Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN MAKALAH KELOMPOK V

KELOMPOK V :

 MUNIRAH (15030271)
Pemateri 1 – Membawakan materi tentang definisi Pendidikan matematika

realistik
 MUHAMMAD IDRIS UMAR (16030277)
Moderator & Pemateri 7 – Membawakan materi tentang langkah umum

dari pelaksanaan PMR


 NURFADILA (16030283)
Pematei 2 – Membawakan materi mengenai sejara Pendidikan matematika

realistik di Indonesia
 NURLAELI (16030288)
Pemateri 3 – Membawakan materi mengenai relevansi pendekatan PMR

dengan kurikulum di Indonesia


 SARIDA (16030298)
Pemateri 4 – Membawaka materi mengena prinsip Pendidikan matematika

realistik
 TIFANI RAHMA SARI (16030306)
Pemateri 5 – Membawakan materi mengenai karakteristik pendidikan

matematika realistik
 YISKA OKTAVIANA (16030311)
Pemateri 6 – Membawakan materi mengenai dampak Pendidikan

matematika realistik bagi guru maupun bagi siswa.

PERTANYAAN YANG TIMBUL DALAM PROSES DISKUSI

1. Coba anda jelaskan apa maksud dari " membangun sendiri model(self

developed model)" apakah siswa sendiri yang yang membangun model?

Pertanyaan dari MUHAMMAD AKMAL (Kelompok I)


Jawaban : YISKA OKTAVINA

Point-point yang ada dalam Self developed atau membangun sendiri model

 Matematika formal yaitu yang mengenal suatu rumus dan

menggunakannya dengan membuktikannya terlebih dahulu

 Matematika informal yaitu tidak dibuktikan kebenarannya dan langsung

pakai

 Model of adalah model yang menggunakan masalah nyata

 Model for adalah model yang mengarahkan kepemikiran abstrak

Self developed atau membangun sendiri model :

Prinsip ketiga ini menunjukkan adanya fungsi “jembatan” dimana

jembatan itu untuk mempermudahkan yang berupa model. Karena berpangkal dari

masalah kontekstual dan akan menuju pada matematika formal seperti sudah

dijelaskan tadi bahwa matematika formal yaitu yang mengenal suatu rumus dan

menggunakannya dengan membuktikannya terlebih dahulu serta adanya

kebebasan pada anak maka tidaklah mustahil siswa akan mengembangkan model

sendiri. Model itu mungkin masih sederhana dan masih mirip dengan masalah

kontekstualnya dan yang membangun model disini yaitu siswa. Model ini disebut

model “Model Of”. Model of adalah model yang menggunakan masalah nyata dan

sifatnya masih matematika informal yaitu tidak dibuktikan kebenarannya dan

langsung pakai. Selanjutnya melalui generalisasi ataupun formalisasi dapat

mengembangkan model yang mengarahkan ke matematika formal, model ini

dapat disebut “Model For”. Model for adalah model yang mengarahkan

kepemikiran abstrak. Hal tersebut sesuai dengan matematisasi horizontal


(matematisasi horizontal adalah menyagangkut tranformasi dari masalah

nyata/sehari-hari kedalam bentuk simbol) dan matematisasi vertikal (matematisasi

vertikal merupakan proses yang terjadi dalam lingkup simbol matematika itu

sendiri), yang memungkinkan siswa dapat menyelesaikan masalah tersebut

dengan caranya sendiri, jadi disini siswa itu sendiri yang akan menyelesaikan

masalah tersebut.

2. RME telah dilaksanakan mulai tahun 1998, mengapa sampai saat ini masih

banyak siswa yang kaku terhadap mata pelajaran matematika padahal RME sudah

lama di terapakan?

Pertanyaan dari RITA RISKI ANITA (Kelompok II)

Jawaban : (NURFADILA)

Jawaban tambahan (MUHAMMAD IDRIS, TIFANI RAHMA SARI)

Pelaksanaan RME di Indonesia pada umumnya bertujuan untuk memudahkan

siswa dalam pembelajaran matematika yang bersifat abstrak. Dari RME

diharapkan masalah-masalah yang ada dalam pembelajaran matematika dapat

diarahkan terlebih dahulu kearah yang kontekstual/ realistik sebelum ke arah yang

abstrak. RME dianggap berhasil jika guru yang bertindak sebagai fasilitator dapat

mengarahkan siswa untuk menemukan dan membangun pemikiran dalam

pembelajaran matematika. Tidak semua pembelajaran dapat disukai oleh seorang

anak, misalkan saja ada seorang anak yang menyukai suatu mata pelajaran bukan

karena materi-materi yang ada dalam pembelajaran tersebut tetapi karena guru

yang mengajar pada mata pembelajaran tersebut baik, dan disukai oleh siswa.
Banyak faktor yang dapat membuat seorang anak menyukai suatu mata pelajaran,

bukan hanya diliat dari muatan materi dalam suatu mata pelajaran.

3. Jelaskan maksud dari matematisasi horizontal dan matematisasi vertikal?

Pertanyaan dari SHERLIA AGUSTIANI (Kelompok )

Jawaban : (NURLAELI)

Dalam dunia pendidikan matematika dikenal 2 komponen yang sangat

penting yaitu matematisasi horizontal dan matematisasi vertikal. Matematisasi

horizontal menunjuk pada proses transformasi masalah yang dinyatakan dalam

bahasa sehari-hari kebahasan matematika atau dengan kata lain matematisasi

horizontal bergerak dari dunia nyata ke dunia simbol. Contohnya seperti soal

cerita. Sedangkan matematisasi vertikal yaitu melibatkan pengubah dari simbol-

simbol kesimbol matematika lainnya yang lebih abstrak, contohnya integral, yang

diselesaikan dengan menggunakan simbol-simbol.

Anda mungkin juga menyukai