Anda di halaman 1dari 4

TARA MEKANIK PANAS

Indah Zakiyyah M (140310150046), Fajar B. C (140310150059)


Program Studi Fisika, FMIPA Universitas Padjadjaran
Senin, 13.00 – 15.00
28 November 2016

Dewi Amalia

Abstrak

Mekanik dan panas merupakan bentuk energy. Energi merupakan kemampuan untuk melakukan suatu
tindakan atau usaha.[1] Berdasarkan hukum kekekalan energy, energy tidak dapat diciptakan ataupun
dimusnahkan, namun dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain. [2] Pada percobaan ini diamati
perubahan energy dari energy mekanik ke energy panas. sehingga diperlukan penyetaraan besaran
dari ke-2 energi tersebut dengan menggunakan pesawat schurholtz. Pada percobaan ini alat – alat
dirangkai sedemikian rupa, sehingga saat engkol diputar maka calorimeter bergesekan dengan pita
nilon,dan menghasilkan panas dan mentransfernya ke air yang terdapat didalam calorimeter.
Dilakukan pengvariasian lilitan pita nilon dan jenis calorimeter dan didapat hasil untuk calorimeter
Al kecil 2 lilitan tara mekaniknya (e) 0,173 kal/J dan banyak kalor yang diserap pita nilon (Q)
351,357 kal, dan untuk 3 lilitan e=0,162 kal/J, Q=335,970 kal. Untuk Al besar 2 lilitan e=0,093 kal/J,
Q=198,968 kal dan untuk 3 lilitan 0,09 kal/J, Q=188,805 kal. Untuk Cu 2 lilitan e=0,262kal/J,
Q=518,724 kal. Dari data tersebut besar e dan Q Cu lebih besar dibandingkan e Al, hal ini terjadi
karena Q dan e ~ m dan masa Cu lebih besar dibandingkan Al. Semakin banyak lilitannya maka
semakin besar Q nya namun ini tidak teramati pada percobaan karena kesalahan pada awal
pengukuran.

Kata kunci: Tara mekanik panas, energi, kalor, hukum kekekalan energi

1. Pendahuluan Keterangan :
𝐾 = 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑘𝑖𝑛𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑈=
Berdasarkan hukum kekekalan energi bahwa 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑝𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑎𝑙
energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan 𝑚 = 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑣=
namun dapat berubah bentuk dari satu bentuk ke 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎
bentuk lain. Perubahan bentuk ini memerlukan 𝑚
𝑔 = 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖 = 9,8
penyetaraan. Untuk perubahan energi mekanik ke 𝑠
panas maka dilakukan penyetaraan dengan tara ℎ = 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎
mekanik panas memanfaatkan prinsip pesawat
schurholtz. b. Energi panas, yaitu energi yang muncul
Dari percobaan ini kita dapat mengetahui karena adanya pergerakan internal partikel
konsep pertukaran energi tersebut. Selain itu kita penuyusun dalam suatu benda, yang
dapat menghitung besar tara mekanik panasnya dan berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah.[3]
juga besar kalor yang dihasilkan. Pada energi panas benda partikel bersuhu
tinggi akan melepaskan kalor dan yang
bersuhu rendah akan menerima kalor. Besar
2. Teori Dasar kalor yang diterima dan yang dilepas sama.
Mekanik dan panas merupakan salah satu
Hal ini sesuai dengan Azas Black, berbunyi :
bentuk energi. Energi merupakan kemampuan
“Dalam suatu system adiabatic kalor
untuk melakukan suatu usaha. Berdasarkan
yang dilepaskan oleh benda bersuhu tinggi
hukum kekekalan energi, berbunyi :
dan kalor yang dilepaskan benda bersuhu
“Energi tidak dapat diciptakan maupu
rendah besarnya sama.”
dimusnahkan, namun dapat berubah bentuk dari
Secara matematis
bentuk satu ke bentuk lain”.[2]
𝑄 𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 = 𝑄 𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 (2)
Energi memiliki beberapa jenis,diantaranya :
dengan
a. Energi mekanik, yaitu energi yang dimiliki
𝑄 = 𝑚 𝑐 ∆𝑇 (3)
suatu benda karena sifat geraknya. Secara
Berdasarkan hukum kekekalan energi energi
perumusan Energi mekanik (E) :
dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain,
𝐸 =𝐾+𝑈
1 misalnya dari energi mekanik ke energi panas.
𝐸 = 𝑚𝑣 2 + 𝑚𝑔ℎ (1) Namun karena perubahan tersebut diperlukan
2
penyetaraan dengan prinsip tara mekanik panas pita nilon hanya berosilasi karena terdapat pegas.
memanfaatkan pesawat schurholtz. Pada alat ini Dan diamati besar suhu untuk setiap 20 putaran.
terdapat kalori meter yang dililitkan pita nilon. Disini divariasikan lilitan kalorimeter yaitu 2 dan 3
Pada kalori meter terdapat engkol untuk lilitan. Selanjutnya juga divariasikan jenis
memutar calorimeter yang menghasilkan panas kalorimeternya. Setelah didapat datanya lakukan
akibat gesekan antara calorimeter dan pita nilon. perhitungan e dan Q dengan perumusan yang ada.
Hal ini menyebabkan air didalam calorimeter
meningkat suhunya yang diamati dengan 4. Hasil dan Pembahasan
thermometer.
Pada percobaan ini kita telah mengambil
beberapa data. Data yang diperoleh yaitu masa
kalorimeter, mair masa total dan suhu awal
sebelum diputar untuk setiap kalorimeter, yang
dapat dilihat pada tabel 1,2,dan 3.
Tabel 1. Data masa dan suhu awal kalorimeter
Al kecil
Gambar 1. Pesawat Schurholtz
Untuk menghitung tara mekanik panasnya
digunakan persamaan :
𝑄
𝑒= (4)
𝑊
(𝑚𝑎 𝑐𝑎 + 𝑚𝑘𝑎𝑙 𝑐𝑘𝑎𝑙 )∆𝑇
𝑒= (5)
𝑛 𝑀 𝑔 𝜋 𝑑𝑘𝑎𝑙
𝑄=𝑒𝑊
𝑄 = 𝑒 𝐹𝑠
Tabel 2. Data masa dan suhu awal kalorimeter
𝑄 = 𝑒 𝑀𝑔𝑛𝜋𝑑𝑘𝑎𝑙 (6)
Al besar
Keterangan :
e = tara mekanik panas (kal/J)
W = Usaha (J)
Q = Kalor (kal)
ma = masa air (kg)
ca = kalor jenis air ( kal/g℃)
mkal = masa kalorimeter
ckal = kalor jenis kalorimeter ( kal/g℃) Tabel 3. Data masa dan suhu awal kalorimeter
∆𝑇 = perubahan suhu (℃) Cu
M = Masa beban (kg) m kal 908.8 gr 0.9088 kg
dkal = diameter kalorimeter m kal + m air 911.3 gr 0.9113 kg
g = percepatan grafitasi = 9,8 m/s m air 2.5 gr 0.0025 kg
s = lintasan putar (m) Ta 2 lilitan 26.9 C
n = banyak putaran Setelah didapat data tersebut didapat data
suhu disetiap putaran dengan 3 variasi
Dari perumusan tersebut kita dapat kalorimeter dan 2 variasi lilitan pita nilon. Dari
menghitung besarnya tara mekanik panas akibat data tersebut dilakukan perhitungan ∆𝑇
perubahan energi dari mekanik ke panas (Perubahan suhu) dengan persamaan
menggunakan persamaan ke 5. Selanjutnya kita ∆𝑇 = 𝑇 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑇 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 (7)
dapat menghitung besarnya kalor yang diserap Setelah didapat ∆𝑇 hitung tara mekanik
oleh pita nilon dengan persamaan 6. panas dengan persamaan 5 dan kalor yang
diserap pita nilon dengan persamaan 6,
3. Metode Penelitian kemudian hitung rata-rata nilai e dan Q nya.
Selanjutnya bandingkan hasil yang didapat
Pada percobaan ini kita mengamati konsep dengan literature yaitu e = 0.24 kal/J. Ini
pertukaran energi dari energi mekanik menjadi dilakukan dengan menghitung KSRnya :
𝑒 −𝑒
energi panas. Disini digunakan sebuah kalorimeter 𝐾𝑆𝑅 = | 𝑟𝑎𝑡𝑎2 𝑙𝑖𝑡 | × 100% (8)
𝑒𝑙𝑖𝑡
yang diair dan dipasang engsel. Pada kalorimeter Kemudian amati hubungan suhu dan banyak
dililitkan pita nilon yang dihubungkan dengan putaran dengan memplotingnya ke grafik dan
sebuah pegas dan beban bermasa 5 kg. kemudian tentukan garis lurus terbaiknya dengan metode
sebuah thermometer dimasukkan kedalam kuadrat terkecil. Dari hasil plotingan didapat
kalorimeter untuk mengukur suhu air didalamnya. persamaan garis lurus terbaiknya:
Setelah semua alat diarangkai, maka engsel
diputar menyebankan kalorimeter berputan namun
Tabel 4. Data persamaan garis regresi Dari hasil yang didapat hitung kembali e
hubungan antara suhu dan putaran dengan menggunakan persamaan regresi, ganti
2 lilitan y = 0.027x + 32.027 nilai x dengan banyak putaran sehingga didapat
Al kecil T yang baru. Dilakukan kembali perhitungan e
3 lilitan y = 0.0273x + 30.938
2 lilitan y = 0.015x + 28.102 dengan T baru seperti perhitungan sebelumnya.
Al besar Dan bandingkan dengan literatur menggunakan
3 lilitan y = 0.0169x + 26.582
Tembaga 2 lilitan y = 0.0225x + 27.383 persamaan 8. Data hasil pengamatan dan
pengolahan ini dapat diamati pada tabel 5,6,7,8
dan 9
Tabel 5. Data hasil pengamatan dan pengolahan untuk alumunium kecil dengan 2 lilitan
2 lilitan
n
T (℃) ∆T (℃) e (kal/J) Q (kal) T (℃) ∆T (℃) e grafik (kal/J)
20 31.10 0.20 0.065 9.853 31.484 0.584 0.191
40 31.70 0.80 0.131 39.410 32.030 1.130 0.185
60 32.30 1.40 0.152 68.967 32.576 1.676 0.183
80 32.90 2.00 0.163 98.525 33.122 2.222 0.181
100 33.60 2.70 0.176 133.009 33.668 2.768 0.181
Rata-rata 0.173 351.537 0.180
KSR 27.825 24.884

Tabel 6. Data hasil pengamatan dan pengolahan untuk alumunium kecil dengan 3 lilitan
3 lilitan
n
T (℃) ∆T (℃) e (kal/J) Q (kal) T (℃) ∆T (℃) e grafik (kal/J)
20 32.50 0.10 0.033 4.926 32.747 0.347 0.113
40 33.10 0.70 0.114 34.484 33.287 0.887 0.145
60 33.60 1.20 0.131 59.115 33.827 1.427 0.155
80 34.20 1.80 0.147 88.673 34.367 1.967 0.161
100 34.80 2.40 0.157 118.230 34.907 2.507 0.164
Rata-rata 0.162 335.970 0.167
KSR 32.524 30.500

Tabel 7. Data hasil pengamatan dan pengolahan untuk alumunium besar dengan 2 lilitan
2 lilitan
n
T (℃) ∆T (℃) e (kal/J) Q (kal) T (℃) ∆T (℃) e grafik (kal/J)
20 26.90 0.00 0.000 0.000 26.920 0.020 0.006
40 27.20 0.30 0.049 14.659 27.258 0.358 0.058
60 27.50 0.60 0.065 29.318 27.596 0.696 0.075
80 27.90 1.00 0.081 48.863 27.934 1.034 0.084
100 28.20 1.30 0.084 63.521 28.272 1.372 0.089
Rata-rata 0.093 198.968 0.094
KSR 61.339 60.916

Tabel 8. Data hasil pengamatan dan pengolahan untuk alumunium besar dengan 3 lilitan
3 lilitan
n
T (℃) ∆T (℃) e (kal/J) Q (kal) T (℃) ∆T (℃) e grafik (kal/J)
20 28.40 0.10 0.032 4.886 28.414 0.114 0.037
40 28.60 0.30 0.049 14.659 28.726 0.426 0.069
60 28.90 0.60 0.065 29.317 29.038 0.738 0.080
80 29.30 1.00 0.081 48.863 29.350 1.050 0.085
100 29.60 1.30 0.084 63.521 29.662 1.362 0.088
rata-rata 0.090 188.805 0.091
KSR 62.488 61.953
Tabel 9. Data hasil pengamatan dan pengolahan untuk tembaga dengan 2 lilitan
2 lilitan
n
T (℃) ∆T (℃) e (kal/J) Q (kal) T (℃) ∆T (℃) e grafik (kal/J)
20 27.5 0.3 0.171 25.833 27.833 0.633 0.361
40 28 0.8 0.228 68.888 28.283 1.083 0.309
60 28.6 1.4 0.267 120.553 28.733 1.533 0.292
80 29.1 1.9 0.271 163.608 29.183 1.983 0.283
100 29.5 2.3 0.263 198.052 29.633 2.433 0.278
rata-rata 0.262 518.724 0.273
KSR 9.234 13.725

Namun ini tidak teramati pada percobaan ini.


Dari data tersebut dapat diamati hubungan suhu Selanjutnya semakin besar masanya maka semakin
dan putaran dari grafik 1,2, dan 3 besar juga e dan Q nya. Hal ini dapat diamati
bahwa tembaga dengan masa yang lebih besar
memiliki e dan Q yang besar juga. Jika dilihat dari
KSR terlihat untuk data 2 KSR nya cukup besar hal
ini terjadi karena kesalahan saat mengukur suhu
dan lilitan pita nilon yang sedikit goyang.

5. Kesimpulan
5.1 Pada percobaan ini kita telah menggetahui
Grafik 1. Grafik hubungan suhu terhadap konsep pertukaran energi. Dimana energi
jumlah lilitan untuk kalorimeter Al kecil dapat berubah bentuk, misalnya dari energi
mekanik melalui perputaran engsel menjadi
energi panas yang diamati pada suhu air.
5.2. Dari percobaan ini kita telah menentukan
tara mekanik panas, yaitu untuk Al kecil 2
lilitan e=0,173 kal/J dan untuk 3 lilitan e=0,162
kal/J. Untuk Al besar 2 lilitan e=0,093 kal/J dan
untuk 3 lilitan e=0,09 kal/J. Untuk Cu 2 lilitan
e=0,262kal/J dengan literatur e=0.24 kal/J.
5.3. Pada percobaan kita telah mengamati
banyaknya panas yang diserap pita nilon,
Grafik 2. Grafik hubungan suhu terhadap yaitu untuk Al kecil 2 lilitan Q= 351,357 kal,
jumlah lilitan untuk kalorimeter Al besar dan untuk 3 lilitan Q=335,970 kal. Untuk Al
besar 2 lilitan Q=198,968 kal dan untuk 3 lilitan
Q=188,805 kal. Untuk Cu 2 lilitan Q=518,724
kal.

5.4.Daftar Acuan
[1]
Chang, Raymond. Kimia Dasar Konsep-
Konsep Inti. Jakarta : Erlangga
[2]
Admin. 2016. Rumus dan Bunyi Hukum
Kekekalan Energi dan Contoh Soalnya.
Grafik 3. Grafik hubungan suhu terhadap
http://www.duniapendidikan.net/2016/r
jumlah lilitan untuk kalorimeter Cu
umus-dan-bunyi-hukum-kekekalan-
energi-dan-contoh-soalnya. Diakses 14
Dari data dan grafik tersebut maka kita mengetahui
November 2016
bahwa hubungan suhu dan jumlah putaran
sebanding. Semakin banyak putaran maka suhunya [3]
Hadi, Abdul.2015. Pengertian, Satuan
semakin meningkat hal ini sesuai dengan teori
dan Macam-Macam Bentuk Energi.
bahwa semakin banyak putaran semakin banyak
http://www.softilmu.com/2015/01/Peng
gesekan akan menghasilkan banyak kalor sehingga
ertian-satuan-dan-macam-macam-
suhu meninngkat. Jika nilai e dan Q setiap lilitan
bentuk-energi . Diakses 14 November
dibandingkan maka seharusnya semakin banyak
2016
lilitan maka nilai Q dan e nya semakin besar.

Anda mungkin juga menyukai