2016 04 12 Rukun Islam
2016 04 12 Rukun Islam
Syahadat
Shalat
Puasa
Zakat
Haji
Rukun Islam
Sumber Inspirasi
bagi Pembentukan Akhlaq
Syahadat: Mission Statement
Shalat: Character Building
Puasa: Self-Controlling
Islam
Syarat
1. Islam
2. Mumayyiz
3. Tidak berhadas besar
4. Dengan air yang suci dan mensucikan
5. Tidak ada benda yang menghalangi air sampai ke
kulit
Shalat: Character Building
Tiang Agama: “shalat adalah tiang agama, “shalat adalah tiang agama,
maka barang siapa menegakkan shalat, berarti menegakkan agama, dan
barang siapa meninggalkan shalat, dia berarti merubuhkan agama” maka
barang siapa menegakkan shalat, berarti menegakkan agama, dan barang
siapa meninggalkan shalat, dia berarti merubuhkan agama”
Berpuasalah kamu sewaktu melihat bulan (di bulan Ramadhan), dan berbukalah
kamu sewaktu melihat bulan (di bulan Syawal). Maka jika ada yang menghalangi
(medung) sehingga bulan tidak kelhatan, hendaklah kamu sempurnakan bulan
Sya‟ban tiga pluh hari (HR Bukhar)
Ru‟yah: penemuan awal bulan Qomariyah
(Lunar System) secara langsung dengan
menggunakan terpong bintang (teleskop)
Syarat Wajib berpuasa:
1. Berakal
2. Baligh
3. Kuat Berpuasa
Syarat Sah Puasa:
1. Islam
2. Mumayyiz
3. Suci dari darah Haid dan Nifas
4. Dalam waktu diperbolehkannya berpuas
Fardhu/Rukun Puasa
1. Niat
2. Menahan diri dari
segala yang
membatalkan puasa
sejak terbit fajar hingga
terbenam matahari
Boleh berbuka Puasa:
1. Orang sakit, karena tidak kuat berpuasa
2. Musafir/bepergian (80,640KM)
3. Orang tua yang lemah fidyah (sedekah ¼ liter beras)
4. Orang hamil dan menyusui anaknya
Puasa: Self-Controlling
Puasa berimplikasi vertikal, sebuah ritual yang bersifat sangat pribadi, hanya seorang
hamba dengan Tuhannya.
Ibadah puasa pun berimplikasi horizontal, yakni memberikan dorongan atau motivasi
kepada seseorang agar mampu mencerminkan sikap-sikap sebagai pribadi yang
menjalankan perintah berpuasa.
Puasa: Self-Controlling
Puasa mengajarkan kejujuran. Jujur kepada diri sendiri dan orang lain.
Kejujuran adalah dimensi moral dan akhlak yang sangat penting modal
utama dalam menjalani segala aktivitas kehidupan.
Adapun kebalikan kejujuran adalah berdusta atau berbohong. Berbohong
adalah, seperti diilustrasikan Rasulullah Saw., sikap tak bermoral dan
berakhlak. Itulah sebabnya, dalam kehidupan sehari-hari, orang yang tidak
jujur dikatakan sebagai orang yang tidak bermoral dan berakhlak.
BUKA BERSAMA
Makan Sahur bersama
Shalat Tarawih
zakat
Zakat
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan,
akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari
kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang
dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir
(yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan
(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan
orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang
sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah
orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang
bertakwa. QS. Al-Baqarah/2: 177
Zakat
Zakat: Penyucian.
Harta Zakat yang berarti penyucian terhadap
harta kekayaan menegaskan bahwa harta
dalam Islam tidak boleh diperoleh melalui
penindasan terhadap hak orang lain.
Konsep keharusan mendapatkan harta dalam Islam tidak boleh
diperoleh dengan cara-cara yang tidak benar, batil, atau bahkan
dengan penindasan terhadap hak orang lain.
Haji
Kata “mabrûr” berasal dari bahasa Arab yang artinya mendapatkan kebaikan menjadi
baik. Akar katanya, kata “mabrûr” berasal dari kata “barra”, berbuat baik atau patuh. Dari
kata barra ini, kita mendapati kata “birrun, al-birru” yang artinya kebaikan.
al-hajj al-mabrûr memiliki kaitan dengan akhlâq, budi pekerti luhur, dengan amal saleh.
Jadi orang yang hajinya mabrûr akan terlihat, selain dari peningkatan kualitas
ibadahnya, juga pada kualitas amal salehnya.
Al-hajj almabrûr adalah haji yang menjadikan orang yang melakukannya, atau
sepulangnya ke kampung, dia memiliki komitmen sosial yang lebih kuat.
Peningkatan komitmen sosial menjadi indikasi dari kemabruran.
Sepulangnya melakukan haji, ia menjadi manusia yang baik, jangkauan amal dan
Pertanyaan
1. Reskita: mengapa shalat dijadikan amalan utama yang dihisap pertama kali? Membangun
ketundukan horizontal (sosial) dan vertikal (teologis).
2. Yoga: bagaimana konskwensi non muslim membaca syahadat? Batal. Dia seperti anak
kecil yang mengucapkan sesuatu, tetapi tanpa disadarinya.
3. Zuhair: bagaimana shalat jamaah dhuhur ashar, makmumnya melakukan kesalahan?
Menjadi tanggungan seorang imam.
4. Romi: shalat yang mencegah perbuatan keji dan munkar itu seperti apa? Bagaimana
dengan mereka yang tidak shalat? Kejujuran, Konsistensi, Sistematis, Kedisiplinan,
Kesantunan (social peity), Kebersamaan,
5. Aldino: puasa (2: 183), puasa Ramadhan. Bagaimana dengan hukum puasa sunnah apa
termasuk bagian dari rukun? Wajib itu jika ditinggalkan berdosa. Contoh puasa wajib:
puasa kifarat, puasa nazar, puasa membayar hutang puasa,
6. Arta: Apakah shalat yang pikirannya masih disibukan dengan dunia bisa disebut khusuk?
Lantas khusuk bagaimana? Menjaga penglihatan (tidak liar), memenuhi syarat rukun
wudhu, melakukan shalat, bebas dari hadas dan najis (pakain dan tempat shalat),
memahami bacaan, jika shalat wajib usahakan berjamaah.
7. Tomi: Bagaimana seorang muslim yang hanya syahadat dan shalat, tetapi tdak
melakukan rukun Islam yang lain? Puasa (sakit dan bepergian tidak diwajibkan puasa, tapi
harus membayar di hari yang lain), zakat dan haji wajib jka mempunyai harta.
8. Litan: bagaimana jika masa tenggang bayar hutang puasa sdh terlewat? Bagaimana
hukum puasa berikutnya?