A. LATAR BELAKANG
Dalam Rangka melaksanakan pembangunan yang berwawasan Lingkungan
sebagai upaya sadar dan berencana dalam mengelola sumber daya secara bijaksana
dalam pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup maka
perlu dijaga antara berbagai usaha dan atau kegiatan. Perlu disadari makin
meningkatnya usaha atau kegiatan pembangunan berbagai bidang akan menimbulkan
konsekwensi logis timbulnya dampak (perubahan) terhadap lingkungan. Oleh karena
itu pemerintah selalu berusaha mengedepankan masalah lingkungan disegala
kegiatan lingkungan.
Kegiatan Pembangunan D.I Salomekko Kab. Bone yang telah dilaksanakan dan
telah memiliki izin kegiatan namun belum memiliki Izin Lingkungan, diwajibkan untuk
menyusun Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup, sehingga melalui Penyusunan
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) ini dapat diperkirakan dampak yang
akan timbul terhadap kegiatan yang dimaksud kemudian bagaimana dampak tersebut
dikelola, baik dampak negatif maupun dampak positifnya.
D. METODOLOGI
1. Pekerjaan Persiapan
Pekerjan persiapan akan mencakup kegiatan penyelesaian kesepakatan rencana
kerja dan koordinasi yang akan dilakukan oleh tim penyusun baik intern maupun
extern pelaksanaan kegiatan.
2. Pekerjaan Survey Lapangan
Ketua Tim dan Para anggota penyusun melaksanakan survey lapangan untuk
mendapatkan data primer dan data sekunder yang diperlukan dalam penyusunan
DPLH ini. Pengumpulan data primer, berupa pengambilan sample, pengamatan,
penyebaran dan pengumpulan kuesioner, wawancara harus memenuhi kaidah-
kaidah untuk kajian ilmiah dan disesuaikan dengan kedalaman dan cakupan studi
ini. Pengumpulan data sekunder, harus dilakukan dengan cermat dengan data
yang benar dari instansi terkait.
3. Analisis Data
Analisis data diperlukan untuk mengetahui rona lingkungan hidup, komponen
lingkungan yang akan terkena dampak, dampak yang diperkirakan timbul, upaya
pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan yang akan dilaporkan.
Analisis dan pengolahan data komponen lingkungan yang dilakukan diantaranya
komponen fisik dan komponen sosial..
4. Standar Teknis
Pada prosedur penyusunan DPLH harus memperhatikan standar-standar yaitu :
a) Kesesuaian panduan penyusunan DPLH:
b)Kesesuaian dan pengembangan peraturan perundang-undangan dibidang sektor
yang bersangkutan;
c) Kesesuaian lokasi dengan tata ruang;
d) Kesesuaian dan pengembangan metodologi;
e) keabsahan data yang digunakan termasuk hasil pengujian laboratorium.
5. Evaluasi dan Test Laboratorium
Beberapa data yang dikumpulkan baik data primer maupun sekunder perlu
dievaluasi dan ditest dilaboratorium untuk mendapatkan data dan sampel yang
akurat dan teruji untuk digunakan dalam analisa selanjutnya.
6. Penyusunan laporan
Penyusun DPLH berkewajiban membuat laporan hasil studi yang diperlukan baik
untuk pemrakarsa, instansi terkait maupun masyarakat.
7. Presentasi
Tim penyusun DPLH berkewajiban dan bertanggung jawab penuh atas
pelaksanaan presentasi/pemeriksaan DPLH pada instansi teknis lingkungan hidup
kabupaten/kota/provinsi sesuai dengan kewenangannya.
8. Pekerjaan Sosialisasi
Ketua tim dan para anggota penyusun melaksanakan sosialisasi untuk
memberikan informasi dan penjelasan kepada masyarakat yang berada disekitar
lokasi pembangunan kemungkinan terkena dampak.
E. LANDASAN HUKUM
Dilandasi oleh pertimbangan prinsip-prinsip pelestarian sumber daya alam dan
lingkungan hidup, maka sebagai landasan hukum dalam pelaksanaan Penyusunan
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) D.I Salomekko Kab. Bone
didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku guna pengelolaan
sumber daya air dan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan yang
berkelanjutan antara lain adalah sebagai berikut :
1. Undang – Undang
a. Undang-undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya
b. Undang-undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003, tentang
Ketenagakerjaan
c. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.
d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
e. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012, tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
2. Peraturan Pemerintah
a. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Penggunaan Air
b. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran Udara
c. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pencemaran Air
d. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan
3. Peraturan dan Keputusan Presiden
a. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 Tentang
Pengelolaan Kawasan Lindung
b. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 148 Tahun 2015, tentang
Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan
Umum
4. Peraturan dan Keputusan Menteri
a. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP-
51/MENLH/101/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair
b. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-48/MENLH/11/1996
Tentang Baku Tingkat Kebisingan
c. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-49/MENLH/11/1996
Tentang Baku Tingkat Getaran
d. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2006 tentang Ambang
Batas Emisi Gas Buang Kendraan Bermotor Lama
e. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 Tentang UKL
dan UPL dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup
5. Peraturan Daerah
a. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 69 Tahun 2010 tentang Baku Mutu
dan Kriteria Kerusakan Lingkungan Hidup di Provinsi Sulawesi Selatan
b. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/ Kota Setempat
c. Peraturan Bupati/ Walikota setempat tentang pengelolaan lingkungan hidup
d. Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan No. 48/I/tahun 2018 tanggal 5 Januari
2018 tentang Pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas
Sumber Daya Air, Cipta Karya dan Tata Ruang Tahun Anggaran 2018.
Data Lapangan :
Parameter Satuan Metode Uji/ Teknik
Suhu °C IK-MT-30.04
Kelembaban % RH IK-MT-30.04
4. Komponen Lainnya
Komponen geofisik fisik-kimia maupun komponen biologi lainnya yang dianggap
relevan beserta paramater-parameter yang dianggap perlu dan relevan untuk
pengujian laboratorium.
2. Tenaga Penunjang
a. Tenaga Surveyor
b. Tenaga Administrasi / Operator
K. SISTEM PELAPORAN
Konsultan harus membuat laporan baik untuk kegiatan pekerjaan maupun
hasil pekerjaan yang harus disusun dalam bahasa Indonesia yang meliputi :
1. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan berisi mengenai kondisi kemajuan pekerjaan setiap bulannya
selama jangka waktu pelaksanaan pekerjaan. Laporan Bulanan ini harus
diserahkan setiap akhir bulan selama jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dan
disampaikan sebanyak 2 (dua) buku laporan setiap bulan selama jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan.
2. Draft Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Draft Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Pembangunan D.I Salomekko Kab. Bone memuat mengenai :
a. Identitas penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
b. Usaha dan/atau kegiatan yang telah berjalan
c. Dampak lingkungan yang telah terjadi serta pengelolaan dan pemantauan
lingkungan yang telah dilakukan
d. Jumlah dan jenis izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang
dibutuhkan
e. Pernyataan komitmen penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk
melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam DPLH
f. Daftar pustaka dan
g. Lampiran.
Draft Penyusunan DPLH harus diserahkan selambat-lambatnya satu minggu
sebelum tanggal kegiatan presentasi dilaksanakan dan dibuat sebanyak 20 (dua
puluh) buku.
3. Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) D.I Salomekko Kab. Bone
memuat mengenai substansi pokok Penyusunan Dokumen Pengelolaan
Lingkungan Hidup (DPLH) D.I Salomekko Kab. Bone setelah dilaksanakannya
kegiatan pemaparan/ ekspos/ diskusi antara Konsultan Penyusun, Pemrakarsa
Kegiatan dengan Badan/ Kantor/ Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten/ Kota
setempat dan dianggap memenuhi syarat sebagai bahan penerbitan Rekomendasi
Kelayakan Lingkungan dan Izin Lingkungan dari instansi yang berwenang
menerbitkan rekomendasi dan izin tersebut di Kabupaten/ Kota setempat.
Dokumen Penyusunan DPLH Pekerjaan D.I Salomekko Kab. Bone dibuat masing-
masing dalam rangkap 5 (lima) dan Dokumen DPLH dianggap selesai setelah
mendapatkan rekomendasi/izin dari instansi setempat .
Semua laporan di atas berukuran kertas A4 dan dicopy ke dalam eksternal
harddisk 1 (satu) buah berisi dokumen-dokumen visual dari seluruh kegiatan
penyelidikan, survey, dan lain-lain
L. PROSES PENYUSUNAN
1. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta,
Konsultan Penyusun harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan pemberi
tugas dan tim teknis.
2. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk antara pokok yang harus
dihasilkan Konsultan Penyusun sesuai dengan pengarahan pemberi tugas dan tim
teknis berdasarkan standar hasil penyusunan.
3. Dalam pelaksanaan tugas, Konsultan Penyusun harus selalu memperhitungkan
bahwa waktu pelaksanaan tugas adalah mengikat.
M. PEMAPARAN/EKSPOS/ DISKUSI
Pemaparan/ ekspos/ diskusi hasil Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan
Hidup (DPLH) D.I Salomekko Kab. Bone akan diadakan suatu pertemuan antara
Konsultan, Pemrakarsa Kegiatan dan Badan/ Kantor/ Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten/ Kota setempat untuk membahas hasil Penyusunan Draft Dokumen
Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) sebelum diajukan ke instansi terkait di
Kabupaten/ Kota yang berwenang menerbitkan Rekomendasi Kelayakan Lingkungan
dan Izin Lingkungan.
N. IKATAN HUBUNGAN KERJA, CARA PEMBAYARAN DAN SANKSI-SANKSINYA
Dalam melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa Konsultasi harus mematuhi petunjuk-
petunjuk yang diberikan oleh pihak Penguna Jasa atau Pemberi Tugas baik secara
lisan maupun tertulis, dan berpedoman kepada Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 54 tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Instansi Pemerintah serta perubahan-perubahannya.
Pembayaran pada Rekanan Penyedia Jasa Konsultasi dilakukan sesuai dengan
pelaksanan pekerjaan dan tidak dibenarkan melebihi prestasi pekerjaan yang telah
diselesaikan. Bagi Penyedia Jasa Konsultasi Perencanaan yang melaksanakan
Pekerjaan tidak sesuai dengan peraturan maupun ketentuan-ketentuan tersebut, akan
dikenakan sanksi-sanksi berupa teguran, peringatan, denda dan
pembatalan/pencabutan SPMK atau Surat Perjanjian/Kontrak.
O. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) dibuat untuk menjadi pedoman minimal dalam
pelaksanaan kegiatan selanjutnya.