SKRIPSI
SOPIA FITRIANI
NIM. P07220215033
i
HUBUNGAN EFEK SAMPING OBAT ANTI TUBERKULOSIS
(OAT) DENGAN KEPATUHAN BEROBAT PASIEN
TUBERKULOSIS PARU DI KECAMATAN
SUNGAI KUNJANG SAMARINDA
SKRIPSI
Diajukan sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Terapan Keperawatan
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
HalamanPernyatanKeaslian
NIM : P07220215033
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar
merupakan hasil karya saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam
naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang
lain untuk memperoleh gelar akademik disuatu perguruan tinggi, dan tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam
sumber kutipan dan daftar pustaka. Apabila di kemudian hari ternyata di dalam
naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiat, saya bersedia
Materai 6000
Sopia Fitriani
P07220215033
iii
iv
v
ABSTRAK
vi
ABSTRACT
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
ini. Sholawat dan Salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi
besarMuhammad SAW, serta para sahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar
lepas dari bimbingan, pengarahan, dukungan serta doa-doa dari berbagai pihak
memberikan bantuan kepada penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang terbaik selama
viii
4. Ns. Nilam Noorma S. Kep., M.Kes selaku dosen pembimbing pendamping
6. Seluruh Dosen dan Staff akademik jurusan keperawatan yang telah banyak
7. Pihak Puskesmas Wonorejo, Karang Asam, Loa Bakung dan Loa Bahu yang
dengan baik.
8. Ibunda dan Ayahanda tercinta, yang akan selalu menjadi orang-orang yang
paling luar biasa sepanjang hidup penulis dan yang selalu menyelipkan nama
penulis dalam doanya, terima kasih atas kerja keras dan doa hingga
saya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih karena selalu
10. Kepada Andzar Syam Muliadi, Ayu Kartika Meylani, Desi Nuraini, Didit
Aditya, Fajrin Juniarto, Punang Anggara, Rahel Kayang, Siti Aisyah, Tia
mensukseskan penulis dari judul hingga seminar skripsi serta semua teman–
ix
teman D-IV keperawatan angkatan 2015 yang selalu ada dalam suka
maupun duka.
11. Kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terimakasih
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
keterbatasan pengalaman dan ilmu yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis
membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
Mahasiswa,
Sopia Fitriani
x
DAFTAR ISI
xi
3. Kepatuhan Berobat ..................................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 43
A. Jenis dan Desain Penelitian ............................................................................ 43
B. Populasi dan Sampel ...................................................................................... 43
C. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................................ 45
D. Definisi Operasional ...................................................................................... 45
E. Instrument Penelitian ..................................................................................... 47
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 48
G. Analisa Data ................................................................................................... 49
H. Etika Penelitian .............................................................................................. 51
I. Alur Penelitian ............................................................................................... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 53
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................................. 53
B. Hasil Penelitian .............................................................................................. 54
C. Pembahasan .................................................................................................... 58
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 69
A. Kesimpulan .................................................................................................... 69
B. Saran .............................................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 71
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.4 Hubungan Efek Samping OAT dengan Kepatuhan Berobat .................57
xiii
DAFTAR BAGAN
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
belum merasakan gejala dan tidak dapat menularkan ke orang lain (World
diharapkan terus meningkat hingga 4-5% agar salah satu target pembangunan
kesehatan
111
2
yang didiagnosis TB Paru adalah 0.4 persen, angka ini tidak berbeda dengan
kesehatan, hanya 44.4% diobati dengan obat program. Angka ini tidak
dan terdeteksi, serta kasus yang telah terdeteksi dan diobati tetapi belum
360.770 jiwa dengan jumlah kasus baru Tuberkulosis Paru BTA positif
sebanyak 168.412 jiwa. Kasus tertinggi terdapat pada provinsi Jawa Barat,
Tuberkulosis Paru dengan BTA (+) dan telah mengalami peningkatan pada
tertinggi terdapat pada Kota Samarinda yaitu 457 jiwa dan prevalensi
2
3
Pengobatan Tuberkulosis terbagi menjadi dua tahap yaitu tahap awal dan
tahap lanjutan. Pada tahap awal atau tahap intensif pengobatan dilakukan
tahap lanjutan diberikan untuk membunuh sisa kuman yang masih ada
2014).
3
4
pengobatan tanpa efek samping. Namun sebagian kecil dapat mengalami efek
sangat penting dilakukan selama pengobatan. Efek samping dari OAT adalah
tidak ada nafsu makan, mual, sakit perut, nyeri sendi, kesemutan, warna
kemerahan pada air seni, flu sindrom seperti demam, menggigil, lemas, sakit
Surakarta”. Dari uraian data dan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu apakah ada hubungan antara
efek samping Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dengan kepatuhan berobat pada
4
5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
5
6
2. Praktisi
b) Bagi Peneliti
c) Bagi Puskesmas
d) Bagi Responden
komplikasi.
E. Keaslian penelitian
peneliti beserta tahun, judul penelitian, metode penelitian dan hasil penelitian
6
7
Tabel 1.1
Penelitian Terdahulu
7
8
8
9
mengambil 5 judul penelitian terkait tentang hubungan efek samping obat anti
umum pada penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada variabel
rancangan penelitian.
9
10
berobat dengan dukungan keluarga, status bekerja dann efek samping pada
dengan perilaku kesehatan, efek samping OAT dan peran PMO pada
penelitian.
Ratna Dewi Setiawan (2012) dengan judul pengaruh efek samping obat anti
10
311
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Tuberkulosis
a. Definisi Tuberkulosis
penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri micro tuberculosis yang dapat
terhadap asam karena memiliki struktur dinding sel yang terdiri dari dua
lapisan lemak asimetrik yang mengandung asam lemak rantai panjang (Asam
Myocolic) dan komponen Glikolipid dan lilin (Giovanni & M. Sali, 2013)
b. Patogenesis Tuberkulosis
11
12
1) Berbentuk batang dengan panjang 1-10 mikron dan lebar 0,2-0,6 mikron.
mikroskop.
4) Tahan terhadap suhu rendah sehingga apat bertahan hidup dalam jangka
5) Kuman sangat peka terhadap panas, sinar matahari dan sinar ultraviolet.
6) Dalam dahak pada suhu antara 30-37C akan mati dalam waktu kurang 1
minggu.
Bila agen penyebab TB dihirup oleh orang yang sehat, maka akan
dalam rongga thorax. Pada infeksi primer, biasanya pasien tidak mengeluh,
namun hasil tes tuberkulinnya positif. Pada sebagian kasus, Makrofag tidak
12
13
inkubasi yang memerlukan waktu 4-8 minggu dengan rentang waktu antara 2-
jumlah >100 kuman, yaitu jumlah yang cukup untuk merangsang respon
dapat tetap hidup dan menetap selama bertahun-tahun di dalam kelenjar ini
(Setiati, 2014).
imunitas tubuh yang menurun seperti pada penyakit malnutrisi, DM, HIV,
dengan sarang dini yang berlokasi di region atas Paru. Invasinya adalah ke
daerah parenkim Paru dan tidak ke nodul hilus Paru. Dalam 3-10 minggu,
13
14
sarang ini menjadi tuberkel yaitu suatu granuloma yang terdiri dari sel-sel
Histiosit dan sel Datia-Langhans yang dikelilingi oleh sel-sel Limfosit dan
c. Manifestasi Klinis
1) Gejala sistemik
a) Demam
oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi kuman TB
yang masuk.
b) Malaise
nafsu makan, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam dan
berat badan ditanyakan pada saat sekarang dan waktu pasien belum
sakit.
d) Rasa lelah
14
15
2) Gejala respiratorik
a) Batuk
b) Sesak nafas
c) Nyeri dada
Nyeri dada muncul bila infiltrasi sel radang telah sampai ke Pleura
d. Cara Penularan
positif. Proses infeksi terjadi melalui inhalasi dengan cara “Droplet Nucles”
15
16
ketanah lalu kuman tersebar ke udara yang kemudian terhirup oleh orang lain.
Dalam satu kali batuk pasien dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan
dahak.
memiliki kuman dalam dahaknya dan tidak dapat menularkan penyakit TB.
Hal ini dapat terjadi karena jumlah kuman yang terkandung dalam sputum
positif adalah 65%, pasien TB BTA negatif dengan hasil kultur positif adalah
26% dan pasien TB dengan hasil kultur negatif dan foto torak positif adalah
Tuberkulosis Paru adalah salah satu penyakit menular yang sangat mudah
2013) :
1) Umur
menjadi faktor risiko bagi usia produktif untuk menderita TB Paru. Hal
16
17
2) Jenis Kelamin
3) Status Gizi
Seseorang yang malnutrisi dua kali lebih berisiko menderita TB. Pasien
mikroba TB Paru.
4) Diabetes Mellitus
Paru dibandingkan dengan yang tidak menderita DM. Hal ini disebabkan
17
18
5) Status Imunitas
dalam respon imun terhadap bakteri, jamur, parasit dan mikroba lainnya.
6) Merokok
7) Alkohol
8) Lingkungan
18
19
BTA positif.
c) Jika belum ada hasil pemeriksaan dahak, tulis BTA belum diperiksa.
19
20
1) Tuberkulosis Paru
kelenjar limfe, abdomen, saluran kencing, kulit, sendi, selaput otak dan
yang terberat.
20
21
1) Pasien baru TB
menelan OAT selama 1 bulan atau lebih (≥ dari 28 dosis). Pasien ini
yaitu:
a. Pasien kambuh
karena reinfeksi).
pengobatan terakhir.
21
22
up)
d. Lain-lain
saja.
TB PR adalah TB yang resisten terhadap lebih dari satu jenis OAT lini
22
23
satu OAT golongan florokuinolon dan minimal salah satu dari OAT lini
1) Gejala klinik
gejala respiratorik (atau gejala organ yang terlibat) dan gejala sistemik.
2) Pemeriksaan Fisik
ditemukan antara lain suara napas bronkial, suara napas melemah, ronki
23
24
perkusi ditemukan pekak dan pada auskultasi suara napas yang melemah
3) Pemeriksaan bakteriologik
6 cm atau lebih dengan tutup berulir, tidak mudah pecah dan tidak bocor.
24
25
tertentu, misal:
b) Pasien TB anak.
BTA negatif.
dengan 2 cara yaitu Egg Base Media dan agar base media.
4) Pemeriksaan Radiologik
25
26
26
27
27
28
1) Tujuan pengobatan
RI, 2014):
kualitas hidup.
buruk selanjutnya.
d) Menurunkan penularan TB .
2) Prinsip pengobatan
resistensi.
kekambuhan.
28
29
3) Tahapan pengobatan
terbagi menjadi tahap awal dan tahap lanjutan. Pada tahap awal,
yang masih ada dalam tubuh sehingga dapat sembuh dan mencegah
4) Paduan OAT
a) Kategori 1
29
30
b) Kategori 2
bulan pertama. Bila sputum BTA masih positif maka tahap awal
diberikan 5(HR)3E3.
30
31
5) Alur Pengobatan
31
32
1) Vaksinasi BCG
Vaksin BCG yang digunakan berupa vaksin yang berisi M.Bovis hidup
2) Kemoprofilaksis
Anak yang tinggal dengan pasien TB BTA positif berisiko tertular BTA.
terhadap suatu obat yang merugikan dan tidak diinginkan dan yang terjadi pada
dosis yang biasanya digunakan pada manusia untuk pencegahan, diagnosis, atau
terapi penyakit atau untuk modifikasi fungsi fisiologik (Badan POM RI, 2006)
Gejala efek samping obat dapat terjadi pada fase intensif atau awal
pengobatan. Kenyataan bahwa obat yang harus diminum penderita jumlah banyak
membuat penderita malas untuk minum obat. Adanya efek samping OAT
32
33
Hal ini bisa berkurang dengan adanya penyuluhan terhadap penderita sebelumnya,
sehingga penderita akan mengetahui lebih dahulu tentang efek samping obat dan
tidak cemas apabila pada saat pengobatan terjadi efek samping obat. Beberapa
samping obat dengan kepatuhan pengobatan bahwa semakin berat gejala efek
samping obat semakin tidak patuh penderita dalam pengobatan (Erwatyningsih &
yang berasal dari anggota keluarga sendiri. PMO yang terbaik adalah petugas
kesehatan.
efek samping dari OAT yang berarti. Namun, beberapa pasien dapat saaja
mengalami efek samping yang ringan hingga berat. Petugas kesehatan dapat
mengenal keluhan dan gejala umum efek samping serta menganjurkan mereka
keluhan pasien saat datang ke fasyankes untuk mengambil obat. Efek samping
33
34
yang terjadi harus dicatat pada kartu pengobatan dan segera diberikan penanganan
Secara umum, saat seorang pasien mengalami efek samping ringan sebaiknya
pasien mengalami efek samping berat pengobatan harus dihentikan sementara dan
(Binafarmasi, 2005) :
34
35
a. Efek samping ringan yaitu hanya menyebabkan perasaan yang tidak enak.
b. Efek samping berat yaitu efek samping yang dapat menyebabkan sakit serius.
Dalam kasus ini maka pemberian OAT harus dihentikan dan penderita harus
35
36
36
37
3. Kepatuhan Berobat
teratur dan lengkap tanpa terputus selama minimal 6 bulan sampai dengan 8
bulan, sedangkan penderita yang tidak patuh datang berobat dan minum obat bila
frekuensi minum obat tidak dilaksanakan sesuai rencana yang telah ditetapkan.
Penderita dikatakan lalai jika tidak datang lebih dari 3 hari sampai 2 bulan dari
tanggal perjanjian dan dikatakan dropout jika lebih dari 2 bulan berturut-turut
tidak datang berobat setelah dikunjungi petugas kesehatan (Depkes RI, 2002).
Penderita dikatakan lalai jika tidak datang lebih dari 3 hari sampai 2 bulan
dari tanggal perjanjian dan dikatakan dropout jika lebih dari 2 bulan berturut-turut
adalah sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh
manajemen keperawatan diri dan kerja sama antara pasien dengan petugas
38
serta yang lebih fatal adalah terjadinya resisten kuman terhadap beberapa obat anti
Tuberkulosis atau multi drug resistence, sehingga penyakit TB Paru sangat sulit
macam obat, namun masih ada pasien berhenti minum obat sebelum masa
pengobatan selesai yang berakibat pada kegagalan dalam pengobatan TB. WHO
Peran keluarga yang baik merupakan motivasi atau dukungan yang ampuh
dalam mendorong pasien untuk berobat teratur sesuai anjuran. Adanya dukungan
atau motivasi yang penuh dari keluarga dapat mempengaruhi perilaku minum obat
pasien TB Paru secara teratur. Pada umumnya dukungan keluarga yang diberikan
dalam bentuk memberikan motivasi untuk teratur berobat, bantuan dana untuk
masih ada anggota yang menghindari pasien yang menyebabkan pasien merasa
Paru berdasarkan PMO yang terbesar adalah keluarga sebesar 89,2% dan petugas
39
kesehatan 10,8%. PMO merupakan salah satu komponen penting dari strategi
B. Kerangka Teori
Motivasi Pasien
Kepatuhan berobat
C. Kerangka Konsep
Variabel Confounding
1. Tingkat pengetahuan
2. Dukungan keluarga dan
peran PMO
3. Peran petugas kesehatan
4. Akses ke pelayanan
kesehatan
5. Kepemilikan kartu
asuransi kesehatan
D. Hipotesis
1) Ha:
Ada hubungan yang bermakna antara efek samping Obat Anti Tuberkulosis
2) H0:
Tidak ada hubungan antara efek samping Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan studi
analitik dengan desain cross sectional (potong lintang) yang bertujuan untuk
diidentifikasi pada satu waktu. Metode penelitian ini disebut metode kuantitatif
(Dharma, 2011). Dalam hal ini, untuk mengetahui Hubungan Efek Samping Obat
Kunjang Samarinda.
1. Populasi
Populasi adalah unit yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti yang dimana nantinya
dapat melihat gambaran seluruh populasi sebagai unit dimana hasil penelitian
akan diterapkan (Dharma, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah penderita
43
44
2. Sampel
yang dimana peneliti melakukan penelitian pada unit ini (Dharma, 2011). Sampel
dalam penelitian ini adalah responden yang diambil berdasarkan kriteria inklusi
metode pemilihan sampel yang dilakukan berdasarkan maksud dan tujuan tertentu
yang ditentukan oleh peneliti, hal tersebut karena peneliti menganggap bahwa
orang tersebut memiliki informasi yang diperlukan oleh peneliti (Dharma, 2011).
Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah non
tidak dilakukan secara acak (Dharma, 2011). Adapun kriteria inklusi dan ekslusi
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
(hubungan) seberapa kuat atau erat hubungan antara satu hal dengan hal lainnya.
45
Adapun besar sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling dimana
Loa Bahu sebanyak 12 pasien. Sehingga jumlah sampel pada penelitian ini
sebanyak 43 responden.
Asam, Puskesmas Loa Bakung dan Puskesmas Loa Bahu di Kecamatan Sungai
D. Definisi Operasional
E. Instrument Penelitian
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner
Reliabilitas yaitu tingkat konsistensi dari suatu pengukuran. Uji validitas dan
melewati uji validitas dan reabilitas serta merupakan variable terukur dan
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
tersebut.
49
3. Tahap Akhir
a. Editing
b. Coding
berbentuk angka.
c. Processing
program komputer.
d. Cleaning
G. Analisa Data
1. Analisis Univariat
sentral. Data numerik diolah dan disajikan dalam bentuk mean dan standar deviasi
2. Analisa Bivariat
atau berkolerasi. Uji Chi Square adalah teknik statistik yang digunakan untuk
menguji hipotesis deskriptif bila dalam populasi terdiri atas dua kelas atau lebih
dari dua kelas, data berbentuk ordinal dan sampelnya besar (Notoatmodjo, 2015).
b) Sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah
sel.
Jika syarat uji chi-square tidak terpenuhi, maka dilakukan uji alternatifnya,
yaitu:
H. Etika Penelitian
menolak untuk diteliti maka penulis tidak akan memaksa dan menghormati hak-
hak responden.
3. Secrecy (Kerahasiaan)
peneliti. Data hanya akan disajikan atau dilaporkan dalam bentuk kelompok yang
5. Approval (Persetujuan)
I. Alur Penelitian
Populasi
Informed Consent
Stop
Analisa Data
Pelaporan
BAB IV
Puskesmas Karang Asam didirikan pada tahun 1975 terletak di Jalan Slamet
53
54
dengan kepadatan penduduk sebanyak 42.813 jiwa ini tak pernah sepi
memudahkan masyarakat yang memiliki tempat tinggal jauh dari pusat Kota
Puskesmas ini dilengkapi dengan fasilitas yang baik dan petugas kesehatan
yang kompeten.
B. Hasil Penelitian
sebagai berikut :
55
1. Analisis Univariat
a. Karakteristik Responden
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan dan Pekerjaan
di Puskesmas Kecamatan Sungai Kunjang Samarinda Tahun 2019
Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Efek Samping OAT di Puskesmas Kecamatan
Sungai Kunjang Samarinda Tahun 2019
Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Kepatuhan Berobat di Puskesmas Kecamatan
Sungai Kunjang Samarinda Tahun 2019
2. Analisis Bivariat
bebas dan terikat, untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan efek
Kunjang Samarinda.
95%, dan nilai kemaknaan yang dipilih, dengan kriteria yaitu : jika p value >
Tabel 4.4
Hubungan Efek Samping OAT dengan Kepatuhan Berobat
di Puskesmas Kecamatan Sungai Kunjang Samarinda Tahun 2019
P
Kepatuhan Berobat Total OR
Value
Efek Samping
Patuh Tidak Patuh (95% CI)
OAT
n % % N %
N
Efek Samping
25 96,2 1 3,8 26 100,0 0,962
ringan
0,669
Efek Samping
17 100 0 0 17 100,0 (1,038 – 0,890)
berat
Sumber : Analisa Data Primer, 2019
menggunakan uji Fisher dimana dari hasil analisis diperoleh nilai p-value
= 1,000 yang artinya secara statistik tidak ada hubungan antara efek
sebesar 0,962 yang artinya responden yang patuh berobat beresiko 0,962
C. Pembahasan
a. Karakteristik Responden
1) Usia
produktif.
daya tangkap dan pola pikir seseorang, semakin bertambah usia akan
2) Jenis Kelamin
orang (44,2%). Hal ini sejalan dengan penelitian Kodoy dkk (2014)
Tuberkulosis.
3) Pendidikan
ini sejalan dengan hasil penelitian Erawatyningsih & Erni dkk (2009)
teratur.
4) Pekerjaan
pasien tidak patuh berobat adalah terlalu sibuk bekerja dan sulit
dengan maksimal. Hal ini juga bisa terjadi bagi mereka responden
mulai dari efek samping ringan hingga efek samping berat yang
pengobatannya.
tentang efek samping obat dan tidak cemas apabila pada saat
patuh. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ratna Dewi (2012) dari
square tidak terpenuhi maka digunakan uji Fisher. Berdasarkan uji statistik
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel efek samping OAT
Kunjang.
66
besar pasien merasakan efek samping OAT hanya selama pengobatan fase
intensif, tapi tak sedikit pula yang masih merasakan efek samping OAT
hingga fase lanjutan. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan pula
fisher, dimana dari hasil analisis didapatkan nilai p-value = 1,000 (>0,05)
yang artinya secara statistik tidak ada hubungan antara efek samping OAT
adalah hal yang normal dan tidak dapat dihindari. Tingkat motivasi pasien
67
(2016) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara efek samping OAT
memiliki efek samping. Hal ini berarti seseorang yang mengalami efek
samping OAT atau tidak, bukan menjadi masalah untuk patuh mengambil
tidak ada hubungan yang bermakna antara efek samping OAT dengan
adanya ESO mempunyai peluang 2,42 kali lebih besar untuk patuh.
yang mengalami efek samping OAT pada penelitian ini tidak merasa
apapun, gejala yang dialami akan hilang dengan sendirinya. Tetapi bila
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
berikut :
teratur.
4. Efek samping Obat Anti Tuberkulosis (OAT) tidak memiliki hubungan yang
B. Saran
67
70
3. Bagi Puskesmas
atau poster. Dan tak lupa untuk memotivasi pasien untuk menuntaskan
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, Y., Sakundarno, M., Lintang, A., Saraswati, D., Udiyono, A.,
Epidemiologi, B., … Masyarakat, F. K. (2017). Studi Deskriptif Kepatuhan
Pengobatan Dengan Dukungan Keluarga, Status Bekerja, Dan Efek Samping
Pada Pasien Koinfeksi Tb-Hiv Di Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat,
5(4), 2356–3346. Retrieved from http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
Badan POM RI. (2006). Kepatuhan Pasien Faktor Penting Dalam Keberhasilan
Therapy. (B. RI, Ed.). Jakarta.
Bagiada, Made, I., & Ni Luh PP. (2010). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Ketidakpatuhan Penderita Tuberkulosis dalam Berobat. Penyakit
Dalam, 11, 158–163.
Daulay, M. (2013). Tingkat Kepatuhan Minum Obat Penderita Tuberculosis Paru
Di Poli Paru Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2012. Universitas Sumatera
Utara.
Departemen Kesehatan RI. (2011). Pedoman Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis. Jakarta: Depkes RI.
Dharma, K. K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. (H. Pramono, Ed.).
CV. Trans Info Media.
Dinas kesehatan Kota Samarinda. (2017). Data Penderita Tuberkulosis di Kota
Samarinda Tahun 2017.
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur. (2017). Profil Kesehatan, 38.
https://doi.org/2017
Erwatyningsih, & Erni dkk. (2009). Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Ketidakpatuhan Berobat Penderita Tuberkulosis Paru. Berita Kedokteran
Masyarakat, 25, 117–124.
Giovanni, D., & M. Sali. (2013). The Biology of Mycobacterium tuberculosum
Infection.
Junarman, S. B. (2009). Karakteristik Penderita Tuberkulosis Basil Tahan Asam
Positif yang Mengalami Drop Out di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru
(BP4) Medan Tahun 2004-2008. Universitas Sumatera Utara.
Kemenkes RI. (2004). Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Tuberkulosis di
Indonesia. Choice Reviews Online, 41(7), 41-4081-41–4081.
https://doi.org/10.5860/CHOICE.41-4081
Kemenkes RI. (2014). Pedoman Nasional Pengendalian TB.pdf. (Dr. Triya Novita
Dinihari & Dr. Vanda Siagian, Eds.). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
72
Kemenkes RI. (2018). Data dan Informasi - Profil Kesehatan Indonesia (Data
and Information - Indonesia Health Profil). (M. K. drg. Rudy Kurniawan, M.
Boga Hardhana, S.Si, & M. S. Yudianto, SKM, Eds.). Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI. https://doi.org/10.1037/0022-3514.51.6.1173
Kodoy, P. dkk. (2014). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan
Berobat Pasien Tuberkulosis Paru di Lima Puskesmas di Kota Manado.
Jurnal Kedokteran Komunitas Dan Tropik, II No.1, 1–8.
Narasimhan, P. (2013). Risk Factor for Tuberculosis. (T. U. of N. S. Wales, Ed.).
Australia: Hindawi Publishing Corporation.
Notoatmodjo, S. (2011). Kesehatan Masyarakat (Ilmu & Seni) (Kedua). jakarta:
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Pare, A. L. dkk. (2012). Hubungan Antara Pekerjaan, PMO, Pelayanan Kesehatan,
Dukungan Keluarga dan Diskriminasi Dengan Perilaku Berobat Pasien
Tuberkulosis Paru. Retrieved from http://repository.unhas.ac.id
Rahmansyah, A. (2012). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Drop Out
(DO) pada Penderita TB Paru di Rumah Sakit Paru Palembang Tahun 2010.
Universitas Indonesia.
Rokhmah, D. (2013). Gender dan Penyakit Tuberkulosis: Implikasinya Terhadap
Akses Layanan Kesehatan Masyarakat Miskin yang Rendah. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional, 7(10), 447–452.
Setiati, S. (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing.
Widyastuti, H. (2016). Faktor-faktor yang berhubungandengan kepatuhan berobat
pasien tb Paru di balai kesehatan Paru masyarakat Kota pekalongan.
World Health Organization. (2017). Global Tuberculosis Report.
Pharmacological Reports (Vol. 69). Geneva: World Health Organization.
https://doi.org/10.1016/j.pharep.2017.02.021
73
INFORMED CONSENT
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Responden, Peneliti,
Terima kasih atas kesediaan Bapak/ibu untuk ikut serta di dalam penelitian ini.
74
LEMBAR KUESIONER
Hubungan Efek Samping Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
dengan Kepatuhan Berobat Pasien Tuberkulosis Paru
di Kecamatan Sungai Kunjang Samarinda
Petunjuk Pengisian :
a. Nomor responden diisi oleh peneliti.
b. Berikanlah tanda silang (X) pada jawaban yang menurut anda benar.
c. Bila ada pengisian kuesioner kurang jelas, anda dapat bertanya pada peneliti.
Identitas responden
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :( ) Laki-laki ( ) Perempuan
Pendidikan :( ) Tidak sekolah ( ) SMA
( ) SD ( ) Sarjana
( ) SMP
Pekerjaan :( ) Ibu rumah tangga ( ) Swasta
( ) PNS ( ) Tidak Bekerja
Alamat :
75
Sumber : Morisky DE, G reen LW, Levine DM. Concurrent and predictive validity of a
self-reported measure of medication adherence. Med Care. 1986;24:67--74
76
Jenis Kelamin
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Efek Samping
F. Kepatuhan Berobat
Kepatuhan
Berobat
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
Linear-by-Linear
,654 1 ,419
Association
N of Valid Cases 43
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .40.
b. Computed only for a 2x2 table
86
Risk Estimate
Lower Upper