Anda di halaman 1dari 16

KABUPATENSOLOKSELATAN SUNTIK KB

No. Dokumen :
....../SOP/UKP/XII/2017
S
No. Revisi : 02
O Tanggal Terbit : 17 Desember
P 2017
Halaman :1/5
PUSKESMAS dr.INDRIANI
PAKAN NIP.19840519 200901
RABAA 2007

1. Pengertian Pemasangan alat kontrasepsi dengan cara menyuntikkan hormon


secara intramuskular

2. Tujuan Sebagai pedoman kerja petugas dalam memberikan pelayanan KB

3. Kebijakan Berdasarkan SK Pimpinan Puskesmas Pakan Rabaa No.


………/UKP/XII/ 2017 tentang pelayanan KIA-KB

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun


2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa
Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan
Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual.

5. Prosedur /Langkah – 1. Persiapan Alat dan Bahan :


langkah a. Obat yang akan disuntikkan (Depo Provera)

b. Semprit suntik dan jarumnya (sekali pakai)

c. Alkohol 60-90% dan kapas

d. Sarung tangan

2. Petugas yang melaksanakan : bidan dan perawat


3. Langkah – langkah :
a. Petugas menerima pasien dengan ramah

b. Petugas melakukan anamnesis lengkap

 Identitas akseptor

 Jumlah anak

 Menstruasi terakhir

 Riwayat penyakit ( tumor , jantung , DM , dll)

c. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pasien meliputi BB,


TB, Tekanan Darah, Nadi, Pernapasan, Suhu, kecurigaan
adanya kehamilan , tumor payudara, varises

d. Petugas melakukan konseling KB

e. Petugas melakukan informed consent pada pasien


apabila tidak ada kontra indikasi yang ditemukan

f. Petugas menutup tirai ruangan untuk kenyamanan pasien


dan mempersilahkan pasien untuk naik ke tempat tidur

g. Petugas memberitahu dan menjelaskan tindakan yang


akan dilakukan

h. Petugas memeriksa daerah yang akan di suntik apakah


bersih atau kotor (kalau kotor suruh pasien mencucinya
dengan bersih dan menggunakan sabun) dan biarkan
sampai kering

i. Petugas mencuci tangan dan mengeringkannya dengan


handuk atau di anginkan

j. Petugas membuka dan membuang tutup kaleng pada vial


yang menutupi karet, menghapus karet yang ada
dibagian atas vial dengan kapas yang telah dibasahi
alkohol 60-90%. Biarkan kering

k. Petugas membuka plastik semprit suntik sekali pakai


kemudian eratkan posisi jarum suntik

l. Petugas membalikkan vial dengan posisi mulut vial ke


bawah. Masukkan cairan obat kedalam semprit. Gunakan
jarum yang sama untuk menyuntik pasien

m. Petugas mengaspirasi agar tidak ada udara saat


penyuntikan

n. Petugas mendesinfeksi daerah yang akan disuntik


dengan kapas alkohol 75% tunggu sampai kering

o. Petugas menyuntikkan obat depo secara Intramuskular


dalam di daerah pantat (daerah Gluteal) kemudian di
aspirasi terlebih dahulu untuk memastikan ujung jarum
tidak mengenai pembuluh darah, kemudian mendorong
spuit pelan sampai obat habis

p. Petugas memberitahu pasien bahwa tindakan suntik kb


telah selesai dilaksanakan

q. Pasien diperbolehkan untuk duduk dan turun dari tempat


tidur

r. Petugas memasukan spuit bekas ke safety box tanpa


recapping.

s. Petugas mencuci tangan


t. Petugas mencatat di buku regestrasi KB dan kartu
kunjungan ulang kb serta memberitahukan ke pada
pasien kapan kunjungan ulang kembali suntik KB dan jika
ada efek samping.

6. Bagan Alir
Petugas menerima pasien dengan ramah

Petugas melakukan anamnesis lengkap

Petugas melakukan pemeriksaan fisik pasien

Petugas melakukan konseling KB

Petugas melakukan informed consent

Petugas menutup tirai ruangan untuk kenyamanan pasien dan


mempersilahkan pasien untuk naik ke tempat tidur

Petugas memberitahu dan menjelaskan tindakan yang akan


dilakukan

Petugas memeriksa daerah yang akan di suntik apakah bersih atau


kotor

Petugas mencuci tangan dan mengeringkannya dengan handuk atau


di anginkan

Petugas membuka dan membuang tutup kaleng pada vial yang


menutupi karet, menghapus karet yang ada dibagian atas vial

Petugas membuka plastik semprit suntik sekali pakai kemudian


eratkan posisi jarum suntik

Petugas membalikkan vial dengan posisi mulut vial ke bawah.


Masukkan cairan obat kedalam semprit. Gunakan jarum yang sama
untuk menyuntik pasien

Petugas mengaspirasi agar tidak ada udara saat penyuntikan

Petugas mendesinfeksi daerah yang akan disuntik dengan kapas


alkohol 75% tunggu sampai kering
Petugas menyuntikkan obat depo secara Intramuskular dalam di
daerah pantat (daerah Gluteal) kemudian di aspirasi terlebih dahulu
untuk memastikan ujung jarum tidak mengenai pembuluh darah,
kemudian mendorong spuit pelan sampai obat habis

Petugas memberitahu pasien bahwa tindakan suntik kb telah selesai


dilaksanakan

Pasien diperbolehkan untuk duduk dan turun dari tempat tidur

Petugas memasukan spuit bekas ke safety box tanpa recapping

Petugas mencuci tangan

Petugas mencatat di buku regestrasi KB dan


kartu kunjungan ulang kb serta memberitahukan
ke pada pasien kapan kunjungan ulang kembali
suntik KB dan jika ada efek samping

7. Hal-Hal yang perlu Oservasi pasien antara 5 sampai dengan 15 menit terhadap reaksi
diperhatikan obat suntik kb.

8. Unit Terkait a. KIA/ KB

b. Puskesmas Pembantu

c. Polindes

9. Dokumen Terkait a. Rekam Medis

b. Catatan Tindakan

c. Kartu Kunjungan Ulangan

10. Rekaman Historis Perubahan

No Halaman Yang Dirubah Perubahan Diberlakukan Tanggal


1 4 Unit Terkait Pimpinan Puskesmas tidak 26 Agustus 2016
dimasukkan dalam unit terkait
2 1 Referensi Peraturan Menteri Kesehatan 17 Desember 2017
Republik Indonesia Nomor 97
Tahun 2014 Tentang
Pelayanan Kesehatan Masa
Sebelum Hamil, Masa Hamil,
Persalinan, Dan Masa
Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan
Kontrasepsi, serta Pelayanan
Kesehatan Seksual.
3 1 Langkah Disesuaikan dengan referensi 17 Desember 2017
terbaru
4 3 Bagan Alir Bagan alir ditambahkan 17 Desember 2017
PEMASANGAN ALAT KONTRASEPSI
KABUPATENSOLOKSELATAN
BAWAH KULIT (AKBK)
No. Dokumen :
......../SOP/UKP/XII/2017
S No. Revisi : 02
O Tanggal Terbit : 17 Desember
P 2017
Halaman :1/6
PUSKESMAS dr.INDRIANI
PAKAN RABAA NIP.19840519 200901
2007

1. Pengertian Pemasangan alat kontrasepsi dengan cara memasang alat kontrasepsi


pada lapisan bawah kulit lengan kanan/ kiri

2. Tujuan Sebagai pedoman kerja petugas dalam memberikan pelayanan KB

3. Kebijakan Berdasarkan SK Pimpinan Puskesmas Pakan Rabaa


No............/UKP/XII/2017 tentang pelayanan KIA -KB

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014


Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil,
Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan
Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual.

5. Prosedur/ 1. Persiapan Alat dan Bahan :


Langkah – a. Meja periksa untuk berbaring Klien
langkah b. Batang Implan dalam kantong

c. Kain penutup steril (Desinfeksi Tingkat Tinggi) serta mangkok


untuk tempat meletakkan implan

d. Sepasang sarung tangan karet DTT atau Steril

e. Sabun untuk mencuci tangan

f. Larutan antiseptik untuk desinfeksi kulit (misal: larutan betadin


atau jenis golongan iodine lainnya), lengkap dengan cawan/
mangkok anti karat

g. Zat anestesi lokal (konsentrasi 1% tanpa Epinefrin)

h. Semprit (5-10 ml) dan jarum suntik (22G) ukuran 2,5 sampai 4 cm
(1-1,5 per inchi)

i. Trokar 10 dan mandrin

j. Skalpel 11 atau 15

k. Kasa pembalut , band aid dan plaster

l. Kasa steril dan pembalut

m. Epinefrin untuk renjatan anafilaktik (harus tersedia untuk


keperluan darurat)

n. Klem penjepit atau forsep masquito (tambahan)

o. Bak tempat instrument (tertutup)

2. Petugas yang melaksanakan :


a. Dokter

b. Bidan Terlatih

c. Perawat Terlatih

3. Langkah – langkah :
a. Petugas menerima pasien dengan ramah

b. Petugas melakukan anamnesis lengkap

 Identitas akseptor

 Jumlah anak

 Menstruasi terakhir

 Riwayat penyakit ( tumor , jantung , DM , dll)

c. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pasien meliputi BB, TB,


Tekanan Darah , Nadi, Pernapasan , Suhu , kecurigaan adanya
kehamilan , tumor payudara, varises

d. Petugas melakukan konseling KB

e. Petugas melakukan informed consent pada pasien apabila tidak


ada kontra indikasi yang ditemukan

f. Petugas memilih lengan klien yang jarang digunakan sebagai


tempat pemasangan implan.
g. Petugas mempersilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan
sabun dan air yang mengalir serta membilasnya. Pastikan tidak
terdapat sisa sabun (sisa sabun menurunkan efektivitas
antiseptik tertentu). Langkah ini sangat penting bila klien kurang
menjaga kebersihan dirinya untuk menjaga kesehatannya dan
mencegah penularan penyakit.
h. Petugas menutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau
meja samping, bila ada) dengan kain bersih.
i. Petugas mempersilahkan klien berbaring dengan lengan yang
lebih jarang digunakan (misalnya: lengan kiri) diletakkan pada
lengan penyangga atau meja samping. Lengan harus disangga
dengan baik dan dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok
sesuai dengan posisi yang disukai klinisi untuk memudahkan
pemasangan
j. Petugas menentukan tempat pemasangan yang optimal, 8 cm di
atas lipatan siku.
k. Petugas menyiapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril
tanpa menyentuh alat-alat di dalamnya.
l. Petugas membuka dengan hati-hati kemasan steril implan
dengan menarik kedua lapisan pembungkusnya dan jatuhkan
seluruh kapsul dalam mangkok steril.
m. Sebelum membuat insisi, petugas menyentuh tempat insisi
dengan jarum atau skalpel (pisau bedah) untuk memastikan obat
anestesi telah bekerja.
n. Petugas melakukan pemasangan implan dengan langkah
sebagai berikut:
 Petugas memegang skalpel dengan sudut 45°, buat insisi
dangkal hanya untuk sekedar menembus kulit. Jangan
membuat insisi yang panjang atau dalam.
 Petugas mengingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar.
Trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam
menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada trokar, tanda (1)
dekat pangkal menunjukkan batas trokar dimasukkan ke
bawah kulit sebelum memasukkan setiap kapsul. Tanda (2)
dekat ujung menunjukkan batas trokar yang harus tetap di
bawah kulit setelah memasang setiap kapsul.
 Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan
pendorong didalamnya masukkan ujung trokar melalui luka
insisi dengan sudut kecil. Mulai dari kiri atau kanan pada
pola seperti kipas, gerakkan trokar ke depan clan berhenti
saat ujung tajam seluruhnya berada di bawah kulit (2-3 mm
dari akhir ujung tajam). Memasukkan trokar jangan dengan
paksaan. Jika terdapat tahanan, coba dari sudut lainnya.
 Petugas meletakkan kapsul tepat di bawah kulit, angkat
trokar keatas, sehingga kulit terangkat. Masukkan trokar
perlahan-lahan dan hati-hati ke arah tanda dekat pangkal.
Trokar harus cukup dangkal sehingga dapat diraba dari luar
dengan jari. Trokar harus selalu terlihat mengangkat kulit
selama pemasangan. Masuknya trokar akan lancar bila
berada di bidang yang tepat dibawah kulit.
 Saat trokar masuk sampai tanda, petugas mencabut
pendorong dari trokar.
 Petugas memasukkan kapsul pertama ke dalam trokar.
Gunakan ibu jari dan telunjuk atau pinset atau klem untuk
mengambil kapsul dan memasukkan ke dalam trokar. Bila
kapsul di ambil dengan tangan, pastikan sarung tangan
tersebut bebas dari bedak atau partikel lain. Dorong kapsul
sampai seluruhnya masuk ke dalam trokar dan masukkan
kembali pendorong.
 Petugas menggunakan pendorong untuk mendorong kapsul
ke arah ujung trokar sampai terasa ada tahanan, tapi jangan
mendorong dengan paksa. (Akan terasa tahanan pada saat
sekitar setengah bagian pendorong masuk ke dalam trokar).
 Petugas memegang pendorong dengan erat ditempatnya
dengan sampai terasa ada tahanan untuk
menstabilkan.Tarik tabung trokar dengan menggunakan ibu
jari dan telunjuk ke arah luka insisi sampai tanda muncul di
tepi luka insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan
pendorong. Hal yang penting pada langkah ini adalah
menjaga pendorong tetap di tempatnya dan tidak
mendorong kapsul ke jaringan.
 Saat pangkal trokar menyentuh pegangan pendorong,
petugas harus melihat tanda di tepi luka insisi dan kapsul
saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah kulit. Raba
ujung kapsul dengan jari untuk memastikan kapsul sudah
keluar seluruhnya dari trokar.
 Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, petugas memutar ujung
dari trokar ke arah lateral kanan dan kembalikan lagi ke
posisi semula untuk memastikan kapsul pertama bebas.
Selanjutnya geser trokar sekitar 15-25 derajat.
 Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi
risiko infeksi atau ekspulsi, petugas memastikan bahwa
ujung kapsul yang terdekat lebih 5 mm dari tepi luka insisi.
 Sebelum mencabut trokar, petugas meraba kapsul untuk
memastikan kapsul semuanya telah terpasang.
 Ujung dari semua kapsul harus tidak ada pada tepi luka
insisi (sekitar 5 mm). Bila sebuah kapsul keluar atau terlalu
dekat dengan Iuka insisi, petugas harus mencabut dengan
hati-hati dan mepasang kembali di tempat yang tepat.
 Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap
kapsul sudah tepat (diperiksa, keluarkan trokar pelan-pelan),
petugas menekan tempat insisi dengan jari menggunakan
kasa selama 1 menit untuk menghentikan perdarahan.
Bersihkan tempat pemasangan dengan kasa berantiseptik.
o. Petugas menutup luka insisi
 Petugas memukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid
atau plester dengan kasa steril untuk menutup Iuka insisi.
Luka insisi tidak perlu dijahit karena dapat menimbulkan
jaringan parut.
 Petugas memeriksa adanya perdarahan. Tutup daerah
pemasangan dengan pembalut untuk hemostasis dan
mengurangi memar (perdarahan subkutan).
p. Petugas membuat catatan pada rekam medik tempat
pemasangan kapsul dan kejadian tidak umum yang mungkin
terjadi selama pemasangan.
q. Petugas mengamati klien lebih kurang 15 sampai 20 menit untuk
kemungkinan perdarahan dari luka insisi atau efek lain sebelum
memulangkan klien. Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi
setelah pemasangan, kalau bisa diberikan secara tertulis.
r. Petugas menyuruh pasien mengambil obat anti nyeri dan
antibiotik ke apotik.

6. Bagan Alir
Petugas menerima pasien dengan ramah

Petugas melakukan anamnesis lengkap

Petugas melakukan pemeriksaan fisik pasien

Petugas melakukan konseling KB

Petugas melakukan informed consent

Petugas memilih lengan klien yang jarang digunakan sebagai tempat


pemasangan implan

Petugas mempersilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan


air yang mengalir serta membilasnya

Petugas menutup tempat tidur klien

Petugas mempersilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang


digunakan (misalnya: lengan kiri) diletakkan pada lengan penyangga atau
meja samping

Petugas menentukan tempat pemasangan yang optimal, 8 cm di atas


lipatan siku

Petugas menyiapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa


menyentuh alat-alat di dalamnya

Petugas membuka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik


kedua lapisan pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul dalam
mangkok steril

Sebelum membuat insisi, petugas menyentuh tempat insisi dengan jarum


atau skalpel (pisau bedah) untuk memastikan obat anestesi telah bekerja
Petugas melakukan pemasangan implan

Petugas menutup luka insisi

Petugas membuat catatan pada rekam medik

Petugas mengamati klien lebih kurang 15 sampai 20 menit untuk


kemungkinan perdarahan dari luka insisi atau efek lain sebelum
memulangkan klien

Petugas menyuruh pasien mengambil obat anti


nyeri dan antibiotik ke apotik

7. Hal-hal yang Observasi pasien antara 15 sampai 20 menit untuk kemungkinan


perlu perdarahan dari luka insisi atau efek lain dari tindakan sebelum
diperhatikan memulangkan klien.

8. Unit Terkait a. KIA/ KB

b. Puskesmas Pembantu

c. Polindes

9. Dokumen Terkait a. Rekam Medis

b. Catatan Tindakan

10. Rekaman Historis Perubahan

No Halaman Yang Perubahan Diberlakukan Tanggal


dirubah
1 6 Unit terkait Pimpinan Puskesmas tidak 26 Agustus 2016
dimasukkan dalam unit terkait
2 1 Referensi Peraturan Menteri Kesehatan 17 Desember 2017
Republik Indonesia Nomor 97 Tahun
2014 Tentang Pelayanan Kesehatan
Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil,
Persalinan, Dan Masa Sesudah
Melahirkan, Penyelenggaraan
Pelayanan Kontrasepsi, serta
Pelayanan Kesehatan Seksual.
3 1 Langkah Disesuaikan dengan referensi 17 Desember 2017
terbaru
4 3 Bagan Alir Bagan alir ditambahkan 17 Desember 2017
PEMASANGAN ALAT KONTRASEPSI
KABUPATENSOLOKSELATAN
DALAM RAHIM (AKDR)
No. Dokumen :
S …...../SOP/UKP/XII/2017
O No. Revisi : 02
P Tanggal Terbit : 17 Des 2017
Halaman :1/4
PUSKESMAS dr.INDRIANI
PAKAN NIP.19840519 200901
RABAA 2007

1. Pengertian Pemasangan alat kontrasepsi dengan cara memasang alat kontrasepsi


dalam rahim

2. Tujuan Sebagai pedoman kerja petugas dalam memberikan pelayanan KB

3. Kebijakan BerdasarkanSK Pimpinan Puskesmas Pakan Rabaa


No............/UKP/XII/2017 tentang pelayanan KIA -KB

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun


2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa
Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan
Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual.

5. Prosedur 1. Persiapan Alat dan Bahan :


/Langkah – a. Bivalve speculum (kecil, sedang, atau besar)
langkah b. Tenakulum
c. Sonde uterus
d. Forsep/korentang
e. Gunting
f. Mangkuk untuk larutan antiseptik
g. Sarung tangan (yang telah di DTT atau distrilisasi atau sarung
tangan periksa yang baru)
h. Cairan antiseptik (mis.: povidon iodin) untuk membersihkan
serviks
i. Kain kasa atau kapas
j. Sumber cahaya yang cukup untuk menerangi serviks (lampu
senter sudah cukup), dan
k. Copper T 380A IUD yang masih belum rusak dan terluka
2. Petugas yang melaksanakan :
a. Dokter

b. Bidan Terlatih

c. Perawat Terlatih

3. Langkah – langkah :
a. Petugas menerima pasien dengan ramah

b. Petugas melakukan anamnesis lengkap


 Identitas aseptor

 Jumlah anak

 Menstruasi terakhir

 Riwayat penyakit ( tumor , jantung , DM , dll)

c. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pasien meliputi BB, TB,


Tekanan Darah , Nadi, Pernapasan , Suhu , kecurigaan adanya
kehamilan , tumor payudara serta varises

d. Petugas melakukan konseling KB

e. Petugas melakukan informed consent pada pasien apabila tidak


ada kontra indikasi yang ditemukan

f. Petugas melakukan tindakan pemasangan AKDR dengan


langkah-langkah sebagai berikut :

 Petugas menjelaskan kepada klien apa yang akan dilakukan


dan mempersilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan
 Petugas menyampaikan kepada klien kemungkinan akan
merasa sedikit sakit pada beberapa langkah waktu
pemasangan dan nanti akan diberitahu bila sampai pada
langkah-langkah tersebut.
 Petugas memastikan klien telah mengosongkan kandung
kencingnya.
 Petugas memeriksa genitalia eksterna, melakukan
pemeriksaan spekulum dan melakukan pemeriksaan panggul
 Petugas memasukkan lengan AKDR Copper T 380A di dalam
kemasan sterilnya
 Petugas memasukkan spekulum dan usap vagina dan serviks
dengan larutan antiseptik
 Petugas menggunakan tenakulum untuk menjepit serviks .
 Petugas memasukkan sonde uterus
 Petugas memasang AKDR Copper T 380A
g. Petugas membuang habis pakai yang terkontaminasi sebelum
melepas sarung tangan.
h. Petugas membersihkan permukaan yang terkontaminasi.
i. Petugas melakukan dekontaminasi alat-alat dan sarung tangan
dengan segera setelah selesai dipakai.
j. Petugas mengajarkan pada klien bagaimana memeriksa benang
AKDR (dengan menggunakan model bila tersedia)
k. Petugas meminta klien menunggu di klinik selama 15-30 menit
setelah pemasangan AKDR
l. Petugas melakukan konseling pasca tindakan serta memberitahu
pasien kapan Kontrol ulang setelah pemaksangan AKDR
m. Petugas memberi obat antibiotik dan anti nyeri bila perlu
n. Petugas mencatat tindakan dalam buku pencatatan dan pelaporan
tindakan serta buku rekam medis
o. Petugas mencatat dalam kartu kontrol ulang pasca tindakan dan
catatan berapa lama fungsi dari alat KB.

6. Diagram Alir

Petugas menerima pasien dengan ramah

Petugas melakukan anamnesis lengkap

Petugas melakukan pemeriksaan fisik

Petugas melakukan konseling KB

Petugas melakukan informed consent

Petugas melakukan tindakan pemasangan AKDR

Petugas membuang habis pakai yang terkontaminasi sebelum melepas


sarung tangan

Petugas membersihkan permukaan yang terkontaminasi

Petugas melakukan dekontaminasi alat-alat dan sarung tangan dengan


segera setelah selesai dipakai

Petugas mengajarkan pada klien bagaimana memeriksa benang AKDR

Petugas meminta klien menunggu di klinik selama 15-30 menit setelah


pemasangan AKDR
Petugas melakukan konseling pasca tindakan serta memberitahu pasien
kapan Kontrol ulang setelah pemaksangan AKDR

Petugas memberi obat antibiotik dan anti nyeri bila perlu

Petugas mencatat tindakan dalam buku pencatatan dan pelaporan


tindakan serta buku rekam medis

Petugas mencatat dalam kartu kontrol ulang pasca


tindakan dan catatan berapa lama fungsi dari alat
KB

7. Hal-hal yang perlu 1. Tidak melakukan pemasangan bagi klien dengan riwayat IMS
diperhatikan 2. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan
sesudah tindakan.
3. Gunakan instrumen dan pakai sepasang sarung tangan yang telah
di DTT (atau distrilisasi), atau dapat menggunakan sarung tangan
periksa sekali pakai (disposable).
4. Masukkan AKDR dalam kemasan sterilnya.
5. Gunakan teknik "tanpa sentuh" pada saat pemasangan AKDR
untuk mengurangi kontaminasi kavum uteri.
6. Buang bahan-bahan terkontaminasi (kain kasa, kapas, dan sarung
tangan sekali pakai (disposable) dengan benar
7. Observasi pasien 15 sampai dengan 20 menit pasca tindakan.
8. Unit terkait a. KIA/ KB

b. Puskesma Pembantu

c. Polindes

9. Dokumen Terkait a. Rekam Medis

b. Catatan Tindakan

10. Rekaman Historis Perbahan

No Halaman Yang Dirubah Isi Perubahan Diberlakukan Tanggal


1 5 Unit Terkait Pimpinan Puskesmas tidak 26 Agustus 2016
dimasukkan dalam unit terkait
2 1 Referensi Peraturan Menteri Kesehatan 17 Desember 2017
Republik Indonesia Nomor 97
Tahun 2014 Tentang
Pelayanan Kesehatan Masa
Sebelum Hamil, Masa Hamil,
Persalinan, Dan Masa
Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan
Kontrasepsi, serta Pelayanan
Kesehatan Seksual.
3 1 Langkah Disesuaikan dengan referensi 17 Desember 2017
terbaru
4 3 Bagan Alir Bagan alir ditambahkan 17 Desember 2017

Anda mungkin juga menyukai