Anda di halaman 1dari 103

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG DIET YANG

SEHAT PADA MAHASISWI KEBIDANAN DI STIKES KARYA HUSADA


SEMARANG

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat


memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan pada Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Karya Husada Semarang

Oleh :
DESI IKA PERMATASARI
NIM: 1302009

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2016
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Sikap

Tentang Diet Yang Sehat Pada Mahasiswi Kebidanan di STIKES Karya

Husada Semarang” telah diterima dan disetujui untuk dipertahankan dihadapan

Tim Penguji dalam Ujian Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang Pada :

Hari :

Tanggal :

Pembimbing

Isy Royhanati, S.SiT, Msi. Med

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan di hadapan

tim penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi D III Kebidanan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang, Pada tanggal

Tim Penguji :

1. Dita Wasthu Prasida, Am.Keb, SKM, M.Kes(epid) :

2. Isy Royhanati, S.SiT, M.Si. Med :

Mengetahui,

Ketua STIKES Karya Husada Semarang

Dr. Fery Agusman MM, SKM, M.Kes, Sp.Kom

iii
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG
PROGRAM STUDI D-III KEBIDAAN
2016

ABSTRAK

Desi Ika Permatasari*, Isy Royhanati**

Gambaran Tingkat Pengatahuan dan Sikap tentang Diet Sehat pada Mahasiswi
Kebidanan di STIKES Karya Husada Semarang.

Latar Belakang : Diet adalah pengaturan pola makan yang sesuai dengan tujuan
seseorang melakukan pengaturan makanan. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2013 menunjukkan prevalensi obesitas di Indonesia pada penduduk usia >15 tahun
adalah 10,3% (laki-Iaki 13,9 % dan perempuan 23,8%), sedangkan pada anak-anak usia
6-14 tahun pada laki-laki 9,5 % dan perempuan 6,4 % (Depkes, 2010). Mayoritas remaja
didunia ini menginginkan tubuh yang ideal.
Tujuan :Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan sikap tentang diet yang
sehat pada mahasiswi kebidanan di STIKES Karya Husada Semarang.
Metode : Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh mahasiswi putri tingkat I , tingkat II dan tingkat III program studi DIII
dengan jumlah sempel 100 mahasiswi yang akan diteliti.
Hasil : Hasil penelitian ini bahwa gambaran tingkat pengetahuan dan sikap tentang diet
yang sehat pada mahasiswi kebidanan di STIKES Karya Husada Semarang dinyatakan
baik yaitu pengetahuan dengan presentase 53%, sedangkan sikap dengan presentase 43%.
Kesimpulan : Hasil penelitian didapatkan mahasiswi kebidanan di STIKES Karya
Husada Semarang sebagian besar mempunyai pengetahuan baik dan mempunyai sikap
cukup.
Saran : Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan
sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan, bagi mahasiswi agar lebih aktif untuk
mencari informasi tentang kesehatan tubuh dan diet sehat yang baik.

Kata kunci : tingkat pengetahuan, sikap remaja tentang diet sehat.


Pustaka : (2010-2015).
Keterangan :
* Peneliti (Mahasiswa Program Studi DIII Kebidanan STIKES Karya Husada
Semarang)
** Pembimbing (Pembimbing Program Studi DIII Kebidanan STIKES Karya Husada
Semarang)

iv
HEALTH SCIENCE KARYA HUSADA SEMARANG
D III MIDWIFERY STUDIES PROGRAMME
2016

ABSTRACT

Desi Ika Permatasari*, Isy Royhanati**

LEVEL OF KNOWLEDGE AND ATTITUDES DESCRIPTION’S ABOUT


HEALTHY DIET FROM COLLEGE STUDENTS AT KARYA HUSADA
HEALTH SCIENCE COLLEGE SEMARANG

Backgroud : Diet is eating pattern adjustment that correspond to one’s goal which is do
the food arrangements. According to the Basic Health Research on 2013 showed that the
prevalence of obesity in Indonesia on population more than 15 years old are 10,3% (men
are 13,9% and women are 23,8%), and childrens between 6 and 14 years old, boy are
9,5% and girls are 6,4% (Department of Health, 2010). The ideal body shape is the desire
of the majority of teenagers today.
Objective : Describes leves of knowledge and attitudes about healthy diet from college
students at Karya Husada Health Scrience College Semarang.
Method : This type of researche is descriptive quantitative. Population in this research
were all college student of first, second and third years from Diploma II Of Midwifery
Program as many as 100 respondents.
Results : This research showed that most of respondent have a good level of knowledge
or 53% from all respondents, and for their attitude, most of them are fair or 43% from all
respondents.
Conclusion : This research should that most of respondent had a good level of knowledge
and fair attitude.
Suggestion : This researche should give input to the medical workes so they can inprove
theri service, and more active to search information about helathy diet and good dietry.

Keywords : Level of knowledge, tenaage attitude about healty diet.


Library of contacts : (2010-2015)

Specification :
* Researcher (Diploma III Of Midwifery Program College Student STIKES Karya
Husada Semarang )
** Advisor ( DIII Midwifery program counselors STIKES Karya Husada Semarang)

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,

hidayah dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

yang berjudul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Tentang Diet

Yang Sehat Pada Mahasiswi Kebidanan di STIKES Karya Husada

Semarang”, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma

III Kebidanan di STIKES Karya Husada Semarang.

Penulis menyadari bahwa terselesainya penulisan Karya Tulis Ilmiah ini

berkat bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam

kesempatan ini ijinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

setulus – tulusnya kepada :

1. Dr. Ns. Fery Agusman MM, M.Kep, Sp.Kom selaku Ketua STIKES Karya

Husada Semarang.

2. Isy Royhanaty,S.S.iT, M.Si.Med selaku Ketua Program Studi D III

Kebidanan STIKES Karya Husada Semarang.

3. Isy Royhanaty,S.S.iT, M.Si.Med selaku Pembimbing yang senantiasa

memberikan bimbingan dan masukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah

ini.

4. Dita Wasthu Prasida, Am.Keb, SKM, M.Kes(epid) selaku Penguji Karya

Tulis Ilmiah ini.

5. Anita Indra, S.ST, M.Kes selaku Dosen Wali prodi D III Kebidanan kelas A

STIKES Karya Husada Semarang.

vi
6. Segenap dosen beserta staf program Studi DIII Kebidanan Karya Husada

Semarang yang telah membantu penulisan Karya Tulis Ilmiah ini

7. ibunda Asrama yang telah memberikan izin untuk tempat penelitian sehingga

terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Ayah, Ibu dan adikku tercinta yang telah memberikan doa, semangat, kasih

sayang dan dukungan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Teman – teman seperjuangan prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehtan Karya Husada Semarang yang senantiasa memberikan motivasi dan

dukungan kepada penulis

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah

membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

masih jauh dari sempurna. Namun demikian, penulis telah berusaha semaksimal

mungkin untuk memberikan yang terbaik. Oleh karena itu, saran dan kritik yang

bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tugas penulis

selanjutnya.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi dunia pendidikan, dunia

kebidanan dan perbaikan upaya pelayanan kesehatan untuk meningkatkan derajat

kesehatan di masa kini dan yang akan datang.

Semarang, Mei 2016

Peneliti

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix

DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ........................................................................... 7

1. Remaja ................................................................................. 7

a. Pengertian remaja........................................................... 7

b. Penggolongan remaja .................................................... 9

2. Diet ..................................................................................... 9

a. Pengertian diet ............................................................... 9

b. Diet sehat...................................................................... . 10

viii
c. Macam-macam diet........................................................ 10

d. Perilaku kesehatan.......................................................... 13

3. Pengetahuan ........................................................................ 13

a. Pengertian pengetahuan................................................. 13

b. Tingkat pengetahuan...................................................... 14

c. Cara pengukuran pengetahuan....................................... 18

d. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan...................... 18

4. Sikap ................................................................................... 20

a. Pengertian sikap............................................................. 20

b. Komponen sikap............................................................ 20

c. Tingkatan sikap.............................................................. 21

d. Sifat sikap...................................................................... 23

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap....................... 23

B. Kerangka Teori .......................................................................... 26

C. Variabel Penelitian .................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian ....................................................... 28

B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................... 29

C. Populasi, sampel, tehnik sampling ............................................ 29

D. Definisi Operasional .................................................................. 33

E. Alat pengumpulan data .............................................................. 34

F. Jenis pengumpulan data ............................................................ 38

G. Pengolahan Data ........................................................................ 39

ix
H. Analisa Data ............................................................................. 42

I. Etika Penelitian.......................................................................... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ......................................................................... 44

B. Pembahasan .............................................................................. 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................... 51

B. Saran ......................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................ 33

Tabel 3.3 Kisi-kisi kuesioner tingkat pengetahuan .......................................... 35

Tabel 3.4 Kisi-kisi kuesioner sikap .................................................................. 35

xi
DAFTAR BAGAN

Bagan2.1 Kerangka Teori Penelitian ............................................................... 34

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Survey Awal Di STIKES Karya Husada Semarang

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 4 Lembar Kuesioner Penelitian

Lampiran 5 Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 6 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 7 Lembar Kuesioner Penelitian

Lampiran 8 Lembar Tabulasi Data

Lampiran 9 Lembar Data SPSS

Lampiran 10 Lembar Bimbingan Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 11 Lembar Motto Hidup

Lampiran 12 Lembar Riwayat Hidup Peneliti

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja adalah masa transisi dari anak ke dewasa (Sarwono, 2011 : 10)

Remaja atau adolesens adalah periode perkembangan selama individu

mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Biasanya

antara usia 14-18 tahun. Perubahan hormonal pubertas mengakibatkan

perubahan penampilan pada orang muda dan perkembangan mental, sehingga

mengakibatkan kemampuan untuk membedakan perubahan yang terjadi pada

remaja yang berhubungan dengan kenyataannya. (Potter & Perry, 2011 : 12)

Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan

bahwa masa depan bangsa yang akan ditentukan pada keadaaan remaja saat

ini. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang

tua, praktisi pendidikan, ataupun remaja itu sendiri. Remaja yang sehat

remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya.

Oleh karena itu pemahaman terhadap tumbuh kembang remaja menjadi

sangat penting untuk menilai keadaan remaja. (Poltekkes Depkes , 2012 : 11)

Tubuh yang langsing dan ideal merupakan idaman banyak orang,

terutama wanita. Berbagai cara dilakukan untuk mendapatkannya termasuk

diet yang ketat. Namun, bukan tubuh langsing yang diperoleh, melainkan

sebaliknya atau badan menjadi lemas karena asupan gizi yang seimbang

(Mirza, 2010 : 13)

1
2

Banyak remaja yang secara tidak sadar hidup dengan pola yang tidak

sehat. Sebagian besar penyebabnya adalah dari makanan yang dikonsumsi.

Belum lagi remaja yang suka makan mie instan dan makan lemak jenuh. Hal

ini tentu beresiko terutama bagi para gadis karena dapat menyebabkan resiko

penyakit kanker sampai gangguan kehamilan di kemudian hari. (Fransiska &

Tarcy, 2012 : 14)

Kemajuan-kemajuan di berbagai bidang tadi mengakibatkan munculnya

gaya hidup baru yang dikenal dengan sedentary life. Pola hidup sedentary life

merupakan pola hidup yang ditandai dengan aktivitas yang rendah dan

konsumsi makanan yang berlebihan. Kemajuan teknologi pengolahan pangan

menyebabkan terjadinya peningkatan kebiasaan konsumsi snack, terrnasuk di

dalamnya junk food dan fast food. Perubahan kebiasaan pola makan ini tidak

hanya dialami oleh orang dewasa tetapi juga pada anak-anak. Snack atau

makanan ringan adalah sejenis makanan yang biasanya di konsumsi di luar

waktu makan. Snack yang beredar di pasaran biasanya merupakan produk

rekstruksi yang rata-rata tinggi kalori dan rendah zat gizi (Deni, 2010 : 10).

Hasil penelitian Frank Ge dalam Virgianto (2010 : 11) mengatakan

bahwa ada hubungan antara kebiasaan makan anak dengan ukuran tubuhnya.

Makan siang dan makan malam remaja menyediakan 60% intake kalori,

sementara makanan jajanan menyediakan 25%. Anak obesitas temyata akan

sedikit makan pada waktu pagi dan lebih banyak makan pada waktu siang

dibandingkan dengan anak kurus pada umur yang sama .


3

Remaja (adolescence) menurut WHO adalah mereka yang berusia 10-

19 tahun. Sementara PBB menyebut anak muda (youth) untuk usia 15-24

tahun. Ini kemudian disatukan dalam telminologi kaum muda (young people)

yang mencakup usia 10-24 tahun. Dan perkiraan 210 juta penduduk Indonesia

tahun 2010, jumlah penduduk yang overweight diperkirakan mencapai 76.7

juta (17.5%) dan pasien obesitas berjumlah lebih dari 9.8 juta (4.7%).

Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa overweight dan obesitas

di Indonesia telah menjadi masalah besar yang memerlukan penangan secara

serius (Virgianto, 2011 : 5).

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan

prevalensi obesitas di Indonesia pada penduduk usia >15 tahun adalah 10,3%

(laki-Iaki 13,9 % dan perempuan 23,8%), sedangkan pada anak-anak usia 6-

14 tahun pada laki-laki 9,5 % dan perempuan 6,4 % (Depkes, 2010).

Mayoritas remaja didunia ini menginginkan tubuh yang ideal. Ada yang

bertujuan untuk memperoleh bentuk tubuh yang proposional, tetapi tidak

sedikit pula usaha itu dilakukan semata-mata demi kesehatan tubuh sehingga

tidak mampu mengangkat serangan infeksi. Seiring dengan perkembangan

jaman, semuanya berubah serba cepat dan instan, tetapi merupakan jangaka

panjang. (Riskesdas, 2013 : 10)

Usaha yang dibutuhkan untuk mengurangi berat badan, bukan sekedar

mengurangi porsi makan, tetapi juga diperlukan bimbingan dari para ahli gizi

sebelum melakukan perubahan pola makan, disertai aktivitas fisik serta terapi

perilaku. Akibatnya, kesehatan kita semakin menurun dan sering terjangkit


4

penyakit, seperti ; jantung koroner, diabetes, stroke, dan juga macam penyakit

lainnya. (Yolanda Amirta, 2011 : 10)

Studi pendahuluan yang peneliti lakukan di asrama STIKES Karya

Husada Semarang pada tahun 2015. Dalam wawancara kepada pengelola

asrama dan pengurus asrama didapatkan data dengan diit tentang jenis yang

dilakukan oleh mahasiswi adalah meminum obat pelangsing, tidak makan

pagi hanya makan siang jam 13.00 dan malam jam 20.00, lalu ada yang

makan sayuran dan buah-buahan, dan melakukan diet dengan cara berpuasa.

Diit yang dilakukan tidak benar, karena menurut (Menurut Iwaty, 2010 : 11),

diet yang sehat adalah diet yang masih memenuhi kebutuhan gizi, nutrisi

seseorang perharinya dan penurunan berat badan yang terjadi masih dalam

batas normal .Asupan karbohidrat hanya dikurangi, konsumsilah beras merah

atau roti gandum. Asupan protein dan lemak tetap diperhatikan, namun tidak

terlalu tinggi

Sesuai Latar Be1akang Di Atas Peneliti Tertarik Untuk Meneliti “

Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Tentang Diet Yang Sehat Pada

Mahasiswi Kebidanan Tingkat I, II dan III di STIKES Karya Husada

Semarang ”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini “ Gambaran Tingkat Pengetahuan dan

Sikap Tentang Diet Yang Sehat Pada Mahasiswi Kebidanan Tingkat I, II dan III

di STIKES Karya Husada Semarang ” ?


5

C. Tujuan Masalah

1. Tujuan Umum

Mendiskusikan Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Tentang Diet

Yang Sehat Pada Mahasiswi Kebidanan Tingkat II di Asrama STIKES

Karya Husada Semarang.

2. Tujuan Khusus

a. Mengambarkan tingkat pengetahuan tentang diet yang sehat pada

mahasiswi kebidanan tingkat I, II dan III.

b. Mengambarkan sikap tentang diet yang sehat pada mahasiswi

kebidanan tingkat I, II dan III terhadap diet sehat pada remaja.

c. Menggambarkan sikap berdasarkan tingkat pengetahuan tentang diet

yang sehat pada mahasiswi kebidanan tingkat I, II dan III.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat memberikan informasi melalui pendidikan kesehatan bagi

mahasiswi kebidanan tingkat I, II dan III khususnya tentang diet yang

sehat.

2. Pelayanan Kesehatan

Sebagai landasan penelitian selanjutnya mengenai sikap remaja putri

tentang diet sehat.


6

3. Bagi Peneliti

Belajar dalam proses mencari infomasi secara ilmiah mengenai sikap

remaja putri tentang diet sehat, dan menambah pengetahuan terhadap diet

sehat.

4. Bagi mahasiswi

Diharapkan dengan adanya penelitian ini mahasiswi, dapat mengerti dan

mengetahui tentang pentingnya pengetahuan dan sikap remaja terhadap

diet sehat
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Remaja

a. Pengertian Remaja

Remaja atau adolescence berasal dari bahasa latin

“adolscere” yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”.

Istilah adolescence yang berasal dari bahasa Inggris, saat ini

mempunyai arti yang cukup luas mencakup kematangan mental,

emosional, sosial, dan fisik. Sedangkan menurut Piaget mengatakan

bahwa masa remaja adalah usia dimana individu mulai berintegrasi

dengan masyarakat dewasa. Individu tidak lagi merasa dibawah

tingkatan orang – orang yang lebih tua melainkan berada dalam

tingkatan yang sama, sekurang – kurangnya dalam masalah hak.

Menurut WHO, disebut remaja apabila anak telah mencapai usia 10 –

24 tahun.

Masa remaja adalah suatu tahapan antara masa kanak – kanak

dengan masa dewasa, istilah ini menunjukan masa dari pubertas

sampai tercapainya kematangan biasanya mulai usia 12 tahun pada

perempuan. Salah satu ciri masa pubertas adalah mulainya menstruasi

pada perempuan (Proverawati, 2010; 1 - 2).

7
8

b. Penggolongan Remaja

Faktor non fisik yang berpengaruh pada remaja adalah

lingkungan yang meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,

serta lingkungan sekitarnya. Masa remaja dapat dibagi menjadi 3

(tiga) tahapan yaitu masa remaja awal, remaja tengah dan remaja

akhir, ciri yang paling nyata masa remaja adalah mereka cepat

tinggi. Ciri – ciri perkembangan remaja dibagi menjadi 3 tahapan,

yaitu :

1) Remaja awal usia 12 – 15 tahun (Early Adolescence)

Seorang remaja pada tahap ini masih terheran – heran akan

perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan –

dorongan yang menyertai perubahan – perubahan itu. Mereka

mengembangkan pikiran – pikiran baru, cepat tertarik pada

lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis.

2) Remaja Madya usia 15 – 18 tahun (Middle Adolescence)

Pada masa ini remaja sangat membutuhkan kawan – kawan. Ia

senang kalua banyak teman yang menyukainya. Ada

kecenderungan “narcistic”, yaitu mencintai diri sendiri dengan

menyukai teman – teman yang mempunyai sifat – sifat yang

sama dengan dirinya.

3) Remaja Akhir usia 19 – 22 tahun (Late adolescence)

Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan

ditandai dengan pencapaian tiga hal di bawah ini :


9

a. Minat yang makin mantap terhadap fungsi – fungsi intelek.

b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang –

orang lain dalam pengalaman – pengalaman yang baru.

c. Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi

(Sarwono, 2010 ; 24 - 25)

2. Diit Sehat

a. Definisi Diet

Diet berasal dari bahasa Yunani, yaitu diaita yang berarti cara

hidup. Definisi diet menurut tim kedokteran ECG tahun 1994 (dalam

Hartantri, 1998) adalah kebiasaan yang diperbolehkan dalam hal

makanan dan minuman yang dimakan oleh seseorang dari hari ke hari,

terutamayang khusus dirancang untuk mencapai tujuan dan

memasukkan atau mengeluarkan bahkan makanan tertentu.

Istilah diet dalam bahasa Indonesia, lebihsering ditunjukan

untuk menyebut suatu upaya menurunkan berat badan atau mengatur

asupan nutrisi tertentu. Diet adalah pengaturan pola makan yangsesu:ti

dengan tujuan seseorang melakukan pengaturan makanan. (Yolanda

Amirta, 2007 : 11).

Berdasarkan pengertian tentang diet di atas, dapat dikatakan

bahwa perilaku diet merupakan bagian dari pola makan. Pola makan

disini khususnya adalah perilaku makan pada setiap individu yang

jelas berbeda, perilaku ini merupakan salah satu penetu tingkat

kesehatan seseorang.
10

Perilaku diet adalah perilaku yang berusaha membatasi jumlah

asupan makanan dan minuman yang jumlahnya diperhitungkan untuk

tujua tertentu. Tujuan diet sendiri bermacam – macam hanya

tampaknya sebagian besar masyarakat mengasosiasikan diet sebagai

penurunan berat badan. Perilaku diet yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah perilaku yang ditempuh individu untuk memodifikasi

jumlah asupan makanan dengan tujan menurunkan berat badan.

b. Diet sehat

Perilaku diet yang sehat masih memenuhi kebutuhan gizi

seseorang perharinya dan penurunan berat badan yang terjadi masih

dalam batas normal. Praktek diet yang sehat misalnya prubahan

perilaku makan dengan mengurangi asupan lemak dam membatasi

asupan energi, mengurangi makanan cemilan dan meningkatkan

aktivitas fisik/berolahraga.

c. Macam – macam diet sehat

1) Diet rendah kalori rendah karbohidrat

Tidak berarti orang menjadi tidak makan semua jenis

karbohidrat. Asupan karbohidrat hanya dikurangi, konsumsilah

beras merah atau roti gandum. Asupan protein dan lemak tetap

diperhatikan, namun tidak terlalu tinggi (Iwaty, 2008 : 5)

2) Diet rendah kalori tinggi protein

Bagi yang melakukan diet ini, dia harus benar – benar sehat

terutama ginjalnya dan liver. Jika tidak, organ tubuh akan


11

terbebani dan kondisi tubuh malah melemah. Diet ini banyak

mengkonsumsi daging dan telur. (Iwaty, 2008 : 5-6)

3) Diet berolahraga

Cara yang mudah untuk mengatasi metabolismyang lambat

adalah dengan memperbanyak olahraga. Setiap bentuk olahraga

akan membantu membakar kalori, terutama aerobic.

Semakinbanyak kalori yang akan dibakar, berarti semakin sedikit

sisa kalori yang disimpan oleh tubuh. Olahraga seperti bersepeda,

berjalan dan berlari merupakan aktivitas yang paling cepat

memberikan manfaat. Latihan beban juga direkomndasikan untuk

mamacu metabolisme, karena itu olahraga dilakukan secara

teratur sepanjang hidup. (Yolanda Amirta,2007 : 10)

4) Diet vegetarian

Vegetarian ada1ah po1a makan yang menghindari berbagai

produk hewani. Menurut Profesor Tim Key dari Universitas Ox

ford, Ingglis. Kenaikan berat badan seseorang dapat ditekan jika

ia makan banyak karbohidrat dan sedikit protein. Hal ini

menyebabkan pola makan vegetarian relative sesuai untuk

mengendalikan pertambahan berat badan. Selain itu menu

vegetarian sangat menyehatkan karena hanya terdiri dari bahan

makanan rendah lemak jenuh, rendah kalori, rendah gula, dan

rendah garron, tetapi kaya akan vitamin dan mineral dari buah

dan sayuran juga kaya akan serat. (Tina Astiusti,2013 : 10)


12

5) Diet makrobiotik

Diet ini menggunakan metode holistic modem, antara

pengaturan makanan dan ritual meditasi atau olahraga yoga. Diet

ini membatasi konsumsi susu, telur dan semua jenis makanan

berlemak. Kunci diet makrobiotik adalah makan sehat, sederhana

dan alami. Aturan diet ini adalah memperbanyak makan berserat,

seperti kacang-kacangan, polong-polongan, buah-buahan,

sayursayuran dan ikan tertentu. Minuman yang diperbolehkan

hanya air putih dan teh. (Tina Astiusti, 2013 : 8)

6) Diet golongan darah

Pada diet ini, makna yang dikonsumsi disesuaikan dengan

golongan darah seseorang. Jadi, makanan yang boleh at au tidak

boleh dimakan oleh setiap golongan darah. (Yolanda Amirta,

2008 : 11)

7) Diet OCD

Die Obsersive Corbuzier's Diet, yang katanya merupakan

metode kuno dari Tingongkok dan sering digunakan oleh para

shaolin monk. Seorang yang diet mungkin akan membiasakan diri

untuk mencegah makan berlebihan pada siang hari. Tapi diet

OCD tidak menyarankan untuk sarapan. Diet OCD ini juga

menganjurkap untuk berpuasa selam 16 jam, 18jam, 20 jam, 24

jam. Dan ketika waktu makan disarankan untuk mengkonsumsi


13

makan apa saja tapi dalam porsi yang cukup. Diet OCD ini juga

mengindari gorengan, dan junk food. (Deddy Corbuzier, 2013 : 9)

3. Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang atau organisme

terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit ,

sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman serta lingkungan.

(Dinas Kesehatan Polewali Mandar, 2008 : 12)

1. Bentuk Perilaku

Ada 2 macam yaitu bentuk Pasif dan Aktif :

Bentuk pasif yaitu respon inernal yang terjadi didalam diri manusia

dan tidak secara langsung bisa dilihat orang lain misal : berpikir,

tamggapan, sikap atau pengetahuan.

Bentuk aktif yaitu apabila perilaku ini jelas bisa dilihat.

4. Pengetahuan

a. Pengertian pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang

sekadar menjawab pertanyaan “what”. Pengetahuan hanya dapat

menjawab pertanyaan apa sesuatu itu. Apabila pengetahuan itu

mempunyai sasaran yang tertentu, mempunyai metode atau

pendekatan untuk mengkaji obyek tersebut sehingga memperoleh

hasil yang dapat disusun secara sistematis dan diakui secara universal,

maka terbentuklah ilmu, atau lebih sering disebut ilmu pengetahuan.

Dengan perkataan lain, pengetahuan itu dapat berkembang menjadi


14

ilmu apabila memenuhi kriteria sebagai berikut yaitu mempunyai

obyek kajian, metode pendekatan, disusun secara sistematis, bersifat

universal (mendapat pengakuan secara umum). (Notoatmodjo, 2010 :

10)

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2008: 11) pengetahuan tercakup dalam

domain cognitive mempunyai 6 tingkatan yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu apa yang

dipelajari antara lain menyebutkan, mengurangi, mendefinisikan,

menyatakan dan sebagainya.

Contoh :

Dapat menyebabkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein

pada anak balita.

2) Memahami (comprehensif)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah


15

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan dan sebagainya terhadap

objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus

maka makanan yang bergizi.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk mengguakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya

(reall). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau

penggunaan hukum, rumus, metode. Prinsip dan sebagainya dalam

konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus

statistik dalam perhitungan hasil penelitian dapat menggunakan

prinsip-prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang

lain.

4) Analisis (analysis)

Analisi adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau sesuatu objek dalam komponen-komponen, tetapi masih

dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama

lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata

kerja seperti dapat menggambarkan (membuat bagian),

membedakan memisahkan, mengelompokan dan sebagainya.

5) Sintesis (syntesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat


16

menyusu, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat

menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang

ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap sesuatu materi atau objek.

7) Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010) cara untuk memperoleh pengetahuan

dibedakan menjadi:

1) Cara non ilmiah (tanpa melalui penelitian)

Cara kuno atau tradisional ini dipakai untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah

atau metode penemuan secara sistematik dan logis adalah

dengan cara non ilmiah, tanpa melalui penelitian. Cara-cara

penemuan pengetahuan pada periode ini meliputi :

(a) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat

manusia, cara berfikir manusiapun ikut berkembang. Dari

sini manusia telah mampu menggunakan penalaranya dalam

memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam

memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah

menggunakan jalan pikiranya, baik melalui induksi

(khusus-umum) maupun deduksi (umum- khusus)


17

(b) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman adalah guru yang terbaik, demikian

bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa

pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau

pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi

pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh

pengetahuan.

(c) Cara coba salah (trial and error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan

beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan

apabila kemungkinan ini tidak berhasil, dicoba dengan

kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini

gagal maka dicoba dengan kemungkinan yang ketiga, dan

apabila kemungkianan ketiga ini gagal maka digunakan

kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah

tersebut dapat diselesaikan. Itulah sebabnya cara ini disebut

metode trial (coba) dan error (gagal atau salah) atau

metode coba salah (coba-coba).

2) Cara ilmiah (modern)

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan

pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini
18

disebut metode penelitian ilmiah, atau lebih popular disebut

metodologi penelitian (research methodology)

c. Cara pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur

dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang

ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkat

pengetahuan (Notoatmodjo, 2005 : 10).

Kategori dari tingkat pengetahuan menurut Arikunto (2006:

11) dalam Wawan dan Dewi (2010 : 9) pengetahuan seseorang dapat

diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif,

yaitu:

1) Baik, bila skor : 76% - 100%

2) Cukup, bila skor : 56% – 75%

3) Kurang, bila skor : < 56%

d. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

1) Faktor Internal

(a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita

tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan

mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan

kebahagiaan. Pada umumnya makin tinggi pendidikan


19

seseorang makin mudah menerima informasi (Wawan dan

Dewi 2010 : 11).

(b) Pekerjaan

Menurut Thomas dalam Nursalam yang dikutip oleh Wawan

dan Dewi (2010 : 11) pekerjaan adalah kegiatan yang harus

dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan

kehidupan keluarga.

(c) Umur

Menurut Elisabeth BH dalam Nursalam yang dikutip oleh

Wawan dan Dewi (2010 : 12) usia adalah umur individu yang

terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun.

Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari

segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa

dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya.

2) Faktor Eksternal

(a) Lingkungan

Menurut Ann.Mariner dalam Nursalam yang dikutip oleh

Wawan dan Dewi (2010 : 12) lingkungan merupakan seluruh

kondisi yang ada di sekitar dan pengaruhnya yang dapat

mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau

kelompok.
20

(b) Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi

(Wawan dan Dewi, 2010 : 11).

i. Sikap

a. Definisi Sikap

Sikap (attitude) merupakan konsep paling penting dalam

psikologi social yang membahas unsur sikap baik sebagai individu

maupun kelompok. Banyak kajian dilakukan untuk merumuskan

pengertian sikap, maupun merumuskan pengertian sikap, proses

terbentuknya sikap, maupun perubahan. Banyak penelitian telah

dilakukan terhadap sikap kaitannya dengan efek dan perannya dalam

pembentukan karakter dan system hubungan antar kelompok serta

pilihan-pilihan yang ditentukan berdasarkan lingkungan dan

pengaruhnya terhadap perubahan (A. Wawan dan Dewi M., 2011 : 11)

Dari pengertian ini dapat digaris bawahi selama perilaku itu

masih tertutup, maka dinamakan sikap sedangkan apabila sudah terbuka

itulah perilaku yang sebenarnya yang ditunjukan seseorang (Hariza

Adnani, 20 11 : 8)

b. Komponen sikap

Struktur sikap terdiri dari 3 komponen yang saling menunjang

yaitu ; Anwar S., 2005:23


21

1) Kognitif

Merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu

pemilik sikap, komponen kognitif verisi kepercayaan stereotype

yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan

penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau

problrm yang controversial.

2) Afektif

Merupakan perasaan yang menyangkut askep emosiaonal.

Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai

komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan

terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap

seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang

dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

3) Konatif

Merupakan aspek kecenderungan berprilaku tertentu sesuai

dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi tendensi atau

kecenderungan untuk bertindak/bereaksi terhadap sesuatu dengan

cara-cara tertentu. Dan berkaitan dengan objek yangdihadapinya

logis untuk mengharapkan bahwa sikap seorang adalah dicerminkan

dalam bentuk tendensi perilaku.

c. Tingkatan Sikap

Menurut Hariza Adnani, (2011 : 10) tingkatan sikap terdiri dari

4 tingkatan, yaitu :
22

1) Menerima

Menerima diartikan bahwa orang mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (obyek). Bila tidak ada perhatian terhadap

objek berarti seseorang tidak bisa menerima. Misalnya : penyuluhan

tentang perubahan tubuh, pikiran dan sosial pada lansia diadakan

diposyandu lansia. Bentuk sikap dari lansia tersebut adalah

memperhatikan ketika penyuluhan dilaksanakan. Sedangkan lansia

yang terlihat mengantuk atau mungkin berbicara sendiri dengan

temannya dapat membeikan gambaran bentuk penolakan terhadap

materi atau kepada orang yang memberikan materi penyuluhan.

(Hariza Adnani,2011 : 10)

2) Merespon

Memberikan jawaban bila ditanya, mengarjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan , terlepas dari pekerjaan itu

benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.

Misalnya : para lansia tersebut mau memberikan jawaban terhadap

pre tes tersebut yang diberikan oleh penyuluhan sebelum diberikan

penyuluhan, dan atau post test setelah diberikan penyuluhan. (Hariza

Adnani, 2011 : 10)

3) Menghargai

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

dengan orang lain terhadap masalah adalah suatu indikasi sikap.

Misalnya : ada seorang lansia yang tidak mau menerima ketika


23

dirinya didiagnosa hipertensi dari hasil pengukuran tensi yang

dilakukan penyuluh. Bentuk tidak menghargai dengan mengatakan

penyuluhan salah memabca dalam mengukur tensi. (Hariza Adnani,

2011 : 11)

4) Bertanggung jawab

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya.

Gambarannya adalah ketika lansia tersebut bersikap menerima juga

hasil pengukuran tensi yang dilakukan penyuluhan tersebut, maka

para lansia dianggap telah beltanggung jawab atas segala yang

dipilihnya. (Hariza Adnani, 2011 : 11)

d. Sifat sikap

Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat juga bersifat negative

(Heri Punwanto, 2006)

1) Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati,

menyenangi, mengharapkan obyek tertentu.

2) Sikap negative terdapat kecenderungan untuk menjahui,

menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu.

e. Faktor-faktor yang mempergaruhi sikap

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap remaja terhadap obyek

sikap (A.Wawan dan Dewi M., 2011 : 15-16) antala lain:

1) Pengalaman pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap,

pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat.


24

Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman

pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan factor

emosional. (A.Wawan dan Dewi M., 2011 : 15)

2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap

yang konfomlis atau searah dengan sikap orang yang dianggap

penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan

untuk berafiliasi dan keinginan untuk mengindari konflik dengan

orang yang dianggap penting tersebut. (A.Wawan dan Dewi M.,

2011 : 15)

3) Pengaruh kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis

pengaruh sikap kita terhadap berbagai maslah. Kebudayaan telah

mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan yang

memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat

asuhannya. (A.Wawan dan Dewi M., 2011 : 15)

4) Media massa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media

komunikasi lainnya, berita yang seharusnya factual disampaikan

secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisannya,

akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya. (A.Wawan

dan Dewi M., 2011 : 15)


25

5) Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan

lembaga agama sangat menentukan system kepercayaan tidaklah

mengherankan jika kalau pada gilirannya konsep tersebut

mempengaruhi sikap. (A.Wawan dan Dewi M., 2011 : 16)

6) Faktor emosional

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pertanyaan

yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyuluhan

frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan

ego.(Anwar,2005 : 10)

Tolak ukur sikap dikatetegorikan atas baik, sedang, dan

kurang, dengan definisi sebagai berikut:

a) Sikap mendukung > 50% ( skor>20 )

b) Sikap tidak mendukung = 50% ( skor >20 )


26

B. Kerangka Teori

Faktor Internal
1. Pengalaman Pribadi
2. Emosional

Pengetahuan dan sikap


tentang diet yang sehat pada
Sikap mahasiswi kebidanan di
STIKES Karya Husada
Semarang

Faktor Eksternal
1. Pengaruh Orang lain
2. Pengaruh Kebudayaan
3. Media Massa
4. Lembaga Pendidikan

Bagan 2.1 Kerangka Teori


27

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. (Sugiyono,2012 : 6).

Variabel penelitian ini adalah

1. Tingkat Pengetahuan Tentang Diet yang sehat

2. Sikap Tentang Melakuan Diet Sehat.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan desain penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif

kuantitatif yaitu penelitian dengan tujuan untuk membuat gambaran sikap

diet sehat pada mahasiswi DIII Kebidanan di STIKES Karya Husada

Semarang.

2. Desain penelitian

Desain pada penelitian ini mengunakan Metode Cross Sectional

adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-

faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau

pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach).

Artinya peneliti akan mendeskripsikan atau menggambarkan sikap diet

sehat pada mhasiswi di STIKES Karya Husada Semarang. ( Notoadmojo,

2010, hlm.38 )

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, waktu dan tempat penelitiannya

adalah:

28
29

1. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Agustus 2016 pembuatan Karya

Tulis Ilmiah dilakukan bulan Agustus – Februari 2016, dan penelitian akan

dilakukan pada 31 Mei 2016.

2. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Asrama STIKES Karya Husada Semarang.

Alasannya karena banyaknya mahasiswi untuk menurunkan berat badan.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek /

subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannnya (Sugiyono, 2012 : 80).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi putri

tingkat I , tingkat II dan Tingkat III program studi DIII kebidananyang

tinggal di Asrama dengan jumlah 133 mahasiswi.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian kecil populasi yang diteliti (Suharsimi, 2010 :

174)

Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswi putri tingkat I, II dan III

program studi DIII kebidanan pada tahun ajaran 2015-2016. Jumlah

sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 mahasiswi.


30

Dalam menentukan besarnya sampel digunakan rumus :

𝑁
𝑛=
1 + N(𝑑)2

Keterangan :

N : Besar populasi

n : Besar sampel

d : Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan (0,05)

1 : Bilangan konstanta

(Notoatmodjo, 2010)

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah :

𝑁
n=
1+N(𝑑)2

133
n=
1+(0,05)2

133
n=
1+133(0,0025)

133
n=
1+0,3325

133
n=
1,3325

n = 99,8 mahasiswi
31

Jumlah responden yang diambil sebagai sampel penelitian adalah

100 responden.

Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari

populasinya,maka pengambilan sampel harus mempunyai 2 kriteria

(Notoatmodjo, 2012, hlm130):

a. Kriteria Inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh

setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel

(Notoadmojo, 2010).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini :

1) Mahasiswi DIII Kebidanan tingkat I, II dan III yang tinggal di

asrama.

2) Bersedia menjadi responden.

b. Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat

diambil sebagai sampel ( Soekidjo Notoadmojo, 2010 : 5).

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini :

Yang tidak bisa hadir pada saat pengambilan data.

3. Teknik sampling

Teknik sampling adalah cara menentukan sampel yang jumlahnya

sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data

sebenarnya dengan memperhatikan sifat-sifat penyebaran populasi agar

diperoleh sampel yang representatif (Arikunto, 2010:176).

Dalam pengambilan sampel ini penilti akan mengunakan Teknik

Stratified Random Sampling. Teknik statified random sampling adalah


32

cara mengambil sample dangan memperhatikan tingkatan di dalam

populasi. Dalam stratified data sebelumnya dikelompokan ke dalam

tingkat-tingkatan tertentu, seperti tingkat tinggi, rendah, sedang atau baik

jenjang pendidikan kemudian sample diambil dari tiap tingkat-tingkatan

tersebut.(M Nashihun Ulwan, 2010)

Kelas Jumlah Sampel Jumlah Sampel

22
Tingkat I 22 x 100 17
133

41
Tingkat II 41 x 100 31
133

35
Tingkat III A 35 x 100 26
133

35
Tingkat III B 35 x 100 26
133

Total 100

Tabel.3.1 Jumlah Sampel

Setelah didapatkan jumlah sampel yang harus diambil dari masing-

masing kelas, peneliti membagi populasi tersebut menjadi 4 yaitu tingkat I,

tingkat II dan tingkat III A dan B , kemudian peneliti menentukan sampel dari

masing-masing kelas tersebut secara acak sederhana (Simple Randomm

Sampling) dengan tehnik undian (Lottery Technique).


33

D. Definisi Operasional

Variabel-variabel yang ada perlu sekali diberi batasan atau definisi

operasional.Definisi operasional juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada

pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan

serta pengembangan instrumen atau alat ukur (Notoatmodjo, 2010 : 5).

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur Skala


oprasional ukur
Tingkat Kemampuan Kuisioner Kategori : ordinal
Pengetahuan untuk sebanya 20 1 Pegetahuan
mahasiswi menjawab pertanyaan Baik : >76 %
tentang diet sejumlah 2 Pegetahuan
sehat pertanyaan Cukup 60%-
tentang diet 75%
sehat yang 3 Pegetahuan
meliputi, Kurang : skor <
pengertian 60%
diet,
pengertian
diet
sehat,macam-
macam diet
sehat,
perilaku
kesehatan,
pengetahuan
diet.
Sikap Tanggapan Kuisioner Kategori ordinal
tentang diet atau respon sebanya 20 1 Sikap
sehat pada mahasiswi pertanyaan mendukung
remaja terhadap diet jika menjawab
sehat. dengan benar >
X
2 Sikap kurang
mendukung ≤
X
34

E. Alat Pengumpulan Data

1. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian adalah cara atau alat mengumpulkan data

dalam pene1itian. Penelitian ini menggunakan instrument yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, yaitu suatu cara

pengumpulan data dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan secara

tertulis kepada sejumlah responden untuk mendapatkan informasi

jawaban dan sebagainya (Anwar, 2008 : 10)

Instrument dalam penelitian ini berupa kuesioner dengan

pertanyaan tertutup yang terdiri dari aspek pertanyaan yang berhubungan

dengan pengetahuan dan sikap diet selnt pada remaja yaitu :

1. Kuesioner A digunakan untuk mengetahui data variable pengetahuan

yang terdiri dari 20 pertanyaan, dengan skor untuk pertanyaan

favourable: (0) salah, (1) benar, sedangkan untuk pertanyaan

unfavourable: (0) benar, (1) salah.

Tabel 3.2 kisi-kisi kuisioner

Pertanyaan Favourable unfavourable

Pengertian diet 1,2,4,6 3,5

Pengertian diet sehat 9,10,12 7,8,11

Macam–macam diet 13,14,15,16 17,18,19,20

sehat
35

b. Kuesioner B digunakan untuk mengetahui data variable sikap yang

terdiri dari 20 pertanyaan, dengan skor untuk pertanyaan

favourable: (0) salah, (1) benar, sedangkan untuk pertanyaan

unfavourable: (0) benar, (1) salah.

Tabel 3.3 kisi-kisi kuisioner

Pertanyaan Favourable Unfavourable

Tentang sikap mahasiswi 1,3,4,5,6,9,10,12,14,15, 2,7,8,11,13,

terkait diet sehat remaja 17 16,18,19,20

2. Uji Validitas dan Reliabi1itas

a. Uji Validitas (keaslian)

Validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti

prinsip keadaan instrumen dalam mengumpulkan data ( Notoatmodjo,

2010: 5). Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun mampu

mengukur apa yang hendak di ukur, maka perlu diuji dengan uji

kolerasi antara skor ( nilai ) tiap – tiap pertanyaan dengan skor total

kuesoner tersebut. Bila semua pertanyaan itu mempunyai kolerasi

bermakna ( construct validity).

Uji validitas dan reabilitas dalam penelitian ini akan dilakukan

di Asrama Akbid Annur dengan jumlah responden sebanyak 20

responden. Rumus yang digunakan adalah Product Moment:

𝑁 (∑ 𝑋𝑌) – (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
rhitung=
√⌊𝑛 ∑ 𝑋 2 – (∑ 𝑋)2 ⌋⌊𝑛 ∑ 𝑌 2 – (∑ 𝑌 2 ⌋
36

Keterangan :

rhitung : Koefien kolerasi

∑𝑋 : Jumlah skor item

∑𝑌 : Jmlah skor total

N : Jumlah responden.

Rumus Uji t :

r√(n−2)
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
√(1−r2 )

Keterangan:

t : nilai t hitung

r : koefisien korelasi hasil r hitung

n : jumlah responden

Untuk tabel ta= 0,05 derajat kebebasan (dk = n-2)

Jika nilai thitung> ttabel berarti valid demikian sebaliknya, jika nilai

thitung < ttabel berarti tidak valid, apabila instrument valid, maka indeks

korelasinya (r) adalah sebagai berikut:

a. 0,800 - 1,000 : sangat tinggi

b. 0.600 - 0,799 : tinggi

c. 0,400 - 0,599 : cukup tinggi

d. 0,200 - 0,399 : rendah

e. 0,000 - 0,199 : sangat rendah (tidak valid)

(Hidayat, 2007, hlm. 105-106)


37

b. Uji Reliabilitas (keandalan)

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauhmana alat

ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2011 : 5).

Pengujian Reliabilitas digunakan dengan rumus koefisien reabilitas

alpha cronbach dengan bantuan komputer, dengan rumus sebagai

berikut: (Arikunto, 2006 : 10).

𝑘 ∑ 𝜎𝑏 2
𝑟11= [(𝑘−1)] [1 − ]
𝜎2 1

Keterangan :

r11 : Reliabilitas instrument

k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ 𝜎𝑏 2 : jumlah varians butir

𝜎 2 1: varians total

Riwidikdo (2009, hlm. 156) untuk mengetahui reliabilitas

instrumen dengan membandingkan nilai r tabel dengan alpha.

Pertanyaan dikatakan reliabel dengan ketentuan bila alpha lebih besar

dari 0,06.

F. Jenis Pengumpulan Data

1. Jenis data

a. Data Primer

Data primer diambil langsung dari responden dengan memberikan

kuesioner pada responden meliputi gambaran pengetahuan dan sikap

mahasiswi Kebidanan tentang diet sehat.


38

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber informasi yang bukan dari tangan

pertama, dan bukan mempunyai wewenang dan tanggung jawab

terhadap informasi atau data tersebut. Data yang diperoleh

berdasarkan data yang sudah ada yaitu jumlah mahasiswiyang belum

mengetahui tentang diet sehat.

2. Teknik pengumpulan data

Langkah-Iagkah pengumpulan data yang akan dilakukan dalam

penelitian ini antara lain:

a. Meminta persetujuan menjadi pembimbing

b. Meminta surat ijin institusi untuk dibuatkan surat pengantar survey

ke bunda asrama STIKES Karya Husada Semarang

c. Konsultasi dengan pembimbing

d. Mencari responden yang bersedia menjadi responden

e. Responden dikumpulkan dalam suatu ruang kelas

f. Menjelaskan tujuan dan manfaat kepada responden

g. Peneliti membagikan lembar kuesioner dan mempersilahkan

responden mangisi bersama-sama sesuai petunjuk pengisian

h. Setelah kuesioner di isi oleh responden ditarik kembali.

G. Pengolahan Data

Menurut (Suyanto 2009:57-59) setelah kuesioner di isi oleh

responden, maka data diolah melalui tahapan sebagai berikut :


39

1. Mengedit (Editing)

Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan para

pengumpul data.Tujuan editing adalah mengurangi kesalahan atau

kekurangan yang ada pada daftar pertanyaan yang sudah diselesaiakan

sampai sejauh mungkin.

a. Kelengkapan jawaban

Apakah dalam setiap item pertanyaan sudah ada jawabanya,

meskipun jawabanya hanya berupa tidak tahu dan tidak mau

menjawab

b. Keterbacaanya tulisan

Tulisan yang tidak terbaca akan mempersulit pengolahan data atau

berakibat pengolahan data salah membaca.

c. Keterjelasan makna jawaban

d. Kesesuaian jawaban

Harus diperiksa apakah jawaban pertanyaan yang satu dengan yang

lain sudah sesuai.

e. Relevansi jawaban

2. Skor ( scoring )

Scoring adalah memberikan penilaian terhadap item-item yang perlu diberi

penilaian atau skor.Penelitian ini, menggunakan kuesioner dan lembar

observasi sebagai instrument penelitian.

a. Pengetahuan disimbolkan B / S (benar atau salah)


40

Scoring pengetahuan untuk pertanyaan yang bersifat positif

(favourable) jawaban “benar” sedangkan pertanyaa yang bersifat

negatif (ufavourable) jawaban “salah”

b. Sikap disimbolkan Ya / Tidak

Responden diminta melakukan argruement atau disagreement-nya

untuk masing-masing pertanyaan yang terdiri dari 2 point. Semua

aitem yang favourable kemudian diubah nilainya dalam angka, yaitu

untuk sangat setuju nilainya 1 sedangkan yang untuk sangat tidak

setuju nilainya 0 .

3. Pengkodean (Coding)

Coding adalah mengklasifikasikan jawaban dari narasumber kedalam

kategori-kategori. Biasanya diklasifikasikan dengan cara memberi tanda

atau kode berbentuk angka pada masing masing jawaban.

Ada dua langkah untuk member coding yaitu:

a. Menentukan kategori-kategori yang akan digunakan

b. Mengalokasikan jawaban responden pada kategori tersebut

Pengkodean dalam penelitian ini adalah:

1) Pengetahuan tentang diet sehat remaja

a) Pegetahuan Baik : diberi kode 1

b) Pegetahuan Cukup : diberi kode 2

c) Pegetahuan Kurang : diberi kode 3

d) Kode 2 = Mendukung
41

2) Sikap tentang diet sehat remaja

a) Sikap mendukung jika menjawab, diberi kode 1

b) Sikap kurang mendukung jika menjawab, diberi kode 2

4. Tabulasi data

Tabulasidata dilakukan dengan menjumlahkan data yang ada sehingga

didapatkan hasil dari data yang telah di olah.

5. Entry data

Entry data adalah proses memasukan data kedalam program komputer

dengan menggunakan soft ware SPSS 16.

6. Cleaning

Cleaning adalah mengecek kembali data yang sudah dientry apakah ada

kesalahan atau tidak, membuang data yang sudah tidak dipakai.

H. Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisa univariate

yakni analisa yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.Pada

umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan

presentasedari tiap variabel. Data yang digunakan adalah data yang berbentuk

kuantitatif yang berbentuk angka-angka. (Notoadmojo, 2010 : 10).

Untuk perhitungan presentase dari setiap jawaban menggunakan

rumus :

𝑓
𝑃= 𝑥 100%
𝑛
42

Keterangan :

P : Hasil prosentase

f : Frekuensi hasil Pencapaian

n : Total seluruh sampel

Analisis univariate dalam penelitian ini untuk menggambarkan

karakteristik responden dan variabel sikap remaja yang melakukan diet sehat.

I. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti memandang perlu adanya

rekomendasi dari pihak institusi atas atau pihak lain dengan mengajukan

permohonan izin kepada institusi atau lembaga tempat penelitian. Setelah

mendapat persetujuan barulah peneliti melakukan penelitian dengan

menekankan masalah etika dalam penelitian meliputi :

1. Informed Consent (lembar persetujuan)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan cara memberikan lembar persetujuan. Tujuannya adalah agar

subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian. Maka dari itu, responden

harus menandatangani lembar persetujuan jika responden tidak bersedia

menjadi subjek penelitian.Peneliti harus menghormati hak klien

2. Anonimity (tanpa nama)

Anonimity adalah memberikan Jaminan dalam penggunaan subjek

penelitian dengan cara tidak memberikan nama responden pada lembar

kuesioner dan hanya memberikan kode pada lembar kuesioner.


43

3. Conjidentility (kerahasiaan)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil

riset ( Hidayat, 2010 : 82 - 83 ).


40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM

Penelitian ini di lakukan di STIKES Karya Husada Semarang. Di mana

pengambilan di lakukan selama 1 hari pada Jumat, 27 Mei 2016.

STIKES Karya Husada Semarang pada mahasiswi Kebidanan

mempunyai keseluruhan mahasiswi sebanyak 133 mahasiswi, yang terdiri dari

tingkat I berjumlah 22 mahasiswi, tingkat II berjumlah 41 mahasiswi dan

tingkat III berjumlah 70 mahasiswi.

B. HASIL PENELITIAN

Setelah di lakukan analisa data terhadap Tingkat Pengetahuan dan

Sikap Diet Sehat pada Mahasiswi Kebidanan di STIKES Karya Husada

Semarang pada tahun 2016 dengan jumlah sampel 100 mahasiswi di peroleh

hasil sebagai berikut :

1. Analisa Univariat

a. Tingkat Pengetahuan Mahasiswi

Tingkat pengetahuan mahasiswi di kategorikan kedalam 3

kategori, yaitu baik, cukup, dan kurang. Berdasarkan hasil penilaian

responden diperoleh distribusi mengenai berikut:

40
41

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Menurut Tingkat Pengetahuan


Diet Sehat pada Mahasiswi Kebidanan di STIKES
Karya Husada Semarang

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)


Baik 53 53,0
Cukup 30 30,0
Kurang 17 17,0
Total 100 100

Berdasarkan tabel 4.1. didapatkan hasil bahwa sebagian besar

tingkat pengetahuan mahasiswi kebidanan tentang diet sehat di STIKES

Karya Husada Semarang adalah tingkat pengetahuan baik sebanyak 53

responden (53,0%).

b. Sikap Mahasiswi

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Sikap Diet Sehat pada Mahasiswi


Kebidanan di STIKES Karya Husada Semarang

Sikap Frekuensi Persentase (%)

Baik 18 18,0
Cukup 43 43,0
Kurang 39 39,0

Total 100 100

Berdasarkantabel 4.1 didapatkan hasil bahwa sebagian besar

perilaku tentang diet sehat di STIKES Karya Husada Semarang adalah

sikap cukup sebanyak 43 responden (43,0%)


42

c. Sikap Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Mahasiswi

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan dan Sikap


Diet Sehat pada Mahasiswi Kebidanan di STIKES
Karya Husada Semarang

Pengetahuan
Sikap Total
Baik Cukup Kurangbaik

Baik 12 21 20 53
22,6 % 39,6 % 37,7% 100,0 %

Cukup 3 13 14 30
10,0 % 43,3 % 46,7 % 100,0 %

Kurang 3 9 5 17
17,6 % 52,9 % 29,4 % 100,0 %

Total 18 43 39 100
18,0 % 43,0 % 39,0 % 100,0 %

Berdasarkan table silang 4.3 didapatkan hasil bahwa sikap

berdasarkan tingkat pengetahuan pada Mahasiswi Kebidanan di

STIKES Karya Husada Semarang adalah sikap baik sebagian besar

pengetahuannya baik sebanyak 53 responden (53,0% ), pengetahuan

sikap cukup sebanyak 30 responden (30,0 %) sedangkan pengetahuan

kurang sebanyak 17 responden (17,0%)


43

C. PEMBAHASAN

1. Tingkat Pengetahuan Diet Sehat pada Mahasiswi Kebidanan di

STIKES Karya Husada Semarang

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan hasil bahwa sebagian besar

tingkat pengetahuan diet sehat pada mahasiswi Kebidanan di STIKES

Karya Husada Semarang adalah tingkat pengetahuan baik 53 responden

(53,0 %)

Alasannya karena responden dari mahasiswi kebidanan dan

sudah mendapatkan pelajaran tentang diet sehat. Dan dengan hasil

penelitian didapatkan pengetahuan baik sehingga diharapkan mahasiswi

untuk mempertahankan dengan cara hidup sehat.

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dab telinga. Di samping

berasat dari tahu atau pengalaman sendiri, pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang. (Notoatmodjo, 2015 : 139)

Pengetahuan yang dimiliki responden tentang diet sehat

sebagian besar baik karena mereka dapat memperoleh dengan berbagai

macam sumber informasi seperti halnya pengetahuan melalui membaca

buku mengenai diet sehat remaja, koran, majalah, melihat acara televisi,

mendengarkan radio, pengalaman teman dekat, dan fasilitas yang


44

memenuhi baik ketika dirumah maupun diasrama, sehingga remaja mudah

dalam mengakses informasi mengenai diet sehat.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain

(Wawanan Dewi, 2011:15) Faktor Internal, faktor internal itu sendiri

terdiri dari tingkat pendidikan, pengalaman, umur pengetahuan yang

dimiliki responden dapat diperoleh dari pengalaman pribadi, melalui

media cetak, elektronika, keluaraga, dan saudara maupun teman. Selain itu

dari faktor eksternal yang mempengaruhi antara lain : Faktor lingkungan,

sosial, dan budaya.

Diaplikasikan melalui kegiatan sehari – hari mahasiswi yang

bermanfaat misalnya : dengan membaca buku, dari internet dan tukar

pengetahuan sesama teman pergaulan baik yang ada diasrama maupun

dirumah juga lingkungan disekitarnya yang berpengaruh besar.

Hasil penelitian yang dilaukan oleh Tri Nuraini (2015) dengan

hasil penelitian menunjukan bahwa responden di STIKES Ngudi Waluyo

mempunyai kategori pengetahuan cukup mengenai diet sehat untuk remaja

sebanyak 36 orang (45,6%).

2. Sikap Diet pada Mahasiswi Kebidanan di STIKES Karya Husada

Semarang

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan hasil bahwa sikap mahasiswi

tentang diet di STIKES Karya Husada Semarang adalah cukup sebanyak

43 responden (43,0%).
45

Alasannya karena sebagian besar mahasiswi belum bisa

menerapkan sikap diet dalam kesehariannya dan kurangnya wawasan

tentang sikap itu sendiri.

Jadi sikap manusia pada hakikkatnya adalah suatu aktivitas dari

manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia mempunyai

bentangan yang sangat luas, mencangkup berjalan, berbicara, bereaksi,

berpakaian dan sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti berfikir,

persepsi, dan emosi juga merupakan perilaku manusia (Wawan dan Dewi,

2011 : 49-50)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap positif

atau negatif adalah dari pengalaman pribadi karena sesuatu yang sedang

dialami seseorang akan ikut membantu dan mempengaruhi penghayatan

terhadap stimulus sosial pengaruh orang lain yang dianggep penting pada

umumnya individu cenderung untuk memiliki, sikap yang konfirmasi atau

searah dengan orang lain yang dianggap penting (Sugiono, 2012:15).

Diaplikasikan dengan pengaruh dari orang lain, pengaruh media

massa dan lingkungan yang kurang, sehingga dapat mempengaruhi hasil

dari penelitian.

Hal ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Nasution Beta Nala Putri (2012) dengan hasil penelitian menunjukkan

bahwa responden di SMP 2 Lubul Linggau Sumatera Utara mempunyai

kategori sikap cukup mengenai diet sehat untuk remaja sebanyak 34 orang

(54,0%)
46

3. Sikap Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Mahasiswi

Berdasarkan dari hasil yang didapat bahwa perilaku berdasarkan

tingkat pengetahuan mahasiswi Kebidanan di STIKES Karya Husada

Semarang adalah sikap kurang sebagian besar pengetahuan baik.

Pengetahuan kurang baik dengan sikap kurang alasannya karena

masih kurangnya wawasan mahasiswi tentang diet sehat dan belum bisa

menerapkan sikap dalam kehidupan sehari – hari.

Pengetahuan cukup dengan sikap baik alasannya karena

mahasiswi dapat menerapkan sikap diet dengan kehidupan sehari-hari

tetapi sebagian masih kurangnya wawasan pengetahuannya.

Dan faktor yang mempengaruhi pendidikan seseorang termasuk

juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dari memotivasi untuk

sikap berperan serta dalam pembangunan, pada umunya makin tinggi

pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi. Menurut TB

Mantra yang dikutip (Notoatmodjo, 2007 : 15)

D. KETERBATASAN PENELITIAN

Beberapa keterbatasan dan kendala dalam penelitian ini antara lain sebagai

berikut :

1. Kendala Penelitian

Kendala dalam penelitian ini adalah pada saat penelitian,banyak

responden yang kurang paham tentang pernyataan yang di ajukan pada


47

peneliti sehingga peneliti menjelaskan terlebih dahulu tentang kuesioner

tersebut.

2. Kelemahan Penelitian

Kuesioner

Bentuk kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup dimana

responden hanya menjawab benar dan salah, sehingga kurang

memperoleh infomasi secara mendalam.


48

BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan tentang Gambaran Tingkat

Pengetahuan dan Sikap Tentang diet yang sehat pada Mahasiswi

Kebidanan di Stikes Karya Husada Semarang dapat disimpulka sebagai

berikut :

1. Mahasiswi kebidanan di Stikes Karya Husada Semarang sebagian

besar mempunyai pengetahuan baik mengenai diet sehat.

2. Mahasiswi kebidanan di Stikes Karya Husada Semarang sebagian

besar mempunyai sikap yang cukup terhadap diet sehat.

3. Mahasiswi sebagian besar mempunyai pengetahuan baik dengan sikap yang

cukup.

B. SARAN

1. Bagi institusi Asrama STIKES

Diharapkan dengan adanya penelitian ini pihak institusi kampus bisa

menyediakan makanan yang baik dan sehat untuk para mahasiswi dan

peran dosen dapat memberikan informasi yang baik kepada

mahasiswinya.

48
49

2. Bagi mahasiswi

Diharapkan dengan adanya penelitian, para remaja putri

dapat mempertahankan pengetahuan mengenai diet sehat, baik dari

teman, sebaya dan diharapkan remaja dapat menerapkan diet yang

baik dan tetap menerapkan pola makan yang baik.

Diaplikasikan melalui kegiatan sehari – hari mahasiswi

yang bermanfaat misalnya : dengan membaca buku, dari internet dan

tukar pengetahuan sesama teman pergaulan baik yang ada diasrama

maupun dirumah juga lingkungan disekitarnya yang berpengaruh

besar.

3. Bagi tenaga kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan sebagai tenaga kesehatan

dapat memberikan pendidikan kesehatan dengan melakukan

penyuluhan supaya remaja di asrama mengetahui cara melakukan diet

yang baik

4. Bagi peneliti yang lain

Diharapkan dari hasil penelitian ini bisa menjadi acuan peneliti yang

hampir sama mengenai diet sehat dan mengembangkan lagi tidak

hanya pengetahuan dan sikap yang diteliti, bisa perilaku dan

dukungan dari lingkungan sekitar


DAFTAR PUSTAKA

Anwar, A. 2005. Ketimpangan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan : Tinjauan

Kritis. P4Wpress. Bogor.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : Rineka Cipta.

Depkes Jateng, 2012. Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan. Semarang : Depkes Jateng

Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan, Jakarta, 2009.

Potter & Perry (2011). Fundamental of Nursing : Fundamental Keperawatan,

Edisi 7. Jakarta, Salemba Medika.

Sugiyono. (2007). Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

(2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Suyanto & Salamah. 2009. Riset Kebidanan : Metodologi dan Aplikasi.

Yogyakarta : Mitra Cendikia Press.

Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan

Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.

2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan


Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika
LAMPIRAN
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Calon Responden
Di Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa D III Kebidanan
STIKES Karya Husada Semarang :
Nama : DESI IKA PERMATASARI
NIM : 1302009
Prodi : DIII Kebidanan STIKES Karya Husada Semarang
Pada saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Gambaran
Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Tentang Diet Yang Sehat Pada
Mahasiswi Kebidanan di STIKES Karya Husada Semarang”. Berkenan
dengan hal tersebut, saya bermaksud untuk meminta kesediaan siswi-siswi untuk
menjadi responden guna penelitian yang dimaksud. Saya harapkan siswi-siswi
dapat mengisi lembar kuesioner yang akan saya berikan dengan sejujur-jujurnya.
Hasil lembar kuesioner bersifat rahasia dan identitas akan dirahasiakan.
Atas kerjasama yang diberikan, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,
Peneliti

Desi Ika Permatasari


LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nomor responden :

Menyatakan SETUJU/TIDAK SETUJU *) menjadi responden dalam


penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa D III Kebidanan STIKES Karya
Husada Semarang dengan judul : “Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan
Sikap Tentang Diet Yang Sehat Pada Mahasiswi Kebidanan di STIKES
Karya Husada Semarang”
Demikian surat kesediaan ini untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Semarang, Febuari 2016

Responden

*) coret yang tidak perlu


KUESIONER

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG DIIT


YANG SEHAT PADA MAHASISWI KEBIDANAN DI ASRAMA STIKES
KARYA HUSADA SEMARANG

No. Responden : ..................................

Umur Responden : ..................................

Tanggal pelaksanaan : ..................................

A. Pengetahuan tentang Diit Sehat Pada Remaja


Petunjuk Umum Pengisian :
1. Berilah tanda check () pada kolom jawaban yang anda anggap benar
sebagai jawaban anda pada bentuk pertanyaan (B/S)
B : Benar S : Salah
2. Dalam memilih jawaban anda hanya cukup memilih satu jawaban dalam
setiap pertanyaan.
3. Bacalah pertanyaan dengan teliti sebelum menjawab
No Pertanyaan B S Skor
1 Diet adalah suatu pengaturan makan yang bertujuan untuk
mencapai berat badan ideal, segar, fit, dan berkualitas.
2 Diet adalah membatasi jumlah kalori yang masuk ke tubuh.
3 Diet adalah makan berlebihan.
4 Diet yang sehat adalah diet yang masih memenuhi kebutuhan
gizi seseorang perharinya dan penurunan berat badan yang
terjadi masih dalam batas normal.
5 Diet yaitu mengurangi olahraga atau aktivitas.
6 Diet harus dilakukan secara proposional dengan
memperhatikan kebutuhan tubuh sehingga berat badan bisa
berkurang dan tubuh tetap sehat.
7 Diet sehat harus banyak minum air putih tanpa berolahraga.
8 Diet sehat adalah perilaku makan dengan melebihi asupan
lemak dan mengurangi aktivitas fisik/berolahraga.
9 Diet sehat yaitu mengurangi makanan cemilan dan
meningkatkan aktivitas fisik,
10 Diet sehat itu masih dengan berolahraga.
11 Diet sehat merupakan diet yang tidak sama sekali
mengkonsumsi asupan karbohidrat.

12 Diet sehat yaitu memperbanyak mengkonsumsi makanan


berlemak.

13 Mengkonsumsi beras merah / roti gandum dapat mengurangi


asupan karbohidrat.

14 Berolahraga merupakan salah satu cara yang mudah untuk


menurunkan berat badan.
15 Diet vegetarian adalah pola makan yang menghindari berbagai
produk hewani.
16 Diet rendah kalori tinggi protein salah satunya dengan cara
memperbanyak mengkonsumsi daging dan telur.
17 Untuk menurunkan berat badan salah satunya dengan tidak
berolahraga.

18 Untuk menurunkan berat badan tidak perlu memperhatikan


asupan protein dan lemak.

19 Mengkonsumsi banyak lemak dapat menekan kenaikan berat


badan.
20 Banyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran dapat
menaikan berat badan.
B. Sikap Diit Sehat Pada Remaja
Petunjuk Umum Pengisian :
1. Berilah tanda check () pada kolom jawaban bentuk pertanyaan STS
(sangat tidak setuju), TS (tidak setuju), SS(sangat setuju), dan R (ragu)
2. Dalam memilih jawaban anda hanya cukup memilih satu jawaban dalam
setiap pertanyaan.
3. Bacalah pertanyaan dengan teliti sebelum menjawab
NO PERTANYAAN S R TS Skor
Saya selalu meninggalkan makan pagi untuk
1 mendapatkan badan yang ideal
2 Untuk menurunkan berat badan saya selalu
makan pada malam hari
3 Saya mengurangi makanan yang mengandung
karbohidrat dan mengganti dengan makan
makanan yang berbahan dari vegetarian
4 Pada saat diet saya lebih banyak makan protein
dari pada karbohidrat
5 Salah satu cara saya untuk menurunkan berat
badan dengan berolahraga.
6 Dalam menjalakan diet saya tetap makan 3x
sehari
7 Untuk mendapatkan berat badan ideal saya
selalu mengkonsumsi makanan tinggi lemak
8 Pada saat diet saya tidak pernah membatasi
porsi makan
9 Saya lebih banyak mengkonsumsi protein dari
pada karbohdrat pada saat diet

10 Agar dapat menurunkan berat badan secara


cepat saya tidak menggunkan pil diet yang di
jual di pasaran
11 Saya berpuasa dengan tujuan mengurangi berat
badan
12 Untuk memperoleh berat badan yang ideal dan
sehat saya selalu melakukan olahraga secara
teratur
13 Pada saat diet porsi makan saya tetap

14 Ketika ada waktu luang saya menyempatkan diri


untuk berolahraga ringan seperti (joging, pus-
up,situp)
15 Saya menggantikan makanan yang biasa saya
konsumsi
dengan makanan yang rendah kalori.
16 Saya selalu tidak makan pada sore dan malam
hari untuk mendapatkan badan ideal.
17 Saya selalu minum jus untuk pengganti
makanan yang biasa saya konsumsi.
18 Pada saat diet saya lebih suka ngemil dari pada
berolahraga
19 Ketika ada waktu luang saya lebih
menyempatkan tidur dan memperbanyak
cemilan dirumah.
20 Saya mengurangi berolahraga / aktivitas fisik
saya melakukan diet.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai