Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ETIKA BISNIS

“ETIKA PRODUKSI”
Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Bisnis
Dosen Edy Mulyantomo, SE. MM

Disusun oleh Kelompok:


1. Handayani Aruningrum (B.111.16.0227)
2. Taufiqhi Adhi Nugroho (B.111.17.00126)
3. Ferdian Juliandi (B.111.17.0189)
4. Iqbal Maulana (B.111.17.0242)
5. Pesta Kristina Haloho (B.111.17.0315)
6. M.Rexi Maulana (B.111.17.0031)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
TAHUN 2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ketika para pebisnis membicarakan mengenai etika bisnis, maka maknanyaadalah:
(1) Penghindaran terhadap pelanggaran hukum kriminal dalam aktivitas kerja seseorang;
(2) Tindakan penghindaran terhadap perlawanan hukum sipil yang dilakukan perusahaan;
(3) Penghindaran terhadap penciptaan imej buruk perusahaan.

Bisnis biasanya memperhatikan tiga hal tersebut jika sudah mengalami kerugian dan
reputasi perusahaan mulai menurun.Munculnya kasus-kasus yang melahirkan problematik
etika bisnis bisa beragam sifatnya, seperti adanya kepentingan pribadi yang berlawanan
dengan kepentingan orang lain, hadirnya tekanan persaingan dalam meraih keuntungan yang
melahirkan konflik perusahaan dengan pesaingnya, munculnya pertentangan antara tujuan
perusahaan dengan nilai-nilai pribadi yang melahirkan pertentangan antara kepentingan atasan
dan bawahannya.

Terdapat 3 hal penting yang harus dimiliki oleh perusahaan dalam berbisnis:
(1) Transparansi
Masyarakat ingin mengetahui tentang operasi perusahaan.Posisi etis dari perusahaan harus
jelas bagi para pembeli agar mereka dapat menilai.Hal ini biasanya bisa dilakukan pada
perusahaan yang sudah menjadi perusahaan publik.
(2) Kejujuran
Ketidakjujuran adalah aspek kritis terbesar dalam etika bisnis. Pemberian label yang salah
atau tidak lengkap, harga yang membingungkan dapat merugikan konsumen. Kejujuran ini
juga meliputi perilaku perusahaan, staf dan personil lainnya yang berkaitan dengannya.
(3) Kerendahan Hati
Perusahaan harus mencegah untuk menggunakan kekuatan atau uangnya untuk
mengamankan posisinya.

B.rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan etika dalam produksi dan pemasaran ?


2. Apa yang dimaksud etika dalam kegiatan produksi dan jasa ?
3. Apa bentuk etika kegiatan pemasaran?
4. Ruang lingkup etika pemasaran ?
5. Apa pengertian perlindungan terhadap konsumen?
BAB II
PEMBAHASAN

1. pengertian etika produksi


etika adalah seperangkat prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang menegaskan tentang benar
dan salah.sedangkan produksi adalah suatu kegiatan menambah nilai guna barang dengan
menggunakan sumberdaya yang ada.
jadi,etika produksi adalah seperangkat prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang menegaskan
tentang benar atau salahnya hal-hal yang dilakukan dalam proses produksi atau dalam
proses penambahan nilai guna barang.
Produksi berarti diciptakannya manfaat, produksi tidak diartikan sebagaimenciptakan
secara fisik sesuatu yang tidak ada, karena tidak seorang pun dapat menciptakan
benda.Kegiatan produksi mempunyai fungsi menciptakan barang dan jasa yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat pada waktu, harga dan jumlah yang tepat.

Dalam proses produksi biasanya perusahaan menekankan agar produk yang


dihasilkannya mengeluarkan biaya yang termurah, melalui peng-kombinasian penggunaan
sumber-sumber daya yang dibutuhkan, tentu saja tanpa mengabaikan proses inovasi serta
kreasi. Secara praktis, ini memerlukan perubahan dalam cara membangun. Yakni dari
cara produksi konvensional menjaai cara produksi dengan menggunakan sumber
dayaalam semakin sedikit, membakar energi semakin rendah, menggunakan ruang-tempat
lebih kecil, membuang limbah dan sampah lebih sedikit dengan hasil produk yang
setelah dikonsumsi masih bisa didaur ulang.
Pola produksi ini dilaksanakan dalam ruang lingkup dunia usaha yang merangsang
diterapkannya secara lebih meluas ISO-9000 dan ISO-14000.
ISO-9000 bertujuan untuk peningkatan kualitas produksi. Sedangkan ISO-14000
bertujuan untuk peningkatan pola produksi berwawasan ling-kungan, membangun pabrik
atau perusahaan hijau (green company) dengan sasaran "keselamatan kerja, kesehatan, dan
lingkungan" yang maksimal dan pola produksi dengan "limbah-nol" (zero
waste),mendorong penjualan dengan pengepakan barang secara minimal dan bisa
dikembalikan untuk didaur-ulang kepada penjual, merangsang perusahaan asuransi
mengem-bangkan "risiko lingkungan" dan mendorong Bursa Jakarta
mengembangkan semacam "Dow Jones Sustainable Development Index".
Langkah-langkah tersebut memerlukan ditegakkannya kode etika "tanggung jawab
dan akuntabilitas korporasi" (corporate responsibility and accountability) yang diawasi
ketat oleh asosiasi-asosiasi perusahaan dan masyarakat umum. Kualitas produk pun bisa
dikorbankan demi pemangkasan biaya produksi.
Hukum harus menjadi langkah pencegahan (precautionary measures) yang ketat bagi
perilaku ekonomi.Perilaku ekonomi yang membahayakan keselamatan publik harus
diganjar seberat-beratnya.Ini bukan sekadar labelisasi "aman" atau "tidak aman" pada
barang konsumsi.Karena, itu amat rentan terhadap kolusi.Banyak pengusaha rela
membayar miliaran rupiah bagi segala bentuk labelisasi.Seharusnya pengusaha
membayar miliaran rupiah atas perbuatannya yang membahayakan keselamatan
publik.Hukum harus menjadi pencegah dan bukan pemicu perilaku ekonomi tak etis.
contoh kasus di luar negeri yang terjadi pada biskuit Arnotts di
Australia.Pada suatu saat perusahaan ditelpon oleh seseorang yang hendak memeras
perusahaan tersebut bahwa salah satu kemasan produknya berisi biskuit yang beracun tidak
diketahui kecuali oleh si pemeras tersebut. Perusahaan dihadapkan pada dua pilihan
yaitu membayar orang yang memeras tersebut untuk menunjukkan produk mana yang
beracun, atau menarik seluruh peredaran biskuit tersebut.
Namun perusahaan lebih memilih untuk menanggung kerugian yang besar dengan menarik
seluruh produk-produknya dan memusnahkannya. Ternyata itu menanamkan
kepercayaan konsumen kepada perusahaan, walaupun pada saat itu perusahaan
menanggung kerugian yang cukup besar, namun ternyata enam bulan kemudian pendapatan
perusahaan naik tiga kali lipat.
Contoh kasus yang ada di Indonesia terjadi pada kasus Ajinomoto, dimana saat
dinyatakan oleh MUI bahwa produknya tidak halal, Ajinomoto menarik semua
produknya, dan perusahaan pun menanggung banyak kerugian.
Namun dengan mengindahkan himbauan dari MUI dan dengan melakukan
pendekatan dengan para ulama, kinerja keuangan yang semula menurun tajam lama
kelamaan naik. Juga kasus obat anti nyamuk HIT, dimana PT Megahsari Makmur
ketahuan memakai bahan pestisida yang bisa menyebabkan kanker pada manusia di dalam
produk barunya, walau zat tersebut sudah dilarang penggunaannya sejak tahun 2004 lalu.
Atau produsen makanan terutama untuk makanan anak-anak, mereka kebanyakan
menggunakan pemanis buatan untuk menekan ongkos produksinya, namun dalam
kemasannya mereka tidak mencantumkan batas penggunaan maksimal yang dapat
dikonsumsi, mengingat efek yang ditimbulkannya sangat berbahaya karena dapat
menimbulkan penyakit kanker dan keterbelakangan mental.
Untuk produk kosmetik juga dengan maraknya penggunaan bahan mercury
dengan khasiat untuk memutihkan kulit dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama,
namun efek yang ditimbulkannya malah sangat berbahaya.

2. Etika dalam produki barang dan jasa

Kegiatan produk berarti membuat nilai manfaat atas suatu barang atau jasa suatu barang
atau jasa, produksi dalam hal ini tidak diartikan dengan membentuk fisik saja.Sehingga
kegiatan produksi mempunyai fungsi menciptakan barang dan jasa yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat pada waktu, harga dan jumlah yang tepat. Oleh karena itu , dalam proses
produksi biasanya perusahaan menekankan agar produksi yang dihasilkan mengeluarkan biaya
yang murah, melalui pendayagunaan sumber daya-sember daya yang di butuhkan, didukung
dengan inovasi dan kreativitas untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut. Misalnya biasa
berproduksi dengan cara konvensional/tradisional tetapi sekarang dengan manfaat teknologi
yang tepat guna.
peningkatan kualitas produksi ataupun ISO 14000 tentang peningkatan pola produksi
berwawasan lingkungan, Jika kegiatan produksi ini digunakan dengan standar dunia, maka
harus berdasarkan standar dunia yang diakui misalnya ISO 9000 tentang membangun pabrik
atau perusahaan yang ramah lingkungan (go green) dengan sasaran pada keselamatan kerja,
kesehatan dan lingkungan yang maksimal dengan limbah nol.
Langkah-langkah dimaksud adalah berdasarkan pada kode etik yang mencangkup
tanggung jawab dan akuntabilitas korporasi yang diawasi ketat oleh asosiasi-asosiasi
perubahan dan masyarakat umum.Hokum harus dijadikan sarana pencegahan bagi pelaku
bisnis. Pelaku – pelaku bisnis yang dapat membahayakan masyarakat dalam memproduksi
barang dan jasa harus dijerat dengan norma-norma hokum yang berlaku sehingga masyarakat
umum tidak dirugikan, dan pemerintahan juga ikut membina pelaku-pelaku bisnis di indonesia
agar memiliki moral, dan etika bisnis yang baik sehingga diharapkan dapat bermanfaat.

3. Etika dalam kegiatan pemasaran

Kegiatan pemasaran adalah kegiatan menciptakan, mempromosikan dan


menyampaikan barang atau jasa kepada para konsumennya, pemasaran juga berupaya
menciptakan nilai yang lebih dari pandangan konsumen atau pelanggan terhadap suatu produk
perusahaan dibandingkan dengan harga barang dan jasa dimaksud serta menampilkan nilai
lebih tinggi dengan produk pesaingannya.
Pada dasarnya kegiatan pemasaran merupakan fungsi utama dalam menentukan bisnis
perusahaan.Tenaga pemasaran adalah merupakan saran penghubung utama perusahaan dengan
konsumen atau merupakan ujung tombak bisnis perusahaan.Kegiatan pemasaran untuk produk
diklankan kepada barang dan jasa, tentu saja berbeda dalam penanganannya.Biasanya untuk
produk barang sering kali diiklankan di media sedangkan untuk jasa secara etis dan moral
relatif sangant sedikit yang umum secara terbuka.
Dengan perkembangan teknologi informasi dan bisnis yang global, maka teknik-teknik
pemasanpun sudah bergeser dan berkembang cepat.Pemasaran bisa dilakukan dengan situs-
situs, website, email, dan lain-lainnya.Semua dapat dilakukan secara cepat, efisien dan tanpa
batasan wilayah dan waktu.Sehingga persaingan produk dan jasa saat ini semakin ketat.Oleh
karena itu dituntut kreativitas dan inovasi dalam melakukan kegiatan pemasaran tersebut.
Persaingan pemasaran yang begitu ketat, kadang kala kita menemukan perusahaan yang
melakukan pemasaran tanpa memerhatikan etika, hal ini mungkin secara langka pendek
untung, namun jika untuk jangka panjang akan rugi. Karena masyarakat akan meninggalkan
perusahaan yang melakukan kegiatan yang tidak etis tersebut.

Ada tiga faktor yang dapat memengaruhi seorang manajer pemasaran untuk melakukan
tindakan tidak etis yaitu;
1. Manajer sebagai pribadi manusia, ada rasa ingin memenuhi kebutuhan pribadinya, untuk
menangkalnya dibutuhkan pendidikan agama dan moral yang baik.
2. Kepentingan korporasi, adanya tekanan manajemen yang mebuat seorang manajer dipaksa
dengan kondisi tertentu biasanya dengan target yang sulit dicapai sehingga melakukan apapun
untuk mencapainya.
3. Lingkungan, yang ada di sekitarnya langsung membentuk perilaku manajer pemasaran itu.

 Ruang lingkup etika pemasaran


ada tiga hal yang menyangkut dalam ruang lingkup etika pemasaran,antara
lain :
1. manajer pemasaran harus menerima tanggung jawab atas konsekuensi
dari tindakan mereka
2. manajer pemasaran harus menahan diri dari segala hal yang merugikan
dan mematuhi semua undang-undang dan peraturan yang relevan dan
akurat mewakili diri mereka sendiri,perusahaan mereka,dan merk
mereka.
3. manajer pemasaran harus melakukan segala upaya untukmemastikan
bahwa pilihan dan tindakan mereka melayani kepentingan terbaikdari
semua pelanggan organisasi,dan masyarakat terkait.

 langkah-langkah menerapkan etika pemasaran


etika pelaksanaan sepanjang tiga tahap proses perencanaan
memungkinkan perusahaan untuk menetukan karakter dan citra
publik.sebuah rencana pemasaran adalah upaya pemasaran secara
keseluruhan organisasi,proses pemasaran dapat diwujudkan dengan
menerapkan bauran pemasaran,dan derajat keberhasilan
(berdasarkan langkah-langkah tertentu) dapatmenjukkan bagaimana
mengontrol iterasi masa depan rencana pemasaran.
1. mempromosikan etika dalam tahap perecanaan
2. mempromosikan dalam tahap implementasi
3. mempromosikan etika dalam tahap kontrol

 Hal-hal tidak sesuai dengan etika pemasaran


1. menutupi kelemahan produk
2. melebih-lebihkan kemampuan produk
3. memanipulasi perasaan konsumen
4. tidak menyampaikan informasi dengan benar
5. mengecoh konsumen dengan meniru fitur produk lain

Pencurian dan penggunaan pada account internet milik orang lain.salah satu kesulitan
dari sebuah ISP (internet service provider)adalah dengan adanya account pelanggan mereka
yang”dicari”dan digunakan secara tidak sah.berbeda dengan pencurian yang dilakukan secara
fifik”pencurian” account cukup menangkap”userid”dan password “saja.hanya informasi yang
dicuri.sementara itu orang yang kecurian tidak merasakan hilangya”benda”yang
dicuri.pencurian baru terasa efeknya jika informasi ini digunakan oleh yang tidak
berhak.akibat dari pencurian ini,penggunaan dibebani biaya pengguanaan account
tersebut.kasus inni banyak terjadi diISP. Namun yang pernah dianngkat adalah penggunaan
account curian oleh dua warnet dibandung.
Memebajak situs web.salah satu kegiatan yan sering dilakukan oleh creshker adalah
menguubah halaman web,yang dikenal istilah deface.pembajakan dapat dilkuukan dengan
mengekfloitasi lubang keamanan.sekitar empat bulan yang lalu,statistic di Indonesia
menunjukan satu situs web dibajak setiap harinya.hukum apa yang dapat digunakan untuk
menjerat crashker ini?
 pengertian perlindungan terhadap konsumen
Di Negara kita,untuk mengatur dan melindungi konsumen terhadap kejahatan bisnis
seperti penipuan,iklan produk yang menyesatkan dan agar konsumen dapat dilayani dengan
baik maka dibuatlah undang-udang perlindungan terhadap konsumen.menurut undang-
undang nomor 8 tahun 1999,pasal 1 butir “segala upaya yang menjamin adanya kepastian
hukum untuk member perlindungan terhadap konsumen
Pengertian konsumen sendiri adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yag
tersedia dalam masyarakat,baik bagi kepentingan diri sendiri,keluarga,orang lain,maupun
makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.sedangkan menurut GBHN 1993 melalui
tap MPR nomor II/MPR/1993,bab IV,huruf F butir 4a”pembangunan perdagangkan
ditujukan untuk memperlancar arus barang dan jasa dalam rangka menunjang peningkatan
produksi dan daya saing,meningkatkan pendapatan produsen,melindungi kepentingan
konsumen”
Asas dan tujuan perlindungan konsumen
Sebagaimana telah dijelaskan diatas,maka dalam menerapkan perlindunganmaka dalam
perlindungan terhadap konsumen maka diatur dalam ndang-undang maupun peraturan
sebagai berikut:pasal 2 uu no 8/1999 tentang tujuan perlindungan konsumen.

 Perlindungan konsumen bertujuan untuk:


a. Meningkatkan kesadaran,kemampuan dan kemandirian konsumen untuk
melindungi diri
b. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkan
dari akses negatif pemakai barang dan/jasa
c. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih,menentukan,dan
menuntut hak-haknya sebagai konsumen
d. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur
kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan
informasi.
e. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan
konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam
berusaha
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perusahaan akan berlomba-lomba menanamkan image produknya dengan kuat
kepada konsumen melalui iklan yang ditayangkan. Fenomena yang terjadi di Indonesia juga
banyak iklan yang dibuat semenarik mungkin dengan mengabaikan tata krama dan tata cara
periklanan di Indonesia, yang tentunya melanggar juga etika dan moral.

Asas dan tujuan perlindungan konsumen


a. Meningkatkan kesadaran,kemampuan dan kemandirian konsumen untuk
melindungi diri
b. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkan
dari akses negatif pemakai barang dan/jasa
c. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih,menentukan,dan
menuntut hak-haknya sebagai konsumen
d. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur
kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan
informasi.
e. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan
konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam
berusaha
DAFTAR PUSTAKA

 Keraf, Sony A, Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya, Kanisius, Yogyakarta, Edisi
Baru, 1998.
 Muslich, Etika Bisnis Pendekatan Substantif dan Fungsional, 1998.

Anda mungkin juga menyukai