Tugas
Tugas
Pada tahun 1849, tokoh lainnya yaitu dr. William Tyler Smith
memberikan pendapat yang berbeda dari teori Thomas Denman. Pada karyanya
yang berjudul ‘Parturition and the Principles and Practice of Obstetrics’,
William mengatakan bahwa pada kala 2 kontraksi uterus juga mempengaruhi
sirkulasi darah, sehingga harusnya lebih banyak kasus kejang pada kehamilan
jika penyebabnya memang kontraksi uterus. William mengajukan beberapa
penyebab kejang seperti, stimulus mekanis atau emosional yang berlebihan pada
spinal sentral, bloodletting, variasi angin, suhu, dan keadaan cuaca lainnya,
iritasi pada uterus, serviks, usus dan lambung, dan yang terakhir adalah bahan-
bahan toksik. Terkhusus untuk bahan-bahan toksik, William percaya bahwa
penjagaan kesehatan selama kehamilan bergantung kepada kelancaran eliminasi
dari zat-zat buangan (feses, urine, plasenta, janin mati). Kegagalan dalam proses
eliminasi ini
2.1.2. Tatalaksana
2.1.3. Klarifikasi
2.2.1. Penyebab
Pada abad ke-17, kemajuan ilmu kedokteran terus berlanjut dan bidang
obstetri dibentuk sebagai suatu disiplin ilmu khusus. Seorang berwarganegara
perancis lahir pada tahun 1637 bernama Francois Mauriceau adalah salah satu
tokoh yang memiliki peran signifikan dalam pembentukan spesialis obstetri.
Francois merupakan orang pertama yang secara sistematis menjelaskan
preeklampsia dan eklampsia serta beliau mengatakan bahwa wanita
primigravida lebih memiliki risiko untuk kejang dibandingkan wanita
multigravida. Menurut Francois, penyebab kejang pada wanita hamil adalah
abnormalitas aliran lochia ataupun kematian janin di dalam kandungan. Pada
abnormalitas aliran lochia, gejala yang dapat muncul adalah inflamasi, nyeri
pada kepala, kejang, sesak nafas, dan kemungkinan dapat terjadi kematian.
Sedangkan, untuk anggapan bahwa penyebab kejang adalah janin yang mati,
Francois berpendapat bahwa jasad janin di dalam uterus menimbulkan bau
menyengat, cairan keluar dari rahim, dan merupakan faktor predisposisi wanita
untuk kejang.
2.2.2. Tatalaksana
2.3.1. Penyebab
Pada tahun 1849, tokoh lainnya yaitu dr. William Tyler Smith
memberikan pendapat yang berbeda dari teori Thomas Denman. Pada karyanya
yang berjudul ‘Parturition and Principles and Practice of Obstetrics’, William
mengatakan bahwa pada kala 2 kontraksi uterus juga mempengaruhi sirkulasi
darah, sehingga harusnya lebih banyak kasus kejang pada kehamilan jika
penyebabnya memang kontraksi uterus. William mengajukan beberapa
penyebab pada kehamilan seperti, stimulus mekanis atau emosional yang
berlebihan pada spinal sentral, bloodletting, variasi angin, suhu, dan keadaan
cuaca lainnya, iritasi pada uterus, serviks, usus dan lambung, dan yang terakhir
adalah bahan-bahan toksik. Terkhusus untuk bahan-bahan toksik, William
percaya bahwa penjagaan kesehatan selama kehamilan bergantung kepada
kelancaran eliminasi dari zat-zat buangan (feses, urine, plasenta, janin mati).
Kegagalan dalam proses eliminasi ini menghasilkan keadaan toksemia yakni
terakumulasinya zat tosik pada sirkulasi darah.
2.3.2. Tatalaksana
2.3.3. Klarifikasi
2.4. Abad ke 20
2.4.1. Penyebab
2.4.2. Tatalaksana
2.4.3. Klasifikasi
Ada sedikit perubahan pada edisi ke-15 dari William Obstetric (1976).
Terminologi toksemia pada kehamilan diganti dengan istilah kelainan hipertensi
pada kehamilan. Pada klasifikasi baru ini, peeklampsia ditandai dengan adanya
hipertensi dengan proteinuria, edema, atau keduanya yang terjadi setelah usia
kehamilan 20 minggu.
2.5.1. Penyebab
2.5.2. Tatalaksana
2.5.3. Klasifikasi
diastolik > 90 mmHg. Proteinuria di definisikan sebagai adanya ekskresi > 0,3
gram protein selama 24 jam atau +1 pada penggunaan dipstick tanpa adanya
infeksi traktus urin. Edema tidak lagi dijadikan kriteria diagnostik karena
kebanyakan wanita hamil normal juga mengalami edema.