Anda di halaman 1dari 12

Pengaruh Terapi Guide Imagery Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien

Pre Bedah Operasi Mayor Di Ruang Bedah RSUD Karanganyar

Daryanti1), Wahyuning Safitri, S.Kep.,Ns.,Mkep2)


dan Anis Nurhidayati, SST.,M.Kes3)
1)
Mahasiswa Program S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
2)3)
Dosen STIKes Kusuma Husada Surakarta
ABSTRAK
Prosedur medis yang akan dijalani oleh pasien pre operasi dapat menimbulkan kecemasan pada diri
pasien. Peneliti telah menemukan keadaan tersebut pada saat melakukan studi pendahuluan. Cara untuk
mengatasi kecemasan dapat dilakukan dengan pemberian terapi guide imagery. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui pengaruh terapi guide imagery terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi bedah
mayor di ruang bedah RSUD Karanganyar.
Desain penelitian menggunakan metode pre eksperimental dengan menggunakan jenis rancangan
"One-Group Pre Test- Post Test Design". Pengukuran dengan lembar kuisioner untuk menilai tingkat
kecemasan sebelum dan sesudah terapi guide imagery. Pengambilan sampel dengan tehnik purposive
sampling, sejumlah 54 responden.
Hasil Penelitian menunjukkan usia responden mayoritas berusia 56-65 tahun sebanyak 16
responden (29,6%), pekerjaan responden mayoritas responden bekerja sebagai petani sebanyak 17
(31,5%) dan jenis kelamin responden mayoritas berjenis kelamin perempuan sebanyak 30 responden
(55,6%). Tingkat kecemasan sedang sebanyak 22 responden (40,7%) sedangkan sesudah terapi guide
imagery mayoritas responden tidak mengalami kecemasan sebanyak 19 responden (35,2%).
Kesimpulan penelitian ini ada pengaruh terapi guide imagery terhadap tingkat kecemasan pasien
pre operasi bedah mayor di ruang bedah RSUD Karanganyar dengan p value 0,000.
Kata kunci : Guide Imagery, Tingkat Kecemasan, Pre Operasi
Daftar Pustaka : 78 (2006-2016)

Abstract

Medical procedures which are done pre operation patients can make anxiety to them. The
researcher has found this condition when she does the research in RSUD Karanganyar. The way
to save this anxiety can be done by giving guide Imegery Therapy. The aim of this research is
knowing the influence of guide Imagery Therapy to the anxiety the level of pre major surgical
operation patients.
The research design uses pre experimental method by using "One-Group Pre Test-Post
Test Design". The researcher measures the anxiety level by using questionaire before and after
giving guide imagery therapy. The sample is taken by using purposive sampling technique. The
sample is 54 respondents.
The result of this research shows that the age of majority respondents is 56-65 years old.
This amount is about 16 respondents (29.6%). The accupation of majority respondents is as
farmer. This amount is about 17 respondents (31,5%) and the sex of majority is female. This
amount is about 30 respondents (55,6%). Before getting guide imagery therapy, the majority
respondents suffer medium level of anxiety. Which are about 22 respondents (40,7), while after
getting guide imergery therapy, the majority respondents don't suffer the level of anxiety which
are about 19 respondents (35,2%).
The conclusion of this research that there is an influence of guide imagery therapy the
anxiety level of pre major surgical patients in surgical room of RSUD Karanganyar is p value
0.000.
Key Words : Guide Imagery, Level of anxiety, Pre Operation
References : 78 (2006-2016)
1
2

I. PENDAHULUAN menyebutkan pembedahan dapat menimbulkan


Rumah Sakit merupakan salah satu trauma fisik dan psikologis bagi individu yang
organisasi kesehatan yang dengan segala sudah pernah maupun belum pernah
fasilitas kesehatannya diharapkan dapat mengalaminya.
membentuk pasien dalam meningkatkan Prosedur medis yang harus dijalani
kesehatan dan mencapai kesembuhan baik fisik, terkadang sangat komplek dan membuat pasien
psikis, maupun sosial. Tujuan kesehatan tidak menjadi takut dan khawatir. Rasa cemas dan
hanya memulihkan kesehatan pasien secara fisik takut ini dapat menjadi parah apabila pasien
tetapi sedapat mungkin diupayakan menjaga tidak mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan
kondisi emosi dan jasmani pasien menjadi penyakit dan pengobatannya sehingga pasien
nyaman, namun kemajuan yang pesat dalam bereaksi secara berlebihan
teknologi medis belum diiringi dengan kemajuan (Nuralita, 2010).
yang sama pada aspek-aspek kemanusiaan dari Ada beberapa cara yang telah dilakukan
perawatan (Effendi, 2008). oleh beberapa peneliti sebelumnya untuk
Proses perawatan di Rumah Sakit sering menurunkan kecemasan dan deperesi. Penelitian
kali mengabaikan aspek-aspek psikologis Aang Taryadi dkk (2013), menyatakan bahwa
sehingga menimbulkan berbagai permasalahan deep breathing efektif untuk menurunkan
psikologis bagi pasien yang salah satunya adalah kecemasan. Penelitian oleh Sarsito (2015),
kecemasan. Penyebab kecemasan dialami oleh menunjukkan ada pengaruh terapi guided
pasien antara lain saat pasien akan mengalami imagery terhadap tingkat kecemasan pada pasien
pembedahan. Salah satu faktor yang menjadi hemodialisa di RS PKU Muhamadiyah
pemicu timbulnya kecemasan pada pasien yaitu Surakarta. Sebelum dilakukan terapi guided
pengetahuan pasien yang sangat kurang tentang imagery kecemasan pasien hemodialisa dalam
pembedahan dan kondisi kesehatan pasien saat kategori cemas sedang sebanyak 14 orang (43%)
akan dilakukan pembedahan. dan 1 pasien cemas berat, dan setelah dilakukan
Pasien menganggap bahwa pembedahan guided imagery tingkat kecemasan pasien
merupakan pengalaman yang sangat hemodialisa mengalami penurunan kecemasan.
menakutkan, terutama jika pembedahan Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
dilakukan adalah jenis pembedahan besar. guided imagery berpengaruh terhadap tingkat
Tindakan pembedahan merupakan ancaman kecemasan pasien hemodialisa.
potensial maupun actual pada integritas Guided imagery merupakan metode
seseorang yang dapat mengakibatkan reaksi relaksasi untuk mengkhayalkan tempat dan
stres fisiologis maupun psikologis kejadian berhubungan dengan rasa relaksasi
(Rhondianto,2009). Smeltzer & Bare (2009) yang menyenangkan. Khayalan tersebut
3

memungkinkan klien memasuki keadaan atau kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan cara
pengalaman relaksasi (Kaplan & Sadock, 2010). berdoa sesuai agama dan kepercayaan pasien.
Guided imagery menekankan bahwa klien Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti
membayangkan hal-hal yang nyaman dan tertarik untuk melakukan penelitian dengan
menenangkan. Penggunaan guided imagery judul pengaruh terapi guide imagery terhadap
tidak dapat memusatkan perhatian pada banyak tingkat kecemasan pada pasien pre operasi
hal dalam satu waktu oleh karena itu klien harus bedah mayor di ruang bedah RSUD
membayangkan satu imajinasi yang sangat kuat Karanganyar.
dan menyenangkan (Brannon & Feist, 2009).
Jumlah pasien yang menjalani operasi II. METODOLOGI
bedah mayor di RSUD Karangnyar selama bulan Penelitian ini menggunakan pre
November 2015 sampai dengan bulan Januari eksperimental dengan menggunakan jenis
2016 sebanyak 283 orang. Jumlah rata-rata rancangan“One-Group Pre Test- Post Test
dalam satu bulan pasien yang menjalani operasi Design”. Penelitian ini berlangsung dari bulan
bedah mayor sebanyak 94 pasien. Untuk Juli-Agustus 2016 di ruang bedah RSUD
tindakan operasi tulang sebanyak 45 pasien, Karanganyar. Peneliti menggunakan 54
operasi Benign Prostat Hyperplasia (BPH) responden. Teknik pengumpulan data yang
sebanyak 15 pasien, Appendisitis (APP) digunakan pada penelitian ini ialah tehnik
sebanyak 12 orang, Hernia Inguinalis Lateralis purposive sampling.. Peneliti menggunakan
(HIL) sebanyak 9 orang dan Katarak sebanyak lembar kuesioner skala Hamilton Rating Scale
14 orang. Sebagaian besar pasien yang akan For Anxiety (HRS-A) dengan melihat tingkat
dioperasi menyatakan bahwa mereka memiliki kecemasan pasien sebelum dan sesudah terapi
perasaan cemas bila operasi yang dilakukan guide imagery diberikan. Terapi guide imagery
akan berdampak buruk bagi kondisi mereka. diberikan selama 10-30 menit sesuai dengan
Pasien mengeluh pusing, mual dan diare karena standar operasional prosedur (SOP) Analisis
perasaan takut dan cemas yang mereka rasakan. data yang digunakan ialah analisa uji wilxocon.
Tindakan yang dilakukan oleh perawat
untuk mengurangi kecemasan pada pasien pre III. HASIL DAN PEMBAHASAN
operasi selama ini hanya memberikan motivasi Berikut ini adalah data dari gambaran
pada pasien yang akan menjalani operasi. umum responden pasien pre operasi bedah
Bentuk motivasi yang diberikan yaitu seperti mayor di RSUD Karanganyar
dukungan spritual dan moril. Pasien diyakinkan a. Karakteriktik Responden Menurut Umur
bahwa operasi tidak akan memberikan dampak Tabel 1 Karakteristik Responden Menurut
yang negatif dan pasien diarahkan untuk pasrah Umur (N=54)
4

Kategori Usia f % sebaliknya (Varcoralis, 2006). Hasil penelitian


Remaja Akhir 17-25 8 14,8 % Videback (2008), mengemukakan prevalensi
Dewasa Awal 26-35 6 11,1%
Dewasa Akhir 36-45 9 16,7% kecemasan di negara berkembang pada usia
Lansia Awal 46-55 15 27,8% dewasa dan lansia sebanyak 50%.
Lansia Akhir 56-65 16 29,6%
Total 54 100 b. Karakteristik Responden Menurut
Karakteristik menurut umur menunjukan Pekerjaan
mayoritas responden berusia 56-65 tahun Tabel 2 Karakteristik Responden Menurut
sebanyak 16 responden (29,6%). Pekerjaan (N=54)
Kecemasan yang dialami lansia memiliki
Pekerjaan f %
gejala-gejala yang sama dengan gejala-gejala Ibu Rumah Tangga 16 29,6%
yang dialami oleh setiap orang hanya saja objek Petani 17 31,5%
Wiraswasta 8 14,8%
yang menyebabkan kecemasan itu yang berbeda Buruh Pabrik 13 24,1
dan lansia sering mengalami kecemasan dengan Total 54 100
Mayoritas responden pada penelitian ini
masalah-masalah yang ringan (Maryam, 2008).
bekerja sebagai petani sebanyak 17 responden
Usia lansia akhir ditandai dengan adanya
(31,5%). Penurunan produktivitas kerja akan
kemunduran biologis yang terlihat sebagai
dapat menyebabkan kehilangan minat dan
gejala-gejala penurunan fisik seperti tingginya
motivasi, yang akhirnya mengarahkan individu
masalah kesehatan bersifat kronis, sehingga
pada periode stres (Yussi, 2011). Menurut
diperlukan tindakan pembedahan. Penurunan
Hinkle & Cheever (2014) yang menyatakan
yang terjadi pada lansia mempengaruhi
bahwa pasien yang mengalami pembedahan
kesehatan jiwa. Masalah kesehatan jiwa yang
dilingkupi oleh kekhawatiran mengenai
sering timbul pada lansia salah satunya
kehilangan waktu kerja dan kemungkinan
kecemasan.
kehilangan pekerjaan, tanggung jawab
Karakteristik pada pasien pre operasi
mendukung keluarga dan ancaman
berdasarkan umur sangat berpengaruh terhadap
ketidakmampuan permanen yang lebih jauh,
kesiapan seseorang dalam menghadapi pre
memperberat ketegangan emosial.
operasi, dimana semakin tua umur pasien maka
c. Karakteristik Responden Menurut Jenis
akan berkurang dalam ketidaksiapan dalam
Kelamin
menerima tindakan operasi, sehingga akan
Tabel 3 Karakteristik Responden Menurut
beresiko terjadi suatu tingkat kecemasan
Jenis Kelamin (N=54)
(Prihyanto, 2012). Seseorang yang mempunyai
umur lebih tua ternyata lebih mudah mengalami Jenis Kelamin f %
kecemasan dari pada seseorang yang lebih Laki-laki 24 44,4%
Perempuan 30 55,6%
muda, tetapi ada juga yang berpendapat
Total 54 100
5

Mayoritas responden berjenis kelamin Menurut Kane, et al (2010), mengungkapkan


perempuan sebanyak 30 responden (55,6%). bahwa perempuan lebih mudah mengalami
Berdasarkan penelitian perempuan memiliki cemas dibandingkan dengan laki-laki, menurut
tingkat kecemasan lebih tinggi dibandingkan dia laki-laki bersifat lebih aktif, sedangkan
laki-laki dikarenakan perempuan lebih peka perempuan memiliki sifat lebih sensitif.
terhadap emosinya yang pada akhirnya peka d. Tingkat Kecemasan Sebelum Terapi Guide
juga terhadap perasaan cemasnya. Hasil Imagery
penelitian ini sependapat dengan hasil penelitian Tabel 4 Tingkat Kecemasan Sebelum
terdahulu menyatakan berdasarkan jenis Terapi Guide Imagery
kelamin, tingkat kecemasan paling banyak (N=54)
terdapat pada perempuan sebesar 88,9% (16
Tingkat f %
lansia) yang terdiri dari 7 lansia dengan Kecemasan
Tidak - -
kecemasan ringan, 7 lansia kecemasan sedang
Cemas
dan 2 lansia kecemasan berat (Soemantri, 2012). Kecemasan 17 31,5%
Ringan
Didukung oleh penelitian Heningsih
Kecemasan 22 40,7%
(2014) mengatakan tingkat kecemasan paling Sedang
Kecemasan 15 27,8%
banyak pada jenis kelamin perempuan
Berat
dibandingkan dengan laki-laki yaitu responden Panik - -
perempuan sebanyak 28 responden (53,8%). Total 54 100
Hasil penelitian ini didapatkan sebagian
Berdasarkan hasil penelitian Untari &
besar responden mengalami kecemasan sedang
Rohmawati (2014) mengatakan faktor jenis
sebanyak 22 responden (40,7%), kecemasan
kelamin pada lansia yang mengalami kecemasan
ringan sebanyak 17 responden (31,3%) dan
di dominasi oleh perempuan sebanyak 52 orang
kecemasan berat sebanyak 15 responden
(86,66%). Menurut Handini (2014) mengatakan
(27,8%). Berdasarkan hasil penelitian dari
bahwa perempuan lebih cemas akan
Widyastuti (2015) gambaran kecemasan pada
ketidakmampuannya dibanding dengan laki-laki,
pasien pre operasi fraktur femur di Rs Ortopedi
laki-laki lebih aktif, eksploratif, sedangkan
Prof. Dr. Soeharso Surakarta responden paling
perempuan lebih sensitif.
banyak mengalami kecemasan sedang yaitu 21
Menurut pendapat Sadock, et al (2010)
responden dengan prosentase 65,62%.
bahwa gangguan kecemasan lebih sering
Kecemasan pre operasi terjadi karena
dijumpai pada wanita dengan ratio 2 : 1. Hal ini
mereka tidak mengetahui konsekuensi
sesuai dengan hasil penelitian Azoulay, et al
pembedahan dan takut pada pembedahan itu
(2009) yang menyatakan bahwa ansietas lebih
sendiri. Pasien yang cemas sering mengalami
banyak dialami oleh wanita dari pada laki-laki.
ketakutan dan perasaan tidak tenang seperti
6

ketakutan terhadap hal yang tidak diketahui, kecemasan mengalami penurunan, Kecemasan
misalnya pada pembedahan anestesi, nyeri, merupakan suat perasaan tidak nyaman sebagai
konsep diri, dan bahkan kematian. Kecemasan ungkapan atau dread yang menunjukkan respon
dapat menimbulkan adanya perubahan secara baik akibat stimulus internal maupun ekternal
fisik maupun psikologi (Muttaqin & Sari, 2009). yang ditunjukkan dengan gejala fisik, emosi,
Respon cemas seseorang tergantung pada kognitif dan perilaku (Boyd, 2008). Hal tersebut
kematangan pribadi, pemahaman dalam sesuai pendapat Fortinash & Worret (2012) yang
menghadapi tantangan, harga diri dan menjelaskan bahwa kecemasan secara fisiologis
mekanisme koping yang digunakan dan juga dapat ditunjukkan dalam skala normal,
mekanisme pertahanan diri yang digunakan meningkat, menurun atau fight or flight.
untuk mengatasi kecemasannya antara lain Menurut Snyder (2009) dalam
dengan menekan konflik, implus-implus yang Complementary/alternaive therapies in nursing
tidak dapat diterima secara sadar, tidak mau (4th ed), guided imagery telah menjadi terapi
memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan standar untuk mengurangi kecemasan dan
dirinya (Stuart, 2007). Hasil penelitian Mulyadi memberikan relaksasi pada orang dewasa atau
(2014) mengatakan terdapat hubungan anak-anak, dapat juga untuk mengurangi nyeri
mekanisme koping individu dengan kecemasan. kronis, tindakan procedural yang menimbulkan
e. Tingkat Kecemasan Sesudah Terapi Guide nyeri, susah tidur, mencegah reaksi alergi, dan
Imagery menurunkan tekanan darah (Snyder, 2006).
Tabel 5 Tingkat Kecemasan Sesudah Guided imagery dapat membangkitkan
Terapi Guide Imagery perubahan neurohormonal dalam tubuh yang
(N=54) menyerupai perubahan yang terjadi ketika
Tingkat f % sebuah peristiwa yang sebenarnya terjadi (Hart,
Kecemasan 2008). Hal ini bertujuan untuk membangkitkan
Tidak Cemas 19 35,2%
Kecemasan 18 33,3% keadaan relaksasi psikologis dan fisiologis untuk
Ringan meningkatkan perubahan yang menyembuhkan
Kecemasan 17 31,5%
Sedang ke seluruh tubuh (Jacobson, 2009). Hal itu
Kecemasan - - karena teknik imajinasi terbimbing dapat
Berat
Panik - - mengaktivasi sistem saraf parasimpatis (Sarsito,
Total 54 100 2015).
Mayoritas responden tidak mengalami
Menurut Hidayati (2007) pada teknik
kecemasan sebanyak 19 responden (35,2%).
guided imagery, corteks visual otak yang
Hasil ini menunjukkan setelah diberikan
memproses imajinasi mempunyai hubungan
intervensi terapi guide imagery tingkat
yang kuat dengan sistem syaraf otonom, yang
7

mengontrol gerakan involunter diantaranya: tahun di kelurahan ketawanggede malang,


nadi, pernapasan dan respon fisik terhadap stres didapatkan hasil bahwa pemberian teknik
dan membantu mengeluarkan hormon endorpin Guide imagery dapat menurunkan tingkat
(substansi ini dapat menimbulkan efek analgesik kecemasan pada klien insomnia usia 20-15
yang sebanding dengan yang ditimbulkan tahun.
morphin dalam dosis 10-50 mg/kg BB) sehingga Didukung oleh hasil penelitian Pariman
terjadi proses relaksasi dan kecemasan menurun. (2013) yang menunjukkan hasil penelitian
Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa tahapan guided imagery melibatkan
Herdman (2007) bahwa dengan membayangkan identifikasi sumber permasalahan dengan
sesuatu yang menyenangkan dapat membuat pencatatan diri setelah mendengarkan musik
tubuh menjadi rileks. Imajinasi terbimbing juga dalam keadaan rileks dan mata terpejam
mempengaruhi emosional, mental, fisik dan tahapan berikutnya, membangun bayangan-
rohani yang akan meningkatkan kualitas hidup bayangan positif dengan guided imagery yang
seseorang (Gorman, 2010). dilakukan setiap harinya.
f. Uji Analisa Data Watanabe et al (2006) membuktikan
Tabel 6 Uji wilcoxon tingkat kecemasan hasil penelitiannya yang menyebutkan bahwa
sebelum dan sesudah dilakukan terapi guide bimbingan imajinasi meningkatkan mood
imagery positif dan menurunkan mood negatif individu
Kecemasan/ Kontrol P secara signifikan dan level kortisol yang diukur
Kelompok Nilai value
menggunakan saliva test juga menunjukkan
Mean Median St.dev Min Max
Pre 24,85 23 6,56 15 39 penurunan yang signifikan. Hasil penelitian

Post 16,76 15 5,35 8 27 0,000 yang lain oleh Rahmawati (2010),


menunjukkan ada pengaruh guided imagery
Hasil analisa tingkat kecemasan sebelum
terhadap penurunan tingkat kecemasan pada
dan setelah dilakukan intervensi terapi guide
pasien skizoakfektif di RSJD Surakarta.
imagery menunjukkan p value 0,000 < 0,05.
Hasil penelitian Reliani (2015),
Hasil tersebut berarti ada pengaruh terhadap
menunjukan da pengaruh teknik guided
tingkat kecemasan pasien pre operasi bedah
imagery terhadap tingkat kecemasan penderita
mayor diruang bedah RSUD Karanganyar.
kanker serviks di rumah singgah sasana
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian
marsudi husada yayasan kanker Indonesia
yang dilakukan oleh (Hidayati, 2010) tentang
cabang Jawa Timur. Hasil penelitian Dino dkk
pengaruh teknik guide imagery terhadap
(2013), menyatakan tingkat keefektifan antara
penurunan tingkat kecemasan pada wanita
teknik relaksasi imajinasi terbimbing dan nafas
dengan gangguan tidur (insomnia) usia 20-15
dalam lebih efektif terapi imajinasi terbimbing
8

karena pada terapi imajinasi terbimbing 1. Hasil karakteristik usia responden


diperoleh selisih sebelum dan sesudah sebesar mayoritas responden berusia 56-65 tahun
9,07 sedangkan pada teknik relaksasi nafas sebanyak 16 responden (29,6%),
dalam terdapat selisih antara sebelum dan karakteristik pekerjaan responden mayoritas
sesudah sebesar 8,3. responden pekerjaanya petani sebanyak 17
Hasil penelitian Nengah dkk (2014), responden (31,5%), karakteristik jenis
Latihan relaksasi GIM (guide imagery and kelamin responden mayoritas berjenis
music) dan senam hamil efektif dalam kelamin perempuan sebanyak 30 responden
menurunkan kecemasan ibu hamil dalam (55,6%).
menghadapi persalinan pertama dan ada 2. Tingkat kecemasan responden sebelum
pengaruh latihan relaksasi GIM (guide terapi guide imagery mayoritas responden
imagery) terhadap derajat kecemasan ibu hamil mengalami tingkat kecemasan sedang
menghadapi persalinan pertama. Senada sebanyak 22 responden (40,7%).
dengan yang dikatakan Oleh Sutrimo (2013), 3. Tingkat kecemasan responden sesudah
menunjukkan bahwa ada pengaruh yang terapi guide imagery mayoritas responden
signifikan GIM terhadap kecemasan pre tidak mengalami kecemasan sebanyak 19
operasi SC di RSUD Banyumas. responden (35,2%).
Hasil penelitian Herlinda dkk (2015), 4. Ada pengaruh terapi guide imagery
mengatakan ada pengaruh yang signifikan GIM terhadap tingkat kecemasan pasien pre
(guide imagery and music) terhadap kecemasan operasi bedah mayor di ruang bedah RSUD
pre operasi laparotomi di RSUD Dr. Ibnu Karanganyar dengan p value = 0,000.
Sutowo Baturaja. Hasil penelitian Kurniyawan
(2015), mengatakan ada pengaruh teknik V. SARAN
relaksasi guided imagery terhadap penurunan 1. Bagi Rumah Sakit
tingkat kecemasan pada pasien pre operasi di Diharapkan terapi guide imagery
ruang mawar RSUD Kabupaten Jombang. dapat diterapkan oleh perawat RSUD
Karanganyar pada pasien pre operasi bedah
IV. SIMPULAN mayor seperti operasi BPH, fraktur,
Berdasarkan hasil penelitian dan laparatomi apaendiktomi dll.
pembahasan tentang pengaruh terapi guide 2. Bagi Institusi Pendidikan
imagery terhadap tingkat kecemasan pasien pre a. Pendidikan keperawatan hendaknya
operasi bedah mayor di ruang bedah RSUD melatih kemampuan mahasiswa dalam
Karanganyar dapat disimpulkan sebagai berikut melakukan terapi guide imagery sebagai
9

terapi untuk menurunkan kecemasan klien Azoulay, E., et al.2009. Prevalence and factors
pada waktu mahasiswa praktik, in intensive care unit conflictsthe
b. Menyebarluaskan informasi dan conflicus study. American Journal of
pengetahuan tentang terapi guide imagery Respiratory and Critical Care
melalui seminar dan simposium keperawatan. Medicine, 180, 853860.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Boyd,M.A. 2008. Psyhiatric Nursing
Perlunya penelitian lanjutan berkaitan Contemporary Pratice.
dengan penanganan dampak psikologis Philadelphia:Lippincott
pasien pre operasi dengan mengembangkan Brannon Linda & Feist, Jess. 2009. Health
intervensi selain terapi guide imagery juga psychology: an introduction to
menguji efektivitas intervensi terapi guide behavior and health. United States of
imagery terhadap penyakit lain atau kondisi America: Matrix Production Inc
pasien yang lain dengan memperhatikan Dino Aprianto., Sri Puguh Kristiyawati, S.Eko
latarbelakang demografi dan budaya pada Ch. Purnomo.2013.Efektifitas Teknik
populasi yang akan diteliti. Relaksasi Imajinasi Terbimbing Dan
4. Bagi Peneliti Nafas Dalam Terhadap Penurunan
Penelitian ini menjadi refrensi peneliti Kecemasan Pada Pasien Pre
dalam menurunkan tingkat kecemasan pasien Operasi.Ilmu Keperawatan STIKES
pre operasi dengan memberikan terapi guide Telogorejo Semarang
imagery sebelum tindakan operasi Effendi. Nursalam Ferry.2008.Pendidikan
dilaksanakan. Dalam Keperawatan.Salemba Medika
Eko Mulyadi.2014. Hubungan Mekanisme
DAFTAR PUSTAKA Koping Individu Dengan Kecemasan
Aang Taryadi, Khusnul Aini, Asep Sufyan Komunikasi Interpersonal Pada
Ramadhy.2013.Pengaruh Deep Mahasiswa Ners.Program Studi Ilmu
Breathing pada Pasien Praoperasi di Keperawatan UNIJA Sumenep
RSUD Kuningan Tahun 2013.Journal Fortinash, K.M, Worret P.A.2012. Psychiatric
Keperawatan Soedirman Mental Health Nursing: 5th
Agus Handini.2014. Terapi Cognitif-Behavioral Edition.Canada: Elsevier.
Untuk Modifikasi Core Belief Antara Gorman, B. 2010. The Power of Guided
Pasangan Dalam Pernikahan. Imagery. University of Minnesota :
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Mandala
(FTIK) Hart, J. 2008. Guided Imagery. Mary Ann
Liebert, INC, 14(6), 295-299.
10

Herlinda, Dian Wahyuni, Rostika Flora.2015. of anxiety and depression in children


Pengaruh Guided Imagery And Music from disadvantaged schools. Behavior
Therapy Terhadap Kecemasan Pasien research and therapy.
Pre Operasi Kaplan & Sadock. 2010. Sinopsis psikiatri ilmu
Laparatomi.http://ejournal.unsri.ac.id/i pengetahuan perilaku klinis, jilid 2.
ndex.php/jk_sriwijaya/article/view/233 Tangerang: Bina Rupa Asara Publisher
0 Muttaqin, A. dan Sari, K. 2009. Asuhan
Hermand, H. 2007.Senam Hamil (Relaxation Keperawatan Perioperatif: Konsep,
and Exercise For Childbirth). Jakarta: Proses dan Aplikasi. Jakarta: Salemba
Acran. Medika.
Hidayati F. 2010. Pengaruh Teknik Guide Ni Nengah Arini Murni, Suhartono, Titi
Imagery Terhadap Penurunan Tingkat Suherni.2014.Pengaruh Latihan
Kecemasan Pada Klien Wanita dengan Relaksasi Guided Imagery And Music
Gangguan Tidur (Insomnia) Usia 20- (Gim) Pada Kelas Ibu Terhadap
25 tahun di Kelurahan Ketanwanggede Derajat Kecemasan Ibu Hamil
Kecamatan Lowokwaru Malang. Menghadapi Persalinan Pertama:
Majalah Kesehatan FKUB. Studi Di Puskesmas Meninting
Hinkle J.L., & Cheever K. 2014. The 13th Kabupaten Lombok Barat. Jurnal
edition of Brunner & Suddarth’s Kesehatan Prima Vol. 8 No. 1,
Textbook of Medical-Surgical Februari 2014
Nursing. Lippincott, Williams & Pariman. 2013. Guided Imagery (sebuah
Wilkins, Philadelphia Pendekatan Psikosintesis) untuk
Ida Untari & Rohmawati.2014.Faktor-Faktor Penurunan Depresi Pada Penderita
Yang Mempengaruhi Kecemasan Pada Kanker. Fakultas Psikologi Universitas
Usia Pertengahan Dalam Menghadapi Diponegoro, Semarang.
Proses Menua (Aging Process). Stikes Prihyanto.2011.Pengaruh Pemberian Infomed
PKU Muhammadiyah.Jurnal Consent Terhadap Kecemasan Pre
Keperawatan Akper 17 karanganyar Operasi Sectio Caesarea Dengan
Jacobson, A.F. 2009. Cognitive-behavioral Anestesi Spinal Di RSUD RAA
interventions for IV insertion pain. SOEWONDO PATI. Universitas
AORN JOURNAL, 84(6), 1031- Negeri Sebelas Maret
1045.Jakarta: Salemba Medika Rahmayanti, Nur. Y. 2010. Pengaruh Guided
Kane R, Roberts CM, Bishop B, Cross D, Imagery Terhadap Tingkat Kecemasan
Fenton J, Hart B. 2010.The prevention Pada Pasien Skizoafektif Di RSJD
11

Surakarta. Skripsi. Surakarta: Terhadap Penurunan Tingkat


Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kecemasan Pada Lansia di Panti
Reliani.2015.Teknik Guided Imagery Terhadap Wredha Pangesti Lawang.
Tingkat Kecemasan Penderita Kanker Stuart and Sundeen. 2007. Buku Saku
Serviks. Fakultas Ilmu Kesehatan Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta :
Universitas Muhammadiyah Surabaya EGC.
THE SUN Vol. 2(1) Maret 2015 Sutrimo, Ade.2013. Pengaruh GIM (Guided
Rhondianto, 2008. Keperawatan Imaginary Music ), terhadap
Perioperatif.Bina Nusa kecemasan pasien pre operasi SC di
Sadock ,Benjamin james dan Sadock, Virginia RSUD Banyumas. Kementerian
Alcott. 2010. Gangguan ansietas. Pendidikan dan Kebudayaan
Dalam : Kaplan & Sadock buku ajar Universitas jenderal Soedirman,
psikiatri klinis. Ed Ke- 2. EGC : Fakultas kedokteran dan ilmu ilmu
Jakarta. Hal 230-233 kesehatan Jurusan keperawatan
Sarsito.2015.Pengaruh Guide Imagery :Purwokerto
Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Watanabe, E. 2006. Differences in relaxation by
Pasien Hemodialisa Di Rs Pku means of guided imagery in a healthy
Muhammadiyah Surakarta. communitysample. Health Nursing, 5th
Universitas Muhammadiyah Surakarta Edition, Saunders Elsevier, USA.
Smeltzer, S., dan Bare, B.G. 2009. Buku Ajar Jakarta: EGC.
Keperawatan Medikal Bedah Brunner Yuli Widyastuti.2015. Gambaran Kecemasan
and Suddart Volume 2 Edisi 8. Pada Pasien Pre Operasi Fraktur
Jakarta: EGC Femur Di Rs Ortopedi Prof. Dr.R
Snyder, M. dan Lindquist, R. 2006. Soeharso Surakarta. Prodi D3
Complementary/alternative therapies Keperawatan STIKES PKU
in nursing, (4th ed). New York: Muhammadiyah Surakarta. PROFESI,
Springer Publishing Company. Volume 12, Nomor 2, Maret 2015
Snyder, M., & Lindquist, R. 2009. Yussi Kurniyawan, Hariyono, Ucik
Complementary/alternaive therapies in Indrawati.2012. Relation Of Guided
nursing (4th ed). New York: Springer Imagery Relaxation Techniques To
publishing company Decrease The Level Of Anxiety On
Soemantri, B, Lestari, R & Triambadha PV Per-Operation Patient . Nursing
.2012. Pengaruh Terapi Mengenang Journal of STIKES Insan Cendekia
Masa Lalu (Reminiscence Therapy)
12

Medika Jombang Volume 4 No.002


September 2012
Yussi Kurniyawan.2015. Pengaruh Teknik
Relaksasi Guided Imagery Terhadap
Penurunan Tingkat Kecemasan Pada
Pasien Pre Operasi (Studi di ruang
Mawar Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Jombang). Perpustakaan
STiKes ICMe Jombangs

Anda mungkin juga menyukai