Pelaksanaan Survey Bathymetri ditujukan untuk mendapatkan data kedalaman
dan kondisi topografi dasar laut, disamping juga identifikasi lokasi obyek-obyek yang mungkin membahayakan. Pemetaan Bathymetri dilakukan 3 (tiga) tahap, yaitu pengumpulan data, pengolahan data dan penyajian data. Untuk memperoleh data Batymetri yang akurat diperlukan pengamatan pasang surut daan survey Bathymetri yang sesuai dengan spesifikasi pekerjaan. Hal tersebut dilakukan agar kedalaman yang terdapat dalam peta bathymetri teridentifikasi dengan baik terhadap MSL atau bidang referensi . Termasuk juga sebagai koreksi kedalaman terhadap fliktuasi muka air laut.
Pemetaan bathymetri merupakan kebutuhan dasar dalam penyediaan
informasi spasial dalam perencanaan kegiatan dan pengambilan keputusan terkait informasi dibidang kelautan. Salah satu metode yang diterapkan pada pengukuran bathymetri yaitu dengan menggunakan teknologi akustik dasar laut. Akustik dasar laut mempunyai keterkitan antara lain proses penambatan suara pasa medium air yang mampu memberikan informasi dasar peraira, komunikasi dan penentuan posisi di perairan. Salah satu teknologi dalam pemetaan bathymetri yaitu dengan menggunakan echosounder. Alat ini memiliki kelebihan dalam hal pengukuran kedalaman pada daerah yang luas dan juga memiliki kedalaman yang akurat.
Proses pengolahan data echosounder beserta koreksi-koreksinya sangat
berpengaruh penting pada keakuratan dan ketelitian data hasil pemrosesan. Hal ini disebabkan oleh adanya dinamika laut dan pergerakan kapal yang terjadi pada saat pengukuran. Beberapa data yang harus dikoreksikan diantaranya data pengamatan pasut, data pengukuran Sound Velocity Profile (SVP) dan data pergerakan kapal. Data-data tersebut harus diukur dan diolah dengan baik agar mendapatkan kualitas yang diharapkan. Konsultan Manejemen Konstruksi mendampingi kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan Survey Bathymetri. Dari hasil pengukuran bersama di lapangan terjadi perbedaan elevasi koordinat dari Brenchmark yang ada di sekitar area lokasi pekerjaan. Untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan , disarankan agar menyamakan Brenchmark yang menjadi acuan dengan pekerjaan yang bersinggungan dengan Pekerjaan Pembangunan Infrstruktur Penataan Kawasan Pantai Gurindam 12 Kota Tanjungpinang.
Dalam pelaksanaan survey Bathymetri diperlukan jalur survey agar pekerjaan
Bahtymetri dalam hal ini soundin sesuai dengan lokasi yang diinginkan tidak keluar dari lokasi yang dimaksud. Pekerjaan Sounding dilakukan setiap intervall 10 m dan pengambilan data ukur setiap 5 m.