Anda di halaman 1dari 38

Anggota kelompok :

1. Ana Nur Yasin Anwar


2. Arif Rahman Hakim
3. Fatricia Erianto
4. Maudy Nur Rizqy Rindabunga
5. Naomi Marik Rarukan
6. Nur Azizah

APOTEKER UNMUL ANGKATAN IX


Pengertian IMS (Infeksi Menular Seksual)

Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah suatu penyakit


infeksi yang kebanyakan ditularkan melalui hubungan
seksual. Kuman penyebab infeksi tersebut dapat berupa
jamur, bakteri, dan virus.
Organ Reproduksi Wanita
 Ovarium berfungsi mengeluarkan sel telur secara bergantian setiap 28 hari sehingga
terjadinya menstruasi.

 Tuba fallopi sebagai jalan ovum menuju rahim, serta dapat pula berfungsi sebagai tempat
terjadinya pembuahan dan tempat persiapan pembuahan sebelum menuju rahim.

 Uterus berfungsi untuk ruang janin tumbuh dan berkembang selama masa kehamilan.

 Serviks berfungsi jalan masuk antara uterus dan juga vagina.

 Vagina berfungsi sebagai jalan utama masuknya sperma menuju rahim atau tuba falopi,
jalam keluar darah menstruasi, hingga sebagai jalur lahirnya bayi.

 Mons Pubis merupakan bagian yang ditumbuhi rambut kemaluan ketika wanita sudah
dewasa

 Labia Mayora disebut juga sebagai bibir kemaluan besar berada di bawah mon pubis
berada dan memanjang hingga perineum (area kulit antara lubang vagina dan anus)

 Labia Minora bibir kemaluan kecil letaknya berada didalam labiya mayora dan tidak
ditumbuhi rambut kemaluan sama sekali.

 Klitoris merupakan bagian paling sensitif terhadap rangsangan saat berhubungan seksual.
Organ Reproduksi Pria

 Penis berfungsi sebagai saluran keluar urine dalam sistem kemih,


sistem reproduksi penis memiliki dua fungsi, yaitu sebagai tempat
untuk mengeluarkan air mani dan alat untuk sanggama.

 Skrotum adalah pembungkus testis. Fungsinya untuk menjaga suhu


testis agar stabil sehingga spermatogenesis masih terjadi.

 Epididimis berfungsi sebagai alat untuk mengangkut, menyimpan,


dan pematangan sperma.

 Vas Deferens berfungsi menyalurkan sperma ke dalam vesikula


seminalis dan sebagai wadah penampungan sperma.

 kelenjar kelamin pria adalah sebagai penghasil cairan sebagai


tempat berenangnya sperma dan menjaga sperma untuk dapat
tetap hidup dengan cara menetralisir asam.

 saluran ejakulasi berfungsi untuk saluran pendek yang


menghubungkan antara duktus vesikula seminalis dengan uretra.

 Uretra berfungsi sebagai tempat untuk keluarnya sperma dan


sebagai tempat keluarnya urin
Beberapa Penyakit Menular Seksual (PMS)

SIFILIS 1 4 HERPES GENITAL

IM
S
GONORE 2 5 TRIKOMONIASIS

CHLAMYDIA 33 6 CANDIDIASIS
Sifilis
Sifilis merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh spirochaete, Treponema pallidum (T.
pallidum) dan merupakan salah satu bentuk infeksi menular seksual. Sifilis secara umum dapat
dibedakan menjadi dua: yaitu sifilis kongenital(ditularkan dari ibu ke janin selama dalam
kandungan) dan sifilis yang didapat / acquired (ditularkan melalui hubungan seks atau jarum
suntik dan produk darah yang tercemar).
Patogenesis

• Theponema pallidum masuk dengan cepat melalui membran mukosa kemudian kedalam
kelenjar getah bening, masuk aliran darah,menyebar ke seluruh organ tubuh. Bergerak masuk
ke jaringan intestinal.
• Waktu berkembang biak bakteri ini secara invivo aktif 30-33 jam. Lesi primer muncul dan
bertahan selama 4-6 minggu kemudian sembuh spontan.
• Bakteri ini akan melakukan multiflikasi dan tubuh akan bereaksi dengan timbulnya infiltrat
yang terdiri dari limfosit, makrofag dan sel plasma yang secara klinis dilihat sebagai papul.
• Reaksi radang tersebut tidak hanya terbatas pada tempat masuknya bakteritetapi juga daerah
perivaskuler (Treponema Pallidum berada diantara endotel kapiler dan jaringan) hal ini
mengakibatkan hipertrofi endotel yang dapat menimbulkan obliterasi lumen kapiler. Kerusakan
vaskuler ini mengakibatkan aliran darah pada daerah papula berkurang sehingga terjadi erosi
atau ulkus.
Gambar Penderita Sifilis
Diagnosis
Terapi Sifilis
GONORE
Gonore adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang dapat menyebabkan infeksi pada uretra,
serviks, anus, tenggorokan (bergantung bentuk kontak seks yang dilakukan), dan meskipun jarang infeksi dapat menyebar diluar organ reproduksi
lainnya.

Gonore disebarkan melalui seks vaginal, anal, ataupun oral tanpa menggunakan kondom. Gonore dapat ditularkan dari ibu hamil yang terinfeksi
ke bayinya dalam proses persalinan.

Faktor resiko Manhart et al. (2004) dalam penelitiannya


menjelaskan beberapa faktor resiko penularan infeksi
gonore antara lain:
1. Usia muda (18-39 tahun)
2. Berganti-ganti pasangan seksual
3. Homoseksual
4. Status sosial ekonomi yang rendah
5. Mobilitas penduduk yang tinggi
6. Tidak menggunakan kondom
Patogenesis
Patogenesis gonore terbagi menjadi 5 tahap sebagai berikut:
1. Fase 1 adalah bakteri Neisseria gonorrhoeae menginfeksi permukaan selaput lendir dapat ditemukan di
uretra, endoserviks dan anus.
2. Fase 2 adalah bakteri ke microvillus sel epitel kolumnar untuk kolonisasi selama infeksi, bakteri dibantu oleh
fimbriae, pili. Fimbriae terutama terdiri dari protein pilin oligomer yang digunakan untuk melekatkan bakteri ke
sel-sel dari permukaan selaput lendir. Protein membran luar PII 9 Oppacity associated protein (OPA)
kemudian membantu bakteri mengikat dan menyerang sel inang.
3. Fase 3 adalah masuknya bakteri ke dalam sel kolumnar dengan proses yang disebut endositosis di mana
bakteri yang ditelan oleh membran sel kolumnar, membentuk vakuola.
4. Fase 4 adalah vakuola ini kemudian dibawa ke membran basal sel inang, dimana bakteri berkembang biak
setelah dibebaskan ke dalam jaringan subepitel dengan proses eksositosis. Peptidoglikan dan bakteri LOS
(Lipo Oligo Sakharida) dilepaskan selama infeksi. Gonococcus dapat memiliki dan mengubah banyak jenis
antigen dari Neisseria LOS. LOS merangsang tumor necrosis factor, atau TNF, yang akan mengakibatkan
kerusakan sel.
5. Fase 5 reaksi inflamasi yang dihasilkan menyebabkan infiltrasi neutrofil. Selaput lendir hancur mengakibatkan
akumulasi Neisseria gonorrhoeae dan neutrofil pada jaringan ikat subepitel. Respon imun host memicu
Neisseria gonorrhoeae untuk menghasilkan protease IgA ekstraseluler yang menyebabkan hilangnya aktivitas
antibodi dan mempromosikan virulensi.
Gambar Perfase
Klasifikasi Gonore

1. Infeksi gonokokal non komplikasi/ Uncomplicated


Gonococcal Infections-Infeksi gonokokal yang
termasuk dalam golongan ini adalah infeksi gonokokal
urogenital (serviks, uretra dan rektum), faring dan
gonokokal konjungtivitis.

2. Infeksi gonokokal diseminasi/ Disseminated


Gonococcal Infections.-Infeksi gonokokal diseminasi
ditandai dengan munculnya lesi pada kulit, arthritis
dan seringkali komplikasi perihepatitis, endokarditis
dan meningitis.

3. Infeksi gonokokal pada neonatus/ Gonococcal


Infections Among Neonates. Infeksi gonokokal dapat
menjadi masalah serius bagi ibu hamil yang terinfeksi
dikarenakan dapat mengakibatkan ophtalmia
neonatorum/ infeksi konjungtivitis pada bayi baru lahir
sehingga terjadi kebutaan pada bayi baru lahir.

4. Infeksi gonokokal pada bayi dan anak/ Gonococcal


Infections Among Infants and Children. Golongan
klasifikasi ini sama dengan golongan infeksi
gonokokal non komplikasi dan infeksi gonokokal
diseminasi, tetapi golongan ini dibuat untuk
memberikan panduan pengobatan yang lebih efektif
berdasarkan usia.
Terapi Gonore
Chlamydia

Chlamydia adalah Infeksi Menular Seksual (IMS) yang paling sering dijumpai di Australia, terutama di antara orang muda yang
berumur antara 15 – 25 tahun. Ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis dan dapat menjadi serius pada wanita dan
laki-laki. Chlamydia disebabkan oleh bakteri dan dapat ditularkan melalui seks tanpa pelindung pada vagina, mulut atau dubur
. Wanita hamil dapat menularkan Chlamydia pada janin, menyebabkan infeksi mata dan paru-paru yang serius.
Patogenesis
Patogenesis Dibagi menjadi 2 fase yaitu fase
I dan II.
1. Pada fase I (fase noninfeksiosa) ini
terjadi keadaan laten yang dapat
ditemukan pada genitalia maupun
konjungtiva. Pada fase ini kuman
bersifat intraselular dan berada di dalam
vakuol yang letaknya melekat pada inti
sel hospes (badan inklusi).
2. Pada fase II (fase penularan) jika
vakuol pecah, kuman menyebar keluar
dalam bentuk badan elementer yang
dapat menmbulkan infeksi pada sel
hospes yang baru.
TERAPI
Herpes Genital

 Herpes genital merupakan penyakit


menular seksual yang disebabkan virus
herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) atau
tipe 2 (HSV-2). Tipe satu ditemukan
didaerah mulut (herpes oral) dan tipe 2
disebut herpes genital.
Patofisisologis
Gejala

Pada umum nya infeksi virus herpes tidak menimbulkan


gejala atau hanya gejala ringan sehingga kebanyakan
penderita tidak menyadari bahwa ia menderita penyakit
herpes.
Gejala berupa : gelembung kecil berwarna bening bisa
tunggal atau jamak, disekitar mulut, kelamin atau rektum.
Gelembung dapat pecah dan menimbulkan bekas luka
seperti sariawan yang membutuhkan waktu 2-4 minggu
untuk sembuh.
Terapi Herpes Genital
1. Asiklovir

 Obat ini sangat selektiv untuk sel terinfeksi karena mempunyai afinitas tinggi terhadap enzim kinase timida virus.
Efek ini akan mengkonsentrasikan asiklovir monofosfat dalam sel yang terinfeksi. Monofostat kemudian
dimetabbolisme menjadi bentuk trifosfatkinase aktiv seluler yg akan mengganggu enzim polimerase DNA virus, shg
menghambat replikasi DNA.

2. Pensiklovir

 Merupakan inhibitor selektif terhadap polimerase DNA HSV1 dan HSV2 yang akan menghambat replikasinya.
Pensiklovir akan dikonversi menjadi metabolit aktif trifosfat yg secara invivo ataupun invitro mempunyai aktivitas
inhibisiHerpesviridae, termasuk HVS1, HVS2, VZV (varicella zoster virus) dan EBV (epstein barr virus).

3. Valasiklovir

 Obat ini bekerja dengan cara dikonversi dulu menjadi asiklovir, lalu berkompetisi dengan deoksiguanosin trifosfat
dari DNA polimerase virus untuk menghambat sintesis DNA dan replikasinya.

4. Famsiklovir

 Obat ini bekerja dgn terlebih dulu diubah menjadi metabolit aktifnya yaitu pensiklovir,yg dpt menghambat
sintesis/replikasi DNA virus.
Candidiasis Vulvovaginal

Candidiasis Vulvovaginal
adalah penyakit infeksi pada
vulva dan vagina yang
disebabkan oleh Candida
albicans.
Patofisiologi

Pseodahifa Candida menempel pada sel epitel mukosa

Candida mengeluarkan zat keratolitik (fosfolipase)

Hidrolisis fosfolipid membran sel epitel

Candida mengeluarkan faktor kemotaktik neutrofil

Reaksi radang akut

Zat keratolitik Candida akan terus merusak epitel mukosa

Sisa jaringan nekrotik sel-sel epitel mukosa

Sisa jaringan nekrotik sel-sel epitel dan jamur

(Flour Albus)
Gejala

 Gatal dan panas pada vulva


 Vulva lecet
 Eritema
 Dapat timbul fisura
 Edema jika berat
 Di tubuh vagina terdapat cairan putih seperti susu menggumpal
dan tidak berbau.
Terapi Candidiasis Vulvovaginal

 1st : Myconazole, Klotrimazol, Fluconazole, Itraconazol


Obat obat ini diindikasikan unntuk mengobati infeksi ragi pada vagina. Serta
mengatasi rasa terbakar, gatal dan keluarnya cairan pada vagina yang
disebabkan oleh infeksi.
 2nd : Nistatin
Obat ini bersifat antifungi pada jamur yang rentan dengan cara
mengganggu permeabilitas dinding sel jamur. Senyawa obat ini dapat
mengikat sterol, terutama ergosterol yang ditemukan pada membran sel
jamur.
Trikomoniasis

 Trikomoniasis adalah
penyakit menular
seksual yang
disebabkan parasit
bernama Trichomonas
Vaginalis.
Patofisiologi

T vaginalis menghancurkan sel epitel dengan kontak sel langsung


dan dengan melepaskan zat sitotoksik kemudian mengikat protein
plasma. Selama infeksi, pH vagina meningkat, seperti halnya
jumlah leukosit polimorfonuklear (PMN). PMN, sejenis sel darah
putih, adalah mekanisme pertahanan tuan rumah yang dominan.
Sel-sel ini merespon zat kemotaktik yang dikeluarkan oleh
trichomonad.
Gejala

Pada wanita Pada Laki-laki


- Bagian perut bawah terasa sakit - Muncul cairan putih dari penis
- Muncul rasa sakit dan tidak nyaman - Muncul rasa sakit, bengkak dan
saat buang air kecil atau kemerahan diarea ujung penis.
berhubungan seksual
- Frekuensi buang air kecil
- Keputihan menjadi kental, encer, meningkat, disertai rasa sakit.
berbusa atau berwarna kekuningan
dan kehijauan serta berbau amis. - Timbul rasa sakit saat buang air
- Timbul rasa nyeri, bengkak, gatal di
kecil atau saat ejakulasi.
area kewanitaan
Terapi Trikomoniasis

Metronidazol
- Rejimen terapi metronidazol yang direkomendasikan telah menghasilkan
tingkat kesembuhan 90-95%.
- Metronidazol oral merupakan pengobatan pilihan untuk trikomoniasis
agen lini pertama. jika tidak efektif gunakan nitroimidazole lain atau dosis
tinggi metronidazol dapat digunakan.
- Mekanisme kerjanya yaitu dengan mendestruksi protozoa.
SOAL-SOAL INFEKSI MENULAR SEKSUAL
No. 1
 SR seorang laki-laki berusia 27 tahun, datang ke klinik dengan keluhan malaise,
sakit kepala, dan demam selama 4 hari. Dia juga mengungkapkan bahwa penisnya
terasa sakit sekitar 8 pekan yang lalu, tetapi telah teratasi. Hasil pemeriksaan
menunjukkan bahwa ia tidak demam, adanya ruam kulit makulopapular yang luas
di telapak kaki; serta adanya limfadenopati. Dari penelusuran riwayat medis SR
pernah mengalami satu episod gonorrhea 2 tahun lalu yang diobati dengan
prokain penisilin. Pemeriksaan laboratorium: jumlah WBC perifer normal, serologi
negatif untuk antigen HIV, dan positif untuk tes rapid plasma reagin (RPR) serta tes
fluorescent treponemal antibody absorption (FTA-Abs). Apa kondisi yang terjadi
pada pasien tersebut?
a. Gonorrhea Alasan : Karena dari gejala dan pemeriksaaan
b. Herpes laboratorium pasien SR menunjukkan bahwa pasien
c. HIV tersebut menderita sifilis
d. Klamidiasis
e. Sifilis
 Tes yang menunjukkan bahwa pasien
menderita sifilis yaitu :
 1. RPR (Rapid Plasma Reagin) : tes
untuk non spesifik Treponema
 2. fluorescent treponemal antibody
absorption (FTA-Abs) : Tes spesifik
Treponema
 Dari hasil data laboratorium kedua
pemeriksaan tersebut positif jadi dapat
disimpulkan pasien terinfeksi bakteri
Treponema yang menyebabkan
penyakit Sifilis.
No.2
 SY seorang perempuan berusia 24 tahun datang ke dokter dengan keluhan selama 1
pekan mengalami keputihan berbau amis, terutama pasca koitus. SY tidak memiliki
keluhan pruritus atau rasa terbakar di vagina. Sampel lendir SY diambil dan dari hasil
pemeriksaan terlihat cairan tipis, putih, homogen, berbau busuk dan terdapat
beberapa leukosit. PH vagina 4,8, dan bau amis yang khas tercium saat lendir
dicampur dengan 10% kalium hidroksida (KOH). Apa kondisi yang terjadi pada pasien
tersebut?
a. Herpes
b. Kandidiasis
c. Klamidiasis
d. Trikomoniasis Dilihat dari gejala dan berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan
e. Vaginosis bakteri menggunakan KOH ( pH basa) dan pH vagina 4,8 (pH normal vagina
3,5-4,5) didiagnosis pasien menderita kandidiasis karena pasien yang
positif Candida albicans pH vagina akan berada dikisaran pH 5.
No.3
 Seorang perempuan berusia 35 tahun datang ke dokter dengan keluhan gatal di
daerah vulva dan pengeluaran lendir berlebihan. Hasil pemeriksaan urin dan lendir
menunjukkan adanya trichomonas. Apa obat yang dapat apoteker rekomendasikan
untuk pengobatan trikomoniasis?

a. Doksisiklin

b. Emetin

c. Metronidazol

d. Pentamidin
Pengobatan trikomoniasis yaitu metronidazol, mekanisme kerjanya
e. Pirimetamin yaitu dengan mendestruksi protozoa. Karena trikomoniasis
disebabkan oleh parasit Trichomonas Vaginalis
No.4
 Seorang perempuan berusia 26 tahun datang ke dokter untuk menemani suaminya
melakukan pemeriksaan dengan keluhan rasa sakit di bagian meatal, disuria dan
kencing yang berwarna kuning pekat. Sang suami didagnosis oleh dokter mengalami
gonorrhea dan mendapatkan terapi yang sesuai. Untuk melakukan pencegahan agar
istri dari pasien tersebut tidak terinfeksi, maka apoteker menyarankan kepada dokter
untuk memberikan antibiotik pula kepada sang istri. Diketahui sang istri sedang
mengandung dengan usia kandungan 10 pekan. Apa obat yang dapat
direkomendasikan kepada sang istri?
a.Azitromisin (B)
b.Doksisiklin (D)
c.Klindamisin (B)
d.Levofloksasin (C)
e.Siprofloksasin (C)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai