A. Ringkasan Materi
Diakronik berasal dari kata diachronich; (dia, terdiri dari dua kata, yaitu dalam
bahasa latin artinya melalui/ melampaui dan chronicus artinya waktu. Diakronis
artinya memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang.
Sinkronis artinya meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu. Pendekatan
sinkronik biasa digunakan dalam ilmu-ilmu sosial. Sinkronik lebih menekankan pada
struktur, artinya meluas dalam ruang. Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu tertentu
pada saat tertentu, titik tetap pada waktunya. Ini tidak berusaha untuk membuat
kesimpulan tentang perkembangan peristiwa yang berkontribusi pada kondisi saat ini,
tetapi hanya menganalisis suatu kondisi seperti itu.
Istilah memanjang dalam waktu itu meliputi juga gejala sejarah yang ada didalam
waktu yang panjang itu. Ada juga yang menyebutkan ilmu sinkronis, yaitu ilmu yang
meneliti gejala-gejala yang meluas dalam ruang tetapi dalam waktu yang terbatas.
Beberapa contoh penulisan sejarah dengan topik-topik dari ilmu sosial yang disusun
dengan cara sinkronik lainnya misalnya Tarekat Naqsyabandiyah dan Qodiriyah di
pesantren-pesantren Jawa.
Ilmu sejarah dan ilmu-ilmu sosial ini saling berhubungan. Kita ingin mencatat
bahwa ada persilangan antara sejarah yang diakronik dan ilmu sosial lain yang sinkronik.
Artinya ada kalanya sejarah menggunakan ilmu sosial, dan sebaliknya, ilmu sosial
menggunakan sejarah ilmu diakronik bercampur dengan sinkronik. Contoh : Peristiwa
Pemberontakan Petani Banten 1888.
Berpikir sinkronik memahami peristiwa dengan mengabaikan aspek
perkembangannya. Cara berpikir sinkronik memperluas ruang dalam suatu peristiwa.
Sebagai contoh Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dijelaskan dengan
menguraikan berbagai aspek, seperti aspek social, ekonomi, politik, dan hubungan
internasioal. Oleh karena itu cara berpikir sinkronik sangat mementingkan struktur yang
terdapat dalam setiap peristiwa.