BAB I Revisi
BAB I Revisi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
jiwa termasuk salah satu dari sepuluh penyebab utama kecacatan diseluruh
dunia. Data dari WHO menunjukan bahwa 121 juta - 450 juta orang dari
sebagai gila, melainkan dalam bentuk gangguan mental serta perilaku yang
2011).
1
2
pada tahun 2020 dan sebagai penyakit kedua di dunia setelah jantung
Spesialis Kesehatan Jiwa (PDSKJ) yang diumumkan bulan Juni 2007 yang
tingkat ringan hingga yang paling berat. Hasil penelitian David (2004)
penyakitnya.
atau kehilangan kepercayaan diri dan merasa lemah sehingga tidak mampu
Diabetes melitus merupakan salah satu contoh penyakit turunan yang tidak
gula yang berlebihan dan melakukan manajemen diri dengan baik untuk
Selain itu, tingkat kecemasan penderita juga dipengaruhi oleh koping dan
untuk klien beserta keluarga. Jadi, bahwa orang dengan diabetes melitus
berupa Klinik umum, Klinik gigi, Apotek, Laboratorium, EKG, serta Skin
penyembuhan luka yang lama terutama pada daerah kaki, serta merasa
melitus sangatlah penting. Maka dari itu, peneliti merasa tertarik untuk
B. Identifikasi Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
diabetes melitus.
6
E. Ruang Lingkup
sebagai berikut :
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Kecemasan
1. Kecemasan
kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya (Sutardjo, 2010).
tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Ketika merasa cemas, individu
merasa tidak nyaman atau takut bahkan mungkin memiliki firasat akan
7
8
dapat dibedakan dari ansietas karena individu yang merasa takut atau
bahwa rasa takut timbul sebagai respons terhadap objek mengancam yang
suatu ancaman, ansietas adalah emosi yang ditimbulkan oleh rasa takut.
respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang
yang belum pernah dilakukan, seta dalam menemukan identitas diri dan
arti hidup. Kecemasan adalah reaksi yang dapat dialami siapapun. Namun
yang berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak bahaya.
ini baik akut maupun kronik mencapai 5% dari jumlah penduduk, dengan
2011).
(dramatisasi).
hal-hal yang sifatnya psikis tetapi sering juga disertai dengan keluhan-
takut dan cemas merupakan emosi yang berfungsi sebagai tanda adanya
suatu bahaya. Rasa takut muncul jika terdapat ancaman yang jelas atau
sebagainya.
kepribadian sendiri, dan tidak berhubungan dengan objek yang nyata atau
b. Adanya emosi-emosi yang kuat dan sangat tidak stabil. Suka marah
tinggi.
antara lain :
makan, rasa tidak nyaman pada abdomen, nyeri abdomen, mual, nyeri
sering berkemih.
tangan), gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pucat,
nadi menurun.
13
tercekik, terengah-engah.
5. Gangguan Kecemasan
a. Panic Disorder
panik yang tidak diharapkan, yang tidak dipicu oleh hal-hal yang bagi
b. Agrophobia
situasi dimana ia merasa bahwa ia tidak dapat atau sukar menjadi baik
ramai.
14
6. Tingkat Kecemasan
berdaya. Keadaan emosi ini tidak memilki objek yang spesifik. Kondisi
menjadi cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat cemas yang
1. Kecemasan ringan
menghasilkan kreativitas..
15
2. Kecemasan sedang
melakukannya.
3. Kecemasan berat
cenderung berfokus pada suatu yang rinci dan spesifik serta tidak
4. Kecemasan panik
kendali, individu yang mengalami panik atau cemas berat sekali tidak
berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan dan
kematian.
1. Kecemasan ringan
2. Kecemasan sedang
3. Kecemasan berat
7. Faktor-Faktor Kecemasan
tiga, yaitu :
a. Faktor Predisposisi
1) Teori Psikoanalitis
ada bahaya.
2) Teori Interpersonal
yang berat.
3) Teori Perilaku
b. Faktor Presipitasi
kategori, yaitu :
c. Perilaku
peningkatan kecemasan.
kecemasan, diantaranya :
a. Lingkungan
lingkungannya.
dalam jangka waktu yang sangat lama serta ancaman terhadap sistem
diri yaitu adanya suatu yang dapat mengancam terhadap identitas diri.
c. Sebab-sebab fisik
Kecemasan ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak
Rochman, 2010).
a. Lingkungan keluarga
21
kecemasan.
oleh pasien diabetes untuk mengatasi kecemasan yang muncul dari dalam
diri sendiri dengan segala kesalahan yang ada dan peduli pada diri
individu.
22
b. Relaksasi
menjadi lebih baik. Ada dua metode relaksasi yang cukup mudah dan
1) Olahraga
tubuh.
c. Psikoterapi
23
psikoterapi :
1) Pendekatan psikodinamis
berbicara secara acak, tanpa tema atau alasan yang jelas sehingga
individu.
2) Pendekatan kognitif
3) Pendekatan humanistis
individu untuk menjadi tuan atas diri sendiri, termasuk tuan dari
Rating Scale for Anxiety (HRS-A). Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok
a. Perasaan cemas
b. Ketegangan
c. Ketakutan
d. Gangguan tidur
e. Gangguan kecerdasan
h. Gejala sensorik
m. Gejala autonomi
b. 1 : Gejala ringan
c. 2 : Gejala sedang
d. 3 : Gejala berat
1. Diabetes Melitus
meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam, kadar
gula darah yang normal pada pagi hari setelah makam sebelumnya
berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya kurang
dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang
ini sudah tidak layak dipertahankan lagi, sebab banyak sekali kasus-kasus
(2012) adalah :
dan yang dipicu oleh obat atau bahan kimia (seperti dalam pengobatan
yaitu :
28
sebelum hamil.
insulin. Pada diabetes jenis ini, sel-sel beta pankreas yang dalam keadaan
kadar glukosa darah. Diabetes tipe I ditandai oleh awitan mendadak yang
II, yaitu diabetes yang tidak tergantung insulin. Diabetes tipe II terjadi
pada mulanya diatasi dengan diet dan latihan. Jika kenaikan glukosa darah
tetap terjadi, terapi diet dan latihan tersebut dilengkapi dengan obat
hipoglikemik oral. Pada sebagian penyandang diabetes melitus tipe II, obat
tipe II paling sering ditemukan pada individu yang berusia lebih dari 30
tahun dan obesitas. Komplikasi diabetes dapat terjadi pada setiap individu
dengan diabetes tipe I atau tipe II dan bukan hanya pada pasien yang
3. Etiologi
a. Diabetes Tipe I
1) Faktor Genetik
HLA.
2) Faktor-faktor imunologi
3) Faktor lingkungan
b. Diabetes Tipe II
Faktor-faktor resiko :
tahun).
2) Obesitas.
4. Patofisiologi
halus. Dalam usus halus ini terjadi penyerapan sari-sari makanan yang
makanan ke seluruh sel dan organ tubuh. Apabila jumlah insulin tubuh
kurang, maka sari makanan atau glukosa tidak akan sampai maksimal,
yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun
(polidipsi).
terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan
akan insulin maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes
tipe II.
khas diabetes tipe II, namun terdapat jumlah insulin yang adekuat
karena itu, ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada diabetes tipe II.
polifagia, dan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas sampai 5-10
lemas, kesemutan, gatal, mata kabur dan impotensi pada pria atau pruritus
daerah genital, ataupun daerah lipatan kulit lain seperti di ketiak dan
dikeluhkan timbulnya bisul-bisul atau luka yang lama tidak mau sembuh.
Luka ini dapat timbul akibat hal yang sepele seperti luka lecet karena
salah satu keluhan yang sering menyebabkan pasien datang ke dokter ahli
latar belakang keluhan tersebut. Rasa baal dan kesemutan akibat sudah
lemah dan mudah merasa lelah. Pada pasien laki-laki terkadang keluhan
merupakan salah satu sebab pasien berobat ke dokter mata (Brunner dan
Sudarth, 2002).
a. Sikap menyangkal
35
mengatasi hal ini adalah dengan mengubah rasa tidak berdaya tersebut
b. Obsesi
tetapi sifat ini tidak akan berlangsung lama karena akan menimbulkan
c. Marah
bersangkutan dengan penyakit diabetes yang ada dalam dirinya. Hal ini
d. Frustasi
bahwa rasa frustasi yang ada di dalam dirinya ini semakin memicu
e. Takut
dan ketakutan akan kematian apalagi jika ada anggota keluarga atau
dan gangguan makan. Sebenarnya rasa takut tersebut wajar saja dan
f. Kecemasan (anxiety)
keadaan berikut :
musibah.
konsentrasi.
3) Mudah lelah.
5) Mudah tersinggung.
38
g. Gangguan makan
disebabkan oleh situasi pada diri individu yang dirasakan belum siap untuk
perasaan yang berbeda sekaligus dan menimbulkan rasa yang tidak enak,
39
dekat. Komplikasi dari penyakit yang cukup fatal bagi dirinya. Faktor-
dan tidak mempunyai argumen yang realistis yang disebut khayalan atau
terhadap segala hal yang buruk sejauh itu menyangkut penyakit diabetes
(komplikasi jangka panjang) yang belum tentu terjadi dalam diri penderita,
cemas. Saat gula darah penderita diabetes melitus mulai meningkat, akan
tubuh seseorang, penderita sadar bahwa suatu hari nanti ada kemungkinan
c. Obesitas (Berat Badan (BB) (kg) >120% BB ideal (tinggi badan (cm)
– 100 ) – 10%).
g. Dislipidemia (kadar HDL < 35 mg/dl dan atau trigliserid > 250 mg/dl).
9. Komplikasi
berkaitan dengan kadar gula darah yang tinggi terus menerus, sehingga
41
a. Komplikasi akut
1) Koma hipoglikemi
2) Ketoasidosis
b. Komplikasi kronik
4) Kaki diabetika
42
A. Faktor Predisposisi
1. Teori Psikoanalitis Kecemasan
2. Teori Interpersonal
3. Teori Perilaku Pasien
B. Faktor Presipitasi Diabetes
1. Ancaman Terhadap melitus
Integritas Fisik
2. Ancaman Terhadap
Rasa Aman
C. Perilaku
= Tidak Di Teliti
= Di Teliti
METODOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka konseptual
beberapa teori sehingga membentuk sebuah pola pikir atau kerangka pikir
diberi penilaian angka skor antara 0-4. Nilai 0 untuk tidak ada kecemasan,
nilai 1 untuk cemas ringan, nilai 2 untuk cemas sedang, nilai 3 untuk
cemas berat dan nilai 4 untuk cemas berat sekali. Masing-masing dari nilai
43
44
1. Adanya komplikasi
2. Peningkatan kadar gula
darah
Pasien penderita Kecemasan 3. Penyembuhan luka yang
pasien diabetes
diabetes melitus lama sembuh
melitus
4. Kurang menjaga
manajemen emosional
5. Kurang aktivitas
B. Definisi Operasional
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran
C. Rancangan Penelitian
1. Jenis penelitian
empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan
tempat, waktu, umur, jenis kelamin, sosial, pekerjaan, status, cara hidup,
a. Populasi
mengikuti PROLANIS.
b. Sampel
darah.
1) Kriteria inklusi
(Notoatmodjo, 2012).
4. Variabel Penelitian
5. Instrumen Penelitian
sedang, berat atau berat sekali (Hamilton (1979) dalam buku Hawari,
2009).
2011).
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
b. Uji Reliabilitas
tetap asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap
50
(Notoatmodjo, 2012).
merupakan alat ukur tingkat kecemasan yang sudah baku dan diterima
0,40). Hal ini menunjukkan bahwa Hamilton Rating Scale for Anxiety
kali digunakan pada tahun 1959, yang diperkenalkan oleh Max Hamilton
terutama pada penelitian trial clinic yaitu 0,93 dan 0,97. Kondisi ini
telah terisi oleh responden kemudian dikumpulkan lalu akan diolah oleh
peneliti.
a. Teknik Pengolahan
penting. Hal ini disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari
penyajian data sebagai hasil yang berarti dan kesimpulan yang baik,
4) Entry Data
software komputer.
paling sering digunakan untuk entry data. Dalam proses ini juga
53
data saja.
5) Cleaning
Cleaning adalah apabila semua data dari setiap sumber data atau
b. Analisa Data
2011).
55
8. Jadwal Penelitian
Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Tempat
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
STIKes
tema dan
DHB
proposal
2 Bimbingan
judul dan STIKes
bimbingan DHB
proposal
3 Desk Evaluasi STIKes
DHB
4 PKK
Ciporeat,
(Keluarga,
Ujung
Gerontik,
Berung
Komunitas)
5 Perizinan Klinik
penelitian Medika
Antapani
Bandung
6 Pengambilan Klinik
data Medika
Antapani
Bandung
7 Pengolahan STIKes
data DHB
8 Bimbingan
STIKes
hasil
DHB
penelitian
9 Ujian sidang STIKes
DHB
10 Perbaikan STIKes
DHB
56
9. Etika Penelitian
(Nursalam, 2013).
tetap menghormatinya.
b. Kerahasiaan (Confidentialty)
2013).
nama pasien dan hanya akan memberikan nomor kode atau nomor
A. Hasil Penelitian
melitus atau sebesar 3,3% mengalami kecemasan berat, serta tidak ada
panik.
58
59
B. Pembahasan
dihadapi oleh pasien diabetes melitus tidak hanya resiko amputasi bagian tubuh
tertentu tetapi juga gagal ginjal, kebutaan, stroke, atau jantung koroner. Ketika
dirinya.
yaitu faktor lingkungan, emosi yang ditekan, dan sebab-sebab fisik. Faktor-
(Stuart and Sundeen, 2010). Saat pasien kurang mengontrol pola makan dan
bahwa dalam keadaan cemas, kadar gula dalam darah pasien akan meningkat
(Tjokroprawira, 2011).
Antapani Bandung tersebut ada yang berada pada tingkat tidak mengalami
Sebagimana dengan teori yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
teori dari Stuart dan Videbeck tentang tingkatan kecemasan yang dibagi dalam
kategori ringan, sedang, berat dan berat sekali. Teori tentang tingkat kecemasan
pasien diabetes melitus berada dalam kategori tidak ada kecemasan. Hal ini
kemungkinan sangat dipengaruhi oleh faktor kesehatan yang baik sehat secara
fisik, psikis, maupun sosial. Kondisi sehat yang baik pada pasien diabetes
mengidap diabetes melitus disebabkan oleh situasi pada diri individu yang
dirasakan belum siap untuk menghadapi masalah yang pada akhirnya menjadi
suatu konflik dalam diri individu. Berbagai usaha dilakukan responden untuk
teratur. Olahraga menjadi salah satu cara yang dilakukan responden untuk
bisa berfungsi sebagai cara untuk rekreasi dan membantu membakar kalori
dalam tubuh responden sehingga gula darah responden lebih stabil. Bagi semua
kadar gula dalam darah dan juga dapat memberikan kekuatan dan hiburan
ketika merasa cemas dalam diri responden muncul. Bahkan sebagian responden
di Klinik Medika Antapani Bandung merasa sehat dan menikmati hidup dengan
diabetes melitus.
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Untuk Institusi
dan lebih beragam bukan hanya pada diabetes melitus tetapi penyakit
kronis lainnya.
pola pikir yang selama ini negatif menjadi pola pikir yang positif dan
62
63