Oleh :
NIM : P27226018311
JURUSAN FISIOTERAPI
SURAKARTA
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh :
NIM : P27226018311
Surakarta
i
DAFTAR ISI
A.Kesimpulan ....................................................................................... 19
B.Saran ................................................................................................. 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Anggota gerak atas merupakan bagian dari anggota gerak tubuh yang banyak
cidera. Sendi bahu (shoulder joint) merupakan salah satu anggota gerak yang
memiliki mobilitas tinggi dan mudah mengalami cidera. Dalam praktek klinis
sering dijumpai kumpulan gejala rasa nyeri pada bahu “Painful Shoulder
Colby 2007)
dari tendon supraspinatus, biceps caput longum serta bursa subacromialis pada
shoulder terjepit .
B. Rumusan masalah
3. Apakah latihan stabilisasi dan traksi statik bisa menambah ROM dan
impingement ?
1
C. Tujuan Penulisan
shoulder impingement
D. Manfaat Penulisan
2
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Deskripsi Kasus
1. Patofisiologi
faktor. Faktor intrinsik yaitu adanya penebalan tendon atau bursa karena sobekan
parsial maupun komplit yang terjadi karena proses degeneratif dalam waktu yang
lama dan berulang dalam melakukan aktivitas yang berlebihan (over use),
ketegangan otot yang juga berlebih atau trauma yang terjadi pada tendon
(Michener, et al, 2003), kelemahan otot rotator cuff, inflamasi kronik pada tendon
rotator cuff dan bursa subacromialis, nyeri tendon rotator cuff akibat proses
translasi antero – superior dari caput humeri. Sedangkan faktor ekstrinsik adalah
adanya peradangan dan degeneratif tendon yang terjadi akibat kompresi mekanik
oleh stuktur eksternal terhadap tendon. Sebagai contoh : posisi curva atau hooked
dari acromion, spurs pada acromion, dan kelainan postur tubuh. (Michener, et al,
dari caput humeri ke arah superior atau terjadinya gerakan menyimpang dari
3
kelemahan atau disfungsi atau penurunan kinerja dari otot rotator cuff sehingga
2. Pemeriksaan Fisioterapi
a. Neer Tes
terhadap acromion.
4
c. VAS ( Visual Analog Scale )
karena klien dapat menidentifikasikan setiap titik pada rangkaian dari pada
dipaksa memilih salah satu kata atau satu angka (Potter & Perry, 2005).
d. Painful Arch
Painful arc adalah nyeri atau perubahan pola gerakan akibat nyeri yang terjadi
pada abduksi–elevasi 600-1200. Saat melakukan tes khusus ini, pasien dalam
yang sedang dirasakan. tes khusus ini akan bernilai positif apabila pasien
merasakan nyeri sepanjang 600-1200 saat gerakan abduksi dan rasa nyeri akan
2. Functional Limitation
5
C. Teknologi Intervensi Fisioterapi
1. Ultrasound
Manfaat Ultrasound :
a. Efek Mekanik
inflamasi fisiologis
b. Efek Biologis
2. Relaksasi jaringan
5. Mengurangi nyeri
2. TENS
6
serabut syaraf besar akan menutup jalur pesan nyeri ke otak dan
produksi anti nyeri alamiah tubuh yaitu endorfin ( James et all, 2008 )
3. Exercise
tendon yang membatasi jarak acromion dan caput humeri. Jenis traksi
ditandai dengan respon bebas dan dapat diberikan beban tahanan yang
7
BAB III
PENATALAKSANAAN STUDI KASUS
PROTOKOL STUDI KASUS
N.I.M : P27226018311
Nama : NY. MS
Umur : 61 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : KP. Jabong
No. CM : 367618
8
III. SEGI FISIOTERAPI
A. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
9
C. PEMERIKSAAN OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Tanda Vital
Tekanan darah : 126 / 80 mmhg
Denyut nadi : 80 kali / menit
Pernafasan : 24 kali / menit
Temperatur : 36 ˚C
Berat badan : 68 Kg
Tinggi badan : 172 cm
2. Inspeksi / Observasi
a. Statik :
Posisi berdiri : neck forward , kiposis thoracalis, asimetri bahu kiri
lebih tinggi daripada kanan
b. Dinamik : Tampak nyeri sedang saat fleksi - abduksi elevasi
800- 1000
3. Joint Test
Shoulder
Gerakan ROM Nyeri
10
5. Pemeriksaan nyeri dengan skala VAS
Nyeri Tekan 7/10 ( teres minor & anterior shoulder )
5/10
Nyeri Diam
7/10 ( abduksi elevasi )
Nyeri Gerak
6. Pemeriksaan Spesifik
a. Neer Tes
mengeluh nyeri
11
D. CLINICAL REASONING
Inflamasi
Kemampuan fungsional
meningkat
12
E. DIAGNOSIS FISIOTERAPI
1. Impairment
2. Functional Limitation
C. PROGRAM FISIOTERAPI
a. Mengurangi nyeri
b. Meningkatkan LGS
c. Meningkatkan kekuatan otot gelang bahu
D. RENCANA FISIOTERAPI
1. Ultrasound
2. TENS
13
E. PROGNOSIS
F. PELAKSANAAN FISIOTERAPI
1. Ultrasound
anterior shoulder sin yang sebelumnya telah diolesi ultrasound gel. Waktu
2. TENS
menit
Lakukan traksi static terlebih dahulu selama 7 detik, Posisi Fisioterapis berada
pada sisi samping pasien atau di sebelah bahu pasien, terapis memegang lengan
atas pasien dengan kedua tangannya, dengan posisi kedua tangan pada
proksimal humerus atau dekat dengan ketiak pasien, kemudian traksi dilakukan
sampai terasa end feel sendi bahu sehingga terjadi pelonggaran ruang
14
4. Latihan Stabilisasi dan Fungsional
dan gunakan tangan yang sehat sebagai tumpuan pada kursi atau meja. Lengan
Gerakan harus lancar dan dilakukan selama 20 detik dalam satu arah. Ulangi
15
c)Painful Arch
Pinful Arch
Nyeri
800 - 1200
T1 T2 T3 T4 T5
Fleksi + + + - -
Abduksi + + + - -
d) Pemeriksaan Spesifik
T1 T2 T3 T4 T5
Neer Tes + + + - -
2. Tindak lanjut :
Pasien sudah mengalami perbaikan bermakna, sudah mampu memakai kaos dan
bra tanpa nyeri yang mengganggu, sudah mulai bisa berkebun dan melakukan
16
H. HASIL EVALUASI AKHIR
mengangkat lengan kiri ke atas, kesulitan memakai kaos dan bra, setelah
otot gelang bahu berkurang, kekuatan otot gelang bahu bertambah, kemampuan
fungsional bertambah.
Catatan Pembimbing :
17
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil
manual terapi dan latihan stabilisasi dan fungsional sebanyak 3 kali terapi secara
teratur dalam 2 minggu diperoleh hasil adanya peningkatan luas gerak sendi,
B. Pembahasan
1. Ultrasound
generator yang menghasilkan arus bolak balik frekwensi tinggi 0,75 - 3 MHz,
Manfaat Ultrasound :
a. Efek Mekanik
fisiologis
b. Efek Biologis
2. Relaksasi jaringan
18
4. Mempercepat proses penyembuhan jaringan
5. Mengurangi nyeri
2. TENS
Adalah teknis stimulasi perifer non invasif yang digunakan untuk mengurangi
nyeri. TENS bekerja dengan menstimulasi syaraf tipe αβ yang dapat mengurangi
“ transmisi nyeri dari serabut syaraf kecil dengan menstimulasi serabut syaraf
besar, kemudian serabut syaraf besar akan menutup jalur pesan nyeri ke otak dan
meningkatkan aliran darah ke area yang nyeri, serta menstimulasi produksi anti
3. Exercise
Exercise yang diberikan berupa manual terapi yaitu traksi statik humerus ke arah
inferior dan latihan stabilisasi dan fungsional bahu. Traksi Humerus Ke Inferior
Traksi diberikan hingga terasa springy endfeel. Hasil yang diperoleh yaitu
peregangan tendon yang membatasi jarak acromion dan caput humeri. Jenis traksi
static – eksentrik (Kisner and Colby, 2012). Latihan stabilisasi adalah suatu
control area proksimal tubuh yang stabil yang ditandai dengan respon bebas dan
dapat diberikan beban tahanan yang digunakan berasal dari external force yang
dapat berubah ubah. Saat melakukan stabilisasi, biasanya dengan kontraksi otot
static (isometrik)
19
BAB V
A. KESIMPULAN
Pasien wanita usia 61 tahun, seorang IRT, mengeluh nyeri pada bahu kiri
saat mengangkat lengan ke atas, kesulitan saat memakai kaos dan memakai
bra. Ada riwayat kecelakaan motor retak di bahu kiri tanpa operasi. Setelah
B. SARAN
fisioterapi.
berikut :
21
DAFTAR PUSTAKA
2. Corwin, EJ, 2009. Buku Saku Patofisiologi, Edisi Revisi 3, EGC, Jakarta
3. Ellsworth, A.A., Mullaney, M., Tyler, T.F., McHugh, M., Nicholas, S.J. 2006.
Electromyography of selected shoulder musculature during un-weighted and
weighted pendulum exercises.The Journal Sports Phys Ther; 1(2) : 73-79.
4. Hand, G.C., Athanasou, N.A., Matthews, T. 2007. The pathology of frozen
shoulder. J Bone Joint Surg Br; 89: 928-932.
5. Hegedeus, E.J., Goode, A., Campbell, S., Morin, A., Tamaddoni, M.,
Moorman, C.T., Cook, C. 2008. Physical examination tests of the shoulder : a
systematic review with meta-analysis of individual tests. The Journal Sports
Med ; 42: 80- 92.
7. Jurgel, J., Rannama, L., Gapeyeva, H. 2005. Shoulder function in patients with
frozen shoulder before and after 4-week rehabilitation. The Journal Medicina
(Kaunas); 41: 30-38.
22