Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

PELAKSANAAN TINDAKAN

Selama proses interaksi yang dilakukan dari tanggal 22 sampai tanggal 16


Mei 2019, kelompok telah menemukan beberapa masalah keperawatan,
tindakan keperawatan yakni: Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi
Pendengaran, Isolasi sosial, Harga Diri Rendah, Koping Keluarga
Inefektif, Regimen Teraupetik Inefektif dan Risiko Perilaku Kekerasan.
Dari 6 masalah yang telah ditemukan 3 masalah keperawatan yang
diimplementasi yaitu: Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi
Pendengaran, Isolasi Sosial dan Harga Diri Rendah.

A. Halusinasi Pendengaran
Diagnosa keperawatan tentang halusinasi pendengaran yang telah
dilakukan implementasi SP I, SP II, SP III dan SP IV halusinasi
pendengaran dengan tujuan umum klien dapat membedakan antara
halusinasi dengan realita.

Pada tanggal 23 - 25 April 2019 telah dilakukan SP I halusinasi


pendengaran meliputi: Mengidentifikasi jenis halusinasi klien,
Mengidentifikasi isi halusinasi klien, Mengidentifikasi waktu halusinasi
klien, Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi,
Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi, Mengajarkan klien
menghardik halusinasi, Menganjurkan klien memasukkan cara
menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian.

Evaluasi dari pertemuan pertama, Respon klien secara subjektifKlien


mampu menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan . Objektif: klien
dapat membina hubungan saling percaya, ekpresi wajah bersahabat,ada
kontak mata, mau berjabat tangan, klien menyebutkan nama,klien mau
duduk berdampingan, klien bersedia mengungkapkan masalah yang
dihadapi.
Analisa SP 1: klien mampu membina hubungan saling percaya, klien
mampu mengidentifikasi jenis halusinasi, klien mampu mengidentifikasi
isi halusinasi, klien mampu mengidentifikasi waktu halusinasi, klien
mampu mengidentifikasi frekuensi halusinasi, klien mampu
mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi, klien mampu
mengidentifikasi respon terhadap halusinasi, klien mampu menghardik
halusinasi.

Rencana Tindak Lanjut: untuk perawat adalah evaluasi jadwal kegiatan


pasien , memberikan kesempatan pada pasien mempraktekkan cara
menghardik halusinasi, anjurkan klien untuk memasukkan kedalam
jadwal kegiatan harian. Sedangkan untuk klien : anjurkan klien
melakukan cara menghardik, anjurkan klien memasukkan kedalam jadwal
kegiatan.

Pada tanggal 26 – 29 April 2019 telah dilakukan SP II Halusinasi


Pendengaran meliputi: evaluasi jadwal kegiatan harian pasien dan
memberi kesepatan kepada klien mempraktekkan cara menghardik
halusinasi, membantu klien memasukkan kegiatan cara menghardik
halusinasi kedalam jadwal kegiatan harian. Evaluasi dari pertemuan ini
adalah Subjektif: klien mengatakan sudah mempraktekkan cara
menghardik halusinasi. Objektif:klien terlihat senang, ekspresi wajah
bersahabat, ada kontak mata, klien tampak mau berjabat tangan, klien
mau menyebutkan nama, klien mau menjawab salam, klien tampak
bersedia mengungkapkan masalah yang dihadapinya.

Analisa SP II:Klien mampu mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien,


melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain, menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
Pada tanggal 02 - 03 Mei 2019 telah dilakukan SP III Halusinasi
pendengaran meliputi: evaluasi jadwal kegiatan harian pasien dan
memberi kesempatan kepada klien mempraktekkan caramelakukan
kegiatan yang bermanfaat, membantu klien memasukkan kegiatan cara
melakukan kegiatan yang bermanfaat kedalam jadwal kegiatan harian.
Evaluasi dari pertemuan ini adalah Subyektif: klien mengatakan sudah
mempraktekkan caramelakukan kegiatan yang bermanfaat. Obyektif:
klien tampak senang, ekpresi wajah bersahabat, ada kontak mata, klien
tampak kooperatif, klien tampak senang diajak melakukan kegiatan yang
bermanfaat.

Analisa SP III: Klien mampu mengevaluasi jadwal kegiatan harian


pasien, melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara melakukan
kegiatan yang bermanfaat. Menganjurkan klien memasukkan kedalam
jadwal kegiatan harian pasien.

Pada tanggal 06 - 07 Mei 2019 telah dilakukan SP IV Halusinasi


pendengaran meliputi evaluasi jadwal kegiatan harian pasien dan
memberi kesempatan kepada klien mempraktekkan cara meminum obat
secara teratur, membantu klien memasukkan kegiatan cara minum obat
dengan teratur dalam jadwal kegiatan harian. Evaluasi dari pertemuan ini
adalah Subyektif: klien mengatakan mengerti tentang cara minum obat
dengan dengan benar. Obyektif: klien tampak serius mendengarkan, klien
tampak senang, klien tampak fokus, klien tampak mengerti tentang apa
yang dijelaskan.

Analisa SP IV: Klien mampu mengevaluasi jadwal kegiatan harian


pasien, menanyakan kembali tentang minum obat yang benar,
menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian pasien.

B. Isolasi Sosial
Diagnosa kedua yang didapatkan adalah isolasi sosial, dalam diagnosa
isolasi sosial dilakukan implementasi SP I, SP II.dan SP III.Dengan tujuan
umum diharapkan klien dapat meningkatkan hubungan sosial.

Pada tanggal 08 Mei 2019. Telah dilakukan SP I mengenai diagnosa


isolasi sosial yang terdiri dari mengidentifikasi penyebab isolasi sosial
klien, berdiskusi dengan klien tentang keuntungan berinteraksi dengan
orang lain, berdiskusi dengan klien kerugian tidak berinteraksi dengan
orang lain, dan mengajarkan klien cara berkenalan dengan satu orang
serta menganjurkan klien memasukkan kegiatan latihan berbincang-
bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian. Dari hasil evaluasi
yang dilakukan secara Subjektif: klien mengatakan jarang mengobrol dan
tidak berdiskusi dengan keluarga, klien mengatakan jika berkenalan akan
mendapatkan banyak teman, klien mengatakan jika tidak berkenalan tidak
memiliki teman, klien mengatakan cara berkenalan dengan menanyakan
nama dan alamat. Berdasarkan evaluasi Objektif: klien terlihat sering
terlihat menunduk, afek klien tumpul, klien cukup lama merespon
pertanyaan dan sesekali diam.

Analisa SP I: Tujuan dalam SPI tercapai, klien dapat mengatakan


penyebab isolasi sosial yang dialami, mengatakan manfaat dari interaksi
dan kerugian dari tidak berinteraksi, hanya saja pada saat interaksi klien
lebih banyak diam.

Pada tanggal 09 - 10 Mei 2019 telah dilakukan SP II mengenai evaluasi


jadwal kegiatan harian klien, memberi kesempatan kepada klien
mempraktikan cara berkenalan dengan satu orang, membantu klien
memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai
salah satu kegiatan harian. Berdasarkan implementasi yang dilakukan
didapatkan hasil subjektif: klien mengatakan belum mempraktikan
kembali cara berkenalan, klien mengatakan akan berkenalan dengan
teman sekamarnya. Objektif: Klien memasukkan berbicang-bincang ke
dalam kegiatan harian, klien mampu berkenalan dengan teman
sekamarnya.

Analisa SP II: Tujuan SP II tercapai. Klien dapat mempraktekan kembali


cara berkenalan dengan satu orang, dank lien memasukkan berbincang-
bincang kedalam jadwal kegiatan harian. Pada saat pelaksanaan kllien
kesulitan memulai pembicaraan dan ekpresi wajah klien terlihat datar
sesekali diam lalu menjawab kembali pertanyaan.

Pada tanggal 13 - 14 Mei 2019 telah dilakukan SP III mengenai evaluasi


jadwal kegiatan harian klien, memberi kesempatan kepada klien
berkenalan dengan dua orang atau lebih, menganjurkan klien
memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. Berdasarkan implementasi
yang dilakukan didapatkan hasil subjektif: klien mengatakan sudah
mempraktikan kembali cara berkenalan, klien mengatakan akan
berkenalan dengan teman sekamarnya yang lain. Objektif: Klien
memasukkan berbicang-bincang ke dalam kegiatan harian, klien mampu
berkenalan dengan teman sekamarnya.

Analisa SP III: Tujuan SP III tercapai. Klien dapat mempraktekan


kembali cara berkenalan dengan dua orang, danklien memasukkan
berbincang-bincang kedalam jadwal kegiatan harian. Pada saat
pelaksanaan klien masih tampak kesulitan memulai pembicaraan dan
ekpresi wajah klien terlihat datar sesekali diam lalu menjawab kembali
pertanyaan.

C. Harga Diri Rendah


Diagnosa ketiga yang ditemukan adalah harga diri rendah, dalam
diagnosa ini dilakukan SP I dan SP II dengan harapan klien mampu
meningkatkan harga dirinya.
Pada 15 Mei 2019 telah dilaksanakan SP I yaitu mengidentifikasi
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, membantu klien
menilai kemampuan klien yang masih dapat dilakukan, membantu klien
memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan klien,
melatih klien sesuai kemampuan yang dipilih, memberikan pujian yang
wajar terhadap keberhasilan klien, menganjurkan klien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian klien. Setelah dilakukan SP I didapatkan
hasil secara subjektif: klien mengatakan malu karena sering diejek oleh
teman-temannya karena belum menikah sampai sekarang, klien
mengatakan keluarganya kurang peduli dengan kondisinya saat ini, klien
mengatakan lebih senang diam saja, klien mengatakan mampu senang
bermain catur Obyektif : klien tampak sesekali menunduk saat
berkomunikasi, klien tampak sering melamun, klien hanya diam jika tidak
ditanya,kontak mata kurang, pandangan tampak tidak fokus

Analisa SP I: Tujuan dalam SPI tercapai, klien mampu melakukan


kegiatan bermain catur, klien mengatakan senang melalakukan kegiatan
yang bermanfaat

Pada tanggal 16 Mei 2019 telah dilaksanakan SP II yaitu mengevaluasi


jadwal kegiatan harian klien, melatih kemampuan kedua klien,
menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian . Setelah
dilakukan SP II didapatkan hasil secara subjektif: klien mengatakan tadi
main catur kembali dengan teman sekamarrya, klien mengatakan akan
berolahraga, klien mengatakan senang bisa berolahraga kembali. Obyektif
: klien terlihat senang saat senam, klien mampu mengikuti gerakan yang
diajarkan, memasukkan senam ke dalam kegiatan harian klien.

Analisa SP II: Tujuan dalam SP II tercapai. Klien mampu mengevaluasi


kegiatan harian yang telah dilakukan kemarin dan klien mampu
melakukan kegiatan kedua yang klien pilih.Pada pelaksanaannya tidak
terdapat hambatan karena klien sangat antusias melakukan hobinya.

Anda mungkin juga menyukai