Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN

PELATIHAN PENANGGULANGAN PENDERITA GAWAT DARURAT

“ ( ATCL )Advance Trauma Life Support dan Basic Trauma and Cardiac Life Support
( BTCLS ) ”

Bagi Dokter dan Perawat

A. Dasar pemikiran

Berdasarkan Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas pada Pasal ;

1. Pasal 6 poin f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia


Puskesmas; ( Print Out penjelasan Pasal 6 terlampir dibelakang )
2. Pasal 7 poin h. Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;
( Print Out penjelasan Pasal 6 terlampir dibelakang )

Lampiran Kepmenkes Nomor : 828/MENKES/SK/IX/2008, poin 16. Cakupan


Pelayanan Gawat Darurat level 1 yang harus diberikan Sarana Kesehatan ( Print Out
penjelasan lampiran Kepmenkes terlampir dibelakang).

Cedera bahkan Kematian dapat terjadi kapan saja, dimana saja, dan dapat dialami
oleh siapa saja. Bencana nasional seperti gempa bumi di Kerinci, gempa bumi di Biak
sampai terakhir Tsunami di Nangroe Aceh Darusalam dan Sumatera Utara merupakan
contoh bagaimana musibah tak dapat kita hindari, sehebat apapun upaya kita untuk
menghadapinya. Upaya rasional yang efektif adalah meminimalkan dampak yang
mungkin timbul akibat bencana/cedera. Kematian memang milik Tuhan Yang Maha Esa,
akan tetapi kematian karena sumbatan jalan napas, gangguan ventilasi paru, dan
perdarahan, seharusnya dapat kita cegah.

Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) menjadi solusi terpilih


terbaik untuk memberi bantuan bagi seseorang dengan kriteria “gawat darurat” .
Pusponegoro (2005) menyatakan bahwa suatu sistem yang baik akan tercermin dari
waktu tanggap (Respon Time) sesaat setelah cedera terjadi. Keberhasilan pertolongan
terhadap penderita gawat darurat itu tergantung kepada :

 Kecepatan ditemukannya penderita


 Kecepatan meminta bantuan pertolongan
 Kecepatan dan ketepatan bantuan yang diberikan

Melihat ketiga faktor tersebut dapat dimengerti bahwa pertolongan pertama di tempat
kejadian ( On The Spot ) sebaiknya dilakukan oleh penolong yang memahami prinsip
resusitasi dan stabilisasi, ekstrikasi dan evakuasi, serta cara transportasi penderita dengan
benar.

Kedudukan tenaga kesehatan ( Dokter dan Perawat ) di dalam SPGDT memiliki


posisi sangat strategis. Kondisi penderita yang membutuhkan jalan napas yang bersih,
ventilasi paru adequat, dan terhindar dari perdarahan lanjut serta terlindungi dari
kecacatan menjadi poin penting bahwa seorang penolong pertama harus mempunyai dasar
keilmuan yang memadai tentang keterampilan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
(PPGD). Kurikulum Program Pendidikan Ners atau Bidan yang sekarang diterapkan, juga
dapat memudahkan mereka jika mengikuti pelatihan mengenai PPGD.

Terwujudnya ”safe community” adalah komitmen lembaga dengan menyebarkan


dan menyelenggarakan pelatihan-pelatihan gawat darurat untuk masyarakat umum, public
officer, dokter, perawat dan petugas kesehatan lainnya. Pelatihan ”Basic Trauma and
Cardiac Life Support ” (BTCLS) merupakan salah satu bentuk kurikulum pelatihan
berstandar nasional bagi tenaga kesehatan yang mengenai teknik bantuan pertolongan
untuk penderita gawat darurat.

Pendidikan dan pelatihan yang bersertifikat diharapkan menjadi agenda tetap


Puskesmas Kertasemaya sebagai bentuk kontribusi bagi kemajuan profesi keperawatan.
Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat ini dilaksanakan sebagai wujud nyata
tujuan tersebut.

B. Tujuan Pelatihan

Tujuan Umum :

Menyelenggarakan pelatihan dalam kegawatdaruratan secara profesional dengan


mengedepankan aspek legalitas dan nilai jual dalam rangka menciptakan lulusan
pelatihan yang kompeten

Tujuan Khusus :

Tujuan yang ingin dicapai dari penyelenggaraan pelatihan BTCLS adalah


Perawat UGD Rawat Inap Puskesmas Kertasemaya diharapkan mampu :

1. Menganalisa kebutuhan organisasi SPGDT dalam pelayanan gawat darurat sehari-hari


dan pelayanan gawat darurat dalam bencana di wilayah kerjanya.
2. Mempraktekkan keterampilan dalam mengidentifikasi kebutuhan penderita gawat
darurat secara cepat, tepat dan akurat (initial assessment)
3. Mempraktekkan keterampilan dalam mengupayakan jalan napas yang bersih sekaligus
memproteksi terhadap spinal (Airway Management)
4. Mempraktekkan keterampilan dalam mengupayakan ventilasi paru dan perfusi jaringan
yang adequat (Breathing and Ventilatory Management)
5. Mempraktekkan keterampilan dalam mengatasi syok dan mengontrol perdarahan
(Circulatory Management)
6. Mempraktekkan keterampilan Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support-
Cardiopulmonal Rescucitation)
7. Mempraktekan keterampilan dasar gawat darurat bagi penderita yang mengalami
trauma/injury/cedera
8. Mempraktekan keterampilan dasar gawat darurat jantung : EKG dan Cardio Shock
9. Mempraktekkan keterampilan pemasangan balutan dan pembidaian
10. Mempraktekkan keterampilan ekstrikasi, evakuasi dan tranportasi dengan teknik yang
benar
C. Sasaran

Sasaran pelatihan PPGD ini adalah Dokter dan Perawat UGD Rawat Inap UPTD
Puskesmas Kertasemaya yang berjumlah Dokter 2 orang dan Perawat 10 orang.

D. Materi Program Pelatihan

Program Pelatihan PPGD diselenggarakan dengan berdasarkan kerangka ATCLS


dan Basic Trauma dan Basic Cardiac Life Support (BTLS & BCLS). Materi Pelatihan
meliputi pokok bahasan di bawah ini :

1. Persfektif keperawatan Gawat Darurat


2. Organisasi PPGD : SPGDT/harian & SPGDB/bencana
3. Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support)
4. Penilaian Awal dan Resusitasi (Initial Assesment)
5. Airway and Breathing Management
6. Syok Management
7. Keracunan/intoksikasi
8. Biomekanik Trauma
9. Trauma Kepala dan Spinal
10.Trauma Thorak dan Abdomen
11.Luka, perdarahan dan Fraktur
12.Penanganan Luka bakar
13.Triage Skenario
14.Pengenalan dan Penatalaksanaan Dasar Gawat Darurat Jantung : EKG Normal, aritmia
yang mengancam jiwa
15. Extrikasi, evakuasi dan Transportasi Penderita gawat darurat.

E. Metoda Pelatihan

Proses belajar interaktif dengan ceramah, simulasi dan demontrasi. Diskusi


dilakukan untuk membahas suatu kasus gawat darurat. Bahan materi pelatihan dibagikan
ke semua peserta minimal 1 (satu) minggu sebelum pelatihan dilaksanakan.

F. Pelaksana Pelatihan

Kegiatan pelatihan diselenggarakan secara penuh oleh tim dari Yayasan Ambulan
Gawat Darurat (YAGD) 118 Jakarta yang dibina oleh Ikatan Ahli Bedah Indonesia
(IKABI) Jakarta. Nara Sumber utama adalah 4-5 orang instruktur yang terdiri dari ;

1. Dokter ahli bedah bersertifikat ATLS (Advance Trauma Life Support)


2. Dokter ahli jantung bersertifikat ACLS(Advance Cardiac Life Support)
3. Perawat AGD 118

G. Waktu dan Tempat Pelatihan

Pelatihan dilaksanakan 5 (lima) hari dimulai pukul 8.00 sampai 16.00 setiap
harinya. Tempat pelatihan ditentukan oleh panitia lokal dengan tempat sesuai standarisasi
dari penyelenggaraan pelatihan BTCLS.
H. Biaya Dan Fasilitas pelatihan

Anggaran penyelenggaraan pelatihan dibebankan pada peserta dengan biaya


sebesar Rp. 2.500.000. (Dua Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) perpeserta untuk tempat di
Puskesmas Kertasemaya. Biaya tersebut dipergunakan untuk pelaksanaan kegiatan
pembelajaran pelatihan yang terdiri dari : Paket Biaya dari Jakarta, akomodasi nara
sumber, akomodasi peserta, dan sewa tempat.

Fasilitas yang didapatkan peserta pelatihan dengan biaya tersebut di atas :

1. Buku Paket Panduan Pelatihan


2. Sertifikat pelatihan bernilai 2 SKS akreditasi PPNI Pusat
3. Alat tulis ( Bolpoint + Blocknote)
4. Tas pelatihan
5. Makan 1 kali dan snack 2 kali setiap harinya

*) Point no 1 s.d. 4 disiapkan oleh fihak YAGD 118. Sedangkan fasilitas yang harus
disiapkan oleh panitia pelaksana lokal :

- Ruang kuliah 1 lokal + autostabilizer + audio kit


- Ruang skill station berukuran min. 3 m X 4 m + 1 buah Meja ( 3 lokal )
- Relawan 3 orang untuk menjadi pasien simulasi ujian praktek di hari kelima
- Blangkar/tandu 1 unit (dapat diganti dengan meja panjang)
- Akomodasi nara sumber (makan dan penginapan)

I. Evaluasi Pelatihan dan Tindak Lanjut

Evaluasi penyelenggaraan pelatihan meliputi :


1. Evaluasi tertulis bagi peserta dengan pretest dan postest
2. Ujian praktek laboratorium
3. Sertifikasi diberikan jika :
a. Kehadiran peserta 100 %
b. Dinyatakan lulus berdasarkan penilaian secara obyektif merujuk pada kompetensi
yang harus dicapai peserta pelatihan
4. Evaluasi penyelenggaraan pelatihan
5. Pembinaan berkelanjutan bagi alumni pelatihan

J. Penutup

Demikian kerangka acuan pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat darurat


(PPGD) : ATCLS dan BTCLS ini dibuat untuk diketahui serta dijadikan pedoman dalam
penyelenggaraannya.

Kertasemaya, 19 April 2016


Mengetahui dan menyetujui

Kepala UPTD Puskesmas Kertasemaya Koordinator Perawatan

TARMUDI, SKM

NIP. 19701126 199103 1 004 NIP.

Anda mungkin juga menyukai