ketika usia janin 7 (tujuh) minggu. Jika perkembangan ini berlangsung normal maka anak
tersebut memiliki organ reproduksi yang terbentuk dan berfungsi secara normal. Kelainan
perkembangan yang terjadi saat perkembangan embrional itu, misalnya anomali bentuk
rahim, kandung telur tidak berkembang sempurna atau tumbuh ganda (perempuan
memiliki dua lubang vagina). Pada laki-laki, dapat berupa testis tidak berkembang atau
testis tidak turun sempurna atau penis tidak tumbuh wajar. Semua itu, akan mempengaruhi
Organ reproduksi (gonad) yang meliputi ovarium, testis, dan placenta juga
mensekresi hormon yang digunakan untuk sistem reproduksi. Selain dari organ-organ
tersebut, hormon reproduksi juga dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Pada pria, kelenjar
endokrin sistem reproduksi utama ada pada testis. Hormon yang diproduksi oleh testis
adalah testosteron yang bersama-sama dengan LH dan FSH berfungsi untuk mengatur
sistesis sel sperma dan perkembangan organ reproduksi serta ciri kelamin sekunder pada
pria. Sementara itu, organ reproduksi laki-laki meliputi testis (alat reproduksi laki-laki
yang menggantung pada pangkal batang penis, yang menghasilkan sperma terus-menerus
sejak masa remaja dan seterusnya selama masa hidupnya, setiap kali ejakulasi akan
menghasilkan 100-300 juta sperma) dan penis (berbentuk silindris yang berfungsi
hormon estrogen dan progesteron serta relaxin. Estrogen dan progesteron berfungsi untuk
merangsang perkembangan uterus dan kelenjar mamae, struktur genital eksternal, ciri
kelamin sekunder, siklus menstruasi. Hormon estrogen lebih dominan untuk mengatur
tingkah laku seksual pada wanita. Relaxin berfungsi untuk meningkatkan elastisitas
simfisis pubis. Testis dan ovarium sama-sama mensekresikan hormon inhibin yang
berfungsi untuk menghambat sekresi FSH. Dimana hormone estrogen dan progesterone
diproduksi oleh indung telur. Produksi kedua jenis hormon tersebut tidak selalu sama,
melainkan mengalami fluktuasi bulanan. Hal itulah yang mengatur proses terjadinya
menstruasi. Selain itu, estrogen berperan dalam perkembangan bentuk fisik seorang
perempuan meliputi vagina, vulva dan uterus pada masa kanak-kanak tidak terlihat, tapi
ketika masa remaja sebesar buah pearuba fallopi, labia minora dan clitoris (mulai tumbuh
dan terlihat jelas pada masa remaja), indung telur juga menjadi lebih besar dan berat.
Setiap bayi perempuan lahir dilengkapi oleh kurang lebih 400.000 telur setiap indung
telurnya. Memasuki masa dewasa, jumlah sel telur berkurang menjadi 80.000 pada tiap
indung telur sejak perempuan telah haid. Oleh karena itu, setiap 28 hari akan dimatangkan
satu sel telur untuk kurun waktu kurang lebih 38 tahun, yang berarti hanya 496 sel akan