Anda di halaman 1dari 11

Sekolah Dasar di ....

(Fauziyyah Rahmani) 1

SEKOLAH DASAR DI LUAR NOMINASI ADIWIYATA SUKSES


MENGIMPLEMENTASIKAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI
LINGKUNGAN

ELEMENTARY SCHOOL IMPLEMENTS CHARACTER EDUCATION OF ENVIRONMENTAL


AWARENESS SUCCESSFULLY

Oleh: Fauziyyah Rahmani, PGSD/PSD, UNY, fauziyyahr24@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan motif SD Negeri Gadingan mengimplementasikan
pendidikan karakter peduli lingkungan dan implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan di SD
Negeri Gadingan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Subyek penelitian adalah
kepala sekolah, guru, karyawan sekolah, dan siswa IV-VI yang ditentukan dengan teknik purposive.
Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data
dalam penelitian ini menggunakan komponen analisis data model interaktif Miles & Huberman yang
meliputi reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan
triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SD Negeri Gadingan
mengimplementasikan pendidikan karakter peduli lingkungan atas dasar motif teogenetis, sosial, dan
aktualisasi diri. Strategi implementasi pendidikan karakter yang diterapkan di SD Negeri Gadingan adalah
program pengembangan diri dan budaya sekolah. Program pengembangan diri meliputi kegiatan rutin,
kegiatan spontan, keteladanan, dan pengkondisian. Sedangkan, budaya sekolah dapat dilihat dari visi,
misi, dan tata tertib sekolah; program sekolah; pemberian reward dan sanksi; pemberian motivasi;
semboyan khas; serta penyediaan ruang dan fasilitas.

Kata kunci: implementasi, pendidikan karakter, peduli lingkungan.

Abstract
This research aims to describe the implementation motif and the implementation of character education of
environmental awareness in SD Negeri Gadingan. This research employed descriptive qualitative method. The
subjects of the research were the headmaster, teachers, school administrators, and also the students in the fourth,
fifth, and sixth grade which were determined by using the purposive technique. The data were collected through
observations, interviews, and documentation. The data analysis employed the Miles & Huberman interactive model
which covers data reduction, data display, and data conclusion. The validity test employed source and technique
triangulation. The results of this study show that SD Negeri Gadingan implemented the character education of
environmental awareness due to theogenetis, social, and self-actualization motif. The implementation strategies of
the environmental awareness character employed in SD Negeri Gadingan were self-development program and
school culture. The self-development program covered routine and spontaneous activities, modelling, and
conditioning. Meanwhile, the school culture can be seen from school vision, mission, and order; school programs;
rewards and punishments; motivation; distinctive taglines; and provided spaces and facilities.

Keywords: implementation, character education, environmental awareness


2 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
PENDAHULUAN Hidup, 2009). Menurut data Dinas Lingkungan
Pendidikan merupakan salah satu aspek Hidup Kabupaten Kulon Progo (2017)
yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan menunjukkan bahwa sekolah dasar (SD) di
manusia. Pendidikan memiliki peran penting wilayah Kabupaten Kulon Progo yang telah
dalam perkembangan kehidupan manusia. diverifikasi oleh Balai Lingkungan Hidup
Pendidikan nasional bertujuan untuk Yogyakarta sebagai sekolah adiwiyata baru tiga
berkembangnya potensi peserta didik agar sekolah dari 335 SD. Dengan demikian,
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa pengelolaan lingkungan melalui bidang
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, pendidikan tergolong masih memprihatinkan,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan sehingga wajar apabila di berbagai tempat masih
menjadi warga negara yang demokratis serta muncul perilaku menyimpang yang dilakukan
bertanggung jawab (Undang-Undang Nomor 20 oleh anak-anak.
Dalam rangka mengubah perilaku dan tata
Tahun 2003 Pasal 3). Dengan demikian, dapat
laku seseorang atau sekelompok orang,
dipahami bahwa pendidikan tidak terbatas pada
diperlukan proses pendidikan budi pekerti yang
proses transfer ilmu pengetahuan, melainkan
dapat mengembangkan aspek afektif peserta
membentuk dan mengembangkan kepribadian
didik. Dalam hal ini pendidikan budi pekerti
setiap individu untuk menjadi manusia seutuhnya.
sering disamakan dengan pendidikan karakter
Manusia seutuhnya adalah manusia yang
(Muslich, 2011: 67). Sekolah sebagai satuan
dapat berinteraksi secara positif dengan makhluk
pendidikan formal dapat melaksanakan
hidup lain maupun lingkungan sekitar. Melalui
pendidikan karakter melalui pembelajaran di
proses pendidikan, manusia diharapkan dapat
kelas, kegiatan sehari-hari di sekolah (budaya
berkembang menjadi pribadi yang santun dan
sekolah), serta kegiatan kokulikuler dan
bijaksana. Manusia perlu melakukan
ekstrakurikuler. Kegiatan peduli lingkungan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan demi
biasanya secara masif dilaksanakan oleh satuan
kelangsungan kehidupan manusia.
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan pendidikan yang memiliki program adiwiyata.
SD Negeri Gadingan yang terletak di
dalam bidang pendidikan dilaksanakan oleh
Dusun Durungan, Desa Wates, Kecamatan Wates,
Dinas Pendidikan masing-masing daerah yang
Kabupaten Kulon Progo, meskipun bukan
bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup
sekolah yang mendapatkan penghargaan
(DLH). Salah satu bentuk kerjasama antara Dinas
adiwiyata, memiliki kepedulian besar dalam
Pendidikan dan DLH dalam melaksanakan
mengimplementasikan pendidikan karakter peduli
perlindungan dan pengelolaan lingkungan adalah
lingkungan. Berdasarkan hasil observasi pada
program adiwiyata, yakni salah satu bentuk
tanggal 15 - 22 September 2017, ditemukan
penghargaan yang diberikan oleh pemerintah
bahwa lingkungan sekitar SD Negeri Gadingan
kepada lembaga pendidikan formal yang dinilai
bersih dan tertata rapi, lingkungan yang bersih,
berjasa dalam mengembangkan pendidikan
lingkungan hidup (Kementerian Lingkungan
Sekolah Dasar di .... (Fauziyyah Rahmani) 3
fasilitas alat kebersihan yang lengkap, serta kelas di SD Negeri Gadingan terlihat bersih dan
memiliki program cinta dan bersih lingkungan. tertata rapi. Berdasarkan uraian latar belakang di
Berdasarkan hasil wawancara dengan
atas, perlu dipahami lebih jauh latar belakang
Kepala SD Negeri Gadingan pada Selasa, 12
keberhasilan SD Negeri Gadingan dalam
September 2017, kegiatan pagi bersih merupakan
melaksanakan pendidikan karakter peduli
wujud pembiasaan memelihara kebersihan dan
lingkungan.
kelestarian sekolah yang telah menjadi budaya
sekolah. Selain itu, warga SD Negeri Gadingan METODE PENELITIAN
memiliki kesadaran yang tinggi dalam Pendekatan dan Jenis Penelitian
melaksanakan kegiatan pagi bersih. Selain itu, Penelitian ini menggunakan pendekatan
seluruh warga sekolah tergerak dengan sendirinya kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah
tanpa perlu adanya instruksi terlebih dahulu penelitian deskriptif.
dalam melaksanakan kegiatan pagi bersih. Tempat dan Waktu Penelitian
Selain kesadaran yang tinggi, guru Penelitian dilakukan di SD Negeri
memberikan keteladanan sikap peduli lingkungan Gadingan yang terletak di Durungan, Wates,
kepada siswa. Bentuk keteladanan tersebut Wates, Kabupaten Kulon Progo pada bulan
diwujudkan melalui pembentukan guru piket. Di Februari sampai dengan Maret 2018.
samping itu, terdapat guru mata pelajaran Subjek Penelitian
Penjasorkes yang bertugas sebagai koordinator Subjek penelitian ini adalah kepala SD
kegiatan tersebut sehingga berangkat paling awal Negeri Gadingan, para guru, karyawan sekolah,
setiap hari. dan siswa kelas IV sampai dengan VI.
Hal lain yang menjadi perhatian peneliti Teknik Pengumpulan Data
adalah tersedianya fasilitas sekolah yang Teknik pengumpulan data yang digunakan
mendukung terlaksananya pendidikan karakter adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.
peduli lingkungan. Salah satu fasilitas yang Teknik Analisis Data
tersedia adalah alat-alat kebersihan yang lengkap. Teknik analisis data dalam penelitian ini
Selain itu, alat untuk membersihkan selokan meliputi reduksi data, penyajian data, dan
sengaja dibuat untuk mempermudah warga penarikan kesimpulan.
sekolah dalam menjaga kebersihan selokan. Uji Keabsahan Data
Pada umumnya, kamar mandi guru dan Pengujian keabsahan data penelitian
siswa di sekolah dasar identik dengan bau tidak meliputi triangulasi sumber dan triangulasi
sedap dan bak mandi yang mengandung jentik- teknik.
jentik. Berbeda dengan SD Negeri Gadingan yang
memiliki kamar mandi tidak berbau, bebas dari HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
jentik-jentik, kloset yang bersih, serta terdapat Keberhasilan implementasi pendidikan
kamper di setiap kamar mandi. Tidak jauh karakter peduli lingkungan dapat dilihat melalui
berbeda dengan kebersihan kamar mandi, ruang
4 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
motif yang mendasari dan strategi implementasi budaya peduli lingkungan sudah ada sejak 30
yang digunakan. tahun yang lalu. Oleh karena itu, sampai saat ini
1. Motif Implementasi Pendidikan Karakter SD Negeri Gadingan tetap melaksanakan budaya
Peduli Lingkungan peduli lingkungan tersebut sebagai hasil interaksi
a. Motif teogenetis
sosial warga sekolah. Selain itu, pendidikan
Alasan yang mendorong implementasi
karakter peduli lingkungan didasari empati
pendidikan karakter peduli lingkungan adalah
sebagai lembaga pendidikan yang berada di
kebersihan sebagian dari iman. SD Negeri
tengah-tengah masyarakat untuk bekerjasama dan
Gadingan melaksanakan kegiatan peduli
bertanggungjawab terhadap lingkungan.
lingkungan sebagai wujud iman kepada Tuhan.
Empati sebagai lembaga pendidikan
Kebersihan merupakan sebagian dari iman
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari warga
dicantumkan dalam kegiatan sehari-hari di
sekolah. Warga SD Negeri Gadingan harus
sekolah. Hal tersebut sejalan dengan gagasan
memiliki empati untuk bekerjasama dan
Gerungan (2004: 155-156) bahwa motif yang
bertanggungjawab terhadap lingkungan. Ketika
berasal dari interaksi antara manusia dengan
melihat orang lain bekerja, maka tidak bijak
Tuhan disebut motif teogenetis. Motif teogenetis
apabila siswa, guru, kepala sekolah, maupun
terwujud dalam ibadah dan kehidupannya sehari-
karyawan berpangku tangan.
untuk merealisasikan norma-norma agama yang
Hal tersebut sesuai dengan Walgito (2010:
dianut.
244-258) yang mengungkapkan bahwa motif
b. Motif sosial
sosial menyangkut hubungan antarindividu dalam
SD Negeri Gadingan melaksanakan
kelompok sosial. Adanya motif sosial menjadikan
pendidikan karakter peduli lingkungan didasari
individu memiliki kebutuhan berinteraksi dengan
oleh rasa sosial. Dasar pelaksanaan pendidikan
orang lain. SD Negeri Gadingan melibatkan
karakter peduli lingkungan ditinjau dari segi
interaksi antarwarga sekolah dalam kegiatan
sosial adalah peran sekolah sebagai bagian dari
peduli lingkungan, yaitu kerja sama.
masyarakat yang harus berpartisipasi dalam
c. Motif aktualisasi diri
menjaga lingkungan. Temuan tersebut sesuai
SD Negeri Gadingan melaksanakan
dengan pendapat Gerungan (2004: 155-156) yang
pendidikan karakter peduli lingkungan didasari
menyatakan bahwa motif yang dipelajari dan
motif aktualisasi diri, yaitu mengembangkan
berasal dari lingkungan kebudayaan tempat orang
potensi siswa untuk peduli dengan lingkungan.
itu berada dan berkembang adalah motif
Hal tersebut senada dengan Walgito (2010: 244-
sosiogenetis. Motif sosiogenetis tidak
258) yang memaparkan bahwa motif yang
berkembang dengan sendirinya, tetapi
berkaitan dengan kebutuhan atau dorongan untuk
berdasarkan interaksi sosial dengan orang-orang
mengaktualisasikan potensi yang ada pada diri
atau hasil kebudayaan orang.
individu disebut motif aktualisasi diri. Aktualisasi
SD Negeri Gadingan terdorong untuk
diri menempati posisi tertinggi dalam hirarki
melaksanakan kegiatan peduli lingkungan karena
kebutuhan Maslow. Artinya, siswa dapat
Sekolah Dasar di .... (Fauziyyah Rahmani) 5
mengaktualisasikan dirinya terkait peduli penelitian mengenai kegiatan rutin sesuai dengan
lingkungan karena didukung oleh ruang dan Kemendiknas (2010: 15) bahwa kegiatan rutin
fasilitas yang memadai. dilaksanakan secara terus-menerus dan konsisten
Temuan tersebut juga sejalan setiap saat. Zubaedi (2011: 271) juga menjelaskan
Kemendiknas (2010: 5) menjelaskan bahwa bahwa kegiatan rutin sekolah merupakan kegiatan
tujuan pelaksanaan pendidikan karakter adalah yang dilaksanakan secara konsisten dan terus
mencapai tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk menerus. Melalui kegiatan rutin, siswa akan
berkembangnya potensi peserta didik. terbiasa untuk melaksanakan aktivitas kebersihan
Berdasarkan hal tersebut, pendidikan karakter lingkungan. Lama-kelamaan, tanpa diminta siswa
peduli lingkungan mengarah pada perwujudan akan melaksanakan kegiatan tersebut karena telah
tujuan pendidikan nasional yang berupaya menjadi aktivitas rutin yang membudaya.
mengembangkan potensi peserta didik agar Tidak jauh berbeda dengan Zubaedi,
menjadi manusia yang berakhlak mulia, yaitu Zuchdi (2011: 152-156) memaparkan bahwa
peduli terhadap lingkungan. kurikulum yang diterapkan di sekolah dalam
2. Strategi Implementasi Pendidikan Karakter mewujudkan budaya sekolah yang bekarakter
Peduli Lingkungan terpuji dapat berupa berbagai kegiatan dan proyek
a. Program pengembangan diri
sosial. Proses pengajaran yang diperoleh melalui
Strategi program pengembangan diri
pembelajaran di sekolah berupa nilai, norma, dan
meliputi: kegiatan rutin, kegiatan spontan,
kebiasaan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
keteladanan, dan pengkondisian.
di rumah dan di masyarakat.
1) Kegiatan rutin
Pelaksanaan kegiatan rutin di sekolah
Kegiatan rutin terkait peduli lingkungan
sebenarnya merupakan tahapan perasaan moral
yang dilaksanakan oleh SD Negeri Gadingan
yakni mencintai hal yang baik (Lickona, 2012:
meliputi: kegiatan piket kelas, kegiatan pagi
95-96). Melalui kegiatan rutin, siswa akan
bersih, dan kegiatan Jumat Bersih, dan kegiatan
terbiasa untuk senang melakukan hal yang baik.
Pramuka. Kegiatan piket kelas dilaksanakan
Pelaksanaan kegiatan rutin juga merupakan tahap
setiap hari sebanyak dua kali, yaitu pagi dan siang
tindakan moral berupa kebiasaan menurut
untuk membersihkan ruang kelas. Sedangkan,
Lickona (2012: 98-99). Dalam implementasi
kegiatan pagi bersih dilaksanakan setiap hari
pendidikan karakter peduli lingkungan, siswa
untuk membersihkan setiap sudut sekolah secara
membutuhkan banyak kesempatan untuk
bekerjasama dan pembagian tugas.
membangun kebiasaan peduli lingkungan serta
Kegiatan Jumat Bersih dilaksanakan
banyak berlatih untuk menjadi orang yang peduli
setiap awal bulan pada hari Jumat. Kegiatan
lingkungan. Oleh karena itu, kebiasaan peduli
Jumat Bersih berupa aktivitas membersihkan
lingkungan perlu dipertahankan agar siswa selalu
lingkungan sekolah hingga fasilitas umum yang
memiliki kepedulian terhadap lingkungan.
berada di sekitar sekolah. Sedangkan, kegiatan
2) Kegiatan spontan
Pramuka dilaksanakan setiap hari Jumat. Hasil
6 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
Kegiatan spontan yang terdapat di SD Keteladanan yang diberikan berupa:
Negeri Gadingan berupa nasihat, hukuman, dan melaksanakan tugas piket, datang lebih awal,
apresiasi. Bentuk nasihat yang diberikan membuang sampah pada tempatnya,
berbentuk teguran secara lisan, seperti: peringatan melaksanakan budaya LISLAM, serta terlibat
untuk membuang sampah di tempat sampah. langsung dalam kegiatan pagi bersih, Jumat
Sedangkan, apresiasi diberikan dalam bentuk Bersih, dan piket kelas. Senada dengan hal
verbal (lisan) dan nonverbal. Contoh apresiasi tersebut, Kemendiknas (2010: 15-20)
dalam bentuk lisan adalah ucapan terima kasih, mengungkapkan bahwa keteladanan adalah
hebat, rajin, sip, bagus, pintar, anak sholeh. perilaku dan sikap guru, tenaga kependidikan,
Apresiasi nonverbal yang diberikan misalnya, serta peserta didik dalam memberikan contoh
acungan jempol dan tepuk tangan. Sedangkan, melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga
hukuman yang diberikan berupa piket selama satu diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik
minggu jika siswa tidak melaksanakan piket lain. Contoh keteladanan yang dapat dilakukan
kelas. oleh pendidik dan tenaga kependidikan adalah
Hasil penelitian di atas sejalan dengan ikut terlibat secara langsung dalam kegiatan
Kemendiknas (2010: 15-20) bahwa kegiatan kebersihan lingkungan.
spontan merupakan kegiatan tidak terjadwal Tidak jauh berbeda dengan Kemendiknas,
dalam kejadian khusus yang dilaksanakan secara Zuchdi (2011: 152-156) menyatakan bahwa peran
spontan ketika guru atau tenaga kependidikan semua komponen sekolah sebagai model bagi
mengetahui adanya perbuatan yang kurang baik siswa dalam menerapkan nilai, norma, dan
dari peserta didik. berupa teguran, nasihat, atau kebiasaan-kebiasaan karakter yang baik, salah
apresiasi. Tidak jauh berbeda dengan satunya adalah peduli lingkungan. Marijan (2012:
Kemendiknas, Zubaedi (2011: 271) menjelaskan 257-258) menyatakan bahwa pemberian teladan
bahwa kegiatan spontan adalah kegiatan yang dari kepala sekolah, guru, dan segenap tenaga
dilakukan secara spontan yang meliputi nasihat kependidikan di sekolah merupakan salah satu
atau teguran dan pujian. strategi efektif untuk mengimplementasikan
Adanya teguran, nasihat, hukuman, pendidikan karakter peduli lingkungan.
maupun apresiasi dalam pelaksanaan pendidikan Proses pemberian keteladanan apabila
karakter peduli sebenarnya merupakan tahap dicermati merupakan tahap pengetahuan moral
pengetahuan moral berupa kesadaran moral dan peduli lingkungan bagi siswa. Hal ini sesuai
perasaan moral berupa kendali diri (Lickona, dengan Lickona (2012: 85) yang menyatakan
2012: 85-86). Dengan adanya teguran, nasihat, bahwa dengan mengetahui sebuah nilai berarti
dan hukuman siswa dapat mengendalikan dirinya telah memahami cara menerapkan nilai tersebut
agar menghindari perilaku yang menyimpang dalam berbagai situasi. Ketika kepala sekolah,
terkait peduli lingkungan. guru, dan karyawan memberikan contoh berupa
3) Keteladanan membuang sampah di tempat sampah dan
membersihkan lingkungan, maka secara tidak
Sekolah Dasar di .... (Fauziyyah Rahmani) 7
langsung memberikan pengetahuan bagi siswa semboyan khas; serta (6) pemberian ruang dan
mengenai kebiasaan positif terkait peduli fasilitas.
lingkungan. 1) Visi dan misi sekolah
4) Pengkondisian SD Negeri Gadingan telah memiliki
SD Negeri Gadingan melakukan susunan visi dan misi yang secara umum sudah
pengkondisian untuk mendukung pendidikan memuat peduli lingkungan yang akan
karakter peduli lingkungan melalui: (1) menjaga dibudayakan oleh siswa. Hal tersebut sesuai
kebersihan kamar mandi, ruang kelas, halaman dengan Kemendiknas (2010: 19) bahwa budaya
sekolah, dan taman sekolah; (2) menyediakan sekolah salah satunya tercermin dalam pikiran,
fasilitas berupa alat kebersihan kamar mandi, kata-kata, dan hati setiap warga sekolah. Visi,
ruang kelas, dan luar ruangan yang lengkap; serta misi, dan tata tertib sekolah sebenarnya telah
(3) menyediakan poster yang mendukung disosialisasikan ke seluruh warga sekolah dan
karakter peduli lingkungan di setiap sudut para pengunjung yang datang ke sekolah. Hal ini
sekolah. Pengkondisian ini merupakan penciptaan dapat dilihat melalui pemajangan visi, misi, dan
kondisi yang mendukung keterlaksanaan tata tertib sekolah di berbagai tempat.
pendidikan karakter (Kemendiknas, 2010: 15-20). Proses sosialiasi mengenai visi, misi, dan
Marijan (2012: 257-258) menjelaskan tata tertib sekolah sebenarnya mencerminkan
bahwa pengondisian ruang dan kesempatan tahapan perkembangan karakter peduli
kepada warga sekolah untuk mengekspresikan lingkungan menurut Lickona (2012: 85) yakni
perilaku-perilaku yang berkarakter merupakan tahap pengetahuan moral. Pengetahuan nilai-nilai
salah satu strategi dalam pendidikan karakter. moral melalui papan visi, misi, dan tata tertib
Tidak jauh berbeda dengan Marijan, Zuchdi yang dipajang akan membuat siswa berpikir
(2011: 152-156) menyatakan bahwa mengenai pentingnya peduli lingkungan yang
pembudayaan karakter terpuji dapat berkembang harus dijaga dan dibudayakan oleh diri siswa.
dan berjalan dengan efektif perlu didukung 2) Program sekolah
dengan adanya penguatan yang konsisten. Budaya yang dimiliki oleh SD Negeri
Penguatan dapat dilakukan dengan pembiasaan- Gadingan diwujudkan melalui program sekolah,
pembiasaan yang diprogramkan serta penataan berupa: kegiatan piket kelas, kegiatan pagi bersih,
fisik lingkungan sekolah yang mendukung kegiatan Jumat Bersih, kegiatan Pramuka, serta
terbentuknya karakter terpuji. program peremajaan taman sekolah. Hal tersebut
b. Budaya Sekolah sejalan dengan Kemendiknas (2010: 19) yang
Implementasi pendidikan karakter peduli menjelaskan bahwa budaya sekolah adalah
lingkungan melalui budaya sekolah di SD Negeri suasana kehidupan sekolah dimana peserta didik
Gadingan tercermin melalui: (1) visi dan misi berinteraksi dengan sesamanya, guru dengan
sekolah; (2) program sekolah; (3) reward dan guru, konselor dengan sesamanya, pegawai
sanksi yang tegas; (4) pemberian motivasi; (5) administrasi dengan sesamanya, dan antaranggota
kelompok masyarakat sekolah.
8 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
Kegiatan piket kelas, pagi bersih, Jumat pengetahuan nilai-nilai moral sehingga dapat
Bersih, dan Pramuka termasuk ke dalam program menerapkan di sekolah.
pengembangan diri yang berupa kegiatan rutin 3) Pemberian reward dan sanksi
(Kemendiknas, 2010: 15). Melalui keempat Kepala sekolah, guru, dan karyawan SD
kegiatan rutin tersebut, siswa dibiasakan untuk Negeri Gadingan memberikan reward dan sanksi
berinteraksi dengan sesama dan lingkungan yang tegas terhadap pelaksanaan pendidikan
sekitar. Sejalan dengan hal tersebut, Marijan karakter peduli lingkungan. Reward berupa pujian
(2012: 257-258) menyatakan bahwa salah satu diberikan kepada siswa yang sudah menunjukkan
strategi pendidikan karakter adalah penyusunan sikap peduli lingkungan, seperti: ucapan terima
program praktik pendidikan karakter di sekolah kasih, kata hebat, bagus, dan rajin. Sedangkan,
sebagai perilaku yang dibiasakan. sanksi diberikan kepada siswa yang berperilaku
Program sekolah terkait peduli lingkungan menyimpang terkait peduli lingkungan, misalnya
merupakan suatu gerakan untuk melestarikan dan siswa yang tidak melaksanakan piket diberikan
memperbaiki lingkungan dari kerusakan sanksi berupa piket tambahan selama seminggu.
(Kemendiknas, 2010: 29). Hal ini sejalan dengan Hasil penelitian sesuai dengan gagasan
Majid & Andayani (2013: 30) bahwa tujuan Marijan (2012: 257-258) bahwa penerapan
dilaksanakannya pendidikan karakter adalah reward dan sanksi yang tegas merupakan salah
mengubah manusia menjadi lebih baik dalam satu strategi yang dapat diterapkan oleh pendidik
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Selain di sekolah. Selain itu, Zuchdi (2011: 152-156)
mengembangkan nilai, pendidikan karakter pembudayaan karakter terpuji dapat berkembang
bertujuan memperbaiki perilaku peserta didik dan berjalan dengan efektif perlu didukung
yang menyimpang dari nilai dan norma yang dengan adanya penguatan yang konsisten. Tujuan
berlaku. pemberian reward dan sanksi kepada siswa
Pelaksanaan program sekolah sebenarnya adalah sebagai penguatan dalam pendidikan
merupakan tahapan perasaan moral yakni karakter peduli lingkungan.
mencintai hal yang baik (Lickona, 2012: 95-96). Pemberian reward dan sanksi apabila
Melalui kegiatan rutin, siswa akan terbiasa untuk dipahami lebih dalam termasuk dalam tahapan
senang melakukan hal yang baik. Pelaksanaan pengetahuan moral serta perasaaan moral berupa
kegiatan rutin juga merupakan tahap tindakan mencintai hal yang baik dan kendali diri menurut
moral berupa kebiasaan menurut Lickona (2012: Lickona (2012: 85-97). Ketika guru memberikan
98-99). Sedangkan, program peremajaan taman reward mengenai perbuatan positif yang
sekolah sebagai wujud reboisasi dalam lingkup seharusnya dilakukan, maka siswa mendapatkan
kecil yakni sekolah termasuk dalam tahap pemahaman tentang perilaku positif yang harus
pengetahuan moral (Lickona, 2012: 85-87). dipertahankan, mencintai hal yang baik, dan
Pengetahuan siswa mengenai reboisasi diterapkan dapat mengendalikan diri agar selalu peduli
dengan membawa satu pot tanaman terhadap lingkungan. Dengan adanya sanksi,
mencerminkan tahap pendidikan karakter berupa siswa mendapatkan pemahaman bahwa yang
Sekolah Dasar di .... (Fauziyyah Rahmani) 9
dilakukan merupakan suatu hal yang tidak benar, motivasi moral bagi siswa yang menjadi alasan
berusaha mengendalikan dirinya agar tidak individu berperilaku yang sesuai dengan peduli
mengulangi hal tersebut, serta mencintai hal yang lingkungan.
baik. 5) Semboyan khas
4) Pemberian motivasi Semboyan khas yang dimiliki oleh SD
Motivasi yang diberikan kepada siswa Negeri Gadingan berupa yel-yel tepuk PPK. Isi
berupa kalimat positif yang berisi semangat untuk yel-yel tersebut adalah warga sekolah diharapkan
selalu menjaga lingkungan. Motivasi terkait selalu memiliki semangat religius, nasionalis,
peduli lingkungan selalu diberikan dalam setiap mandiri, gotong royong, dan integritas dalam
kesempatan, seperti ketika kegiatan apel pagi, membudayakan karakter peduli lingkungan. Hal
upacara bendera, dan sewaktu dibutuhkan ini sesuai dengan Kemendiknas (2010: 19) bahwa
motivasi untuk siswa. Hal tersebut sesuai dengan budaya sekolah merupakan pikiran, kata-kata,
Kemendiknas (2010: 19) bahwa budaya sekolah sikap, perbuatan, dan hati setiap warga sekolah
merupakan pikiran, kata-kata, sikap, perbuatan, yang tercermin dalam semangat, perilaku,
dan hati setiap warga sekolah yang tercermin maupun symbol, serta slogan khas identitas
dalam semangat, perilaku, maupun simbol serta sekolah.
slogan khas identitas sekolah. Adanya semboyan khas terkait karakter
Dengan adanya semangat peduli peduli lingkungan merupakan pendidikan
lingkungan, siswa dapat mengembangkan dan karakter pada tahapan perasaan moral (Lickona,
mencintai karakter peduli lingkungan, serta 2012: 97-98). Dengan menyerukan semboyan
melakukan aktivitas positif terkait peduli khas tersebut setiap hari, siswa diharapkan dapat
lingkungan. Hal tersebut sejalan dengan Marijan memegang teguh makna semboyan tersebut
(2012: 257-258) bahwa pemberian motivasi sebagai prinsip dalam bertingkah laku. Melalui
bertujuan untuk mengembangkan karakter yang semboyan khas, sisi emosional moral siswa akan
baik, motivasi mencintai karakter baik, dan terbentuk sehingga perasaan peduli terhadap
motivasi melakukan aksi berkarakter baik. lingkungan akan bergabung dengan pengetahuan
Apabila semangat peduli lingkungan selalu moral peduli lingkungan untuk membentuk
terjaga secara konsisten, maka hal tersebut sumber motivasi moral bagi siswa.
menjadi sebuah penguatan dalam pendidikan 6) Pemberiang ruang dan fasilitas
karakter. Pemberian ruang dan fasilitas kepada
Pemberian motivasi sebenarnya juga siswa untuk mengembangkan karakter peduli
termasuk dalam tahapan pendidikan karakter lingkungan berupa fasilitas fisik dan fasilitas
perasaan moral (Lickona, 2012: 97-98). Dengan nonfisik. Fasilitas fisik meliputi alat-alat
diberikan motivasi, maka sisi emosional moral kebersihan lingkungan yang lengkap serta
siswa akan terbentuk. Perasaan tentang tersedianya papan peraturan piket luar,
kepedulian lingkungan akan bergabung dengan pembagian tugas piket luar, jadwal piket kelas,
pengetahuan moral untuk membentuk sumber
10 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
jadwal piket luar, jadwal piket guru, papan 18 kesuksesan SD Negeri Gadingan dalam
nilai karakter. mengimplementasikan pendidikan karakter peduli
Selain alat-alat kebersihan, fasilitas fisik lingkungan dapat ditinjau dari motif dan strategi
yang tersedia berupa: papan peraturan piket luar, impelementasi pendidikan karakter peduli
pembagian tugas piket luar, jadwal piket kelas, lingkungan. Kesuksesan tersebut didasari oleh
jadwal piket luar, jadwal piket guru, papan 18 motif teogenetis, motif sosial, dan motif
nilai karakter. Sekolah juga memberikan ruang aktualisasi diri.
dan fasilitas kepada siswa untuk mengembangkan Strategi implementasi pendidikan karakter
karakter peduli lingkungan berupa fasilitas peduli lingkungan yang diterapkan di SD Negeri
nonfisik berupa pengkondisian lingkungan yang Gadingan meliputi program pengembangan diri
terjaga kebersihannya. Lingkungan sekolah yang dan budaya sekolah. Program pengembangan diri
dikondisikan selalu bersih adalah ruang kelas, yang diterapkan berupa kegiatan rutin, kegiatan
kamar mandi, halaman sekolah, dan lingkungan spontan, keteladanan, dan pengkondisian.
sekitar sekolah. Sedangkan, budaya sekolah tercermin dalam: visi,
Pemberian ruang dan fasilitas yang misi, dan tata tertib sekolah; program sekolah;
memadai merupakan bentuk pengkondisian pemberian reward dan sanksi; pemberian
peduli lingkungan. Penciptaan kondisi tersebut motivasi; semboyan khas; serta penyediaan ruang
mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter dan fasilitas yang memadai.
(Kemendiknas, 2010: 15-20). Marijan (2012: Saran
257-258) menjelaskan bahwa pengondisian ruang Peneliti memberikan saran sebagai
dan kesempatan kepada warga sekolah untuk berikut: (1) sekolah hendaknya meningkatkan
mengekspresikan perilaku-perilaku yang pengondisian dan pemanfaatan musala, ruang
berkarakter baik merupakan salah satu strategi sumber, ruang UKS, dan kantin sekolah; (2) guru
dalam pendidikan karakter. meningkatkan keteladanan untuk peduli terhadap
Tidak jauh berbeda dengan Marijan, lingkungan; serta (3) guru meningkatkan
Zuchdi (2011: 152-156) menyatakan bahwa perhatian kepada siswa terkait peduli lingkungan.
pembudayaan karakter terpuji dapat berkembang
DAFTAR PUSTAKA
dan berjalan dengan efektif perlu didukung
Gerungan,W.A. (2004). Psikologi Sosial.
dengan adanya penguatan yang konsisten. Bandung: Refika Aditama.
Penguatan dapat dilakukan dengan penataan fisik Kemdikbud. (2003). Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional.
lingkungan sekolah yang mendukung Jakarta: Kemdikbud.
terbentuknya karakter terpuji. Kemendiknas. (2010). Pengembangan
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.
Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional.
SIMPULAN DAN SARAN
Kementrian Lingkungan Hidup. (2009). Undang-
Simpulan Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Berdasarkan hasil penelitian dan
Hidup. Jakarta: Kementrian Lingkungan
pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Hidup.
Sekolah Dasar di .... (Fauziyyah Rahmani) 11
Lickona, T. (2012). Education For Character: Muslich, M. (2011). Pendidikan Karakter:
Mendidik untuk Membentuk Karakter. Menjawab Tantangan Krisis
(Terjemahan: Juma Abdu Wamaungo). Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.
Jakarta: Bumi Aksara. (Edisi asli diterbitkan Walgito, B. (2010). Pengantar Psikologi Umum.
tahun 1991 oleh The New York Times Yogyakarta: ANDI.
Company). Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter:
Majid, A. & Andayani, D. (2013). Pendidikan Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga
Karakter Perspektif Islam. Bandung: Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Remaja Rosdakarya. Zuchdi, D., Ed. (2011). Pendidikan Karakter
Marijan. (2012). Metode Pendidikan Anak. dalam Perspektif Teori dan Praktik.
Yogyakarta: Sabda Media. Yogyakarta: UNY Press.

Anda mungkin juga menyukai