Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN ANTARA POSISI KERJA DENGAN KELUHAN

MUKULOSKELETAL PADA EKSTREMITAS BAWAH TENAGA KERJA


MATAHARI MEGA MALL DI MANADO
Lavenia Wulandari Sekeon*, Vanda Doda*, Hilman Adam*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK
Menurut ILO melaporkan bahwa gangguan muskuloskeletal saat ini mengalami peningkatan
kasus di banyak negara. Muskuloskeletal disorders (MSDs) merupakan keluhan pada bagian-
bagian otot rangka yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai
sangat sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara resiko posisi kerja dan
keluhan muskuloskeletal pada ekstremias bawah tenaga kerja Matahari Mega Mall di Manado.
Penelitian ini adalah cross sectional study yang dilaksanakan di Matahari Departement Store
MegaMall Manado pada bulan April-Mei 2017. Metode sampling yang digunakan adalah
accidental sampling pada tenaga kerja staf area sebanyak 122 orang. Penilaian resiko posisi
kerja dilakukan dengan menggunakan metode Ovako Working Posture Analisis Sistem (OWAS)
dan Keluhan Muskuloskeletal menggunakan Kuesioner Nordic Body Map (NBM) untuk
ekstremitas bawah. Uji statistik yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan
menggunakan uji Spearman. Penelitian ini menemukan prevalensi keluhan muskuloskeletal pada
ekstremitas bawah sebanyak 93,4% dan paling banyak responden mengalami resiko posisi kerja
ringan 64,8%, resiko sangat tinggi hanya 3,3%. Hasil perhitungan uji Spearman menemukan tidak
ada hubungan antara risiko posisi kerja dengan Keluhan Muskuloskeletal pada Ekstremitas
Bawah (r= 0.75, p value= 0,321). Prevalensi MSD pada extremitas bawah masih tinggi dan tidak
terdapat hubungan antara risiko posisi kerja dengan keluhan musculoskeletal ekstremitas bawah
pada tenaga kerja Matahari Departemnt Store Mega Mall Manado.

Kata Kunci: Posisi, Keluhan, Muskuloskeletal, Ekstremitas

ABSTRACT
According to ILO, musculoskeletal disorder (MSD) cases are increase recently in many countries.
MSDs are complaints of pain or discomfort on muscle and skeletal in various parts of human
body, generated by multiple factors in workplaces. This research aims to analyze the association
between the risk of working position and MSD in lower extremities of the workers in Matahari
Mega Mall, Manado. This research is a cross sectional study that was undertaken in Matahari
Department Store Mega Mall Manado in April-Mei 2017. The sampling method was an accidental
sampling method that recruited 122 respondents. The risk assessment of working position was
carried out using the method of Ovako Working Posture Analysis System (OWAS) and the
prevalence of MSD on lower extremities was obtained using the questionnaire of Nordic Body
Map (NBM) on lower extremities. Univariate and Bivariate analyses were undertaken. Bivariate
statistic analysis was obtained by Spearman test. This research shows that the prevalence of MSD
on lower extremities of 93.4% and the majority of respondent experience low risk of working
position 64.8% whereas the high risk experience by only 3.3% of respondents. The Spearman test
analysis revealed that there was no statistically significant association between the risk of working
position and MSD on lower extremities (r=0.75, p value= 0.321). This research conclude that
MSD in lower extremities is common and working position of workers in Matahari Mega Mall in
Manado is not associated with MSD.

Keywords: Working Position, Musculoskeletal Disorder, Lower Extremities

1
PENDAHULUAN sakit. Apabila otot menerima beban
Kesehatan dan keselamatan kerja statis secara berulang dalam waktu lama
merupakan sarana untuk meningkatkan dan rasa sakit yang membuat seseorang
derajat kesehatan tenaga kerja dan sulit dalam pergerakan, akan dapat
produktivitas kerja yang tinggi, mengurangi produktifitas dalam bekerja,
membutuhkan promosi kesehatan kerja dan dalam waktu yang lama, akan dapat
dan pencegahan penyakit akibat kerja menyebabkan keluhan berupa kerusakan
(PAK), agar tercapai peningkatan pada sendi, ligament dan tendom.
efisiensi dan daya produktivitas, (Tarwaka, 2014). Gangguan
kurangnya kelelahan kerja, serta muskuloskeletal adalah masalah
membuat peningkatan dan kepuasan kesehatan yang paling umum di Uni
dalam bekerja. (Kawatu, 2010) Eropa. Dari 25-27% pekerja Eropa
Menurut (International Labour mengeluh sakit pinggung dan 23% nyeri
Organization) ILO tahun 2013, setiap otot. Penelitian dari South Austalia
tahun terjadi 2.3 juta kematian yang menemukan 40% keluhan
disebabkan oleh kecelakaan kerja dan Muskuloskeletal dan 15% merupakan
penyakit akibat kerja. Data tersebut keluhan musculoskeletal yang berat
juga menyebutkan bahwa 2 juta (Stewart dkk, 2014),
kematian terjadi disebabkan oleh Ergonomi posisi kerja dalam
penyakit akibat kerja. ILO juga sangat perlu diperthatikan. Jika posisi
melaporkan bahwa gangguan yang berdiri terlalu lama akan
muskuloskeletal saat ini mengalami menyebabkan keluhan muskuloskeletal.
peningkatan kasus di banyak negara. Berdasarkan observasi dan wawancara
Contohnya di Negara Republik Korea, awal pada tenaga kerja staf area di
gangguan muskuloskeletal mengalami Matahari Departement Store Mega Mall
peningkatan sekitar 4.000 kasus dalam Manado yang berjumlah 175 orang,
kurun waktu 9 tahun dan di Inggris, 40% posisi kerja karyawan matahari lebih
kasus penyakit akibat kerja merupakan banyak dilakukan dengan posisi kerja
gangguan muskuloskeletal. . (ILO, berdiri. Waktu kerja staf area terbagi
2014) atas 2 shift, dimana shift kerja pertama
Keluhan muskuloskeletal dari jam 09.00-17.00 (8 jam kerja), dan
disorders (MSDs) merupakan keluhan kedua shift jam 14.00-22.00 (8 jam
pada bagian-bagian otot rangka yang kerja). Dari hasil survey awal dengan
dirasakan oleh seseorang mulai dari wawancara pada tenaga kerja
keluhan sangat ringan sampai sangat mengatakan mengalami keluhan sakit

2
pada betis, nyeri punggung, nyeri pada silang guna mempermudah
bahu, serta kelelahan dalam bekerja penyampaian hasil penelitian. Untuk
karena berdiri terlalu lama. mengetahui hubungan antara variabel
menggunakan uji Spearman Test dengan
METODE PENELITIAN tingkat kemaknaan α = 0,05.
Penelitian ini adalah penelitian cross
sectional study yang merupakan metode HASIL & PEMBAHASAN
penelitian survey analitik. Waktu Hasil dalam penelitian ini berdasarkan
penelitian dan pengambilan data karakteristik responden didapatkan
dilaksanakan di matahari department bahwa seluruh responden yang diambil
store mega mall manado pada bulan dalam penelitian antara posisi kerja
April sampai dengan Juni 2017. Metode dengan keluhan muskuloskeletal pada
sampling yang digunakan adalah ekstremitas bawah adalah semua staf
accidental sampling pada tenaga kerja area yang bekerja di Matahari
staf area sebanyak 122 orang, Variabel Departement Store Megamall Manado
yang diteliti adalah posisi kerja dan dengan Jumlah 112 responden.
keluhan muskuloskeletal pada Responden dalam penelitian ini yaitu
ekstremitas bawah. tenaga kerja yang berjenis kelamin laki-
Data yang didapatkan dengan laki presentase 28,7%, dan perempuan
cara pengisian kuesioner, wawancara sebanyak presentase 71,3%. Untuk
dan observasi. Instrument yang kategori masa kerja dari data pada tabel
digunakan yaitu kuesioner yaitu lembar 2, dapat dijelaskan bahwa, responde
pegukuran Nordic Body Map untuk terbanyak ada pada tingkatan masa kerja
mengidetifikasi keluhan MSD dan antara >4 tahun dengan presentase
lembar metode OWAS dan kamera 77,9%, sedangkan yang paling sedikit 5-
untuk menilai resiko kerja dengan 9 tahun dengan presentase 22,1%.
penilaian posisi kerja. Pengisian Tabel 1. Distribusi Responden
kuesioner dilakukan saat jam istirahat berdasarkan Resiko Posisi
dengan tujuan agar pekerja tidak Kerja (OWAS)
terganggu dalam aktivitas bekerja. Posisi Kerja n %
Analisis data dilakukan secara Ringan 79 64,8
Sedang 29 23,8
analitik. Data yang didapatkan dari Tinggi 10 8,2
kuesioner, wawancara dan hasil Sangat Tinggi 4 3,3
Total 122 100
pengukuran kemudian dianalisis dengan
tabel, frekuensi, narasi, dan tabulasi

3
Dari tabel 1, untuk distribusi responden muskuloskeletal pada ekstremitas
berdasarkan Resiko kerja berdasarkan bawah, sedangkan 6,6% Tidak
Posisi Kerja dengan metode OWAS, merasakan keluhan muskuloskeletal
responden mengalami resiko ringan pada ekstremitas bawah.
sebanyak 64,8%, sedangkan yang Keluhan muskuloskeletal
mengalami resiko sangat tinggi hanya merupakan masalah yang selalu muncul
3,3% pada pekerja formal maupun informal
Posisi kerja adalah posisi tubuh seperti pekerja Matahari Department
pada saat melakukan aktivitas kerja Strore Manado adalah keluhan
yang biasanya terkait dengan desain area muskuloskeletal. Faktor yang
kerja dan persyaratan kegiatan kerja. mempengaruhi timbulnya keluhan
Posisi tubuh dalam bekerja sangat muskuloskeletal antara lain beban kerja,
ditentukan oleh jenis pekerjaan yang pekerja jika terus dibiarkan berpeluang
dilakukan. Posisi berdiri yang besar menyebabkan dislokasi bagian
ergonomis bisa dipengaruhi oleh sepatu tulang punggung yang menimbulkan
yang dikenakan saat kerja berdiri, rasa sangat nyeri pada rubuh juga secara
ukuran sepatu harus lebih longgar dari prisikologis dapat menyebabkan
ukuran telapak kaki, apabila bagian menurunnya tingkat kewaspadaan dan
sepatu di kaki terjadi penambahan yang kelelahan akibat terhambatnya fungsi-
kuat pada tali sendi (ligaments) fungsi kesadaran otak dan perubahan-
pergelangan kaki, dan hal itu terjadi perubahan pada organ-organ diluar
pada jangka waktu yang lama, maka otot kesadaran sehngga berpotensi
rangka (mucles) akan mudah mengalami menimbulkan kecelakaan dan penyakit
kelelahan. (Santoso, 2014) akibat kerja. (Suma’mur, 2014)
Tabel 2 Distribusi Responden
Berdasarkan Keluhan
Muskuloskeletal pada
ekstremitas bawah
Keluhan
Muskuloskeletal n %
Tidak 8 6,6
Ya 114 93,4
Total 122 100

Berdasarkan tabel 2 berdasarkan


hasil penelitian menunjukan 93,4%
responden merasakan keluhan

4
Hubungan Antara Posisi Kerja dengan keluhan muskuloskeletal pada
dengan Keluhan Muskuloskel pada tenaga kerja Swalayan hypermart Di
tenaga kerja Matahari Megamall Mega Trade center Manado. Penelitian
Manado tersebut mendapatkan hasil p-value
Tabel 3 Analisis Hubungan antara sebesar 0,122 untuk posisi kerja berdiri
Resiko Posisi Kerja dengan Keluhan dengan keluhan muskuloskeletal melalui
Muskuloskeletal pada Ekstremitas pengujian Spearmen test, yang
Bawah menunjukan bahwa tidak ada hubungan
Korelasi antara posisi kerja berdiri dengan
Variabel Koefisien p value
keluhan muskuloskeletal.
Posisi Kerja Sering atau lamanya
Keluhan 0,092 0,312
Muskuloskeletal membengkok badan, membungkuk,
derdiri lama postur tubuh yang tidak
Melalui tabel 3, dapat dijelaskan alamiah dapat mengakibatkan rasa sakit
bahwa berdasarkan analisis data pada otot dan pinggan sehingga
bivariate lewat pengujian korelasi membuat keluhan pada muskuloskeletal.
Spearman Rank, untuk hubungan antara Variabel lainnya juga yang tidak diteliti
posisi kerja dengan keluhan seperti kekuatan fisik tenaga kerja, yang
muskuloskeletal pada ekstremitas bawah menuntut beberapa ahli menunjukan
didapatkan hasil p-value sebesar 0,312 adanya hubungan yang signifikan antara
dengan korelasi koefisien atau nilai r = kekuatan fisik dengan keluhan
0,751, menujukan tidak terdapat muskuloskeletal. (Tarwaka, 2014)
hubungan. Hal ini bisa disebabkan
karena pada penilaian dengan metode KESIMPULAN
OWAS dilakukan untuk seluruh tubuh Hasil penelitian yang dapat dilakukan
sedangkan pada penelitian ini hanya dapat disimpulkan sebagai berikut :
diteliti keluhan musculoskeletal pada 1. Posisi kerja yang memiliki tenaga
bagian kaki saja sehingga kemungkinan kerja matahari departemen store.
tidak terdapat hubungan antara resiko Posisi kerja untuk kategori ringan
posisi kerja dengan keluhan sebanyak 64,8%, kategori sedang
musculoskeletal bisa terjadi. 23,8%, kategori tinggi 8,2% dan
Penelitian ini mendapatkan hasil kategori sangat tinggi sebanyak
yang sama dengan penelitian yang 3,3%
dilakukan sebelumnya oleh Defisari, 2. Tingkat keluhan muskuloskeletal
(2016) tentang posisi kerja berdiri pada ekstremitas bawah yang

5
dialami tenaga kerja matahari DAFTAR PUSTAKA
megamall department store manado Defisari, 2016.Hubungan Antara Posisi
dengan keluhan pada ekstremitas Kerja Berdiri Dengan Keluhan
bawah sebanyak 93,4%, dan yang Muskuloskeletal Pada Tenaga
tidak mengalami keluhan sebanyak Kerja Swalayan Hypermart di
6,6%. Mega Trade Center Manado.
3. Tidak terdapat hubungan antara Tahun 2016.
posisi kerja dengan keluhan ILO, 2014. Safety and Health at Work:
muskuloskeletal pada ekstremitas A Vision for Sustainable
bawah tenaga kerja matahari mega Prevention.
mall department store Manado. http://www.ilo.org/WCMS_301
214.htm. Diakses 6 April 2017.
SARAN Kawatu. P. 2010. Bahan Ajar Kesehatan
1. Beroralahraga yang teratur untuk dan Keselamatan Kerja.
memberikan relaksasi otot – otot Manado: Fakultas Kesehatan
sehingga mengurangi dampak Masyarakat Universitas Sam
keluhan/cidera pada keluhan Ratulangi.
muskuloskeletal. Maijunidah, E. 2010. Faktor-faktor yang
2. Saat tenaga kerja matahari Mempengaruhi Keluhan
departemen store melakukan Muskuloskeletal Disoders
pekerjaan sebaiknya memperhatikan (MSDs) Pada Pekerja
posisi kerja beridiri dalam Assembling PT X Bogor Tahun
mengangkat dan memindahkan 2010. (online),
beban untuk menghindari cidera (http://www.google.co.id/url?=h
yang dapat mengakibatkan keluhan ttp.unnes.ac.id/23122/64114112
muskuloskeletal. 06, diakses 11 April 2017).
3. Memberikan pelatihan kerja atau Santoso G. 2014. Ergonomi Terapan;
training tentang resiko ergonomi di Jakarta: Prestasi Pustaka
tempat kerja dan tata cara kerja yang Publisher.
sesuai prinsip ergonomi serta Suma’mur, 2014.Hygiene Perusahaan
sosialisasi kepada tenaga kerja dan Keselamatan Kerja
matahari departement store tentang (HIPERKES). Penerbit: Sagung
penangan dan pencegahan keluhan Seto. Jakarta.
muskuloskeletal. Tarwaka. 2014. Ergonomi Industri
“Dasar-Dasar Pengetahuan

6
Ergonomi Dan Aplikasi Di
Tempat Kerja”; Jakarta:
Harapan Press.
Utari dkk, (2015). Hubungan sikap kerja
dengan keluhan muskuloskeletal
pada penyortir tembakau di
gudang sortasi tembakau kebun
klumpang SUTK PTPN II Tahun
2015.

Anda mungkin juga menyukai