Anda di halaman 1dari 3

Anggota kelompok :

1. Dian Trisnawati (P1337420517055)

2. Adellia Elfariyani H (P1337420517064)

3. Sindi Febriani (P1337420517065)

4. Wahyu Dwi Utami (P1337420517081)

5. Era Ziadatul H (P1337420517084)

6. Maulinda Dwi P (P1337420517089)

7. Novia Putri M.A (P1337420517092)

Kelas Antasena 2

KASUS

Pasien X usia 29 tahun selalu mengancam akan melakukan bunuh diri ketika marah.
Menurut keluarga hal tersebut berawal ketika harta benda karena Gempa Bumi 1 bulan
sebelumnya. Selain mengancam secara verba pasien x juga pernah beberapa kali mencoba
melakukan bunuh diri dengan cara minum racun serangga, namun hal tersebut tidak berhasil
karena setelah mium dan merasa kesakitan pasien x minta tolong. Terkadang klien
mengancam akan melukai orang lain disekitarnya. Terkadang mengalami keadaan mania.
Namun mudah mengalami serangan.

KLASIFIKASI ISTILAH

1. Mania

2. ancaman Verbal

JAWAB

1. Mania adalah konisi gangguan suasana hati yang membuat seseorang merasa sangat
bersemangat secara fisik dan mental

2. Ancaman Verbal adalah ancaman yang dilakukan dalam bentuk lisan dengan berbagai
tanda sebagai berikut :

a. merahasiakan informasi tertentu

b. membentak

c. menyangkal
d. mendominasi percakapan tanpa mau mengalah

e. menuduh dan menyalahkan

f. meremehkan dan merendahkan

g. memaki dan menghina

h. mengancam

i. memerintah

j. membela diri meski salah

k. membentak

PERTANYAAN

1. Apa saja masalah yang dihadapi oleh klien ?

2. Gejala apa yang mendukung masalah yang dihadapi klien ?

3. Apa diagnosa keperawatan yang tepat ?

4. Apa intervensi keperawatan yang tepat ?

5. Mengapa klien mengalami keadaan mania ?

6. Rentan respon manakah yang sesuai dengan masalah klien diatas ?

JAWABAN BERDASARKAN PENDAPAT KELOMPOK

1. klien mengalami masalah resiko bunuh diri

2. Gejala positif yang muncul pada pasien x adalah

a. Dissorganized behavior (mencoba melakukan bunuh diri ketika marah) mania,


mudah mengaami serangan panik

b. Disorganized speech (mengancam akan melukai orang lain disekitarnya)

3. a. Resiko bunuh diri berhbungan dengan riwayat upaya bunuh diri

4. Tujuan Umum

Klien tidak mencederai diri sendiri.

 Tujuan khusus 1
Klien dapat membina hubungan saling percaya
 Rencana tindakan :
1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip terapiutik.
a. Sapa klien dengan nama baik verbal maupun nonverbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tujukan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar

 Tujuan khusus 2
Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri.
 Rencana tindakan :
1. Jelaskan kliendari benda-benda yang membahayakan
2. Tempatkan klien diruangan yang tenang dan terlihat oleh perawat
3. Awasi klien secara ketat setiap hari

 Tujuan khusus 3
Klien dapat mengekspresikan perasaan.

 Rencana tindakan :
1. Dengarkan keluhan yang dirasakan klien
2. Bersikap empati untuk meningkatkan keraguan,ketakutan,keputusasaan
3. Beri waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti penderitaannya
4. Beri dukuangan pada tindakan atau ucapan klien yang menunjukkan keinginan
hidup

 Tujuan khusus 4
Klien dapat meningkatkan harga diri.

 Rencana tindakan :
1. Bantu klien memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya
2. Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu
3. Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal hubungan antar sesama ,
keyakinan hal-hal untuk diselesaikan)

Anda mungkin juga menyukai