Anda di halaman 1dari 43

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi ini organisasi atau perusahaan yang dapat bertahan

adalah yang dapat memahami harapan konsumen (Kartajaya 1996:32). Perusahaan

ditantang untuk dapat menjawab kebutuhn pasar (konsumen) dengan

menghasilkan produk yang berkualitas (Urban Hauser 1993:62). Perusahaan yang

dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya biasanya akan jauh

lebih kompetitif dibandingkan dengan yang lainnya, apalagi perusahaan yang

dapat melampaui kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut (Besterfield

1998:89). Hal tersebut diatas didukung oleh pengamat para pakar kualitas, yang

menyebutkan bahwa kualitas suatu produk yang baik adalah yang dapat

memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumennya.

Produk menjadi instrumen penting untuk mencapai kesuksesan pada

perusahaan modern. Perkembangan teknologi, penigkatan persaingan global serta

kebutuhan dan keinginan pasar mengharuskan perusahaan melakukan

pengembangan produk secara terus menerus. hanya ada dua pilihan yaitu sukses

dalam pengembangan produk sehingga menghasilkan produk yang unggul atau

gagal karena produk yang tidak mampu bersaing di pasar. kualitas juga

merupakan hal yang paling mendasar demi tercapainya kepuasan konsumen dan

kesuksesan dalam bersaing. dalam rangka menghasilkan produk yang berkualitas

1
2

sangat penting bagi perusahaan untuk memberikan perhatian yang dapat terjalin di

dalam seluruh rangkain proses kerja di dalam perusahaan.

Dalam upaya memahami konsep kualitas maka berikut ini di kemukakan

definisi kualitas sebagai berikut:

a. Kualitas adalah kemampuan suatu produk atau jasa untuk dapat

mencukupi keinginan konsumen denga mudah dimengrti,dihubungkan

dengan karakteristik pencapaian atau tidak sehingga dapat menimbulkan

reaksi orang lain (Mohanty,2004).

Kegiatan operasional dalam perusahaan akan berjalan secara efektif dan

efisien dengan adanya usaha yang menekankan ketelitian dan prinsif prinsif dasar

seperti : efisiensi waktu, prestasi dan menjalin kerjasama yang baik dengan

sesama pekerja.

Pengendalian persediaan (Quality Control) merupakan pengumpulan atau

penyimpanan komoditas yang akan digunakan untuk memenuhi permintaan dari

waktu ke waktu. Persediaan memegang peranan penting agar perusahaan dapat

berjalan dengan baik. Permasalahan persediaan kerap kali di hadapi oleh para

pengambil keputusan, khususnya dalam bidang persediaan baik dalam produksi

barang maupun jasa. Pada dasarnya perusahaan yang melakukan proses produksi

haruslah melakukan pengendalian persediaan untuk menciptakan suatu ketetapan

dalam merencanakan besarnya produksi yang akan di kirim ke pasaran nantinya,

jika jumlah barang yang dirpoduksi terlalu sedikit di bandingkan dengan jumlah

permintaan dari konsumen, maka akan mengakibatkan hilangnya kepercayaan dari

konsumen terhadap perusahaan sehingga dampaknya bagi perusahaan yaitu

2
3

kehilangan memperoleh laba dan kemungkinan akan mengeluarkan biaya yang

jauh lebih besar untuk memenuhi jumlah permintaan tersebut. Oleh sebab itu

perusahaan harus menganalisis persediaan yang berkaitan dengan perencanaan

teknik dalam mencapai tingkat persediaan optimal, criteria optimal yang

dimaksudkan adalah meminimalkan total biaya persediaan.

Dengan demikian inventory control sangat diperlukan untuk mengelola

hasil produksi sehingga sasaran yang diinginkan oleh perusahaan dapat tercapai,

yaitu menciptakan kestabilan dalam memproduksi dan kemampuan menyalurkan

hasil produksi tersebut secara optimal.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah sudah ada SOP terhadap proses kerja di PT. ARTHA RUKUN

SEJAHTERA?

2. Apakah sistem monitoring produk saat ini sudah berjalan degan tepat?

3. Apakah sudah terjalin kerjasama yang baik antara sesame pegawai?

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup perusahaan,peneliti

hanya ingin mengembangkan sistem yang berjalan dalam PT. ARTHA

RUKUN SEJAHTERA dengan beberapa tahapan meliputi pemilihan bahan

baku, pencetakan, siram, poles dan packing. penelitian ini hanya ingin

3
4

mengembangkan proses yang sudah berjalan untuk menciptakan barang yang

berkualitas tinggi sehingga dapat dapat bersaing dengan para pesaing.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Membangun kerjasama team antara atasan dan bawahan untuk

mendapatkan hasil yang optimal.

2. Membantu perusahaan dalam memproduksi barang yang berkualitas

3. Membantu perusahaan dalam mengevaluasi kegiatan produksi

4. Membantu meminimalkan kesalahan dalam proses produksi

1.5 Manfaat Penelitian

Dapat membantu memberikan informasi mengenai factor kepuasan kerja

karyawan yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan.

1. Terciptanya lapangan kerja bagi masyarakat sekitar

2. Dapat membantu dalam memecahkan masalah produksi yang berkaitan

dengan proses finishing

3. Membantu perekonomian masyarakat sekitar

4. Membantu peneliti dalam mengembangkan wawasan dan pengalaman

yang lebih luas.

4
5

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penyusunan

penelitian kuliah kerja praktek (KKP) ini,maka digunakan metode

pengumpulan data sebagai berikut, yaitu:

1. Metode Observasi

Melakukan peninjauan atau pengamatan secara langsung ke

lapangan sebagai karyawan PT ARTHA RUKUN SEJAHTERA

dengan cara menumpulkan data,informasi dan mempelajari catatan

serta dokumen yang ada, sehingga observasi yang di dapat merupakan

hasil dari pengamatan dalam kegiatan bekerja.

2. Metode Wawancara

Selama observasi banyak kegiatan yang dilakukan salah satunya

kegiatan Tanya jawab langsung dengan leader, quality control dan

karyawan lainnya, guna memperoleh informasi agar data yang di

peroleh lebih akurat.

3. Studi Pustaka

Dilakukan dengan cara mempelajari buku panduan pedoman

perusahaan dan browsing internet yang berhubungan dengan kegiatan

produksi dalam perusahaan,pengumpulan data dengan observasi

langsung ini adalah agar dapat mendukung suatu objek penelitian

dengan melakukan perbandingan dengan perusahaan yang bergerak di

bidang yang sama.

5
6

1.6.2 Metode Analisa

Analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam rangka

memperoleh temuan temuan hasil penelitian.hal ini di sebabkan menuntun

kita kearah temuan ilmiah bila di analisis dengan teknik teknik yang

tepat.analisis di lakukan dengan menggunakan metode analisa yaitu

kekuatan,kelemahan,kesempatan dan ancaman.dapat diterapkan dengan

cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang dapat mempengaruhi

perusahaan.

1.6.3 Metode Perancangan Sistem

Perancangan sistem adalah proses pengembangan spesifikasi sistem

baru berdasarkan hasil rekomendasi analisis sistem.tujuan perancangan

sistem adalah :

1. Memenuhi kebutuhan perusahan dalam target produksi

2. Membantu perusahaan dalam mengevaluasi kinerja setiap karyawan

3. Memberikan informasi yang jelas tentang aturan aturan perusahaan

yang harus di patuhi oleh semua karyawan.

4. Membantu perusahaan dalam kegiatan operasional

1.6.4 Metode Pengembangan Sistem

Pengembangan perangkat lunak dapat di artikan sebagai proses

membuat suatu proses perangkat lunak baru dan memperbaiki perangkat

6
7

lunak yang telah ada agar lebih cepat dan tepat dalam mendeskripsikan

solusi dan mengembangkan perangkat lunak.

Metode pengembangan sistem yang dipakai dalam membangun

sistem pada perusahaan yang sama sama saling menguntungkan satu sma

lain dan mempertahankan kinerja perusahaan,cakupan aktivitas dari suatu

perusahaan terdiri dari :

a. Pengumpulan data karyawan

Semua identitas karyawan menjadi rahasia perusahaan dan dengan

adanya data identitas karyawan dapat mempermudah perusahan dalam

mengevaluasi kinerja karyawan.

b. Kerjasama

Dalam kegiatan bekerja hal yang terpenting yang harus di bangun

adalah kerjasama team dengan adanya kerjasama akan tercipta suasana

yang saling mendukung dan saling membantu sehingga dapat terjalin

suasana kerja yang kondusif dan mengangagap semua teman kerja adalah

saudara.

c. Absensi

Semua pihak yang berada dalam lingkungan kerja harus memiliki

jiwa kedisiplinan yang tinggi baik untuk diri sendiri maupun untuk

7
8

perusahaan,baik dalam hal kedisiplinan waktu dan pekerjaan,apabila

karyawan yang malas akan terpantau dengan absensi cap jari.

d. Target produksi

Setiap perusahaan pasti mempunyai target tertentu dalam rencana

jangka panjang, karena dengan target tersebut dapat dilihat statistic

perkembangan perusahaan.

1.6.5 Metode Pengujian

Untuk menghasilkan produk yang berkualitas dalam penelitian

kuliah kerja praktek ini (KKP) menggunakan metode pengujian

wawancara langsung ke karyawan PT. ARTHA RUKUN SEJAHTERA

dengan perusahaan lainnya yang memproduksi barang yang sama.

PT. ARTHA RUKUN SEJAHTERA (ARS) merupakan

perusahaan yang memproduksi sandal dan wadges dengan berbagai ukuran

dan variasi yang kualitasnya bagus dan nyaman dipakai, sehingga dapat

bersaing dengan produk lainnya seperti fladeo, carvil, Elizabeth dll.

Respon dari konsumen juga sangat terbuka karena produknya sangat

memuaskan.

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam penulisan penelitian kuliah kerja

praktek (KKP) yang mmenggambarkan laporan dalam sistem pengecekan

produk di PT ARTHA RUKUN SEJAHTERA yang harus sistematis

seperti pemasukan dulu baru kemudian pengeluaran.

BAB I PENDAHULUAN

8
9

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah,rumusan

masalah,tujuan dam manfaat penelitian Kuliah Kerja Praktek (KKP),

ruang lingkup penelitian, metode penelitian yang digunakan serta

penulisan penelitian kuliah kerja praktek (KKP) ini.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini merupakan landasan teori dari penyusunan kuliah kerja

praktek (KKP) yang membahas tentang definisi definisi yang berhubungan

dengan penelitian kuliah kerja praktek (KKP).

BAB III ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini menguraikan tentang kegiatan produksi,visi,misi dan

menganalisa sistem yang sudah ada pada PT. ARTHA RUKUN

SEJAHTERA.

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi tentang sistem yang mencangkup perancangan basis

data untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

kuliah kerja praktek (KKP) yang dilakukan.

9
10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengendalian Persediaan (Inventory Control)

2.1.1 Pengertian Pengendalian (Control)

Dalam sistem pengendalian persediaan pada perusahaan di seluruh

indonesia, istilah inventory control sering diartikan sebagai menejemen

persediaan. Secara umum menejemen persediaan berfungsi sebagai pelengkap

dalam mencapai tujuan organisasi perusahaan.

Menejemen didefinisikan sebagai proses administrasi dan mengkoordinasi

sumber daya secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan organisasi,

sedangkam menurut James Stoner (2005) menejemen adalah proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha usaha para anggota

organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan

10
11

organisasi yang telah ditetapkan. Dapat disimpulkan bahwa menejemen adalah

proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha usaha

para aktivitas para anggota organisasi dan koordinasi sumber daya yang efektif

dan efisien secara bersama ataupun melalui organisasi lainnya untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

2.1.2 Pengertian Persediaan (Inventory)

Menurut Freddy Rangkuti (2004) persediaan merupakan bahan bahan ,

bagian yang disediakan, bahan bahan dalam proses yang terdapat dalam

perusahaan untuk proses produksi, serta barang barang jadi atau produk yang

disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan.

Dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah bahan bahan yang disediakan,

bahan bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi

yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar

selalu dalam keadaan siap pakai dan dicatat dalam bentuk buku perusahaan.

2.1.3 Fungsi dan Tujuan Persdiaan

Inventory pada hakikatnya bertujuan untuk mempertahankan eksistensi

suatu perusahaan dengan mencari keuntungan atau laba perusahaan, caranya

adalah dengan memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan dengan

memproduksi barang yang berkualitas.

Fungsi persediaan menurut Freddy Rangkuty (2004) adalah sebagai

berikut.

1. Fungsi Batch Stock

11
12

Penyimpanan persediaan dalam jumlah besar dengan pertimbangan

adanya potongan harga pada harga pembelian, efesiensi produksi karena

proses produksi yang lama dan adanya penghematan dalam biaya

angkutan.

2. Fungsi Decoupling

Merupakan fungsi perusahaan untuk mengadakan persediaan

decouple dengan pengelompokan operasional secara terpisah.

3. Fungsi Antisipasi

Merupakan penyimpanan persediaan bahan yang fungsinya untuk

penyelamatan jika sampai terjadi keterlambatan datangnya pesanan bahan

dari pemasok, yang bertujuan untuk menjaga proses konversi agar tetap

berjalan dengan lancar.

Alasan yang kuat dalam menyediakan persediaan adalah untuk hal

hal yang berhubungan dengan skala ekonomi dalam pengadaan dan

produksi barang, untuk kebutuhan yang berubah ubah dari waktu ke

waktu, pihak menejemen dapat melakukan pemesanan barang selama

periode permintaan barang sedikit dan untuk mengantisipasi periode

permintaan barang yang tinggi, persediaan ini membuat menejemen dapat

beroperasi secara tetap sepanjang musim dan dapat menghindari biaya

produksi yang berubah ubah.

Penyediaan barang bertujuan untuk menghadapi kondisi

ketidakpastian, karena permintaan barang tidak bisa diketahui secara pasti

12
13

oleh karena itu perlu diramalkan untuk meminimalisir kerugian akibat over

stock atau permintaan yang melampaui ramalan, perhitungan persediaan

barang harus dilakukan dengan teliti dan hati hati.

2.1.4 Tujuan Pengendalian Persediaan

Pengendalian persediaan yang dijalankan oleh suatu perusahaan tentu

mempunyai tujuan tetentu. Tujuan pengendalian persediaan menurut Assuri

(2004) secara terinci dapat dinyatakan sebagai berikut.

a. Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga

mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi.

b. Menajaga agar pembentukan persediaaan oleh perusahaan tidak terlalu

besar atau berlebihan, sehingga biaya biaya yang timbul dari persediaan

tidak terlalu besar.

c. Menjaga agar pembelian kecil kecilan dapa dihindari karena ini akan

memperbesar biaya pemesanan.

Dari keterangan di atas dapat dikatakan bahwa tujuan dari pengendalian

persediaan adalah untuk memperoleh kualitas dan jumlah yang tepat dari bahan

bahan barang yang tersedia pada waktu yang dibutuhkan dengan biaya biaya

yang minimum untuk keuntungan atau kepentingan perusahaan. Dengan kata lain

pengendalian persediaan menjamin terdapatnya persediaan pada tingkat yang

13
14

optimal agar produksi dapat berjalan dengan lancar dan biaya persediaan adalah

minimal. Perencanaan inventory berhubungan dengan komposisi inventory,

penentuan waktu serta lokasi yang memenuhi kebutuhan perusahaan,

Pengendalian inventory meliputi pengendalian kuantitas dalam batas batas yang

telah direncanakan dan perlindunagn fisik inventory.

Melihat pentingnya tugas dan fungsi inventory, maka evaluasi perlu

dilakukan secara terus menerus agar kegiatan inventoy perusahaan bisa berjalan

dengan baik untuk mendukung tercapainya tujuan perusahaan.

2.1.5 Penggolongan Persediaan

Menurut Assauri (2004) persediaan pada umumnya dapat dibedakan

menjadi 5 golongan yang meliputi.

1. Persediaan bahan baku

Yaitu persediaan barang barang berwujud yang digunakan dalam

proses produksi, yang diperoleh dari sumber sumber alam ataupun dibeli

dari pemasok atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi

perusahaan yang menggunakannya.

2. Persediaan Bagian Produk atau Parts yang dibeli

14
15

Yaitu persediaan yang dibeli dari perusahaan lain yang dapat

secara langsung dirakit dengan parts lain tanpa melalui proses produksi

sebelumnya.

3. Persediaan Bahan Bahan Pembantu

Yaitu persediaan bahan bahan yang diperlukan dalam proses

produksi untuk membantuberhasinya produksi atau yang dipergunakan

dalam bekerjanya suatu perusahaan tetapi tidak merupakan bagian atau

komponen barang jadi.

4. Persediaan Bahan Setengah Jadi

Yaitu barang abarang yang keluar dari tiap tiap bagian dalam satu

pabrik atau bahan bahan yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi di

proses kembali untuk kemudian menjadi barang jadi.

5. Persediaan Barang Jadi

Yaitu persediaan barang barang yang telah diproses atau diolah

dalam pabrik dan siap untuk dijual pada pelanggan atau perusahaan lain.

Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa persediaan perusahaan

adalah suatu barang tersimpan yang akan dilakukan suatu tindakan lebih

lanjut ataupun barang yang tersimpan dan siap untuk digunakan tetapi

belum sampai pada pemegang akhir (customer).

2.2 Model Sistem Inventory Retail

15
16

2.2.1 Proses Sistem Inventory Control

Model proses sistem inventory retail meliputi kegiatan kegiatan yang

dijelaskan dalam urutan berikut ini (Roy 1997).

1. Pengiriman barang dari pabrik.

2. Pengepakan dan penyimpana produk pada gudan pusat.

3. Pengiriman barang dari gudang pusat ke took took retail.

4. Pemenuhan kebutuhan pelanggan dengan menggunakan barang barang

yang ada dalam took.

Permintaan bisa terjadi setiap saat pada periode tertentu dan dapat dinilai

sebagai unit permintaan pelanggan terhadap suatu produk.apabila barang tersedia

di took maka barang tersebut akan langsung diginakan untuk memenuhi

kebutuhan pelanggan, namun apabila barang dalam took habis maka pelanggan

harus menunggu pengiriman dari gudang. Bagian pergudangan akan memesan

unit persediaan tambahan dari pabrik, proses pemesanan dari pabrik ke gudang

dan dari gudang ke took memerlukan waktu dan biaya transportasi. Dengan

ketidakpastian permintaan maka dimungkinkan akan terjadi keterlambatan

pemesanan barang yang mengakibatkan kekosongan barang.

Penyimpana barang di gudang memberikan pengaruh yang cukup besar

terhadap biaya dan pelayanan kepada pelanggan. Jumlah barang yang di pesan di

batasi oleh kapasitas produksi dan kapasitas penyimpanan di dalam gudang dan

jumlah barang yang di pesan dalam suatu waktu tidak dapat melebihi batas

16
17

produksi sehingga total barang di gudang dan barang yang sedang di pesan tidak

boleh melebihi daya tampung gudang.

2.2.2 Parameter Yang Digunakan

Parameter yang di gunakan untuk inventory retail meliputi sebagai berikut.

1. Distributor

2. Waktu yang di gunakan untuk mengirim barang

3. Kapasitas produksi

4. Kapasitas gudang

5. Biaya untuk pengiriman

Parameter tersebut harus diisi dengan data yang benar agar di perolah

solusi yang tepat dan dapat mengatasi masalah, dengan demikian perusahaan

dapat memberikan pelayanan ke konsumen yang lebih baik, menyediakan barang

yang diminta pelanggan dan tidak menumpuk barang terlalu banyak di gudang.

2.2.3 Pengertian Produk

Manusia memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka dengan barang dan

jasa, produk menurut Philip Kotler adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke

pasar untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan. Selama ini banyak penjual

melakukan kesalahan dengan memberikan perhatian lebih banyak pada produk

fisik dari pada manfaat yang di hasilkan dari produknya, perusahaan harus

berpusat pada kebutuhan pelanggan bukan hanya pada keingianan yang sudah ada,

hal ini di karenakan produk merupakan alat untuk memecahkan masalah

konsumen.

17
18

Fandy Tjiptono menyatakan bahwa dalam merencanakan penawaran suatu

produk, pemasar perlu memahami lima tingkatan produk:

a. Produk utama atau inti (core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya

dibutuhkan dan akan dikonsumsi pelanggan setiap produk.

b. Produk generic, produk dasar yang memenuhi fungsi produk paling.

c. Produk harapan (expected product) yaitu produk formal yang

ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal

diharapkan dan disepakati untuk dibeli.

d. Produk pelengkap (equipmented product) yaitu berbagai atribut produk

yang dilengkapi/ditambahi berbagai manfaat dan layanan sehingga

dapat menentukan tambahan kepuasan dan dapat dibedakan dengan

produk asing.

e. Produk potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang

mungkin dikembangkan untuk suatu produk dimasa datang.

2.2.4 Klasifikasi Produk

Klasifikasi produk biasanya dilakukan berdasarkan beberapa sudut

pandang, namun secara umum produk dapat dibagi 2 yaitu:

a. Barang

Barang menurut Fandy Tjiptono adalah “produk yang berwujud fisik

sehingga dapat bisa dilihat, disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dan perlakuan

fisik lainnya” (1999). Ditinjau dari daya tahannya, terdapat dua macam barang

yaitu:

18
19

 Barang tahan lama (durable goods). Merupakan barang berwujud yang

biasanya bisa tahan lama dengan banyak pemakaian, atau umur

ekonomisnya untuk pemakaian normal satu tahun atau lebih. Contoh:

lemari es dan televisi.

 Bahan tidak tahan lama (non durable goods) Merupakan barang

berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu kali pemakaian,

atau umur ekonomisnya dalam pemakaian normalkurang dari sattu

tahun. Contoh: sabun mandi dan makanan.

b. Jasa

Jasa menurut Philip Kotler adalah “setiap tindakan yang dapat

ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain. Pada dasarnya jasa tidak

berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun” (1992). Produk jasa

mungkin berkaitan dengan produk fisik atau tidak.

2.2.5. Atribut Produk

Produk akan berhasil apabila memiliki atribut-atribut yang sesuai

dengan yang diharapkan oleh konsumen. Atribut produk menurut Indriyo Gito

Sumarno adalah “suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang

menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan

yang diharapkan pembelinya” (1994).

19
20

Atribut produk menurut Fandy Tjiptono adalah “unsur-unsur produk

yang dipanndang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan

keputusan pembelian” (1999:103). Atribut produk secara umum meliputi:

a. Desain Produk

b. Warna produk

c. Merek

d. Kemasan

e. Kualitas produk

Fandy Tjiptono menyatakan ada beberapa faktor yang digunakaan untuk menilai

kualitas produk, yaitu:

1). Kinerja (Performance), yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti

(core product) yang dibeli.

2). Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder

atau pelengkap.

3). Keandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan

atau gagal pakai.

4). Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification), yaitu sejauh

mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang

ditetapkan sebelumnya.

20
21

BAB III

ANALISA SISTEM BERJALAN

3.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT. ARTHA RUKUN SEJAHTERA adalah perusahaan yang

memproduksi sandal atau wedges yang berada di kawasan pergudangan 99 Dadap,

Tangerang. Produk yang di pasarkan berbagai jenis model dan warna sandal dan

wedges yang menarik, sehingga mendapat respon yang baik bagi konsumen

meskipun banyak produk lain yang bersaing di pasaran.

Dalam rangka mencapai tujuan perusahan, adapun Visi dan Misi PT. ARTHA

RUKUN SEJAHTERA adalah sebagai berikut :

a. Visi Perusahaan

“Berprestasi, Berinovasi, Berkinerja Dilandasi dengan kerjasama dan

ketelitian”.

b. Misi Perusahaan

1. PT. ARTHA RUKUN SEJAHTERA berprestasi dan bersaing Dengan

perusahaan yang lainnya dalam produk yang sama sehingga tetap

menjadi pilihan konsumen.

2. PT. ARTHA RUKUN SEJAHTERA memberikan pelayanan optimal

dalam kegiatan produksi dan operasional secara efektif dan efisiensi

21
22

melalui pengembangan alat dan bahan bahan yang di perlukan

perusahaan untuk menciptakan produk yang berkualitas.

3.1.2 Tugas dan Tanggung Jawab

1. Supervisior

 Bertanggung jawab dalam setiap kegiatan yang berjalan dalam

proses produksi.

 Mengawasi semua karyawan dan pengawas dalam bekerja dan

menentukkan target produksi agar dapat tercapai.

 Memberikan wewenang untuk pengambilan bahan bahan yang di

perlukan dalam proses produksi.

 Membuat laporan barang yang sudah masuk ke gudang.

2. Pengawas

Pengawas sangat berperan penting dalam mengawasi kegiatan

produksi produk yang dijalankan, karena setiap pengawas mengamati semua

yang dikerjakan oleh karyawan, memastikan tidak ada kendala selama proses

produksi, menilai kinerja karyawan dan memastikan target produksi dapat

tercapai.

3. Quality Control

22
23

Tugas QC memastikan produk yang dihasilkan benar benar sudah

siap untuk di pasarkan dengan memperhatikan ketelitian dalam proses

pembuatannya sehingga produk yang di hasilkan merupakan produk yang

berkualitas dan tidak ada produk yang rusak sehingga akan berdampak pada

ketidakpuasan konsumen.

4. Karyawan

Tanggung jawab sebagai karyawan bekerja dengan baik dan sesuai

prosedur yang berlaku dalam perusahaan, menjadikan teman teman yang

lainnya saudara atau kerabat sehingga dapat terjalin hubungan yang harmonis

baik dengan teman maupun dengan atasan.

3.1.3 Tata Laksana Sistem Berjalan

Pada saat ini informasi tentang kinerja karyawan di PT. ARTHA RUKUN

SEJAHTERA bisa dilihat oleh karyawan pada setiap akhir dari kontrak kerja

pada sebuah evalusi kinerja karyawan yang di pajang di mading. Proses

pendataan absensi, nilai dan Kepribadian dilakukan dengan pencatatan manual

ke dalam buku catatan masing-masing pengawas yang di laporakan sebagai

evaluasi kinerja karyawan adalah :

1. Penyimpanan dan pengolahan data-data semua karyawan

2. Penyimpanan dan pengolahan data-data absensi

23
24

3. Melakukan pemberian nilai kepada karyawan dalam bentuk surat evalusi

kinerja karyawan, yang dimana pembagian raport dapat dibagi menjadi :

a. Karyawan akan menerima surat evaluasi kinerja karyawan bayangan

yang berisikan nilai karyawan dari setiap kegiatan dalam bekerja dari

dimulainya awal bekerja sampai selesai bekerja, baik dari absensi,

sikap, kepribadian, dan tutur bahasa.

b. Surat evalusi kinerja karyawan dikembalikan disertai dengan tanda

tangan karyawan yang bersangkutan.

3.2 Analisa Sistem Berjalan

Proses pembuatan produk sesuai prosedur yang berjalan saat ini adalah

bahan baku pembuatan sandal atau wedges itu yaitu kabel yang mana kabel

tersebut di giling halus seperti adonan dan di cetak ke dalam cetakan sandal atau

wedges setelah selesai dan cetakan sandal atau wedgesnya di keluarkan di

masukan ke ruangan penyiraman setelah selesai dan melaporkan berapa pasang

sandal atau wedges yang sudah di produksi lalu dimasukkan ke bagian poles

untuk di poles (cat) sesuai pola dan warna yang sudah di tentukan setelah selesai

lalu di masukkan ke bagian packing.

3.2.1 Metode Analisa Sistem

24
25

Analisis SWOT adalah bagian dari tahap tahap perencanaan strategis suatu

organisasi yang terdiri dari tiga tahap yaitu : tahap pengumpulan data, tahap

analisis, dan tahap pengambilan keputusan. Pada tahap ini data dapat dibedakan

menjadi dua yaitu data eksternal dan data internal.

Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar sekolah seperti:

 Peran masyarakat

 Organisasi lain

Pengambilan data eksternal diambil dari Opportunity (Peluang) dan Threat

(Ancaman).

Data internal dapat diperoleh dari dalam perusahaan itu sendiri, antara lain:

 Laporan keuangan sekolah

 Administrasi sekolah

 Kegiatan belajar mengajar

 Keadaan guru dan siswa

 Fasilitas dan prasarana sekolah

 Administrasi guru dan lain lain

Pengambilan data eksternal diambil dari Strength (Kekuatan) dan Weakness

(Kelemahan).

3.2.1.1 Strength (Kekuatan)

25
26

a. Motivasi menejemen dan karyawan cukup tinggi sehingga mampu

mengembangkan metode produk yang nyaman dipakai dan berkualitas.

b. Hubungan yang baik antara menejemen dengan karyawan sangat

kondusif baik dalam kegiatan operasional produksi ataupun untuk

membentuk kualitas hubungan kerja yang positif

c. Mempunyai letak geografis yang sangat strategis dan lahan yang cukup

luas serta didasari daya dukung yang sangat positif dari masyarakat

sehingga dapat meningkatkan hubungan kerja sama antara perusahaan dan

masyarakat sekitar.

3.2.1.2 Weakness (Kelemahan)

a. Rekrutmen karyawan dan staf yang terkadang tidak sesuai dengan

kebutuhan dan sarat dengan unsur kekeluargaan.

b. Dalam Penerimaan karyawan baru dilakukan dengan cara tes tetapi

masih adanya titipan dari berbagai pihak.

c. Masih ada sebagian karyawan yang belum bisa memjaga fasilitasi sarana

dan prasarana yang mendukung untuk proses produksi.

3.2.1.3 Opportunity (Peluang)

a. Sarana dan prasarana merupakan kekuatan yang mendukung proses

produksi agar dapat dikembangkan dan pemanfaatanya dapat

dikembangkan teru.

26
27

b. Lokasi yang strategis menjadi kekuatan untuk perusahaan dalam

mengembangkan perusahaan menjadi lebih baik lagi.

c. Dukungan dari masyarakat sekitar yang membuka peluang untuk maju

dengan memperhatikan keramahan lingkungan.

3.2.1.4 Threat (Ancaman)

a. Persaingan pasar yang cukup ketat karena banyak dari perusahaan lain

yang memproduksi produk yang sama.

b. Bangunan yang belum sempurna karena belum semua benteng di area

lokasi dibangun membuat keamanan di lokasi tersebut menjadi terganggu.

c. Masih adanya sebagian karyawan yang melakukan kecurangan sehingga

dapat berakibat merugikan perusahaan.

3.3 Metode Analisa Data

1. Analisa Masukan

Analisa masukan adalah analisa atau penguraian masalah yang dilakukan

terhadap semua data atau informasi yang berfungsi sebagai data input sehingga

menghasilkan proses dan kemudian akan ada hasil dari sebuah proses itu sendiri.

27
28

Proses pengolahan data baik dari kedisiplinan, absensensi dan pelanggaran

sebagai acuan kinerja karyawan yang didapat dalam kegiatan bekerja.

2. Analisa Keluaran

Dari proses pengolahan data yang di hasilkan maka di dapatkan hasil

evaluasi kinerja karyawan yang akan dicatat sebagai penilaian untuk

membandingkan prestasi karyawan dari tahun ke tahun dan menjadi acuan untuk

karyawan agar menjadi yang terbaik.

3.3 Permasalahan yang dihadapi dan Alternatif Pemecahan Masalah

1. Permasalahan yang dihadapi

Pada saat ini sistem yang dijalankan di PT. ARTHA RUKUN

SEJAHTERA terdapat beberapa masalah seperti berikut.

1) Masih ditemukannya karyawan yang mencuri perlengkapan perusahaan.

2) Adanya selisih perhitungan barang dari bagian poles dan bagian packing.

3) Kurangnya penjagaan keamanan dalam lingkungan perusahaan karena

masih ditemukan ada motor karyawan yang dirusak.

2. Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah di atas dijabarkan permasalahan yang sedang dihadapi, maka

penulis akan membuat alternative pemecahan masalah sebagai berikut.

1) Agar tidak terjadi kecurangan lagi perlu di perketat dalam pemeriksaan

untuk karyawan yang masuk ataupun keluar dan pengawasan untuk setiap

pengawas lebih diperhatikan lebih detail lagi agar semua karyawan

28
29

terkontrol dan tidak ada karyawan yang berbuat kecurangan kembali

sehingga dapat merugikan untuk semuanya.

2) Dalam mengawasi seluruh kegiatan produksi perlu terjalin komunikasi

yang baik dari setiap bagian sehingga tidak ada selisih dalam perhitungan

produk yang dihasilkan, dengan terjalinnya hubungan yang baik antar

semua bagian dan pengawasan yang lebih ketat lagi maka tidak akan

terjadi kecurangan dalam hal apapun apabila semuanya bekerjasama

dengan baik dan sesuai prosedur yang berlaku.

3. Kebutuhan Informasi yang dibutuhkan

Sebagai salah satu perusahaan yang sedang berkembang dan ingin lebih

mengembangkan produk yang berkualitas guna menjaga persaingan pasar. Maka

perusahaan ini mengharapkan sistem yang beerjalan saat ini dapat membantu

perusahaan agar lebih berkembang terus dan akan lebih teliti lagi dalam kegiatan

operasional perusahaan sehingga tidak ada lagi kecurangan yang terjadi dan dapat

termonitoring dengan baik oleh perusahaan.

29
30

30
31

BAB IV

RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

4.1 Usulan Prosedur Yang Baru

Setelah mengadakan analisa dan penelitian sistem yang sedang berjalan

pada PT. ARTHA RUKUN SEJAHTERA, Dadap Tangerang, maka selanjutnya

akan dibahas mengenai rancangan usulan sistem yang akan dibangun. Ada

beberapa usulan prosedur yang bertujuan untuk menunjang informasi prestasi bagi

karyawan, yaitu memonitoring kegiatan produksi karyawan, baik absensi maupun

perilaku. Sehingga kegiatan memonitoring prestasi karyawan didapatkan melalui

hasil evaluasi kinerja karyawan.

Dalam pengumpulan data dapat dijelaskan terlebih dahulu bagaimana cara

kerja sistem pengendalian kualitas barang yang dilakukan pasa saat paling awal

yaitu mulai dari diterimanya bahan baku dari supplier, tata cara prosedur dan

inspeksi kedatangan barang kemudian masuk ke rantai produksi beserta tata cara

prosedur dan inspeksi barang setengah jadi menjadi barang jadi, dan juga tata cara

prosedur penyimpanan barang di gudang. Setelah itu juga akan dijabarkan

aktivitas lain yang berhubungan dengan pengendalian kualitas produk yakni alat

ukur atau uji pembuatan dan pencocokkan warna hingga layanan terhadap keluhan

pelanggan.

31
32

4.2 Sistem Quality Control Saat Ini

Bahan baku yang diterima dari supplier, ditentukan terlebih dahulu apakah

untuk keperluan yang mendesak atau tidak jika barang mendesak untuk keperluan

produksi maka supervisior berwenang membebaskan barang seperti ini (dalam arti

tidak diinsfeksi) agar dapat digunakan dalam produksi tetapi QC tidak

bertanggung jawab jika kelak barang tersebut mengurangi kualitas barang

tersebut, sedangkan jika keperluannya tidak mendesak maka dilakukan inspeksi

dengan langkah langkah sebagai berikut.

 Jika barang yang diinspeksi memiliki manual spesifikasi, maka petunjuk

inspeksi adalah mengikuti manual spesifikasi barang tersebut. Jika barang

tersebut tidak memiliki manual spesifikasi maka inspeksi adalah mengikuti

data spesifikasi yang telah dikirim oleh supplier.

 Barang yang belum sempat diinsfeksi maka hari itu juga di tempatkan di

tempat terpisah dan di beri identitas BELUM DI INSFEKSI.

32
33

 Hasil pemeriksaan barang dicatat di laporam pemeriksaan barang masuk

(LPBM) dengan sistematika penomoran.

 Metode inspeksi : lakukan inspeksi sesuai dengan manual spesifikasi

barang tersebut, khususnya untuk kemasan lakukan inspeksi 100 % dan

dapat dibantu oleh personil gudang, dimana kemasan barang yang

kemasannya meragukan dipisahkan terlebih dulu untuk diputuskan

statusnya oleh QC.

 Untuk barang yang ditolak maka QC akan menertibkan laporan

ketidaksesuaian kepada bagian produksi dan keputusannya adalah

menunggu keputusan dari manajer QC.

 Laporan barang masuk selanjutnya diasrsipkan di departemen QC.

Barang yang lulus inspeksi disimpan ke dalam gudang barang jadi

sedangkan untuk barang yang berstatus reject dipisahkan, ketentuan penyimpanan

barang jadi di gudang di mulai dari Adm gudang menerima laporan hasil packing

barang dari unit yang bersangkutan kemudian barang tersebut dilakukan

pengecekan dan disimpan pada tempat yang ditenyukan, untuk menyusun

persediaan atau stok barang maka pesonil gudang yang mengatur dan menyusun

barang sesuai dengan jenis dan jumlah barang yang telah ditentukan, apabila

masih ada barang yang masih memenuhi persyaratan maka barang tersebut

dinyatakan boleh dikirim atau tetap disimpan di dalam gudang sebagai stok untuk

sementara, setiap pengambilan barang di gudang maka personil gudang wajib

memeriksa masa ketentuan penyimpanan yang telah ditentukan.

33
34

4.2.1 Alat Ukur Atau Uji Pembuatan

Alat ukur merupakan pengendalian untuk barang yang akan diuji agar

kualitas barang tetap terjaga dan pada saat melakukan pengujian ulang laoran

terlebih dahulu harus dilampirkan dan alat harus dalam keadaan baik dan bersih.

Setiap ada pergantian alat maka harus diperhatikan dan di cek jangan sampai alat

yang akan digunakan rusak. Apabila semua barang sudah di uji kemudian barang

tersebut di bawa ke bagian poles atau pengecatan sesuai dengan warna dari jenis

sandal dan wadges masing masing.

4.2.2 Matching Warna

Bagian matching warna menerima konfirmasi dari departemen QC dengan

dilampiri contoh warna yang akan diproses matching sesuai dengan permintaan

dari pelanggan, tahap pembuatan matching warna akan dijelaskan sebagai berikut.

 Sebelum melakukan proses matching contoh warna tersebut dianalisa

kemudian membuat criteria zat warna dan komposisi yang diperlukan.

 Setiap permintaan matching warna maka sedikitnya harus dibuatkan 2

macam contoh warna untuk dikirim ke pelanggan sebagai alternatif pilihan

warna yang sesuai dengan barang tersebut.

34
35

 Hasil matching yang sudah dianggap sudah memenuhi persyaratan akan

diserahkan ke manajer QC untuk ditanda tangani beserta data permintaan

matching dan diteruskan ke bagian gudang barang jadi untuk disetuji dan

dikirim ke pelanggan.

4.2.3 Customer Service

Marketing menerima keluhan dari pelanggan melalui telepon dan keluhan

tersebut diteruskan ke bagian PPIC, jika hasil analisa dari kesalahan pelanggan

maka marketing akan menjelaskan kepada pelanggan mengenai hasil analisa

tersebut dan tidak ada return atau ganti barang sedangkan jika memang itu terjadi

kesalahan dari perusahaan marketing membuat surat persetujuan untuk barang

return dan jika barang return sudah masuk kembali ke gudang barang jadi maka

marketing akan membuat laporan return barang untuk PPIC, barang yang return

akan diuji kembali dan menjadi pelajaran agar lebih teliti lagi dalam proses

pengecekan sehingga tidak akan terjadi hal yang tidak diinginkan oleh

perusahaan.

35
36

4.3 Analisa Data

Berikut ini di jelaska kekurangan kekuranga yang ada pada sistem QC

pada PT. ARHTA RUKUN SEJAHTERA saat ini.

1. Inspeksi kedatangan barang

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa setelah menerima barang dari

supplier, jika kebutuhan mendesak oleh jadwal produksi maka tidal

dilakukan inspeksi dan langsung masuk ke rantai produksi untuk diproses

menjadi barang setengah jadi. Jika ternyata barang tersebut tidak

memenuhi standar maka akan berpengaruh pada kualitas barang, jika

barang tersebut tidak dihunakan maka departemen QC tidak bertanggung

jawab tentu akan menjadi kerugian tersendiri karena departemen QC

seharusnya menjamin setiap barang yang masuk, yang digunakan dan

dihasilkan memiliki mutu yang telah diawasi secara ketat oleh departemen

QC.

2. Inspeksi barang setengah jadi dan barang jadi

Pada inspeksi barang setengah jadi dan barang jadi terdapat

kesalahan dan kelambatan dalam melaporkan hasil produksi yang catat,

setelah memproduksi sesuai yang telah ditargetkan, baru dilakukan

inspeksi oleh manajer QC yang dibantu oleh stafnya, jika ditemukan

produk yang cacat maka QC akan mencatat produk yang cacat beserta

kodenya dan keesokan harinya laporan barang yang cacat akan di serahkan

ke supervisior kemudian di serahkan ke pengawas untuk dilakukan

tindakan perbaikan dan pencegahan.

36
37

3. Lamban dalam mengambil keputusan

Dalam hal pengecekan tersebut dapat dijelaskan bahwa QC dapat

menemukan permaslahan seperti produk yang cacat setelah benar benar

terjadi, memang dalam pengecekan tersebut dapat mengatasi produk yang

cacat, terapi metode untuk melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan

harus menunggu keputusan dari manajer QC, apabila QC menemukan

produk yang cacat harus segera dilakukan tindakan seperti mengembalikan

barang tersebut ke bagian produksi agar di perbaiki sehingga barang yang

cacat tidak menumpuk di gudang dan langsung diperbaiki agar lebih

efektif karena barang yang cacat terlalu lama ada di dalam gudang tidak

akan bagus.

4.4 Hasil Perancangan

Berikut ini usulan perbaikan untuk sistem QC pada PT. ARTHA RUKUN

SEJAHTERA per bagian bagianya.

4.4.1 Manajmen Mutu

37
38

Pada manajemen mutu harus ada perubahan pada struktur

organisasi dan peran jabatan pada manajemen QC, jika pada saat struktur

organisasi saat ini kepala bagian matching warna, matching catalog

merupakan jabatan yang berbeda maka lebih baik untuk dikoordinasikan

dalam satu bagian sehingga untuk bagian control terhadap matching warna

tidak terpisah pisah. Jadi control terhadap matching warna selain

bertanggung jawab terhadap pembuatan warna dari pelanggan tetapi juga

bertanggung jawab dalam pembuatan catalog warna sebagai patokan

utama jenis warna. Selain itu inspeksi kepala bagian barang setengah jadi dan

barang jadi di koordinasikan oleh kepala bagian barang setengah jadi dan

barang jadi yang dibantu oleh stafnya.

Berikut ini usulan struktur organisasi untuk departemen QC pada PT.

ARTHA RUKUN SEJAHTERA beserta fungsinya :

Berikut ini fungsi untuk jabatan yang diusulkan.

 Kepala Bagian Matching Warna

 Bertanggung jawab terhadap pembuatan warna warna baru sesuai

dengan order dari pelanggan dan matching warna.

 Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan, penggunaan peralatan

dan prasarana kerja.

 Membuat laporan sesuai dengan pekerjaannya terhadap manajer

QC.

 Melaksanakan pembuatan catalog warna sesuai dengan kebutuhan.

38
39

 Kepala Bagian Barang Setengah Jadi dan Barang Jadi

 Bertanggung jawab dalam memverifikasi koreksi dan pencegahan

yang telah selesai dilakukan dan mencatat didaftar status tindakan

koreksi dan pencegahan terhadap ketidaksesuian.

 Berkewajiban melakukan perawatan dalam pemeliharaan terhadap

alalt alat kerja dan dokumen dokumen yang digunakan guna

memperlancar pekerjaan.

 Membuat laporan sesuai petunjuk kerja.

 Staf

 Bertanggung jawab melakukan inspeksi mutu barang setegah jadi

dan barang jadi serta melakukan tindakan perbaikan.

 Membuat laporan hasil inspeksi perbaikan dan menyerahkannya

kepada atasan.

4.4.2 Quality Control Pada Barang Masuk

39
40

Pada saat menerima barang dari supplier harus dilakukan pemeriksaan

barang masuk, kebutuhan mendesak tidak dijadikan alasan untuk tidak melakukan

inspeksi barang masuk sehingga diharapkan inventory control dapat memenuhi

kebutuhan bahan baku agar tidak terjadi kekurangan material.

4.4.3 Quality Control Pada Produksi

Pada dasarnya semua perusahaan pasti berusaha memperbaiki kualitas

produk tersebut melalui usaha untuk mengurangi produk yang dihasilkan cacat

control terhadap barang masuk harus menempatkan QC pada tiap unit bagian

produksi. Staf QC tersebut bertanggung jawab dalm inspeksi barang setengah jadi

maupun barang jadi. Jadi setiap 1 jam dilakukan inspeksi terhadap produk yang

dihasilkan untuk memperkecil kemungkinan jumlah produk cacat dengan

menggunakan check sheet. Jika ditemukan poduk yang cacat sataf QC tersebut

menertibkan check sheet dan langsung dilakukan pengecekan ke sumber penyebab

cacat dan langsung menangani permasalahan tersebut. Laporan terjadinya cacat

tersebut dituliskan dalam form check sheet beserta tindakan perbaikan yang

dilakukan langsung dilaporkan ke deartemen QC sebagai dokumentasi.

Untuk metode inspeksi berubah dimana interval waktu untuk pengecekan

yang biasanya 3 kali dalam sehari menjadi 1 jam sekali dan jumlah smple yang

dicek yang sebelumnya 5 % dari produk yang dihasilkan menjadi 10 % dari

jumlah yang di hasilkan untuk mengantisipasi berubahnya jumlah produk yang

dihasilkan dalam kurun waktu 1 jam tersebut sehingga semuanya dapat terkontrol

dengan baik dan tidak akan ada selisih barang lagi untuk kedepannya karena

40
41

semua departemen dapat memonitoring dengan produk dangan akurat dan untuk

mendapatkan hasil yang maksimal semuanya harus kerjasa dalam meningkatkan

kualitas produksi maupun produk yang dihasilkan.

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Dengan merancang dan mengimplementasikan kinerja karyawan

dengan memonitorong kegiatan karyawan secara langsung di dalam

pabrik sehingga mereka dapat mengetahui bagaiamana prestasi kinerja

karyawan agar memotivasi mereka untuk menjadi karyawan yang

disiplin dan bertanggung jawab.

41
42

2. Kebutuhan yang mendesak tidak dijadikan alasan untuk tidak

melakukan inspeksi barang masuk sehingga diharapkan inventory

control dapat memenuhi kebutuhan bahan baku agar tidak terjadi

kekurangan material dan tetap menjaga mutu dari bahan baku sehingga

kualitas barang tetap terjaga.

3. Pengecekan barang dan kerjasama team harus tetap terjaga karena

dengan menjalin hubungan yang baik antar sesama departemen maka

semuanya akan terkontrol dengan baik dan lancar sehingga tidak ada

lagi barang yang cacat ataupun selisih barang.

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat disajikan penulis sebagai bahan pertimbangan

bagi PT. ARTHA RUKUN SEJAHTERA:

1. Dalam proses produksi sebaiknya selalu memperhatikan kualitas produk

dengan meningkatkan dan menggali ide ide dan kreativitas untuk mencari

tahu produk apa dan bagaimana yang sekiranya akan diminati oleh dan

dibutuhkan oleh para konsumen. Selain itu manajer juga harus selalu

mengikuti perkembangan jaman, mengetahui trend terkini karena

42
43

bagaimanapun sandal dan wedges termasuk dari bagian fashion yang akan

terus berkembang dan berubah sewaktu waktu.

2. Memberikan motivasi untuk pegawai/karyawan bagaimana membuat suatu

produk dengan kualitas yang bagus, agar produknya lebih lagi dan terus

berkembang.

3. Menanamkan jiwa kedisiplinan untuk semua karyawan, hal tersebut

diperlukan karena untuk sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas

sama pentingnya dengan keunggulan produk bagi keunggulan bersaing

sebuah usaha atau bisnis.

43

Anda mungkin juga menyukai