Anda di halaman 1dari 40

INSTANSI : SATUAN KERJA PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN NTT

PEKERJAAN : PENATAAN KAWASAN PENGEMBANGAN DESTINASI WISATA


KWS. KOMODO LABUAN BAJO KAB. MANGGARAI BARAT
TA : 2017

PASAL 1
UMUM

A. PEKERJAAN YANG AKAN DILAKSANAKAN


A. 1. Lingkup Pekerjaan
i. Pekerjaan dilaksanakan seperti yang dimaksud dalam Spesifikasi Teknik dan
Gambar-gambar rencana/detail.
ii. Pekerjaan ini adalah

“ PENATAAN KAWASAN DESTINASI TAMAN NASIONAL KOMODO - KABUPATEN


MANGGARAI BARAT “

iii. Lokasi Pekerjaan adalah Di Loh Liang - Pulau Komodo – Kabupaten Manggarai Barat

A. 2. Kewajiban Pemborong
a. Pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan sesuai dengan Surat Perjanjian
Pemborongan Kontrak) dan seluruh lampirannya berupa gambar-gambar rencana,
gambar detail, Dokumen Lelang dan Spesifikasi Teknik, Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan (Aanwijzing) dan ketentuan serta petunjuk-petunjuk Direksi/Pengawas yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
b. Sekurang-kurangnya satu rekaman/copy Surat Perjanjian Pemborongan (Kontrak) dan
seluruh lampirannya berupa gambar-gambar rencana, gambar detail, RKS, Time
Schedulle dalam bentuk kurva "S", buku catatan/laporan perkembangan pekerjaan
harian serta buku tamu harus selalu berada dalam ruang Direksi selama pelaksanaan
pekerjaan.
c. Segala penyimpangan yang dilakukan oleh pihak Kontraktor tanpa ijin Direksi/Pengawas
akan dibongkar dan harus disesuaikan dengan rencana semula, dengan beban biaya
dari Kontraktor sendiri.
d. Setiap perintah/teguran dari Direksi kepada Kontraktor yang bersifat penyimpangan dari
RKS ini harus disampaikan secara tertulis dan ditanda tangani oleh yang memberi
perintah.
o Pengawas
Pengawas adalah Badan Hukum dalam hal ini Konsultan Pengawas yang akan
melakukan pengawasan secara teknis sehari-hari dilapangan selama masa
pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
e. Dokumentasi / Visualisasi
Dilakukan diawal sebelum pelaksanaan pekerjaan, sementara berjalan dan akhir hasil
pekerjaan dengan gambar foto–foto kemajuan tiap–tiap pekerjaan Dalam
pengambilan gambar awal dilakukan terhadap kondisi bangunan existing, selanjutnya
pembongkaran, tahapan pekerjaan sampai selesai 100 % pekerjaan dan dilampirkan
pada setiap periodik laporan mingguan dan bulanan.
A. 3. Syarat-syarat Pelaksanaan

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 1
Dalam melaksanakan pekerjaan, pemborong harus berpedoman pada ketentuan dan
peraturan yang antara lain terdapat dalam :
a. Algemene voor warden voor de uitvoering bij-aanneming van openbare warken, yang
disyahkan dengan Keputusan Pemerintah Hindia Belanda Nomor: 9 Tanggal 28 Mei 1941
dan tambahan Lembaran Negara Nomor: 14571 (khusus pasal-pasal yang masih
berlaku) ;
b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia Tahun 1971-NI 2 (PBI 71);
c. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan pada Penyelenggaraan
Bangunan di Indonesia (PUBB) 1956-NI.3 ;
d. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) 1961-NI.5 ;
e. Peraturan Semen Portland - NI.8 ;
f. Peraturan Pembangunan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah setempat;
g. Petunjuk dan peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan oleh Direksi, sepanjang
tidak bertentangan/menyimpang dari ketentuan dan peraturan tersebut diatas.
h. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 70 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta penjelasannya.

B. PEKERJAAN PERSlAPAN, PENGUKURAN, BOUWPLANK


i. Pekerjaan Persiapan
ii. Apabila diperlukan, barak / Direksi Keet dibuat sedemikian hingga tidak mengganggu
kelancaran pekerjaanan sebelumnya atas persetujuan Direksi/ Pengawas.
iii. Sebelum pekerjaan dimulai, lokasi harus dibersihkan dari segala sesuatu yang dapat
mengganggu kelancaran pekerjaan, mengumpulakan sampaah-sampah yang ada dan
selanjutnya tanah–tanah sisa galian/timbunan ( bila ada ) harus segera disingkirkan oleh
Pemborong dari sekitar tempat pekerjaan.
iv. Semua ukuran yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, dinyatakan dalam
centimeter (cm).
v. Pekerjaan Pengukuran
a. Pekerjaan pengukuran sepenuhnya dilaksanakan oleh Pemborong dan disaksikan oleh
Direksi/Pengawas. Pengukuran yang dilakukan tanpa disaksikan/sepengetahuan
Direksi/Pengawas dianggap tidak syah dan harus dilakukan pengukuran ulang dengan
dihadiri oleh Direksi/Pengawas.
b. Pekerjaan pengukuran harus dilakukan dengan cermat/teliti dengan menggunakan alat
ukur agar sudut-sudut benar-benar tegak lurus, sipat datar dan siku-siku
c. Patok profil untuk bouwplank ditanam yang kuat agar tidak hilang atau berubah dari
tempatnya serta dicat dengan warna yang jelas.
d. Patok-patok dibuat dari kayu klas II ukuran 5x7cm.
vi. Pekerjaan Pembongkaran
a. Apabila diatas lokasi pembangunan terdapat bangunan atau bagian bangunan eksisting
yang perlu dibongkar maka pembongkaran dilakukan sesuai petunjuk Direksi dan/atau
Konsultan Pengawas.
b. Seluruh sisa pembongkaran bangunan harus dibuang jauh dari lokasi proyek di lokasi yang
mendapat persetujuan dan petunjui Direksi/ konsultan Pengawas.
c. Kantor Proyek (Direksi Keet) dan WC Darurat.
d. Kontraktor diwajibkan untuk membuat WC darurat yang cukup memenuhi syarat kesehatan
yang dilengkapi dengan fasilitas air bersih untuk bilas guna kebutuhan personalia yang
bekerja di lokasi pekerjaan.
e. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan menyediakan bangunan sementara
untuk Kantor Proyek (Direksi Keet) di lokasi pekerjaan.
f. Biaya pembuatan Direksi Keet dan WC darurat ini ditanggung oleh Kontraktor dan tidak
termasuk dalam harga borongan.
g. Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai, bangunan darurat tersebut harus
h. dibongkar dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.
vii. Papan Nama Proyek.
Kontraktor diwajibkan membuat dan memasang papan nama proyek, yang terbuat dari papan
Triplek minimal 6 mm dengan ukuran 100 x 120 cm. Didirikan tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi
150 cm. Warna dasar papan putih dan tulisan hitam. Papan diletakkan pada tempat yang
mudah dilihat umum. Papan nama proyek baru dapat dibongkar dari lokasi pekerjaan setelah
selesai masa pemeliharaan dan telah dilakukan serah terima kedua atas seluruh hasil pekerjaan.
Papan nama proyek seperti contoh minimal berisikan informasi :
 NAM A K E G IA T A N :
 J E N IS P E K E R J A A N :
 TAHUN ANGGARAN :
 LOKASI :

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 2
 JUMLAH B IA Y A ( K O N T R A K ) :
 KONSULTAN PENGAWAS :
 KONTRAK TOR PELAKSANA :
 JANGK A WAK TU PEL AKSANAAN:
Ukuran media = 1 0 0 C M x 120 cm

PASAL 2
LINGKUP PEKERJAAN

Selain Pekerjaan diatas yang merupakan pekerjaan pokok yang harus diselesaikan, Kontraktor
Pelaksana juga dituntut harus melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pendukung yang diatur di
dalam pasal-pasal selanjutnya di dalam bab ini, yang terdiri dari :
1. Penyediaan tenaga
2. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan
3. Penyediaan perlengkapan dan penjagaan keamanan
4. Penyediaan peralatan
5. Penyediaan bahan
6. Pembuatan shop drawing (Gambar Pelaksanaan)
7. Pembuatan gambar sesuai pelaksanaan (As built Drawing)
8. Pembenahan/perbaikan kembali lingkungan sekitar dan pembersihan lokasi

PASAL 3
PENYEDIAAN TENAGA
1. Selama masa pelaksanaan, Kontraktor Pelaksana harus menyediakan tenaga inti
yang cukup memadai untuk kegiatan ini yang sekurang-kurangnya terdiri atas:
a. 1 (satu) orang project manager, Sarjana Teknik Sipil yang berpengalaman minimal 5
tahun yang selalu ada dilapangan, mempunyai SKA dan NPWP.
b. 1 (satu) orang site manager/ Pelaksana Struktur, sekurang-kurangnya Sarjana muda
D-3 Teknik Sipil yang berpengalaman minimal 3 tahun Atau SMA dengan pengalaman
6 tahun ) yang selalu ada dilapangan, memiliki SKA dan NPWP.
c. (satu) orang pelaksana, Sarjana Muda (D3) Teknik Sipil, berpengalaman 3 thn, atau
SMA sederajat dengan pengalaman kerja 6 tahun, mempunyai SKT.
d. (satu) orang Surveyor, Sarjana Muda (D3) Teknik Sipil yang berpengalaman 3 thn,
mempunyai SKT.
e. 1 (Satu) orang Drafter, minimal STM Bangunan yang berpengalaman 3 thn.
f. 1 (satu) orang tenaga administrasi proyek, SMK berpengalaman 3 tahun.
g. 1 (satu) orang tenaga logistik proyek, STM yang berpengalaman 3 tahun.
h. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja)
dikeluarkan, kontraktor pelaksana sudah harus menyerahkan nama-nama tenaga
yang dipergunakan diatas lengkap dengan curriculum vitae nya serta posisi jabatan
dalam bagan organisasinya.
2. Pada setiap tahapan pekerjaan konstruksi, kontraktor harus menyediakan tenaga
mandor, tukang dan pekerja yang cukup terampil serta cukup jumlahnya, ditambah 1
(satu) orang draftman bila diperlukan untuk pembuatan shop drawing.
3. Kontraktor berkewajiban menambah/mengganti tenaga seperti yang dimaksud pada
butir 1 dan 2 diatas apabila diminta oleh pengawas berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan teknis yang masuk akal. Kelalaian dalam hal ini dapat dikenakan
sanksi/denda kelalaian sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan direksi.
4. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak, Kontraktor harus membuat pengaturannya
sendiri dalam hal pengangkatan semua staf dan tenaga kerja, lokal atau lainnya dan
mengenai pembayaran, perumahan, makan, transportasi dan pembayaran yang
harus dikeluarkan termasuk kompensasi yang harus menjadi haknya berdasarkan
perundang-undangan Republik Indonesia bilamana pekerjaan telah berakhir.
5. Kontraktor tidak akan menawarkan pekerjaan kepada pegawai dari Pemilik Kegiatan
selama masa Kontrak dan setelahnya kecuali dengan seijin tertulis dari Pemilik
Kegiatan.
6. Untuk mendapatkan tenaga Staf dan tenaga kerja pada umumnya, Kontraktor harus
memberikan prioritas utama kepada orang-orang yang tinggal atau berasal dari
tempat lokasi kegiatan.
7. Kontraktor harus menyediakan dan memelihara pada lokasi kegiatan fasilitas
pertolongan pertama dalam kecelakaan yang memadai dan beberapa staf harus
mampu melakukan tugas pertolongan pertama, sesuai dengan keinginan Direksi.
8. Kontraktor akan secepatnya melapor kepada Direksi bila terjadi peristiwa kecelakaan di
lokasi atau dimana saja yang berhubungan dengan Pekerjaan. Kontraktor juga harus

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 3
melaporkan kecelakaan tersebut kepada instansi yang berwenang apabila laporan
tersebut disyaratkan oleh undang-undang.

PASAL 4
PEMBUATAN RENCANA JADUAL PELAKSANAAN
1. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual pelaksana an dalam
bentuk barchart dan Net Work yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan
berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawarannya.
2. Pembuatan Rencana Jadual Pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor Pelaksana
selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan dilapangan pekerjaan.
Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas.
3. Bila selama waktu 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai Kontraktor Pelaksana belum
dapat menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan, maka kontraktor pelaksana harus
dapat menyajikan jadual pelaksanaan sementara minimal untuk waktu 2 minggu pertama
dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan.
4. Selama waktu sebelum rencana jadwal pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana harus
melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan
yang harus dibuat pada saat memulai pelaksanaan. Jadwal pelaksanaan dua mingguan ini
harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

PASAL 5
PENYEDIAAN PERALATAN
1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan/mendirikan barak kerja dan gudang penyimpanan
alat dan bahan bangunan untuk keperluan pekerjaan konstruksi yang kelayakannya akan
dinilai oleh Direksi. Bila Direksi menilai barak/gud ang tersebut tidak layak layak dengan alasan-
alasan teknis, maka Kontraktor Pelaksana harus melakukan perbaikan/penyempurnaan sesuai
dengan petunjuk Direksi.
2. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan/mendirikan barak Direksi (Direksikeet) yang
dilengkapi :
 Meja rapat dengan tempat duduk dalam jumlah yang cukup
 Meja, kursi kerja berlaci dan berkunci
 1 set dokumen kontrak
Direksi keet tersebut harus dibangun dengan persyaratan sebagai berikut :
 Atap : Fiber semen/ atau seng
 Dinding : Dinding tripleks dengan rangka kayu
 Pondasi : Pasangan pondasi batu kali setempat untuk kolom dan rollag batubata/
batako sebagai frame lantai.
 Lantai : rabat beton/Concrete block
 Dilengkapi pula kamar kecil (1,5 x 2 m) beserta penyediaan tendon air bersih dan saluran
pembuangan air kotornya untuk keperluan Direksi dan tamu-tamu Direksi.
3. Kontraktor harus menyediakan air minum yang cukup ditempat pekerjaan untuk para pekerja,
kotak obat yang memadai untuk PPPK, serta perlengkapan-perlengkapan keselamatan
kerja. Bila terjadi kecelakaan ditempat pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus segera
mengambil tindakan penyelamatan. Biaya pengobatan dan lain–lain sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana (dalam hal ini Kontraktor Pelaksana diwajibkan
mengikuti ASTEK).
Semua material yang tersebutkan didalam butir 1, 2 dan 3 diatas setelah selesainya
4. pelaksanaan kembali menjadi milik Kontraktor Pelaksana dan harus dibersihkan dari
lapangan pekerjaan.
5. Daftar Peralatan yang harus dimiliki untuk pelaksanaan kegiatan ini adalah:
No Jenis Alat Jumlah No JenisAlat Jumlah
1 Congkrete Mixer 2 unit 10
3 Teodolidth 1 unit 12
4 Vibro Congcrete 1 unit
5 Truck dump 1 unit
6 Generator set 1500 w 1 unit
7 Water tank / tendon 2200l 1 set
8 Pompa air 1 unit
9

PASAL 6

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 4
PENYEDIAAN BAHAN BANGUNAN
1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan bahan-bahan bangunan yang memenuhi
persyaratan mutu dan jumlah/volumenya sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan konstruksi
sesuai dengan jadual pelaksanaan.
2. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti dibawah ini. Sedangkan
bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan disyaratkan langsung didalam
pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan komponen konstruksi di belakang.
i. Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan
penyiraman guna pemeliharaannya harus air tawar yang bersih tidak mengandung
minyak, garam, asam dan zat organik lainnya yang telah dinyatakan memenuhi
syarat sebagai air untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium. Bila air
yang digunakan dari sumber PDAM, maka tidak lagi diperlukan rekomendasi
laboratorium.
ii. Semen Portland (PC)
Semen Portland yang digunakan adalah PC jenis type I memenuhi SNI (Standar Nasional
Indonesia) harus satu Type, merk berbeda ( semen Kupang, Bosoa, Gerisk, tiga roda,
holicin, maupun tonasa ) dapat digunakan untuk mengatisipasi kesulitan ketersedian
semen di kota Kefamenanu, untuk penggunaan dalam pelaksanaan satu satuan
komponen bangunan, belum mengeras sebagian atau seluruhnya. Penyimpanan harus
dilakukan dengan cara dan didalam tempat (gudang) yang memenuhi syarat untuk
menjamin keutuhan kondisi sesuai persyaratan diatas.

iii. pasir (Ps)


Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran, lumpur,
asam, garam dan bahan organis lainnya yang terdiri atas
 Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut pasir urug.
 Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar adalah
terletak antara 0,075-1,25mm yang lazim dipasarkan disebut pasir pasang.
 Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat
rekomendasi dari laboratorium.
iv. Kerikil (Kr)
Kerikil untuk beton harus menggunakan kerikil dari batu kali hitam pecah, bersih dan
bermutu baik serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syaratsyarat
tercantum dalam PBI 1971.

PASAL 7
PEMBUATAN SHOP DRAWING (GAMBAR KERJA)

A. Shop Drawing (Gambar Kerja) harus dibuat oleh Kontraktor Pelaksana sebelum suatu
komponen konstruksi dilaksanakan bila :
i. Gambar detail konstruksi yang tertuang dalam dokumen kontrak tidak ada atau kurang
memadai.
ii. Terjadinya penyimpangan pelaksanaan (tetapi masih dalam batas teloransi yang
diijinkan) pada konstruksi yang mendahuluianya.
Misalnya : Gambar kerja untuk konstruksi kuda-kuda atap bila terjadi penyimpangan
kedudukan kolom tempat bertumpunya kuda- kuda tersebut.
iii. Konsultan Pengawas memerintahkan secara tertulis, untuk itu demi kesempurnaan
konstruksi.
B. Shop drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas sebelum elemen
konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.

PASAL 8
PEMBUATAN GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN (AS BUILT DRAWING)

A. Sebelum penyerahan pekerjaan I, kontraktor pelaksana sudah harus menyelesaikan


gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri dari :
 Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam
pelaksanaannya
 Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar
perubahan.

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 5
B. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat 1 diatas harus diartikan telah memperoleh
persetujuan Konsultan Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.
C. Gambar sesuai pelaksanaan (asbuiltdrawing )merupakan bagian pekerjaan yang harus
diserahkan pada saat Penyerahan I. Kekurangan dalam hal ini akan berakibat Penyerahan
Pekerjaan I tidak dapat dilaksanakan.

PASAL 9
PEMBENAHAN/PERBAIKAN KEMBALI

1. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan kontraktor pelaksana meliputi:


 Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa pemeliharaan
mengalami kerusakan atau dijumpai kekurang sempurnaan pelaksanaan.
 Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan di luar pekerjaan
pokok yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi (misalnya : jalan,
halaman dan lain sebagainya).
2. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan -bahan sisa
pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksi keet harus dilaksanakan sebelum masa
kontrak berakhir.

PASAL 10
PERATURAN/PERSYARATAN TEKNIK YANG MENGIKAT

Peraturan Teknik yang dikeluarkan / ditetapkan oleh Pemerintah RI :


Apabila tidak disebutkan di dalam RKS dan gambar maka berlaku mengikat peraturan
peraturan di bawah ini :
1. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPBB NI-3/56 1983)
2. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia tahun 1961 (PKKI NI -5)
3. Peraturan Umum Bahan Indonesia (PUBI 1982)
4. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja )
5. Peraturan – peraturan Pemerintah / PERDA Setempat
6. SKSNI-T-15-1991-03
7. Pedoman Perencanaan untuk struktur Beton Bertulang biasa dan Struktur Tembok
Bertulang untuk Gedung 1983.

PASAL 11
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

Persyaratan Teknik Pada Gambar/RKS yang harus diikuti :


A. Apabila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka
gambar detail yang diikuti.
B. Apabila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang
diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan menyebabkan
ketidaksempurnaan/ ketidaksesuain konstruksi harus mendapatkan keputusan Konsultan
Pengawas terlebih dahulu.
C. Apabila terdapat perbedaan antara RKS dan Gambar, maka RKS yang diikuti, kecuali bila hal
tersebut terjadi karena kesalahan penulisan yang jelas mengakibatkan kerusakan/kelemahan
konstruksi, harus mendapatkan keputuasan Konsultan Pengawas.
D. RKS dan gambar saling melengkapi. Bila didalam gambar menyebutkan lengkap
sedangkan RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti, begitu juga sebaliknya.
E. Yang dimaksud dengan RKS dan Gambar di atas adalah RKS dan Gambar setelah
mendapatkan perubahan/penyempurnaan didalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.

PASAL 12
PENELITIAN DOKUMEN PELAKSANAAN

1. Kontraktor Pelaksana berkewajiban meneliti kembali seluruh Dokumen Pelaksanaan secara


seksama dan bertanggung jawab. Apabila didalam penelitian tersebut dijumpai :
 Hal-hal yang disebutkan dalam sub pasal 11 diatas.
 Gambar atau persyaratan pelaksanaan yang tidak memenuhi syarat teknis yang bila
dilaksanakan dapat menimbulkan kerusakan atau kegagalan struktur.

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 6
Maka Kontraktor Pelaksana wajib melaporkannya kepada Konsultan Pengawas secara tertulis
dan menangguhkan pelaksanaannya sampai memperoleh keputusan yang pasti dari
Konsultan Pengawas.
2. Apabila akibat kekurang telitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pemeriksaan
Dokumen Pelaksanaan tersebut yang menyebabkan terjadi ketidak sempurnaan konstruksi
atau kegagalan struktur bangunan, Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan
pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan memperbaiki/
melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan Konsultan Pengawas tanpa ganti
rugi apapun dari pihak-pihak lain.

PASAL 13
JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas segala pekerjaan, pembuatan dan kelalaian
pegawai, pekerja atau pun orang-orang yang mempunyai hubungan kerja dengannya.
2. Kontraktor akan menyediakan peralatan keselamatan seperti diharuskan oleh hukum, yang
diperlukan untuk keselamatan pegawai dan masyarakat (menyediakan helm dan sepatu
lapangan standard proyek untuk keperluan Direksi dan Konsultan Pengawas).
3. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan didalam lapangan,
untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja lapangan.
4. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat syarat
kesehatan bagi semua petugas dan pekerja yang ada di bawah perintah Kontraktor.
5. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih bagii
semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan didalam site, untuk para pekerja
tidak diperkenankan, kecuali untuk penjaga keamanan.
6. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja wajib
diberikan oleh Kontraktor sesuai dengan Peraturan Perundangan yang berlaku.
7. Kontraktor bertanggung jawab atas pembersihan kembali perlengkapan
keselamatan kerja.
8. Kontraktor wajib menyediakan Direksi Keet untuk Konsultan Pengawas dengan
kebutuhan ruang yang cukup untuk :
a. Ruang Konsultan Pengawas.
b. Ruang Pertemuan/Rapat lengkap dengan meja besar dan panjang serta kursi, papan
tulis (white board dan spidol warna).

PASAL 14
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Hak bekerja di lapangan


Lapangan pekerjaan akan diserahkan oleh Pemberi Tugas kepada Kontraktor selama waktu
pelaksanaan dan sesuai dengan keadaan pada waktu peninjauan.
Setiap kelambatan atas penyerahan lapangan ini dapat dipertimbangkan oleh Pengelola
Kegiatan sebagai perpanjangan masa pemeliharaan.
2. Pembagian halaman untuk bekerja
Apabila Kontraktor akan mendirikan bangunan sementara (Direksi-keet Gudang) maupun
tempat penimbunan bahan, maka kontraktor harus merundingkan terlebih dahulu meminta
ijin kepada pengelola Kegiatan tentang penggunaan halaman ini.
3. Kontraktor harus menyediakan kotak obat/PPPK.
4. Jalan masuk ketempat pekerjaan
a. Semua biaya untuk prasarana, fasilitas untuk memasuki daerah pekerjaan serta akomodasi
tambahan diluar Daerah Kerja, menjadi tanggungan Kontraktor.
b. Apabila terjadi kerusakan pada jalan lingkunngan, saluran air atau bangunan lainnya
yang disebabkan adanya pembangunan ini. Kontraktor berkewajiban memperbaiki
kembali, selambat-lambatnya dalam masa pemeliharaan.
c. Kontraktor diharuskan menyiapkan di Lokasi Kegiatan Alat-alat pengaman terhadap
kebakaran dan keamanan kerja lainnya.

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 7
PASAL 15
PEKERJAAN STRUKTUR
PERSYARATAN UMUM UNTUK PEKERJAAN STRUKTUR
1. PERSYARATAN UMUM
2. BAHAN
3. TANAH
4. TOLERANSI PENGUKURAN
5. METODE PELAKSANAAN
6. GAMBAR DETAIL PELAKSANAAN/”SHOP DRAWING”
7. GANGGUAN LINGKUNGAN DAN KERUSAKAN-KERUSAKAN
8. PENGENDALIAN PEKERJAAN

1. PERSYARATAN UMUM
1. 1. Peraturan dan Standard-Standard
Peraturan dan standard-standard yang dipergunakan harus merupakan peraturan
dan standard yang berlaku di Indonesia, antara lain :
i. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI 03 -2847-2002
ii. Standard Industri Indonesia, SII 0013-81, SII 0052-80, SII 0136-84
iii. Standard Mutu Bahan Bangunan Indonesia 1986
iv. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBBI-1982 NI-3)
v. Tata Cara Perencanan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung, SNI 03 -
1726-2002
vi. Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8)
vii. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
viii. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1983
ix. Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh Konsultan Pengawas.
Dalam persyaratan ini, Konsultan Pengawas, Direksi atau Pengawas Proyek yang
ditunjuk oleh Pemilik Proyek untuk bertindak sebagai Pengawas untuk kepentingan
pelaksanaan kontrak pekerjaan.
1. 2. Peraturan dan Standard Lain
Peraturan dan standard lain dapat dipergunakan bila disebutkan secara explisit
didalam syarat-syarat ini, gambar pelaksanaan, atau setelah mendapat persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas.
1. 3. Perhatian Pemborong Pada Gambar-Gambar Pemborong Lain
Pemborong, sesuai petunjuk Konsultan Pengawas, harus memperhatikan gambar
gambar Pemborong lain yang berhubungan dengan pekerjaan yang dilakukan,
sehingga kepentingan semua pihak dapat dilindungi.
1. 4. Pagar Sementara
Pemborong harus menyediakan semua pagar-pagar sementara yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan.
1. 5. Iklan
Pemborong tidak diperbolehkan untuk menempelkan gambar apapun yang
dapat dianggap sebagai iklan pada tempat kerjanya tanpa seijin Konsultan
Pengawas.
1. 6. Perlengkapan Keselamatan Kerja
Pemborong harus menyediakan perlengkapan-perlengkapan keselamatan kerja
maupun perlengkapan-perlengkapan pertolongan pertama.
1. 7. Laporan Kemajuan Kerja
Pemborong harus membuat laporan kerja mingguan pada tiap-tiap permulaan
minggu atau hari lain sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
1. 8. Kamar Kecil
Pemborong harus menyediakan dan memelihara kamar kecil untuk pekerja-
pekerjanya, sesuai dengan syarat-syarat kesehatan yang layak.
1. 9. Penyimpanan Bahan yang Mudah Terbakar
Pemborong harus menyimpan semua bahan yang mudah terbakar seaman
mungkin, sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

2. BAHAN
2. 1. Pasokan Bahan
Semua bahan sebelum dikerjakan/digunakan harus ditunjukkan kepada Konsultan
Pengawas, lengkap dengan ketentuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan
untuk mendapat persetujuan tertulis Konsultan Pengawas.

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 8
Jika dipandang perlu untuk mengadakan penukaran/penggantian maka
bahanbahan pengganti harus telah mendapat persetujuan tertulis Konsultan
Pengawas.
2. 2. Pergantian Pemasok Bahan
Tempat asal/merk pabrik bahan yang digunakan tidak dapat diganti tanpa
persetujuan Konsultan Pengawas.
2. 3. Bahan yang Ditolak
Bahan yang ditolak harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.
2. 4. Kerusakan Bahan yang Disimpan
Pemborong bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpannya,
baik sebelum atau selama pelaksanaan.

3. TOLERANSI PENGUKURAN
Pemborong harus melakukan pengukuran-pengukuran yang cermat dengan peralatan-
peralatan yang memadai untuk mencapai persyaratan toleransi yang ditentukan.

4. METODE PELAKSANAAN
4. 1. Metode Pelaksanaan yang Diatur
Pemborong harus mengikuti metode pelaksanaan yang diatur dalam syarat-syarat
ini.
4. 2. Metode Pelaksanaan Lain
Metode pelaksanaan lain dari yang ada dalam syarat-syarat ini, atau metode
yang tidak disebutkan dalam syarat-syarat ini dapat digunakan setelah terlebih
dahulu diajukan dan disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.

5. GAMBAR DETAIL PELAKSANAAN/”SHOP DRAWING”

5. 1. Gambar Detail Pelaksanaan Sesuai Keadaan Lapangan


Pemborong wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan gambar dokumen kontrak dan keadaan lapangan, untuk
memperjelas detail-detail khusus yang diperlukan pada saat pelaksanaan
dilapangan.
5. 2. Data-Data yang Penting
Shop drawing harus mencantumkan semua data termasuk tipe bahan,
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus.
5. 3. Persetujuan
Shop drawing belum dapat dilaksanakan sebelum mendapatkan persetujuan tertulis
dari Konsultan Pengawas.
5. 4. Perbedaan-Perbedaan
Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya,
pemborong harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan
dimulai.
Pemborong tidak dibenarkan memulai pekerjaan dalam hal terdapat
kelainan/perbedaan seperti tersebut diatas.

6. GANGGUAN LINGKUNGAN DAN KERUSAKAN-KERUSAKAN


6.1. Gangguan Lingkungan
Pemborong harus dengan segala cara menjaga agar gangguan lingkungan yang
terjadi adalah seminimal mungkin.
6.2. Kerusakan Bangunan Sekeliling
Pemborong harus bertanggung jawab akan kerusakan-kerusakan yang mungkin
terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan ini pada bangunan-bangunan maupun
“property” lain sekeliling tempat pekerjaan.
6.3. Perkuatan Sementara dan Perbaikan
Bila dalam pelaksanaan pekerjaan, Pemborong memperkirakan akan terjadi
kerusakan-kerusakan tertentu pada bangunan maupun “property” lain, sebelum
memulai pekerjaan, Pemborong wajib untuk membicarakan cara-cara
menghindari maupun usul-usul perbaikannya kepada Konsultan Pengawas.
6.4. Kerusakan Pekerjaan Lain
Pemborong harus melakukan segala usaha agar tidak terjadi kerusakan pada
struktur ataupun pekerjaan lain yang telah selesai dibuat.
Untuk menghindari segala kemungkinan kerusakan, Pemborong harus
menyampaikan usul urut-urutan pelaksanaan pekerjaan untuk disetujui Konsultan
Pengawas.

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 9
6.5. Tanggung Jawab Penuh Pemborong
Persetujuan Konsultan Pengawas sesuai dengan ayat 073 dan 074 di atas tidak
membebaskan tanggung jawab pemborong terhadap kerusakan yang terjadi,
meskipun pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai dengan usul yang telah
disetujui Konsultan Pengawas.

7. PENGENDALIAN PEKERJAAN
7.1. Tenaga Ahli
Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli atau tukang-tukang yang
berpengalaman. Apabila dipandang perlu, Pemborong dapat diminta untuk
mendapatkan nasehat dari tenaga ahli atas beban biaya pemborong sendiri.
7.2. Tanggung Jawab Penuh Pemborong
Pemborong bertanggung jawab penuh atas kualitas pelaksanaan struktur. Adanya
atau hadirnya Konsultan Pengawas, Pengawas, Konsultan di lapangan tidak
mengurangi tanggung jawab Pemborong.

8. Bekisting
i. Bahan untuk bekisting terdiri atas :
ii. Papan bekisting dari multipleks minimal tebal 9 mm.
iii. Klem bekisting.
iv. Perancah dan penyangga lainnya menggunakan kayu ukuran 5/7 atau
menggunakan scalfoding.
2. Bekisting harus disusun dan dirangkai sedemikian rupa sehingga :
i. Kokoh, tidak rusak atau berubah bentuk akibat beban adukan beton dan atau
tekanan lateralnya pada saat pengecoran.
ii. Tidak menyebabkan adukan beton terurai, dalam hal ini khusus untuk bekisting
kolom disyaratkan tinggi penulangan maksimum adalah 2 cm dari permukaan dasar
yang telah mengeras.
iii. Mudah pembongkarannya tanpa membahayakan konstruksi lain yang sudah selesai
dikerjakan.

9. PERSYARATAN UMUM PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI


i. PEMOTONGAN DAN PEMINDAHAN/PENGURUGAN TANAH
ii. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN UNTUK PERBAIKAN TANAH
iii. PEKERJAAN GALIAN PONDASI DAN URUGAN BAWAH PONDASI/LANTAI
iv. PERLINDUNGAN TERHADAP AIR DAN PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN
v. PONDASI BATU KALI/GUNUNG
A. PEMOTONGAN DAN PEMINDAHAN/PENGURUGAN TANAH
a) Pemotongan
Pekerjaan pemotongan (penggalian) tanah baru dapat dimulai setelah pekerjaan
pengukuran disetujui oleh Manajemen Konstruksi (Konsultan Pengawas). Pekerjaan
pengukuran sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemborong.
Pemotongan (penggalian) mencakup pemindahan tanah serta batu-batuan dan bahan
lain yang dijumpai dalam pekerjaan.
Sebelum pekerjaan pemotongan dan pemindahan (pengurugan) tanah dilakukan,
tanah yang akan digali atau diuruk harus dibersihkan dari sisa-sisa akar dan pepohonan
serta sampah-sampah organik lain.
Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan kembali, serta puing-
puing dan sampah-sampah harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan.
b) Pengurugan
Apabila material urugan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan batu-batu yang
besar bersarang menjadi satu. Semua rongga harus diisi dengan batu –batu kecil dan
tanah yang dipadatkan.
Jika material galian tidak cukup, material tambahan untuk urugan harus didatangkan
dari tempat lain, tanpa tambahan biaya.
Semua bagian/daerah urugan dan timbunan harus diatur berlapis sedemikian,
sehingga dicapai suatu lapisan setebal 15 cm dalam keadaan padat. Tiap lapisan harus
dipadatkan sebelum lapisan berikutnya diurug.

c) Pemadatan
Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat
pemadat/compactor “vibrator type” yang disetujui Konsultan Pengawas/Pengawas.

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 10
Pemadatan dilakukan sampai mencapai hasil kepadatan lapangan tidak kurang dari 90%
dari kepadatan maksimum hasil laboratorium.
Kontraktor harus melaksanakan penelitian kepadatan maksimum terhadap kadar air
optimum (percobaan proctor), minimal satu kali untuk setiap jenis tanah yang dijumpai di
lapangan. Penelitian harus mengikuti prosedur yang umum dipakai yaitu ASTM D-1557-70.
Contoh tanah tersebut harus disimpan dalam tabung gelas atau plastik untuk bukti
penunjukkan/referensi dan diberi label yang berisikan nomor contoh, kepadatan
kering maksimum dan kadar air optimumnya.
B. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN UNTUK PERBAIKAN TANAH
a) Galian
Pekerjaan galian harus dilakukan sesuai dengan gambar perencanaan. Tanah yang
berasal dari pekerjaan galian setelah mencapai jumlah tertentu sesuai dengan petunjuk
pengawas/Konsultan Pengawas harus dikeluarkan dari halaman pekerjaan, kecuali tanah
galian tersebut dapat digunakan untuk pekerjaan lansekap yang tidak disyaratkan
untuk mempunyai daya dukung tertentu.
b) Urugan
Material yang dipakai untuk pengurugan adalah pasir uruk. Kontraktor harus memberikan
contoh pasir urug yang akan dipakai untuk disetujui dan disimpan oleh Konsultan
Pengawas.
Material yang tidak sesuai dengan contoh yang diberikan kepada Konsultan
Pengawas dapat ditolak dan harus segera dikeluarkan dari halaman pekerjaan.
c) Pemadatan
Sebelum pengurugan perbaikan tanah dilakukan, tanah asal harus dipadatkan dengan
alat pemadat/compactor “vibrator type” yang disetujui oleh Pengawas.
Pengurugan dilakukan secara berlapis demikian rupa, sehingga dicapai lapisan padat
setebal 15 cm. Tiap lapisan harus dipadatkan sebelum lapisan berikutnya diurug.

C. PEKERJAAN GALIAN PONDASI DAN URUGAN BAWAH PONDASI/LANTAI


a. Galian
Penggalian tanah harus dilakukan sesuai dengan gambar kerja pondasi dan harus cukup
lebar untuk memperoleh medan kerja yang baik bagi para pekerja, sehingga
pekerjaan dapat berlangsung dengan lancar, dan tanah galian tidak mudah longsor.
Semua bekas akar pohon yang terdapat dibagian pondasi yang akan dilaksanakan
harus dibuang.
b. Pemadatan
Apabila kedalaman penggalian telah mencapai batas yang ditentukan, maka
permukaan dasar lubang galian diratakan dan dipadatkan sebelum diuruk sirtu atau
pasir uruk untuk perbaikan tanah.
c. Genangan Air
Untuk menghindari tergenangnya air pada dasar galian, baik pada waktu
penggalian maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau
pompa lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus.
d. Kerusakan Bangunan Lain ( bila ada )
Kontraktor wajib mengambil langkah-langkah pengamanan terhadap bangunan lain
yang berada dekat dengan lubang galian yaitu dengan memberikan penunjang
sementara pada bangunan tersebut sehingga dapat dijamin bangunan tersebut tidak
akan mengalami kerusakan.
e. Tanah Galian yang Tidak Digunakan
Semua tanah galian yang tidak dapat digunakan untuk pengurugan atau pekerjaan
lansekap, setelah mencapai jumlah tertentu sesuai petunjuk pengawas, harus segera
disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu.
f. Lapisan Beton Rabat dan Urugan Pasir
Lapisan-lapisan di bawah pasangan harus diberikan urugan pasir padat setebal minimum
5 cm.

g. Pengurugan Kembali (Back Filling)


Pengurugan kembali lubang pondasi dilakukan setelah pondasi, dan sloof dicor.
Pengurugan ini diijinkan memakai tanah bekas galian dan harus dipadatkan. Sebelum
dilakukan pengurugan papan bekisting bekas cetakan sloof harus dikeluarkan terlebih
dahulu.
D. PERLINDUNGAN TERHADAP AIR DAN PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN
a. Genangan Air

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 11
Selama pekerjaan berlangsung Pemborong harus dengan semua cara yang disetujui
Pengawas, menjamin agar tidak terjadi genangan-genangan air yang dapat
mengganggu/merusak pekerjaan galian ataupun urugan.
b. Test
Pengawas harus diberitahukan bila penelitian dilapangan untuk menentukan kepadatan
relatif yang sebenarnya sudah dapat dilaksanakan.
Penentuan kepadatan dilapangan dapat mempergunakan salah satu dari cara/
prosedur di bawah ini :
i. “Density of soil in-place by sand-cone method” AASHTO.T.191.
ii. “Density of soil in-place by driven cylinder method” AASHTO.T.204.
iii. “Densiry of soil in-place by the rubber balloon method” AASHTO.T.205. atau cara-
cara lain yang disetujui Konsultan Pengawas.

E. PONDASI BATU KALI/GUNUNG/KARANG


a. Persyaratan
Pasangan Pondasi menerus merupakan pasangan batu Kali /batu Gunung/ Batu Karang.
Persyaratan pelaksanaan pekerjaan pondasi menerus:
Semua pekerjaan pasangan pondasi batu kali / Karang, baru boleh dikerjakan bila galian
tanah sudah diperiksa dan disetujui oleh Direksi/Pengawas.
Sebelum Pekerjaan pondasi dimulai lubang-lubang galian harus kering dan bersih.

Pondasi menerus :
o Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diurug dengan pasir kemudian dengan
batu kosong/aanstamping dari batu karang/gunung/kali setebal 15 cm lebar
disesuaikan dengan gambar detail.
o Batu karang/kali/gunung yang dipakai tidak keropos dan sebelum dipasang harus
dibersihkan dari kotoran dan tanah yang mengandung bahan organis.
o Pasangan pondasi batu karang/gunung/kali ini dibuat dengan adukan spesies 1 PC : 5
pasir.
o Setebal 10 cm dibawah sloof, pasangan pondasi dibuat dengan adukan 1 PC : 3 pasir
dan diberi angker double untuk mengikat sloof dengan pondasi dengan jarak tiap 1,5
m menggunakan besi beton Ø12 mm.
o Semua bidang permukaan pondasi bagian luar diatas tanah yang kelihatan
harus diplester/diberaben dengan adukan 1 PC : 3 pasir kemudian di aci
dengan saus semen sampai kedalaman minimal 15 cm di bawah permukaan
tanah asli.
o Pasir yang dipakai adalah pasir lokal yang telah dicuci.

10. PERSYARATAN UMUM UNTUK PEKERJAAN BETON


A. UMUM
B. SEMEN PORTLAND
C. AGREGAT
D. AIR
E. “ADMIXTURES” DAN “ADDITIVES”
F. CAMPURAN BETON
G. CAMPURAN PERCOBAAN
H. PEMERIKSAAN MUTU BETON DAN MUTU PELAKSANAAN
I. PEKERJAAN ACUAN (BEKISTING)
J. BAHAN-BAHAN LAIN UNTUK ACUAN
K. SPARING, CONDUIT, PIPA-PIPA DAN DETAIL PERTEMUAN DENGAN DINDING BATA
L. PENIMBANGAN BETON (BATCHING)
M. PENCAMPURAN BETON (MIXING)
N. PENGECORAN DAN TRANSPORTASI BETON
O. PENGECORAN BETON PADA TEMPERATUR TINGGI
P. SIAR PELAKSANAAN (“CONSTRUCTION JOINT”)
Q. SIAR PELAKSANAAN HORIZONTAL
R. SIAR PELAKSANAAN VERTIKAL
S. SIAR PELAKSANAAN SISTIM PLAT
T. PERAWATAN BETON
U. BIAYA PENGUJIAN
V. SELIMUT BETON (“BETON DECKING”)
W. STEK UNTUK PENYAMBUNGAN TULANGAN
X. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 12
A. UMUM
a. Persyaratan Umum dari SNI 03-2847-2002
Semua bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ada pada
Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SNI 03 -2847-2002,
Persyaratan Umum untuk Pekerjaan Struktur, syarat-syarat dalam bagian ini dan
dalam Persyaratan Khusus yang ada pada syarat-syarat ini.
Pada dasarnya Persyaratan Umum ini mengacu pada SNI 03-2847-2002 yang
meletakkan tanggung jawab perencanaan, pengetesan dan pengendalian mutu
beton yang di produksi pada pemasok beton. Tetapi untuk menjamin bahwa
tanggung jawab tersebut dilaksanakan dengan baik, Pers yaratan Umum ini
menentukan persyaratan-persyaratan tambahan sebagai berikut :
 Perencanaan Mutu (Mix Design), termasuk karakteristik bahan harus diusulkan
kepada Konsultan Pengawas untuk dievaluasi dan disetujui
 Hasil Pengetesan harus diserahkan untuk dievaluasi oleh pihak (konsultan)
independen
 Jumlah test minimum adalah 15 contoh, sedikit lebih banyak dari jumlah yang
disyaratkan di SNI 03-2847-2002
 SNI 03-2847-2002 mensyaratkan kuat tekan rata-rata perlu, fcave berdasarkan
kuat tekan yang disyaratkan fc sebagai berikut:
Terdapat 15 contoh
fcave = fc + 7.0 untuk fc < 21 MPa
fcave = fc + 8.5 untuk fc 21 MPa sampai 35 MPa
fcave = fc + 10.0 untuk fc > 35 MPa
Terdapat lebih dari 15 contoh, diambil yang terbesar dari:
fcave = fc + 1.16x1.34Sd atau fcave = fc +1.16x2.33Sd-3.5 untuk 5 contoh
fcave = fc + 1.08x1.34Sd atau fcave = fc +1.08x2.33Sd-3.5 untuk 0 contoh
fcave = fc + 1.03x1.34Sd atau fcave = fc +1.03x2.33Sd-3.5 untuk 25 contoh
fcave = fc + 1.00x1.34Sd atau fcave = fc +1.00x2.33Sd-3.5 untuk ≥ 30
contoh
 Sebagian dari test harus dilakukan di laboratorium independen untuk
mengecek hasil test dari pemasok beton
 Pemborong harus menunjuk seorang “Concrete Quality Controller” (CQC)
b. Penunjukkan Concrete Quality Controller (Concrete Acceptor)
Pemborong harus menunjuk seorang Concrete Quality Controller yang bertugas
secara penuh (full time). CQC harus secara pribadi maupun melalui orang lain
yang berada di dalam wewenangnya, memeriksa setiap truk beton sebelum
dicurahkan atau pada permulaan pencurahan. CQC harus mengetahui
sebelumnya persyaratan, volume keseluruhan dan volume kedatangan beton
yang akan digunakan dan harus memeriksa docket pengiriman. CQC harus cakap
melakukan test kelecakan dan pemenuhan kelecakan sesuai dengan syarat yang
ditentukan.
Concrete Quality Controller harus bertanggung jawab atas jumlah test yang harus
dilakukan dan bertanggung jawab bahwa semua contoh test yang disimpan di
lapangan dipelihara dengan baik.

c. Penunjukkan Consulting Concrete Technologist


Bila dipandang perlu Konsultan Pengawas akan menunjuk Consulting Concrete
Technologist (OCT) untuk melakukan evaluasi mutu beton dan atau hasil test
maupun laporan yang disampaikan oleh pemborong.

B. SEMEN PORTLAND
a. Jenis Semen
Kecuali ditentukan dalam Persyaratan Khusus, Semen Portland (PC) yang
digunakan adalah semen portland jenis II SII 0013-81 atau type I menurut ASTM,
produksi Semen Kupang, Gresik, Tiga Roda,Bosoa, Tonasa, Cibinong atau PC lain, yang
selain itu juga harus memenuhi syarat-syarat yang ada pada SNI 03-2847-2002.
Merk yang akan dipakai harus dirunding dan disetujui terlebih dahulu secara tertulis
oleh Konsultan Pengawas. Merk yang dipilih dan disetujui oleh Konsultan Pengawas
tidak dapat ditukar dalam pelaksanaan kecuali dengan persetujuan tertulis
sebelumnya dari Konsultan Pengawas/ Pengawas. Dalam hal merk semen yang telah
disetujui tidak terdapat dipasaran, merk semen dapat diganti hanya bila Pemborong
memberikan jaminan dengan data-data teknis bahwa mutu semua semen
penggantinya adalah setaraf dengan mutu semen yang telah disetujui sebelumnya.
b. Penyimpanan Semen

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 13
Penyimpanan semen harus dilakukan sebaik mungkin sehingga terhindarkan dari
kemungkinan kerusakan karena hidratasi atau pengotoran bahan asing lainnya.
c. Semen dalam Bungkus Kantong
Semen dalam bungkus kantong harus disimpan dalam gudang tertutup, terhindar dari
basah atau kemungkinan menjadi lembab, terjamin tidak akan rusak dan atau
tercampur dengan bahan lain.
Penyimpanan semen dari berbagai jenis harus dikelompokkan sedemikian rupa
hingga mencegah kemungkinan tertukarnya satu jenis semen dengan jenis yang
lainnya. Urutan penyimpanan di gudang harus diatur agar semen yang lebih dahulu
masuk gudang dipakai lebih dahulu pula.
d. Semen Curah
Semen curah harus disimpan di dalam silo yang terbuat dari baja atau beton, dan
harus terhindar dari kemungkinan tercampur dengan bahan lain.
e. Kualitas Semen yang Disimpan
Apabila semen telah tersimpan lama dan mutunya diragukan, maka sebelum
diberikan ijin untuk dipakai harus dibuktikan terlebih dahulu bahwa semen tersebut
masih memenuhi syarat standard.
f. Uniformitas
Semen yang digunakan untuk satu macam pekerjaan harus keluaran pabrik yang
sama dan merupakan hasil produksi yang tidak berbeda lebih dari satu bulan.
g. Kondisi Kantong Semen Sebelum Dipakai
Kondisi semen yang akan digunakan tidak boleh rusak jahitannya sebelum sampai ke
tempat pekerjaan.

C. AGREGAT
a. Jenis Agregat
Agregat harus merupakan bahan bangunan yang didapatkan dari alam, dan
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam SNI 03-2847-2002, kecuali
ditentukan lain. Pemborong harus memberitahukan kepada Pengawas tempat
pengambilan agregat sebelum pekerjaan di mulai dan atas permintaan
Pengawas, menunjukkan bukti-bukti mengenai mutu dan ke konsistenan mutu
agregat tersebut.
Kandungan garam dalam agregat yang digunakan dalam Struktur Beton
Bertulang, yang dinyatakan dalam persentasi anhydrous calcium chloride ekivalen
terhadap berat semen yang akan digunakan harus kurang dari 1%. Kandungan
garam dalam agregat yang digunakan dalam Struktur Beton Pratekan Pratarik (pre-
tensioned), yang dinyatakan dalam persentasi anhydrous calcium chloride
ekivalen terhadap berat semen yang akan digunakan harus kurang dari 0.1%.
Batasan ini juga berlaku bagi Struktur Beton Pratekan Pascatarik (posttensioned)
kecuali bila terdapat jaminan bahwa tidak terjadi kebocoran pada selongsong
yang digunakan dan dilakukan grouting.
Agregat yang didapat dari laut tidak dapat dipakai.
Bila penggunaan Additive yang mengandung Calsium Chloride disetujui, jumlah
additive yang digunakan harus dijaga agar syarat-syarat tersebut diatas dapat
dipenuhi.
b. Pasir
Pasir beton yang digunakan harus merupakan butir-butir yang bersih, kasar dan
tajam, tidak mengandung bahan-bahan organis dan memenuhi syarat-syarat lain
dalam SNI 03-2847-2002. Untuk pasir beton sama sekali tidak boleh digunakan pasir
laut.
c. Batu Pecah
Untuk pekerjaan beton dapat digunakan batu pecah dengan ukuran sesuai “mix
design” dengan ukuran tidak lebih dari 3.0 cm dan tidak lebih dari seperempat
tebal beton yang terkecil dari bagian struktur yang bersangkutan serta memenuhi
syarat-syarat lain dalam SNI 03-2847-2002.
Batu pecah harus dicuci agar bersih dari bahan organis dan kotoran -kotoran lain.
d. Penyimpanan Agregat
Agregat yang dipakai harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak kotor.
Agregat dari jenis dan ukuran berbeda harus disimpan di tempat yang terpisah.

D. AIR
a. Kualitas
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam alkali, dan bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 14
menurunkan mutu pekerjaan. Bilamana mungkin harus digunakan air Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM).
b. Ketersediaan Air PDAM
Bila air PDAM tidak tersedia, maka air yang akan digunakan atas biaya
pemborong harus diperiksa terlebih dahulu dan dinyatakan memenuhi syarat
untuk diminum oleh laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.

c. Kualitas Minimal
Air yang akan dipergunakan minimal harus memenuhi syarat-syarat dibawah ini :
Kualitas Air
Item Syarat
Jumlah suspended solids ≤ 2g/l
Jumlah soluble evaporation residue ≤1g/l
Perbedaan waktu ikat dari semen waktu ikat awal tidak lebih dari 30
menit
waktu ikat akhir tidak lebih dari 60
Perbedaan kekuatan lentur dan meni
tekan dari mortar dibandingkan
dengan control mortar tidak kurang dari 90% pada usia 7 hari

E. “ADMIXTURES” DAN “ADDITIVES”


Kecuali ditentukan dalam Persyaratan Khusus, pada umumnya dengan pemilihan
bahan-bahan yang seksama, cara mencampur dan mengaduk yang baik dan
cara pengecoran yang cermat tidak diperlukan penggunaan sesuatu bahan
“admixture” maupun “additive”.
Jika penggunaan “admixture” maupun “additive” masih dianggap perlu,
pemborong harus terlebih dahulu mengajukan contoh untuk mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Pengawas. Untuk itu pemborong mengusulkan nama
dan jenis admixture atau additive disertai keterangan tujuan penggunaan, datadata
bahan, nama pabrik produksi, jenis bahan mentahnya, cara-cara pemakaian dan
keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.

F. CAMPURAN BETON
a. Mutu Beton
Mutu Beton dinyatakan dalam kekuatan tekan karakteristik yang diperoleh dari
pemeriksaan benda silinder Ø15x h 30 cm pada umur 28 hari sesuai dengan S NI 03-
2847-2002.
b. Kadar Semen
Campuran beton harus mempunyai kadar semen minimum 300 kg/m3 beton,
tetapi tidak boleh melebihi 550 kg/m3 beton.
c. Beton Struktural
Beton yang digunakan untuk elemen struktur adalah beton siap pakai (“ready mix
concrete”) Bila karena suatu dan lain hal mendapat persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas, pemborong tidak dapat menggunakan beton siap pakai,
pemborong harus membuat campuran percobaan (“trial mix”) dengan bahan -
bahan yang akan dipakai dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, untuk
menunjukkan bahwa mutu beton dan kelecakan (“workability”) yang disyaratkan
dapat dicapai dengan campuran yang direncanakan.
d. Beton Non Struktural
Beton non struktural diperbolehkan memakai campuran dengan mesin pengaduk,
tetapi dalam keadaan apapun tidak diperbolehkan memakai campuran yang
diaduk secara manual.
e. Kelecakan
Kelecakan beton harus diukur dengan menggunakan “slump test” sesuai
dengan SNI 03-2847-2002.
Kelecakan harus diatur sedemikian rupa sehingga dengan metode pelaksanaan
yang dipilih dapat diperoleh beton yang monolit dan tidak berongga.

G. CAMPURAN PERCOBAAN
a. Umum
Bila tidak digunakan beton siap pakai maka harus dilakukan campuran
percobaan sesuai dengan SNI 03-2847-2002, kecuali terdapat data-data autentik
bahwa dengan campuran yang diusulkan dan bahan-bahan yang akan dipakai

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 15
serta metode yang digunakan, pemborong dapat menghasilkan beton dengan
mutu dan kelecakan yang disyaratkan.
Pembebasan dari pembuatan campuran percobaan harus diusulkan dan disetujui
secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.
b. Campuran Percobaan Pendahuluan
Bila disyaratkan sehubungan dengan ayat 071, sebelum melakukan pengecoran
Pemborong harus melakukan campuran percobaan pendahuluan dalam
keadaan produksi sesungguhnya, atau bila hal ini tidak memungkinkan,
melakukan percobaan di laboratorium yang disetujui Konsultan Pengawas dengan
contoh yang cukup untuk mewakili agregat dan semen yang akan digunakan.
Kecuali disetujui lain, untuk tiap mutu beton harus dibuat 9 kubus percobaan, 3
untuk pengetesan pada umur 3 hari, 3 tujuh hari dan 3 untuk 28 hari.
c. Campuran Percobaan Pada Masa Pengerjaan
Bila campuran percobaan disyaratkan setelah pekerjaan dimulai, maka
campuran percobaan harus dilakukan dalam keadaan produksi sesungguhnya
sesuai dengan prosedur yang diatur dalam ayat 072.
d. Kelecakan
Kelecakan beton harus diukur dengan slump test sesuai dengan SNI 03-2847-2002,
sedangkan Mortar Factor dan Mix Suitability Factor harus diperhatikan.
Kelecakan harus sedemikian rupa, sehingga dengan cara pelaksanaan yang
disetujui dapat dilakukan pengecoran beton dengan mudah sehingga dapat
dihasilkan beton yang monolit tanpa keropos.
e. Standard Penerimaan
Bila tidak ditentukan lain, maka standard penerimaan campuran percobaan
adalah sesuai dengan SNI 03-2847-2002.
f. Perubahan Campuran
Bila suatu campuran telah disetujui, tidk boleh dilakukan perubahan –perubahan
dalam perbandingan campuran, asal semen dan agregat, jenis, ukuran ataupun
grading. Bila karena sesuatu hal harus dilakukan perubahan, test baru dapat
diminta untuk dilakukan.

H. PEMERIKSAAN MUTU BETON DAN MUTU PELAKSANAAN


a. Pengambilan Contoh
Pengambilan contoh beton harus dilakukan dengan cara dan dalam jumlah yang
sesuai dengan SNI 03-2847-2002.
Mengingat W/C factor yang sesuai disini adalah sekitar 0.50-0.55 maka pemasukan
adukan ke dalam cetakan benda uji dilakukan menurut SNI 03-2847-2002 tanpa
menggunakan penggetar.
Pada tahap awal pembetonan pendahuluan harus dibuat minimum 1 benda
uji per 5 m3 volume adukan beton hingga diperoleh 15 benda uji yang
pertama sesuai dengan syarat SNI 03-2847-2002.
b. Contoh Beton Kerja
Pemborong harus melakukan pengetesan contoh beton yang diambil pada
laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Pemborong harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton
termasuk nilai karakteristiknya dengan disertai/dilampiri sertifikat pengujian dari
laboratorium.
Pemborong harus menyimpan semua hasil pengetesan mutu be ton maupun mutu
bahan dengan catatan yang jelas untuk lokasi yang mana beton/bahan tersebut
dipakai.
c. Standard Penerimaan
Standard penerimaan mutu beton dan mutu pelaksanaan adalah sesuai dengan SNI
03-2847-2002.
d. Test Kelecakan/Slump Test
Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, persyaratan nilai minimum
adalah 10 cm dan maksimum adalah 20 cm Slump lebih besar dari 20 cm dapat
diterima bila diberikan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

I. PEKERJAAN ACUAN (BEKISTING)


a. Bahan
Acuan yang dipergunakan dapat dibuat dari kayu, beton, baja, scapolding atau
pasangan bata diplester.
b. Perencanaan

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 16
Pemborong harus merencanakan acuan sedemikian rupa sehingga tidak ada
perubahan bentuk dan cukup kuat menampung beban-beban sementara
maupun pelaksanaan.
Perencanaan acuan dan konstruksinya harus dapat menahan beban -beban,
tekanan lateral dan tekanan yang diizinkan seperti pada “Recommended
Practice for Concrete Formwork” (ACI 347-68) dan peninjauan terhadap beban
angin dan lain-lain peraturan yang dikontrol terhadap Peraturan Pembangunan
Pemerintah Daerah Setempat.
Semua acuan harus diberi penguat datar silang sehingga kemungkinan
bergeraknya acuan selama pelaksanaan pekerjaan dapat dihindarkan.
Acuan juga harus cukup rapat untuk mencegah kebocoran bagian cairan dari
adukan beton (mortar leakage).
Susunan acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa
sehingga memungkinkan dilakukannya kemudahan inspeksi oleh pengawas.
Penyusunan acuan harus sedemikian rupa sehingga pada waktu
pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada bagian maupun
keseluruhan beton hasil pengecoran.
c. Pemeriksaan
Pada bagian terendah (dari setiap tahap pengecoran) dari acuan kolom atau
dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
d. Pembersihan Sebelum Pengecoran
Acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dulu sebelum pengecoran. Harus
diadakan tindakan untuk menghindarkan terkumpulnya air pembasahan tersebut
pada sisi bawah.
e. Ketelitian
Pemborong bertanggung jawab penuh terhadap kekuatan acuan dan
penyanggahnya serta ketelitian penempatan dan dimensinya.
f. Toleransi
Toleransi dimensi untuk pemasangan acuan harus memenuhi syarat di bawah ini :
Toleransi dari jarak datum line dari setiap lantai sampai pada elemen beton yang
di tuju ± 3 cm
Toleransi penampang balok, kolom, dinding -0.5 + 2.0 cm
Toleransi ketebalan lantai dan atap beton -0.0 + 2.0 cm
g. Pembongkaran
Pembongkaran acuan sepanjang tidak ditentukan lain dalam gambar , harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas dan mengikuti
pasal 8.2 SNI 03-2847-2002

J. BAHAN-BAHAN LAIN UNTUK ACUAN


a. Alat Penyambung
Alat-alat penyambung yang dipakai harus memenuhi syarat tegangan yang
ditentukan oleh pabrik pembuatnya dengan pembuktian test kekuatan.
b. Release Agent
Untuk mempermudah pembongkaran acuan, dapat digunakan “release agent”.
“Release agent” yang dipakai tidak boleh memberi pengaruh buruk pada kwalitas
beton atau mempengaruhi ikatan antara beton dengan material-material finishing
dan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
c. Lantai Kerja
Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung di atas tanah,
harus dibuatkan lantai kerja dari beton lunak dengan campuran perbandingan
volume semen : pasir : koral = 1:3:5.

K. SPARING, CONDUIT, PIPA-PIPA DAN DETAIL PERTEMUAN DENGAN DINDING BATA


a. Penempatan
Letak dari sparing, conduit, pipa-pipa disyaratkan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu/mengurangi kekuatan struktur dan tidak diizinkan berpotongan
dengan besi tulangan.
Tempat lokasi dari sparing, conduit, pipa-pipa harus sesuai dengan gambar dan
bilamana belum dicantumkan ataupun menyimpang dari gambar, Pemborong
harus memberitahukan dan mengusulkan serta minta persetujuan tertulis
sebelumnya dari Konsultan Pengawas.
Semua sparing, conduit, dan pipa harus dipasang sebelum pengecoran dan
kedudukannya harus cukup kuat sehingga tidak akan bergeser pada saat
pengecoran beton.

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 17
b. Penulangan Praktis untuk Dinding Bata
Penulangan kolom praktis dan balok praktis untuk dinding bata harus dihitung
berdasarkan ”face load” yang diterima dinding tersebut akibat beban gempa
dan beban angin. Sedikitnya setiap 12 m2 dinding harus dikelilingi oleh kolom dan
balok praktis.
Dinding tersebut harus dijangkarkan dengan jarak antara 75 cm, dan panjang
jangkar minimum 30 cm dengan diameter 8 mm.

L. PENIMBANGAN BETON (BATCHING)


a. Umum
Kecuali ditentukan lain, persyaratan dalam ayat 122, 123 dan 124 harus dipe nuhi.
b. Ketelitian Timbangan dan Alat Ukur
Timbangan dan alat ukur air harus dipelihara setiap waktu sehingga tercapai batas
ketelitian tertentu yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
c. Toleransi Berat
Berat tiap-tiap ukuran agregat dan semen tidak boleh lebih atau kurang dari 2% dari
berat masing-masing setelah memperhitungkan kandungan air dalam agregat.
d. Kadar Air Agregat
Kadar air agregat harus diukur sesaat sebelum pencampuran agregat dan harus selalu
dilakukan untuk menjamin konsistensi campuran.

M. PENCAMPURAN BETON (MIXING)


a. Jenis Mixer
Mixer harus dari jenis batch kecuali ditentukan lain dan ditunjukkan bahwa mixer
yang lain tersebut dapat memenuhi kinerja yang dikehendaki.
b. Toleransi Kisi Pengaduk
Kisi pengaduk harus selalu dipelihara sehingga toleransi yang ditentukan oleh
pabrik pembuatnya dapat selalu dipenuhi. Kisi pengaduk harus segera diganti bila
toleransi tersebut tidak dapat dipenuhi lagi.
c. Pembersihan Kisi Pengaduk
Mixer yang tidak dapat dipakai lebih dari 30 menit harus segera dicuci
bersihbersih sebelum dapat dipakai mengaduk batch yang lain.

N. PERAWATAN BETON
a. Umum
Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, pengaruh hujan dan dihindarkan
terjadinya proses penguapan kandungan airnya dalam kurun waktu yang cepat.
b. Waktu Perawatan
Hasil pengecoran beton harus sering dibasahi paling sedikit untuk selama 10 hari
berturut-turut setelah selesainya pengecoran.
c. Curing Compound
Penggunaan “Curing Compound” harus dikonsultasikan kepada dan mendapat
persetujuan tertulis Konsultan Pengawas.

O. BIAYA PENGUJIAN
Seluruh biaya pengujian bahan baik beton maupun baja tulangan menjadi
tanggungan Pemborong.

P. SELIMUT BETON (“BETON DECKING”)


a. Selimut Beton Minimum
Beton decking (selimut beton) minimal yang diijinkan adalah 2.5 cm, kecuali
ditentukan lain dalam Syarat-Syarat Khusus.
b. Tahu Beton
Untuk mendapatkan beton decking yang ditentukan, besi beton yang
terdekat dengan acuan harus diganjal dengan tahu beton.
Pemasangan tahu beton ini harus diikat dengan kuat dengan menggunakan
bendrat yang tertanam dengan baik pada tahu beton, pada besi tulangan.
c. Ukuran Tahu Beton
Ukuran tahu beton ini adalah 5cm x 5cm x 2.5cm, terbuat dari campuran
1PC : 4Pasir.

Q. STEK UNTUK PENYAMBUNGAN TULANGAN


a. Umum

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 18
Baja tulangan yang dipakai untuk stek harus mempunyai penampang dan jumlah
sama dengan tulangan yang disambung.
b. Panjang Stek Minimum
Panjang stek minimal 40 x penampang baja tulangan utama untuk panjang
penerusan.
Perletakan baja stek harus dijaga agar tetap lurus dan tidak dapat
digerakgerakkan agar tidak merusak struktur.

R. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR


Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas hasil konstruksi. Adanya persetujuan
atau hadirnya Konsultan Pengawas, Pengawas atau Konsultan Perencana di lapangan
selaku wakil dari Pemberi Tugas tidaklah mengurangi tanggung jawab Kontraktor.

11. PERSYARATAN KHUSUS UNTUK PEKERJAAN BETON


A. UMUM
B. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan beton terbagi atas bagian pekerjaan beton bertulang yang berfungsi
sebagai struktur konstruksi dan bagian beton tanpa tulangan atau sekedar diberi tulangan
susut yang hanya sebagai pelindung dan pengaku struktur kolom-kolom konstruksi sesuai
dengan gambar rencana dan detailnya.
C. Mutu bahan yang dipakai.
Semen : Untuk mendapatkan mutu beton yang homogen, maka semen yang
digunakan harus dari satu jenis merk yang telah disetujui oleh
Direksi/Pengawas.
Pasir : Berbutir kasar dan keras, Ukuran Ø 1 - 5 mm, toleransi kandungan organis < 5 %
Kerikil : Digunakan kerikil pecah dengan ukuran Ø 2 – 4 cm. Kerikil harus padat dan keras
kandungan kadar Lumpur < 1%
Besi : Mutu baja tulangan U-24 Besi beton yang dipakai harus bersih dan tidak berkarat.
Kawat : Pengikat tulangan beton dipakai kawat khusus pengikat beton.
Air : Air untuk campuran beton harus bersih dan netral.
D. Standar dan pembuatan mutu beton
Standar dan pembuatan mutu beton yang harus diikuti adalah Peraturan Beton
Indonesia (PBI) tahun 1971 beserta semua tambahan dan perubahannya.
D. 1. Komposisi campuran beton.
Beton dibuat dengan campuran IPc : 2Psr : 3Krl untuk beton bertulang dan
campuran 1Pc : 3Psr : 5Krl untuk beton tidak bertulang/rabat beton.
D. 2. Penyanggah beton .
Untuk menyanggah besi beton dibuat beton decking dengan campuran 1
Pc:3Psr ukuran 50x50x25mm.
D. 3. Dimensi/ukuran.
i. Dalam pelaksanaannya, seluruh ukuran beton baik pembesian
maupunpenampangnya harus sesuai dengan gambar rencana dan detail.
ii. Kontraktor harus membuat daftar tulangan dan sengkang (beugel) yang akan
dipergunakan untuk tiap bagian pekerjaan beton bertulang dalam pekerjaan
ini.
iii. Daftar tersebut harus sesuai dengan jumlah dan ukuran besi tulangan
beton yang akan didatangkan ke lokasi pekerjaan.
D. 4. Teknis Pelaksanaan.
 Dalam melaksanakan pekerjaan beton, Kontraktor wajib mentaati segala
petunjuk Direksi/Pengawas.
 Bila terjadi kesalahan sehingga merugikan konstruksi karena Kontraktor
mengabaikan perintah/petunjuk Direksi/Pengawas, maka seluruh kesalahan
tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
 Seluruh pembesian harus terlebih dahulu mendapat persetujuan
Direksi/Pengawas sebelum dilakukan pengecoran
 Pekerjaan yang salah harus dibongkar dan dilakukan pengecoran ulang
dengan adukan yang memenuhi persyaratan sesuai petunjuk
Direksi/Pengawas.
 Untuk pemasangan tulangan pada sambungan sudut baik kolom, sloof
dan ringbalk/balok tulangan harus ditekuk dengan sudut 90 0 dengan
panjang penyaluran sepanjang 40 D (diameter tulangan). Contoh bila
tulangan pokoknya Ø 12 berarti panjang penyaluran/tekukan tulangan adalah
40 x 1,2
 cm = 48 cm.

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 19
 Setiap perubahan harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari
Direksi/Pengawas.
D. 5. Jadwal pelaksanaan
 Jadwal pelaksanaan pengecoran beton harus dilaporkan secara tertulis
oleh Kontraktor kepada Direksi/Pengawas selambat-lambatnya 2x24 jam
sebelum pelaksanaan pengecoran, guna dilakukan pengecekan
tulangan/pembesian oleh Direksi/Pengawas.
 Pembongkaran perancah/begesting dilakukan setelah mendapat ijin dari
Direksi/Pengawas.
D. 6. Perawatan beton.
Setelah beton dicor maka Kontraktor diharuskan untuk melaksanakan tugas
perawatan selama proses pengerasan beton yaitu dengan cara menyiram,
beton yang telah kering setiap satu jam atau dengan petunjuk Direksi/Pengawas.

Pasal 16.
SYARAT-SYARAT TEKNIK PELAKSANAAN KONSTRUKSI DINDING

A. LINGKUP PEKERJAAN
Termasuk didalam lingkup pekerjaan konstruksi ini adalah juga pekerja anpekerjaan
persiapan guna pelaksanaan pasangan dinding, penyediaan tenaga, bahan material, dan
peralatan untuk pekerjaan pemasangan dinding sisi luar setiap bangunan. Lingkup
pekerjaan konstruksi pasangan dinding ini meliputi :
a. Pekerjaan Pasangan Dinding Batubata/ batako
b. Pekerjaan Dinding Partisi
B. PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATUBATA / BATAKO , canstain/ pot tanaman dll
a. Lingkup Pekerjaan.
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan pasangan dinding batu bata / batako ini
penyediaan tenaga, bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan-
pekerjaan pasangan dinding batubata/ batako pada dinding ruang KM/WC atau
sesuai gambar rencana. Pasangan dinding dimaksud terdiri atas :
 Pasangan dinding batubata/ batako pada umumnya
 Pasangan dinding batubata/ batako trasraam
b. Bahan yang Digunakan.
Bahan utama yang digunakan dalam pekerjaan pasangan dinding batubata/
batako ini adalah :
 Batubata ukuran standar, bakaran kayu, mutu baik
 Batako ukuran standar campuran semen pasir di pres mutu baik
 Semen type I
 Pasir pasang
c. Pelaksanaan Pasangan Dinding Batubata/ batako Pada Umumnya.
 Pasangan dinding batubata/ batako pada umumnya adalah pasangan
batubata/ batako 1/2 batu dengan perekat (spesi) campuran 1PC : 5Ps.
Dilaksanakan pada seluruh bagian dinding yang disebutkan dalam gambar
rencana, kecuali yang disebut sebagai pasangan trasraam. Pasangan bata 1PC :
3PS dilakukan pada :
 Setinggi 40 cm dari muka lantai setempat pada dinding gedung utama,
kecuali dinding km/wc.
 b. Setinggi 150 cm dari muka lantai setempat pada dinding km/wc
 c. Seluruh dinding power house.
Pasangan bata/ batako 1PC : 5PS dilaksanakan pada selain tersebut diatas.
 Sebelum dipasang batubata/batako harus direndam air hingga kenyang.
 Seluruh pekerjaan pasangan harus dibuat lurus baik secara vertical maupun
secara horisontal, sehingga menghasilkan bidang-bidang yang betul-betul rata.
 Setiap luas pasangan dinding 1/2 bata termasuk pasangan trasraamnya
mencapai 12 m² sudah harus dipasang frame-frame yang berupa kolom-
kolom beton praktis dan balok-balok beton praktis.
 Tinggi pasangan termasuk pasangan trasraamnya untuk setiap hari
pelaksanaan tidak boleh melebihi 1 m.
 Pasangan dinding yang telah mengering harus selalu dipelihara dengan
disirami air minimal 1 kali setiap 2 hari.

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 20
Pasal 17.
SYARAT-SYARAT TEKNIK PELAKSANAAN KONSTRUKSI PINTU DAN JENDELA

A. LINGKUP PEKERJAAN
Termasuk didalam lingkup pekerjaan konstruksi ini adalah juga pekerjaan pekerjaan
persiapan guna pelaksanaan pintu dan jendela penyediaan tenaga, bahan
material, dan peralatan. Secara keseluruhan lingkup pekerjaan konstruksi pasangan
pintu dan jendela ini meliputi :
 Pekerjaan Kusen
 Pekerjaan Pintu
 Pekerjaan Jendela
 Pekerjaan Kaca

B. PEKERJAAN KUSEN
a. Lingkup Pekerjaan.
Termasuk didalam lingkup pekerjaan konstruksi pintu dan jendela ini penyediaan
tenaga, bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan
pemasangan Kusen.
b. Bahan yang Digunakan.
Bahan yang dipakai untuk kosen pintu adalah aluminium warna coklat tua.
c. Pelaksanaan.
Dalam pelaksanaan pekerjaan kosen harus mengacu hal-hal sebagai berikut:
 Semua pekerjaan harus dilakukan oleh tukang-tukang dengan standart
pengerjaan yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
 Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah.
 Semua detail pertemuan harus runcung (adu manis) halus dan rata bersih dari
goresan-goresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi permukaan.
 Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan
persyaratan teknis yang benar.
 Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam
galvanized.
 Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kosen
telah terpasang maka kosen tersebut harus dilindungi agar kosen tetap
terjamin kebersihannya.
C. PEKERJAAN PINTU
a. Lingkup Pekerjaan.
Termasuk didalam lingkup pekerjaan konstruksi pintu dan jendela ini penyediaan
tenaga, bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan
pemasangan pintu Aluminium isian kaca untuk pintu pada umumnya
b. Bahan yang Digunakan.
Bahan yang dipakai untuk Daun pintu terdiri atas :
 Kaca tempered fremlees tebal 12 mm ( pintu utama)
 Papan Kayu kelas 1I atau setara yakni papan kayu jati berkualitas atau
kayu meranti yang berkualitas. Jangan menggunakan jenis kayu yang masih
muda umurnya karena akan berakibat perubahan bentuk
 Daun pintu engineering door pabrikasi
c. Pelaksanaan.
 Pintu Panil Kayu :
 Daun pintu engineering door pabrikasi
 Pelaksanaan daun pintu Panil mengacu pada persyaratan pelaksanaan
pekerjaan Kusen Pasal 17. Sub pasal 17.2. diatas.
 Engsel untuk daun pintu menggunakan Engsel untuk daun pintu kayu
dengan type engsel yang berkualitas SNI .
 Seluruh daun pintu dilengkapi kunci pintu silinder SES 2 x putar,.
 Handel pintu atau handel tarik menggunakan pegangan pintu untuk
pintu alumunium.
 Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan sesuai gambar, baik perletakan,
bentuk masing-masing type serta ukurannya
D. PEKERJAAN JENDELA
a. Lingkup Pekerjaan.

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 21
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan konstruksi jendela ini penyediaan tenaga,
bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan pemasangan Daun
Jendela.
b. Bahan yang Digunakan.
Bahan yang dipakai untuk daun Jendela kayu kelas 1 menggunakan Engsel
dan Hak angin. Daun jendela alumunium secara umum adalah menggunakan
daun pintu kayu warna di sesuakan pada gambar kerja.
c. Pelaksanaan.
 Pelaksanaan daun jendela mengacu pada persyaratan pelaksanaan
pekerjaan Kusen.
 Seluruh daun jendela dilengkapi grendel.
 Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan sesuai gambar, baik perletakan,
bentuk masing-masing type serta ukurannya.
E. PEKERJAAN KACA
a. Lingkup Pekerjaan.
Termasuk didalam lingkup pekerjaan konstruksi pintu dan jendela ini penyediaan
tenaga, bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan
pemasangan kaca pintu dan jendela.
b. Bahan yang Digunakan.
Bahan yang digunakan adalah Kaca Bening t. 5mm,
c. Pelaksanaan.
 Kaca dipasang pada pintu dan jendela sesuai gambar.
 Kaca yang mengalami kerusakan selama masa pelaksanaan konstruksi harus
diganti oleh kontraktor pelaksana.
 Pemotongan dan pemasangan kaca harus menggunakan alat khusus dan
tukang yang ahli dalam bidangnya.
 4. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan sesuai gambar, baik perletakan,
bentuk masing-masing type serta ukurannya.

Pasal 18.
SYARAT-SYARAT TEKNIK PELAKSANAAN KONSTRUKSI PLAFOND

A. LINGKUP PEKERJAAN
Termasuk didalam lingkup pekerjaan konstruksi plafond ini adalah juga pekerjaan
pekerjaan persiapan guna pelaksanaan pasangan plafond, penyediaan tenaga,
bahan material, dan peralatan. Secara keseluruhan lingkup pekerjaan plafond ini
meliputi:
 Pekerjaan Plafond
B. PEKERJAAN PLAFOND
a. Lingkup Pekerjaan.
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan plafond ini penyediaan tenaga, bahan
material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan pemasangan
plafond di seluruh ruangan.
b. Bahan yang Digunakan.
Bahan utama yang digunakan dalam pekerjaan plafond ini adalah:
 Kayu lapi/ tripleks/ 6 mm, .
 Rangka plafond memanfaatkan posisi usuk ( usuk akan di ekspose sehimgga
rangka terlihat )
c. Pelaksanaan Plafond
 Tripleks dipasang pada rangka kayu usuk 5/7 mempergunakan sekrup.
 Usuk harus sudah di serut / ketam dan terlihat rapi sejajar sehingga posisi
triplek menjadi rata.
 Pemasangan paku atau sekerup harus diberi jarak 10 mm (minimal) dan
maksimal 16 mm dari pinggir tipleks .
 Jarak antara paku atau sekerup pada bagian tepi triplek berjarak 30
cm.
 Sambungan pada pemasangan antara satu triplek dengan triplek berikutnya
harus serapat mungkin dan berada tepat pada as Usuk.

Pasal 19.
SYARAT-SYARAT TEKNIK PEKERJAAN PLESTERAN dan BENANGAN

A. LINGKUP PEKERJAAN.

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 22
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan plesteran dan benangan ini adalah juga
pekerjaan-pekerjaan persiapan guna pelaksanaan plesteran dan benangan
gedung, sehingga secara keseluruhan lingkup pekerjaan Plesteran ini meliputi :
a. Pekerjaan plesteran beton
b. Pekerjaan plesteran dinding
c. Pekerjaan benangan.

B. PEKERJAAN PLESTERAN BETON


a. Lingkup Pekerjaan.
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan plesteran beton ini penyediaan tenaga,
bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan plesteran beton
pada seluruh permukaan beton yang tampak.
b. Bahan Yang Digunakan.
Bahan untuk plesteran beton ini terdiri atas :
 Semen
 Pasir
c. Pelaksanaan Pekerjaan.
 Seluruh permukaan beton yang tampak harus menghasilkan permukaan
yang halus dan rata. Bila pelaksanaan pekerjaan beton tidak dapat
menghasilkan permukaan yang halus dan rata, maka permukaan tersebut
harus diplester hingga menghasilkan permukaan seperti yang dimaksudkan
didalam Gambar Rancangan Pelaksanaan.
 Permukaan beton yang akan diplester harus disiapkan lebih dahulu dengan
pekerjaan pendahuluan berurutan sebagai berikut:
o permukaan dibuat kasar dengan betel
o dibasahi dengan air
o disaput air semen (PC)
 Mortar untuk pleseran adalah campuran 1 Pc : 3 Ps yang diaduk secara
benar-benar homogen.
 Ketebalan plesteran rata-rata adalah 1,5 cm.
 Plesteran harus diakhiri dengan acian halus dari adukan air semen (Pc).

C. PEKERJAAN PLESTERAN DINDING BATUBATA/ BATAKO


a. Lingkup Pekerjaan.
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan plesteran ini penyediaan tenaga,
bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan plesteran
dinding pada seluruh permukaan pasangan dinding yang tampak.
b. Bahan Yang Digunakan.
Bahan untuk plesteran beton ini terdiri atas :
 Semen
 Pasir
c. Pelaksanaan Pekerjaan.
 Seluruh permukaan pasangan dinding yang tampak harus menghasilkan
permukaan yang halus dan rata seperti yang dimaksudkan di dalam
Gambar Rancangan Pelaksanaan.
 Sebelum plesteran dinding dilaksanakan, pekerjaan-pekerjaan yang
tersebut dibawah ini harus sudah selesai terlebih dahulu :
 Siar-siar pasangan batu bata /batako sudah merupakan alur hasil
kerukan.
 Seluruh jaringan perpipaan yang tertanam didalamnya telah terpasang
sempurna.
 Pasangan telah mengering.
 Konstruksi yang menauinginya telah terpasang.
 Sebelum diplester permukaan pasangan batubata/ batako harus disiram air.
 Mortar plesteran harus dari campuran dengan perbandingan yang sama
dengan spesi pasangan dindingnya.
 Plesteran harus menghasilkan bidang dinding yang benar-benar rata.
 Plesteran harus diakhiri dengan acian halus dari adukan air semen (PC).
 Plesteran 1PC : 3PS dilaksanakan pada pasangan batako dengan spesi 1PC :
3PS, sedangkan plesteran 1PC : 5PS dilaksanakan pada pasangan bata /
batako dengan spesi 1PC : 5PS.

D. PEKERJAAN BENANGAN
a. Lingkup Pekerjaan.

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 23
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan benangan ini penyediaan tenaga, bahan
material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan benangan pada
seluruh akhiran dinding, kolom, dan balok yang tampak dan siku bagian
luar.
b. Bahan yang digunakan.
Bahan untuk plesteran beton ini terdiri atas :
 Semen
 Pasir
c. Pelaksanaan Pekerjaan.
 Seluruh akhiran dinding, kolom dan balok yang tampak (siku bagian luar)
harus menghasilkan akhiran yang benar-benar siku, lurus dan rapi
sehingga menghasilkan akhiran dinding, kolom dan balok seperti yang
dimaksud pada gambar rancangan pelaksanaan. Termasuk dalam
pekerjaan ini adalah benangan untuk ornamen gedung.
 Mortar untuk pekerjaan benangan ini adalah campuran 1 Pc : 3 Ps
yang diaduk secara benar-benar homogen.
 Pekerjaan benangan dilaksanakan bersama dengan pekerjaan acian
halus dengan menggunakan bahan dari adukan air semen (PC ).
 Pekerjaan benangan harus menghasilkan akhiran yang benar-benar siku
dan lurus.
 Termasuk untuk nat-nat dinding dibuat dengan lebar 3 cm.

Pasal 20.
SYARAT-SYARAT TEKNIK PEKERJAAN FINISHING LANTAI

A. LINGKUP PEKERJAAN.
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan plesteran dan benangan ini adalah juga
pekerjaan-pekerjaan persiapan guna pelaksanaan finishing lantai bangunan.
Secara keseluruhan lingkup pekerjaan finishing lantai ini meliputi :
 Pekerjaan Finishing Lantai Keramik
B. PEKERJAAN FINISHING LANTAI KERAMIK
a. Lingkup Pekerjaan.
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan lantai keramik ini penyediaan tenaga,
bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan finishing lantai
Keramik pada seluruh permukaan lantai yang dinyatakan dalam gambar
b. Bahan Yang Digunakan.
Bahan untuk finishing lantai Gedung ini terdiri atas :
 Semen
 Pasir
 Keramik 40 x 40, eks Roman, KIA, MILAN, asia tile
 Keramik 20 x 25, eks Roman, KIA, MILAN, asia tile
c. Pelaksanaan Pekerjaan.
 Lantai Keramik eks. Roman, KIA, MILAN, asia tile atau yang setara,
kwalitas/mutu dilaksanakan di seluruh lantai KM/WC dan daerah basah
lainnya atau sesuai gambar, dan lantai Keramik dilaksanakan untuk
ruang-ruang pada umumnya.
 Type dan warnanya ditentukan kemudian dalam rapat Direksi.
 Bagian-bagian lantai yang terpaksa harus menggunakan lempeng
Keramik yang tidak penuh, pemotongannya harus menggunakan mesin
potong dan harus menghasilkan tepian potongan yang lurus dan
halus.
 Spesi perekat terhadap lantai strukturnya menggunakan mortar campuran
1PC : 3Ps.
 Pelaksanaan pemasangan harus sedemikian rupa hingga :
 Seluruh bagian di bawah tegel terisi penuh dengan mortar spesi
hingga tidak terdapat rongga udara terjebak di bawah tegel.
 Menghasilkan bidang lantai yang benar-benar datar dan rata air,
kecuali untuk bagian-bagian lantai pada daerah basah yang
dikehendaki miring harus menghasilkan bidang miring sempurna yang
dapat mengalirkan air hingga kering ke lubang-lubang lantai (
avour ).
 Benangan untuk Lantai harus di perhatikan secara teliti disesuaikan
dengan gambar rencana yang ada .

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 24
 Setelah spesi pasangan mengering, siar antara (nat) harus diisi penuh
dengan adukan PC dan dikeruk halus hingga menghasilkan permukaan nat
yang sama dengan garis tepian tegel.
 Noda adukan PC yang mengenai permukaan tegel harus segera
dibersihkan dengan lap basah dan dikeringkan seketika dengan lap kering.
 Direksi berhak memerintahkan pembongkaran dan pembenahan kembali
tanpa biaya tambah bila persyaratan pada ayat 4,5 dan 6 di atas tidak
dapat dipenuhi.

Pasal 21.
SYARAT-SYARAT TEKNIK PEKERJAAN PENGECATAN

A. LINGKUP PEKERJAAN.
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan pengecatan ini adalah juga pekerjaan
pekerjaan persiapan guna pelaksanaan pengecatan gedung, sehingga secara
keseluruhan lingkup pekerjaan pengecatan ini meliputi :
a. Pekerjaan Cat Emulsi
Semua pekerjaan pengecatan di atas pada prinsipnya harus dilaksanakan
dengan hati-hati. Apabila dalam pelaksanaannya terjadi kecerobohan sehingga
pengecatan mengotori pekerjaan yang sebenarnya tidak harus terkena cat,
maka menjadi kewajiban Kontraktor untuk membersihkannya, atau bahkan
menggantinya apabila ternyata tidak dapat dibersihkan.
B. PEKERJAAN CAT EMULSI
a. Lingkup Pekerjaan.
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan pengecatan cat emulsi ini penyediaan
tenaga, bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan
pengecatan dengan hasil akhir matt/doff menggunakan cat emulsi pada seluruh
permukaan, dinding pasangan batubata/ batako, untuk semua.
b. Bahan Yang Digunakan.
Bahan untuk pengecatan cat emulsi ini terdiri atas : Cat Emulsi water-based
dengan pengikat akrilik eks. Catylac, Vinilex, Mowilex, atau yang setara
c. Pelaksanaan Pekerjaan.
 Pekerjaan pengecatan ini dilaksanakan pada seluruh permukaan dinding
dan plafond yang terletak di dalam gedung (interior).
 Pengecatan dilakukan setelah plesteran dinding benar-benar telah kering.
 Sebelum pengecatan, terlebih dahulu bidang-bidang yang akan dicat
dibersihkan dari kotoran yang melekat serta dibuat rata dengan cara
menggosok dengan menggunakan kertas gosok.
 Setelah dalam keadaan bersih, bidang-bidang yang akan dicat diberi
lapisan Acrylic Water-based Alkali Resisting Wall Sealer sebanyak 1 kali lapis
atau sesuai petunjuk pemakaiannya.
 Setelah kering dilakukan pengecatan sebanyak 2 -3 lapis atau sampai benar-
benar pekat dan rata menggunakan.
 Pengecatan setiap lapisnya, baru boleh dilakukan setelah lapis
sebelumnya telah mongering

C. PEKERJAAN CAT WEATHERSHIELD


a. Lingkup Pekerjaan.
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan cat weathershield (cat emulsi acrylic)
ini penyediaan tenaga, bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan
pekerjaan pengecatan dengan hasil akhir tahan jamur dan lumut, dengan
menggunakan cat weathershield (cat emulsi acrylic) pada seluruh permukaan
dinding dan plafond yang ada di luar gedung (eksterior).
b. Bahan Yang Digunakan.
Bahan untuk pengecatan emulsi acrylic ini menggunakan Cat weathershield eks
catylac, Mowilex, atau yang setara.
c. Pelaksanaan Pekerjaan.
 Pekerjaan pengecatan ini dilaksanakan pada seluruh permukaan
dinding, kolom, dan balok beton / pasangan bata yang tampak dari
luar gedung.
 Pengecatan pada dinding dilakukan setelah plesteran dinding benar-benar
telah kering. Pelaksanaan pengecatan tidak boleh dilaksanakan dalam
kondisi hujan atau gerimis.

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 25
 Sebelum pengecatan pada dinding, kolom dan balok yang tampak dari luar
gedung terlebih dahulu bidang-bidang tersebut dibersihkan dari kotoran dan
jamur yang melekat serta dibuat rata dengan cara menggosok dengan
menggunakan kertas gosok.
 Semua celah atau lubang yang ada harus diperbaiki terlebih dahulu hingga
benar-benar rata dan dibiarkan sampai benar-benar kering.
 Beri lapisan Acrylic Water-based Alkali Resisting Wall Sealer secara
merata sebanyak 1 lapis pada seluruh permukaan yang akan di cat.
 Untuk pengecatan menggunakan roll atau kuas, campurkan 10 bagian
cat dengan 1 bagian air bersih.
o Bila menggunakan penyemprot konvensional, campurkan 3 bagian
cat dengan 1 bagian air bersih.
o Untuk pengecatan semprot dengan airless spray tidak perlu
campuran tambahan.
 Pengecatan akhir harus dilakukan sebanyak minimal 2 lapis atau hingga
pekat dan rata dengan interval 2-3 jam.

Pasal 22.
SYARAT-SYARAT TEKNIK PEKERJAAN PELAPIS DINDING

A. LINGKUP PEKERJAAN.
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan pengecatan ini adalah juga pekerjaan
pekerjaan persiapan guna pelaksanaan pelapisan dinding gedung, sehingga
secara keseluruhan lingkup pekerjaan pelapis dinding ini meliputi :
a. Pekerjaan Pelapis Dinding Keramik

B. PEKERJAAN PELAPIS DINDING KERAMIK


a. Lingkup Pekerjaan.
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan pelapis dinding keramik ini
penyediaan tenaga, bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan
pekerjaan pelapisan dinding gedung dengan keramik pada bagianbagian
dinding KM/WC, dan dinding lainnya yang dinyatakan dalam gambar
dilapisi dengan keramik.
b. Bahan Yang Digunakan.
Bahan untuk pelapis dinding keramik ini terdiri atas :
 Keramik KW I, eks. Roman/KIA/MILAN/Setara
 Keramik dnding eks. Roman/KIA/MILAN/Setara
c. Pelaksanaan Pekerjaan.
 Pelapis dinding dilaksanakan pada seluruh daerah basah yang ditunjuk
didalam gambar rancangan pelaksanaan dengan menggunakan keramik
Roman Kwalitas/mutu 1 ukuran sesuai gambar. Tipe dan warnanya
ditentukan kemudian dalam rapat Konsultan Pengawas Direksi.
 Spesi perekat menggunakan campuran 1 Pc : 3 Ps dilaksan akan dengan
cara sebagai berikut :
o Dinding yang telah siap dilapisi keramik dibasahi dengan air hingga
jenuh.
o Spesi perekat diplesterkan secara rata dan datar setebal + 1½
cm,
o Sebelum mengering, plesteran spesi perekat dikeruk dengan senky
gergaji ke arah horisontal.
o Keramik dipasang secara rapi dalam susunan tegak sesuai gambar
rancangan pelaksanaan dengan jarak (nat) 3 mm.
 Setelah spesi perekat mengering, nat-nat antara tile diisi dengan
adukan PC, dan noda-noda yang diakibatkannya pada permukaan tile
harus langsung dibersihkan dengan lap basah dan lap kering hingga
benar-benar bersih.

Pasal 23.
SYARAT-SYARAT TEKNIK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
PENUTUP ATAP
A. LINGKUP PEKERJAAN
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan konstruksi penutup atap ini adalah
pelaksanaan konstruksi penutup atap gedung yang dinyatakan menggunakan
penutup atap, yang meliputi :

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 26
a. Rangka Atap menggunakan konstruksi kayu
b. Usuk Kayu 5 /7
c. Reng Kayu 3/4
d. Pekerjaan Penutup Atap genteng bitumen ( warna di tentukan kemudian )
e. Pekerjaan Penutup Bubungan
B. BAHAN
Bahan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah :
 Kayu
 Atap Bitumen
 Bubungan Atap
C. PELAKSANAAN
 Penutup atap baru boleh dipasang apabila semua pekerjaan rangka atap
selesai dikerjakan, dan telah diperiksa oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
 Pemasangan penutup atap harus dilaksanakan secara lurus dan rapi hingga
menghasilkan bidang yang benar-benar rata.
 Sudut-sudut penutup atap pada jurai luar maupun yang dalam harus
dipotong dengan mesin pemotong dan harus dilaksanakan secara lurus dan
rapi.
 Asesoris penutup atap untuk nok bubungan serta penutup akhir/awalan
pasangannya harus menggunakan produk yang sesuai dari produsen yang
sama dengan produsen genteng penutup atap.

Pasal 24.
SYARAT-SYARAT TEKNIK
PELAKSANAAN PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

A. LINGKUP PEKERJAAN

Mekanikal dan Elektrikal sebuah gedung sangat lah penting, perlu ada sebuah perencanaan
yang matang agar fungsi dan kinerja dari gedung yang kita rencanakan berjalan sempurna.
Secara umum beberapa item pekerjaan yang di butuhkan sebuah gedung pamer adalah
sebagai berikut :
1. Rencana kebutuhan Penerangan buatan
2. Rencana Jaringan air bersih
3. Rencana Jaringan air kotor

1. 1. INSTALASI PENERANGAN DAN TENAGA


1.1.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi listrik adalah pemasangan dan pengadaan termasuk testing dan
comissioning peralatan dan bahan, bahan-bahan utama, bahan-bahan pembantu
dan lain-lainnya, sehingga diperoleh instalasi listrik yang lengkap dan baik serta diuji
dengan seksama siap untuk digunakan, baik instalasi tenaga maupun instalasi
penerangan pengadaan dan pemasangan Pemasangan kabel instalasi penerangan
dan tenaga.
A. Instalasi kabel & konduit dari sub panel ke titik-titik beban yang dilayaninya atau dari
panel penerangan titik lampu atau dan outlet – outlet penerangan (saklar) dan
tenaga (stop kontak) seperti yang tercantum pada gambar perencanaan.
B. Pemasangan titik lampu atau armature lampu ( Lighting Fixtures dan outlet – outlet
penerangan (saklar) serta tenaga (stop kontak) seperti yang tercantum pada gambar
perencanaan.
C. Perawatan dan peralatan dari panel kepemakaian .
D. Pengadaan dan pemasangan instalasi grounding instalasi listrik yang termasuk di
dalam pekerjaan sistem pembumian meliputi batang elektroda pengebumian dan
bare copper conductor atau kabel yang menghubungkan peralatan yang harus
dikebumikan dengan elektroda pembumian termasuk seluruh peralatan-peralatan
bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ini.
E. Pemasangan instalasi lain / peralatan bantu / pendukung lainnya yang diperlukan
untuk kesempurnaan kerja sistem, meskipun peralatan tersebut tidak disebutkan
secara jelas atau terinci di dalam Gambar Perencanaan dan Persyaratan Teknis.

1.1.2 Ijin Kerja Instalatir / Kontraktor

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 27
Instalatir / sub Kontraktor yang akan mengerjakan Pekerjaan ini diharuskan :
1. Mempunyai surat ijin kerja Instalatir Listrik (SIKA) tahun kerja yang berlaku dengan
Pas. Instalatir Kelas C. dari Instansi terkait.
2. Mempunyai Tanda Lulus Prakualifikasi (Tanda Daftar Rekanan) untuk tahun kerja
yang berlaku, sesuai dengan KEPPRES No.70 Tahun 2012.
3. Sudah berpengalaman dan dapat menunjukkan Surat Kemampuan Pengalaman
Kerja dalam mengerjakan pekerjaan yang sejenis.

1.1.3 Pelaksanaan Pekerjaan


1. Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh tenaga ahli yang sudah
berpengalaman.
2. Pelaksana yang dianggap tidak cukup ahli / perpengalaman oleh Direksi /
Pengawas Lapangan, harus segera diganti dengan orang lain setelah mendapat
persetujuan Direksi / Pengawas lapangan.
3. Kontraktor harus menempatkan seorang Supervisor yang ahli, berpengalaman
dan profesional untuk masing-masing bidang yang bertanggung jawab untuk
menjadi supervisi, management proyek.
4. Tenaga kerja harus berpengalaman dan ahli di bidangnya, bila tidak
berpengalaman & ahli harus diganti. Bila tidak dihiraukan pengawas akan
mengambil tindakan untuk mengatasi permasalahan yang ada.
5. Segala sesuatu yang diperlukan guna kesempurnaan pekerjaan harus, dilengkapi
sesuai permintaan pengawas dengan biaya dibebankan kepada Kontraktor.

1.1.4 Persyaratan Bahan


1. Kontraktor diwajibkan menyerahkan contoh bahan / barang yang disebut dalam
lingkup pekerjaan kepada Direksi / Pengawas lapangan untuk mendapat persetujuan
sebelum dipasang. Apabila hal tersebut tidak memungkinkan, minimal brosur spesifikasi
teknis harus ditunjukkan dan disetujui oleh Direksi / Pengawas lapangan.
2. Kontraktor harus membuat tempat penyimpanan bahan / material serta peralatan kerja
(gudang) agar rapi aman dan memudahkan pemeriksaan.
3. Jika bahan / material dan peralatan kerja tersebut harus melewati jalanan umum,
Kontraktor harus menjaga ketertiban dan kelancaran serta mengganggu lalu lintas.
4. Pengawas / Direksi berhak menambah peralatan yang dipergunakan atau menolak
peralatan yang tidak memenuhi syarat.
5. Bila pelaksanaan pekerjaan telah selesai, maka kontraktor harus segera mengeluarkan
atau memindahkan peralatan tersebut, kerusakan akibat penggunaan peralatan kerja
tersebut harus diperbaiki kembali atas beban biaya Kontraktor.
6. Semua material yang terbuat dari besi (Armatur) dan pipa yang dipergunakan untuk
konstruksi, penyangga, penggantung dan lain-lain harus diproses sebagai berikut :
a. Disikat dengan sikat kawat / dibersihkan hingga mengkilat dan bebas dari karat.
b. Dicat dasar / meni anti karat (Zincromate) kualitas baik 2 kali.
c. Dicat akhir dengan cat berkualitas baik 2 kali dengan warna yang akan ditentukan
kemudian / sesuai dengan penggunaan.
d. Kecuali material yang terbuat dari plastik, Satinless stell dan alumunium tidak perlu
dicat, cukup dibersihkan saja.

1.1.5 Sistem Pentanahan


1. Penghantar Pengaman yang biasa digunakan adalah : kawat tembaga telanjang
atau BC (Bare Conductor).
2. Pembumian biasanya dilakukan pada :
- Titik netral sistem listrik pada generator atau transformator.
- Bagian konduktif terbuka perlengkapan (peralatan listrik) dan isolasi listrik.
3. Sistem pentanahan panel listrik yang digunakan pada Instalasi ini adalah sistem PNP
(Pentanahan Netral Pengaman), sesuai aturan yang digunakan pada PUIL 1987.
4. Elektroda pentanahan menggunakan “Elektroda Pipa” dengan ground rod 5/8” dan
kawat BC yang ditanam sedalam minimal 6 (enam) meter hingga dicapai tahanan
pentanahan sesuai dengan gambar. Apabila tidak tercapai keadaan tersebut, maka
harus diusahakan dengan memparalelkan beberapa ground rod hingga tercapai
keadaan yang diinginkan.
5. Bila perlu elektroda pentanahan untuk badan peralatan dan panel harus dipisahkan
penanamannya sejauh minimum 3 meter satu dengan yang lain.

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 28
6. Saluran pentanahan dari elektroda pentanahan sampai kebadan harus dilindungi
dengan pipa PVC High Impact (HI) 20 mm.
7. Saluran ini tidak boleh ada sambungan hanya diperbolehkan pada terminal yang
disediakan dengan menggunakan sambungan mur baut dan sepatu kabel yang
sesuai.
8. Penampang kawat pentanahan dari masing-masing panel dapat dilihat pada
gambar masing-masing panel.
9. Titik pentanahan panel ini harus dipisahkan dengan system pentanahan penangkal
petir dan peralatan lain (peralatan kontrol, MCFA, PABX, dll) minimal sejauh 10 meter.
10. Penyambungan dipanel harus pada rek pentanahan atau mur baut yang telah di las
ke badan panel.

1.1.6 Kabel Instalasi


1. Persyaratan teknis ini berlaku untuk :
a. Kabel daya
 Setiap kabel daya ujungnya harus diberi end cup marking colour, untuk
mengidentifikasi warna phasa. Warna tanda harus tidak boleh berubah atau
pudar karena temperatur kabel.
 Setiap tarikan kabel / sirkit harus tidak diperbolehkan adanya sambungan
kecuali untuk kabel instalasi penerangan.
 Kabel Tegangan Rendah
1) Kabel Tegangan Rendah ( 0,6 / 1 KV ) mulai digunakan dari trafo ke Panel
Tegangan Utama Tegangan Rendah ( PUTR ) dan seterusnya hingga
kesetiap titik beban.
2) Kabel Tegangan Rendah ( 1 KV ) digunakan pada instalasi yang langsung
berhubungan dengan tanah.
3) Untuk kabel jenis NYFGBY, metal armournya harus digunakan sebagai
grounding body.
4) Kabel Tegangan Rendah ( 500 Volt ) digunakan pada instalasi
penerangan.

b. Instalasi penerangan
Yang dimaksud dengan instalasi penerangan adalah kabel–kabel menghubungkan
antara panel–panel penerangan dengan fixture penerangan. Dalam instalasi
penerangan ini harus termasuk juga peralatan–peralatan bantu instalasi seperti
conduit, sparing, doos penyambung, doos pemasangan dan lain–lain yang
dibutuhkan untuk kesempurnaan instalasi penerangan.

c. Instalasi tenaga
- Yang dimaksud dengan instalasi tenaga adalah kabel yang menghubungkan
panel–panel daya dengan beban–beban stop kontak, peralatan tata udara
(exhaust fan, air conditioning) pompa–pompa listrik (pompa air bersih, dan
lain–lainnya sesuai dengan gambar perencanaan. Dalam instalasi daya ini
harus sudah termasuk outlet daya, condut, sparing, doos penyambung, doos
pemasang, dan peralatan–peralatan bantu lainnya yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan instalasi daya.
- Untuk pengabelan instalasi tenaga (Kabel Utama) :
a) Pemasangan kabel harus memenuhi persyaratan dari pabrik kabel dan
persyaratan umum yang berlaku.
b) Semua penarikan kabel harus menggunakan sistem roll untuk memudahkan
pekerjaan dan kabel tidak rusak karena tekukan dan puntiran.
c) Sebelum penarikan kabel dimulai, pemborong harus menunjukkan kepada
konsultan Pengawas alat roll tersebut serta alat – alat lainnya.

2. Kabel–kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standard yang berlaku yang
diakui di negara Republik Indonesia. Ukuran kabel untuk instalasi listrik yang digunakan
minimal harus sesuai dengan gambar Perencanaan dan sudah direkomendasi oleh
LMK, produksi ex. Supreme, Kabelindo, Kabel metal atau setara
a. Inti Tembaga
b. Ukuran minimum 2.5 mm2 kecuali untuk kabel control
c. Kabel harus dalam keadaaan baru, tanpa cacat dan bila perlu harus ada surat
keterangan dari distributor / pabrik.

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 29
d. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan cable mark yang jelas
dan tidak mudah hilang untuk mengidentifikasi arah beban.
e. Ketentuan pemberian tanda harus mengacu pada SNI 04-0225-2000 pasal 7.2.
f. Penyambungan :
- Penyambungan kabel ke terminal panel / peralatan di semua bangunan
adalah tanggung jawab kontraktor.
- Sambungan harus dilaksanakan dengan baik, cukup kuat / erat sesuai dengan
model terminal peralatan yang terpasang.
- Penyambungan kabel kotak kontak atau kabel penerangan harus dilakukan
didalam kotak sambung. Kotak sambung harus terbuat dari bahan yang sama
dengan conduit dipasang tutup dengan skrup. Tutup kotak dengan cara clip
tidak diijinkan. Setiap sambungan harus memakai alat penyambung berupa
las dop.
- Tidak diperkenankan melakukan penyambungan di dalam tanah ditengah
perjalanan kecuali apabila panjang kabel / saluran melebihi standard panjang
yang telah ditentukan oleh pabrik, kecuali memang ada pekerjaan
penyambungan kabel.
- Apabila terpaksa dilakukan pernyambungan karena saluran lebih panjang dari
standar pangjang pabrik maka sistem/cara penyambungan harus dibicarakan
dengan pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
- Semua penyambungan kabel pada kotak sambung menggunakan sambungan
puntir dengan lasdop tidak boleh menggunakan isolasi.
g. Pada setiap jarak maksimum 25 meter dan setiap belokan sepanjang jalur
penanaman kabel harus di pasang patok beton dengan tulisan ‘TR/TM’.
h. Semua kabel yang dipasang menembus dinding harus dipasang sleeve pipa
galvanized minimum 2,5 kali penampang kabel.

3. Pemipaan ( Konduit )
a. Konduit digunakan untuk melindungi kabel yang ada didalamnya, yang umum
digunakan pada bangunan tinggi adalah “Isolasi PVC High Impact (HI)” yang
khusus digunakan untuk instalasi penerangan saja.
b. Pipa PVC HI yang dipergunakan produksi ex. CLIPSAL, EGA atau setara yang
sudah direkomendasi oleh KONSULTAN PENGAWAS, bila diperlukan kontraktor
harus dapat menunjukkan bukti rekomendasi tersebut.
c. Berhubung untuk instalasi penerangan hanya terdapat 1 (satu) kabel untuk 1
(satu) konduit, maka sesuai Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 1987) berlaku
faktor pengisian maksimum = 50 %.

Luas penampang luar kabel


Faktor pengisian : --------------------------------------- x 100%
Luas penampang dalam konduit
d. Pasangan kabel dalam pipa PVC HI pada jarak maksimum 100 cm harus diberi
klem.
e. Klem dibuat dari bahan plat logam digalvanis atau allumunium, pemasangan
pada tembok harus menggunakan vicher dan sekrup, pemasangan dengan
menggunakan paku tidak dibenarkan.Untuk kabel berpenampang 16 mm2 atau
lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel untuk terminasinya.
f. Sepatu kabel yang dipergunakan harus sesuai dengan besarnya kabel dan harus
yang berkualitas baik, standart produksi ex. GAE, 3M atau setara.

4. Tahanan Isolasi
a. Tahanan isolasi kabel yang dipersyaratkan sesuai pasal 213 sub pasal 213.B.2 PUIL
1987 adalah minimum 1000OHM per satu volt tegangan nominal.
b. Tahanan isolasi kabel yang digunakan harus sedemikian rupa sehingga arus bocor
yang terjadi tidak melebihi 1 mA untuk setiap 100 m panjang kabel. Kecuali untuk
instalasi yang harus beroperasi pada keadaan darurat.

5. Kabel–kabel yang digunakan adalah kabel yang sesuai dengan fungsi dan lokasi
pemasangannya seperti table dibawah ini/sesuai dengan gambar Perencanaan :

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 30
6. Sebagai pengenal untuk inti kabel atau rel digunakan warna, lambang atau huruf
seperti yang terdapat dalam tabel Tabel :
Pengenal
Pengganti Inti Dengan Dengan Dengan warna
Atau Rel huruf lambang
1 2 3 4
A. Instalasi arus bolak-balik :
Fase Satu L 1/R Merah
Fase Dua L 2/S Kuning
Fase Tiga L 3/T Hitam
Netral N Biru
B. Instalasi perlengkapan listrik :
Fase satu U/X Merah
Fase dua V/Y Kuning
Fase tiga W/Z Hitam
C. Instalasi arus searah :
Positif L+ + Tidak ditetapkan
Negatif L- - Tidak ditetapkan
Kawat tengah M Biru
D. Penghantar Pembumian HB Loreng hijau -
kuning
Tabel Pengenal inti kabel atau rel

Warna kabel yang mengikat (harus ada) adalah biru (untuk netral) dan kuning / hijau
(untuk ground). Bila warna tersebut tidak ada maka pada ujung-ujung kabel harus
diberi isolasi dengan warna yang bersesuaian seperti butir di atas.

7. Pelaksanaan penanaman galian pada kondisi khusus dimana penanaman kabel tidak
dapat dilaksanakan dengan kedalaman  1,20 meter, maka pelaksanaannya
sebagai berikut :
a. Minimum 0,80 meter di bawah permukaan tanah, pada jalan-jalan yang dilewati
kendaraan .
b. Minimum 0,60 meter di bawah permukaan tanah, pada jalan-jalan yang tidak
dilewati kendaraan (pedestrian) dan diberi pelindung pipa galvanized dengan
penampang minimum 2,5 kali penampang kabel.
c. Pada kondisi dimana terdapat kabel PLN tegangan menengah/tinggi dan kabel
telekomunikasi maka kabel tanah harus ditempatkan di atas kabel PLN dengan
jarak minimum 50 cm.
d. Pada persilangan antara kabel tanah dan kabel lainnya harus diambil salah satu
tindakan pengamanan, kecuali jika salah satu kabel tanah yang bersilangan itu
terletak di dalam saluran pasangan batu, beton atau semacam itu yang
mempunyai tebal dinding sekurang-kurangnya 6 cm.
 Di atas kabel tanah yang terletak di bawah, harus dipasang tutup pelindung
dari lempengan beton (concrete tile) atau pipa beton atau sekurang-
kurangnya dari bahan tahan lama atau yang sederajat.
 Di atas kabel yang terletak di atas, dipasang pelindung beton, pipa beton
belah atau dari bahan lain yang cukup kuat tanah lama dan tahan api. Pipa
belah ini harus dipasang menjorok keluar sekurang-kurangnya 0,5 meter dari
kabel yang terletak di bawah diukur kabel sisi luar.
e. Pada tempat persilangan dengan kabel tanah telekomunikasi, kabel tanah harus
dilindungi pada bagian atasnya dengan pipa belah, plat atau pipa dari bahan
bangunan yang tidak dapat terbakar.
 Jika kabel tanah menyilang di atas kabel tanah telekomunikasi dengan jarak
lebih kecil dari 0,3 meter maka pada bagian yang menghadap ke kabel tanah
telekomunikasi dipasang alat / pipa dari bahan bangunan yang tidak dapat
terbakar. Perlindungan ini harus menjorok keluar paling sedikit 0,5 meter dari
kedua sisi persilangan.
 Pelindung kabel tanah tersebut baik pada kabel tanah tersebut maupun pada
kabel tanah telekomunikasi harus menjorok keluar paling sedikit 0,5 meter dari
kedua ujung tempat persilangan dan pendekatan itu.
 Kabel tanah telekomunikasi yang diletakkan di dalam jalur kabel dianggap
telah terlindung.
f. Kontraktor wajib mengembalikan galian tanah dalam keadaan semula dengan
seluruh biaya menjadi kewajiban kontraktor.

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 31
8. Seluruh bahan metal tidak bertegangan (rak kabel, panel dll) harus ditanahkan secara
sempurna, pada sambungan rak kabel dimana sambungan tersebut tidak
menggunakan las maka kedua bagian rak harus ‘jumper’ dengan konduktor tembaga
minimal berpenampang 2,5mm2.
9. Untuk galian kabel yang melalui jalur kabel existing/lama harus dikerjakan dengan
extra hati-hati. Bila terjadi kerusakan pada kabel existing karena terkena peralatan gali
(pacul, ganco, dsb), kontraktor harus mengganti kabel tersebut tanpa adanya
tambahan biaya, termasuk biaya perawatan pekerja yang mengalamai kecelakaan
hingga sembuh benar.
10. Pengurusan Ijin Instalasi Listrik kepada Instansi yang berwenang (PLN) merupakan
Pekerjaan dan Tanggung Jawab dari Kontraktor.
11. Motor
a. Motor dengan kapasitas sama atau lebih kecil 5,5 Kw yang distart secara langsung
atau Direct On Line (DOL) starters.
b. Motor dengan kapasitas lebih besar 5.5 KW distart secara star delta (Y-) starters.

1.1.7 Armatur Lampu


1. Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang dilukiskan
dalam gambar-gambar detail Elektrikal.
a. Semua rumah lampu khususnya untuk kebutuhan penerangan general harus
produksi di pabrik yang berada di dalam negeri serta mempunyai jaringan
distribusi penjualan atau kantor cabang resmi yang berada disetiap wilayah kota
di Indonesia.
b. Pabrikan rumah lampu bersedia memberi jaminan atas tersedianya barang
dalam jangka waktu minimal 5 tahun kedepan sehingga apabila ada beberapa
produk membutuhkan sperpat pengganti maka barang tersebut masih tersedia
dan terjamin kontinuitasnya.
c. Pabrikan rumah lampu yang diguanakan adalah pabrikan yang dapat
memberikan garansi atas produk yang dikeluarkanya minimal 1 tahun sejak
barang terpasang di proyek.
d. Semua armatur lampu yang terbuat dari metal harus mempunyai terminal
pentanahan (grounding).
e. Semua lampu flourescent dan lampu discharge lainnya harus dikompensasi
dengan kapasitor yang cukup untuk mencapai faktor daya 90% - 95%.
f. Diffuser/reflector lampu-lampu harus terbuat dari bahan yang cukup kuat
terhadap kenaikan temperatur dan beban mekanis dari diffuser itu sendiri.
g. Reflektor harus mempunyai lapisan pemantul kualitas baik.
h. Box tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block harus cukup
besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak
mengganggu kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu. Ventilasi
dalam box harus cukup.
i. Kabel-kabel dalam box harus diberikan saluran atau klem-klem tersendiri sehingga
tidak menempel pada ballast atau kapasitor.
j. Ballast harus mempunyai dudukan yang kuat dalam box lampu, tetapi mudah
dibuka untuk diperiksa atau diangkat.
2. Jenis dan type yang diperkenankan adalah sebagai berikut :
a. Armatur Lampu produksi ex. Artholite, Phillips, Saka atau setara.
b. Type lampu tabung TLD, PLC, Halogen, PAR & SON produksi ex. Osram,
Philips atau setara.
c. Ballast yang digunakan jenis Electronic Ballast produksi ex. Osram, Philips, Schwabe
atau setara.
d. Starter produksi ex. Osram, Philips atau setara.
Starter switch, terminal dan tube fitting, dengan sistem rotary lock. Stater untuk
lampu fluorescent mempunyai reability tinggi, terbuat dari high quality white
polycarbonate. Rating stater disesuaikan dengan rating lampu TL.
e. Kapasitor produksi ex. Phillips / Vosloh / Cambridge atau setara. Yang digunakan
harus Kapasitor yang dapat menghasilkan p.f. 0.95 (kapasitas + 3.25 s/d 4.5 micro
farad).
f. Fitting/Lamp Holder dan starter holder ( sockets ) produksi ex. Vossloh atau setara.
Material dari white plastic polycarbonate dengan proteksi Uncorosive dan
Touchproof. Lamp holder dan starter holder anti vibrator contact.
3. Pemasangan Out-Bouw / Surface / Permukaan menempel plafond.

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 32
a. Armature terbuat dari plat baja putih dengan ketebalan minimal 0,6 mm atau
ketebalan total setelah finis sekitar +- 0,7 mm, pembuatan harus dengan mesin
peralatan lampu Built-in dan dengan proses melalui system Pre Treatment dengan
penyempurnaan finishing cat powder coating.
b. Konstruksi armature harus kuat dan kokoh serta dibuat sedemikian rupa agar
dapat dibuka / dilepas untuk perbaikan / penggantian komponen yang berada
di dalamnya. Armature dan reflektor harus dilengkapi dengan sekrup, agar dapat
dilepas pada waktu memerlukan perbaikan. Seluruh armature harus lengkap
dengan rangka dudukan / gantungan.
4. Persyaratan pemasangan titik lampu dan Peralatannya :
a. Seluruh instalasi pekerjaan lampu dan peralatan pada dasarnya dilaksanakan
dengan menggunakan kabel jenis NYM, dengan luas penampang penghantar
sekurang-kurangnya 2.5 mm2 dan pipa conduit PVC HI dengan diameter
sekurang-kurangnya 20 mm².
b. Kontraktor diwajibkan mengkoordinasikan rencana kerjanya dengan disiplin
lainnya, sehingga kemungkinan timbulnya persilangan lintasan antar instalasi yang
berlebihan dapat dihindarkan.
c. Pemasangan instalasi lampu dan peralatan tidak dibenarkan membebani
kerangka ceilling yang ada, melainkan harus dipasang pada cable trays yang
tersedia atau dilekatkan langsung pada bagian bawah dari plat dan, dengan
menggunakan klem dan concrete fastener yang sesuai, sekali-kali penggunaan
paku sangat dilarang dalam pengerjaan ini.
d. Jarak pemasangan klem-klem pengikat pipa conduit tidak diperkenankan
melebihi 100 cm.
e. Pekerjaan pencabangan, splicing dan lain sebagainya harus dilaksanakan dalam
junction boxes (Tdoos, Xdoos, dsb), yang terbuat dari bahan yang sejenis dengan
pipa conduit yang dipakai, dengan menggunakan sambungan puntir dengan
lasdop, yang ukuran-ukuranya sesuai dengan ukuran dan jumlah kabel yang
ada. Penggunaan insulation tape sama sekali tidak diperbolehkan.
f. Kabel penghantar yang menghubungkan fixtures lampu dengan instalasi yang
ada, harus dilindungi dengan menggunakan flexibel conduit yang terbuat dari
bahan ( dan memiliki ukuran ) yang sama dengan pipa conduit yang dipakai.
g. Untuk membedakan instalasi lampu dan peralatan dengan instalasi yang lain,
pipa conduit yang terpasang harus diberi tanda ( label ) berwarna pada setiap
jarak 2 meter. (dapat dengan menggunakan insulation tape). Warna tanda/label
yang dipakai harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pengawas.
h. Untuk pemasangan armature lampu jenis (surface mounted), tidak dibenarkan
dipasang pada plafond secara langsung, harus dipasang pada rangka plafond
yang diperkuat dengan konstruksi tambahan (bisa terbuat dari kayu yang di cat
meni 2 kali yang sesuai atau dengan menggunakan hanger / penggantung.
i. Semua pekerjaan perbaikan bekas bobokan dilaksanakan oleh Kontraktor
Bangunan yang beban biayanya menkadi tanggung jawab dari Kontraktor Listrik.

1.1.8 Soket / saklar


1. Saklar dan kotak-kotak.
a. Socket Outlet
Outlet daya dan plug yang digunakan Produksi ex. ABB, Clipsal, Schneider atau
setara dan harus memenuhi standard SNI dan PLN atau standart lain yang berlaku
dan diakui di Indonesia.
b. Outlet daya dan plug harus mempunyai spesifikasi minimal sebagai berikut :
Rated Voltage : 250 volt
Rated Cutled : 10 A, 13A, 16A
c. Switches / Saklar
Saklar yang digunakan Produksi ex. ABB, Clipsal, Schneider atau setara dan sesuai
dengan standard PLN atau SII atau standard lain yang berlaku dan diakui di
Indonesia. Saklar harus mempunyai spesifikasi :
Rated Voltage : 250 volt
Rated Current : minimal 10 / 16 A

2. Persyaratan pemasangan saklar dan stop kontak :

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 33
a. Saklar dipasang setinggi 150 cm dari lantai dengan pasangan terpendam (In-Bow)
rata dengan permukaan plesteran dinding atau didalam partisi dengan konstruksi
tersendiri / khusus.
b. Kotak kontak yang dipergunakan adalah jenis in-bow / rata dengan permukaan
plesteran dinding atau didalam partisi dengan konstruksi tersendiri / khusus dengan
menggunakan In-Bow doos yang terbuat dari bahan yang sama dengan kotak
kontaknya. Pemasangan kotak kontak pada doosnya menggunakan sekrup.
c. Kotak kontak 1 phase dipasang setinggi 30 cm dari lantai / sesuai permintaan user
(disesuaikan dengan alat) dengan pasangan terpendam (In-Bouw) rata dengan
permukaan plester dinding atau didalam partisi dengan konstruksi khusus sesuai
petunjuk dari Pengawas.
d. Kotak kontak 1 phase Khusus untuk Televisi Posisi Atas dipasang setinggi 210 cm dari
lantai / sesuai permintaan user (disesuaikan dengan alat) dengan pasangan
terpendam (In-Bouw) rata degnan permukaan plester dinding atau didalam partisi
dengan konstruksi khusus sesuai petunjuk dari Pengawas.
e. Kotak kontak 3 phase dipasang setinggi 40 cm dari lantai atai disesuaikan dengan
kondisi ruang dan perlatan terpasang dengan pasangan menempel dinding ( out-
bouw ) dan harus terpasang kuat, tidak boleh goyang/miring sesuai petunjuk
pengawas.
f. Kotak kontak 3 phase harus mempunyai terminal pentanahan (3 P + N + PE)
tegangan 250 V.
g. Semua pemasangan out-bouw doos dan kotak kontak 3 phase pada dinding harus
menggunakan vischer dan sekrup, pemasangan pada kayu/meja harus
menggunakan sekrup. Penggunaan paku pada pekerjaan ini sangat dilarang.
h. Untuk kotak kontak yang dipasang untuk daerah basah harus memakai type tertutup
(Water Proof Type).
i. Kotak kontak 1 phase harus mempunyai terminal pentanahan (P + N + PE) tegangan
250 V.

1.1.9 Testing & Comissioning


1. Macam pemeriksaan dan pengujian :
a. Pemeriksaan Visual.
- Jalur pipa konduit dan kabel tekukan kabel tidak boleh patah.
- Jalur kabel diatas rak kabel harus rapi dan diusahakan posisi rak kabel diatas
instalasi pipa atau duct VAC untuk menghindari adanya tetesan air.
- Kelengkapan komponen panel.
-Apabila terjadi kerusakan fisik atau tidak berfungsinya sistem harus diperbaiki oleh
pemborong sampai berfungsi sebagai mana mestinya. Seluruh biaya perbaikan
menjadi tanggunan kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan
tambah atau biaya tambah.
b. Pemeriksaan Sambungan Listrik Maupun Mekanis.
- Sambungan dan terminasi kabel pada panel atau beban harus rapi dan
tersambung dengan kuat. Kabel serabut atau berurat banyak (multicore) harus
dilengkapi dengan sepatu kabel (cable shoe).
- Kabel didalam panel ditata dengan rapi dan disediakan cadangan panjang
kabel (spare) untuk mengantisipasi bila terjadi kesalahan terminasi, kabel masih
cukup panjang untuk disambung pada terminal yang lain.
- Seluruh Sistem dan Pekerjaan Instalasi harus diperiksa, diteliti dan diuji dengan baik
sebelum diserahkan dan pelaksanaannya harus menyertakan Konsultan
Pengawas dan bila perlu dengan petugas dari Instansi terkait yang berwenang.
c. Pengukuran tegangan listrik dengan multitester yaitu :
- Tegangan phase ke phase (V L-L)
- Tegangan phase ke neutral (V L-N)
- Teggangan phase ke tanah (V L-G)

d. Pengukuran arus beban dengan tang ampere untuk phase R, S, T.


e. Pengujian Dalam Keadaan Berbeban 3 x 24 jam.
- Tes penyalaan dimana seluruh instalasi yang baru dipasang difungsikan untuk
mengecek nyala lampu. Pada pengetesan nyala ini sekaligus akan diperiksa
mutu instalasi yaitu mengecek berfungsinya komponen-komponen, susut

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 34
tegangan yang terjadi ( maksimal 5% ), kemungkinan hubung singkat pada
tiang atau panel dll.
- Pengujian nyala lampu dan battery Ni-cad pada lampu emergency
- Bila dalam Pengujian berbeban ternyatan tidak disediakan Sumber Daya
Listrik,maka Kontraktor harus menyediakan Sumber Daya Listrik sendiri berupa
Genset 3 phase dengan Kapasitas yang memadai.
2. Setelah semua instalasi selesai dipasang dan aliran listrik telah dimasukan, maka jaringan
instalasi harus dites terhadap group – group yang dipasang apakah telah sesuai
dengan gambar.
3. Setelah jaringan dibebani dengan beban penuh, maka perlu diadakan balancing
beban terhadap masing – masing fase.
4. Fungsi komponen-komponen panel antara lain :
a. Volt meter
b. Ampere meter
c. Frekwensi meter
d. Lampu indikator
e. Saklar pilih (selector switch)
f. Circuit breaker, contactor, relay, dll.
5. Semua bahan – bahan peralatan dan perbaikan, atas kerusakan yang timbul
sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.
6. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 3 ( tiga )
mengenai hal – hal sebagai berikut :
a. Hasil pengetesan kabel – kabel.
b. Hasil pengetesan peralatan – peralatan.
c. Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi
d. Hasil pengukuran – pengukuran dan lain - lain
7. Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan
Pengawas dan Pemilik.

1. 2. INSTALASI PLUMBING
1.2.1 Instalasi Air Bersih

1. Umum
Spesifikasi ini merupakan spesifikasi teknis mengenai uraian pekerjaan instalasi air
bersih.

2. Lingkup pekerjaan
Pemasangan pipa distribusi dari SUMUR ( Tandon Eksisting ) ke alat-alat penerimaan
(kran–kran) dalam bangunan lengkap dengan sambungan-sambungan dan
perlengkapan yang diperlukan sesuai dengan dengan gambar dan spesifikasi
teknis yang telah ditentukan.

3. Uraian Pekerjaan
a. Tugas yang harus dikerjakan oleh Kontraktor, meliputi pengadaan, pemasangan
dan pengujian secara sempurna dan terpadu sehingga merupakan sistem
supply air bersih yang berfungsi dengan baik.
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan air bersih beserta
perlengkapannya harus sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknis yang telah
ditentukan.
c. Prosedur pekerjaan pemasangan pipa instalasi air bersih harus seijin / disaksikan
oleh Direksi / Pengawas.
d. Persyaratan pemipaan air bersih, meliputi :
 Bahan pipa yang dipakai untuk instalasi air bersih adalah PvVC setara
paralon, waving, disamping itu semua fitting, elbow harus terbuat dari bahan
yang sama dengan pipa air bersih.
 Pipa dipasang lurus, dan untuk pipa tegak lurus benar-benar vertikal. Jalur
pipa sesuai dengan gambar rencana. Pelaksanaan pemasangan nya harus
menyesuaikan kondisi lapangan dan kontraktor harus membuat shop
drawing dengan persetujuan Direksi Lapangan.
 Perubahan arah pipa harus dilaksanakan dengan fitting pembantu (elbow),
begitu pula dengan percabangan harus dengan tee atau cross-tee sesuai
kebutuhan, pembengkokan pipa tidak diperkenankan.
 Pemasangan instalasi pipa tidak diijinkan menembus kolom, balok atau
struktur utama tanpa ada persetujuan dari Direksi / Pengawas.

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 35
 Untuk pipa-pipa yang menembus atap, kontraktor diwajibkan menyediakan
Flashing yang terbuat dari timbel (lead) dengan ukuran dan ketebalan yang
memadai.
 Selama pemasangan instalasi pipa berjalan kontraktor harus menutup ujung
pipa yang terbuka guna mencegah masuknya kotoran.

4. Sistem Instalasi Air Bersih


a. Instalasi pemipaan lengkap dengan perlengkapannya harus mampu
menyalurkan air bersih dengan laju aliran yang cukup dengan kecepatan aliran
tidak lebih dari 2 m/s.

5. Penyangga Pipa ( Bila Ada )


Semua pipa harus ditumpu pada setiap jarak 2,5 m kecuali untuk hal-hal khusus.
Penyangga pipa dibuat dari besi siku dengan ukuran yang sesuai dengan berat
beban yang harus dipikul dan jumlah deret pipa yang ada serta digalvanis. Ukuran
– ukuran bolt yang dipakai disesuaikan dengan ukuran pipa dan digalvanis.

6. Sambungan pipa
Semua sambungan menggunakan ulir dan fleus dari jenis resipace kecuali untuk
pipa dengan ukuran 2 “, menggunakan sambungan ulir dari socket. Untuk
sambungan flues harus diberi gaskeet dari jenis coprosed asbetos yang berpenguat
kawat sedangkan untuk sambungan ulir harus diberi bahan anti bocor ( seal tape
). Untuk air bersih harus menggunakan seal tape dari bahan yang tidak
membahayakan kesehatan. Fleus dan fitting yang digunakan dari class 10 kg.

7. Material / Bahan Yang Dipakai


a. Kontraktor diwajibkan menyerahkan contoh bahan / barang yang disebut
dalam lingkup pekerjaan kepada Direksi / Pengawas lapangan untuk mendapat
persetujuan sebelum dipasang. Apabila hal tersebut tidak memungkinkan,
minimal brosur spesifikasi teknis harus ditunjukkan dan disetujui oleh Direksi /
Pengawas lapangan.
b. Kontraktor harus membuat tempat penyimpanan bahan / material serta
peralatan kerja (gudang) agar rapi aman dan memudahkan pemeriksaan.
c. Jika bahan / material dan peralatan kerja tersebut harus melewati jalanan
umum, Kontraktor harus menjaga ketertiban dan kelancaran serta mengganggu
lalu lintas.
d. Pengawas / Direksi berhak menambah peralatan yang dipergunakan atau
menolak peralatan yang tidak memenuhi syarat.
e. Bila pelaksanaan pekerjaan telah selesai, maka kontraktor harus segera
mengeluarkan atau memindahkan peralatan tersebut, kerusakan akibat
penggunaan peralatan kerja tersebut harus diperbaiki kembali atas beban
biaya Kontraktor.
f. Pipa PVC beserta perlengkapannya produksi ex. Wavin, Maspion atau setara
dengan diameter sesuai gambar.
g. Valve-valve satu produksi atau setara.
h. Material yang dipakai harus mendapat persetujuan Direksi Lapangan.

8. Spesifikasi Pompa Air Bersih


a. Pompa Transfer ( dari sumur ke Tandon Atas )
- Produksi ex. Sanyo, Grundfos, shimitshu atau setara
- Horizontal centrifugal pump.

b. Instalasi Air Buangan ( Bekas, Kotoran & Penghawaan )


1. Umum
Spesifikasi ini merupakan spesifiksasi teknis mengenai pekerjaan instalasi air bekas,
kotoran dan penghawaan.

2. Lingkup Pekerjaan
a. Saluran pembuangan dari bak cuci kamar mandi dan dapur ke sumur
resapan.
b. Saluran pembuangan dari wastafel ke sumur resapan.
c. Saluran pembuangan dari kloset ke septic tank.

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 36
d. Saluran penghawaan instalasi pembuangan seperti dalam gambar
perencanaan.

3. Uraian Pekerjaan
a. Tugas yang harus dikerjakan oleh Kontraktor, meliputi pengadaan,
pemasangan dan pengujian secara sempurna dan terpadu, sehingga
merupakan sistim saluran air bekas, kotoran dan penghawaan berfungsi
dengan baik.
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem saluran air bekas, kotoran
dan penghawaan beserta perlengkapannya harus sesuai dengan gambar
rencana.
c. Prosedur pekerjaan pemasangan saluran air bekas dan kotor harus seijin /
disaksikan Direksi Lapangan.

4. Material / Bahan Yang Dipakai


a. Pipa PVC Class AW (Standard JISK 6742) dengan diameter sesuai gambar
rencana, produksi ex. Maspion, Wavin atau setara dengan persetujuan Direksi
Lapangan.
b. Fitting-fitting untuk penyambungan terbuat dari bahan dan produksi yang
sama.
c. Floor drain bak cuci meja beton mini laboratorium dari bahan stainless steel,
produksi ex. San-Ei atau setara dengan persetujuan Direksi Lapangan.
5. Cara Pemasangan
1). U m u m
a. Kontraktor harus memasang semua peralatan dan instalasi plambing
sesuai dengan gambar perencanaan dan spesifikasi teknis ini.
b. Gambar perencanaan hanya menjelaskan jalur dan penempatan secara
umum. Semua detail dan perletakan yang sebenarnya harus dibuat
dalam bentuk gambar kerja oleh Kontraktor dan diserahkan kepada
Konsultan Pengawas untuk disetujui.
c. Pemasangan Pipa :
- Pipa harus dipasang dengan jarak yang cukup terhadap balok, kusen
jendela, rangka langit-langit dan lainnya sehingga terdapat ruang
atas yang cukup untuk pemeliharaan pipa, fitting serta peralatan
lainnya.
- Bila tidak diperoleh ruangan yang cukup untuk pipa tersebut,
Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi, untuk mendapat penyelesaian.
- Ketinggian langit-langit, dimensi balok, dimensi kolom, dimensi shaft
dan lain-lain dicantuKonsultan Pengawasan secara jelas pada
gambar arsitektur, finishing dan gambar struktur.
- Sistem sambungan harus dilengkapi dengan peralatan yang berfungsi
untuk mengatasi gerakan-gerakan thermal dan/ atau gerakan-
gerakan akibat aliran fluida pada tempat-tempat tertentu dengan
sistem sambungan swing, flexible expansion loop dan lainnya.
- Pemipaan untuk peralatan/ mesin harus ditopang secara terpisah
sehingga tidak membebani unit mesin/ peralatan tersebut, dan jika
diperlukan harus disertai peredam getaran.
2). Pemasangan dan Penyambungan Pipa Dalam Bangunan
a. Pipa Tegak
- Pipa tegak harus disangga dengan besi kanal dan diikat dengan
klem-U yang dilengkapi dengan landasan kayu dan mur-baut. Jarak
antara penyangga maksimum 3 meter.
- Kontraktor harus membuat jalur pipa dan lubang-lubang yang
diperlukan pada tembok sesuai dengan kebutuhannya. Setelah pipa
dipasang dan diuji terhadap kebocoran, maka alur dan lubang
harus ditutup kembali dengan rapi.
- Untuk menghindari kebocoran, disetiap lubang dimana menembus
dinding harus diberi bahan Waterprofing untuk semua ujung pipa
harus diberi “Cap” yang tidak memungkinkan adanya kebocoran.
- Untuk memudahkan pemeliharaan dikemudian hari, semua fitting TY
yang dilengkapi dengan Clean Out, pada dasarnya harus ditarik ke
atas, sampai permukaan lantai (finishing floor level), diakhiri dengan
mempergunakan Clean Out. Jika terdapat kesulitan dalam

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 37
pelaksanaannya, karena kondisi lapangan, kontraktor bisa
mengajukan alternatif lain dengan persetujuan Direksi Lapangan.
b. Pipa Mendatar
- Untuk yang berada di atas langit-langit dan di bawah lantai, pipa
harus dipasang dengan menggunkan penggantung. Sedangkan
yang berada di atas lantai pipa diberi penyangga yang dilengkapi
dengan klem-U.
- Persyaratan penyangga dan penggantung pipa harus sesuai
dengan table di atas.
- Jarak antara penggantung pipa terhadap dinding bias disesuaikan
dengan keadaan lapangan.
- Pipa mendatar harus digantung menggunakan gantungan pipa
yang dilengkapi dengan pelindung (sadel) untuk pelindung
terhadap tekanan dasar penggantung. Persyaratan penggantung
harus sesuai dengan table di pasal selanjutnya. Pipa mendatar harus
dipasang dengan kemiringan/ slope sekitar 1% - 2%.
- Setiap cabang harus menggunakan fitting yang mempunyai sudut-
sudut 45 derajat.
c. Penyambungan Pipa
- Pipa PVC dengan diameter 3” ke atas harus disambung dengan
rubbering joint.
- Pipa PVC kurang dari dia. 2 ½” disambung dengan solvent cement.
- Setiap cabang harus menggunakan fitting yang mempunyai sudut-
sudut 45 derajat.
- Setiap sambungan pipa PVC harus dibersihkan dulu pipa PVC nya,
sebelum dilaksanakan penyambungan.
- Khusus untuk perpipaan air kotor, sambungan pipa ke soil stack dan
septic tank diberi kemiringan ¼ inchi/feet.

d. Pipa Dalam Tanah


- Pipa distribusi yang dipasang di bawah tanah, jalan atau pelataran
parkir, harus ditanam dengan kedalaman kurang lebih 80 cm yang
diukur dari bagian atas pipa sampai permukaan tanah atau lantai
pada peil yang terendah.
- Sebelum pipa ditanam, dasar galian harus dipadatkan dan
diratakan terlebih dahulu kemudian diurug dengan pasir padat
setebal 10 cm, setelah pipa diletakkan di sekeliling dan di atas pipa
diurug kembali dengan pasir setebal 15 cm, kemudian diurug
dengan tanah urug sampai padat.
- Apabila dalam galian tidak memenuhi syarat (80 cm) karena sesuatu
hal, maka pipa pada bagian pengurugan teratas harus dilindungi
dengan plat beton bertulang minimal setebal 10 cm yang dipasang
sedemikian rupa sehingga plat beton tidak sampai bertumpu pada
pipa, untuk selanjutnya diurug sampai padat.
- Disekitar fitting pipa harus dipasang blok penguat dari beton agar
fitting-fitting tersebut tidak bergerak jika terjadi penekanan oleh
beban di atasnya.
- Konstruksi permukaan tanah atau jalan bekas galian harus
dikembalikan seperti semula.
e. Lain – lain.
Tata letak yang ditunjukkan pada gambar merupakan perkiraan, tetapi
cukup memberi petunjuk jalur pipa yang dimaksud. Semua pekerjaan
perpipaan harus dibuat sedemikian rupa sehingga bebas dari
penyusutan dan pemuaian yang akan mengakibatkan kerusakan pada
pekerjaan / bagian lain. Harus diprbaiki bahwa perpipaan disusun
sedemikian rupa sehingga kelihatan rapi dan lurus.

3). Sambungan Pipa dengan Bahan Yang Berbeda


Diameter ukuran 3” atau lebih besar harus menggunakan sambungan flens,
sedangkan diameter 2 ½” atau lebih kecil menggunakan sambungan ulir.
4). Sambungan dengan peralatan
Sambungan dengan peralatan harus menggunakan sambungan union atau
flens. Sambungan tersebut harus dipasang pada kedua sisi peralatan.
5). Sambungan Lentur dan Sambungan Ekspansi

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 38
Pada tempat tertentu harus dilengkapi dengan sambungan lentur atau
sambungan ekspansi dimana dapat terjadi gerakan antara dua bagian
pemipaan atau dimana dapat terjadi expansi atau kontraksi yang melebihi
batas toleransi untuk pemipaan.
6). Pipa yang tertanam Dalam Bangunan
Semua pemipaan yang dipasang diantara dua dinding atau ditanam dalam
tanah atau daerah-daerah yang tidak dapat dijangkau harus diuji secara
hidraulis lebih dahulu sebelum ditutup.
7). Katub Pelepasan Udara
Katub pelepas udara terjebak harus dipasang pada sistem pipa air sirkulasi.
8). Penyangga dan Penggantung Pipa
a. Semua pipa mendatar harus ditumpu dengan baik. Tidak diperbolehkan
menggantungkan pipa ke pipa lainnya.
b. Pipa tegak harus disangga dengan besi kanal dan diikat dengan klem-U
yang dilengkapi dengan landasan kayu dan mur-baut. Jarak antar
penyangga maksimum 3 meter.
c. Penggantung dan penyangga pipa harus diikat ke konstruksi bangunan
dengan memakai insert.
d. Penyangga / penggantung harus dipasang sesuai dengan tabel berikut :

HANGER ROD SPACING


Ukuran
pipa
< 1 1½ 2 2½ 3 4 5 6 8 10 12 14 16 18 20
nominal
(inchi)
Jarak
antar
7 9 10 11 12 14 16 17 19 22 23 25 27 28 30
maksimum
(ft)

HANGER ROD SCHEDULE


Pipe size Rod Size Pipe Size Rod size
Up to dia. 2” 3/8” dia. 4” thru 5” 5/8” dia.
2 ½ thru 3” ½” dia. 6” thru 12” 7/8” dia.

9). Penembusan Pipa


a. Pipa yang menembus dinding beton atau tembok, harus diberi pipa
selubung (sleeve) yang diameternya lebih besar dari pada diameter
pipa yang akan menembus dinding.
b. Bahan dari pipa selubung (sleeve) dari jenis High Pressure PVC, atau
Polyethlene atau Polybutane atau Tembaga.
c. Cara pemasangan harus sesuai seperti yang tercantum pada gambar
dokumen.
10). Pembersihan
Kontraktor harus melakukan semua pekerjaan pembersihan, termasuk:
a.Semua bagian dinding luar pipa harus bebas dari lemak dan kotoran.
b.Semua bagian dalam dari pipa, katup dan alat-alat lainnya harus
dibersihkan dari segala macam kotoran.
c. Semua bagian bangunan atau finishing arsitektur yang kotor akibat
pemasangan pekerjaan plumbing.
d. Semua bagian luar dari peralatan.
11). Penandaan Pipa
a. Kontraktor harus melakukan pengecatan terhadap pipa untuk
penandaan sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi teknis.
b. Kontraktor harus mengecat dasar dengan bahan dasar syntetis terlebih
dahulu pada masing-masing pipa, sebelum cat akhir.
c. Pewarnaan Pipa
d. Semua pipa harus di cat dengan cat akhir (sesuai dengan spesifikasi
arsitektur). Pada setiap jarak 12 meter dan pada saat keluar dari shaft,

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 39
harus diberi indikasi penamaan pipa (simbol pipa) dan penunjuk arah
aliran.
SKEDUL PEWARNAAN PIPA
No Fungsi Warna
1 Pipa Air Bersih / RO Biru
2 Pipa Air Kotoran Kuning
4 Pipa Air Bekas Hijau
5 Pipa Penghawaan Putih
6 Gantungan & Support Hitam
7 Panah Pengarah Putih/Hitam

R K S Pembangunan Kawasan Destinasi Taman Nasional Komodo Kab. Manggarai Barat 2017 40

Anda mungkin juga menyukai