Anda di halaman 1dari 56

Rukun Islam sebagai Sumber

Inspirasi bagi Pembentukan Akhlaq

Syahadat
Shalat
Puasa
Zakat
Haji
Rukun Islam
Sumber Inspirasi
bagi Pembentukan Akhlaq
Syahadat: Mission Statement
Shalat: Character Building
Puasa: Self-Controlling
Islam

 Sikap pasrah kepada Tuhan (arti generik kata Arab islâm)


dengan penuh kedamaian (salâm) karena tulus-ikhlas,
 Perbuatan baik kepada sesama sebagai kelanjutan logis sikap
pasrah yang tulus itu, adalah pangkal kesejahteraan (salâmah,
selamat) di dunia sampai akhirat
 Agama atau sikap keagamaan yang benar (diterima Tuhan)
ialah sikap pasrah kepada Tuhan: Sesungguhnya agama bagi
Allah ialah sikap pasrah kepada-Nya (al-islâm) (Q., 3:19).
Syahadat : Mission Statement

Kesaksian, the witnessing or testimony


 Asyhadu an lâ ilâha illallâh (aku bersaksi
bahwa tiada Tuhan selain Allah)
proses peniadaan (negation, nafî) dan
peneguhan (confirmation, itsbât)
Syahadat: Mission Statement

1. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan


keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah
mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka
menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi
saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari
kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami
(bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap
ini (keesaan Tuhan)“. QS. Al-A‟raf/7:172
2. Ketika Lahir: kumandang suara adzan
3. Ketika Islam/masuk Islam
4. Ketika usai berwudhu
5. Ketika shalat
Shalat: Character Building

 Shalat: Audiensi dengan Tuhan


 Shalat: Dimensi Horizontal: Taqwâllâh dilambangkan dengan Allâhu
akbar dalam permulaan shalat dan husn alkhuluq yang merupakan
dimensi kemanusiaan dilambangkan dalam assalâmu„alaykum
 Shalat: Ibadah Formal, Kewajiban Berwaktu, Indikator Iman
Bersuci: Alat bersuci
air, tanah, dsb

1. Air suci mensucikan


2. Air suci tidak mensucikan
3. Air Najis
4. Air Makruh
Berwudhu

Syarat
1. Islam
2. Mumayyiz
3. Tidak berhadas besar
4. Dengan air yang suci dan mensucikan
5. Tidak ada benda yang menghalangi air sampai ke
kulit
Shalat: Character Building

Shalat Puncak Ibadat puncak semua ibadat adalah


shalat.
Sehebat-hebatnya efek dari sebuah zikir yang diajarkan
dalam sebuah tarekat, nilainya masih lebih rendah dari
shalat.
Perintah shalat dalam Al-Quran selalu menggunakan
kata aqimi al-shalâh, yang berarti menghayati lahir dan
batin.
Shalat: Character Building

 Shalat sebagai Indikasi Takwa: Salah satu ciri


orang yang bertakwa ialah mereka yang
menegakkan shalat (Q., 2: 3)
 Shalat tapi Celaka
 Shalat: Tiang Agama
 Shalat: Makna dari Sebuah Kiblat
 Shalat: Vertikal dan Horizontal
Shalat: Character Building

Shalat sebagai Komitmen Sosial:


Adakah kau lihat orang yang mendustakan hari kiamat (bohong dalam
beragama—NM)? Dialah orang yang mengusir anak yatim (dengan kasar)
(tidak peduli dengan nasib anak yatim—NM), dan tidak mendorong
memberi makan (tidak pernah dengan sungguh-sungguh memikirkan
nasib—NM) orang miskin. Maka, celakalah orang-orang yang shalat, yaitu
alfa dalam (akan—NM) shalat mereka (Q., 107: 1-5)
Ibadah Secara Benar
 Sebagai pernyataan pengabdian
kepada Tuhan, ibadat yang juga
mengandung arti pengagungan itu
sesungguhnya adalah hal yang fitri.
 Dalam kenyataan hidup manusia
hampir tidak ada individu yang bebas
sama sekali dari suatu bentuk
ekspresi pengagungan yang
mempunyai nilai ubudiyah atau
devotional.
 Jika seseorang tidak melakukan suatu
bentuk tindakan ubudiyah tertentu
yang standar (seperti shalat dalam
Islam, misalnya), maka ia tentu
melakukan bentuk tindakan ubudiyah
yang lain (seperti, kecenderungan
amat kuat pada kaum komunis untuk
mengagungkan pemimpin mereka).
Shalat: Character Building

Shalat Simbolisasi Ketundukan: ketika Malcom X menjadi Muslim dan


kemudian mulai shalat, dia membuat suatu pernyataan yang sangat
menarik. Katanya, yang paling sulit bagi manusia hidup ternyata ialah
menekuk lutut yang merupakan bagian dari anatominya sendiri, akibat
tidak biasa menekuk lutut.
Shalat: Character Building

Tiang Agama: “shalat adalah tiang agama, “shalat adalah tiang agama,
maka barang siapa menegakkan shalat, berarti menegakkan agama, dan
barang siapa meninggalkan shalat, dia berarti merubuhkan agama” maka
barang siapa menegakkan shalat, berarti menegakkan agama, dan barang
siapa meninggalkan shalat, dia berarti merubuhkan agama”
Berpuasalah kamu sewaktu melihat bulan (di bulan Ramadhan), dan berbukalah
kamu sewaktu melihat bulan (di bulan Syawal). Maka jika ada yang menghalangi
(medung) sehingga bulan tidak kelhatan, hendaklah kamu sempurnakan bulan
Sya‟ban tiga pluh hari (HR Bukhar)
Ru‟yah: penemuan awal bulan Qomariyah
(Lunar System) secara langsung dengan
menggunakan terpong bintang (teleskop)
Syarat Wajib berpuasa:
1. Berakal
2. Baligh
3. Kuat Berpuasa
Syarat Sah Puasa:
1. Islam
2. Mumayyiz
3. Suci dari darah Haid dan Nifas
4. Dalam waktu diperbolehkannya berpuas
Fardhu/Rukun Puasa
1. Niat
2. Menahan diri dari
segala yang
membatalkan puasa
sejak terbit fajar hingga
terbenam matahari
Boleh berbuka Puasa:
1. Orang sakit, karena tidak kuat berpuasa
2. Musafir/bepergian (80,640KM)
3. Orang tua yang lemah  fidyah (sedekah ¼ liter beras)
4. Orang hamil dan menyusui anaknya
Puasa: Self-Controlling

 Ibadat yang paling bersifat pribadi


 Puasa merupakan latihan menghayati kehadiran Tuhan dalam hidup;
Tuhan selalu beserta kita, di mana pun kita berada. Moralitas yang
sejati memerlukan dimensi kegaiban, yaitu bagaimana orang tetap
berbuat baik dan menghindar dari kejahatan meskipun tidak ada yang
tahu, karena Allah tahu.
Puasa: Self-Controlling

 Puasa adalah yang pertama dan utama merupakan sarana pendidikan


tanggung jawab pribadi. Ia bertujuan mendidik agar kita mendalami
keinsyafan akan Allah yang selalu menyertai dan mengawal kita dalam
setiap saat dan tempat.
Puasa: Self-Controlling

 Puasa merupakan sarana latihan agar manusia tidak terjebak ke dalam


kelemahannya sendiri, yaitu miotik. Kelemahan berupa miotik
menyebabkan manusia mudah tergoda sehingga muncul potensi untuk
salah
Puasa: Self-Controlling

 Puasa berimplikasi vertikal, sebuah ritual yang bersifat sangat pribadi, hanya seorang
hamba dengan Tuhannya.
 Ibadah puasa pun berimplikasi horizontal, yakni memberikan dorongan atau motivasi
kepada seseorang agar mampu mencerminkan sikap-sikap sebagai pribadi yang
menjalankan perintah berpuasa.
Puasa: Self-Controlling

 Puasa mengajarkan kejujuran. Jujur kepada diri sendiri dan orang lain.
Kejujuran adalah dimensi moral dan akhlak yang sangat penting  modal
utama dalam menjalani segala aktivitas kehidupan.
 Adapun kebalikan kejujuran adalah berdusta atau berbohong. Berbohong
adalah, seperti diilustrasikan Rasulullah Saw., sikap tak bermoral dan
berakhlak. Itulah sebabnya, dalam kehidupan sehari-hari, orang yang tidak
jujur dikatakan sebagai orang yang tidak bermoral dan berakhlak.
BUKA BERSAMA
Makan Sahur bersama
Shalat Tarawih
zakat
Zakat

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan,
akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari
kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang
dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir
(yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan
(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan
orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang
sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah
orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang
bertakwa. QS. Al-Baqarah/2: 177
Zakat

Zakat: Ciri Orang Beriman. Kerelaan mengeluarkan zakat,


baik mâl atau fithrah, yang dinyatakan sebagai salah satu ciri
orang beriman, juga dianjurkan untuk terus dilakukan meski
dalam kondisi kesusahan.
Ajaran Islam, orang beriman diajarkan untuk menjadi “tangan di atas”, artinya
menjadi pemberi pada satu sisi dan melarang berbuat meminta-minta yang
dipandang sebagai tindakan merendahkan martabat dan harga diri pada sisi lain.
Zakat

Zakat dan Derma


Dalam Al-Quran ada indikasi bahwa Tuhan
tidak peduli, apakah orang yang membayar
zakat itu ikhlas atau tidak.
 Yang penting dari zakat adalah orang miskin
tertolong, karena tujuan zakat adalah
menolong orang miskin.
Zakat dan derma itu hanya sah bila harta kita halal, maka
zakat dan derma itu boleh dikatakan sebagai finishing touch
usaha pemerataan.
Zakat

 Zakat: Penyucian.
 Harta Zakat yang berarti penyucian terhadap
harta kekayaan menegaskan bahwa harta
dalam Islam tidak boleh diperoleh melalui
penindasan terhadap hak orang lain.
Konsep keharusan mendapatkan harta dalam Islam tidak boleh
diperoleh dengan cara-cara yang tidak benar, batil, atau bahkan
dengan penindasan terhadap hak orang lain.
Haji

Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim;


barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia;
mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi)
orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa
mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari semesta alam.
QS. Ali Imran/3: 97
 Ibadah haji sebagian besar merupakan acara memperingati
dan menapak tilas (commemorative) tiga makhluk manusia
yang dipilih oleh Allah untuk meletakkan dasar-dasar
paham Ketuhanan Yang Maha Esa (Tawhîd) dan ajaran
pasrah kepada-Nya (Islam).
Haji

 Ritus tawaf keliling Ka„bah yang merupakan peninggalan


Nabi Adam, manasik atau ritus haji lainnya merupakan
upaya menghidupkan kembali pengalaman dan perjuangan
tiga manusia, Ibrahim, Hajar, dan Isma„il dalam
menegakkan ajaran tauhid dan Islam: sa„i antara dua bukit
Shafa dan Marwah, wukuf di Arafah, turun ke Mina,
melempar ketika jumrah, dan berkorban binatang ternak.
Haji Mabrûr

 Kata “mabrûr” berasal dari bahasa Arab yang artinya mendapatkan kebaikan menjadi
baik. Akar katanya, kata “mabrûr” berasal dari kata “barra”, berbuat baik atau patuh. Dari
kata barra ini, kita mendapati kata “birrun, al-birru” yang artinya kebaikan.
 al-hajj al-mabrûr memiliki kaitan dengan akhlâq, budi pekerti luhur, dengan amal saleh.
Jadi orang yang hajinya mabrûr akan terlihat, selain dari peningkatan kualitas
ibadahnya, juga pada kualitas amal salehnya.
Al-hajj almabrûr adalah haji yang menjadikan orang yang melakukannya, atau
sepulangnya ke kampung, dia memiliki komitmen sosial yang lebih kuat.
Peningkatan komitmen sosial menjadi indikasi dari kemabruran.
Sepulangnya melakukan haji, ia menjadi manusia yang baik, jangkauan amal dan
Pertanyaan
1. Reskita: mengapa shalat dijadikan amalan utama yang dihisap pertama kali? Membangun
ketundukan horizontal (sosial) dan vertikal (teologis).
2. Yoga: bagaimana konskwensi non muslim membaca syahadat? Batal. Dia seperti anak
kecil yang mengucapkan sesuatu, tetapi tanpa disadarinya.
3. Zuhair: bagaimana shalat jamaah dhuhur ashar, makmumnya melakukan kesalahan?
Menjadi tanggungan seorang imam.
4. Romi: shalat yang mencegah perbuatan keji dan munkar itu seperti apa? Bagaimana
dengan mereka yang tidak shalat? Kejujuran, Konsistensi, Sistematis, Kedisiplinan,
Kesantunan (social peity), Kebersamaan,
5. Aldino: puasa (2: 183), puasa Ramadhan. Bagaimana dengan hukum puasa sunnah apa
termasuk bagian dari rukun? Wajib itu jika ditinggalkan berdosa. Contoh puasa wajib:
puasa kifarat, puasa nazar, puasa membayar hutang puasa,
6. Arta: Apakah shalat yang pikirannya masih disibukan dengan dunia bisa disebut khusuk?
Lantas khusuk bagaimana? Menjaga penglihatan (tidak liar), memenuhi syarat rukun
wudhu, melakukan shalat, bebas dari hadas dan najis (pakain dan tempat shalat),
memahami bacaan, jika shalat wajib usahakan berjamaah.
7. Tomi: Bagaimana seorang muslim yang hanya syahadat dan shalat, tetapi tdak
melakukan rukun Islam yang lain? Puasa (sakit dan bepergian tidak diwajibkan puasa, tapi
harus membayar di hari yang lain), zakat dan haji wajib jka mempunyai harta.
8. Litan: bagaimana jika masa tenggang bayar hutang puasa sdh terlewat? Bagaimana
hukum puasa berikutnya?

Anda mungkin juga menyukai