Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................1
Daftar isi …………………........……………………………………………..........2

Bab I PENDAHULUAN …………………………………...….….………..........3


A.Latar belakang .……………………………………………...…….……............3
B. Rumusan masalah ……………………………………...........…….……..........4

Bab II PEMBAHASAN.........................................................................................5
A. Taksonomi Ordo Coleoptera ….…………………..............……........….……. 4
B. Anatomi Ordo Coleoptera......…………………………………………........ ..15
C. Siklus hidup Ordo Coleoptera...........................................................................17
D. Morfologi Ordo Coleoptera...............................................................................19

Bab III Kesimpulan.....................................................................…..........……..20


A. Kesimpulan …………………………………………………….......…........…20
Daftar pustaka ………………………………………................…………...……15

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Serangga memiliki arti penting dalam ekosistem kita. Serangga dapat menjaga
aerasi tanah, menyerbukan bunga, mengendalikan serangga-hama dan juga
sebagai hama tanaman; serangga juga mampu menguraikan bahan organik,
sehingga mengembalikan unsur hara ke dalam tanah. Sepuluh tahun yang lalu
terdapat sekitar 750.000 spesies serangga. Saat ini, jumlahnya telah melebihi
1.000.000. Dan menurut sebuah artikel baru-baru ini, Scientific American, ahli
entomologi memperkirakan bahwa ada kemungkinan lebih dari delapan juta
spesies serangga di Bumi. Jika anda bandingkan dengan sekitar 4.809 spesies
mamalia atau 1.500.000 species jamur, maka serangga memiliki populasi yang
melebihi kelompok taksonomi hidup lainnya di Bumi.

Coleoptera berasala dari bahasa Latin coleos = perisai, pteron = sayap, berarti
insekta bersayap perisai. Anggota-anggotanya ada yang bertindak sebagai hama
tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai predator (pemangsa) bagi
serangga lain.

Ordo Coleoptera, yang berarti "sayap berlapis", dan berisi spesies yang sering
dilukiskan di dalamnya dibanding dalam beberapa ordo lain dalam kerajaan
binatang. Empat puluh persen dari seluruh spesies serangga adalah kumbang
(sekitar 350,000 spesies), dan spesies baru masih sering ditemukan. Perkiraan
memperkirkan total jumlah spesies, yang diuraikan dan tidak diuraikan, antara 5
dan 8 juta. Anggota-anggotanya ada yang bertindak sebagai hama tanaman,
namun ada juga yang bertindak sebagai predator (pemangsa) bagi serangga lain.
Sayap terdiri dari dua pasang. Sayap depan mengeras dan menebal serta tidak
memiliki vena sayap dan disebut elytra. Apabila istirahat, elytra seolah-olah
terbagi menjadi dua (terbelah tepat di tengah-tengah bagian dorsal). Sayap
belakang membranus dan jika sedang istirahat melipat di bawah sayap depan. Alat

3
mulut bertipe penggigit-pengunyah, umumnya mandibula berkembang dengan
baik. Pada beberapa jenis, khususnya dari suku Curculionidae alat mulutnya
terbentuk pada moncong yang terbentuk di depan kepala.

Pada kesempatan kali ini akan membahas ordo serangga yang paling banyak
memiliki tampilan di banding serangga lainnya yaitu ordo coleoptera yang di
Indonesia lebih dikenal dengan kumbang. Dan termasuk ordo terbesar dari
serangga yaitu memiliki 300.000 spesies.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Taksonomi dari ordo Coleoptera?
2. Bagaimana Anatomi dari ordo Coleoptera?
3. Bagaimana Siklus hidup ordo Coleoptera?
4. Bagaimana Morfologi ordo Coleoptera?

4
BAB II

PEMBAHASAN

Ciri-ciri khusus Anthropoda adalah tubuh dan tungkainya beruas-ruas,


eksoskeleton (dinding tubuh) berkitin dan beruas-ruas, alat mulut beruas dan
dapat beradaptasi untuk cara makan, rongga tubuh merupakan rongga darah
(haemocoele), bernafas dengan permukaan tubuh, insang, trachea atau paru-paru,
alat pencernaan makanan berbentuk tabung terletak di sepanjang tubuh, alat
pembuang melalui pipa panjang di rongga tubuh. Sub phylum Mandibulata
bercirikan perubahan kaki dekat mulut menjadi sepasang alat mulut atau
mandibula seperti rahang. Kelas insekta mempunyai ciri-ciri : tubuh terbagi
menjadi 3 bagian (kelapa-thoraks-abdomen), mempunyai sepasang antenna,
tungkainya berjumlah 3 pasang, mempunyai sayap 1-2 pasang, dan alat mulutnya
terdiri atas : 1 pasang mandibula (rahang), 1 pasang maxilla (letaknya di belakang
rahang), labium (bibir) dan hypopharink (lidah). Sub kelas Pterygota umumnya
bersayap, adapula yang tidak bersayap tetapi tidak sejak dari nenek moyang, tidak
mempunyai alat tambahan seperti style, mengalami metamorfosa sederhana –
sederhana (metabola) (Lilies, 1991). Ordo-ordo yang termasuk ke dalam kelas
Insekta, sub kelas Pterygota antara lain Ephemeroptera, Odonata, Grylloblattaria,
Phasmidia, Orthoptera, Mantodea, Blattaria, Isoptera, Dermaptera, Embiidina,
Plecoptera, Zoraptera, Psocoptera, phthiraptera, Hemiptera, Homoptera,
thysanoptera, Neuroptera, Coleoptera, Strepsiptera, Mecoptera, Siphonaptera,
Diptera, Trichoptera, Lepidoptera, Hymenoptera.

Dari beberapa ordo di atas, akan di bahas lebih dalam mengenai ordo Coleoptera.
Ordo Coleoptera termasuk ke dalam golongan Animalia, phylum Arthropoda, sub
phylum Mandibulata, kelas Insekta, Sub kelas Pterygota, dan termasuk
Endopterygota. Ordo Coleoptera merupakan otdo yang terbesar dari serangga-
serangga dan menggandung kira-kira 40 % yang terkenal dalam hexapoda
(borror et al. 1992).

5
Ordo Coleoptera di Indonesia dinamakan kumbang. Kumbang adalah salah satu
binatang yang memiliki penampilan seperti kebanyakan spesies serangga. Ordo
Coleoptera, diambil dari kata coeleos yang berarti seludang dan pteron yang
berarti sayap, maka dapat disimpulkan Coleoptera adalah serangga yang memiliki
seludang pada sayapnya. Empat puluh persen dari seluruh spesies serangga adalah
kumbang (sekitar 350,000 spesies), dan spesies baru masih sering ditemukan.
Perkiraan memperkirkan total jumlah spesies, yang diuraikan dan tidak diuraikan,
antara 5 dan 8 juta.

Coleoptera berasal dari bahasa Latin coleos = perisai, pteron = sayap, berarti
insekta bersayap perisai. Anggota-anggotanya ada yang bertindak sebagai hama
tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai predator (pemangsa) bagi
serangga lain.

Kumbang dapat ditemukan hampir di semua habitat, namun tidak diketahui terjadi
di lautan atau di daerah kutub. Interaksi mereka dengan ekosistem mereka
dilakukan dengan berbagai cara. Mereka sering makan tumbuhan dan jamur,
merusak pertahanan binatang dan tumbuhan, dan memangsa invertebrata lain.
Beberapa spesies dimangsa berbagai binatang seperti burung dan mamalia. Jenis
tertentu merupakan hama agrikultur, seperti Kumbang kentang
Colorado Leptinotarsa decemlineata, Kumbang tanaman kapas Anthonomus
grandis, kumbang tepung merahTribolium castaneum, dan kumbang mungbean
atau cowpeaCallosobruchus maculatus, spesies kumbang lainnya adalah kotrol
penting hama agrikultur. Seperti contoh, coccinellidae ("ladybirds" atau
"kumbang tutul") yang mengkonsumsi aphid, hama pohon, thrips, dan serangga
penghisap tanaman lainnya yang menyebabkan kerusakan panen tanaman.

Ordo Coleoptera memiliki cirri-ciri yaitu :

 Memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap depan dan sayap belakang. Sayap
depan tebal dan permukaan luarnya halus yang mengandung zat tanduk
sehingga disebut elytra, sedangkan sayap belakang tipis seperti selaput.

6
 Apabila istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua (terbelah tepat di
tengah-tengah bagian dorsal). Sayap belakang membranus dan jika sedang
istirahat melipat di bawah sayap depan.

 Mengalami metamorfosis sempurna.

 Metamorfose bertipe sempurna (holometabola) yang perkembangannya


melalui stadia : telur —> larva —> kepompong (pupa) —> dewasa
(imago). Larva umumnya memiliki kaki thoracal (tipe oligopoda), namun
ada beberapa yang tidak berkaki (apoda). Kepompong tidak memerlukan
pakan dari luar (istirahat) dan bertipe bebas/libera.

 Tipe mulut menggigit. Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah, umumnya


mandibula berkembang dengan baik. Pada beberapa jenis, khususnya dari
suku Curculionidae alat mulutnya terbentuk pada moncong yang terbentuk
di depan kepala.

A. Taxonomi Ordo Coleoptera ( Klasifikasi )

Kingdom : Animalia
Filum : Artropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Coccinelidae, Scarabaedae, Curculionidae,
Chrysomelidae, Cerombycidae, Stopilinidae,
Coccinelidae, Cicindelidae, Dll.
Dalam pengklasifikasian, coleoptera lebih dekat berkerabat dengan
Neuropteroidea primitif (Megaloptera, Raphidioptera, dan Neuroptera),
dan mirip dengan Orthopteroidea (Dermaptera). Coleoptera terbagi

7
kedalam 4 subordo, yaitu :

a. Achostemata (termasuk Micromalthus), total 3 family


b. Myxophaga, total 4 family
c. Adephaga, total 8 family
d. Polyphaga, total kurang lebih 138 family

Subordo Adephaga

Anggota-anggota subordo ini memiliki koksa-koksa belakang yang membagi-bagi


sternum abdomen pertama yang keliatan. Batas dari posterior sternum ini tidak
meluas secara sempurna melewati abdomen, tetapi dihentikan oleh-oleh koksa-
koksa belakang. Hampir semuanya mempunyai antena yang berbentuk rambut,
mempunyai sutura-sutura notopleura dan kebanyakan bersifat pemangsa.

 Family Carabidae (ground beetles)


Famili ini termasuk yang terbesar pada Adephaga (lebih dari 30 ribu
spesies), sebagian besar anggotanya bersifat predator, baik larva
maupun dewasanya dan pada serangga lain, beberapa snail-specialists.
Larva dan imagonya sangat aktif, meski beberapa mendiami lubang,
misalnya tiger beetles. Anggota Carabidae mempunyai tiga kelompok
ekologi, yaitu geofil, hidrofil, dan arboreal. Dalam kehidupannya ada
yang bersifat diurnal dan nocturnal, baik diurnal maupun nocturnal
merupakan strategi pencarian mangsa. Untuk perlindungan dirinya,
banyak spesies mempunyai pertahanan kimia yang dihasilkan dari
kelenjar abdomen. Misalnya ada kelompok (bombardier beetles) yang
menghasilkan bahan kimia yang teremisi secara eksplosive dari daerah
anal yang mengeluarkan asap, ini dikeluarkan oleh kelenjar (prekursor)
yang mempunyai reservoir, vestibule (enzym interjected) yang
menghasilkan quinon panas (kira-kira 100 oC).

8
 Family Dytiscidae (water tigers, kumbang penyelam predator)
Larva dan imago dari Dytiscidae hidup di air (akuatik), tetapi imago
penerbang aktif dan tertarik pada cahaya. Selain itu keduanya bersifat
predator pada sebagian besar serangga, beberapa pada moluska,
amfibi, dan ikan. Larva mempunyai lubang (hollow) pada bagian
mandibel yang seperti sabit (pencernaan ekstra oral), pada saat mereka
menyerang seekor korban mereka menghisap keluar cairan-cairan
tubuh melalui lubang-lubang di dalam mandibel tersebut. Larva
menerima gas melalui spirakel caudal dan insang abdomen, untuk
beberapa spesies menerima gas melalui integumen. Pada serangga
dewasa, permukaan caudalnya end-up yang digunakan untuk
mengambil gelembung udara pada rongga perut (cavity) subelytra,
mereka mengisinya pada waktu ke permukaan. Tungkai bertipe
natatorial, baik pada larva maupun imago, yang berkembang baik pada
tungkai metathoraks imago.

 Family Gyrinidae (whirligig beetles)


Larva bersifat akuatik hidup di dasar air (bottom dwellin) dan
abbomial appendaes, berpasangan seperti pada larva Mealoptera.
Imago hidup di permukaan air dan berkelompok (grearious). Larva dan
imago bersifat predator, larva makan berbagai hewan akuatik yang
kecil dan seringkali kanibalistik. Imago makan serangga-serangga
yang jatuh di atas permukaan air dan kadang-kadang saprofag pada
hewan yang membusuk. Larva mempunyai mandibel sicle-like, seperti
Dytiscidae. Pertukaran gas pada larva melalui insang abdomen. Pada
imago terdapat antena yang termodifikasi membentuk organ Johnston
yang berkembang baik, untuk mendeteksi gerakan permukaan air.
Imago mempunyai mata majemuk yang terbagi menjadi pasangan
dorsal (aerial) dan pasangan ventral (submarine). Pasangan dorsal
berfungsi untuk menemukan mangsa, sedankan pasangan ventral untuk
menghindari predator. Gerakan berenang imago tak menentu (erratic),

9
yang disebabkan tungkai yang pendek, tungkai mesothoraks dan
metathoraks termodifikasi, tetapi ini merupakan suatu strategi untuk
menghindari predator.

Subordo Polyphaga

Pada subordo ini sternum abdomen pertama yang kelihatan tidak terbagi olehh
kosa-koksa belakang dan batas posteriornya meluas secara sempurna melewati
abdomen. Trokhanter belakang biasanya kecil, muncul menuju garis tengah
seperti pada Adephaga dan sutura notopleura tidak ada.

 Family Hydrophilidae (water scavenger beetles)


Serangga ini mempunyai fase larva dan imago di air (akuatik), untuk
serangga dewasa bisa meninggalkan air dan mendekati cahaya.
Larvanya bersifat predator,utuk kelompok terutama pada larva Diptera,
sedangkan imagonya bersifat omnivora, pemakan bangkai. Pertukaran
gas pada larva, sebagian besar melalui filamen lateral abdomen
(insang), seperti pada Megaloptera. Serangga dewasa jarang
menggantungkan kepalanya ke bawah (kebalikan Dytiscidae). Antena
pada permukaan lapisan air menghidrofusi rambut-rambut pada ujung
antena, antena "memegang gelembung dan mendorongnya ke venter
thoraks dan abdomen, kemudian ke lubang subelytra. Venter akan
terlihat berkilau seperti logam ketika "memegang" gelembung
udara. Sebagai fungsi respiratori, antena yang berujung (clubbed),
palpi maksila menjadi lebih panjang, yang digunakan sebagai alat
sensor, mirip antena jenis filiform. Serangga dewasa berenang dengan
menggerakkan tungkai-tungkainya yang berlawanan secara bergantian,
berbeda dengan Dytiscidae yang menggerakan tungkai-tungkai yang
berlawanan secara simultan seperti pada katak.

10
 Family Staphylinidae (rove beetles)
Dalam karakteristiknya mempunyai persamaan dengan Dermaptera,
pendek, elytra berbentuk kerucut dan memotong di bagian atasnya,
tetapi mempunyai lipatan kompleks pada sayap metathoraks.
Staphylinidae sangat aktif dengan abdomen yang fleksibel. Larva dan
imago bersifat predator atau saprofag, populasinya sangat berlimpah
pada sampah dedaunan, tanaman yang membusuk, kayu yang
membusuk, dan lain-lain, atau ada juga yang berasosiasi dengan fungi.
Kehadirannya di tempat-tempat lembab dan tanaman membusuk
mungkin berhubungan dengan pengendalian biologis dari lalat-lalat
tertentu, misalnya onion maggot. Dalam famili Staphylinidae ada
subfamili yang semiakuatik, yang diketahui dapat meluncur di atas
permukaan melalui sekresi bahan kimia dari kelenjar abdomen yang
mereduksi tegangan permukaan air. Kemampuan ini digunakan untuk
pergerakan yang cepat dan berguna dalam menghindari predator.
Pertahanan lainnya adalah dengan menghasilkan senyawa kimia yang
menyebabkan panas pada kulit manusia.

 Family Scarabaeidae (white grubs, scarab beetles)


Sebagian besar kumbang termasuk kedalam famili ini, dan bahkan
sebagian besar serangga, pada kelompok hewan, pada famili ini
terdapat genus terbesar dengan anggota lebih dari 1500 spesies. Secara
ekologi, famili ini terbagi atas 3 kelompok, yaitu serangga fitofag,
pemakan kotoran hewan (agen daur ulang), dan untuk beberapa
merupakan spesies termitophilous dan myrmecophilous. Serangga
yang bersifat fitofag, mempunyai larva berbentuk "C", tipe
scarabaeiform, yang disebut tempayak atau grubs. Larva ini seringkali
menjadi hama pada ladang berumput, seperti di lapangan golf, atau
hidup pada kayu yang membusuk. Kumbang dewasanya makan pada
dedaunan, bunga, dan lain-lain. Kumbang berperan sebagai stadium
awal polinasi, sehingga dianggap sebagai polinator original. Serangga

11
yang memakan kotoran hewan, lebih berperan sebagai agen daur
ulang. Di Australia, digunakan sebagai kontrol biologi untuk
mengatasi kotoran hewan yang berlimpah di peternakan. Perilaku
serangga scarabid dalam kehidupan menjadikannya disakralkan
masyarakat Mesir kuno, yang dihubungkan dengan Ra (dewa
matahari). Serangga dewasa akan mengunyah sepotong tinja, dibuat
sebuah bola, dan menggelindingkannya, bentuknya yang seperti bola
tersebut dihubungkan dengan matahari. Kegiatan peletakan telur oleh
serangga dewasa, oleh orang Mesir melihat hal tersebut sebagai pola
siklus alam. Spesies termitophilous dan myrmecophilous, biasanya
ditemukan hidup di sarang-sarang atau lubang-lubang vertebrata atau
di dalam sarang-sarang semut atau rayap.

 Family Elateridae (wireworm, click beetles)


Larva bersifat subteranian atau hidup pada kayu membusuk,
sedangkan dewasanya pada dedaunan, kayu, dan pada beberapa jenis
tertarik dengan cahaya. Larva dan dewasanya bersifat fitofag, beberapa
larva merupakan hama pada benih yang baru ditanam dan akar
tanaman, misalnya pada tanaman kentang, dan ada juga yang bersifat
predator, terutama yang hidup dalam kayu. Larva bertubuh keras (larva
hard bodied), bertangkai pendek, head capsul dan mandibel
berkembang baik, larva bertipe elateriform, atau untuk famili ini
larvanya disebut juga wireworms. Serangga dewasa dapat membalik
dan meloncat, mekanisme clicking ini terjadi dengan melakukan
gerakan tulang belakang prosternal secara tiba-tiba kelubang
mesosternal, sedangkan posisi normalnya penjepit memegang
prosternal pada tepi lubang, dan ketika jepitan dilepaskan, lompatan
dimulai. Ketika berputar tubuhnya condong ke kanan, untuk
menghindari predator. Perilaku ini menghemat energi menjadi lebih
efesien sekitar 50% - 60% dan energi otot dikonversikan kedalam
energi kinetik. Satu genus dari famili Elateridae ada yang bersifat

12
bioluminescence baik pada larva maupun imagonya. Serangga ini
mempunyai traceated fat body cells dan reflector cells. Organ ini sel
penghasil cahaya, mengontrol pemancaran cahaya oleh pengontrolan
suplai udara ke organ-organ tersebut. Ketika berada di tanah, imago
biasanya bercahaya pada 2 spots pada pronotum (hijau kekuningan),
sedangkan 1 spots ventral pada dasar abdomen (merah) digunakan
sebagai landing light. Cahaya yang dihasilkan lebih intens daripada
pada fireflies, (kunang-kunang, family Lampyridae). Family
Coccinellidae (lady bugs, lady bird beetles) Larva dan imago biasanya
pada dedaunan, serangga dewasa dari banyak spesies melaui musim
dingin dalam kelompok yang sangat banyak. Serangga yang bersifat
predator, aktif mencari mangsa pada serangga kecil dan bertubuh
lunak, misalnya aphids, hal ini sangat berguna dalam pengendalian.
Contoh klasik dari kontrol biologis dari kumbang coccinellidae adalah
diimpornya Rodolia cardinalis dari Australia (1888) untuk
mengendalikan cottony cushion scale ( Icerya purchasi) yang
menghancurkan industri jeruk di California. Untuk spesies fitofag,
banyak yang menjadi hama kebun yang merusak, seperti Mexican bean
beetles. Beberapa spesies ada yang bersifat mycetofagus (pada
mildews). Sebagian besar spesies imago yang memakan aphid
beragregasi melewati musim dingin, mengikuti sinkronisasi siklus
hidup dengan siklus hidup aphid. Untuk pertahanannya, dewasa
umumnya berpura-pura mati yang dihubungkan dengan reflex bleeding
yang berhubungan dengan pertahanan kimiawi.

 Family Tenebrionidae (darkling beetles)


Famili Tenebrionidae lebih dari 1500 spesies, dengan habitat yang
hampir sama dengan Elateridae, yaitu larva di subteranian atau pada
kayu yang membusuk, sedangkan imago di tanah atau kayu dan
beberapa tertarik pada cahaya. Larva dan imago bersifat fitofag atau
mycetofag, larva pada akar, kayu,atau fungi. Sebagian spesies

13
merupakan hama kosmopolitan pada butir padi. Serangga ini
beradaptasi dengan baik pada habitat xeric, dengan hard-bodied, elytra
bersatu, beberapa dengan sayap metathorak tereduksi atau tidak ada
sama sekali, dan sistem cryptonephridial berkembang baik. Secara
ekologis, kumbang tanah memiliki kemampuan untuk menyimpan air.
Kelenjar abdomennya mengeluarkan alomon interspesifik, quinon
berwarna dan baunya tidak enak. Karakteristik posturnya sesuai untuk
pertahanan misalnya pada Eleodes dengan headstand. Serangga ini
juga mengsekresikan feromon intraspesifik, sekresi kimiawi sebagai
feromon agregasi.

 Family Meloidae (blister beetles)


Larva berkembang pada masa telur belalang, atau beberapa hidup di
dalam sarang-sarang lebah liar pada tahapan larvanya, dimana mereka
makan telur-telur lebah dan makanan yang disimpan (provisions) di
dalam ruangan-ruangan dengan telur-telur. Imago pada dedaunan,
bersifat fitofag atau tidak makan. Serangga ini mengalami
hypermetamorfosis, dengan instar-instar larva yang berlainan dan
sangat berbeda bentuknya. Instar larva yang pertama, bertungkai
panjang dan aktif, disebut triungulin, berbentuk seperti campodeiform,
mencari telur belalang atau sarang lebah kemudian berganti kulit. Pada
jenis yang berkembang di sarang lebah biasanya triungulin memanjat
pada sebuah bunga dan dirinya ditempelkan pada seekor lebah,
sehingga terjadi perpindahan (phoresy), terutama parasitoid lebah.
Pada satu grup, dewasa mempunyai maksila yang termodifikasi
(galea), membentuk tabung penghisap untuk makan pada nektar.

 Family Cerambycidae
Larva dan imago bersifat fitofag atau saprofag. Larva pada kayu mati
(xylofag), beberapa merupakan hama hutan minor. Imago ditemukan
pada kayu (gelondongan), sering tertarik pada kayu yang segar/baru

14
dipotong, dan pada bunga, banyak yang berambut dan berfungsi
sebagai polinator seperti pada banyak Scarabaeidae. Serangga dewasa
berwarna-warni untuk spesies diurnal sedangkan untuk spesies
nocturnal, warna tidak menarik, banyak spesies nocturnal yang tertarik
pada cahaya.

 Family Chrysomelidae (leaf beetles)


Larva dan imago bersifat fitofag, banyak anggotanya yang merupakan
spesies hama serius (terutama larva). Perilaku satu grup (subfamily
Hispinae), mengumpulkan dedaunan. Beberapa serangga dewasa
mempunyai kebiasaan mimic fecal pellets.

 Family Curculionidae (weevils, snout beetles)


Famili Curculionidae merupakan famili terbesar dalam Ordo
Coleoptera, anggotanya lebih dari 60 ribu spesies. Larva dan imago
bersifat fitofag, banyak yang memiliki inang spesifik, dan banyak juga
yang merupakan hama penting, seperti cotton boll weevil, rice dan
maize weevil, alfalfa weevil, dan lain-lain. Permukaan kumbang
membantu pertumbuhan fungi, algae, lichenes, liverworts, mosses,
kumbang ini merupakan inang untuk protozoa, rottifers, nematoda dan
mites.

B. Anatomi Ordo Coleoptera

Secara prinsip karate pada kumbang yang digunakan untuk identifikasi


adalah kepala, antenna, sklerit toraks, tungkai, elytra, dan
abdomen. Kadang-kadang karakter seperti ukuran, bentuk dan warna juga
digunakan.

a) Karakter pada kepala


Kepala memiliki tekstur yang keras dan sangat bervariasi.

15
Pada bagian kepala terdapat mulut yang mengarah ke depan
dan juga ke bawah.
Kumbang memiliki mata yang majemuk dimana
memungkinkan dapat beradaptasi di habitat yang ekstrem
sekalipun, sebagaimana dalam kasus kumbang gasing yang
famili dengan Gyrinidae.
Mata mereka terpisah sehingga mampu melihat ke atas dan ke
bawah permukaan air. Adapun juga spesies lain yang dapat
melihat secara terpisah antara kedua matanya. Contohnya
kumbang tandung panjang yang famili dengan Cerambycidae
dan kumbang pengerak.

b) Antena
Antena pada Coleoptera terdiri dari tiga segmen, itu berdasar
karakter dari otot intrinsic penyusunnya. Segmen basal adalah
skapus diikuti pedicel dan flagellum.

c) Karakter Toraks
Pronotum dan skutelum umumnya hanya di bagian daerah
toraks dan tampak dari atas. Beberapa daerah toraks lainnya
biasanya tampak hanya dari sudut ventral dan penting dalam
identifikasi seperti variasi sutura, sklerit dll.

d) Karakter Tungkai
Koksa pada serangga sangat beragam dalam ukuran dan bentuk

e) Karakter Elytra
Umumnya elytra yang bertindak sebagai selubung pelindung,
dan biasanya bertemu dalam satu garis lurus dibawah tengah
punggung dan menutupi sayap-sayap belakang.

f) Karakter Abdomen
Struktur abdomen ruas pertama secara prinsip berbeda pada
dua sub ordo pada Ordo Coleoptera, yaitu Subordo
Adephaga: Anggota-anggota subordo ini memiliki koksa-
koksa belakang yang membagi-bagi sternum abdomen pertama
yang keliatan. Batas dari posterior sternum ini tidak meluas
secara sempurna melewati abdomen, tetapi dihentikan oleh-
oleh koksa- koksa belakang. Hampir semuanya mempunyai
antena yang berbentuk rambut, mempunyai sutura-sutura

16
notopleura dan kebanyakan bersifat pemangsa. Subo ordo
Polyphaga. Pada subordo ini sternum abdomen pertama yang
kelihatan tidak terbagi olehh kosa-koksa belakang dan batas
posteriornya meluas secara sempurna melewati abdomen.
Trokhanter belakang biasanya kecil, muncul menuju garis
tengah seperti pada Adephaga dan sutura notopleura tidak ada.

C. Siklus Hidup Coleoptera

Setelah telur menetas, serangga pra dewasa mengalami beberapa serangkai


perubahan sampai mencapai bentuk dan ukuran serangga dewasa (imago)
yang dinamakan metamorfosis. Dalam metamorphosis melibatkan proses g
anti kulit yang disebut ekdisis yang terjadi secara berkala. Pada proses ini
eksoskleton ditanggalkan dan diganti dengan kulit yang baru, sehingga me
mungkinkan pertumbuhan dan perkembangan serangga. Eksoskeleton yan
g ditanggalkan disebut eksuvium.

Adanya metamorphosis serangga secara ekologis diperoleh beberapa keunt


ungan, seperti :
a. Adanya perbedaan habitat, beberapa larva serangga mempunyai ha
bitat yang berbeda dengan habitat imagonya.
b. Adanya perbedaan makanan utnuk larva dan imagonya.

Metamorfosis serangga dapat dikelompokkan ke dalam 4


tipe, yaitu :
a) Tanpa metamorfosis/ametamorfosis (ametabola)
Pada tipe ini beberapa spesies serangga tidak
memperlihatkan adanya metamorfosis, maksudnya segera
setelah menetas maka lahir serangga muda yang mirip
dengan induknya kecuali ukurannya yang masih kecil dan
perbedaan pada kematangan alat kelaminnya.
Kemudian setelah tumbuh membesar dan mengalami
pergantian kulit, baru menjadi serangga dewasa (imago)
tanpa terjadi perubahan bentuk hanya mengalami
pertambahan besar ukurannya saja.
Serangga pra dewasa sering disebut dengan istilah gaead.
Tipe metamorfosis ini terdapat pada serangga dari ordo
Collembola, ordo Thysanura, dan ordo Protura.

17
b) Metamorfosis Bertahap (Paurometabola)
Serangga yang mengalami perubahan bentuk secara
paurometabola selama siklus hidupnya mengalami tiga
stadia pertumbuhan, yaitu stadia telur, nimfa dan imago.
Serangga pradewasa disebut nimfa.
Nimfa dan imago memiliki tipe alat mulut dan jenis
makanan yang sama, bentuk nimfa menyerupai induknya
hanya ukurannya lebih kecil, belum bersayap, dan belum
memiliki alat kelamin.
Serangga pradewasa mengalami beberapa kali pergantian
kulit, diikuti pertumbuhan tubuh dan sayap secara bertahap.
Serangga yang termasuk dalam tipe ini yaitu ordo
Orthoptera, Hemiptera, dan Homoptera.

c) Metamorfosis Tidak Sempurna (Hemimetabola)


Hemimetabola memiliki cara hidup yang hampir sama
dengan paurometabola, hanya habitat dari serangga
pradewasanya berbeda dengan imagonya.
Stadia dalam perkembangan hidupnya terdiri dari telur,
naiad, dan imago.
Serangga pradewasa disebut dengan istilah naiad.
Serangga pradewasa disebut dengan istilah naiad.
Naiad hidup di air, dan mempunyai alat bernafas semacam
insang sedangkan habitat imago habitatnya di darat atau di
udara.
Serangga yang memiliki perkembangan hemimetabola
adalah ordo Odonata (Capung).

d) Metamorfosis Sempurna (Holometabola)


Pada tipe ini serangga memiliki empat stadia selama siklus
hidupnya, yaitu telur, larva (ulat), pupa (kepompong), dan
imago.
Serangga pradewasa disebut larva, dan memiliki habitat
yang berbeda dengan imagonya.
Larva merupakan fase yang aktif makan, sedangkan pupa
merupakan bentuk peralihan yang dicirikan dengan
terjadinya perombakan dan penyususunan kembali alat-alat
tubuh bagian dalam dan luar.
Serangga yang memiliki perkembangan holometabola yaitu
ordo Lepidoptera, ordo Coleoptera, ordo Hymenoptera.

18
D. Morfologi Ordo Coleoptera
Kumbang memiliki sayap depan yang keras, tebal dan merupakan
penutup bagi sayap belakang dan tubuhnya. Sayap depan disebut elitron.
Ketika terbang sayap depan kumbang tidak berfungsi hanya sayap
belakang yang digunakan untuk terbang. Sayap belakang berupa
selaputdan pada waktu istirahat dilipat dibawah elitra.

a) Tipe alat mulut kumbang yaitu tipe penggigit dan


pengunyah, kumbang juga memiliki kepala yang bebas dan
kadang memanjang ke depan atau ke bawah sehingga
berubah menjadi moncong.
b) Kumbang memiliki mata majemuk (facet) besar,
tanpa mata tunggal (ocellus). Abdomen memiliki 10 ruas
dan pada daerah sternum ruas-ruas ersebut tidak semua
terlihat.
c) Pada kumbang jantan, protoraks dan mandibula
kerapkali membesar dan digunakan unuk berkelahi.

19
BAB III
KESIMPULAN

Coleoptera berasal dari bahasa Latin coleos = perisai, pteron = sayap, berarti
insekta bersayap perisai. Anggota-anggotanya ada yang bertindak sebagai hama
tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai predator (pemangsa) bagi
serangga lain.

Ordo Coleoptera memiliki cirri-ciri yaitu :


 Memiliki dua pasang sayap
 Apabila istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua (terbelah
tepat di tengah-tengah bagian dorsal).
 Sayap belakang membranus dan jika sedang istirahat melipat di
bawah sayap depan.
 Mengalami metamorfosis sempurna.
 Tipe mulut menggigit

Sistem Pernapasan pada Ordo Coleoptera

Pada umumnya pernapasan pada insekta adalah sama. Insekta bernapas dengan
system trakea yang berupa tabung bercabang yang dilapisi kitin. Oksigen masuk
secara langsung dari trakea ke sel-sel tubuh. Sistem trakea membuka ke bagian
luar tubuh melalui spirakel, yaitu pori-pori yang dapat membuka dan menutup
untuk mengatur aliran udara dan membatasi hilangnya air.

Sistem Pencernaan Pada Ordo Coleoptera

Pada umumnya sistem pencernaan pada Insekta adalah sama. Insekta memiliki
system pencernaan yang lengkap dan organ yang jelas untuk perombakan
makanan dan penyerapan zat-zat makanan yaitu mulut, esophagus, lambung, usus,
dan anus. Mulutnya digunakan untuk mengunyah.

20
Sistem Ekskresi Pada Ordo Coleoptera

Sistem pengeluaran insekta berupa tubulus malphigi yang melekat pada bagian
posterior saluran pencernaan.

Sistem Sirkulasi pada Ordo Coleoptera

Sistem sirkulasi insekta berupa sistem sirkulasi terbuka dengan organ sebuah
jantung pembuluh yang berfungsi mempompa hemolimfa melalui sinus homosol
(rongga tubuh).

Sistem Saraf Pada Ordo Coleoptera

Sistem saraf insekta terdiri dari pasangan tali saraf ventral dengan beberapa
ganglia segmental. Beberapa segmen ganglia anterior menyatu membentuk otak
yang terletak dekat dengan anten, mata, dan organ indera lain yang terpusat
dikepala.

Sistem Reproduksi pada Ordo Coleoptera

Sebagian besar serangga membiak secara seksual, bagian yang lain secara
aseksual atau partenogenetik. Sistem reproduksi jantan berfungsi memproduksi
dan menyampaikan atau mengantarkan spermatozoa. Sistem reproduksi betina
berfungsi memproduksi dan menyimpan telur, menyimpan spermatozoa, sebagai
tempat pembuahan, dan meletakkan telur atau melahirkan larva atau nimfa.

Beberapa jenis Coleoptera memiliki perkembangan paedogenesis. Serangga


pradewasa memiliki alat kelamin yang telah matang dan dapat menghasilkan
keturunan.

Metamorfosis

Proses perkembangan yang mengubah pradewasa instar pertama menjadi dewasa


disebut metamorfosis (metamorphosis), yang arti sebenarnya adalah perubahan
bentuk.

Berdasarkan ciri sayap dan alat mulutnya, kelompok Holometabola ini meliputi 6
ordo, yaitu ordo:

21
1. Neuroptera

2. Lepidoptera

3. Diptera

4. Coleoptera

5. Siphonoptera

6. Hymenoptera

Dalam pengklasifikasian, coleoptera lebih dekat berkerabat dengan


Neuropteroidea primitif (Megaloptera, Raphidioptera, dan Neuroptera), dan mirip
dengan Orthopteroidea (Dermaptera). Coleoptera terbagi kedalam 4 subordo,
yaitu :

e. Achostemata (termasuk Micromalthus), total 3 family

f. Myxophaga, total 4 family

g. Adephaga, total 8 family

h. Polyphaga, total kurang lebih 138 family

22
DAFTAR PUSTAKA

http://siiaynee.blogspot.co.id/2012/12/makalah-entomologi-coleoptera_8.html
diakses pada 10 september 2017 pukul 10.24

http://adenurik.blogspot.co.id/2013/07/makalah-entomologi-ordo-coleoptera.html
diakses pada 10 september 2017 pukul 10.24

http://prachzpratama2.blogspot.co.id/2013/04/makalah-ordo-coleoptera-
tomcat.html diakses pada 10 september 2017 pukul 10.24

https://berkahkhair.com/kumbang/ diakses pada 10 september 2017 pukul 10.24

https://rioardi.wordpress.com/2009/01/21/ordo-ordo-serangga/ diakses pada 10


september 2017 pukul 10.24

23

Anda mungkin juga menyukai