Makalah Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Di Luar Negeri
Makalah Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Di Luar Negeri
Oleh :
UNIVERSITAS SURAKARTA
FAKULTAS HUKUM
JURUSAN HUKUM
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Saya juga bersyukur atas berkat rezeki
dan kesehatan yang diberikan kepada saya sehingga saya dapat mengumpulkan bahan – bahan
Saya telah berusaha semampu saya untuk mengumpulkan berbagai macam bahan tentang
Saya sadar bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari sempurna, karena itu saya
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini menjadi
lebih baik lagi. Oleh karena itu saya mohon bantuan dari para pembaca.
Alasan saya membuat makalah yg berjudul perlindungan hukum terhadap tenaga kerja di luar
negeri, karena banyak kita jumpai bahwa tenaga kerja kita kurang mendapat perlindungan hukun
di luar negeri yang terbukti harus mendapatkan hukuman mati atas pembelaan dirinya terhadap
perlakuan majikan yang melanggar norma norma atau atruan aturan yang berlaku.
Demikianlah makalah ini saya buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan, saya mohon maaf
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap tenaga kerja mempunyai hak kesempatan yang sama untuk memilih, mendapatkan,
atau pindah pekerjaan dan memperoleh penghasilan yang layak di dalam atau di luar negeri.
Penempatan TKI ke luar negeri, merupakan program nasional dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya serta pengembangan kualitas sumber daya manusia.
Penempatan TKI dilakukan dengan memanfaatkan pasar kerja internasional melalui peningkatan
kualitas kompetensi tenaga kerja dengan perlindungan yang optimal sejak sebelum
Dalam melaksanakan tugasnya sudah banyak TKI yang terlibat kasus penyiksaan. Tidak
terdapat perubahan atas berbagai kasus sebelumnya yang terjadi, justru belakangan kasus
penyiksaan TKI semakin meningkat. Pemerintah seolah tidak belajar atas kesalahan-kesalahan
dimana terjadinya kasus yang sama sebelumnya. Seakan-akan sudah merupakan hal yang lumrah
apabila terjadinya penyiksaan TKI setiap tahun. Disebutkan sudah terdapat regulasi yang
mengatur mengenai perlindungan atas penempatan TKI. Tetapi faktanya kasus-kasus yang sama
tetap saja terjadi dan tidak grafiknya tidak menurun justru meningkat. Perlu dipertanyakan
B. Rumusan Masalah
4. Bagaimana perlindungan yang di lakukan pemerintah untuk para TKI di Luar Negeri?
C. Tujuan
4. Untuk mengetahui perlindungan yang di lakukan pemerintah untuk para TKI di Luar Negeri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi TKI
negara Indonesia yang bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu
dengan menerima upah. Namun demikian, istilah TKI seringkali dikonotasikan dengan pekerja
TKI sering disebut sebagai pahlawan devisa karena dalam setahun bisa menghasilkan
devisa 60 trilyun rupiah (2006). Pada 9 Maret 2007 kegiatan operasional di bidang Penempatan
dan Perlindungan TKI di luar negeri dialihkan menjadi tanggung jawab BNP2TKI. Sebelumnya
seluruh kegiatan operasional di bidang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di
luar negeri dilaksanakan oleh Ditjen Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri
(PPTKLN) Depnakertrans.
Hampir semua TKI atau buruh migran Indonesia mengalami potongan gaji secara ilegal.
Potongan ini disebutkan sebagai biaya penempatan dan "bea jasa" yang diklaim oleh PJTKI dari
para TKI yang dikirimkannya. Besarnya potongan bervariasi, mulai dari tiga bulan sampai tujuh,
bahkan ada yang sampai sembilan bulan gaji. Tidak sedikit TKI yang terpaksa menyerahkan
seluruh gajinya dan harus bekerja tanpa gaji selama berbulan-bulan. Praktik ini memunculkan
kesan bahwa TKI adalah bentuk perbudakan yang paling aktual di Indonesia.
Penempatan TKI di luar negeri hanya dapat dilakukan ke Negara tujuan yang
pemerintahnya telah membuat perjanjian tertulis dengan Pemerintah RI atau ke negara tujuan
penempatan TKI, antara lain negara tujuan dalam keadaan perang, bencana alam, atau terjangkit
wabah penyakit menular. Khusus untuk penempatan TKI pada pekerjaan dan jabatan tertentu
dengan keahlian, ketrampilan, bakat, minat, dan kemampuan. Penempatan calon TKI/TKI
dilaksanakan dengan memperhatikan harkat, martabat, hak azasi manusia, perlindungan hukum,
pemerataan kesempatan kerja, dan ketersediaan tenaga kerja dengan mengutamakan kepentingan
nasional. Setiap orang dilarang menempatkan calon TKI/TKI pada jabatan dan tempat pekerjaan
yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan norma kesusilaan serta Peraturan
Perundang-undangan, baik di Indonesia maupun di Negara tujuan atau di negara tujuan yang
Penempatan TKI di luar negeri oleh Pemerintah, hanya dilakukan atas dasar perjanjian secara
tertulis antara Pemerintah dengan Pemerintah negara pengguna berbadan hukum di negara
tujuan.
Perusahaan yang akan menjadi P3TKIS mendapatkan izin tertulis berupa Surat Izin Perusahaan
b. Memiliki modal disetor yang tercantum dalam akta pendirian perusahaan, sekurang kurangnya
c. Meyetor uang kepada bank sebagai jaminan dalam bentuk deposito sebesar lima ratus juta
d. Memiliki rencana kerja penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri sekurang-kurangnya
Penempatan TKI pada pengguna perseorangan dilakukan melalui mitra usaha di negara
tujuan. Mitra Usaha berbentuk badan hukum yang didirikan sesuai dengan ketentuan di negara
tujuan. Untuk pengguna perseorangan, dapat mempekerjakan TKI pada pekerjaan antara lain,
sebagai penata laksana rumah tangga, pengasuh bayi atau perawat manusia lanjut usia,
Perlindungan bagi calon TKI yang diberangkatkan keluar negeri oleh P3TKIS, meliputi kegiatan
sebelum pemberangkatan (pra penempatan), selama masa penempatan di luar negeri, dan sampai
dengan kembali ketanah air (purna penempatan). Untuk selanjutnya, TKI yang bekerja di luar
negeri secara perseorangan berhak untuk memperoleh perlindungan dari Perwakilan RI.
Kementerian Luar Negeri akan tetap memperhatikan perlindungan bagi sekitar 1,5 juta
tenaga kerja Indonesia (TKI) yang saat ini bekerja di Arab Saudi. Ini dilakukan walau Arab
Saudi akan memberlakukan moratorium pemberian visa kerja kepada TKI per 2 Juli 2011.
Saat ini terdapat 2,1 juta TKI dari total 3,4 warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja
di luar negeri. Di antaranya sekitar 1,5 juta diperkirakan berada di Arab Saudi. Apalagi saat ini
ada negosiasi antara Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi terkait isu perlindungan TKI.
Perwakilan kedua negara masih membahas mengenai inti permasalahan yang akan dimasukkan
Pemberian libur satu hari setiap minggu, paspor dipegang pekerja, dan ada standar minimal gaji
yang diterima TKI. Pemerintah Indonesia juga menginginkan pencantuman deskripsi kerja jelas
yang harus dikerjakan TKI selama berada di rumah majikan. Selain itu juga ada satuan tugas
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI)
mengatakan bahwa setiap ada kasus atau masalah yang menimpa TKI di luar negeri, termasuk di
Arab Saudi, pemerintah selalu proaktif untuk membela. Tak terkecuali untuk TKI yang bekerja
di Saudi secara ilegal atau nonprosedural. Untuk meminimalisasi kasus-kasus yang dihadapi
TKI, khususnya TKI wanita yang bekerja di sektor rumah tangga, pemerintah melakukan
Anggota Satgas Perlindungan TKI yang baru dibentuk presiden segera berangkat ke Arab
Saudi untuk mengupayakan pengampunan untuk menyelamatkan TKI yang terancam hukuman
mati di Arab Saudi. TKI yang terancam hukuman mati di Malaysia dan Arab Saudi diperkirakan
200 orang di mana 70 persen kasus narkoba, 28 persen terkait kasus pembunuhan dan dua persen
kasus lainnya.
Nasib tragis yang dialami Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri seakan tak pernah
berakhir. Selain dianiaya dan diperkosa, ancaman hukuman rajam, bahkan hukuman mati
menghantui mereka. Setelah Ruyati, masih ada 200 WNI pemburu devisa yang terlibat berbagai
kasus di sejumlah negara, seakan menanti maut. Mereka saat ini menanti uluran tangan untuk
Ada sekitar 5 juta WNI yang tinggal dan bekerja di luar negeri. Dari jumlah itu
sebenarnya TKI yang betul-betul bermasalah hanya sedikit. Mereka tersebar di sejumlah negara
seperti Arab Saudi, RRC, Singapura dan Malaysia. Sebagian dari WNI yang terancam hukuman
mati di luar negeri berhasil dibebaskan. Ada juga yang memperoleh pengurangan hukuman atau
Perwakilan RI yang ada di empat negara tersebut akan mengawal mereka dalam proses
hukum di pengadilan. Berdasarkan data yang ada, jumlah WNI mencapai 3.353.631 orang,
terdiri dari TKI 2.029.528 orang, profesional 269.400 orang, Anak Buah Kapal (ABK) 198.461
orang, pelajar 660.746 orang dan WNI yang menikah dengan warga negara asing 190.496 orang.
Untuk menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) diperlukan sebuah manajemen yang perlu
diperhatikan, agar tidak menjadi problem dalam melaksanakan tugas menjadi seorang TKI.
Banyak tenaga kerja Indonesia yang illegal karena tidak mengindahkan syarat-syarat menjadi
seorang TKI, dokumen wajib calon TKI, pendidikan dan pelatihan, perjanjian kerja.
a. Berusia sekurang-kurangnya 18 (delapan belas) tahun kecuali bagi calon TKI yang akan
tahun
c. Tidak dalam keadaan hamil bagi calon tenaga kerja perempuan; dan
a. Kartu Tanda Penduduk, Ijazah pendidikan terakhir, akte kelahiran atau surat keterangan kenal
lahir;
b. Surat keterangan status perkawinan bagi yang telah menikah melampirkan copy buku nikah;
c. Surat keterangan izin suami atau istri, izin orang tua, atau izin wali;
g. Visa kerja;
j. KTKLN (Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri) adalah kartu identitas bagi TKI yang memenuhi
a. Calon TKI wajib memiliki sertifikat kompetensi kerja sesuai dengan persyaratan jabatan.
b. Dalam hal TKI belum memiliki kompetensi kerja dalam pelaksana penempatan TKI swasta
wajib melakukan penddikan dan pelatihan sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan.
b) 2) memberi pengetahuan dan pemahaman tentang situasi, kondisi, adat istiadat, budaya
d) memberi pengetahuan dan pemahaman tentang hak dan kewajiban calon TKI/TKI.
Perjanjian Kerja:
a. Hubungan kerja antara Pengguna dan TKI terjadi setelah perjanjian kerja disepakati dan
bidang ketenagakerjaan.
Perlindungan TKI adalah segala upaya perlindungan atas kepentingan calon TKI/TKI
Perlindungan buruh migran diatur dalam Konvensi Internasional tentang Perlindungan Hak
Semua Buruh Migran dan Anggota Keluarganya (International Convention on the Protection of
the Rights of All Migrant Workers and Members of Their Families) 1990. Di samping itu ada
konvensi internasional lainnya. Sedangkan perlindungan terhadap TKI diatur dalam UU No.
39/2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, namun
UU ini lebih banyak mengatur prosedural dan tata cara penempatan TKI ke luar negeri, dan
hanya sedikit mengatur hak-hak dan jaminan perlindungan hak-hak buruh migran dan anggota
keluarganya. Selain itu perlindungan terhadap buruh migran diberikan pemerintah berdasarkan
konstitusi negara, sebagaimana dilakukan oleh Departemen Luar Negeri (Deplu) RI.
Buruh migran menurut konvensi ini adalah seseorang yang akan, tengah atau telah
melakukan pekerjaan yang dibayar dalam suatu negara dimana dia bukan menjadi
hak-hak dasar dari buruh migran yang berlaku bagi semua buruh migran (yang
berdokumen atau tidak) dan anggota keluarganya dan bersifat non diskriminasi.
Hal ini menjadi bagian dari program kerja dan menjadi tanggung jawab Departemen
2. Pemberian bantuan kemanusian, hal ini lebih banyak diberikan kepada TKI yang sedang
menjalani proses peradilan di negara setempat karena dituduh melakukan tindak pidana.
Perlindungan ini dilakukan dengan mengunjungi secara periodik, pemantauan serta memberikan
dukungan moril kepadanya. Selain itu juga memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari selama
dalam proses peradilan, menyediakan rohaniawan dan pelayanan kesehatan/psiko sosial, serta
Hak-hak asasi manusia perlu dilindungi oleh peraturan hukum supaya orang tidak akan terpaksa
Selain itu, dalam Pasal 5 Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia dinyatakan bahwa :
“Tidak seorang pun boleh disiksa atau diperlakukan secara kejam, memperoleh perlakuan atau
Pada pasal 6 Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia dinyatakan bahwa :
“Setiap orang berhak atas pengakuan di depan hukum sebagai pribadi di mana saja ia berada.”
Pada pasal 7 Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia dinyatakan bahwa :
“Semua orang sama di depan hukum dan berhak atas perlindungan hukum yang sama tanpa
diskriminasi. Semua berhak atas perlindungan yang sama terhadap setiap bentuk diskriminasi
yang bertentangan dengan Pernyataan ini dan terhadap segala hasutan yang mengarah pada
Pada Pasal 8 Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia dinyatakan bahwa :
“Setiap orang berhak atas bantuan yang efektif dari pengadilan nasional yang kompeten untuk
tindakan pelanggaran hak-hak dasar yang diberikan kepadanya oleh undang-undang dasar atau
hukum.”
Pada Pasal 9 Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia dinyatakan bahwa :
“Tak seorang pun boleh ditangkap, ditahan atau dibuang dengan sewenang-wenang.”
Pada Pasal 13 Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia dinyatakan bahwa :
a. “Setiap orang berhak atas kebebasan bergerak dan berdiam di dalam batas-batas setiap
negara.”
b. Setiap orang berhak meninggalkan sesuatu negeri, termasuk negerinya sendiri, dan
Sementara jika kita lihat dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 menyatakan
bahwa :
b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah dapat
melimpahkan sebagi wewenangnya dan/atau tugas perbantuan kepada pemerintah daerah sesuai
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal
6 Pemerintah berkewajiban:
a. Menjamin terpenuhinya hak-hak calon TKI/TKI, baik yang bersangkutan berangkat melalui
c. Membentuk dan mengembangkan sistem informasi penempatan calon TKI di luar negeri;
d. Melakukan upaya diplomatik untuk menjamin pemenuhan hak dan perlindungan TKI secara
PENUTUP
Kesimpulan
Penempatan TKI di luar negeri hanya dapat dilakukan ke Negara tujuan yang
pemerintahnya telah membuat perjanjian tertulis dengan Pemerintah RI atau ke negara tujuan
penempatan TKI, antara lain negara tujuan dalam keadaan perang, bencana alam, atau terjangkit
wabah penyakit menular. Khusus untuk penempatan TKI pada pekerjaan dan jabatan tertentu
Hak-hak dasar yang melekat pada induvidu sangat dilindungi di mata hukum, sehingga
berbagai permasalahan penganiayaan TKI di luar negeri yang terjadi, pada dasarnya sangat
bertentangan dengan apa yang dipaparkan dalam Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi
Manusia. Dan pemerintah harus bertindak tegas dalam permasalahan yang semakin terlarut-larut
ini demi menegakkan dan memperjuangkan hak asasi bangsa Indonesia di mata dunia.
No. 39/2004 tentang Penempatan Dan Perlindungan TKI di Luar Negeri (UU PPTKILN) sudah
http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2011/07/02/200-tki-menanti-hukuman-mati
Shandra Ardiansyah, 2011. "Perlindungan Hukum untuk TKI". UNY Press Yogyakarta.
http://tki-stories.blogspot.com/2009/01/definisi-tki-wikipedia.html
http://www.bantuanhukum.info/?page=detail&cat=B09&sub=B0905&prod=B090501&t=3&ty=
http://www.bantuanhukum.info/?page=detail&cat=B09&sub=B0905&t=2
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=282041
http://kelanakota.suarasurabaya.net/?id=54d143d5c5837519f799312c04728b25201194493