Anda di halaman 1dari 2

BSO Pecinta Literasi sebagai Pelopor Budaya Membaca

Sebuah prestasi akademik yang dapat diraih, tidak terlepas dengan literasi,
literasi merupakan kesatuan dari tiga komponen proses pendidikan, yaitu
membaca, menulis, dan berbicara. Mahasiswa tidak hanya sebatas membaca
referensi yang diberikan dosen, tetapi dengan membaca buku-buku lain yang
berkaitan dengan materi perkuliahan maupun yang dapat menambah pengetahuan
baru dan mengembangkan diri.

Arus deras zaman millenial saat ini, tidak sedikit mahasiswa melupakan
budaya intelektual yaitu membaca. Aktivitas mahasiswa lebih terarah pada
hedonisme dan nongkrong tanpa tujuan yang jelas, dalam benak saya mengatakan,
jika mahasiswa tidak ada minat membaca, bagaimana jadinya bangsa Indonesia
dimasa depan?

Ironis melihat data penelitian dari UNESCO, minat membaca masyarakat


Indonesia paling rendah di ASEAN. Begitu pula data UNDP menunjukkan
rendahnya minat membaca di Indonesia yang berada di peringkat 96, setara
dengan Suriname, Bahran, dan Malta.

Upaya meningkatkan kesadaran membaca di lingkungan civitas


akademika masih menjadi persoalan. Solusi yang dapat ditawarkan, dengan
membentuk Badan Semi Otonom Pecinta Literasi disetiap jurusan dalam
universitas, sehingga dapat mengembangkan bakat dan minat mahasiswa untuk
semangat beliterasi. Salah satu fokus UKM tersebut dalam mempelopori budaya
membaca dengan berbagai kegiatan pelaksanaan yang mendukung dan menarik
antusias mahasiswa.

Perjalanan awal UKM Pecinta Literasi dimulai dari rekruitmen anggota,


mengenalkan kepada seluruh mahasiswa dan mempromosikan pentingnya
budaya membaca. Dengan membuat suatu target membaca buku menjadi rutinitas
sehari-hari, One Day One Book, kontinuitas tersebut diharapakan akan ada
peningkatan kesadaran membaca yang dapat berdampak positif pada pencapaian
prestasi mahasiswa. Setelah menyelesaikan suatu buku, mahasiswa yang
tergabung dalam UKM ini membuat rangkuman buku bacaan yang kemudian
akan didiskusikan bersama, forum ini dinamakan Diskusi Buku yang dapat diikuti
seluruh mahasiswa.

Langkah selanjutnya untuk menarik minat membaca mahasiswa, UKM


yang digerakkan mahasiswa ini menyediakan stand tenda taman bacaan yang
buka setiap hari, buku-buku didapatkan dari donasi maupun koleksi pribadi
anggota, terletak dekat dengan pusat mahasiswa beraktivitas, seperti tempat
ibadah, kantin, gedung kuliah, sehingga akses akan lebih mudah dijangkau.
Bedanya dengan perpustakaan, koleksi buku disini tidak bisa dibawa pulang, dan
mahasiswa yang singgah di stand ini akan mendapatkan kupon undian, bagi yang
beruntung mendapat sebuah buku baru. Disamping itu juga menyediakan buku-
buku dan jurnal digital yang dapat didapatkan mahasiswa yang berkunjung di
stand ini dengan gratis.

UKM Pecinta Literasi menyelenggarakan kegiatan bedah buku dengan


menghadirkan penulis-penulis ternama, untuk menginspirasi mahasiswa berkarya
dari buku yang dibacanya. Saat berlangsung acara tersebut, juga diramaikan oleh
bazar buku dengan harga terjangkau, dari kerjasama dengan penerbit buku,
diharapkan dapat menjadi buah tangan yang bermanfaat selepas acara tersebut.

Dalam bidang pengabdian masyarakat, UKM Pecinta Literasi membangun


Rumah Bacaan di desa terpencil, yang jaraknya cukup jauh dari perpustakaan
kota, bertujuan agar masyarakat memiliki kebiasaan gemar membaca. Buku-buku
didapatkan dari sukarelawan berupa bantuan buku maupun dana. Pemberian
apresiasi kepada masyarakat yang rajin membaca diberikan kepada masyarakat
yang paling rajin membaca di rumah bacaan.

Untuk mensukseskan program UKM Pecinta Literasi perlu dukungan dari


pemegang kebijaksanaan dan partisipasi aktif dari mahasiswa. Mengingat
pentingnya budaya membaca, kita semua harus memiliki kesadaran untuk banyak
membaca, sehingga dapat meningkatkan daya kritis, berpengetahuan luas, dan
menyampaikan gagasan dengan ide-ide cemerlang.

Anda mungkin juga menyukai