Anda di halaman 1dari 31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Umum Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk (BRI atau Bank

BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia.

Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa

Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche

Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan

Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang

melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut

berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari

kelahiran BRI.

Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai

Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang

mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat

terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah

perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank

Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960

dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan

43
44

peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij

(NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun

1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank

Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.

Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965

tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia.

Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan

Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia

unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit

II bidang Ekspor Impor (Exim).

Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-

undang Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang

Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank

Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang

Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu

Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya

berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-

tugas pokok BRI sebagai bank umum.

Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7

tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI

berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di

tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah


45

Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi

perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)

Tbk, yang masih digunakan sampai dengan saat ini.

4.1.2 Visi dan Misi

1. Visi BRI adalah menjadi Bank yang komersial terkemuka yang selalu

mengutamakan kepuasan nasabah.

2. Misi BRI

a. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan

mengutamakan pelayanan kepaada usaha mikro, kecil dan

menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.

b. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan

kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia

dan keuntungan.

c. yang profesional dengan melaksanakan praktek good corporate

governance.

d. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-

pihak yang berkempentingan.

3. Tujuan

a. Menjadi bank sehat dan salah satu dari lima bank terbesar dalam

asset dan keuntungan.


46

b. Menjadi bank terbesar dan terbaik dalam pengembangan usaha

mikro, kecil dan menengah.

c. Menjadi bank terbesar dan terbaik dalam pengembangan

agribisnis.

d. Menjadi salah satu bank go public terbaik.

e. Menjadi bank yang melaksanakan good corporate governance

secara konsisten.

f. Menjadikan budaya kerja BRI sebagai sikap dan perilaku semua

insan BRI.

4.1.3 Struktur Organisasi Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk,

Unit-Unit Cianjur

Struktur tata kelola Bank meliputi struktur organ perusahaan utama

dan pendukung serta kebijakan Bank dalam rangka pelaksanaan usaha, yaitu

sebagai berikut:

1. Organ Utama

Terdiri atas :

a. Rapat Umum Pemegang Saham

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan forum dari

instansi tertinggi Organ Bank, yaitu pemegang saham. RUPS terdiri atas :
47

1) RUPS Tahunan, untuk mengesahkan beberapa agenda yang wajib

diselenggarakan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan

setelah tahun buku berakhir.

2) RUPS lainnya, dapat diselenggarakan setiap waktu berdasarkan

kebutuhan untuk kepentingan Perusahaan.

b. Dewan Komisaris

Dewan komisaris terdiri dari Komisaris dan Komisaris

Independen. Komisaris independen ditetapkan paling kurang 50% (lima

puluh persen) dari jumlah anggota Dewan Komisaris. Pelaksanaan tugas

dan tanggung jawab Dewan Komisaris mengacu pada Anggaran dasar

Bank, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Direksi

Direksi bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial. Masing‐

masing anggota Direksi dapat melaksanakan tugas dan mengambil

keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenangnya, tetapi

pelaksanaan tugas dari masing‐masing anggota Direksi akhirnya tetap

merupakan tanggung jawab bersama. Pelaksanaan tugas dan tanggung

jawab Direksi mengacu pada Anggaran dasar Bank, dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Hubungan kerja Dewan Komisaris

dan Direksi adalah hubungan check and balances dengan prinsip bahwa

kedua organ tersebut mempunyai tugas untuk menjaga kelangsungan


48

usaha Bank dalam jangka panjang dan mempunyai tujuan akhir untuk

kemajuan dan kesehatan Bank.

2. Organ Pendukung

Terdiri dari :

a. Komite-komite

Komite di bawah Dewan Komisaris, antara lain :

1) Komite Audit

2) Komite Nominasi dan Remunerasi

3) Komite Pengawasan Manajemen Risiko

Komite di bawah Direksi, antara lain :

1) Komite Manajemen Risiko/Risk Management Committee (RMC)

2) Komite Kebijakan Perkreditan (KKP)

3) Komite Kredit (KK)

4) Komite Aset dan Liabilitas/ Asset-Liability Committee (ALCO)

5) Komite Pengarah Teknologi dan Sistem Informasi / IT Steering

Committee (ITSC)

6) Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia; dan

7) Komite lainnya yang dapat ditetapkan kemudian

b. Sekretaris Dewan Komisaris

Sekretaris Dewan Komisaris merupakan organ Dewan

Komisaris yang diangkat oleh Dewan Komisaris yang bertugas

membantu pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris.


49

c. Sekretaris Perusahaan

Bank menunjuk Sekretaris Perusahaan untuk membantu Dewan

Komisaris dan Direksi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab

masing-masing terkait dengan pelaksanaan GCG serta untuk

mengelola komunikasi kepada pihak yang berkepentingan

(stakeholders) baik pihak intern maupun pihak ekstern.

d. Satuan Kerja Manajemen Risiko

Penerapan Manajemen Risiko meliputi :

1) Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi

2) Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit

3) Proses Manajemen Risiko dan sistem informasi Manajemen Risiko

4) Sistem Pengendalian Internal

e. Satuan Kerja Kepatuhan

Satuan Kerja Kepatuhan merupakan Unit Kerja independen

yang bertanggungjawab dalam melaksanakan Fungsi Kepatuhan di

BRI.

f. Satuan Kerja Audit Intern

Audit Intern merupakan unit kerja/satuan kerja yang secara

struktural berada dibawah pengawasan langsung Direktur Utama,

bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan memiliki

garis komunikasi dengan Komite Audit. Audit Intern melakukan

kegiatan pemberian keyakinan (assurance) dan konsultasi yang


50

bersifat independen dan objektif dengan tujuan untuk meningkatkan

nilai tambah dan memperbaiki operasional Bank melalui pendekatan

yang sistematis dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan

kecukupan dan efektifitas manajemen risiko, pengendalian intern dan

proses tata kelola perusahaan.

g. Audit Ekstern

Pemeriksaan terhadap Bank dilakukan pula oleh eksternal Auditor

yaitu Bank Indonesia, Badan Pemeriksa Keuangan, pemeriksa lain

sesuai regulasi dan Kantor Akuntan Publik. Bank wajib menunjuk

Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di Bank

Indonesia dalam pelaksanaan audit laporan keuangan Bank.

3. Kebijakan

Terdiri dari :

a. Kebijakan Penyusunan Rencana Bank

Rencana Bank terdiri dari :

1) Rencana Jangka Panjang (RJP/corporate plan) untuk jangka

waktu 5 (lima) tahun.

2) Rencana Bisnis Bank (RBB) Bank untuk jangka waktu 3 (tiga)

tahun.

3) Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) Bank untuk 1

(satu) tahun.

b. Kebijakan Usaha
51

Kebijakan dan peraturan internal BRI termasuk standard operating

procedure (SE/SK/BPO/Juklak) harus sejalan dengan kebijakan

GCG yang telah ditetapkan. Asas GCG harus tercermin dalam

semua kebijakan dan peraturan internal Bank baik yang berkaitan

dengan usaha Bank maupun berkaitan dengan manajemen intern

Bank.

Setiap pengembangan produk dan/atau aktivitas baru harus dikaji

dengan seksama kesesuaiannya dengan ketentuan yang berlaku.

Ketentuan terkait produk dan/atau aktivitas baru Bank diatur dalam

ketentuan tersendiri.

c. Kebijakan Pengawasan

1. Pengawasan Bank diimplementasikan dengan konsep 3 (tiga)

garis pertahanan/three lines of defense yaitu:

a. First Line of Defense

b. Second Line of Defense

c. Third Line of Defense

2. Kebijakan Pengawasan BRI terdiri dari :

a. Kebijakan pengendalian internal

Kebijakan pengendalian internal disusun dengan

memperhatikan ruang lingkup sebagai berikut :

1) Lingkungan pengendalian, contoh penerapan

konsep three line of defense;


52

2) Pengkajian dan pengelolaan risiko usaha, contoh risk

assessment terhadap produk dan/atau aktivitas bisnis

bank;

3) Aktivitas pengendalian yang dilaksanakan disetiap

tingkatan struktur bank, contoh kebijakan pengawasan

atasan langsung,dual control dsb;

4) Sistem informasi dan komunikasi, contoh informasi

yang tersedia di dalam Data Ware House (DWH);

5) Pemantauan, Evaluasi dan tindak lanjut atas aktivitas

pengendalian intern, contoh kebijakan penerapan

perangkat manajemen risiko.

b. Kebijakan Pengawasan Internal

Kebijakan pengawasan internal antara lain meliputi

kebijakan Audit Intern, Strategi AntiFraud, Hukum dan

Kepatuhan.

c. Kebijakan Pengawasan Eksternal

Pengawasan eksternal dilakukan oleh auditor eksternal dan

lembaga pengawas perbankan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

d. Kebijakan Transparansi dan Pengungkapan


53

Kebijakan internal Bank terkait transparansi dan

pengungkapan tertuang dalam :

1) Panduantransparansi dan pengungkapan (transparency

and disclosure guidelines);

2) Kebijakan Rahasia Bank; dan

3) Kebijakan tentang pelaporan baik laporan internal

maupun eksternal termasuk laporan kepada otoritas

pengatur dan pengawas Bank, yang dituangkan dalam

kebijakan tersendiri menurut jenis laporan. Evaluasi

dan penyempurnaan kebijakan internal Bank dilakukan

secara berkala oleh unit kerja pembuat kebijakan

(policy owner) sesuai dengan kebutuhan dan

perkembangan Bank.

3. Proses Governance

Proses Governance merupakan cara atau mekanisme yang dilakukan

oleh organ perusahaan dan jajaran dibawahnya dalam melakukan fungsi dan

tugasnya untuk mewujudkan komitmen dan struktur governance sehingga

dapat dicapai governance outcome yang sesuai dengan prinsip-prinsip GCG.

Proses governance terdiri dari :

a. Rapat Umum Pemegang Saham

b. Pelaksanaan Fungsi, Tugas dan Tanggung jawab Dewan Komisaris

dan Direksi
54

c. Pelaksanaan Kegiatan Usaha Bank

d. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)

e. Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan

f. Tata kelola teknologi informasi (IT governance)

g. Pengelolaan Anak Perusahaan

h. Sosialisasi kebijakan Bank

i. Dokumentasi Proses

4. Governance Outcome

Governance Outcome merupakan manifestasi dari pelaksanaan

governance Bank yang dimulai dari komitmen governance dan dilaksanakan

melalui struktur governance dan Proses governance secara terintegrasi.

a. Manifestasi pelaksanaan GCG di Bank dapat dilihat dari, antara

lain :

1) Kesinambungan Usaha

2) Perlindungan Nasabah

3) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

4) Kemanfaatan Bank bagi masyarakat dan perekonomian

nasional

4.1.4 Job Description

Berdasakan ketetapan Direksi Bank Tabungan Negara, susunan


55

struktur organisasi Bank Tabungan Negara cabang Bandung terdiri dari:

1. Branch Manager (Kepala Cabang) adalah seorang pejabat

pimpinan yang diberikan tanggung jawab untuk memimpin kantor

cabang.

2. Deputy Branch Manager (Wakil Kepala Cabang) adalah seorang

pejabat yang berada dibawah kepala cabang yang diberikan tanggung

jawab untuk memimpin pelaksanaan aktivitas sehari-hari sesuai

dengan bidangnya masing-masing, terdiri dari:

a. Wakil Kepala Cabang bidang Retail (Kepala Bidang Retail Service

sesuai struktur organisasinya).

b. Asisten Kepala Cabang bidang Penyelamatan Kredit (Kepala Bidang

Loan Recovery sesuai dengan struktur organisasinya).

c. Sekretaris Cabang yang bertugas mengatur segala aktivitas

manajemen dan administrasi kesekretarisan cabang.

1. Kepala Seksi adalah pejabat diberi tanggung jawab untuk memimpin

seksi, dan terdiri dari:

a. Kepala Seksi Costumer Service

b. Kepala Seksi Teller Service

c. Kepala Seksi Loan Recovery

d. Kepala Seksi Transaction Processing

e. Kepala Seksi Loan Administration

f. Kepala Seksi General Branch Administration


56

g. Kepala Seksi Bookeping and Control

h. Kepala Seksi Financial Reporting and Analysis

i. Kepala Seksi Collection and Workost/Loan Recovery

2. Uraian Jabatan Branch Manager (kepala Cabang)

a. Memimpin Cabang diwilayah kedudukannya dan bertindak untuk dan

atas nama Direksi bank didalam maupun diluar pengadilan dalam

hubungannya dengan pihak lain atau pihak ketiga diwilayah kerjanya

yang berkaitan dengan usaha bank berdasarkan surat kuasa umum dan

surat khusus dari direksi.

b. Mengelola keuangan, harta kekayaan bank dan seluruh kegiatan kantor

cabang berdasarkan prinsip-prinsip kelaksanaan yang sehat dan tertib

administrasi sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang ditetapkan

Direksi.

c. Pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan dan peralatan kerja untuk

menunjang operasional kantor cabang sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

d. Pemeliharaan hubungan kedinasan dalam rangka kerjasama antar

instansi pemerintah maupun swasta lembaga perbankan/nonperbankan

di wilayah kantor cabang untuk memperlancar kegiatan usaha bank.

e. Mengoptimalisasi pendayaan tenaga kerja dan peralatan guna

meningkatkan motivasi kerja, keadilan dalam bidangnya dan hubungan

kerja sama yang baik sesama karyawan sehingga tercapai kerja


57

yang maksimal.

f. Bertanggung jawab atas kebenaran penyusunan laporan secara berkala

maupun insidentil dan laporan lainnnya yang berhubungan dengan

kantor cabang.

g. Mengusahakan pengembalian kredit yang telah diberikan dengan cara

yang dapat dipertanggung jawabkan.

h. Mengadakan koordinasi dan pengawasan terhadap tugas-tugas yang

diberikan kepada bawahan dengan mengadakan evaluasi terhadap

pelaksanaan tugas tersebut.

3. Aktivitas Utama (Manajemen)

a. Mengelola bisnis, kualitas dan pertumbuhan cabang sesuai dengan

peraturan yang ditetapkan oleh Kantor Pusat dan ketentuan

pemerintah yang berlaku.

b. Menyiapkan rencana kerja dan anggaran cabang serta

mengevaluasinya

c. Melakukan analisis terhadap hasil dan penyimpangan target serta

mengambil tindakan koreksi.

d. Menjamin bahwa pihak yang berkepentingan menerima informasi

yang benar, penting, dan tepat waktu.

e. Melakukan pengawasan terhadap kinerja kantor cabang dan

mengambil tindakan untuk meningkatkan kinerja tersebut.

f. Memberikan persetujuan transaksi sesuai dengan batas


58

kewenangannya.

g. Menjamin kualitas pelayanan dan kualitas sumber daya manusia yang

ada dikantor cabang.

4. Kepada Layanan Ritel (Retail Service Head)

a. Merencanakan, mengorganisasikan, melakukan, mendelegasikan dan

mengontrol semua aktivitas bidang retail cabang demi tercapainya

bidang pelayanan retail yang efisien dan efektif sehingga terwujud

pertumbuhan assets dan keuntungan yang tinggi.

b. Menjamin kecepatan dan keakuratan pelayanan yang tinggi dalam unit

Loan Service, Costumer Service, Teller Service dan Kantor Kas.

c. Menjamin bahwa semua assets cabang dibawah wewenangnya telah

dilindungi, dipelihara dan diinvestasikan dengan baik.

d. Menciptakan suasana kerja yang ramah, bersahabat, dapat dipercaya,

disiplin, dinamis demi pelayanan yang baik.

e. Menjamin semua kegiatan berjalan sesuai dengan prosedur dan aturan

yang ada demi terciptanya pengawasan yang memulai.

f. Menciptakan kenyamanan, kebersihan, kerapihan, ketertiban dan

keindahan ruang kerja dan ruang nasabah.

5. Kepala Layanan Teller (Teller Service Head)

a. Memastikan efektivitas dan efisiensi proses transaksi & layanan

teller (teller service) bahwa layanan dapat memuatkan nasabah.

b. Melakukan penjualan produk bank.


59

6. Kepala Layanan Nasabah (Customer Service Head)

a. Menjamin tingkat pelayanan yang prima kepada semua nasabah

b. Memastikan semua transaksi telah dilakukan dengan benar.

c. Memastikan bahwa semua keluhan/komplain dari nasabah dapat

diselesaikan dengan baik.

d. Memastikan bahwa semua stafnya memahami semua produk dan jasa

BRI serta prosedurnya dengan baik.

e. Melakukan penjualan produk BRI.

7. Kepala Layanan Kredit (Loan Service Head)

a. Memastikan adanya efektivitas dan efisiensi dalam pelayanan di Loan

Service.

b. Memastikan bahwa semua nasabah memperoleh pelayanan dengan

kualitas pelayanan yang prima mulai dari permohonan kredit sampai

dengan akad kredit.

c. Memastikan bahwa semua prosedur dijalankan dengan benar.

d. Memastikan bahwa semua klaim debitur dapat diselesaikan dengan

baik.

e. Melakukan penjualan produk BRI.

8. Kepala Operasional (Operasional Head)

a. Mengelola operasional harian cabang untuk menjamin efektivitas dan

efesiensi.

b. Menjamin standar kualitas yang tinggi dalam bidang pemrosesan


60

transaksi, adminnistrasi kredit dan administrasi umum cabang.

c. Menjamin produktivitas dan kapabilitas pegawai bidang operasional.

d. Menjamin kecepatan dan keakuratan semua proses transaksi dibidang

operasional.

e. Menjamin bahwa asset cabang telah dilindungi.

f. Mewakili BRI dalam acara resmi bila kepala cabang tidak ada

ditempat/berhalangan.

g. Melakukan otoritas transaksi sesuai batas kewenangannya.

9. Kepala Pemrosesan Transaksi (Transaction Processing Head)

a. Menghadiri rapat rutin cabang.

b. Mengatur operasional proses transaksi sehari-hari.

c. Mengoptimalkan peningkatan efesiensi pada back office dan

peningkatan kontrol.

d. Memastikan aktivitas proses transaksi sesuai dengan kebijakan dan

prosedur yang ada.

e. Menganalisis operasional dan mengajukan usulan perbaikan ke kantor

pusat.

f. Melindungi bank dari tindakan penyelwengan dan kesalahan.

g. Memastikan bahwa standar kualitas dan kecepatan proses

transaksi selalu dalam batas yang baik.

h. Memastikan bahwa password telah dibuat sesuai prosedur.

i. Memelihara software dan hardware.


61

10. Kepala Administrasi Kredit (Loan Administration Head)

a. Memastikan kecepatan dan ketepatan proses kredit sesuai

kebijakan dan prosedur yang ada.

b. Memastikan bahwa semua dokumen yang disimpan adalah aman,

dan lengkap baik dokumen pokok maupun pendukungnya.

c. Melakukan analisa kredit korporasi.

d. Memastikan kecepatan dan ketepatan proses Bapetarum PNS sesuai

dengan kebijakan dan proses yang ada.

e. Memberi informasi kepada Teller Service untuk pencairan sesuai tunai

yang akan dikeluarkan.

f. Memasarkan produk kredit umum.

g. Memastikan setiap petugas administrasi kredit telah membuat sasaran

dan rencana tindakan.

11. Umum (General Branch Administration Head)

a. Memantau anggaran biaya dan belanja cabang.

b. Menyelenggarakan/memantau administrasi inventaris seperti

perlengkapan kantor, kendaraan.

c. Bertanggung jawab atas pengembangan dan pengelolaan semua

inventaris cabang.

d. Menyelenggarakan/memantau semua masalah kepegawaian.

e. Menyelenggarakan/memantau dan menangani semua masalah logistik.

f. Memastikan keamanan cabang setiap saat.


62

g. Memastikan file kepegawaian di administrasikan secara tertib.

12. Kepala Akuntansi (Accounting and Control Head)

a. Memastikan standarisasi proses.

b. Memastikan integritas dan ketepatan data keuangan cabang.

c. Memastikan ketaatan cabang terhadap kebijakan dan prosedur yang

ada.

d. Melakukan pengendalian intern cabang.

e. Melindungi asset cabang dari tindakan penyelewengan.

f. Memastikan bahwa transaksi telah dicatat dengan benar.

g. Memastikan bahwa pengarsipan bukti-bukti dilakukan dengan

tertib dan benar.

h. Mengkoordinator tindak lanjut hasil pemeriksaan

i. Mewaikili BRI dalam cara resmi bila kepala cabang tidak

ditempat/berhalangan.

13. Kepala Pembukuan dan Kontrol (Book keeping & Control)

a. Melakukan semua fungsi pembukuan dan kontrol kantor

cabang.

b. Mengelola pembuktian transaksi keuangan.

c. Melakukan pemeriaksaan atas semua kerja yang ada dicabang.

d. Sebagai koordinator di dalam menindak lanjuti hasil pemeriksaan

intern/ekstern dan membuat jawabannya.

e. Sebagai koordinator didalam rekonsiliasi General Ledge dengan


63

Subsidiary Ledger.

f. Sebagai koordinator didalam tutup tahun.

14. Kepala pelaporan & Analisis (Financial Reporting &Analysis Head)

a. Melakukan fungsi pelaporan dan analisis atas laporan keuangan dan

operasional sesuai dengan jenis laporan dan waktu telah ditetapkan.

b. Memastikan semua rekening dalam laporan keuangan telah benar.

c. Mengirimkan laporan intern dan ekstern kekantor.

15. Kepala Pembinaan dan Penyelamatan Kredit (Loan Recovery Head)

a. Memastikan peningkatan nilai kualitas aktiva produktif cabang.

b. Menekan kredit yang bermasalah menjadi sekecil mungkin.

c. Memastikan bahwa bank bebas dari masalah hukum yang merugikan

BRI.

d. Mewakili BRI dalam acara resmi bila kepala cabang tidak ada

ditempat/berhalangan.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.1 Analisa Kualitas Aktivitas Produktif PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk. Cianjur

Kualitas Aktiva produktif merupakan rasio antara Aktiva Produktif

yang diklarifikasikan (APYD) terhadap total penghapusan aktiiva produktif

yang di bentuk (PPAD).


64

Hasil perhitungan dan perkembangan tingkat kualitas aktiva produktif

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cianjur periode 2012-2016 dapat

dilihat pada perhitungan dibawah ini yang terangkum pada tabel 4.2.

Tabel 4.1
Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
Tahun 2012-2016
(dalam jutaan rupiah)
Tahun APYD PPAP KAP

2012 25.011.881 14.450.915 57,77620

2013 16.835.632,8 15.973.094 94,87671

2014 13.647.012,5 14.147.329 103,6661

2015 10.578.354,5 14.493.742 137,0132

2016 12.294.741,5 12.030.851 98,21310

Sumber: Laporan Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk


Cianjur.

Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui tingkat Kualitas Aktiva

Produktif (KAP) yang dimiliki oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk,

Cianjur selama lima tahun terakhir adalah sebagai berikut:

Pada tahun 2012 tingkat KAP nya adalah sebesar 57,77% dimana nilai

ini dapat diinterprestasikan bahwa besaran aktiva produktif yang

diklasifikasikan atau dikategorikan beresiko gagal bayar yang bias ditalangi


65

kerugiannya oleh bank adalah 57,77% dari total aktiva produktif pada tahun

tersebut.

Pada tahun 2015 mengalami peningkatan terbesar diantara beberapa

tahun terakhir dengan besaran rasio sebesar 32,16% dari tahun sebelumnya

(2014) menjadi 137,01% yang dapat diinterpretasikan bahwwa besaran aktiva

produktif yang diklasifikasikan atau dikategorikan beresiko gagal bayar yang

bias ditalangi kerugiannya oleh bank adalah 137,01% dari total aktiva

produktif pada tahun tersebut.

Pada tahun 2012 merupakan tingkat KAP terendah yaitu sebesar

57,577% hal ini mengindikasikan bahwa selama lima tahun terakhir, tingkat

penyisihan kerugian aktiva produktif yang dibentuk bank tidak seluruhnya

mampu menutupi aktiva produktif yang diklasifikasikan.

4.2.2 Analisa Profitabilitas (Return On Assets)

Unruk mendapatkan rasio profitabilitas bank, penulis menggunakan

analisa rasio Return On Assets (ROA). Sama seperti Kualitas Aktiva Produktif

(KAP), data ROA juga diperoleh dari laporan keuangan melalui perhitungan

rasio keuangan yang dilakukan sendiri oleh masing-masing bank tanpa

pengolahan lebih lanjut. Untuk melakukan perhitungan ROA dilakukan

dengan cara membagi laba sebelum pajak dengan total aktiva. Rumus ROA

sendiri adalah:
66

ROA = Laba Sebelum Pajak x 100%


Total Modal (Aktiva)

Tabel di bawah ini menyajikan-menyajikan besarnya laba sebelum

pajak, Total Aktiva dan Return On Assets (ROA) tahun 2012-2016 pada PT

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Cianjur:

Tabel 4.2
Laba Sebelum Pajak
Tahun 2012-2016
(dalam jutaan rupiah)
No Tahun Laba Sebelum Pajak
1 2012 2.746.300
2 2013 8.068.560
3 2014 7.927.316
4 2015 10.589.578
5 2016 8.421.847
Sumber: Laporan Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk,
Cianjur.
67

Tabel 4.3
Total Aktiva
Tahun 2012-2016
(dalam jutaan rupiah)
No Tahun Total Aktiva
1 2012 256.211.217
2 2013 303.435.870
3 2014 338.404.265
4 2015 370.310.994
5 2016 370.756.109
Sumber: Laporan Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk,
Cianjur.

Tabel 4.4
Return On Assets (ROA)
Tahun 2012-2016
(dalam %)
No Tahun ROA
1 2012 1,078915
2 2013 2,659066
3 2014 2,342558
4 2015 2,859645
5 2016 2,271533
Sumber: Laporan Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk,
Cianjur.

Hasil data grafik Profitabilitas PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)

Tbk, Cianjur yang diperoleh dapat dijelaskan sebagai berikut:


68

Dari hasil perhitungan di atas terlihat bahwa profitabilitas (ROA) yang

dimiliki PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Cianjur selama lima tahun

terakhir (2012-2016) selalu berfluktuasi dengan rincian sebagai berikut:

Pada tahun 2012 profitabilitas yang diperoleh mengalami kenaikan

sebesar 140,45% dari tahun sebelumnya menjadi 1,07% yang berarti setiap Rp

1,00 dana yang tertanam pada aktiva menghasilkan keuntungan sebesar Rp

0,0107%.

Pada tahun 2013 profitabilitas yang diperoleh adalah sebesar 2,65%

yang berarti setiap Rp 1,00 dana yang tertanam pada aktiva menghasilkan

keuntungan sebesar Rp 0,0256.

Dan pada tahun 2014, profitabilitas yang diperoleh mengalami

penurunan sebesar 11,90% dari tahun 2014 menjadi 2,34% yang berarti setiap

Rp 1,00 dana yang tertanam pada aktiva menghasilkan keuntungan sebesar Rp

0,0234.

Pada tahun 2015, profitabilitas yang diperoleh meningkat sebesar

22,07% dari tahun 2014 menjadi 2,85% yang berarti setiap Rp 1,00 dana yang

tertanam pada aktiva menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,0285.

Dan pada tahun 2016, profitabilitas yang diperoleh menurun sebesar

20,56% dari tahun 2015 menjadi 2,271% yang berarti setiap Rp 1,00 dana

yang tertanam pada aktiva menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,0271.


69

4.3 Analisis Statistik

4.3.1 Analisis Korelasi

Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana korelasi

atau derajat berhubungan antara komponen Kualitas Aktiva Produktif dengan

Profitabilitas. Dari data yang telah diolah, maka diperoleh hasil sebagai

berikut:

Tabel 4.5
Hasil Koefisien Korelasi

Change Statistics

Std. Error of he change Df1 Df2 Sig. F


Model R Estimal eF Change
1 ,898 ,35225296 12,467 1 3 ,039
a. Predictors (constant), KAP
b. Dependent Variable ROA

Dengan diperolehnya nilai korelasi atau R = 0,988 menunjukan bahwa

terjadi korelasi positif yang searah, artinya jika terjadi peningkatan Kualitas

Aktiva Produktif (KAP) maka tingkat profitabilitas akan naik pula. NIlai

0,989 (berada diantara 0,80 – 1,00) menunjukan adanya hubungan antara

variabel X dan Y yang sangat kuat, hal ini sesuai dengan nilai interpretasi

korelasi (sugiono, 2008:124). Jadi, KAP berdasarkan perhitungan tersebut,

mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan profitabilitas (ROA) PT Bank

Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cianjur.


70

4.3.2 Analisis Regresi Sederhana

Untuk mengetahui pola faktor-faktor yang mempengaruhi

profitabilitas, maka disusun persamaan dasar regresi yang menempatkan

profitabilitas sebagai variabel terikat dan KAP sebagai variabel bebas.

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan program SPSS

release 15,0 for windows dapat diperoleh output regresi linear berganda yang

diringkas dalam tabel berikut:

Tabel 4.6
Output Regresi Sederhana
Unstandardized Standardized
Coeffcients Coeffcients
Model B Std. Error Bela t Sig.
1 (Constant) ,075 ,634 ,898 ,118 ,914
KAP ,022 ,006 3,531 ,039
a. Dependent Variabel ROA

Dari tabel 5,6 di atas dapat diketahui bahwa persamaan regresi

sederhana pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = 0,075+00,022X

Dari persamaan regresi tersebut, dapat diketahui bahwa koefisien

intercept (a) dari persamaan di atas adalah 0,075 yang mengandung

pengertian bahwa pada saat tingkat Kualitas Aktiva Produktif (KAP) (X)

tetap, maka tingkat perolehan Profitabilitas (Y) adalah sebesar 0,075. Dari
71

persamaan di atas juga dapat diketahui bahwa jika Kualitas Aktiva Produktif

(X) naik sebesar 1% maka Profitabiltas (Y) akan naik 0,022.

4.3.3 Koefisien Determinasi

Dalam uji regresi linear berganda ini, dianalisis pula besarnya

menunjukan seberapa besar persentase variabel independen (Kualitas Aktiva

Produktif) secara bersama-sama menerangkan variasi variabel dependen

(Profitabilitas). Dari hasil olah data menunjukan hasil koefisien determinasi

pada tabel berikut:

Tabel 4.7
Hasil Koefisien Determinasi
Change
Statistics
Adjusted Std. Error of R Square
Model R Square
R Square he Estimate Change
1 ,806 ,741 ,35225296 ,806
3. Predictors: (Constant), KAP
4. Dependent Variable ROA

Dari hasil koefisien determinasi di atas, menunjukan bahwa koefisien

determinasi (R) sebesar 0,806 atau 80,6%. Jadi dapat dikatakan bahwa 80,6%

perubahan profitabilitas disebabkan oleh perubahan Aktiva Produktif

sedangkan 19,4% sisanya disebabkan oleh variabel lain yang tidak diteliti

dalam penelitian ini.


72

4.3.4 Hasil Uji-t (Parsial)

Untuk mengetahui signifikasi pengaruh masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat antara Kualitas Aktiva Produktif (KAP) terhadap

Profitabilitas, maka dalam penelitian dilakukan pengujian terhadap koefisien

regresi yaitu dengan uji-t. Hasil pengujian koefisien regresi dapat dilihat pada

tabel 5.6 dari pengujian tersebut diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Signifikasi Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif terhadap Profitabilitas

Dengan membandingkan statistik hitungan dengan statistik tabel. Jika

statistik maka H diterima. Sedangkan jika statistik maka H ditolak.

Berdasarkan hasil uji-t menunjukan bahwa nilai t hitung sebesar 3,531 dengan

profitabilitas (sig). sebesar 0,039. Hasil statistik tabel pada tingkat signifikasi

5% dengan degree offreedom (df) = n-2 atau 5-2 = 3 (pengujian dua sisi),

maka diperoleh tabel = 3,18245. Dari hasil perbandingan terlihat bahwa nilai

hitung >tabel, maka hipotesis yang menyatakan ada pengaruh kualitas aktiva

produktif terhadap profitabilitas diterima karena nilai t hitung>t tabel hal ini

dimungkinkan karena aktiva produktif merupakan komponen asset yang

ditanamkan atau diinvestasikan untuk menghasilkan pendapat buat

perusahaan, jadi, semakin berkualitas suatu asset maka semakin besar

kemungkinan profit yang akan diterima perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai