Anda di halaman 1dari 7

1.

Keteladanan Haji Agus Salim

Haji Agus Salim adalah salah satu tokoh penting di republik ini yang memiliki talenta
luar biasa. Bayangkan, sepanjang hidupnya diabaikan untuk kepentingan bangsa dan negara.
Sepak terjang dan pemikirannya telah dicatat dengan tinta emas. Betapa tidak, pemikiran
Agus Salim punya andil besar menjadikan Indonesia terbebas dari belenggu penjajahan. Tak
itu saja sisi luar biasa yang dimilikinya. Agus Salim adalah sosok yang menjalani hidup
dengan penuh kesederhanaan. Kesederhanaan dia bisa menjadi contoh pemimpin masa kini
yang sering alpa saat diberi amanah, dan akhirnya tergelincir dalam kubang
korupsi.Kecerdasan dan jejak-jejak intelektual Haji Agus Salim tersebar dalam bidang
pemikiran Islam, pendidikan, sosial, politik, dan diplomasi. Tokoh-tokoh dunia semasa
puncak karir politik Haji Agus Salim mengagumi pria kelahiran Koto Gadang, Bukittinggi,
Minangkabau, 8 Oktober 1884 yang meninggal dunia di Jakarta, 4 November 1954.Aktivitas
dan kepemimpinan politik selama periode puncak kehebatan Sarekat Islam-Partai Sarekat
Islam (SI, PSI), bisa menjadi cermin, bagaimana memimpin dan mengelola partai besar
dengan segala intrik dan perbedaan pandangan yang menjurus ke konflik. Namun, sejarah
mencatat, dia mampu mengatasinya dengan bijak.Dalam konteks kepemimpinan Haji Agus
Salim di partai politik itulah, masyarakat bisa mempelajari bagaimana konflik dan intrik
dalam partai politik yang kini tengah melanda partai besar di Tanah Air seperti Partai Golkar
dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), sesungguhnya konflik seperti itu telah menjadi
bgian dalam sejarah perkembangan partai di Indonesia.Semua itu dapat dibaca dalam buku
baru yang ditulis wartawan senior Koran Jakarta, Suradi SS, berjudul “Grand Old Man of The
Republic : Haji Agus Salim dan Konflik Politik Sarekat Islam”.Buku setebal 168 halaman ini
diterbitkan Mata Padi, Yogyakarta, 2014 dan diberi pengantar sejarawan Dr. Taufik
Abdullah.Kepada pers, Selasa (16/9), Suradi, SS yang menyelesaikan kuliah di Jurusan
Sejarah FSUI dan Komunikasi Politik FISIP UI ini mengatakan, buku yang baru diterbitkan
ini mengupas konflik yang kerap mengiringi perjalanan partai besar di masa pergeralan
nasional yakni SI yang kemudian menjadi PSI dan terakhir PSII. Setting peristiwa yang
dikaji dalam buku ini yakni periode 1915-1945 mengharuskan pembahasan menyinggung
peran dari partai besar lainnya yakni Partai Komunis Indonesia (PKI) yang notabene lahir
dari rahim SI, juga partai nasionalis yakni Partai Nasional Indonesia (PNI).

Konflik dalam partai ketika itu diselesaikan melalui cara yang sangat beradab yakni
menguji argumentasi perbedaan pandangan dalam forum debat terbuka antara pihak yang
saling berbeda pandangan . Forumnya pun sangat konstitusional yakni Muktamar Luar Biasa
(MLB), “ kata Suradi,SS.Dia mencontohkan keputusan untuk memberlakukan disiplin partai
atau partij discipline terhadap tokoh SI beraliran sosialis seperti Semaun dan Darsono ,
dilakukan dalam MLB di Surabaya Oktober 1921.“Debat soal asas Islam atau Sosialis dalam
SI menujukkan kekuatan dan kehebatan para tokoh partai masa itu. Semaun dan Darsono
yang kukuh memperjuangkan asas Sosialis-Komunis dalam SI,setelah kalah dalam
perdebatan, akhirnya dikeluarkan dari SI dan mereka pun bergabung dalam PKI,” kata Suradi
mengungkap sebagian isi bukunya.Sementara Taufik Abdullah dalam pengantarnya
mengatakan, Salim dikenal sebagai dwi tunggal bersama HOS Tjoroaminoto dalam
membangun soliditas SI, juga perumus yang paling terkemuka dari apa yang kemudian
dikenal sebagai “Ideologi Islam”. Perdebatan Salim dengan Soekarno tentang
antinasionalisme adalah sebuah intellectual exercise sebuah wacana yang ikut mempertajam
landasan nasionalisme Indonesia.

Nilai-nilai keteladanan H.Agus Salim

1. Jiwa dan kepemimpinan yang besar


2. Memiliki rasa cinta tanah air dan rasa kebangsaan/Nasionalisme yang tinggi
3. Patriotisme yang tinggi dan pantang menyerah
4. Kepercayaan diri yang kuat untuk merdeka
5. Berani membela kebenaran dan keadilan
6. Memiliki jiwa pengabdian yang tinggi
7. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
8. Jujur dan bertanggung jawab
9. Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara/kepentingan umum
10. Budi pekerti yang baik dan bertindak terpuji dalam kehidupan sehari-hari

2. Keteladanan Drs.Mohammad Hatta


Peran Mohammad Hatta

Mohamad Hatta atau akrab dipanggil Moh.Hatta merupakan tokoh proklamator yang
sangat berperan penting terhadap Negara tercinta kita ini. Bung Hatta adalah nama salah
seorang dari beribu pahlawan yang pernah memperjuangkan kemerdekaan dan kemajuan
Indonesia. Sosok Bung Hatta telah menjadi begitu dekat dengan hati rakyat Indonesia karena
perjuangan dan sifatnya yang begitu merakyat. Besarnya peran beliau dalam perjuangan
negeri ini sehingga ia disebut sebagai salah seorang “The Founding Father’s of
Indonesia”.Berbagai tulisan dan kisah perjuangan Muhammad Hatta telah ditulis dan
dibukukan, mulai dari masa kecil, remaja, dewasa dan perjuangan beliau untuk mewujudkan
kemerdekaan Indonesia. Sangat besar jasa beliau yang telah diperjuangkan demi
kemerdekaan bangsa Indonesia. Ide-ide dan pemikirannya yang gemilang banyak
berkontribusi pada NKRI,sehingga kita dapat menjadi bangsa yang besar seperti saat ini.
Terbukti saat proklamasi kemerdekaan,Drs.Moh Hatta dianggap sebagai pemimpin utama
bangsa selain Bung Karno. Berkat beliau,perselisihan pendapat antara golongan tua dan
golongan muda dapat tercapai kesepakatan. Beliau berdialog dengan golongan muda tentang
bagaimana tentang cara memproklamasikan kemerdekaan Indonesia Selain itu, Bung Hatta
adalah salah seorang perumus naskah Proklamasi. Bersama Bung Karno, Bung Hatta
bertindak sebagai proklamator kemerdekaan Indonesia. Selain menandatangani naskah
Proklamasi, beliau mendampingi Bung Karno memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia.Bung Hatta juga sangat berjasa atas perubahan beberapa kata dalam Piagam
Jakarta. Sebagai pemimpin bangsa beliau menerima aspirasi seluruh rakyat Indonesia. Beliau
memikirkan keutuhan seluruh bangsa Indonesia.
Dr. H. Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi, 12 Agustus 1902. Pria yang akrab
disapa dengan sebutan Bung Hatta ini merupakan pejuang kemerdekaan RI yang kerap
disandingkan dengan Soekarno. Tak hanya sebagai pejuang kemerdekaan, Bung Hatta juga
dikenal sebagai seorang organisatoris, aktivis partai politik, negarawan, proklamator, pelopor
koperasi, dan seorang wakil presiden pertama di Indonesia.Kiprahnya di bidang politik
dimulai saat ia terpilih menjadi bendahara Jong Sumatranen Bond wilayah Padang pada tahun
1916. Pengetahuan politiknya berkembang dengan cepat saat Hatta sering menghadiri
berbagai ceramah dan pertemuan-pertemuan politik. Secara berkelanjutan, Hatta melanjutkan
kiprahnya terjun di dunia politik. Sampai pada tahun 1921 Hatta menetap di Rotterdam,
Belanda dan bergabung dengan sebuah perkumpulan pelajar tanah air yang ada di Belanda,
Indische Vereeniging. Mulanya, organisasi tersebut hanyalah merupakan organisasi
perkumpulan bagi pelajar, namun segera berubah menjadi organisasi pergerakan
kemerdekaan saat tiga tokoh Indische Partij (Suwardi Suryaningrat, Douwes Dekker, dan
Tjipto Mangunkusumu) bergabung dengan Indische Vereeniging yang kemudian berubah
nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).Di Perhimpunan Indonesia, Hatta mulai meniti
karir di jenjang politiknya sebagai bendahara pada tahun 1922 dan menjadi ketua pada tahun
1925. Saat terpilih menjadi ketua PI, Hatta mengumandangkan pidato inagurasi yang berjudul
"Struktur Ekonomi Dunia dan Pertentangan Kekuasaan".Dalam pidatonya, ia mencoba
menganalisa struktur ekonomi dunia yang ada pada saat itu berdasarkan landasan kebijakan
non-kooperatif. Hatta berturut-turut terpilih menjadi ketua PI sampai tahun 1930 dengan
perkembangan yang sangat signifikan dibuktikan dengan berkembangnya jalan pikiran politik
rakyat Indonesia.Sebagai ketua PI saat itu, Hatta memimpin delegasi Kongres Demokrasi
Internasional untuk perdamaian di Berville, Perancis, pada tahun 1926. Ia mulai
memperkenalkan nama Indonesia dan sejak saat itu nama Indonesia dikenal di kalangan
organisasi-organisasi internasional.
Pada tahun 1927, Hatta bergabung dengan Liga Menentang Imperialisme dan
Kolonialisme di Belanda dan berkenalan dengan aktivis nasionalis India, Jawaharhal
Nehru.Aktivitas politik Hatta pada organisasi ini menyebabkan dirinya ditangkap tentara
Belanda bersama dengan Nazir St. Pamontjak, Ali Sastroamidjojo, dan Abdul madjid
Djojodiningrat sebelum akhirnya dibebaskan setelah ia berpidato dengan pidato pembelaan
berjudul: Indonesia Free. Selanjutnya pada tahun 1932, Hatta kembali ke Indonesia dan
bergabung dengan organisasi Club Pendidikan Nasional Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran politik rakyat Indonesia dengan adanya pelatihan-pelatihan.Pada
tahun 1933, Soekarno diasingkan ke Ende, Flores. Aksi ini menuai reaksi keras oleh Hatta. Ia
mulai menulis mengenai pengasingan Soekarno pada berbagai media. Akibat aksi Hatta
inilah pemerintah kolonial Belanda mulai memusatkan perhatian pada Partai Pendidikan
Nasional Indonesia dan menangkap pimpinan para pimpinan partai yang selanjutnya
diasingkan ke Digul, Papua. Pada masa pengasingan di Digul, Hatta aktif menulis di berbagai
ssurat kabar. Ia juga rajin membaca buku yang ia bawa dari Jakarta untuk kemudian diajarkan
kepada teman-temannya.
Selanjutnya, pada tahun 1935 saat pemerintahan kolonial Belanda berganti, Hatta dan
Sjahrir dipindahlokasikan ke Bandaneira. Di sanalah, Hatta dan Sjahrir mulai memberi
pelajaran kepada anak-anak setempat dalam bidang sejarah, politik, dan lainnya.Setelah
delapan tahun diasingkan, Hatta dan Sjahrir dibawa kembali ke Sukabumi pada tahun 1942.
Selang satu bulan, pemerintah kolonial Belanda menyerah pada Jepang. Pada saat itulah
Hatta dan Sjahrir dibawa ke Jakarta.Pada awal Agustus 1945, nama Anggota Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan berganti nama menjadi Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia dengan Soekarno sebagai Ketua dan Hatta sebagai Wakil
Ketua.Pada tanggal 17 Agustus 1945 di jalan Pagesangan Timur 56 tepatnya pukul 10.00
kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa
Indonesia. Keesokan harinya, pada tanggal 18 Agustus 1945 Soekarno diangkat sebagai
Presiden Republik Indonesia dan Hatta sebagai Wakil Presiden.Setelah kemerdekaan mutlak
Republik Indonesia, Hatta tetap aktif memberikan ceramah-ceramah di berbagai lembaga
pendidikan. Dia juga masih aktif menulis berbagai macam karangan dan membimbing
gerakan koperasi sesuai apa yang dicita-citakannya. Tanggal 12 Juli 1951, Hatta
mengucapkan pidato di radio mengenai hari jadi Koperasi dan selang hari lima hari kemudian
dia diangkat menjadi Bapak Koperasi Indonesia.Dengan Latar belakang pendidikan ekonomi,
disertai tekad untuk menolong rakyat yang menderita, beliau selalu menganjurkan agar
masyarakat menjadi anggota koperasi.Bung Hatta menginginkan agar koperasi menjadi
wadah ekonomi yang dapat menolong masyarakat dari kemelaratan dan keterbelakangan.
Banyak jasa bung hatta dalam perkembangan koperasi di Indonesia. Hal ini jelas dari gagasan
Bung Hatta agar kekuatan-kekuatan ekonomi ada ditangan rakyat. Agar kekuatan ekonomi
dikuasai oleh rakyat banyak dan bukan dikuasai oleh perusahaan, koperasi adalah satu-
satunya wadah. Untuk tujuan itu, Bung Hatta bersama dengan tokoh lainnya ikut aktif
merintis Dewan Koperasi Indonesia (DKI), Gerakan Koperasi Indonesia (GKI), dan Kesatuan
Koperasi Seluruh Indonesia (KOKSI).Konsep pemikiran Bung Hatta banyak diterima pada
kongres koperasi I di Tasikmalaya dan Kongres Koperasi II. Beliau juga member gagasan
pendirian Sekolah Menengah Ekonomi Jurusan Koperasi dan bahkan pendidikan tinggi
koperasi. Walaupun Bung Hatta telah meninggalkan kita pada tanggal 14 maret 1980, namun
beliau tidak pernah dapat dilupakan sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
Peran Moh. Hatta
1. Mendirikan perhimpunan Indonesia (IP)
2. Menjadi pemimpin Putera (Pusat Tenaga Rakyat)
3. Menjadi anggota Panitia Sembilan dalam merumuskan Piagam Jakarta
4. Bersama Ir. Soekarno menandatangani naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
5. Menjadi pemimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag,
Belanda tanggal 23 Agustus–2 November 1949
6. Pada tanggal 27 Desember 1945, menandatangani naskah pengakuan kedaulatan Republik
Indonesia
7. Drs. Mohammad Hatta dipercaya mendampingi Ir. Soekarno menjadi wakil presiden pertama
Republik Indonesia.

Keteladanan Sosok Moh.Hatta

Setelah mengerti dan memahami jasa-jasa yang telah dilakukan oleh Bung Hatta
terhadap Indonesia,kita juga harus dapat memetik dan mencontoh pribadi baiknya. Berikut
sedikit kisah hidup yang sedikit banyak dapat kita jadikan inspirasi dan motivasi dalam
kehidupan :

1. Sederhana dan baik hati


“Pada tahun 1950-an, Bally adalah sebuah merek sepatu yang bermutu tinggi dan tidak
murah. Bung Hatta, Wakil Presiden pertama RI, berminat pada sepatu itu. Ia kemudian
menyimpan guntingan iklan yang memuat alamat penjualnya, lalu berusaha menabung agar
bisa membeli sepatu idaman tersebut. Namun, uang tabungan tampaknya tidak pernah
mencukupi karena selalu terambil untuk keperluan rumah tangga atau untuk membantu
kerabat dan handai taulan yang datang untuk meminta pertolongan.Hingga akhir hayatnya,
sepatu Bally idaman Bung Hatta tidak pernah terbeli karena tabungannya tak pernah
mencukupi. Yang sangat mengharukan dari cerita ini, guntingan iklan sepatu Bally itu hingga
Bung Hatta wafat masih tersimpan dan menjadi saksi keinginan sederhana dari seorang Hatta.
Padahal, jika ingin memanfaatkan posisinya waktu itu, sangatlah mudah bagi beliau untuk
memperoleh sepatu Bally. Misalnya, dengan meminta tolong para duta besar atau pengusaha
yang menjadi kenalan Bung Hatta. Namun, di sinilah letak keistimewaan Bung Hatta. Ia tidak
mau meminta sesuatu untuk kepentingan sendiri dari orang lain.Bung Hatta memilih jalan
sukar dan lama, yang ternyata gagal karena ia lebih mendahulukan orang lain daripada
kepentingannya sendiri.”
2. Jujur dan Rendah hati
Ketika Bung Hatta ingin menunaikan ibadah haji di tanah suci, beliau berangkat dengan
menggunakan biaya sendiri. Padahal waktu itu Bung Karno telah menawari untuk berangkat
menggunakan pesawat terbang yang biayanya ditanggung negara. Tapi, Bung Hatta
menolaknya dan lebih memilih untuk naik haji menggunakana biaya sendiri sebagai rakyat
biasa. Hebat bukan?
3. Mendahulukan kepentingan Negara
Ibu Rahmi, istri Bung Hatta menabung sedikit demi sedikit untuk membeli mesin jahit.
Ketika tabungannya sudah cukup, Ibu Rahmi pun berencana untuk membeli mesin jahit
impiannya. Tapi, kemudian Ibu Rahmi sedih karena tidak jadi membeli mesin jahit tersebut.
Kenapa? Sewaktu Ibu Rahmi akan membeli mesin jahit ternyata ada berita bahwa ada
penurunan nilai mata uang dari 100 rupiah menjadi 1 rupiah. Meskipun Bung Hatta tahu hal
itu, beliau tidak mau menceritakan kepada Ibu Rahmi karena hal tersebut merupakan suatu
rahasia negara.

itulah keteladanan Bung Hatta, apalagi di tengah carut-marut zaman ini. Bung Hatta
meninggalkan teladan besar, yaitu sikap mendahulukan orang lain, sikap menahan diri dari
meminta hibah, bersahaja, dan membatasi konsumsi pada kemampuan yang ada. Kalau belum
mampu, harus berdisiplin dengan tidak berutang atau bergantung pada orang lain.Seandainya
bangsa Indonesia dapat meneladani karakter mulia proklamator kemerdekaan ini, seandainya
para pemimpin tidak maling, tidak mungkin bangsa dengan sumber alam yang melimpah ini
menjadi bangsa terbelakang, melarat, dan nista karena tradisi berutang dan meminta sedekah
dari orang asing.

3. Keteladanan Panglima Besar Jenderal Sudirman

Jenderal Sudirman lahir hari Senin Pon 24 Januari 1916 di desa Bantar barang,
Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Beliau lahir dari pasangan
bapak Kasid Kartawiraji dan ibu Siyem. Pendidikan pertama Sudirman ditempuh di
Hollandsch-Inlandsche School (HIS), Cilacap, setelah itu melanjutkan pendidikan di Meer
Uitgebreid Lager Onderwijsatau MULO Wiworotomo dan Taman Siswa. Tamat dari MULO
Sudirman melanjutkan pendidikanya di sekolah keguruan HollandscheIndische Kweekschool
(HIK) Surakarta. Pada tahun 1942 Sudirman menjalani pendidikan militer di Pusat
Pendidikan Perwira Pembela Tanah Air (PETA) Jawa Boei Giyugun Kanbu Renseitai, Bogor.
Bersekolah di MULO merupakan tahapan penting bagi Sudirman, di MULO inilah Sudirman
mendapatkan pendidikan nasionalis dari para guru yang kebanyakan aktif di organisasi Boedi
Oetomo seperti Raden Soemojo dan Sowardjo Tirtosoepono. Selain itu, jiwa militernya
semakin terasah ketika Sudirman dididik oleh Suwardjo Tirtosupono, lulusan Akademi
Militer Breda Belanda, yang tidak ingin dilantik sebagai Opsir KNIL, tetapi memilih terjun
kepergerakan nasional.
Sosok Sudirman yang santun, berwibawa serta luwes dalam bergaul membuat beliau
disegani di kalangan militer maupun masyarakat. Keluwesan dalam bergaul itu membawa
Sudirman aktif di organisasi kepanduan Hizbul Wathan, pada saat bergabung di organisasi
Hizbul Wathan, beliau dipercaya untuk memimpin Kepanduan Karesidenan Banyumas
sebagai Mentri Daerah (setara dengan ketua kwartir daerah). Selain itu beliau juga dipercaya
menjadi Wakil Majelis Pemuda Muhammadiyah Priyangan Timur. Puncaknya beliau terpilih
sebagai Panglima Besar TKR pada tahun 1945 disaat beliau masih berpangkat Kolonel.
Sifat rendah hati sebagai Panglima Besar yang tidak menonjolkan pangkat, bintang
atau tanda jasanya tetapi menjiwai dengan semangat dan keprihatinan terhadap keadaan
bangsa saat itu. Dalam keadaan darurat pun beliau mengedepankan kepentingan rakyat dan
selalu dekat dengan anak buah, serta lebih menonjolkan sifat kebapakan sebagai seorang
pemimpin perang.
Saat ini siapa yang tak mengenal pahlawan bangsa Jenderal Sudirman, namanya
harum diseluruh penjuru Indonesia. Sudirman bukan sekedar pahlawan bagi Bangsa
Indonesia, Sudirman merupakan panutan sekaligus figure pemimpin bangsa masa kini.

Anda mungkin juga menyukai