Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

ADMINISTRASI

1.1 Pengertian Administrasi Secara Sempit

Administrasi berasal dari kata Administratie dalam bahasa Belanda, yang

berarti kegiatan catat mencatat, surat menyurat, pembukuan ringan, ketik

mengetik, agenda, yang bersifat teknis ketatausahaan (clerical work).

Administrasi dalam arti sempit merupakan penyusunan dan pencatatan data dan

informasi secara sistematis dengan maksud untuk menyediakan keterangan serta

memudahkan memperolehnya kembali secara keseluruhan dan dalam

hubungannya satu sama lain.

Kegiatan tata usaha dapat dirangkum dalam tiga kelompok, yaitu:

a. Korespondensi (correspodence) atau surat menyurat yaitu

rangkaian aktivitas yang berkenaan dengan pengiriman informasi secara

tertulis mulai dari penyusunan, penulisan sampai dengan pengiriman

informasi hingga sampai pada pihak yang dituju.

b. Ekspedisi (expedition), yaitu aktivitas mencatat setiap informasi

yang dikirim atau diterima, baik untuk kepentingan intern atau ekstern.

c. Pengarsipan (filing), yaitu suatu proses pengaluran dan

penyimpanan informasi secara sistematis sehingga dapat dengan mudah

dan cepat ditemukan setiap diperlukan.

4
1.2 Pengertian Administrasi Secara Luas

Istilah administrasi berhubungan dengan kegiatan kerja sama yang

dilakukan manusia atau sekelompok orang hingga tercapai tujuan yang

diinginkan. Kerja sama adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

sekelompok orang secara bersama-sama, teratur dan terarah berdasarkan

pembagian tugas sesuai dengan kesepakatan bersama. Adapun ilmu yang

mempelajari tentang kerjasama yang terorganisasi dan kooperatif untuk mecapai

suatu tujuan adalah ilmu administrasi.

Tidak semua kegiatan kerjasama yang dilakukan oleh sekelompok orang

disebut administrasi. Misalnya, sekelompok orang yang ingin mencapai tujuan

tetapi kegiatannya tidak berdasarkan kerjasama untuk mencapai tujuan tersebut

tidak dapat disebut administrasi. Sebaliknya sekelompok orang yang melakukan

tugas secara kerja sama untuk mencapai suatu tujuan, tetapi tidak adanya

pembagian tugas dan cara mencapai tujuan tidak tersusun secara sistematis juga

tidak dapat disebut administrasi. Yang dapat dikatakan administrasi adalah kerja

sama yang diorganisasi (organizational coorperation).

Berdasarkan uraian diatas dapat didapatkan beberapa ciri pokok untuk

disebut sebagai administrasi, yaitu:

a. Sekelompok orang; artinya kegiatan administrasi tidak mungkin

terjadi jika dilakukan hanya oleh satu orang saja.

b. Kerja sama; artinya administrasi hanya dapat dilakukan oleh dua

orang atau lebih yang saling bekerja sama

5
c. Pembagian tugas; artinya kegiatan administrasi bukan sekedar

kegiatan kerja sama tetapi juga harus berdasarkan pembagian kerja yang

jelas

d. Kegiatan yang runtut dalam proses; artinya kegiatan administrasi

berlangsung dalam tahapan-tahapan tertentu secara berkesinambungan

e. Tujuan; artinya sesuatu yang inginkan untuk dicapai tujuannya

melalui kerja sama.

1.3 Pengertian Administrasi Sebagai Seni

Administrasi sebagai seni muncul sejak adanya peradaban manusia di

muka bumi ini. Diawali semenjak manusia telah mulai untuk hidup berbudaya,

yaitu dengan mengembangkan cipta, karya dan karsanya, serta adanya kerja

sama antara dua orang atau lebih. Oleh karena itu, administrasi sebagai suatu

seni sesungguhnya bukan merupakan hal yang baru, karena dengan adanya dua

manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu, di sana sudah

terdapat hal yang dinamakan administrasi. Herbert A. Simon (1958), pernah

mengungkapkan bahwa apabila ada dua orang yang bekerjasama untuk

menggulingkan sebuah batu yang tidak dapat digulingkan hanya oleh satu orang

di antara keduanya, di sana telah terdapat administrasi.

Sejarah telah menunjukkan bahwa sejak periode prasejarah dan periode

sejarah, manusia telah menjalankan sebagian prinsipadministrasi yang sekarang

ada, dan telah menerapkannya dalam bidang pemerintahan, perdagangan,

perhubungan, dan pengangkutan. Max Webber (1948) dalam Griffin (2003),

6
mengungkapkan bahwa Mesir merupakan negara tertua yang menjalankan

sistem administrasi, khususnya dalam administrasi birokrasi.

Administrasi dapat dipandang sebagai seni karena dalam prakteknya

administrasi memerlukan kecakapan atau skill yang dapat dicapai melalui

pelatihan dan di dalamnya ada ruang untuk mencapai petimbangan pribadi.

Pengertian seni atau art menurut George R. Terry (1984) dalam Indradi (2016),

mengungkapkan bahwa "Personal creative power skill in performance”, yang

dapat diartikan bahwa kekuatan pribadi seseorang yang kreatif, ditambah dengan

keahliannya dalam menampilkan karya akan menghasilkan hasil yang baik.

Administrasi sebagai seni didefinisikan sebagai kegiatan praktek

pengelolaan kerjasama (administrasi) yang sudah dilakukan sejak adanya

peradaban manusia yang dilakukan secara berkelanjutam, sehingga bisa

mencapai tujuan yang dikehendaki. Dengan demikian, administrasi sebagai seni

dapat dilacak sejak masa peradaban manusia dimulai hingga saat ini.

1.4 Administrasi sebagai Ilmu

Administrasi sebagai ilmu pertama kali tercetuskan pada tahun 1886,

ditandai dengan munculnya gerakan manajemen ilmiah yang dipelopori F.W.

Taylor. Sejak lahirnya sampai sekarang, administrasi sebagai ilmu telah

menjalani empat tahap, yakni:

1. Survival Period (1886-1930)

Tahun 1886 sebagai tahun lahirnya ilmu administrasi, karena

pada tahun inilah gerakanadministrasi ilmiah dimulai oleh Frederick

Winslow Taylor di Amerika Serikat yang dijuluki bapak ilmu

7
manajemen, dan kemudian diikuti oleh Henry Fayol di Prancis yang

dijuluki pula bapak ilmu Administrasi.

F. W Taylor (1886) seperti dikutip Indradi (2016) merupakan

seorang sajrana pertambangan yang bekerja di Midvale Steel Company di

Philadelphia ini dihadapkan pada tantangan untuk meningkatkan

efisiensi perusahaan dan peningkatan produktivitas pada pekerja.

Pengamatan yang dilakukan pada awalnya melihat bahwa efisiensi

perusahaan yang rendah dan produktifitas yang kecil disebabkan karena

terlalu banyaknya gerakdan waktu buruh yang tidak produktif. Akhirnya

tersusunlah rancangan study yang disebut "Time and Motion Study",

yaitu mempelajari tentang penggunaan waktu oleh buruh beserta gerak-

geriknya dalam melaksanakan pekerjaan. Penelitian dengan

menggunakan waktu sebagai dasarnya inilah, yang akhirnya mampu

memecahkan setiap pekerjaan ke dalam komponen-komponennya dan

merancang cara pengerjaan yang lebih cepat dan lebih baik untuk setiap

pekerjaa, hingga pada akkhirnya dapat ditentukan seberapa banyak

pekerja yang akan dapat bekerja dengan peralatan dan bahan yang

tersedia. Penelitiam inilah yang kemudian diberi judul "The Principle of

Scientific Management" dan diterbitkan pertama kali pada tahun 1911.

Buku ini merupakan buku pertama tentang manajemen.

Masa ini adalah masa dimana terdapat usaha pengembangan

pengetahuan administrasi sebagai ilmu yang mandiri atau sebagai salah

satu disiplin ilmu.

8
2. Consolidation and Completion Period (1930-1945)

Proses penyempurnaan asas-asas, rumus-rumus dan kaidah-

kaidah (norma) ilmu administrasi, sertapada masa ini pula mutu dan

jumlah para sarjana administrasi turut dikembangkan serta gelar-gelar

kesarjanaan dalam ilmu administrasi Negara dan niaga banyak diberikan

oleh lembaga-lembaga pendidikan tinggi.

3. Human Relations Period (1945-1959)

Human relations adalah suatu proses komunikasi yang dilakukan

oleh dua orang atau lebih untuk mencapai kepuasan bersama yang

memperhatikan aspek manusiawi melalui pendekatan persuasif atau tatap

muka dan didasari motif. Aspek manusiawi yaitu aspek yang sudah lahir

dari kodrat manusianya seperti sifat, bakat, minat dan perilakunya serta

perangainya. Pada masa ini dilakukan suatu kajian atau studi yang sama-

sama berupaya mendalami proses kehidupan sosial yang ada di

masyarakat, baik yang bersifat formal maupun informal sehingga tercipta

suatu tujuan bersama.

4. Behavioral Period (1959-sekarang)

Tahap behaviouralisme merupakan tahapan lanjutan

perkembangan administrasi sebagai ilmu. Administrasi akan memasuki

tahap dimana setiap tindak tanduk dan perilaku manusia yang ada dalam

kehidupan berorganisasi serta alasannya diamati hingga terperinci untuk

mencapai sebuah tujuan dan pembaharuan yang lebih baik.

Perkembangan IPTEK terus berjalan, tetapi perlu ditekankan bahwa

9
peranan manusia dalam proses administrasi tetap dibutuhkan. Proses

pengambilan keputusan dan kegiatan lain selamanya hanya bisa

dilakukan oleh sumber daya manusia, dan tidak dapat digantikan oleh

mesin atau komputer, serta alat elektronik lainnya.

Dari uraian yang telah dijabarkan, maka dapat di simpulkan bahwa

definisi administrasi sebagai ilmu adalah suatu ilmu yang mempelajari aktivitas

manusia yang bersifat kooperatif dan bagaimana cara-cara merealisasikannya

yang terkumpul secara sistematis dengan segala kemampuan yang dimiliki oleh

manusia yang tentunya tidak dapat digantikan oleh mesin atau alat elektronik

lainnya untuk mencapai sebuah tujuan bersama. Selain itu, administrasi

merupakan salah satu pengetahuan atau science, karena telah dipelajari untuk

waktu yang lama dan telah terorganisir menjadi satu rangkaian teori.

Administrasi dipandang sebagai ilmu, karena mempunyai sosok subject matter

yang tersusun dengan rapi dan terorganisir dengan baik. Bahkan, teori-teori

administrasi terus diuji dalam prakteknya sehingga terus berkembang (1) Hal ini

sesuai dengan syarat ilmu yang diungkapkan oleh George J. Mouly (1959)

dalam Suriasumatri (2012) yaitu empiris, rasional, umum serta sistematik.

10
BAB 2

RUANG LINGKUP ADMINISTRASI

2.1 Ruang Lingkup Administrasi

Ruang lingkup administrasi dibagi menjadi 2 bagian, yaitu administrasi

publik dan administrasi bisnis, yang akan dijelaskan dibawah ini.

2.1.1 Administrasi Bisnis

a. Definisi administrasi bisnis

Administrasi bisnis (business administration) sering juga

disebut administrasi privat (private administration) atau

administrasi swasta adalah seluruh proses kegiatan administrasi

yang dilakukan oleh organisasi atau perseorangan sebagai pihak

swasta dengan tujuan untuk mencapai keuntungan kebendaan

(material).

Definisi administrasi bisnis sendiri adalah keseluruhan

proses kerjasama kelompok orang yang dilakukan secara teratur

dan terus menerus untuk memproduksi atau menyediakan barang,

jasa atau fasilitas untuk dijual atau di sewa gunakan pada

masyarakat untuk memperoleh keuntungan atau laba.

b. Tujuan administrasi bisnis

Tujuan dapat diartikan sebagai keadaan yang lebih baik

yang dikehendaki pada masa yang akan datang atau berarti tujuan

akhir. Pada dasarnya tujuan administrasi bisnis yaitu:

11
a. Memperoleh keuntungan atau laba

b. Meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan atau

kemakmuran masyarakat pada umumnya

Setelah dilakukan kegiatan pengadaan serta memberikan

pelayanan yang baik dan menanggung semua resiko yang

mungkin terjadi, maka pada saat yang bersamaan akan diambil

kelebihan dana yang berupa keuntungan atau sisa hasil usaha.

Dari keuntungan atau sisa hasil usaha yang diperoleh digunakan

sebagai pendapatan serta sarana penguat demi kelangsungan

hidup dan peningkatan kemakmuran masyarakat yang ada di

sekitar.

c. Ruang lingkup administrasi bisnis

Administrasi bisnis bisa dikatakan memiliki tujuan

menaikkan faedah suatu benda hingga diperoleh keuntungan

materiil. Dalam menaikkan faedah dasar dapat dilakukan dengan

merubah bentuk (form), waktu (time), tempat (place) dan

kepemilikan (ownership). Dari pembagian untuk menaikkan

faedah dasar timbullah jenis kegiatan bisnis seperti bidang

industri, perdagangan dan jasa komersial. Dalam administrasi

bisnis terdapat administrasi produksi, keuangan, pemasaran dan

sumber daya manusia.

12
Ruang lingkup administrasi bisnis dibagi menjadi 5 hal, yaitu:

1) Kegiatan operasional, yaitu kegiatan inti dari suatu bisnis

untuk menghasilkan pendapatan untuk tetap terus

menjalankan usaha bisnisnya

2) Pengelolaan sumber daya manusia (human resources)

3) Logistik

4) Pemasaran

5) Manajemen

d. Prinsip administrasi bisnis

Dalam administrasi bisnis terdapat suatu prinsip yaitu

dengan pengorbanan sekecil – kecilnya untuk memperoleh hasil

tertentu atau dengan pengorbanan tertentu untuk memperoleh

hasil semaksimal mungkin.

2.1.2 Administrasi Publik

a. Definisi administrasi publik

Menurut Chandler dan Plano (1988) administrasi publik

adalah dimana sumberdaya dan personel publik diorganisir dan

dikoordinasikan untuk memformulasikan, mengimplementasikan,

dan mengelola keputusan keputusan dalam kebijakan publik.

Chandler dan Plano juga menjelaskan bahwa administrasi publik

merupakan seni dan ilmu yang ditujukan untuk mengatur urusan

publik dan melaksanakan berbagai tugas yang telah ditetapkan.

13
Secara umum, administrasi merupakan proses kegiatan

yang dilakukan oleh lebih dari satu orang yang bekerja sama

untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Jadi, administrasi

publik merupakan proses administrasi dalam lingkup publik

(kepentingan orang banyak). Ada yang mempersepsikan

administrasi publik sebagai administrasi dari publik, oleh publik,

dan untuk publik. Administrasi dari publik artinya pemerintah

sebagai agen tunggal yang berkuasa mengatur masyarakat.

Administrasi untuk publik, maksudnya pemerintah mengemban

misi untuk melayani masyarakat. Sedangkan dalam administrasi

oleh publik, artinya pemerintah sebagai fasilitator, masyarakatlah

yang akan mengatur kehidupannya sendiri.

Jadi, definisi administrasi publik adalah proses dimana

sumberdaya dan personel publik disusun dan diatur dalam suatu

kesatuan dan dikoordinasikan untuk merumuskan,

mengimplementasikan, dan mengelola keputusan-keputusan

dalam kebijakan publik yang digunakan untuk kepentingan orang

banyak.

b. Tujuan administrasi publik

Administrasi publik bertujuan untuk memecahkan

masalah publik melalui perbaikan, terutama di bidang organisasi,

sumberdaya manusia dan keuangan. Administrasi publik juga

bertujuan untuk memenuhi kepentingan publik, apa yang

14
diinginkan atau dibutuhkan oleh masyarakat umum. Dengan kata

lain secara umum administrasi publik bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan publik atau masyarakat dalam suatu

negara atau daerah.

c. Ruang lingkup administrasi publik

Nicholas Henry (1995) memberikan beberapa ruang

lingkup administrasi publik, yaitu:

1) Organisasi publik, yang pada prinsipnya berkenaan

dengan model-model organisasi dan prilaku birokrasi

2) Manajemen publik yaitu berkenan dengn sistem dan ilmu

menejemen, evaluasi program dan produktivitas, anggaran

publik dan manajemen sumberdaya manusia

3) Implementasi yaitu menyangkut pendekatan terhadap

kebijakan publik dan implementasinya, privatisasi,

administrasi antar pemerintahan dan etika birokrasi

d. Prinsip – prinsip administrasi publik

Tentang pinsip - prinsip administrasi publik, Fayol

mengemukakan administrasi publik mencakup beberapa hal,

yaitu:

1) Pembagian kerja (division work)

2) Wewenang dan tanggung jawab (authority and

responbility)

3) Disiplin (discipline)

15
4) Kesatuan perintah (unity of command)

5) Kesatuan arah dan tujuan (unity of direction)

6) Menempatkan kepentingan umum diatas kepentingan

pribadi (subordination of individual to general interest)

7) Pengupahan atau penggajian (remuneration)

8) Pemusatan (centralization)

9) Skala yang bertingkat (scalar chain)

10) Tata tertib (order)

11) Keadilan (equity)

12) Stabilitas jabatan (stability of tenure)

13) Prakarsa atau inisiatif (initiative)

14) Solidaritas kelompok kerja (la spit de corps)

2.2 Perbedaan Pokok Antara Administrasi Publik dan Administrasi Bisnis

Perbedaan pokok antara administrasi bisnis dan publik akan dijabarkan

melalui tabel dibawah ini:

No. Faktor Ilmu Administrasi

penyebab Administrasi Publik Administrasi Bisnis

1. Tujuan Kemakmuran seluruh Kelangsungan hidup

rakyat organisasi

2. Faktor motif Motif pelayanan Motif keuntungan

16
3. Sifat pelayanan Seluruh warga negara Pelayanan untuk

memperoleh profit

4. Cara kerja Lebih lamban karena Lebih cepat karena

pendekatan legalitas atau pendekatannya

keabsahan mengutamakan segi

kepraktisan dan kegunaan

(manfaat)

2.3 Efektivitas Administrasi

Kata efektifitas dalam bahasa Indonesia sering diartikan sebagai hasil

guna. Terkait dengan efektifitas, Emerson menjelaskan bahwa “effectiveness is

measuring in term of the attaining prescribed goals or objectives”

(Handayaningrat, 1985). Efektifitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya

sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan definisi

tersebut dapat dikemukakan bahwa efektifitas dapat berarti tercapainya efek,

akibat atau hasil sesuai dengan perbuatan yang dikehendaki. Karenanya

penekanan efektifitas lebih berorientasi pada efek, akibat atau hasil tanpa

mempedulikan pengorbanan yang harus dikeluarkan atau perlu diberikan untuk

memperoleh hasil tertentu.

2.3.1 Efektivitas administrasi publik

Administrasi publik bertanggung jawab terhadap peningkatan

kemakmuran seluruh rakyat. Dalam proses pelaksanaan dan kegiatan

administrasi publik bermotifkan pelayanan yang ditujukan kepada setiap

17
warga negara. Administrasi publik berkewajiban melayani semua warga

tanpa membedakan kedudukan, keadaan social dan ekonomi. Dapat

dilihat dari tujuan, motif, sifat pelayanan cara kerja yang dilakukan oleh

pemerintah dalam organisasi publik. Jadi efektifitas ini pada dasarnya

dapat dilihat dari kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan oleh

pemerintah terhadap warganya. Dalam pekerjaan pemerintah dapat

dikatakan efektif bila suatu tujuan atau sasaran yang telah dicapai sesuai

dengan rencana.

2.3.2 Efektifitas administrasi bisnis

Semua kegiatan administrasi bisnis dapat diukur berdasarkan

uang atau keuntungan yang diperoleh. Jadi kegiatan administrasi bisnis

baik yang menyangkut fungsi personalia, produksi, keuangan dan

pemasaran dapat diukur dan dikendalikan dari segi keuangan. Ukuran

yang dapat dipakai untuk mengetahui efektifitas administrasi bisnis dapat

dilakukan dengan alat analisis keuangan antara lain analisis anggaran

usaha, analisis sumber dan penggunaan dana, dan analisis rasio

keuangan. Melalui alat analisis keuangan baik secara keseluruhan

maupun sendiri dapat diketahui apakah usaha sangat efektif, efektif,

kurang efektif, dan tidak efektif.

18
BAB 3

BIROKRASI

3.1 Definisi Birokrasi

Birokrasi merupakan salah satu institusi pemerintahan dan administrasi

tertua dalam sejarah. Sebagai institusi pemerintahan, birokrasi berakar pada

dunia kuno yang memainkan peran dalam administrasi kerajaan dan peradaban

besar, seperti pada Persia, Cina dan Romawi yang berkesinambungan dan

memberikan keuntungan serta ketertiban untuk sistem administrasi mereka pada

jamannya. Pada abad ke-20, pertumbuhan dan perkembangan birokrasi

meningkat dibanyak negara baru. Hal ini terjadi karena adanya perluasan dan

persaingan sistem kapitalisme dan sosialisme diseluruh dunia. Pada waktu yang

sama, terjadi peningkatan tekanan politik terhadap birokrasi yang

mengintensifkan sebuah perang salib melawan birokrasi yang menganggap

bahwa birokrasi tidak demokratis. Hal ini sudah dimulai pada tahun 1960-an,

adalah Ronald Reagan (Amerika Serikat) dan Margaret Thatcher (Inggris),

keduanya memimpin perang salib yang didominasi dan dipromosikan oleh

Transworld yang menglobalkan perlawanan antara perusahaan elit dengan

birokrasi dan sistem administrasi. Perlawanan ini dilakukan dengan cara

menghapuskan sistem administrasi yang telah dilakukan oleh pemerintah.

Hasilnya adalah terjadinya krisis ketertiban, kekacauan dan korupsi serta masih

banyak yang lainnya dalam pemerintahan dan administrasi publik. (Faeazmand,

1999, 2001, 2004, 2007).

19
Sementara itu di Cina, Mesir dan Roma birokrasi telah berperan penting

dalam membantu permasalahan politik. Sedangkan di Persia, birokrasi sudah

berkembang dengan pesat dan maju sehingga membuat para ilmuwan

menganalis dan belajar dari birokrasi yang ada disana. Peradaban dan

administrasi telah hidup, berkembang dan dikembangkan bersama dimana yang

satu memperkuat yang lainnya (Waldo, 1992).

Tidak diragukan lagi bahwa birokrasi telah muncul sebagai suatu

keberadaan yang kuat dalam masyarakat saat ini. Aktor politik Guy Peters (1978)

telah lama memikirkan sumber kekuatan birokrasi. Dia berpendapat bahwa

birokrasi menjadi pemegang kekuatan informasi dan keahlian. Selain memiliki

informasi yang kuat, birokrasi juga memiliki keahlian teknis untuk memahami

dan menafsirkan informasi tersebut. Saat ini, birokrasi diterima secara luas

sebagai pemain kunci dalam perumusan dan implementasi administrasi serta

kebijakan publik.

Birokrasi itu sendiri berasal dari kata “bureaucratie” dari bahasa

Perancis yang mana “bureau” berarti laci, meja atau kantor. Sedangkan kata

“kratia” (cratein) berarti pemerintahan atau kekuasaan. Ini berarti digunakan

untuk merujuk pada sistem organisasi atau pemerintah yang melalui aktivitas

administrasi. Didalam konsep umum bahasa Inggris, birokasi disebut “civil

service”. Jadi secara terminologi, birokrasi adalah kekuasaan yang berada pada

orang-orang dibelakang meja atau kekuasaan yang dijalankan oleh pejabat,

pemerintah atau birokrat. Dalam hal ini, orang-orang tersebut adalah mereka

20
yang menjalankan tugas dan kewenangannya sesuai dengan aturan pada

organisasinya.

Menurut Weber (1947),“Bureaucracy is a particular type of

administrative structure developed through rational-legal authority.” Birokrasi

adalah jenis struktur yang dikembangkan melalui pemberian kekuasaan yang sah

pada hukum rasional. J. S. Mill menggunakan istilah birokrasi untuk menunjuk

pada kepala pemerintah dalam suatu masyarakat, “to denote the professional

governors of the goverment in a society.” Bagi Laski, “bureaucracy is rule of

the officials in a system of goverment.” Menurutnya birokrasi adalah peraturan

para pejabat dalam suatu sistem pemerintahan. Herman Finer juga

menggambarkan birokrasi sebagai aturan oleh pejabat.

Mosca menggambarkan bahwa “bureaucracy as one class of ruling

elites whose rule is absolute.” Menurutnya, birokrasi adalah sebagai satu kelas

dari para penguasa yang mempunyai peraturan yang mutlak. Tokoh lain Michels

telah memperluas konsep birokrasi secara profesional dengan memberikan gaji

pegawai pada instansi pemerintahan maupun non-pemerintahan seperti partai

politik. Marshall E Dimock sendiri mengidentifikasikan birokrasi dengan

institusi dan organisasi dalam skala yang besar didalam masyarakat. John A.

Vieg mengatakan bahwa birokrasi berarti ‘desk goverment’ atau ‘management

by bureaus’.

Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa birokrasi

adalah suatu sistem pemerintahan atau organisasi dimana pejabat atau

21
pegawainya melakukan tugas secara hirarki sesuai dengan kompetensi dan taat

terhadap aturan-aturan yang berlaku pada organisasi atau instansi tersebut.

3.2 Birokrasi dan Sosial Kontrol

Hubungan antara birokrasi dan sosial kontrol terlihat pada penerapan

birokrasi. Birokrasi merupakan salah satu bentuk dari pengendalian sosial,

namun bukan satu-satunya. Pengendalian birokrasi berhubungan dekat dengan

pengendalian politik dan bidang politik. Pengendalian birokrasi merupakan

sesuatu yang terjadi kepada intitusi sebagaimana terjadi kepada seseorang.

(Sarangi dan Slembrouck, 2013).

Redish’s (1983:167) menyarankan “mengapa kita merubah bahasa dari

birokrasi” sebagaimana batas kasus tersebut (Sarangi dan Slembrouck, 2013):

a. Perkembangan dari pemerintah apakah menempatkan beban dokumen

pada kita semua

b. Menyusun kembali dan menulis ulang dokumen birokrasi dapat secara

signifian mengurangi beban

c. Menyusun kembali dan menulis ulang dokumen birokrasi dapat

menambah pemenuhan terhadap peraturan pemerintah dan menghemat

pengeluaran pemerintah

d. Dokumen birokrasi dapat memperbaiki dan secara hukum masih akurat

dan cukup.

3.3 Ruang Lingkup Birokrasi

Ruang lingkup birokrasi dapat diketahui berdasarkan perbedaan tugas

pokok dan misi yang mendasari organisasi birokrasi, seperti:

22
a. Birokrasi pemerintahan umum, yaitu rangkaian organisasi pemerintahan yang

menjalankan tugas-tugas pemerintahan umum dari tingkat pusat sampai daerah

(Propinsi, Kabupaten, Kecamatan dan Desa/Kelurahan).

b. Birokrasi fungsional, yaitu organisasi pemerintahan yang menjalankan salah

satu bidang atau sektor yang khusus guna mencapai tujuan umum

pemerintahan

c. Birokrasi pelayanan (Service-Bureaucracy), yaitu unit organisasi yang pada

hakekatnya melaksanakan pelayanan langsung dengan masyarakat. Termasuk

dalam konsep ini apa yang disebut oleh Michael Lipsky sebagai, ”Street-level

Bureaucracy”, yaitu mereka yang menjalankan tugas dan berhubungan

langsung dengan warga masyarakat.

3.4 Fungsi, Peran dan Tujuan Birokrasi

Birokrasi merupakan sistem pemerintahan yang mempunyai kewajiban

melaksanakan tugas pemerintahan, memberikan nasehat, dan melaksanakan

keputusan kebijakan. Birokrasi dapat menjadi cerminan suatu negara, apabila

birokrasi negara tersebut baik maka negara dan masyarakatnya pun juga baik.

Fungsi dan peran birokrasi diantaranya adalah:

a. Melaksanakan pelayanan public

b. Pelaksana pembangunan yang professional

c. Perencana, pelaksana, dan pengawas kebijakan

d. Alat pemerintahan untuk melayani kepentingan masyarakat dan bukan

merupakan bagian dari kekuatan politik (netral)

23
Adapun tujuan dari birokrasi adalah:

a. Sejalan dengan tujuan pemerintahan

b. Melaksanakan kegiatan dan program demi tercapainya visi dan misi

pemerintah dan Negara

c. Melayani masyarakat dan melaksanakan pembangunan dengan netral dan

professional

d. Menjalankan manajemen pemerintahan, mulai dari perencanaan,

pengawasan, evaluasi, koordinasi, sinkronisasi, represif, prefentif, antisipatif,

resolusi, dll.

24
BAB 4

CONCLUSION

Administration can be defined as art and science. Administration as an art is a

process of activities carried out in a sustainable manner, so that administration can be a

way to achieve goals and can provide the role as desired by humans. While

Administration as a science is studied about human activities that are cooperative and

how to realize ways that are collected systematically with all the capabilities possessed

by humans who certainly can not be replaced by the machine and other electronic

devices to achieve the common goals. Administration can be classified as a science

because it has fulfilled the requirements of science, like as empirical, rational, general

and systematic.

The scope of Administration can be classified as public and business. Public

administration can be defined as is not oriented to a profit in achieving a desire while

the business has an orientation on a profit in achieving a desire. In the implementation

of the administration can not be separated with a bureaucracy. Bereaucracy is a system

or regulation in the implementation of government or organization as a key player in the

formulation and implementation of administration.

25
DAFTAR PUSTAKA

Business Dictionary, “Definition of ‘Teamwork’ in the English Dictionary”,


http://www.businessdictionary.com/definition/teamwork.html (diakses 27
September 2017 pukul 00.30)
Cambridge Dictionary, “Meaning of ‘Administration’ in the English Dictionary”,
http://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/administration (diakses 26
September 2017 pukul 23.15)
Chandler, Ralph C., dan Plano, Jack C. 1988. The Public Administration Dictionary.
John Wiley & Sons.
Collins, “Definition of Administrasion”, http://www.collinsdictionary.com (diakses 26
September 2017 pukul 22.45)
Dictionary.com, “Coorperation”, http://www.dictionary.com/browser/coopera tion
(diakses pada 27 September 2017 pukul 00.51)
Farazmand, A. 2009. Bereaucracy and Administration. Taylor and Francis Group:
United States of America.
Griffin, Ricky W. 2003. Manajement. 7th Edition. Amerika: Houghton Miflin Company.
Terjemahan Gania, Gina M. B. A. 2004. Manajemen. Jilid 1. Erlangga: Jakarta.
Handayaningrat, Soewarno. 1985. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Managemen.
Cetakan Keenam. PT Gunung Agung: Jakarta.
Hebert, A. Simon, D. W. Smithburg and V. A. Thompson. 1958. Publick Administration.
12th Edition. New York: A. A. Knopf.
Henry, Nicholas. 1995. Administrasi Negara dan Masalah-Masalah Publik.
Diterjemahkan dari bahasa Inggris oleh Lontoh, De Lusian. Raja Grafindo:
Jakarta.
Indradi, Sjamsiar Sjamsuddin. 2016. Dasar – Dasar dan Teori Administrasi Publik.
Intrans Publishing: Malang.
Nhema, A. G. 2016. The Scope and Significance of Public Administration to
Organizational Settings and Proccesses. Jurnal of Business and Social Science,
7 (1): 163 – 168.
Sarangi dan Slembrouck. 2013. Language, Bereaucracy and Social Control. New York:
Routledge.
Soesastro, Hadi, dkk. 2005. Pemikiran Dan Permasalahan Ekonomi di Indonesia dalam
Setengah Abad Terakhir. Jilid 3. Cetakan pertama. Tenisius: Yogyakarta.

26
Supriyanto. 2016. Retrospektif Ilmu Administrasi Bisnis. Mitra Wacana Media: Jakarta.
Suriasumantri, Jujun S. 2012. Ilmu Dalam Prespektif. Cetakan ke Depalan Belas.
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
UPSC. “Bureaucracy Theory (Paper 1)”, Sample Material of Public Administration
Study Kit. http://iasexamportal.com/civilservices/sample.material/ias main
public administration/paper 1 bureucratic theory. Diakses pada 9 September
2017 pukul 20.00 WIB.
Wood, John C and Wood, Michael C. 2004. Critical Evaluations in Business and
Management. 1st Volume. New York: Routledge.

27

Anda mungkin juga menyukai