Etika Presentasi
Etika Presentasi
“ETIKA PRODUKSI”
Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Bisnis
Dosen Edy Mulyantomo, SE. MM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
TAHUN 2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ketika para pebisnis membicarakan mengenai etika bisnis, maka maknanyaadalah:
(1) Penghindaran terhadap pelanggaran hukum kriminal dalam aktivitas kerja seseorang;
(2) Tindakan penghindaran terhadap perlawanan hukum sipil yang dilakukan perusahaan;
(3) Penghindaran terhadap penciptaan imej buruk perusahaan.
Bisnis biasanya memperhatikan tiga hal tersebut jika sudah mengalami kerugian dan
reputasi perusahaan mulai menurun.Munculnya kasus-kasus yang melahirkan problematik
etika bisnis bisa beragam sifatnya, seperti adanya kepentingan pribadi yang berlawanan
dengan kepentingan orang lain, hadirnya tekanan persaingan dalam meraih keuntungan yang
melahirkan konflik perusahaan dengan pesaingnya, munculnya pertentangan antara tujuan
perusahaan dengan nilai-nilai pribadi yang melahirkan pertentangan antara kepentingan atasan
dan bawahannya.
Terdapat 3 hal penting yang harus dimiliki oleh perusahaan dalam berbisnis:
(1) Transparansi
Masyarakat ingin mengetahui tentang operasi perusahaan.Posisi etis dari perusahaan harus
jelas bagi para pembeli agar mereka dapat menilai.Hal ini biasanya bisa dilakukan pada
perusahaan yang sudah menjadi perusahaan publik.
(2) Kejujuran
Ketidakjujuran adalah aspek kritis terbesar dalam etika bisnis. Pemberian label yang salah
atau tidak lengkap, harga yang membingungkan dapat merugikan konsumen. Kejujuran ini
juga meliputi perilaku perusahaan, staf dan personil lainnya yang berkaitan dengannya.
(3) Kerendahan Hati
Perusahaan harus mencegah untuk menggunakan kekuatan atau uangnya untuk
mengamankan posisinya.
B.rumusan masalah
Kegiatan produk berarti membuat nilai manfaat atas suatu barang atau jasa suatu barang
atau jasa, produksi dalam hal ini tidak diartikan dengan membentuk fisik saja.Sehingga
kegiatan produksi mempunyai fungsi menciptakan barang dan jasa yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat pada waktu, harga dan jumlah yang tepat. Oleh karena itu , dalam proses
produksi biasanya perusahaan menekankan agar produksi yang dihasilkan mengeluarkan biaya
yang murah, melalui pendayagunaan sumber daya-sember daya yang di butuhkan, didukung
dengan inovasi dan kreativitas untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut. Misalnya biasa
berproduksi dengan cara konvensional/tradisional tetapi sekarang dengan manfaat teknologi
yang tepat guna.
peningkatan kualitas produksi ataupun ISO 14000 tentang peningkatan pola produksi
berwawasan lingkungan, Jika kegiatan produksi ini digunakan dengan standar dunia, maka
harus berdasarkan standar dunia yang diakui misalnya ISO 9000 tentang membangun pabrik
atau perusahaan yang ramah lingkungan (go green) dengan sasaran pada keselamatan kerja,
kesehatan dan lingkungan yang maksimal dengan limbah nol.
Langkah-langkah dimaksud adalah berdasarkan pada kode etik yang mencangkup
tanggung jawab dan akuntabilitas korporasi yang diawasi ketat oleh asosiasi-asosiasi
perubahan dan masyarakat umum.Hokum harus dijadikan sarana pencegahan bagi pelaku
bisnis. Pelaku – pelaku bisnis yang dapat membahayakan masyarakat dalam memproduksi
barang dan jasa harus dijerat dengan norma-norma hokum yang berlaku sehingga masyarakat
umum tidak dirugikan, dan pemerintahan juga ikut membina pelaku-pelaku bisnis di indonesia
agar memiliki moral, dan etika bisnis yang baik sehingga diharapkan dapat bermanfaat.
Ada tiga faktor yang dapat memengaruhi seorang manajer pemasaran untuk melakukan
tindakan tidak etis yaitu;
1. Manajer sebagai pribadi manusia, ada rasa ingin memenuhi kebutuhan pribadinya, untuk
menangkalnya dibutuhkan pendidikan agama dan moral yang baik.
2. Kepentingan korporasi, adanya tekanan manajemen yang mebuat seorang manajer dipaksa
dengan kondisi tertentu biasanya dengan target yang sulit dicapai sehingga melakukan apapun
untuk mencapainya.
3. Lingkungan, yang ada di sekitarnya langsung membentuk perilaku manajer pemasaran itu.
Pencurian dan penggunaan pada account internet milik orang lain.salah satu kesulitan
dari sebuah ISP (internet service provider)adalah dengan adanya account pelanggan mereka
yang”dicari”dan digunakan secara tidak sah.berbeda dengan pencurian yang dilakukan secara
fifik”pencurian” account cukup menangkap”userid”dan password “saja.hanya informasi yang
dicuri.sementara itu orang yang kecurian tidak merasakan hilangya”benda”yang
dicuri.pencurian baru terasa efeknya jika informasi ini digunakan oleh yang tidak
berhak.akibat dari pencurian ini,penggunaan dibebani biaya pengguanaan account
tersebut.kasus inni banyak terjadi diISP. Namun yang pernah dianngkat adalah penggunaan
account curian oleh dua warnet dibandung.
Memebajak situs web.salah satu kegiatan yan sering dilakukan oleh creshker adalah
menguubah halaman web,yang dikenal istilah deface.pembajakan dapat dilkuukan dengan
mengekfloitasi lubang keamanan.sekitar empat bulan yang lalu,statistic di Indonesia
menunjukan satu situs web dibajak setiap harinya.hukum apa yang dapat digunakan untuk
menjerat crashker ini?
pengertian perlindungan terhadap konsumen
Di Negara kita,untuk mengatur dan melindungi konsumen terhadap kejahatan bisnis
seperti penipuan,iklan produk yang menyesatkan dan agar konsumen dapat dilayani dengan
baik maka dibuatlah undang-udang perlindungan terhadap konsumen.menurut undang-
undang nomor 8 tahun 1999,pasal 1 butir “segala upaya yang menjamin adanya kepastian
hukum untuk member perlindungan terhadap konsumen
Pengertian konsumen sendiri adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yag
tersedia dalam masyarakat,baik bagi kepentingan diri sendiri,keluarga,orang lain,maupun
makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.sedangkan menurut GBHN 1993 melalui
tap MPR nomor II/MPR/1993,bab IV,huruf F butir 4a”pembangunan perdagangkan
ditujukan untuk memperlancar arus barang dan jasa dalam rangka menunjang peningkatan
produksi dan daya saing,meningkatkan pendapatan produsen,melindungi kepentingan
konsumen”
Asas dan tujuan perlindungan konsumen
Sebagaimana telah dijelaskan diatas,maka dalam menerapkan perlindunganmaka dalam
perlindungan terhadap konsumen maka diatur dalam ndang-undang maupun peraturan
sebagai berikut:pasal 2 uu no 8/1999 tentang tujuan perlindungan konsumen.
Keraf, Sony A, Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya, Kanisius, Yogyakarta, Edisi
Baru, 1998.
Muslich, Etika Bisnis Pendekatan Substantif dan Fungsional, 1998.