Bab 2-gbr - Umum Kab - Hss-Bps hss1
Bab 2-gbr - Umum Kab - Hss-Bps hss1
BAB II
GAMBARAN UMUM
KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN
Tabel 2.1
Jarak Ibukota Kabupaten dengan Kota Kecamatan
Di Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Tabel 2.2
Luas Daerah Dirinci Menurut Kecamatan
Peta 2.1
Peta Orientasi Kabupaten Hulu Sungai Selatan Terhadap Wilayah Provinsi
Tabel. 2.3.
Luas Wilayah Menurut Kelas Ketinggian Dari Permukaan Laut
Tiap Kecamatan (Ha)
Luas wilayah berdasarkan ketinggian dari permukaan laut (Ha)
Jumlah
No. Kecamatan 500-
0-7 M 7-25 M 25-100 M 100-250 M 250-500 M >1000 M Total
1000 M
1 Padang Batung 0 2.527 12.407 5.459 0 0 0 20.393
2 Loksado 0 0 0 20.983 0 11.226 1680 33.889
3 Telaga Langsat 42 2.226 2.436 1.104 0 0 0 5.808
4 Angkinang 4.596 872 372 0 0 0 0 5.840
5 Kandangan 2.609 8.062 0 0 0 0 0 10.671
6 Sungai Raya 2.856 3.865 1.375 0 0 0 0 8.096
7 Simpur 7.533 702 792 0 0 0 0 9.027
8 Kalumpang 13.507 0 0 0 0 0 0 13.507
9 Daha Selatan 47.244 0 0 0 0 0 0 47.244
10 Daha Utara 26.811 0 0 0 0 0 0 26.811
11 Daha Barat - - - - - - -
Kabupaten HSS 105.198 18.254 17.382 27.546 0 11.226 1.680 181.286
Presentase (%) 58,03 10,07 9,59 15,19 0,00 6,19 0,93 100
Tabel 2.4.
Luas Wilayah Menurut Kelas Kelerengan/Kemiringan Tiap Kecamatan (Ha)
Luas wilayah bersarkan kemiringan (Ha)
NO Kecamatan
0-2% 2-8% 8-15% 15-25% 25-40% >40%
1. Padang Batung 5.403 1.700 4.900 3.450 750 4.190
2. Loksado 550 4.550 7.459 6.150 7.490 7.690
3. Telaga Langsat 2.550 100 1.828 500 250 580
4. Angkinang 5.840 0 0 0 0 0
5. Kandangan 10.671 0 0 0 0 0
6. Sungai Raya 7.246 200 0 400 100 150
7. Simpur 13.507 0 0 0 0 0
8.
Kalumpang 13.507 0 0 0 0 0
9. Daha Selatan 47.249 0 0 0 0 0
10. Daha Utara 26.811 0 0 0 0 0
11. Daha Barat - - - - - -
Jumlah 133.334 6.550 14.187 10.500 8.590 12.610
Presentase (%) 71,77 3,53 7,64 5,65 4,62 6,79
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2010
Peta 2.2
Peta Kelerengan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Berelief Sedang hingga Terjal yaitu dengan kemiringan lereng mencapai > 36 ˚,
maka sering terjadi bencana tanah longsor yang sangat berbahaya terutama
dekat dengan pemukiman dan jalan penghubung antar desa.
1. Kondisi Air Permukaan
Air Permukaan yang didapatkan di daerah kajian adalah sungai besar
yang mengalir di sepanjang tahun dan sungai kecil. Ada dua sungai besar yang
ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, yaitu Sungai Amandit yang berhulu
dari Pegunungan Meratus di sekitar Kecamatan Loksado yang membelah Kota
Kandangan, dan Sungai Negara yang membelah Kecamatan Daha Utara, Daha
Selatan dan Daha Barat. Sungai lainnya umumnya merupakan sungai-sungai
kecil yang semuanya bermuara di Sungai Amandit diantaranya adalah S.
Haliang, Datartikang, Haruyan, Bumbuyanin, Tariban, Mentalo dan sungai
Pipii. Pola aliran sungai yang ada di daerah kajian secara umum berpola
dendritik.
Tabel 2.5.
Daftar DAS/Sub DAS di Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Tabel 2.6
Kualitas Air Sungai di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2009
Tabel 2.7.
Danau, Rawa, Situ, Telaga, dan Waduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Lokasi
No. Nama Perairan Luas (Ha)
Desa Kecamatan
1 Danau Bangkau 615 Bangkau Kandangan
2 Danau Paharangan 8 Paharangan Daha Utara
3 Rawa Simpur dan Danau Pantai 5 Simpur Simpur
Ulin
4 Danau Muning Dalam 6 Muning Dalam Daha Selatan
5 Danau Bago Tanggul 5 Bago Tanggul Kalumpang
6 Danau Bajayau Lama 5 Bajayau Daha Barat
Sumber : Revisi RT RW Kab.HSS Tahun 2011-2013
2. Air Tanah
Dari pengamatan di lapangan, kedalaman muka air tanah dapat
diamati dari sumur penduduk maupun sumur bor. Di daerah penyelidikan
terutama di Kota Kandangan, air tanah terdapat pada kedalaman 4 – 9 m.
pada lapisan pasir lempungan berkerikil. Fluktuasi air tanah bebas pada
musim kemarau dan musim hujan cukup besar yaitu sekitar 2 m. Kedalaman
perangkap air tanah ditemukan pada kedalaman lebih dari 30 m terdapat
pada lapisan pasir, kerikil dengan sedikit lempungan setebal 15 – 30 m.
Kualitas air tanah rata-rata bersifat asam yaitu pH berkisar antara 4,57 –
5,50, hal ini menunjukan sampel air yang diambil berlokasi di daerah yang
mengandung Batu bara. Kondisi sifat fisik dan kualitas air di daerah
penyelidikan.
Secara umum kodisi potensi air tanah di Kabupaten Hulu Sungai Selatan
dapat dilihat pada Peta 2.3.
Peta 2.3.
Peta Jenis Kondisi Air Tanah di Kabupaten Hulu Sungai Selatan
3. Klimatologi
Iklim di kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat digolongkan berdasarkan
beberapa jenis klasifikasi. Menurut Koppen, adalah beriklim tropis. Dengan
bulan kering selama 5 sedangkan bulan basah selama 7 bulan dalam
setahun. Temperatur udara pada bulan terdingin dapat mencapai 17,30 ˚C
dan pada bulan terhangat bisa melebihi 30,20 ˚C.
a. Curah Hujan
Tabel 2.8.
Jumlah Curah Hujan, Hari Hujan dan Intensitasnya
Kabupaten Hulu Sungai Selatan
KLIMATOLOGI
Intensitas
NO BULAN CURAH HUJAN (mm) HARI (mm/hari)
HUJAN
1 Januari 454,00 19 23,89
2 Februari 205,50 14 14,68
3 Maret 108,50 5 21,70
4 April 107,00 9 11,89
5 Mei 75,00 10 7,50
6 Juni 92,00 4 23,00
7 Juli 48,00 7 6,86
8 Agustus 49,00 2 24,50
9 September 13,00 2 6,50
10 Oktober 68,30 11 6,21
11 November 192,20 13 14,78
12 Desember 520,80 19 27,41
Jumlah 1.933,3 155 188,92
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan Dalam Angka Tahun 2010
b. Suhu udara
Tabel 2.9.
Kelembaban Udara dan Temperatur Udara Kabupaten Hulu Sungai Selatan
2.2 Administrasi
Luas wilayah secara administratif kabupaten Hulu Sungai Selatan Seluas
1.804,94 Km² yang atau terbagi atas 11 wilayah kecamatan, dan 148
desa/kelurahan. Secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 2.10 berikut ini:
Tabel 2.10.
Pembagian Administrasi di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2009
Ibukota Luas Jumlah Desa/
No Nama Kecamatan
Kecamatan (Km²) Kelurahan
1 Padang Batung Padang Batung 203,93 17
2 Loksado Lokasado 338,89 11
3 Telaga Langsat Telaga Langsat 58,08 11
4 Angkinang Angkinang 58,40 11
5 Kandangan Kandangan 106,71 18
6 Sungai Raya Sungai Raya 80,96 18
2.3 Kependudukan
2.3.1 Pertumbuhan dan Proyeksi Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2009
tercatar sebanyak 209.669 jiwa, terdiri dari 104.733 jiwa penduduk laki-
laki dan 104.936 jiwa penduduk perempuan. Pertumbuhan penduduk
dari tahun ketahun berdasarkan data dari BPS tahun 2005-2010 sebesar
0,83 % per tahun. Selengkapnya perkembangan penduduk menurut
kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dari tahun 2005 sampai
tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 2.11. Sementara proyeksi
pertumbuhan penduduk selama 5 tahun kedepan berdasarkan angka
pertumbuhan penduduk dapat dilihat pada tabel 2.12.
Peta 2.4
Pembagian Wilayah Administrasi di Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Tabel 2.11.
Perkembangan Penduduk di Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Tahun 2005 – 2009 (Untuk Kota Dirinci sampai Desa/Kelurahan)
Gambar 2.1.
Diagram Perkembangan Penduduk
di Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Tabel 2.12.
Proyeksi Pertumbuhan Penduduk di
Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Tahun 2012 – 2016
Gambar 2.2.
Diagram Proyeksi Pertumbuhan Penduduk
di Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Kepadatan Jiwa/
No Kecamatan Penduduk (jiwa) Luas Wilayah (Km²)
Km²
1 Padang Batung 17.682 203,93 87
2 Loksado 7.837 338,89 23
3 Telaga Langsat 8.852 58,08 152
4 Angkinang 17.594 58,40 301
5 Kandangan 44.202 106,71 414
6 Sungai Raya 15.785 80,96 195
7 Simpur 13.712 82,35 167
8 Kalumpang 6.314 135,07 47
9 Daha Selatan 39.977 322,80 124
10 Daha Utara 30.110 268,11 112
11 Daha Barat 7.604 149,62 51
JUMLAH 209.669 1.804,92 1.673
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2010
2.3.4 Umur
Distribusi penduduk berdasarkan umur di Kabupaten Hulu Sungai
Selatan tahun 2009, terbanyak terdapat pada kondisi umur antara 10 -14
tahun (20.165 jiwa) dan untuk kondisi terendah adalah jumlah penduduk
menurut umur antara > 75 tahun (3.181 jiwa). Agar lebih Jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 2.15.
Tabel 2.15.
Jumlah Penduduk di Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Berdasarkan Umur Tahun 2009
2.4 Pendidikan
2.4.1 Jumlah Prasarana Pendidikan
Pendidikan adalah merupakan suatu faktor yang sangat
berpengaruh terhadap kualitas sumberdaya manusia, sedangkan mutu
serta kualitas sumberdaya manusia ini merupakan faktor penentu
terhadap keberhasilan pembangunan dan kemajuan suatu yang saling
kait-mengkait, salah satunya adalah kecukupan sarana pendidikan yang
dapat menunjang proses belajar-mengajar.
Gambaran banyaknya jumlah fasilitas pendidikan umum dan agama dari
tingkat TK sampai dengan SLTA baik negeri maupun swasta yang ada di
kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat dilihat pada tabel 2.16.
Tabel 2.16.
Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2009
Tabel 2.17.
Jumlah Kelas Per Fas Pendidikan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2009
Jumlah kelas/ tingkat pendidikan
No Kecamatan
TK/RA SD/MI SLTP/MTs SLTA/MA PT JUMLAH
Tabel 2.18.
Jumlah Guru Per Fas Pendidikan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2009
Jumlah Guru / tingkat pendidikan
No Kecamatan
TK/RA SD/MI SLTP/MTs SLTA/MA PT JUMLAH
1 Padang Batung 72 431 84 13 0 600
Tabel 2.19.
Jumlah Murid Per Fas Pendidikan
di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2009
Jumlah Murid / tingkat pendidikan
No Kecamatan
TK/RA SD/MI SLTP/MTs SLTA/MA PT JUMLAH
1 Padang Batung 470 2.399 630 59 0 3.558
2 Loksado 70 1.307 221 0 0 1.598
2.5 Kesehatan
2.5.1 Jumlah Prasarana Kesehatan
Ketersediaan fasilitas atau prasarana sangat menunjang dalam
kelancaran pelayanan kesehatan. Data berikut ini menunjukan bahwa
sampai dengan Tahun 2009 pada setiap kecamatan sudah memiliki
puskesmas. Sedangkan untuk fasilitas puskesmas pembantu, poliklinik
desa, serta rumah desa yang dapat memberikan pelayanan dan
pertolongan terhadap kesehatan masyarakat rata – rata telah ada di
kecamatan-kecamatan tersebut. Dari 11 kecamatan yang ada, terdapat 3
buah Rumah Sakit,20 buah puskesmas, 69 buah puskesmas pembantu,
128 buah polindes, 63 buah rumah bidan desa, 279 buah Posyandu serta
5 buah Apotik. Berikut ini data ketersediaan fasilitas kesehatan pada
setiap kecamatan di kabupaten Hulu Sungai Selatan selama tahun 2009
yang dapat dijelaskan melalui tabel 2.20.
Tabel 2.20.
Jumlah Fasilitas Kesehatan
di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2009
Jumlah fasilitas kesehatan
No Kecamatan 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah
1 Padang Batung 0 2 8 16 9 36 0 71
2 Loksado 0 2 5 7 1 15 0 30
3 Telaga Langsat 0 1 6 11 7 17 0 42
4 Angkinang 0 2 6 14 5 24 0 51
5 Kandangan 1 3 11 24 8 44 5 96
6 Sungai Raya 2 2 9 18 14 33 0 78
7 Simpur 0 2 6 10 4 28 0 50
8 Kalumpang 0 1 3 5 1 11 0 21
9 Daha Selatan 0 2 7 4 6 24 0 43
10 Daha Utara 0 2 6 17 4 35 0 64
11 Daha Barat 0 1 2 2 4 12 0 21
JUMLAH 3 20 69 128 63 279 5 567
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2010
Keterangan :
1 = Rumah Sakit 5 = Rumah Bidan Desa
2 = Puskesmas 6 = Posyandu
3 = Puskesmas Pembantu 7 = Apotik
4 = Polindes
Tabel 2.21.
Jumlah Tenaga kesehatan
di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2010
Jumlah Tenaga Kesehatan
No Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 Jumlah
1 Padang Batung 4 1 12 4 0 18 16 55
2 Loksado 1 0 11 3 0 11 21 47
3 Telaga Langsat 1 0 10 1 0 13 5 30
4 Angkinang 2 1 18 2 0 17 8 48
5 Kandangan 6 0 26 7 6 35 19 99
6 Sungai Raya 3 1 15 3 0 23 9 54
7 Simpur 4 0 9 2 0 16 9 40
8 Kalumpang 0 0 7 1 0 5 2 15
9 Daha Selatan 3 0 9 1 0 16 26 55
10 Daha Utara 4 0 25 2 2 23 19 75
11 Daha Barat 0 0 11 1 0 4 14 30
JUMLAH 28 3 153 27 8 181 148 548
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2010
Keterangan :
1 = Dokter umum 5 = Apoteker
2 = Dokter gigi 6 = Bidan
3 = Perawat 7 = Dukun penolong persalinan
4 = Perawat gigi
Tabel 2.22
Data Penyakit Berbasis Lingkungan Tahun 2010
JENIS JUMLAH PENDERITA MENURUT KELOMPOK UMUR
NO PENYAKIT Jumlah
<5 5-9 10-14 15-19 20-44 45-54 55-59 60-69 70+
1. Diare 1879 470 207 168 791 346 155 154 67 4237
Diare
2. Berdarah 94 38 20 33 166 68 19 28 12 478
Tifus perut
3. klinis 347 830 453 227 584 162 49 82 16 2750
TB Paru
4. BTA + 1 4 2 8 81 43 16 12 7 174
Tersangka
5. TB paru 20 35 18 39 376 232 81 118 37 956
6. Kusta PB 0 0 0 0 2 1 1 0 0 4
7. Kusta MB 0 0 0 0 5 1 0 1 0 7
8. Campak 5 2 3 0 0 0 0 0 0 10
Hepatitis
9. Klinis 0 0 0 0 4 2 1 0 0 7
Malaria
10. Klinis 1 10 11 51 130 43 7 4 0 257
Malaria
11. vivax 0 1 0 4 35 3 0 0 0 43
Malaria
12. falsifarum 0 0 1 12 44 6 8 0 0 71
Malaria
13. mix 0 0 1 2 2 0 0 0 0 5
14. Pneumonia 151 16 7 1 0 3 1 2 0 181
15. DBD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4237
Jumlah 2498 1406 723 545 2220 910 338 401 139 9180
Data Dinas Kesehatan Kab. HSS Tahun 2010
Tabel 2.23.
Jumlah Pemeluk Agama
di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2009
Jumlah pemeluk agama
No Kecamatan
Islam Katolik Protestan Hindu Budha Lain2
1. Padang Batung 17.953 0 0 0 0 0
2. Loksado 4.062 0 802 0 0 2.894
3. Telaga Langsat 8.421 0 0 0 0 0
4. Angkinang 17.659 0 0 0 0 0
5. Kandangan 44.166 0 35 7 6 0
6. Sungai Raya 15.663 0 1 0 0 0
7. Simpur 13.804 0 0 0 0 0
8. Kalumpang 5.771 0 0 0 0 0
9. Daha Selatan 40.150 0 0 0 0 0
10. Daha Utara 30.369 0 14 0 0 0
11. Daha Barat 7.756 0 0 0 0 0
JUMLAH 205.774 0 852 7 6 2.894
Tabel 2.24.
Jumlah Rumah Ibadat
di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2009
Jumlah rumah Ibadat
No Kecamatan
Masjid Langgar Mushola Gereja Balai
1 Padang Batung 23 57 7 0 0
2 Loksado 11 14 1 1 45
3 Telaga Langsat 10 33 0 0 0
4 Angkinang 9 53 2 0 0
5 Kandangan 20 118 15 0 0
6 Sungai Raya 13 89 4 0 0
7 Simpur 11 67 2 0 0
8 Kalumpang 5 29 1 0 0
9 Daha Selatan 8 76 3 0 0
10 Daha Utara 9 85 4 0 0
11 Daha Barat 4 23 3 0 0
JUMLAH 123 644 42 1 45
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2010
Tabel 2.25.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Tahun
No Tingkat Pendidikan
Laki-laki Perempuan Rata-rata
1. Tidak/belum sekolah 1,6 4,29 2,98
2. Tidak/belum tamat SD 26,31 28,16 27,24
3. SD 34,49 35,06 34,78
4. SLTP 15,04 12,92 13,96
5. SLTA 16,62 15,06 15,83
6. DI/DII 1,6 1,6 1,6
7. DIII 0,99 0,97 0,98
8. DIV/Sarjana 3,34 1,96 2,64
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2010
Tabel 2.27.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Kemiskinan
di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2009
2.7 Perekonomian
Kegiatan perekonomian daerah merupakan motor penggerak roda
pembangunan daerah yang penting, namun dalam prakteknya faktor ekonomi
tersebut bukanlah faktor yang independen karena sangat dipengaruhi oleh faktor
lain seperti faktor pendidikan dan kesehatan. Ke dua faktor ini mempunyai
hubungan yang saling menunjang terhadap sistem perekonomian daerah
sehingga faktor pendidikan dan kesehatan perlu ditingkatkan. Perekonomian bisa
ditingkatkan kalau taraf pendidikan dan kesehatan suatu masyarakat terus
ditingkatkan. Faktor lain yang juga perlu diperhatikan adalah dukungan faktor
infrastruktur daerah, baik infrastruktur ekonomi, sosial, maupun budaya, serta
faktor pelengkap lainnya yang merupakan satu kesatuan dalam life cycle suatu
sistem pembangunan daerah. Salah satu indikator untuk mengukur tingkat
kemakmuran suatu masyarakat pada umumnya melalui PDRB perkapita. Secara
makro ekonomi Kabupaten Hulu Sungai Selatan untuk aktivitas kegiatan per-
ekonomian masyarakatnya menurut 9 sektor lapangan usaha masih didominasi
oleh kegiatan ekonomi primer sektor pertanian. Pada perkembangannya andil
pertanian mulai mengalami pergeseran ke sektor sekunder yaitu perdagangan
dan jasa. Kegiatan agropolitan berbasis agribisnis dan agroindustri akan terus
meningkatkan porsi perdagangan dan jasa.
Tabel 2.28.
Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
(jutaan rupiah) Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2006 – 2009
Tahun
No Sektor Ekonomi
2006 2007 2008 2009
1 Pertanian 478.449.310 515.404.821 561.793.589 635.730.951
2 Pertambangan &
Penggalian 13.474.753 17.732.939 44.897.749 52.870.343
3 Industri Pengolahan 118.070.050 132.518.680 140.125.544 155.563.404
4 Listrik, Gas & Air
Minum 4.178.935 5.680.326 6.117.067 6.644.893
5 Bangunan &
Kontruksi 80.320.675 98.133.630 98.133.630 103.160.141
6 Perdagangan, Hotel
& Restoran 265.909.842 360.669.736 360.669.736 413.985.786
7 Pengangkutan &
Komunikasi 82.963.042 84.338.525 94.155.714 100.373.364
8 Keuangan,
Persewaan & Jasa
Perusahaan 57.462.477 66.589.359 80.279.485 82.601.497
9 Jasa – jasa 246.583.307 270.067.983 307.104.540 338.494.384
Gambar 2.3.
Diagram Laju Pertumbuhan Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan
Menurut Lapngan Usaha (jutaan rupiah) Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun
2006 - 2009
Tabel 2.29.
Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha
(Persen) Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2006 - 2009
Tahun (%)
No Lapangan Usaha
2006 2007 2008 2009
A. Kelompok Primer 36,51 35,73 35,83 36,45
1. Pertanian 35,51 34,54 33,18 33,65
Pertambangan &
2. 1,00 1,19 2,65 2,80
Penggalian
Kelompok
15,03 15,49 14,44 14,05
B. Sekunder
Industri
1 Pengolahan 8,76 8,88 8,28 8,23
Listrik, Gas & Air
2 0,31 0,38 0,36 0,36
Minum
Bangunan &
3 5,96 6,23 5,80 5,46
Kontruksi
C Kelompok Tersier 48,45 48,78 49,74 49,51
Perdagangan,
1 19,73 20,57 21,30 21,91
Hotel & Restoran
Pengangkutan &
2 6,16 5,65 5,56 5,31
Komunikasi
Keuangan,
Persewaan & Jasa
3 4,26 4,46 4,74 4,37
Perusahaan
4 Jasa – jasa 18,30 18,10 18,14 17,92
DPRB 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2010
Gambar 2.4.
Diagram Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2006-2009
Tahun
No Uraian
2005 2006 2007 2008 2009 2010
B BELANJA DAERAH
1.Belanja Tidak 198.237.426.844 259.019.408.330,94 300.373.297.144 343.356.349.357
Langsung
a. Belanja Pegawai 172.496.191.634 221.178.006.332,94 237.946.681.386 301.247.928.960
b. Bunga 0 0 0 0
c. Subsidi 0 0 0 0
d. Hibah 0 6.733.888.750 26.268.600.800 6.929.000.000
e. Bantuan sosial 13.904.350.000 18.657.260.000 22.409.195.000 18.058.040.000
No Uraian Tahun
No Uraian Tahun
Gambar 2.5.
Grafik Laju Pertumbuhan APBD Tahun 2005 - 2010
2. Menuju Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang Unggul yakni Meningkatkan daya
saing yang tinggi dengan mengembangkan keunggulan kompetitif dan
komparatif
3. Menuju Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang Religius yakni berkembangnya
nilai-nilai relegius dalam kehidupan pemerintahan dan kemasyarakatan
Protap (Prosedur Tetap) Pembangunan Gerbang Perkotaan Menuju Banua
Lima Plus Center yang telah diimplementasikan pada periode 2003 – 2008 yang
lalu sudah terbukti ampuh sebagai taktik dan strategi pembangunan di
Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Keberhasilan pembangunan dengan mengusung
konsep di atas menjadi inspirasi utama untuk kembali memantapkan pada
periode 5 tahun ke depan. Gerbang Perkotaan Menuju Banua Lima Plus Center
ini akan semakin dimantapkan dan dipadu dengan sasaran makro menuju
Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang Mandiri, Unggul dan Religius, sehingga
konsep ini dianggap mampu dimanifestasikan dalam memperkuat visi dan misi
pembangunan.
Gambar 2.6
Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Terkait Sanitasi
BUPATI
SEKDA
Tabel 2.32.
Tugas Pokok, Fungsi Dan Peran SKPD/LTD
No SKPD /LTD TUGAS POKOK FUNGSI PERAN
Program riil sanitasi dari masing-masing SKPD sesuai dengan Renstra SKPD
2009-2013 adalah sebagaimana dituangkan dalam tabel berikut:
Tabel 2.33.
Program Kerja Riil Sanitasi dari Masing-Masing SKPD
- DPPKAD 9.900.000.000,00 v v -
Tabel 2.34.
Hambatan Utama pada Aspek Kelembagaan
JENIS HAMBATAN UTAMA
NO SUBSEKTOR
ORGANISASI SDM SISPROS SARPRAS
1 Limbah Cair Kegiatan SDM yang ada Sistem dan Belum memiliki
pengelolaan belum mencukupi prosedur belum IPAL, IPLT dan
dan baik dari kualitas maksimal dan armada
pengendalian maupun kuantitas perlu disesuaikan pengangkut tinja
limbah cair untuk mengelola dengan bidang
baik yang limbah cair kerja
ditimbulkan domestik
oleh kegiatan
industri
maupun
kegiatan rumah
tangga
dilakukan oleh
Dinas
Lingkungan
Hidup, Tata
Kota dan
Perdesaan
berkerja sama
dengan Dinas
Kesehatan dan
Dinas
Pekerjaan
Umum
2 Persampahan Dinas LH, Tata Sistem dan Prasarana yang Sistem dan
Kota dan prosedur belum ada masih sangat prosedur belum
Perdesaan maksimal dan kurang antara lain maksimal dan
hanya melayani perlu disesuaikan : TPS, Armada perlu disesuaikan
Kota dengan bidang pengangkut dengan bidang
Kandangan dan kerja sampah dan kerja
Daha Selatan gerobak sampah,
tidak ada TPA
sanitary landfill,
e. Tabel Deskripsi kekuatan / gap daya dukung SDM Penyedia layanan sanitasi
di kabupaten / kota.
Data diambil dari masing – masing SKPD, LTD terkait. Data tersebut
dituangkan dalam contoh tabel berikut.
Tabel 2.35.
Kekuatan/Gap Daya Dukung SDM Pelayanan
No SKPD Bidang/Seksi Subsektor Eksisting Kebutuhan Kesenjangan
1 Bappeda Fisik dan Sanitasi 3 org 5 org 2 org
Prasarana/Sarana dan
Prasarana
2 Dinas PU Cipta Karya / Sanitasi Sanitasi dan 3 org 5 org 2 org
dan Air bersih air bersih
Penanggung Jawab
Sekertaris Daerah
Ketua
Kepala Bappeda
Wakil Ketua
Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Kepala Dinas Kesehatan
Kepala Dinas LH, Tata Kota dan
Perdesaan
Kepala Badan KB, Pemberdayaan
Masyarakat dan Perempuan
Sekretaris
Kabid. Fisik dan Prasarana
Bappeda
Tabel 2.36.
Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Nama Fungsi
No Fungsi kota
Kec/Kel/Desa Primer Sekunder
1 PKL - Kec. Kandangan V -
2 PKLp - Kec. Daha Selatan
V -
- Kec. Loksado
3 PPK - Kec. Angkinang
-
- Kec. Telaga Langsat V
- Kec. Sungai raya
V -
- Kec. Padang Batung
- Kec. Simpur
V -
- Kec. Kalumpang
- Kec. Daha Utara dan
V -
- Kec. Daha Barat
4 PPL - Desa Hamalau di Kec. Sungai Raya - V
- Desa Bamban di Kec. Angkinang - V
- Desa Amawang Kiri dan Desa
- V
Sungai Kupang di Kec. Kandangan
- Desa Kaliring di Kec. Padang Batung - V
- Desa Wasah Tengah dan Desa
- V
Kapuh di Kec. Simpur
- Desa Tambingkar di Kec.
- V
Kalumpang
- Desa Banua Hanyar,Desa
Tambangan, dan Desa Pihanin di - V
Kec. Daha Selatan
- Desa Pekapuran Kecil, Desa Baruh
Kambang dan Desa Hamayung di - V
Kec. Daha Utara
- Desa Tanjung Selor di Kec. Daha
- V
Barat
- Desa Longawang di Kec. Telaga
- V
Langsat
Sumber : Rencana Revisi RTRW Kab. HSS Tahun 2011 – 2031
rencana kawasan lindung dan kawasan budidaya Lihat tabel 2.37 Pola Ruang
peta 2.8 pola Ruang Wilayah Kabupaten/Kota Hulu Sungai Selatan
a. Kawasan lindung
Berdasarkan PP No 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional dan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990
tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, yang dimaksud dengan Kawasan Lindung
adalah suatu kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan
dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan yang
berkelanjutan.
Arahan pengelolaan kawasan lindung meliputi semua upaya perlindungan,
pengawetan, konservasi serta pelestarian fungsi sumber daya alam dan
lingkungannya guna mendukung kehidupan secara serasi yang berkelanjutan.
Maka tidak dapat dialihfungsikan menjadi kawasan budidaya, dan kawasan
lindung meliputi kawasan suaka alam, serta kawasan cagar budaya dan ilmu
pengetahuan.
Arahan pengelolaan dalam upaya melestarikan kawasan lindung secara
umum adalah sebagai berikut:
a. Pengawasan dan pemantauan untuk pelestarian kawasan lindung.
b. Pelestarian keanekaragaman hayati dan ekosistemnya.
c. Pengembangan kerjasama antar wilayah dalam pengelolaan kawasan
lindung.
d. Percepatan rehabilitasi lahan milik masyarakat yang termasuk kriteria
kawasan lindung dengan melakukan penanaman pohon lindung yang
dapat digunakan sebagai perlindungan kawasan bawahannya yang
dapat diambil hasil hutan non-kayunya.
e. Membuka jalur wisata jelajah/pendakian untuk menanamkan rasa
memiliki terhadap alam.
Tabel 2.37.
Pola Ruang Wilayah Kab Hulu Sungai Selatan
Pemanfaatan Ruang
No Fungsi
Lokasi Luas (Ha) (%)
A Kawasan Lindung
1 Kawasan Hutan lindung Kec. Loksado 19.955
Kec. Padang Batung 3.059
Kec. Telaga Langsat 904
2 Kawasan yang Kec. Loksado 7.490
memberikan Kec. Padang Batung 750
perlindungan terhadap Kec. Telaga Langsat 250
kawasan di bawahnya
3 Kawasan perlindungan Danau Bangkau di Kec. Kandangan 615
setempat Danau Paharangandi Kec. Daha Utara 8
Danau Pantai Ulin di Kec. Simpur 5
Danau Muning Dalam di Kec. Daha Selatan 5
Danau Bago Tanggul di Kec. Kalumpang 56
Danau Bajayau Lama di Kec. Daha Barat 6
4 Ruang terbuka Hijau RTH publik : lapangan olah raga, taman kota, taman 30%
Kota (RTH) (Khusus pemakaman umum, dan jalur hijau sepanjang jalan,
untuk Kota ) rel kereta api dan sungai
RTH privat : berupa kebun atau halaman rumah,
gedung milik masyarakat dan swasta yang ditanami
tumbuhan
5 Kawasan suaka alam dan Kawasan Suaka Alam berada di Cagar Alam Gunung 240
cagar budaya Kentawan
Kawasan Cagar Alam Budaya dan Ilmu Pengetahuan
a. Rumah Adat Banjar Bubungan Tinggi di Kec.
Daha Selatan
b. Mesjid Su’ada di Kec. Simpur
c. Benteng Madang di Kec. Padang Batung
d. Tugu/Monumen Teks Proklamasi Gubernur
Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan 17
Mei 1949 di Desa Ni’ih
e. Makam Tumpang Talu di Kec. Kandangan
f. Kubur Anam di Kec. Sungai Raya
g. Rumah Bersejarah H. Kaspul Anwar di Kec.
Padang Batung
h. Rumah Bersejarah H. Abdul Kadir di Kec. Padang
Batung
6 Kawasan rawan bencana Bencana Longsor
alam c. Kec. Loksado di Desa Hulu Banyu
d. Kec. Padang Batung di desa Batu Laki
e. Kec. Telaga Langsat di Desa Hamak dan
Hamak Utara
Pemanfaatan Ruang
No Fungsi
Lokasi Luas (Ha) (%)
Bencana Banjir
a. Kec. Kandangan :
5 Desa Jambu Hilir
6 Desa Baluti
7 Desa Sungai Kupang
8 Desa Sungai Paring
9 Desa Lungau
b. Kec. Kalumpang :
10 Desa kalumpang
11 Desa Karang Paci
12 Desa Balanti
13 Desa Balimau
c. Kec. Angkinang :
14 Desa Telaga Sili-sili
15 Desa Sungai Hanyar
16 Desa Angkinang
17 Desa Angkinang selatan
18 Desa Bakarung
d. Kec. Sungai Raya :
19 Desa Sungai Raya Selatan
20 Desa Tanah Bangkang
21 Desa Ida Manggala
e. Kec. Padang Batung :
22 Desa Malutu
23 Desa Batu Laki
24 Desa Malilingin
25 Desa Jelatang
26 Desa Batu Bini
27 Desa Karang Jawa Muka
f. Kec. Telaga Langsat :
28 Desa Mandala
29 Desa Lok Binuang
30 Desa Pakuan Timur
31 Desa Gumbil
g. Kec. Daha Selatan
h. Kec. Daha Utara
i. Kec. Daha Barat
Pemanfaatan Ruang
No Fungsi
Lokasi Luas (Ha) (%)
JUMLAH
B-1 Kawasan Budidaya
( Untuk kabupaten)
1 Kawasan Hutan produksi Kawasan Hutan Produksi Tetap
a. Kec. Loksado a.4.545
b. Kec. Padang Batung b.7.072
c. Kec. Sungai Raya c. 444
d. Kec. Telaga Langsat d.399
Kawasan Hutan Produksi yang dapat dikonversi
a. Kec. Daha Barat a. 2.415
b. Kec. Daha Selatan b. 5.464
c. Kec. Daha Utara c. 10.843
2 Kawasan hutan rakyat
3 Kawasan pertanian Kawasan Peruntukan pertanian tanaman pangan
a. Kawasan pertanian tanaman pangan lahan a. 12.981
basah
32 Kec. Sungai raya
33 Kec. Simpur
34 Kec. Kandangan
35 Kec. Telaga Langsat
36 Kec. Daha Utara
37 Kec. Padang Batung
38 Kec. Kalumpang
39 Kec. Angkinang
40 Kec. Daha Selatan
41 Kec. Daha Utara
b. Kawasan pertanian tanaman pangan lahan b. 3.797
kering/tegalan
42 Kec. Padang Batung
43 Kec. Sungai Raya
44 Kec. Telaga Langsat
45 Kec. Loksado
Kawassan Peruntukan Pertanian Hortikultura 3.797
Jenis Komuditas
a. Buah-buahan berupa semangka meliputi :
- Kec. Telaga Langsat
- Kec. Padang Batung
- Kec. Daha Barat
- Kec. Daha Selatan
- Kec. Daha Utara
b. Sayur-sayuran meliputi :
- Kec. Sungai Raya
- Kec. Telaga Langsat
- Kec. Kandangan
- Kec. Angkinang
- Kec. Padang Batung
Pemanfaatan Ruang
No Fungsi
Lokasi Luas (Ha) (%)
- Kec. Sungai raya
- Kec. Angkinang
b. Perkebunan Kelapa Sawit 48.955
- Kec. Angkinang
- Kec. Daha Barat
- Kec. Daha Selatan
- Kec. Daha Utara
- Kec. Kalumpang
- Kec. Kandangan
- Kec. Simpur
c. Perkebunan Kayu manis
- Kec. Loksado
d. Perkebunan Kelapa
- Kec. Simpur
- Kec. Kalumpang
- Kec. Sungai raya
- Kec. Padang Batung
- Kec. Telaga Langsat
- Kec. Kandangan
- Kec. Angkinang
Pemanfaatan Ruang
No Fungsi
Lokasi Luas (Ha) (%)
b. Kawasan peruntukan budidaya perikanan
- Pengembangan kawasan perikanan kolam
meliputi : Kec. Kandangan, Kec. Daha
Selatan, dan Kec. Kalumpang.
- Pengembangan kawasan perikanan
keramba meliputi : Kec. Daha Selatan, Kec.
Daha Utara dan Kec. Daha Barat.
c. Kawasan pengolahan ikan
- Kec. Daha Selatan
- Kec. Daha Utara
- Kec. Daha Barat
- Kec. Kandangan
- Kec. Kalumpang
d. Kawasan peruntukan perikanan minapolitan
berada di Desa Muning Kec. Daha Selatan
Pemanfaatan Ruang
No Fungsi
Lokasi Luas (Ha) (%)
e. Basalt
- Desa Haratai Kec. Loksado
- Desa Padang Batung, Desa Durian Rabung
Kec. Padang Batung.
f. Tanah liat
- Desa Karang Jawa, Desa Jambu Hulu, desa
Madang, dan Desa Pandulangan Kec.
Padang Batung
- Desa Angkinang Kec. Angkinang
- Desa Sungai Raya Kec. Sungai Raya
- Desa Mandala, Desa Ambutun, Desa Taniti,
dan Desa Pakuan Kec. Telaga Langsat
g. Tanah urug berada di Desa Padang Batung dan
Desa Tambak Pipi’i di Kec. Padang Batung
h. Kerikil berpasir alami (sirtu) meliputi :
- Sepanjang Sungai Amandit di Kec. Padang
Batung
- Sepanjang Sungai Amandit di Kec. Sungai
Raya
i. Batu gamping meliputi :
- Desa Gn. Batu Laki dan Desa Gn. Batu Bini,
Desa Tayub, dan Desa Mandapai di Kec.
Padang Batung
- Desa Gn. Liang Mandala, Desa Gn. Burit
Sanga di Kec. Telaga Langsat
- Desa Datar Kedayang, Desa Haratai, dan
Desa Tanuhi di Kec. Loksado.
Batu bara
a. Bitumen padat di Desa Malutu Kec. Padang
Batung
b. Desa Malutu, Desa Panglima Dumbung, Desa
Batu Bini, Desa Durian Rabung, Desa Muara
Pipi’i, Desa Malilingin, Desa Kamp.
Kuangan,Desa Gn. Batubarang, Desa Gn.
Pancur Binjai, Desa Pariangan, Desa
Mandapai, Desa Tambak Pipi’i, Desa Tayub
Kec. Padang Batung
c. Desa Taniti di Kec. Telaga Langsat
Pemanfaatan Ruang
No Fungsi
Lokasi Luas (Ha) (%)
d. Industri propeler berada di Desa Penggadingan
dan Desa Pekapuran Kecil Kecamatan Daha Utara
e. Industri imitasi berada di Desa Habirau Kecamatan
Daha Selatan
f. Industri pandai besi berada di Desa Sungai Pinang
dan Desa Tumbukan Banyu Kecamatan Daha
Selatan
g. Industri gerabah berada di Desa Bayanan
Kecamatan Daha Selatan
h. Industri kue kering meliputi :
- Desa Telaga Bidadari Kec. Sungai Raya
- Desa Kapuh Kec. Simpur
i. Industri anyaman bambu berada di Desa Malinau,
Desa Ulang dan Desa Panggungan Kec. Loksado
j. Industri Anyaman Purun berada di Desa Balimau
dan Desa Karang Paci Kec. Kalumpang
k. Industri Kumpang Parang berada di Desa Sarang
Halang dan Desa Sungai Raya Utara Kec. Sungai
Raya
l. Industri Gula merah meliputi :
- Desa Jambu Hulu, Desa Jambu Hilir Kec.
Kandangan
- Desa Baru Hulu, Desa Baru Tengah, Desa
Asam-Asam, Desa Tamiyang, Desa Karasikan,
Desa Batang Kulur Kanan, Desa Batang Kulur
Kiri, Desa Bumi Berkat Kec. Sungai Raya.
Pemanfaatan Ruang
No Fungsi
Lokasi Luas (Ha) (%)
- Tugu Peringatan Peristiwa
Pemencaran Pasukan ALRI Divisi IV 10
Mei 1949 di Pagat Batu Desa Batu Bini
Kec. Padang Batung
- Tugu Gencatan Senjata Antara
Gubernur Tentara ALRI Divisi IV
dengan NICA di Kec. Sungai Raya
- Monumen Mandapai, Upacara HUT
ke-IV RI 17 Agustus 1949 di Desa
Mandapai Kec. Padang Batung
- Tugu Palagan Nagara 2 Januari 1949 di
Desa Hakurung Kec. Daha Utara
- Tugu Garis Demarkasi di Desa Karang
Jawa Kec. Padang Batung.
- Tugu Peringatan Markas Daerah Divisi
IV ALRI Pertahanan Kalimantan di
Desa Jelatang Kec. Padang Batung
- Gedung Juang Devisi IV ALRI
Pertahanan Kalimantan di Desa
Halamau Kec. Sungai Raya
- Situs Benteng Madang di Desa
Madang Kec. Padang Batung
- Situs Amuk Hantarukung di Desa
Hantarukung Kec. Simpur
- Makam Tumpang Talu di Kandangan
Barat Kec. Kandangan
- Kubur Anam di Desa Ida Manggala
Kec. Sungai Raya
- Makam Singakarsa di Jln. Singakarsa
Kec. Kandangan
- Makam aluh Idut di Jln. Aluh Idut Kec.
Kandangan
- Makam Ning Bulang di desa
Hantarukung Kec. Simpur
- Rumah Bersejarah
c. Wisata Religi meliputi :
- Mesjid Su’ada di Desa Wasah Hilir Kec.
Simpur
- Makam H. M Said di Desa Simpur Kec.
Simpur
- Makam Datu H. Abbas di Desa Simpur
Kec. Simpur
- Kubah Datu Durabu di Desa
Kalumpang Kec. Kalumpang
- Kubah Taniran di Desa Taniran Kec.
Angkinang
- Makam Keramat Datu H.M Rais di
Desa Loknyiur Kec. Angkinang
- Makam Datu Daha Kec. Daha Utara
- Makam Surgi Tuan di Desa Pasungkan
Kec. Daha Utara
- Makam Habib Ibrahim Desa Mandala
Kec. Daha Utara
Pemanfaatan Ruang
No Fungsi
Lokasi Luas (Ha) (%)
- Makam Tuan Guru H. Ali di Desa
Pandansari Kec. Daha Selatan
- Makam Habib Lumpangi di desa Lumpangi
Kec. Loksado
Pariwisata Alam
a. Wisata Alam Loksado di Kec. Loksado
b. Air Terjun Haratai di Kec. Loksado
c. Air Panas Tanuhi di Desa Tanuhi Kec. Loksado
d. Gunung Kentawan di Desa Tanuhi Kec. Loksado
e. Danau Bangkau di Desa Kec. Kandangan
f. Delta dan Dam Sungai Amandit di Desa Malutu Kec.
Padang Batung
g. Riam Anai di Desa Lok LahungKec. Loksado
h. Air Terjun Kilap Api di Desa Tanuhi Kec. Loksado
i. Air Terjun Uring di Desa Kamawakan Kec. Loksado
j. Air Terjun Tangkaramin di Desa Malinau Kec.
Loksado
k. Air Terjun Tinggiran Hayam di Desa Kamawakan Kec.
Loksado
l. Air Panas Mandapai di Desa Bini Kec. Padang Batung
m. Telaga Bidadari di Desa Telaga Bidadari Kec. Sungai
Raya
Peta 2.5
Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Hulu sungai Selatan
Peta 2.6
Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Hulu Sungai Selatan