokard
 Gangguan keseimbangan elektrolit, misalnya hiperkalemia, hipokalemia
 Gangguan pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan irama
jantung.
 Gangguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
 Gangguan metabolic, misalnya asidosis, alkalosis
 Gangguan endokrin, misalnya hipertiroidisme, hipotiroidisme
 Gangguan irama jantung akibat gagal jantung, karmiopati atau tumor jantung
 Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin, obat-obat anti aritmia
lainnya
Pengkajian
1) Biodata
2) Anamese
 Keluhan utama :
 Riwayat penyakit dahulu : pernah ada penyakit jantung (infark miokard,GJK,
hipertensi,dll)
 Riwayat penyakit sekarang : -

 Psikososial dan spiritual


Pasien takut dan cemas, kurang pengetahuan dan konsep diri, pasien menjadi
jarang beribadah dan interaksi sosialnya terbatas.
3) Pemeriksaan fisik
 Perubahan TD, contoh hipertensi atau hipotensi selama periode disritmia.
 Nadi : mungkin tidak teratur, contoh denyut kuat, pulsus altenan (denyut kuat
teratur/denyut lemah), nadi bigeminal (denyut kuat tak teratur/denyut lemah).
Defisit nadi (perbedaan antara nadi apical dan nadi radial).
 Bunyi jantung : irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun.
 Kulit : warna dan kelembaban berubah, contoh pucat, sianosis, berkeringat
(gagal jantung, syok).
 Edema : dependen, umum, DVJ (pada adanya gagal jantung).
 Haluaran urine : menurun bila curah jantung menurun berat.
4) Integritas ego
Gejala :
· Perasaan gugup (disertai takiaritmia), perasaan terancam.
· Stressor sehubungan dengan masalah medik.
Tanda :
· Cemas, takut, menolak, marah, gelisah, menangis.
5) Makanan/ cairan
Gejala :
· Hilang nafsu makan, anoreksia.
· Tidak toleran terhadap makanan (karena adanya obat).
· Mual/muntah.
· Perubahan berat badan.
Tanda :
· Perubahan berat badan.
· Edema
· Perubahan pada kelembaban kulit/turgor.
· Pernapasan krekels.
6) Neuro sensori
Gejala :
· Pusing, berdenyut, sakit kepala.
Tanda :
· Status mental/sensori berubah, contoh disorientasi, bingung, kehilangan memori,
perubahan pola bicara/kesadaran, pingsan, koma.
· Perubahan perilaku, contoh menyerang, letargi, halusinasi.
· Perubahan pupil (kesamaan dan reaksi terhadap sinar).
· Kehilangan refleks tendon dalam dengan disritmia yang mengancam hidup
(takikardia
ventrikel , bradikardia berat).
7) Nyeri/Ketidaknyaman
Gejala :
· Nyeri dada, ringan sampai berat
Tanda :
· Perilaku distraksi, contoh gelisah.
8) Pernapasan
Gejala :
· Penyakit paru kronis.
· Riwayat atau penggunaan tembakau berulang.
· Napas pendek.
· Batuk (dengan /tanpa produksi sputum).
Tanda :
· Perubahan kecepatan/kedalaman pernapasan selama episode disritmia.
· Bunyi napas : bunyi tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan
komplikasi pernapasan, seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena
tromboembolitik pulmonal.
9) Pemeriksaan penunjang
 EKG : Menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan
tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan oabt jantung.
 Monitor Holter : gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan
dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di rumah/kerja).
Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat
antidisritmia.
 Foto dada : Dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung sehubungan
dengan disfungsi ventrikel atau katup.
 Scan pencitraan miokardia : Dapat menunjukkan area iskemik/kerusakan miokard
yang dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding
dan kemampuan pompa.
 Tes stress latihan : Dapat dilakukan untuk mendemonstrasikan latihan yang
menyebabkan disritmia.
 Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat
menyebabkan disritmia.
 Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas jantung, adanya obat jalanan atau
dugaan interaksi obat, contoh digitalis, quinidin dan lain-lain.
 Pemeriksaan Tiroid : Peningkatan atau penurunan kadar tiroid serum dapat
menyebabkan /meningkatnya disritmia.
 Laju Sedimentasi : Peninggian dapat menunjukkan proses inflamasi akut/aktif,
contoh endokarditis sebagai faktor pencetus untuk disritmia.
 GDA/Nadi Oksimetri : Hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksaserbasi
disritmia.
Diagnosa Keperawatan
 Penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi elektrik dan
penurunan kontraktilitas miokard yang ditandai dengan takikardi, denyut lemah,
hipotensi, kulit pucat, penurunan haluaran urine, lelah
 Intoleran Aktivitas berhubungan dengan gangguan sistem transport oksigen sekunder
akibat disritmia yang ditandai dengan kelemahan, pusing, dispnea, pernafasan lebih
dari 24, nadi lebih dari 95, pucat, konfusi, vertigo
 Resiko gangguan pertukaran gas berhubungan dengan adanya bendungan pada atrium
sehingga difusi O2 da CO2 terganggu
 Kelebihan volume cairan berhubungan dengan peningkatan preload, penurunan
kontraktilitas dan penurunan curah jantung sekunder akibat disritmia yang ditandai
dengan udema, kulit menegang,sesak nafas, kenaikan berat badan
 Resiko kekurangan nutrisi berhubungan dengan penurunan keinginan untuk makan
sekunder akibat perubahan tingkat kesadaran.

Intervensi
1. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi elektrik
dan penurunan kontraktilitas miokard
Tujuan : pasien dapat meningkatkan atau mempertahankan curah jantung
secaraadekuat setelah dilakukan tindakan keperawatan selama.....
Dengan kriteria hasil : Tekanan darah normal
Denyut nadi kuat
Haluaran urine normal
Kulit tidak pucat
Tidak cepat lelah
Intervensi
- Jelaskan penyebab pasien cepat lelah
R/ Penurunan curah jantung menyebabkan suplay darah dan O2 ke jaringan
menurun sehingga otak kurang O2 lalu pasien mengalami kelelahan.
- Berikan lingkungan yang tenang dan membatasi aktivitas masa akut
R/ Menurunkan rangsangan dan penghilang stres akibat katekolamin
menyebabkan vasokonstriksi dan meningkatkan kerja miokard
- Raba nadi ( radial, karotid, femoral, dorsalis pedis ) catat frekwensi, keteraturan,
amplitudo dan kesimetrisan, catat adanya pulsus alternan dan defisit nadi
R/ Perbedaan frekwensi, kesamaan dan keteraturan nadi menunjukkan efek
gangguan curah jantung pada sirkulasi sistemik atau perifer.
- Anjurkan pasien untuk bedrest dan bantu dalam memenuhi kebutuhannya
R/ pembatasan aktivitas dapat mengurangi kebutuhan O2 tubuh dan menurunkan
beban kerja jantung
- Auskultasi bunyi jantung, catat frekwensi, irama dan catat adanya denyut jantung
ekstra serta penurunan nadi
R/ Pendengaran terhadap bunyi jantung ekstra atau penurunan nadi membantu
mengidentifikasi distritmia pada pasien yang tidak terpantau
- Demonstrasikan penggunaan prilaku pengaturan stres mis teknik relaksasi
R/ Untuk meningkatkan partisipasi pasien dalam melakukan kontrol dalam situasi
penuh stres
- Inspeksi adanya nyeri dada, catat lokasi, lamanya, intensitas dan faktor pemberat
R/ nyeri dada bermacam – macam tergantung dari penyebab disritmia namun
nyeri dada dapat menunjukkan iskemi karena penurunan perfusi miokard atau
peningkatan kebutuhan O2
- Siapkan RJP sesuai dengan indikasi
R/ untuk mencegah kerusakan atau kematian jaringan
- Kolaborasi :
pemberian diuretic
R/ mengurangi beban kerja jantung dengan mengurangi preload dan tekanan
pengisian yang berlebihan
pemberian vasodilator
R/ meningkatkan cardiac output, mengurangi tahanan vaskuler sehingga dapat
menurunkan kerja jantung.
pemberian digoksin
R/ menurunkan kecepatan konduksi rangsang dalam system hantaran sehingga
meningkatkan cardiac output
- Observasi nadi, TD, integument, produksi urine, kelelahan
R/ nadi, TD, produksi urine, integument dalam rentang normal dan tidak ada
kelelahan menunjukkan adanya peningkatan curah jantung.
Daftar Pustaka
 Soeparman.1987.Ilmu Penyakit Dalam:Jakarta.FKUI
 Hudak,Carolyn M.1997.Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik:Jakarta.EGC
 Smeltzer,Suzanne C.2001.Keperawatan Medikal Bedah Edisi & Vol 2:Jakarta.EGC
 Depkes.1993.Proses Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler:Jakarta.EGC
 www.Total Kesehatan Anda .com/list jantung html
 http://keperawatanadil.blogspot.com/2007/11/askep-aritmiadisritmia.html
Gagal jantung
Gangguan keseimbangan asam basa
Radang jantung
Tumor jantung

Gg konduksi Gg pembentukan rangsangan

≠ ada aliran rangsangan


ke miokard pasif aktif

≠ ada kontraksi Timbul Gg irama Timbul irama


Penganti penganti

ARITMIA

Asistol Fibrilasi Ventikular Takikardi Ventrikel

Jantung ≠ Kontraksi ventrikel cepat, Kontraksi cepat,


Berkontraksi ireguler dan ≠ efektif irama reguler

Waktu pengisian ventrikel turun

Penurunan Volume sekuncup

Penurunan curah jantung

Suplai darah ke jaringan turun

Penurunan suplai O2 ke jaringan

Energi turun Bendungan atrium


Otak
Intoleran aktivitas difusi O2 dan CO2

Tingkat kesadaran turun Resiko gg pertukaran gas

Penurunan nafsu makan Resiko kelebihan vol cairan

Nafsu makan turun resiko kurang nutrisi

Anda mungkin juga menyukai