Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Hai, terima kasih telah mendownload buku ini.

Masih kah Anda ingat peribahasa: “Menabung Pangkal Kaya”? Mungkin prinsip

tersebut yang ditanamkan di dalam keluarga Anda.

Namun seiring berjalannya waktu, Anda pun mulai tersadar bahwa walaupun

uang Anda bertambah setelah menabung, tapi harga harga yang dijual juga

menjadi semakin mahal.

Anda pun menyadari bahwa bukan menabung pangkal kaya, karena adanya

inflasi yang membuat nilai uang Anda semakin lama semakin menurun. Dan

peribahasa yang lebih tepat adalah: “Investasi Pangkal Kaya!”

Tanpa adanya investasi, nilai uang kita cenderung menurun. Memang uang kita

tetap, namun harganya  Misalnya saja dulu harga nasi goreng Rp 10.000 , namun

sekarang harganya bisa mencapai Rp 25.000 - Rp 30.000.

Pertanyaannya jika Anda menabung uang di bank, uang Anda bisa berkembang

sesuai dengan inflasi yang ada? Sangat sulit sekali. Itu berarti sama saja uang

Anda mengalami penurunan nilai karena inflasi.

Maka dari itu tidak cukup dengan menabung saja, Anda harus investasi. Jadi

bukan menabung pangkal kaya, tetapi investasi pangkal kaya! Nah, dalam ebook

ini Anda akan belajar tentang investasi.

Selamat belajar!
I. MENGAPA HARUS INVESTASI?

Investasi adalah apa yang bisa kita sisihkan saat ini, untuk masa depan. Tujuan

nya sederhana, agar kita memiliki income for life, atau pendapatan seumur

hidup. Kenapa? Karena kita tidak tahu kapan kita berhenti bekerja. Entah karena

sudah tidak mampu, tidak ada waktu, atau mungkin memang keputusan sendiri

untuk pensiun.

Namun sayangnya, banyak orang berinvestasi tanpa tujuan. Mereka hanya ikut

ikutan. Misalnya mereka melihat orang lain investasi di emas, mereka ikut di

emas. Orang lain investasi di reksadana, mereka ikut investasi di reksadana.

Ada juga orang yang mendapatkan saran untuk investasi di properti, lalu setelah

Anda investasi ke properti, ternyata orang yang menyarankan ga invest di

properti. Hal tersebut disebabkan karena mereka tidak memiliki tujuan, serta

tidak memahami instrumen investasinya.

“Memangnya tidak boleh seperti itu? Yang penting kan investasi?”

Ya boleh saja, daripada tidak ada investasi sama sekali. Namun akan lebih baik

jika kita berinvestasi dengan tujuan yang jelas! Bukan karena ikut ikutan. Karena

semua orang memiliki tujuan, dan rencana nya sendiri sendiri, rencana mereka

bisa saja berbeda dengan rencana Anda.

Lalu kalau setiap orang memilki tujuan, dan tipe investasi yang berbeda, kenapa

Anda mengikuti bagaimana mereka berinvestasi? Anda mau mencapai tujuan

Anda, atau tujuan orang lain sebenarnya? Hehehe.


Jadi, sebelum berinvestasi, kita harus tahu dulu tujuannya apa, lalu setelah itu

Anda baru memutuskan mau menggunakan instrument investasi apa. Hal ini sama

seperti misalnya Anda ingin ke Jakarta, dan saat ini Anda berada di Surabaya.

Agar Anda bisa sampai di Jakarta, Anda pasti memilih kendaraannya. Pilihannya

ada banyak, dari pesawat, kereta, mobil, dan lain lain. Anda juga bisa

menggunakan kombinasi, misalnya Anda naik kereta sampai Jogja, lalu

melanjutkan perjalanan ke Jakarta naik pesawat.

Begitu juga dalam investasi, Anda bisa menggunakan berbagai macam

“kendaraan” atau instrument investasi untuk mencapai tujuan Anda.

Untuk menentukan instrumen apa yang tepat, Anda harus tahu dulu tujuan Anda

berinvestasi. Sehingga kita bisa memilih “kendaraan” yang tepat untuk

mencapainya. Karena tentunya membutuhkan waktu yang lama kalau dari

Surabaya ke Jakarta, Anda menggunakan sepeda motor.

Sekarang yuk mari kita mempelajari berbagai investasi. Untuk saat ini, saya akan

membagi menjadi dua aset, aset fisik dan kertas sebagai instrumen investasi.
II. INVESTASI ASET FISIK

A.KOMODITAS

Komoditas ini beragam jenisnya, gold, silver, produk pangan (kopi, beras,

gandum), oil, platinum , nikel, paladium. Dan yang paling laku saat ini adalah

gold dan silver.

Namun harus diingat bahwa, komoditas ini bukan murni aset sebenarnya, karena

komoditas bukanlah instrumen investasi, namun hanya sebagai proteksi nilai

uang. Jadi kenaikannya sama seperti nilai uang yang naik pula.

Misalnya, satu dinar emas dulu bisa beli satu kambing, sekarang pun satu dinar

tetap bisa beli satu kambing. Bayangkan kalau misalnya harga 1 kambing dulu

500 ribu, lalu kita menyimpan uang di amplop, 10 tahun lagi kita mau

menggunakan uang tersebut untuk beli kambing. Apakah bisa? Tentu tidak

karena harga kambing sudah naik. Namun kalau kita investasi di emas, nilai nya

akan terproteksi.

Menurut Jonathan Quek, dalam bukunya “Why Gold? Why Silver? Why Now?”, ada

beberapa alasan mengapa Anda sebaiknya melakukan investasi di gold dan

silver:

a)Gold bisa menahan laju inflasi.

Hal tersebut bisa dilihat dari grafik berikut ini ketika dibandingkan antara inflasi

dan nilai emas yang ada.


Bisa diperhatikan grafik dari emas bisa menahan laju inflasi, bahkan bisa unggul

jauh di tahun 2009 dibandingkan inflasi yang ada. (sumber:

portalreksadana.com)

b)Gold sebagai instrument penyelamat

Tahukah Anda ketika Lehman Brothers kolaps di tahun 2008, di mana banyak

saham yang turun, justru emas berada di harga yang tertinggi. Selain itu, masih

banyak contoh contoh lainnya, di mana terjadi krisis finansial, gold menjadi

instrumen penyelamat, berikut beberapa contohnya:

Ketika terjadi krisis di Mexico pada tahun 1995, gold justru meningkat 107%.

Ketika terjadi krisis finansial di Asia, terutama di Indonesia pada tahun 1998, gold

justru harga nya meningkat 375% hanya dalam kurun waktu selama 7 bulan.

Ketika terjadi krisis di Rusia pada tahun 1998, harga emas justru meningkat 307%

dalam waktu 8 bulan.

Dan masih banyak sejarah lainnya, yang menunjukkan gold menyelamatkan

investasi Anda, ketika krisis terjadi.

c)Gold sebagai alat diversifikasi yang aman dan efektif

Selain Anda menginvestasikan dana Anda ke dalam saham, atau instrumen

lainnya, ada baiknya Anda juga mendiversifikasi aset Anda, ke jenis aset yang

memiliki resiko rendah, seperti emas. Salah satu alasannya, agar Anda menjadi

lebih aman, jika terjadi penurunan nilai pada salah satu instrumen lain, gold

Anda bisa terus meningkat atau setidaknya menyeimbangkan investasi Anda.


B.PROPERTY

Property merupakan salah satu instrumen investasi, karena jika kita membeli

property, harga property tersebut akan selalu naik, atau yang biasa disebut

capital gain. Misalnya saja dulu harga property di suatu lokasi, harganya Rp

250.000.000 , lalu 2 tahun berikut nya sudah menjadi Rp 375.000.000 .

Namun yang harus diingat, walaupun property merupakan salah satu kendaraan

investasi, rumah yang sedang Anda tempati saat ini, atau jika Anda membeli

rumah, bisa saja itu bukan sebuah aset untuk diri Anda.

Robert Kiyosaki mengatakan, “Aset adalah sesuatu yang memasukkan duit ke

kantong kita. Serta liabilitas adalah sesuatu yang mengeluarkan duit dari

kantong kita.”

Banyak orang mengatakan bahwa membeli mobil merupakan sebuah liabilitas.

Eiits, belum tentu. Coba kita hitung hitungan:

Misalnya mobil tersebut memiliki biaya pengeluaran bensin dan perawatan setiap

bulan Rp 600.000 , namun pemiliknya menyewakan mobil tersebut sehingga ia

mendapatkan pemasukan Rp 2.000.000 setiap bulan. Itu berarti, mobilnya

memberikan pemasukan duit Rp 1.400.000 setiap bulan! Mobil tersebut

merupakan sebuah aset karena memberikan pemasukan.

Begitu juga dengan rumah. Rumah belum tentu menjadi sebuah aset, jika Anda

tidak mendapatkan pemasukan dari rumah tersebut, justru Anda harus

mengeluarkan uang setiap bulan untuk biaya perawatan. Begitu juga dengan

ruko, apartemen, maupun bangunan komersial lainnya.

Prinsip nya sederhana, jika property tersebut memberikan pemasukan, itu

merupakan aset. Namun jika selalu mengeluarkan uang dari kantong Anda. Itu

merupakan liabilitas.

Jadi, ketika Anda investasi di property, idealnya Anda tidak hanya mendapatkan

capital gain atau kenaikan harga dari sana, namun juga mendapatkan cashflow

dari sana.
III. INVESTASI ASET KERTAS

Jika pada bagian sebelumnya, kita sudah belajar tentang investasi pada aset

fisik, sekarang kita akan belajar tentang aset kertas. Ada beberapa aset kertas

yang wajib Anda pelajari, berikut di antaranya:

A.DEPOSITO
Deposito mirip seperti tabungan, namun dengan suku bunga yang lebih tinggi.

Ketika Anda ingin melakukan investasi di deposito Anda akan investasi dalam

beberapa jangka waktu tertentu, mulai dari 1, 3, 5, 12, atau 24 bulan, dengan

variasi suku bunga.

Semakin lama Anda tidak menarik uang yang Anda deposito kan, maka bunga

yang akan Anda dapat akan cenderung lebih tinggi. Namun walaupun bunga nya

lebih tinggi, bunga yang didapat dasri deposito hanya berkisar 3-6% saja, itu pun

masih dikurangi oleh pajak.

B.SURAT UTANG
Surat utang adalah surat yang dikeluarkan oleh negara untuk mendapatkan dana

dari masyarakat. Dengan membeli surat utang, Anda akan mendapatkan timbal

balik dari investasi tersebut. Misalnya saja, saat ini negara sedang menjual surat

utang negara ritel SBR003. (artikel ini ditulis 18 Mei 2018)

Negara menawarkan kupon (bunga) 6,8% per tahun. Kupon ini lebih besar

dibandingkan seri ORI014 yang hanya 5,8%. Ini juga lebih besar dari bunga

deposito bank yang berkisar +/-4,5 persen per tahun.

Investasi surat utang negara ini cenderung aman, karena negara sendiri yang

menjamin investasi Anda.


C.REKSADANA:

Reksadana merupakan kumpulan dana masyarakat (investor) yang dikelola oleh

maanjer investasi ke dalam portofolio investasi. Ada yang dalam bentuk saham,

obligasi, atau instrumen investasi lainnya. Untuk lebih jelasnya, berikut

merupakan berbagai jenis reksadana:

a) Reksadana Pasar Uang

Reksadana jenis ini memiliki resiko dan hasil yang kecil. Dana dalam reksadana

pasar uang banyak dimasukkan ke dalam deposito dan obligasi. Keuntungannya

sekitar 6-10% per tahun. Reksadana ini cocok jika Anda ingin berinvestasi dalam

jangka pendek, sekitar 1-2 tahun.

b) Reksadana Pendapatan Tetap

Reksadana ini memiliki keuntungan lebih tinggi dibandingkan reksadana pasar

uang, namun resiko nya juga tinggi. Dana dalam reksadana ini banyak

dimasukkan ke dalam obligasi, potensi keuntungannya hingga 12% per tahun.

Reksadana ini cocok jika Anda ingin berinvestasi dalam waktu 2-4 tahun.

c) Reksadana Campuran

Sesuai dengan namanya, dalam reksadana ini, manajer investasi akan

mencampur komposisi investasi Anda. Misalnya 70% investasi tempatkan di

saham, sedangkan 30% nya di obligasi. Potensi keuntungan dalam reksadana ini

adalah sekitar 15% per tahun. Reksadana ini cocok bagi Anda yang ingin

berinvestasi dalam waktu 4-5 tahun.

d) Reksadana Saham

Reksadana saham merupakan reksadana yang memiliki resiko paling tinggi, dan

potensi keuntungan yang tinggi pula. Per tahunnya Anda berpotensi

mendapatkan keuntungan 25%. Dana dalam reksadana ini paling besar

dimasukkan ke dalam saham.


D.SAHAM
Investasi saham merupakan investasi pada suatu kepemilikan. Jadi jika Anda

membeli 100 lot saham perusahaan X, yang harga per lot adalah 50.000. Lalu

beberapa tahun kemudian, Anda menjual per lot nya seharga Rp 75.000 . Itu

berarti Anda mendapatkan keuntungan sebesar, Rp 2.500.000 dari investasi

Anda.

Selain mendapatkan dari capital gain, dengan melakukan investasi di saham,

Anda juga bisa mendapatkan deviden. Devien merupakan keuntungan

perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham.

Investasi di saham in, dalam jangka panjang, akan berpotensi keuntungan yang

tinggi dibandingkan instrumen investasi lainnya.

Bisa dilihat dalam jangka waktu 20 tahun, harga saham bisa naik dengan sangat

signifikan. Berikut beberapa contohnya:

1.Unilever - naik 180 kali (1800%)

2.Sampoerna - naik 150 kali (1500%)

3.Bank BCA - naik 128 kali (1280%)

4.Astra International- naik 56 kali (560%)

5.Indofood - naik 19 kali (190%)

Sekali lagi saya ingatkan investasi ini ditujukan untuk jangka panjang. Jika Anda

hanya melihat jangka waktu 1 - 3 tahun saja dari investasi Anda, mungkin Anda

tidak melihat peningkatan signifikan (bisa jadi justru penurunan).


IV. ASET ALOKASI UNTUK INVESTASI

Melihat berbagai instrumen investasi tersebut, mungkin saja Anda berpikir: Wah

lebih baik saya masukkan semua dana di saham saja, karena mendapatkan

keuntungan terbesar di sana.

Untuk berinvestasi, ingat pesan ini:

“Dont put all eggs in one basket” (Jangan memasukkan seluruh telur di
dalam satu keranjang).

Maksudnya adalah jangan memasukkan seluruh investasi Anda ke satu instrumen

saja. Misalnya jangan seluruhnya di saham karena terlalu beresiko. Begitu juga

jangan seluruhnya di emas atau deposito saja, nanti Anda kehilangan

kesempatan untuk berkembangnya uang Anda.

Jadi, tujuan diversifikasi ini adalah untuk membagi resiko kerugian , dan potensi

keuntungan secara proposional.

Salah satu strategi aset alokasi sederhana yang bisa Anda contoh adalah

pembagian berdasarkan usia. Pada umumnya, investasi ini dibedakan menjadi

dua:

1.Investasi aman.

2.Investasi grow.

Pembagian investasi berdasarkan usia ini, seperti ini: Jika Anda saat ini berusia

30 tahun, Anda harus menginvestasikan 30% dari dana investasi Anda pada

investasi yang aman, lalu sisanya paa investasi yang bertumbuh dan cenderung

beresiko.
Misal nya, Anda memiliki 10 juta setiap bulan untuk melakukan investasi, berarti 3

juta Anda investasikan pada deposito atau emas atau reksadana pasar uang,

lalu 7 juta sisanya Anda investasikan pada saham maupun reksadana saham.

Jadi semakin bertambah usia Anda, investasi Anda pada yang aman semakin

bertambah. Ini untuk meminimalisir resiko, karena jika Anda masih muda, jika

Anda mengalami kerugian Anda masih memiliki waktu panjang untuk

mengembalikannya.

Namun bayangkan jika Anda usia 50 tahun dan mengambil lebih banyak porsi

agresif, dan Anda mengalami kerugian. Sangat sulit untuk mengembalikannya

lagi.
V. CARA MEMASTIKAN DIRI ANDA
INVESTASI
Banyak orang ahli dalam membuat rencana, namun sayangnya kurang didukung

oleh eksekusi yang tepat. Percuma jika Anda sudah membuat rencana olahraga,

namun tidak Anda jalankan.

Percuma Anda sudah membuat rencana investasi, tetapi Anda tidak disiplin

investasi. Percuma jika Anda lebih memilih menggunakan uang Anda untuk hal

hal yang konsumtif.

Satu strategi sederhana untuk mendisiplinkan diri Anda untuk investasi adalah

dengan AUTOMATISASI. Salah satu metode yang saya sarankan adalah dengan

metode auto-debet. Dengan metode ini, uang Anda setiap bulannya akan secara

otomatis terpotong untuk dimasukkan dalam instrumen investasi Anda.

Dengan metode ini, ini seperti membuat pajak untuk diri sendiri. Anda juga tidak

akan menggoda menggunakan uang Anda untuk belanja, karena uangnya sudah

otomatis terpotong.

Jadi, jika setelah Anda hitung, Anda harus investasi Rp 2.000.000 setiap bulan

untuk dana pendidikan anak Anda, sekarang juga buatlah program autodebet di

mana setiap akhir bulan (setelah gajian), gaji Anda langsung terpotong Rp

2.000.000 untuk dimasukkan ke dalam instrumen investasi yang Anda pilih.

Yang harus diingat, tidak semua instrumen invesasi bisa diautomatisasi. Anda

harus cari tahu, instrumen apa saja dana bagaimana automatisasinya.

Do your Homework!

Semoga Bermanfaat

ScaleUpid
ABOUT SCALEUP.ID

ScaleUp.id merupakan organisasi dibidang edukasi dan event yang membantu

masyarakat meningkatkan kecerdasan finansial. ScaleUp.id berdiri pada tanggal

27 Januari 2017. Sejak saat itu, ScaleUp.id telah mengadakan berbagai event

dan berbagi konten yang membantu masyarakat untuk lebih memahamai

mengenai dunia keuangan. Acara kami seperti gathering, seminar, webinar

online, sharing online, konten online, dan salah satu acara yang rutin kami

adakan adalah “Cashflow Game”.

Ini adalah permainan yang diciptakan Robert Kiyosaki, penulis buku best seller

Rich Dad Poor Dad yang telah mengubah pandangan banyak orang mengenai

pendidikan keuangan. Membantu masyarakat belajar hal-hal yang tidak

diajarkan di sekolah seperti cara mengelola keuangan, menulis laporan

keuangan, bernegosiasi, melakukan kerjasama dengan orang lain, dan masih

banyak manfaat lainnya di permainan ini. 

Cashflow Gathering

FB GROUP: Bebas Finansial Bersama Gustiadi Prakoso


INSTAGRAM: @scaleupid
WA/SMS/TELP: 0811-1911-211
EMAIL: info@scaleup.id

Anda mungkin juga menyukai