Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MANAJEMEN
SUMBER DAYA
MANUSIA
Bandung, 2014
1 Jil., 200 hlm., 18,2 x 25,7 cm
ISBN ..................................
(1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu
Ciptaan atau memberikan izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara masing-masing
paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta
rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
(2) Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual
kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
kata
pengantar
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena
berkat dan rahmat-NYa maka Buku Manajemen Sumber Daya Manusia ini akhirnya
dapat dipersembahkan. Penyusunan buku ini dilakukan dalam rangka meningkatkan
kemampuan dan wawasan mahasiswa terhadap teori dan aplikasi Manajemen
Sumber Daya Manusia sebagai salah satu matakuliah di perguruan tinggi.
Buku ini terdiri dari 12 bab, yang masing-masing bab terdiri dari pendahuluan,
pengertian dan implikasinya, serta dilengkapi dengan rangkuman, istilah-istilah
kunci, pertanyaan latihan sebagai bahan evaluasi, jurnal terkait, kasus dan
pertanyaan kasus, dan dinamika kelas pada beberapa bab.
Penulis
Manajemen Sumber Daya Manusia
Daftar Isi
Kata Pengantar iii
Daftar Isi v
Daftar Gambar ix
Daftar Gambar
1.1 Fungsi Manajemen..................................................................................... 3
1.2 Hubungan Manajemen Sumber Daya Manusia
dengan Fungsi-fungsi Manajemen Lainnya................................................. 5
1.3 Analisis Rantai Nilai (Value Chain) Porter..................................................... 6
1.4 Masalah yang Dihadapi Manajemen SDM................................................... 7
1.5 Manajemen yang Performace Excellence.................................................... 8
1.6 Fungsi-fungsi Manajemen SDM.................................................................. 9
1.7 Alur Proses Fungsi-fungsi Manajemen SDM ................................................ 10
1.8 Struktur Organisasi Manajemen SDM & Para Pelaku Manajemen SDM....... 12
1.9 Pendekatan-pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia ..................... 13
1.10 Kompetensi Perilaku dan Teknis .................................................................. 14
1.11 Sistem Manajemen SDM Berbasis Kompetensi ........................................... 16
1.12 Strategi Modal Insani................................................................................... 17
1.13 Faktor Lingkungan Eksternal dan Internal
yang Mempengaruhi Manajemen SDM....................................................... 18
1.14 Perkembangan Konsep Manajemen SDM.................................................... 26
1.15 Pergeseran Fungsi Manajemen SDM........................................................... 27
2.1 Lingkungan Manajemen Sumber Daya Manusia.......................................... 34
3.1 Alur Berpikir Perencanaan Manajemen SDM.............................................. 46
4.1 Pentingnya Analisis Jabatan......................................................................... 65
4.2 Proses Analisis Jabatan................................................................................ 66
4.3 Langkah-langkah dalam Proses Analisis Jabatan.......................................... 67
4.4 Perspektif Jabatan........................................................................................ 68
5.1 Proses Rekrutment ...................................................................................... 82
5.2 Contoh Iklan Lowongan Kerja ...................................................................... 83
5.3 Daftar Website Lowongan Kerja .................................................................. 84
5.4 Proses Rekrutmen dan Seleksi Karyawan ..................................................... 86
6.1 Perbedaan antara Pendidikan dengan Pelatihan ......................................... 96
6.2 Training Needs Analysis ............................................................................... 96
7.1 Tujuan Penilaian Kinerja .............................................................................. 111
8.1 Perencanaan Karir oleh Individu.................................................................. 127
8.2 Langkah Dasar Implementasi Program Pengembangan Karir ....................... 129
10.1 Hubungan Industrial dengan Pihak-pihak yang Terkait ................................. 151
Manajemen Sumber Daya Manusia
Bab I
Pengantar
Manajemen Sumber Daya
Manusia
Bagian ini merupakan pondasi untuk memahami pentingnya Manajemen Sumber
Daya Manusia dalam organisasi dalam memobilisasi segenap kompetensi sumber
daya manusia yang dimiliki oleh organisasi guna meraih tujuan-tujuan stratejik
organisasi guna memenangkan persaingan bisnis.
TUJUAN BAB:
SDM sebagai salah satu aset organisasi yang dituntut mampu menghasilkan nilai
tambah (added value), bersifat jarang dimiliki (unique), sulit untuk ditiru -
1
Manajemen Sumber Daya Manusia
Pada Januari 1993, RSA (Royal Society for The Encouragement of the Arts,
Manufacturers, and Commerce) melibatkan para CEO dari 25 top bisnis di Inggris di
bawah pimpinan Sir Anthony Clever, ketua IBM Inggris, mengembangkan sebuah
proyek penelitian tentang “Perusahaan Masa Depan”. Tujuan utama penelitian ini
adalah merangsang kinerja kompetitif yang lebih besar dengan mendorong
pemimpin bisnis untuk memeriksa kembali sumber kesuksesan mereka. Laporan RSA
diterbitkan pada tahun 1995 yang menghasilkan kesimpulan bahwa perusahaan-
perusahaan yang berfokus pada pengembangan SDM dan penciptaan budaya
unggulan yang akan menguasai persaingan di masa mendatang.
Pengembangan SDM adalah fungsi SDM utama yang tidak hanya terdiri atas pelatihan
dan pengembangan namun juga aktivitas-aktivitas perencanaan dan pengembangan
karir individu, pengembangan organisasi, serta manajemen dan penilaian kinerja
(Mondy, 2010). Perusahaan dalam memfokuskan kepada pengembangan SDM dapat
menggunakan pendekatan modal insani (human capital approach), dimana SDM
dipandang sebagai investasi organisasi yang mampu menghasilkan pengembalian
(return) dan bukan sebagai beban (cost). Banyak perusahaan mulai sadar bahwa
karyawan adalah aset yang paling berharga bagi bisnisnya. Alhasil banyak perusahaan
tak ragu berinvestasi untuk memperbaiki kualitas SDM-nya.
Indonesia Quality Award (IQA) merupakan ajang adu prestasi dalam pencapaian
performance excellence perusahaan yang diukur berdasarkan assessment menurut
kriteria Malcolm Baldridge yang memiliki pendekatan komprehensif dan sudah teruji
efektivitasnya di berbagai perusahaan di banyak negara.
2
Manajemen Sumber Daya Manusia
Bab ini akan membahas mengenai pengertian dan peranan penting Manajemen
SDM, menjelaskan fungsi-fungsi Manajemen SDM dan struktur serta pelaku -
Manajemen SDM, menjelaskan faktor lingkungan yang mempengaruhinya, men-
jelaskan pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam konsep Manajemen SDM,
dan perkembangan konsep/ Manajemen SDM.
Tujuan mendasar dalam manajemen adalah efisien dan efektif. Efisien yaitu
penggunaan sumber daya secara bijaksana dengan mempertimbangkan biaya yang
efektif. Sedangkan efektif yaitu pengambilan keputusan yang tepat dan meng-
implementasikannya dengan berhasil. Manajemen SDM pun demikian yaitu
bagaimana mengelola sumber daya manusia secara efektif dan efisien.
Planning- Merupakan Organizing- Merupakan Staffing- Merupakan Leading- Merupakan Controlling- Merupakan
fungsi manajemen dalam fungsi manajemen dalam fungsi manajemen dalam fungsi manajemen dalam fungsi manajemen dalam
menetapkan tujuan mengkoordinasikan merekrut, menyeleksi, mengarahkan orang lain menetapkan standar-
(goals), standar-standar kewenangan dan tugas- menempatkan, untuk menyelesaikan standar kinerja pada
ukuran kinerja tugas berbagai bagian memberikan pelatihan pekerjaan dengan baik, berbagaitingkatan
(performance standards), dalam struktur organisasi, dan pengembangan, memelihara motivasi dan organisasi, mengukur
standar-standar prosedur melakukan koordinasi menetapkan standar semangat kerja bawahan, kinerja actual,
operasi (standard terhadap pendelegasian penilaian kinerja dan serta memberikan mengevaluasi sejauh
operating procedure), kewenangan dan melakukan evaluasi keputusan maupun solusi mana perbedaan antara
menyusun peraturan pemberian tugas-tugas kinerja karyawan, atas kendala yang kinerja aktualdengan
organisasi, dan menyusun yang jelas kepada memberikan nasehat, dihadapi bawahan. standar kinerja yang
rencana strategis dan bawahan, serta memberikan kompensasi, ditetakan, serta
operasional, serta membangun jaringan menjamin kesehatan dan memberikan tindakan
melakukan peramalan komunikasi yang baik dan keselamatan kerja, serta korektif maupun
(forecasting) bisnis lancar antar karyawan dan membina hubungan kerja oencegahan terhadap
organisasi. antar bagian dalam yang harmonis dan masalah yang terjadi.
organisasi. sinergis.
Dengan memfokuskan pada salah satu fungsi manajemen di atas yaitu staffing
(pengorganisasian staf), maka beberapa ahli Manajemen Sumber Daya Manusia
mendefinisikan Manajemen Sumber Daya Manusia sebagai berikut :
3
Manajemen Sumber Daya Manusia
Berbagai definisi tersebut di atas, Manajemen SDM pada intinya adalah sistem
manajemen dalam pemanfaatan talenta SDM guna mencapai tujuan stratejik
organisasi. Setiap manager pada setiap level dan fungsi manajemen organisasi harus
melibatkan diri dengan Manajemen SDM. Setiap manager harus mampu bekerja
dengan orang lain dan mengupayakan agar setiap orang dalam organisasi dapat
memiliki kompetensi sesuai standar pekerjaan dan dapat berkontribusi secara
maksimal. Adapun fungsi-fungsi Manajemen SDM meliputi:
4
Manajemen Sumber Daya Manusia
Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia menurut Mathis & Jackson (2010) dapat
dijelaskan pada tabel berikut ini :
Merencanakan strategi
kompensasi
Gambar 1.2.
Hubungan Manajemen
Sumber Daya Manusia
dengan Fungsi-fungsi
Manajemen Lainnya
5
Manajemen Sumber Daya Manusia
Dalam analisis rantai nilai Porter (value chain) pada Gambar di bawah ini dijelaskan
proses yang dikenal sebagai proses penciptaan nilai (value creation). Di dalam dunia
nyata, aktivitas atau proses penciptaan produk atau jasa biasanya melalui beberapa
tahap generik yang diistilahkan sebagai rantai nilai (value chain) oleh Michael Porter.
Dalam analisis rantai nilai tersebut Manajemen SDM sebagai aktivitas pendukung
bisnis (support business activity) yang mendukung aktivitas bisnis utama organisasi
(primary business activity) dalam menciptakan nilai yaitu profit margin bagi
organisasi.
Gambar 1.3
Analisis Rantai Nilai (Value Chain) Porter
SUPPORT :
Human
Research &
Infrastructure Resource Procurement
Development
PROFIT MARGIN
Management
PRIMARY :
6
Manajemen Sumber Daya Manusia
Sedangkan berbagai masalah akan dihadapi oleh Manajemen SDM ketika mengalami
kegagalan menjalankan fungsi-fungsi Manajemen SDM organisasi sebagaimana
dijelaskan berikut ini:
7
Manajemen Sumber Daya Manusia
PT Dirgantara Indonesia (dahulu PT IPTN) salah satu BUMN strategis yang menjadi
kebanggaan mantan presiden BJ Habibie, ternyata kurun waktu tahun 2000 s/d 2003
menanggung beban yang sangat besar dengan cashflow negatif, utangnya mem-
bengkak, karyawan berlebih, produktivitas karyawan hanya tinggal 18,4%, serta
manajemennya tidak solid dan salah urus. Demikian pula dengan PT Indofarma salah
satu BUMN di bawah Kementrian Kesehatan pernah mengalami kerugian hingga
129,5 Milyar Rupiah pada tahun 2003 yang disebabkan antara lain karena kualitas
SDM yang kurang memadai.
Oleh karena itu, Manajemen SDM memiliki arti penting dalam organisasi yang
menunjukkan bagaimana organisasi seharusnya mengadakan, mengembangkan,
mengevaluasi, dan memelihara sumber daya manusianya sebagai aset berharga
dalam kuantitas dan kualitas yang tepat guna meraih performance excellence. Apabila
perusahaan mampu menampilkan performance excellence dalam Manajemen SDM-
nya maka akan dapat dihasilkan performa sebagai berikut :
Cipaganti Group adalah perusahaan yang bergerak di sektor riil dengan mengelola
beberapa produk jasa yang telah menjadi inspirasi dan contoh riil dunia kewira-
usahaan hingga saat ini berkembang menjadi korporasi nasional. Menurut CEO
Cipaganti Group, Andianto Setiabudi, perusahaan dapat berdiri dengan sukses berkat
Intelligent Quetion (IQ), Emotional Question (EQ), dan Spritiual Question (SQ). IQ
adalah modal keahlian dalam menjalankan bisnis. Setelah keahlian terpenuhi maka
selanjutnya adalah bagaimana perusahaan bisa menjalin hubungan dengan para
mitra dan karyawan (EQ). Lalu yang ketiga (SQ), harus ditetapkan bahwa tujuan
perusahaan itu tidak semata-mata mencari laba, namun juga menyejahterakan orang
lain dan membawa manfaat bagi lingkungan sekitar sehingga membawa berkah
tersendiri.
8
Manajemen Sumber Daya Manusia
Fungsi-fungsi
Manajemen Sumber Daya Manusia
9
Manajemen Sumber Daya Manusia
Alur proses dari fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia dan aktivitasnya
dapat dijelaskan pada berikut ini :
10
Manajemen Sumber Daya Manusia
Tanggung jawab fungsi Manajemen SDM berada pada setiap pemangku jabatan
dalam struktur organisasi SDM. Wakil Presiden Direktur/ Direktur SDM memegang
tanggung jawab kunci sebagai eksekutif fungsi SDM (HR Excecuitve) dan generalis (HR
generalist) atas seluruh fungsi Manajemen SDM dan aktivitasnya. Sedangkan
pemangku jabatan di bawahanya / para manajer sebagai spesialis / ahli dalam -
11
Manajemen Sumber Daya Manusia
Struktur organisasi SDM pada setiap organisasi dapat berbeda-beda tergantung dari
tingkat kompleksivitas organisasi. Semakin besar suatu organisasi maka tingkat
kompleksivitas aktivitas SDM-nya pun semakin tinggi, sehingga diperlukan bagian-
bagian/departemen khusus sebagai spesilisasi fungsi Manajemen SDM. Untuk
organisasi kecil pada umumnya bagian/departemen yang menjalankan fungsi
Manajemen SDM pun tidak kompleks.
ASISTANT MANAGER
Executive : PENILAIAN KINERJA
Generalist :
ASISTANT MANAGER
Specialist : PENGEMBANGAN
KARIR
Gambar 1.8
Struktur Organisasi
Manajemen SDM & Para Pelaku
Manajemen SDM
12
Manajemen Sumber Daya Manusia
Pendekatan-pendekatan
Manajemen Sumber Daya Manusia
Gambar 1.9
Pendekatan-pendekatan
Manajemen
Sumber Daya Manusia
13
Manajemen Sumber Daya Manusia
Konsep ini didasarkan pada penciptaan kinerja terbaik yang diharapkan melalui
pengintegrasian ukuran-ukuran kinerja organisasi dengan ukuran-ukuran kinerja
individu melalui berbagai aktivitas nyata kompetensi inti dari seluruh fungsi
Manajemen SDM untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas outcomes.
Tujuan yang ingin dicapai dari Manajemen SDM Berbasis Kompetensi ini adalah
Membangun Sistem Manajemen Kinerja yang :
• Menyediakan suatu pendekatan sistem kepada pengembangan SDM &
perencanaan SDM.
• Mendukung setiap individu meraih posisi yang diinginkannya melalui
penyediaan kebutuhan pengembangan SDM yang diperlukan.
• Mengintegrasikan dan memperkuat kinerja individu sejalan dengan ukuran-
ukuran kinerja organisasi.
14
Manajemen Sumber Daya Manusia
• Perencanaan strategis
» Mengimplementasikan visi, misi, dan tujuan organisasi pada perilaku yang
diharapkan dari setiap individu dalam organisasi
• Manajemen kinerja
» Secara konsisten menetapkan kinerja yang diharapkan dan pengukuran yang
dilakukan
» Mengidentifikasi perilaku-perilaku yang sangat potensial berdampak kepada
kinerja dan keberhasilan
» Digunakan untuk rencana pengembangan individu atas kesenjangan yang
terjadi dan mengidentifikasi berbagai peluang pengembangan
» Membedakan secara jelas kontribusi setiap individu terhadap keberhasilan
organisasi
» Memberikan umpan balik kepada individu untuk meningkatkan kinerjanya
15
Manajemen Sumber Daya Manusia
16
Manajemen Sumber Daya Manusia
Gambar 1.12
Strategi
Modal Insani
17
Manajemen Sumber Daya Manusia
18
Manajemen Sumber Daya Manusia
1. Faktor Ekonomi :
• Terjadinya resesi ekonomi dunia maupun resesi dalam negeri,
• Tingkat inflasi yang tinggi,
Kebijakan strategis yang diambil Manajemen SDM dapat berupa :
• Pengurangan karyawan (permanent lay off),
• Pemberhentian sementara (temporary lay off),
• Pengurangan jam kerja (reduce work hour),
• Tidak ada perekrutan karyawan baru (no recruitment),
• Pensiun dini (early pension),
• Tidak mempekerjakan ekspatriat/tenaga kerja asing (no expatriates).
2. Faktor Pemerintah :
• Peraturan perundangan, keputusan Mahkamah Agung, peraturan pemerintah
yang mengatur hubungan kerja (labor relations).
• Ketetapan Upah Minimum Regional (UMR), Upah Minimum Provinsi (UMP),
Upah Minimum Kota (UMK) yang mengatur pemberian upah minimum bagi
karyawan.
• Peraturan perundangan maupun peraturan pemerintah yang mengatur
besarnya pajak penghasilan dan pajak badan/perusahaan.
• Peraturan perundangan yang mengatur jaminan kecelakaan kerja maupun
jaminan kesehatan bagi karyawan, dan lain sebagainya
Kebijakan strategis yang diambil Manajemen SDM dapat berupa :
• Bekerjasama dengan perusahaan asuransi seperti PT Jamsostek, PT Askes, dan
perusahaan asuransi lainnya guna memberikan perlindungan kecelakaan -
19
Manajemen Sumber Daya Manusia
20
Manajemen Sumber Daya Manusia
5. Faktor Teknologi :
• Tuntutan pekerjaaan yang memaksa organisasi untuk menggunakan teknologi
terbaru guna menunjang sistem informasi organisasi.
• Tuntutan dari lembaga swasta/ pemerintah/ kantor pusat yang mensyaratkan
minimal teknologi yang harus dimiliki atau digunakan oleh organisasi, dan lain
sebagainya
Kebijakan strategis yang diambil Manajemen SDM dapat berupa :
• melakukan pelatihan melalui kerjasama dengan vendor/ penyedia teknologi
• mengirimkan karyawan untuk mengukuti pelatihan di vendor/penyedia
teknologi
• mempekerjakan pakar teknologi di bidangnya untuk indoor training, dll
6. Faktor Budaya :
• Nilai keagamaan seperti waktu sholat jum'at akan mempengaruhi Manajemen
SDM untuk mengatur waktu istirahat khusus di hari Jum'at yang akan berbeda
dibandingkan hari lainnya. Disamping itu juga di bulan puasa Ramadhan bagi
umat muslim dimana Manajemen SDM akan cenderung mempercepat waktu
pulang kerja.
• Penggunaan obat-obatan terlarang dan perilaku seks bebas, yang akan mem-
pengaruhi Manajemen SDM untuk secara rutin melakukan cek kesehatan guna
mencegah meluasnya penggunaan obat-obatan terlarang di lingkungan kantor
dan menjalarnya penyakit kelamin bahkan HIV-AIDS
• Meningkatnya wanita bekerja/wanita karir yang akan mempengaruhi
Manajemen SDM dalam mengeluarkan peraturan khusus bagi wanita
karyawannya pada saat penentuan libur untuk awal menstruasi bagi yang sakit
akibat menstruasi dan cuti melahirkan, dan pada saat harus bekerja malam.
Kebijakan strategis yang diambil Manajemen SDM dapat berupa :
• Menyusun peraturan organisasi yang mengatur waktu kerja, pemeliharaan
kesehatan, dan pengecualian bagai karyawan wanita
• Mengatur jadwal kerja secara fleksibel terkait dengan agenda keagamaan
7. Faktor Geografi :
• Kedekatan geografi antara kantor pusat dengan kantor cabang akan memper-
mudah keseragaman praktek Manajemen dibandingkan dengan kantor cabang
yang relatif jauh dari kantor pusat.
• Wilayah operasi organisasi yang berbeda akan mempengaruhi tingkat
kompensasi karyawan seperti untuk wilayah Jakarta dan Jogjakarta akan
terdapat perbedaan kompensasi untuk karyawan dengan pekerjaan/ jabatan
yang sama. Hal ini disebabkan karena perbedaan standar biaya hidup di
masing-masing wilayah.
• Kondisi geografi yang semakin sulit akan mengakibatkan resiko yang semakin
tinggi, sebagai contoh pada organisasi perminyakan untuk kantor yang ber-
operasi di wilayah lepas pantai akan memiliki resiko yang lebih tinggi -
21
Manajemen Sumber Daya Manusia
8. Faktor Demografi :
· Tingkat pendidikan karyawan dan masyarakat di sekitar wilayah operasi
organisasi
· Tingkat usia karyawan dan masyarakat di wilayah operasi organisasi
· Tingkat jenis kelamin karyawan dan masyarakat di wilayah operasi organisasi
Kebijakan strategis yang diambil Manajemen SDM dapat berupa :
· Menyusun standar kompetensi dan mengevaluasi kesenjangan kompetensi
yang ada
· Menyelenggarakan program pelatihan dan pengembangan yang mampu
meningkatkan kompetensi melalui kerjasama dengan pihak internal maupun
eksternal organisasi
· Menyusun sistem penempatan karyawan sesuai dengan kompetensi dan
kemampuan fisiknya
22
Manajemen Sumber Daya Manusia
· Pengajuan tuntutan Serikat Pekerja terkait waktu kerja dan pengaturan lembur
bagi karyawan yang memenuhi aturan yang berlaku,
· Pengajuan tuntutan Serikat Pekerja terkait kebebasan asasi (HAM) dalam
beribadah dan mengeluarkan pendapat bagi karyawan yang memenuhi aturan
yang berlaku,
Kebijakan strategis yang diambil Manajemen SDM dapat berupa :
· Penyusunan sistem kompensasi yang layak dan adil dengan mengikutsertakan
Serikat Pekerja dengan mengikuti standar upah minimum yang ditetapkan
Pemerintah
· Penyusunan peraturan organisasi terkait waktu kerja dan lembur yang dibahas
bersama-sama dengan Serikat Pekerja dengan mengacu kepada Undang-
Undang
· Pemberian berbagai media komunikasi bagi karyawan dalam mengeluarkan
pendapat/aspirasinya sepanjang demi kemajuan organisasi dan dilakukan
sesuai prosedur yang disetujui bersama antara pihak Manajemen dan Serikat
Pekerja.
· Menjadikan Serikat Pekerja sebagai mitra dan bukan oposisi bagi organisasi
dengan menetapkan batas-batas dan aturan yang disepakati bersama
· Memberikan kebebasan asasi bagi karyawan untuk menjalankan ibadah
23
Manajemen Sumber Daya Manusia
24
Manajemen Sumber Daya Manusia
7. Faktor Karyawan :
· Kepuasan kerja karyawan seperti kepuasan atas kesempatan pengembangan
diri, kepuasan atas kompensasi, kepuasan atas suasana/kondisi kerja,
kepuasan atas obyektivitas hasil penilaian kinerja, kepuasan atas hubungan
atasan dan bawahan, dan lain sebagainya. Kepuasan kerja tersebut akan
berdampak positif dalam meningkatkan semangat dan motivasi kerja yang
pada akhirnya keberhasilan dalam pencapaian tujuan organisasi. Ketidak-
puasan kerja akan berdampak negatif seperti meningkatnya konflik internal,
meningkatnya stress, meningkatnya kecelakaan kerja, meningkatnya
penggantian karyawan (labor turn over) dan lain sebagainya yang pada
akhirnya kegagalan pencapaian tujuan organisasi.
Kebijakan strategis yang diambil Manajemen SDM dapat berupa :
· Mengevaluasi secara periodik terhadap seluruh faktor-faktor ketidakpuasan
kerja dan melakukan tindakan yang diperlukan.
Perkembangan Konsep
Manajemen Sumber Daya Manusia
25
Manajemen Sumber Daya Manusia
PERSONNEL
ADMINISTRATION
PERSONNEL
MANAGEMENT
HUMAN RESOURCES
MANAGEMENT
Gambar 1.14
Perkembangan Konsep Manajemen SDM
Terjadi pergeseran manajemen SDM dari fungsi tradisional menjadi fungsi modern
sebagaimana digambarkan sebagai berikut:
26
Manajemen Sumber Daya Manusia
Reaktif Produktif
Gambar 1.15
Terpisah dari misi perusahaan Bagian kunci dari misi organisasi Pergeseran fungsi
Berfokus pada produksi Berfokus pada pelayanan manajemen SDM
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau lebih dikenal dengan WIKA sebagai perusahaan
konstruksi nasional terbesar di Indonesia pada era 1970-1980 belum memiliki sistem
manajemen SDM dan unit yang khusus mengelola SDM. Sejak dekade 1980-an WIKA
mulai menuju sistem pengelolaan SDM yang profesional dan modern dengan mulai
membentuk unit personalia. Memasuki era 1990-an dirasakan peran unit personalia
dianggap semakin strategis. Pada tahun 1992 unit personalia bertransformasi
menjadi unit Human Resource Development (HRD). Pada tahun 2004-2010 Wika
menggunakan pendekatan Competency Based Human Asset Management System
(CB-HAMS) sebagai basis pengembangan SDM-nya.
RANGKUMAN
27
Manajemen Sumber Daya Manusia
3. Tanggung jawab fungsi SDM berada pada setiap pemangku jabatan dalam struktur
organisasi SDM. Wakil Presiden Direktur/Direktur SDM memegang tanggung
jawab kunci sebagai eksekutif fungsi SDM (HR Excecuitve) dan generalis (HR
generalist) atas seluruh fungsi Manajemen SDM dan aktivitasnya. Sedangkan
pemangku jabatan di bawahannya/para manajer sebagai spesialis/ahli dalam
masing-masing fungsi Manajemen SDM (HR specialist).
4. Pendekatan Competency Based Human Resource Management (CBHRM
Approach) didasarkan pada penciptaan kinerja terbaik yang diharapkan melalui
pengintegrasian ukuran-ukuran kinerja organisasi dengan ukuran-ukuran kinerja
individu melalui berbagai aktivitas nyata kompetensi inti dari seluruh fungsi
Manajemen SDM untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas outcomes.
Pendekatan Manajemen Modal Insani (Human Capital Management Approach)
didasarkan pada berbagai strategi dan metode dalam menarik, mempekerjakan,
mengelola, mengembangkan, menjaga talenta dengan kinerja tinggi guna
menghasilkan nilai (value) tinggi melalui investasi pada SDM-nya dengan
mengurangi biaya;
5. Faktor-faktor lingkungan yang berasal dari luar organisasi (external factors)
cenderung untuk tidak dapat dikendalikan (uncontrollable factors), sedangkan
faktor-faktor lingkungan yang berasal dalam organisasi (internal factors)
cenderung untuk dapat dikendalikan (controllable factors) oleh Manajemen SDM.
Faktor lingkungan eksternal meliputi: ekonomi, pemerintah, tekanan
internasional, asosiasi profesi, teknologi, budaya, geografi, dan demografi. Faktor
lingkungan internal meliputi: serikat pekerja, sistem informasi, budaya organisasi,
kebijakan direksi, konflik internal, proses bisnis internal, karyawan, dan kondisi
lingkungan kerja.
6. Perkembangan konsep Manajemen SDM berawal dari konsep administrasi
personalia (personnel administration) kemudian berkembang menjadi
manajemen personalia (personnel management), dan akhirnya menjadi
manajemen sumber daya manusia (human resource management).
28
Manajemen Sumber Daya Manusia
Pertanyaan Latihan
KASUS :
MANAJEMEN SDM DALAM PERSPEKTIF BISNIS
Saat Perumtel (sekarang PT Telkom) dipimpin oleh Ir. Cacuk Sudaryanto pada tahun
1988, banyak masalah yang menuntutnya segera ditangani. Komplain konsumen
terhadap buruknya pelayanan, hampir menjadi berita hangat diberbagai media
massa setiap harinya. Padahal jumlah karyawan pada saat itu mencapai 46 ribu orang
dengan 900 ribu satuan sambungan. Sebelum berubah status menjadi Perseroan
pada tahun 1991, BUMN ini hanya mampu memasang 300 ribu satuan sambungan
selama satu Pelita. Bandingkan dengan sambungan telepon di Negara lain yang saat
itu dapat tumbuh rata-rata 20-30% per tahun.
Salah satu permasalahan yang harus dihadapi dalam bidang Manajemen Sumber
Daya Manusia adalah struktur SDM perusahaan berbentuk bawang Bombay. Dari
46.000 orang karyawan perusahaan pada tahun 1988 yang berpendidikan Doktor (S3)
hanya ada 1 orang, tidak ada satu orangpun yang berpendidikan Magister (S2),
berpendidikan Sarjana (S1) 750 orang, berpendidikan Diploma (D3) 240 orang dan
selebihnya atau sekitar 45.000 orang berpendidikan SLTA ke bawah.
Menghadapi realitas ini hanya ada satu kata dalam pikiran Cacuk yaitu melakukan
perubahan (change). Agar perubahan yang diinginkan bergerak lebih cepat, Cacuk
sangat menyadari pentingnya peningakatan kualitas SDM. Struktur bawang Bombay
harus dirubah menajdi piramida. Caranya dengan memberikan kesempatan kepada
karyawan terbaik untuk melanjutkan pendidikan di dalam dan luar negeri.
Rekrutmen untuk jenjang pendidikan Sarjana mulai dijalankan. Bahkan Telkom
kemudian mendirikan perguruan tinggi yang saat ini kita kenal sebagai Sekolah Tinggi
Teknologi Telkom (STT Telkom). Hasilnya hanya dalam tempo kurang dari empat
tahun, struktur bawang Bombay sedikit demi sedikit sudah berubah menjadi struktur
piramida. Saat Cacuk lengser dari Telkom pada tahun 1992, beberapa karyawan telah
meraih gelar Doktor, 200 orang meraih Magister, dan 3000 orang meraih Sarjana.
29
Manajemen Sumber Daya Manusia
Cacuk menyadari bahwa semangat perubahan harus tetap terpelihara. Untuk itu
suasana kerja yang kondusif harus terus diciptakan. Berbagai bentuk pelatihan dan
seminar diadakan. Kursus kepemimpinan denan peserta dari setiap wilayah
dilaksanakan. Berbagai pakar dan fasilitator dihadirkan dalam perusahaan. Hasil
kegiatan ini menghasilkan para agen perubahan (change agents) perusahaan di
wilayah kerja masing-masing. Supaya cara kerja yang lama berubah, maka setiap
kantor cabang didorong untuk melakukan inovasi (innovation) dan iklim kompetisi
serta dilakukan teleconference setiap minggu secara terbuka dengan semua kantor
cabang untuk memonitor perkembangan dan apa saja yang telah dilakukan serta
rencana-rencana perubahan.
Hasil dari masa kepemimpinan Cacuk yang relatif singkat (1988-1992) PT Telkom telah
memiliki 3,5 juta satuan sambungan dengan kualitas pelayanan yang jauh lebih baik.
Pertanyaan :
1. Apakah yang menjadi permasalahan pada cerita di atas dalam kaitannya dengan
SDM?
2. Fungsi Manajemen SDM manakah yang terkait dengan permasalahan di atas ?
3. Faktor lingkungan apa saja yang mempengaruhi manajemen SDM ?
4. Apa pembelajaran yang dapat Anda ambil dari cerita di atas?
JURNAL :
MANAJEMEN SDM DALAM PERSPEKTIF BISNIS
30
Manajemen Sumber Daya Manusia
Sumber: Jurnal Ekonomika, September 2012, Volume III, Nomor 6, halaman 35 s.d 46.
PERMAINAN:
MEMBANGUN KERJASAMA TIM
Tujuan : Melatih bagaimana pentingnya komunikasi antara anggota tim. Fungsi SDM
harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi baik dengan orang-orang
dalam fungsi Manajemen SDM itu sendiri maupun dengan orang-orang dari
fungsi manajemen lainnya dalam organisasi. Komunikasi yang terjalin
dengan baik akan memberikan outcomes yang baik.
Langkah-langkah :
1. Peserta dibagi dalam kelompok kecil (5 orang) dan setiap anggota kelompok
31
Manajemen Sumber Daya Manusia
Bahan Diskusi :
1. Berapa kelompok yang mampu menghasilkan gambar yang utuh dan jelas?
2. Bagaimana seharusnya proses yang ditempuh agar hasil kerja bersama itu
memuaskan semua orang dalam kelompoknya ?
32
Manajemen Sumber Daya Manusia
Bab II
Lingkungan Manajemen
Sumber Daya Manusia
TUJUAN BAB:
Keberadaan suatu organisasi sebagai sistem yang terbuka (open system) termasuk
departemen SDM tidak lepas dari tantangan faktor lingkungan yang mem-
pengaruhinya baik secara langsung maupun tidak langsung. Faktor lingkungan
mempengaruhi kinerja organisasi, baik yang berupa faktor lingkungan internal
maupun faktor lingkungan eksternal organsasi. Faktor lingkungan internal
merupakan faktor-faktor dari dalam organisasi yang mempengaruhi organisasi dan
merupakan faktor yang dapat dikendalikan oleh organisasi (controllable factors),
sedangkan faktor lingkungan eksternal merupakan faktor-faktor yang berasal dari
luar organisasi yang mempengaruhi organisasi dan merupakan faktor yang tidak
dapat dikendalikan (uncontrollable factors).
Bagi para manajer dan departemen sumber daya manusia yang merespon perubahan
lingkungan secara proaktif, perlu untuk memberikan perhatian dan kepedulian
terhadap perubahan lingkungan eksternal antara lain lingkungan demografi, nilai
budaya dan norma sosial, teknologi, ekonomi, pemerintahan, tuntutan
profesionalisme, tuntutan dunia internasional, dan kondisi geografis, juga terhadap
lingkungan internal yaitu lingkungan organisasional di mana perusahaan beroperasi.
33
Manajemen Sumber Daya Manusia
Organisasi modern berada pada suatu lingkungan yang berubah yang penuh dengan
tantangan di mana organisasi dan departemen SDM hanya memiliki pengaruh yang
kecil terhadap lingkungan. Tantangan-tantangan dari faktor lingkungan ini mem-
pengaruhi jalannya organisasi dan mempengaruhi berbagai kebijakan dan praktik
organisasi baik yang bersifat internal maupun eksternal. Pokok pembahasan dalam
bab ini adalah mengenai pengaruh faktor lingkungan terhadap manajemen sumber
daya manusia dalam organisasi. Lingkungan manajemen sumber daya manusia dapat
dijelaskan pada Gambar berikut:
LINGKUNGAN EKSTERNAL
Pertimbangan Legal Pasar Tenaga Kerja
LINGKUNGAN INTERNAL
Pemasaran Operasi
Peristiwa
Tidak
Terduga
Pengembangan
Penyediaan Sumber Daya
Staf Manusia
Manajemen
Hubungan Masyarakat
S umber D aya
Kekaryawanan Manusia Kompensasi
Teknologi dan Perburuhan
Keselamatan
dan
Kesehatan
Area
Fungsional
Keuangan
Lainnya
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa terdapat lingkungan eksternal yang
mempengaruhi manajemen sumber daya manusia seperti pertimbangan legal, pasar
tenaga kerja, peristiwa tidak terduga, teknologi, pelanggan, persaingan, pemegang
saham, serikat pekerja, dan masyarakat. Sedangkan lingkungan internal yang
mempengaruhi manajemen SDM dapat berupa pemasaran, keuangan, operasi, dan
area fungsional lainnya dalam organisasi terkait dengan aktivitas penyediaan staf,
hubungan karyawan dan perburuhan, keselamatan dan kesehatan kerja, kompensasi,
pengembangan sumber daya manusia, dan lain sebagainya.
34
Manajemen Sumber Daya Manusia
Pengertian Lingkungan
Manajemen Sumber Daya Manusia
Para ahli manajemen sumber daya manusia (MSDM) memberikan berbagai macam
definisi/pengertian mengenai lingkungan manajemen sumber daya manusia, yaitu
sebagai berikut:
"Environmental influences are those factors outside the organization that directly
affect HRM operation." David A. De Cenzo & Stephen P. Robbins. Sedangkan
Mondy menyatakan "Many related factors affect human resource management
(HRM). Such factors are part of either the firm's external environment or its
internal environment".
Dari konsep definisi dan pengertian yang diungkapkan oleh para pakar tersebut maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan manajemen SDM didefinisikan sebagai
serangkaian faktor yang mempengaruhi kinerja dari fungsi-fungsi/aktivitas-aktivitas
manajemen sumber daya manusia yang terdiri dari faktor-faktor internal yang
bersumber dari dalam organisasi maupun faktor-faktor eksternal yang bersumber
dari luar organisasi. Faktor-faktor internal meliputi sistem organisasi, serikat kerja,
budaya/karakter organisasi, dan konflik-konflik internal antara pemilik/pemegang
saham dengan karyawan. Sedangkan faktor-faktor eksternal meliputi perubahan
teknologi, ekonomi, pemerintah, nilai-nilai budaya dan norma-norma sosiai
masyarakat, struktur demografi, tuntutan profesi, pengaruh internasional, dan
kondisi geografis.
35
Manajemen Sumber Daya Manusia
36
Manajemen Sumber Daya Manusia
Perbedaan kinerja manajemen SDM juga dipengaruhi oleh faktor nilai budaya dan
norma sosial. Nilai budaya dan norma sosial berkaitan dengan sikap dan kepercayaan
ekonomi, sosiai, politik, pendidikan, dan hukum. Nilai budaya dan norma sosial
sangat berkaitan terhadap kesukuan, agama, status sosial, dan latar belakang
pengalaman karyawan. Faktor nilai budaya dan norma sosial ini dapat memper-
mudah maupun mempersulit kinerja manajemen SDM terutama yang bergerak di
negara asing. Faktor-faktor nilai budaya dan norma sosial yang berpengaruh terhadap
manajemen SDM dapat diuraikan sebagai berikut:
• Sikap kerja, merupakan faktor eksternal yang berpengaruh dalam bentuk persepsi
dan sikap karyawan terhadap pekerjaan, sehingga organisasi perlu untuk
memotivasi dalam bentuk pemberian libur panjang, frekuensi libur, dan jadwal
kerja non-tradisional. Perubahan pola pernikahan akan berpengaruh terhadap
tunjangan-tunjangan karyawan yang akan mempengaruhi sikap karyawan dalam
bekerja. Penggunaan obat-obatan terlarang dan kebebasan seksual juga akan
berdampak terhadap manajemen SDM. Dalam banyak perusahaan bagi karyawan
baru perlu diberikan tes bebas dari obat-obatan terlarang dan juga terbebas dari
HIV-AIDS, mengingat departemen SDM bertanggung jawab terhadap sikap kerja
karyawan dan jaminan rasa aman dalam bekerja.
• Tingkat partisipasi wanita dalam bekerja, merupakan faktor eksternal yang harus
mendapat perhatian manajemen SDM pada organisasi. Perubahan nilai-nilai dan
peraturan hukum memiliki kontribusi yang besar terhadap tingkat partisipasi
wanita dalam bursa kerja yang menciptakan berbagai implikasi yang bervariasi
bagi manajemen SDM.
• Keagamaan, merupakan faktor yang sangat penting menentukan nilai budaya dan
norma sosial, mengingat faktor agama sangat berperan terhadap kepercayaan
karyawan terhadap perilaku kerja yang dianutnya termasuk cara pandang
terhadap keberadaan organisasi.
• Kasta atau suku bangsa khusus, merupakan faktor yang berpengaruh juga
terhadap perilaku kerja seseorang berkaitan dengan nilai budaya dan norma sosial
yang dianutnya. Pada organisasi yang mempekerjakan karyawan multi ras, maka
faktor ini perlu mendapat perhatian khusus bagi manajemen SDM.
Faktor demografi suatu negara dapat mempengaruhi fungsi manajemen SDM dan
kinerja organisasi melalui tingkat komposisi demografi masyarakat dimana organisasi
beroperasi, yang mehputi tingkat pendidikan, ras, usia, jenis kelamin, persentase
kontribusi populasi masyarakat terhadap kinerja organisasi, dan berbagai
karakteristik demografi lainnya. Perubahan lingkungan eksternal sebagai akibat
desakan faktor demografi terhadap manajemen SDM biasanya dapat diketahui lebih
dahulu, berjalan lambat, dan dapat diukur dengan baik. Sebagai contoh perubahan
tingkat pendidikan masyarakat meningkat dengan kecenderungan yang lambat dan
memiliki dampak yang signifikan terhadap aktivitas-aktivitas manajemen SDM,
seperti pada aktivitas penarikan (recruitment) dan seleksi (selection) karyawan.
Pertumbuhan yang lambat dan tenaga kerja pada negara berkembang dapat
mengakibatkan perusahaan hanya memiliki kelompok kecil pelamar.
37
Manajemen Sumber Daya Manusia
Faktor teknologi merupakan faktor penentu yang cukup penting terhadap organisasi
dan fungsi-fungsi manajemen SDM. Faktor teknologi mempengaruhi alat yang
tersedia dan keahlian yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan. Sebagian
besar organisasi telah menghadapi masalah sumber daya manusia yang berkaitan
dengan komputerisasi yang meluas. Komputerisasi dianggap sebagai pengangguran
besar-besaran yang telah mengkaryakan ribuan karyawan baik langsung maupun
tidak langsung. Kemajuan teknologi cenderung menyebabkan pengurangan
karyawan di satu pihak, namun juga penambahan karyawan di lain pihak. Para
manajer dan departemen SDM membutuhkan informasi terinci dalam jumlah besar.
Kualitas keputusan-keputusan SDM tergantung pada kualitas sistem informasi yang
diterima oleh departemen SDM. Banyak aktivitas SDM didukung oleh sistem data
base yang dimiliki oleh departemen SDM. Sistem informasi departemen SDM
diperlukan dalam menjawab berbagai pertanyaan mengenai tugas-tugas dan
tanggung jawab dari setiap pekerjaan dalam organisasi, daftar keahlian yang dimiliki
oleh setiap karyawan, kebutuhan SDM di masa depan, pengolahan kuesioner
mengenai karyawan, absensi para karyawan, dan lain sebagainya. Departemen SDM
sangat bergantung pada sistem informasi yang berbasis komputer yang menyimpan
data terinci mengenai kondisi karyawan, pekerjaan-pekerjaan, hukum-hukum,
serikat kerja, kecenderungan ekonomi, dan faktor-faktor internal dan eksternal. Hal
terpenting dari sistem informasi manajemen SDM adalah bagaimana departemen
SDM menjamin kerahasiaan data pribadi karyawan.
38
Manajemen Sumber Daya Manusia
RANGKUMAN
39
Manajemen Sumber Daya Manusia
Pertanyaan Latihan
JURNAL :
Lingkungan Manajemen SDM
Oleh
Atik Rochaeni
Salah satu agenda penting reformasi di Indonesia dalam merespon atas krisis yang
terjadi adalah bagaimana mengembangkan sumber daya manusia yang mampu
menjawab tantangan ke depan. Hal ini menuntut kepekaan terhadap perubahan-
perubahan internal maupun eksternal di level nasional maupun global.
Dalam pengembangan SDM ini tentu dilakukan secara terencana dan ber-
kesinambungan untuk meningkatkan kompetensi pegawai dan kinerja organisasi
melalui program pelatihan, pendidikan, dan pengembangan. Pendekatan mutu
modal manusia (human capital quality) menekankan fungsi manusia (pegawai)
sebagai faktor penentu keberhasilan organisasi yang amat penting selain modal
finansial, teknologi, material. Lemahnya kemampuan mutu SDM akan membawa
implikasi pada kemampuan berprestasi, daya kreasi, dan keberlangsungan suatu
organisasi dalam menghadapi era kompetisi dan tantangan global.
Sumber : Jurnal Manajemen dan Sistem Informasi, ISSN: 1412-6613, Januari 2008, Volume 6,
No. 12.
40
Manajemen Sumber Daya Manusia
Kasus :
Lingkungan Manajemen Sdm
Budi Susanto adalah manajer sumber daya manusia dari sebuah perusahaan yang
bergerak dalam bidang penyedia peralatan kantor. Penjualan secara terus-menerus
meningkat selama beberapa tahun terakhir, dan perusahaan baru saja memasang
beberapa peralatan baru untuk meningkatkan produktivitas. Peralatan baru tersebut
memungkinkan perusahaan untuk memproduksi lebih banyak dengan jumlah
karyawan yang sama. Perusahaan mempunyai sistem upah di mana karyawan akan
menerima upah per potong bagi tiap unit yang diproduksi di atas jumlah standar. Top
manager ingin menyesuaikan kembali standar-standar produksi untuk mencermin-
kan fakta bahwa peralatan kerja yang baru tersebut memungkinkan karyawan untuk
menerima penambahan pendapatan tanpa harus bekerja lebih keras. Tabungan yang
diperoleh dari produktivitas yang lebih tinggi diperlukan untuk membantu membayar
peralatan baru tersebut.
Budi mengadakan pertemuan dengan lima belas orang karyawannya sejam sebelum
berakhirnya hari kerja. la mempunyai janji untuk bertemu dengan manajer
pengendalian kualitas. Masalah-masalah kualitas telah bertambah setelah alat-alat
baru tersebut terpasang, dan para insinyur teknik industri telah mempelajari masalah
tersebut dalam upaya untuk menentukan mengapa kualitas menjadi lebih buruk dan
bukan menjadi lebih baik.
Setelah Budi mendengar hasil rekomendasi dari para karyawannya, ternyata mereka
merekomendasikan untuk tetap mempertahankan standar yang sama. Juru bicara
dari kelompok karyawan tersebut menjelaskan bahwa upah dasar mereka tidak
sesuai dengan tingkat inflasi dan upah insentif yang lebih tinggi diperlukan untuk
memperbaiki pendapatan riil mereka.
Pertanyaan:
1. Faktor lingkungan apakah yang mempengaruhi manajemen SDM ?
2. Apakah yang harus dilakukan Budi untuk menyelesaikan masalah tersebut ?
PERMAINAN:
LINGKUNGAN MANAJEMEN SDM
41
Manajemen Sumber Daya Manusia
Langkah-langkah :
1. Peserta dibagi dalam kelompok kecil (3 orang). Yang berperan sebagai A, B, dan C.
2. Setiap kelompok mendiskusikan kasus yang diberikan.
3. Setiap perwakilan kelompok mempresentasikan hasil keputusannya dan
kelompok lain memberikan tanggapan atas keputusan tersebut.
Bahan Diskusi :
PT Andalan Produk adalah sebuah perusahaan manufaktur produk/barang konsumsi.
Perusahaan tersebut hanya mempunyai satu jenis produk, namun tiga merek yaitu
merek Premium, merek Standar, dan merek Ekonomi. Kentungan perusahaan tidak
begitu baik selama dua tahun terakhir dan cenderung tidak ada peningkatan. A
sebagai Direktur Utama dari PT Andalan Produk bertekad untuk mencari cara-cara
untuk memperbaiki keuntungan perusahaan tersebut. A sangat prihatin mengenai
penurunan tingkat penjualan dari merek Ekonomi. PT Aneka Produk sebagai pesaing
sedang membuat serangan atas pangsa pasar PT Andalan Produk dengan
menawarkan produk dengan keunggulan yang sama tetapi harga lebih murah.
Kemudian A menanyakan kepada B sebagai Direktur Produksi untuk mencari cara-
cara mengurangi biaya produksi PT Andalan Produk. C sebagai Direktur Pemasaran
menetapkan target penjualan 20% untuk tahun mendatang. Strateginya adalah
dengan mempromosikan merek Premium dari PT Andalan Produk yang menghasilkan
margin laba paling tinggi. Dana-dana pemasaran dialihkan dari kedua merek lainnya
ke merek Premium. Mengantisipasi penjualan dari merek Ekonomi yang menurun, B
menetapkan target tahun mendatang dengan mengurangi biaya produksi untuk
merek ekonomi tersebut sebesar 10%. Ketika terjadi pesanan untuk merek Premium
yang tiba-tiba meningkat, Departemen produksi tidak dapat memenuhi permintaan
tersebut. Terjadilah penundaan-penundaan yang lama dan tingkat penjualan hilang
beralih pada pesaing. Sasaran keuntungan yang ditetapkan oleh C untuk merek
Premium tidak tercapai, sedangkan tingkat penjualan dari merek Ekonomi tetap
sama karena produk dengan merek Ekonomi bukan prioritas bagi Departemen
penjualan.
Pertanyaan:
1) Kesalahan apa yang diperbuat oleh ketiga eksekutif tersebut?
2) Apa yang harus anda lakukan guna mengatasi kesalahan tersebut sesuai dengan
peran anda sebagai A, B, dan C?
42
Manajemen Sumber Daya Manusia
Bab III
Perencanaan
Sumber Daya Manusia
TUJUAN BAB:
Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang terdapat dalam
organisasi. Timbulnya kebutuhan akan profesionalisme untuk membantu organisasi
dalam melaksanakan tujuannya menunjukkan semakin berperannya sumber daya
manusia dalam mencapai keberhasilan organisasi dan semakin meningkatnya
perhatian terhadap manajemen SDM. Para manajer memberikan perhatian penting
kepada ketersediaan kemampuan-kemampuan dan keahlian-keahlian yang
dibutuhkan dalam rangka pertumbuhan bisnis, kualitas kemampuan manajerial, dan
pengendalian terhadap biaya-biaya yang berhubungan dengan pengelolaan sebagian
besar karyawan yang memiliki kemampuan tinggi. Hal ini dilatarbelakangi oleh:
• Kurangnya kemampuan teknis yang diperlukan bagi staf tertentu, yang ditujukan
untuk perluasan/ekspansi bisnis seperti misalnya ketersediaan tenaga insinyur
teknik perminyakan.
• Kekurangan para manajer yang berpengalaman dan memiliki wawasan yang luas,
baik dalam mengelola operasi-operasi baru maupun pengembangan dengan
investasi modal yang besar, dan mempertinggi tanggung jawab para eksekutif
senior.
• Pelaksanaan pengurangan atas biaya-biaya yang penting, seperti biaya karyawan
dan pemutusan hubungan kerja, menempatkan karyawan ke berbagai tempat
43
Manajemen Sumber Daya Manusia
yang jauh, pengadaan karyawan yang memiliki kemampuan tinggi pada berbagai
tingkatan gaji, dan berbagai tindakan manajemen SDM. Biaya-biaya karyawan
merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan.
• Tingkat permintaan/kebutuhan terhadap karyawan akan berdampak terhadap
praktik-praktik manajemen dalam bentuk program-program pengadaan
karyawan dan berbagai biaya yang berhubungan dengan penempatan karyawan
yang tidak diskriminatif.
• Peningkatan produktivitas khususnya bagi karyawan tingkat manajerial dan
profesional. Pengawasan terhadap pekerjaan baik sebelum maupun sesudah
penilaian kinerja/ prestasi kerja akan menjadi pertimbangan agar tetap mampu
berkompetisi.
• Ketersediaan kesempatan-kesempatan karir dan lingkungan kerja yang mampu
menarik, memotivasi, dan mempertahankan kualitas kemampuan yang
dibutuhkan.
Perencanaan SDM merupakan bagian yang penting dalam manajemen SDM dan
sebagai kontributor pada proses perencanaan strategis organisasi, mengingat
perencanaan SDM tidak hanya membantu organisasi dalam menentukan sumber
daya manusia yang diperlukan untuk mencapai tujuan, tetapi juga menentukan apa
yang benar-benar dapat dicapai dengan sumber daya manusia yang tersedia.
Bermula dari perencanaan SDM, maka ketersediaan karyawan dapat diprediksi
sebelumnya. Hal ini akan sangat menguntungkan organisasi karena mengurangi
unsur ketidakpastian di masa depan.
Agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik, dibutuhkan sumber daya manusia
yang memenuhi syarat-syarat dan kriteria organisasi. Dari semua kriteria tersebut
diharapkan akan terbentuk sumber daya manusia yang produktif yang berguna
terhadap pencapaian tujuan organisasi. Manajemen yang baik akan cepat tanggap
dalam memenuhi kebutuhan karyawan yang memiliki kemampuan dari keinginan
untuk melaksanakan program-program organisasi. Untuk mengatasi kebutuhan-
kebutuhan tersebut, maka diperlukan perencanaan sumber daya manusia. Hal ini
diperlukan untuk memastikan bahwa mereka mempunyai karyawan yang benar pada
saat yang tepat untuk melaksanakan rencana organisasi.
44
Manajemen Sumber Daya Manusia
Perencanaan SDM merupakan fungsi manajemen SDM yang lebih dituntut untuk
dapat berperan aktif dalam organisasi besar dari pada organisasi kecil, mengingat
perencanaan SDM akan merupakan fungsi yang kompleks dalam bentuk:
• Mengintegrasikan kebutuhan-kebutuhan strategis dengan tingkatan-tingkatan
penempatan karyawan tertentu.
• Meningkatkan pemanfaatan/utilitas sumber daya manusia.
• Memadukan aktivitas-aktivitas SDM dengan tujuan-tujuan organisasi di masa
depan dengan efektif.
• Mencapai tingkat ekonomis dalam mempekerjakan karyawan-karyawan baru.
• Memperluas basis informasi SDM untuk membantu aktivitas-aktivitas SDM
lainnya dan unit-unit organisasi lainnya.
• Memenuhi kebutuhan-kebutuhan utama organisasi terhadap pasar tenaga kerja
lokal dengan lebih baik.
• Mengkoordinasikan program-program SDM yang berbeda, seperti antara rencana
kerja yang disetujui organisasi dengan kebutuhan dalam mempekerjakan
karyawan
Dalam organisasi besar, perencanaan SDM akan membuat organisasi bekerja dengan
lebih efektif melalui berbagai fungsi SDM dan memperoleh lebih banyak manfaat
daripada organisasi kecil. Walau bagaimanapun, perencanaan SDM sangat berguna
bagi para ahli SDM baik dalam organisasi besar maupun kecil.
45
Manajemen Sumber Daya Manusia
2. Penggunaan (utilization) sumber daya manusia yang ditinjau dari segi biaya
adalah efektif dan efisien.
3. Penawaran (supply) sumber daya manusia yang dimanifestasikan dalam jumlah
karyawan saat ini (penawaran internal) dan sejumlah lamaran eksternal kepada
organisasi (penawaran eksternal).
Alur berpikir dalam perencanaan sumber daya manusia dapat dijelaskan dalam
gambar berikut ini:
Gambar 3.1
Alur Berpikir Perencanaan
Sumber Daya Manusia
46
Manajemen Sumber Daya Manusia
Mengingat akan pentingnya fungsi perencanaan SDM dalam manajemen SDM, maka
pokok bahasan dalam modul ini adalah mengenai perencanaan SDM dalam
mengestimasi kebutuhan SDM di masa depan dan menggunakan metode-metode
peramalan dalam memperoleh sumber daya manusia yang potensial untuk
memenuhi lowongan-lowongan kerja dalam organisasi. Para ahli manajemen sumber
daya manusia (MSDM) memberikan berbagai macam definisi/pengertian mengenai
perencanaan sumber daya manusia. Mondy (2010), menyatakan bahwa "Human
resource planning is the process of systematically reviewing human resource
requirements to ensure that the required number of employees, with the required
skills, are available when they are needed." Robbins (2007), menyatakan "Human
resource planning is the process by which managers ensure that they have the right
personnel, who are capable of completing those tasks that help the organization
reach its objectives".
Dari konsep definisi dan pengertian yang diungkapkan oleh para pakar tersebut,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan SDM (human resource planning)
merupakan fungsi pertama dalam manajemen SDM dan sebagai bagian dari fungsi
perencanaan strategis organisasi yang didefinisikan sebagai suatu proses sistematis
dan berkesinambungan dalam menentukan kebutuhan SDM di masa depan baik
kuantitas maupun kualitas pada waktu yang lepat, posisi yang tepat, melakukan
berbagai pekerjaan yang tepat, dalam jangka panjang guna mengantisipasi
perubahan lingkungan dan organisasi serta meminimasi biaya dalam rangka
pencapaian tujuan individu dan organisasi.
Suatu perencanaan SDM secara mendasar mencakup enam aspek yang harus
diperhatikan oleh manajemen yaitu:
1. Aspek kuantitas SDM yang tepat
2. Aspek kualitas SDM yang tepat
3. Aspek waktu, posisi/penempatan, perilaku bekerja yang tepat
4. Aspek perhatian terhadap tujuan individu maupun organisasi yang tepat.
5. Aspek perubahan lingkungan dan organisasi.
6. Aspek minimasi biaya.
47
Manajemen Sumber Daya Manusia
menggunakan model yang sama melalui investasi terhadap fasititas baru, promosi
pemasaran, atau alat-alat keuangan. Aktivitas SDM menggunakan input berupa
uang, waktu, material, dan keterlibatan karyawan. Penggunaan input tersebut
untuk menciptakan pengalaman bagi karyawan atau untuk melakukan perubahan
terhadap hubungan dengan organisasi. Aktivitas kompensasi menggunakan uang
dan manajemen waktu untuk melakukan perubahan antara perilaku karyawan
dengan balas jasanya. Aktivitas pelatihan menggunakan uang, waktu pelatihan,
dan bahan-bahan pelatihan untuk menciptakan pengalaman dalam meningkat-
kan keahlian, kemampuan, dan motivasi peserta.
3. Mengantisipasi dan menghadapi perubahan-perubahan tuntutan kerja/
perubahan-perubahan sumber daya manusia yang tersedia. Perencanaan SDM
dapat meningkatkan proses perencanaan bisnis secara keseluruhan.
4. Memenuhi kriteria sumber daya manusia di masa datang yang berasal dari
sumber internal. Perencanaan SDM dapat menjadi suatu bentuk perhatian yang
besar dari manajemen SDM terhadap berbagai tingkatan manajerial dalam
organisasi.
5. Memastikan bahwa kesempatan yang sama dalam hal promosi dan
pengembangan akan berlaku bagi semua karyawan. Perencanaan SDM dapat
menjadi dasar bagi pengembangan kemampuan karyawan yang dirancang untuk
mencapai pemanfaatan karyawan secara optimum dalam organisasi melalui
pemberian kesempatan yang lebih luas bagi wanita dan golongan minoritas dalam
perkembangan organisasi di masa depan, dan mengidentifikasi kebutuhan
terhadap program pelatihan dan pengembangan secara khusus dalam rangka
meningkatkan keahlian di masa depan.
6. Mengontrol biaya SDM dan mengantisipasi secara efektif bila terdapat biaya
karyawan yang baru muncul. Pengurangan biaya kepegawaian disebabkan karena
kemampuan manajemen untuk mengantisipasi kekurangan dan atau kelebihan
karyawan dan mengoreksi ketidakseimbangan sebelum menjadi tak terkendali
dan mengeluarkan biaya yang cukup besar.
7. Mengintegrasikan seluruh aktivitas manajemen SDM. Berbagai perbedaan dalam
aktivitas SDM harus dapat diintegrasikan untuk mempertinggi nilai SDM.
48
Manajemen Sumber Daya Manusia
Banyak teknik yang digunakan dalam perencanaan SDM, namun perencanaan SDM
bukan merupakan bagian dari suatu teknik tertentu. Kapasitas perencanaan SDM
adalah untuk membantu para manajer dalam mengantisipasi dan memenuhi
berbagai perubahan kebutuhan yang berhubungan dengan akuisisi, pengembangan,
dan penggunaan karyawan secara maksimal.
49
Manajemen Sumber Daya Manusia
Perencanaan secara umum diterima sebagai suatu hal yang sangat penting terhadap
efektivitas manajemen dalam sebagian besar organisasi dewasa ini. Selama beberapa
dekade yang lain, perusahaan-perusahaan telah menerapkan proses yang sistematik
dalam menetapkan keputusan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, kebutuhan
sumber daya, dan aturan-aturan operasional. Perencanaan bisnis atau perencanaan
strategis diartikan sebagai suatu perencanaan yang berorientasi kepada perubahan
tujuan bisnis dan sangat mempengaruhi bisnis. Sumber daya alam, kapasitas
teknologi, hak paten dan produk, posisi dan pangsa pasar, serta modal keuangan
merupakan keseluruhan pertimbangan dalam perencanaan bisnis/strategis.
Perencanaan bisnis mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Merumuskan tujuan-tujuan dan pernyataan-pernyataan mengenai identitas
maupun sasaran-sasaran untuk skala perusahaan maupun regional.
2. Memilih bauran bisnis yang dapat mendukung keseluruhan operasi yang
mencerminkan keseluruhan tujuan dan konsep identitas perusahaan.
3. Menentukan struktur, proses, dan saling keterkaitan dalam organisasi
sehubungan dengan pilihan bauran bisnis.
4. Mengembangkan strategi-strategi tertentu untuk pencapaian tujuan dan
dukungan terhadap bauran bisnis dan struktur organisasi yang ada.
5. Membentuk program-program yang merupakan alat kendali pelaksanaan
strategi.
50
Manajemen Sumber Daya Manusia
Berikut ini adalah daftar kegiatan dalam perencanaan SDM yang merupakan bagian
pekerjaan dari seorang profesional/ahli perencanaan SDM. Setiap kegiatan
merupakan suatu bagian dari suatu pekerjaan.
1. Merumuskan strategi-strategi Sumber Daya Manusia
2. Mengusulkan tujuan dan sasaran bagi perencanaan SDM
3. Mengusulkan pendekatan-pendekatan atau strategi-strategi
4. Memperoleh persetujuan dan dukungan terhadap strategi-strategi
5. Menentukan sumber daya dan persyaratan implementasi yang berhubungan
dengan sumber daya
6. Menentukan prioritas-prioritas mengelola hubungan dengan para manajer
7. Membangun dan menjaga hubungan kerja yang baik dengan para manajer
sebagai klien.
8. Membuat format presentasi-presentasi untuk memperoleh dukungan
manajemen bagi program-program dan proyek-proyek tertentu.
9. Menjelaskan rekomendasi-rekomendasi untuk memperoleh persetujuan bagi
program/proyek tersebut.
10. Mengkonsultasikan dengan para manajer mengenai metode-metode dan aplikasi
-aplikasi perencanaan SDM.
51
Manajemen Sumber Daya Manusia
Dalam perencanaan sumber daya manusia diperlukan audit jabatan dan kompetensi
yang meliputi pertanyaan seputar:
Apa saja jabatan yang ada saat ini ?
1) Berapa banyak karyawan pada setiap posisi jabatan saat ini?
2) Seberapa penting jabatan yang ada saat ini ?
3) Jabatan apa saja yang akan dibutuhkan dalam mengimplementasikan strategi
organisasi di masa depan?
4) Apa karakteristik jabatan yang perlu diantisipasi?
Metode Kuantitatif:
1) Proyeksi trend (trend projection)
2) Model ekonometrika (econometrics model)
Metode Kuantitatif:
1) Analisis perputaran karyawan ( turnover analysis
2) Analisis Markov (markov analysis)
Metode pendapat pakar (expert opinion) adalah metode yang menggali pendapat
para pakar di bidangnya guna meramalkan kebutuhan karyawan di masa mendatang.
Metode ini dapat dijelaskan dalam contoh berikut ini :
52
Manajemen Sumber Daya Manusia
Metode teknik delphi (delphi techniques) menggunakan input dari kelompok pakar.
Opini pakar dicari dengan menggunakan kuesioner terpisah dalam situasi
diramalkan. Opini pakar kemudian digabungkan dan dikembalikan kepada para pakar
untuk opini tanpa nama yang kedua. Proses ini akana berlangsung beberapa pakar
hingga pakar pada umumnya setuju pada satu penilaian. Metode ini dapat dijelaskan
dalam langkah-langkah berikut ini :
Pemimpin merumuskan
Kesepakatan bersama
53
Manajemen Sumber Daya Manusia
Metode teknik kelompok nominal (nominal group technique) berbeda dengan teknik
Delphi, membutuhkan pakar untuk bertemu secara langsung. Gagasan mereka
biasanya timbul secara bebas pada saat pertama kali, didiskusikan sebagai kelompok
dan kemudian disusun sebagai laporan. Metode ini dapat dijelaskan dalam langkah-
langkah berikut ini :
Peserta menuliskan semua masalah yang terjadi pada mereka, menjaga kerahasiaan
pribadi mereka saat ini. Kreativitas didorong selama tahap ini.
Pemimpin meminta setiap peserta untuk menyajikan masalah dan menulisnya di papan
tulis sampai semua ide-ide telah dicatat.
Peserta mendiskusikan satu sama lain berbagai ide yang ditulis tersebut, menjelaskan,
mengembangkan, dan mengevaluasinya sebagai sebuah kelompok.
Peserta memberikan peringkat ide-ide tersebut secara pribadi dalam suatu urutan
dan kesukaan mereka sendiri.
Peringkat tertinggi diantara peserta ini diadopsi sebagai hasil penilaian kelompok
Metode teknik proyeksi trend (trend projection) merupakan teknik regresi statistik
dengan cara membuat perbandingan statistik dari hubungan masa lampau diantara
berbagai faktor. Sebagai contoh adalah hubungan secara statistik antara penjualan
kotor dan jumlah yang akan dibutuhkan dan dengan menghitung rasio produktivitas
menghitung rata-rata jumlah unit yang diproduksi perkaryawan. Rata-rata ini
diaplikasikan untuk ramalan penjualan untuk menentukan jumlah karyawan yang
dibutuhkan. Metode ini dapat dijelaskan dalam uraian berikut ini :
54
Manajemen Sumber Daya Manusia
C Signifikansi
Aktivitas C1 (N=5) C2(N=56) C3 (N=7) C4 (N=3) C5 (N=2)
SDM Rata -rata Deviasi Rata -rata Deviasi Rata -rata Deviasi Rata -rata Deviasi Rata -rata Deviasi F p<
Standar Standar Standar Standar Standar
A 1,40 0,55 4,09 0,62 2,86 0,90 2,33 0,58 4,50 0,71 28,15 0,001
B 1,20 0,45 3,64 0,62 2,57 0,79 2,67 1,15 1,50 0,71 23,31 0,001
C 1,40 0,89 3,69 0,74 1,71 0,49 3,67 0,58 4,00 0,00 21,61 0,001
D 1,00 0,00 3,67 0,88 2,86 0,90 3,00 1,00 2,00 1,41 12,83 0,001
E 1,20 0,45 4,53 0,54 4,29 0,49 3,00 1,00 4,50 0,71 45,44 0,001
F 1,20 0,45 3,87 0,61 3,57 0,53 1,33 0,58 2,50 0,71 35,34 0,001
Catatan:
A = Menganalisis kebutuhan SDM saat ini dan yang akan datang
B = Menjamin bahwa setiap departemen memiliki rencana memperoleh dan
menggunakan SDM-nya di masa depan
C = Mengurangi turnover karyawan atau meningkatkan retensi karyawan
D = Memiki akses yang cepat dalam memperoleh informasi pasar tenaga kerja
secara akurat
E = Menyeleksi karyawan dengan kualitas terbaik
F = Memiliki sistem rekrutmen dan seleksi yang cepat, efisien, dan dengan biaya
yang efektif
Metode ketersediaan keahlian (skills inventory) ini dapat dijelaskan dalam uraian
berikut ini :
Metode bagan pergantian karyawan (replacement chart) ini dapat dijelaskan dalam
uraian berikut ini :
MANAGER
Budi A/1
ASSISTANT ASSISTANT
MANAGER I MANAGER II
55
Manajemen Sumber Daya Manusia
Keterangan: Nama-nama yang ada pada bagan merupakan kandidat yang akan
mengalami pergantian jabatan
A = Sedang dalam proses promosi
B = Membutuhkan pengembangan
C = Tidak dapat menduduki posisi jabatan saat ini karena tidak memenuhi
persyaratan Jabatan
1 = Kinerja diatas target
2 = Kinerja rata-rata
3 = Kinerja dibawah rata-rata yang masih dapat diterima
4 = Kinerja rendah dan tidak dapat diterima
Metode rencana suksesi (succession planning) ini dapat dijelaskan dalam uraian
berikut ini :
Characterhistice of Best-Practice
How Would You Rate Your Organization`s Succession
succession-Planning and Management
Planning and Management Program on the Characteristic?
Program
Succession-Planning Very Poor Poor Helther Poor Good Very Good
Your organization has successfuly...
Cheklist (1) (2) Not Good (2) (4) (5)
Congratulations. The succession planning and Okey. While your organization could make
improvements, you appear to have some of
50-40 management program in your organization
conforms with best
29-20 the major places in place for a succession
planning and management program
Total (add up the scores for items 1-10
and place in the box on the right)
Metode analisis perputaran karyawan (turnover analysis) ini dapat dijelaskan dengan
menghitung tingkat perputaran karyawan dengan rumus:
Jumlah karyawan berhenti bekerja dalam satu tahun x 100
Total jumlah karyawan dalam satu tahun
56
Manajemen Sumber Daya Manusia
Jika dalam satu tahun terdapat 25 orang karyawan yang berhenti bekerja baik karena
phk, mengundurkan diri maupun sakit permanen, sedangkan total jumlah karyawan
dalam satu tahun tersebut sebanyak 500 orang, maka tingkat turnover karyawan
adalah sebesar (25/500) x 100 = 5%.
RANGKUMAN
Pertanyaan Latihan
1. Apakah yang dimaksud dengan perencanaan manajemen SDM ?
2. Mengapa perencanaan manajemen SDM memiliki peranan penting bagi
organisasi?
3. Jelaskan mengapa perencanaan SDM yang efektif tersebut penting bagi
organisasi?
4. Jelaskan berbagai kegiatan yang dilakukan dalam merencanakan SDM nya
tersebut?
5. Jelaskan berbagai model peramalan kebutuhan SDM?
57
Manajemen Sumber Daya Manusia
JURNAL :
Perencanaan SDM
Oleh
Dewi Urip Wahyuni
Teman Koesmono
The purpose of this article is describe the problem of planning and development of human
resources based on the local wisdom to the culture aspects and motivations as an element in
industrial relations. Human resource development is needed on the short term and long term
to prepare the workforce that is able to perform its duties according to their competence.
Worker behavior is closely related to organizational culture and motivation. In addition, job
satisfaction make the drive to improve performance and organization culture as social glue is
used as the basis to implement industrial relations activities. In industrial relations should be
based on local wisdom through the elements of culture, motivation and able to change
employee behavior becomes stronger and more productive for the organization.
Key words: Human resource planning and development, culture, motivation, job satisfaction,
industrial relations.
Source: Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, ISSN 2087-1090, Vol.1, No. 1, April
2010, 11-26
Kasus :
Perencanaan SDM
Kasus 1:
Dunia bisnis di Indonesia telah melahirkan berbagai industri kreatif dalam bidang fashion
yang mewakili kemampuan kreatif dan manfaat dari masyarakat Indonesia. Tidak peduli
apa pun yang sedang terjadi di masyarakat, produk sepatu Creative senantiasa melahirkan
berbagai model sepatu yang imaginatif. Walaupun perusahaan memiliki masa-masa sulit
di tahun 2008-an, CEO-nya, Dikky Hadinata, membawa organisasi pada kondisi puncak
yang baru. Tidak pernah sebelumnya memiliki perusahaan yang berpengalaman seperti
menghasilkan berbagai keuntungan. Awal tahun 2014-an, produk sepatu Creative menjadi
semakin populer, dan tema-tema desain yang benar-benar baru menjadi semakin populer
dibandingkan sebelumnya. Dikky memiliki tim yang terdiri dari para eksekutif yang bekerja
sama untuk membawa kemakmuran bagi perusahaan. Termasuk dalam tim ini adalah
presiden dan kepala operasi perusahaan yaitu Kristian, dan kepala desain yaitu Willy.
58
Manajemen Sumber Daya Manusia
Masalah yang tidak terselesaikan berawal pada bulan April 2014. Kristian, tewas
akibat kecelakaan jatuhnya pesawat. Kemudian, pada bulan Juli 2014, Dikky
menjalani bedah gawat darurat bypass jantung. Berbagai pertanyaan timbul ke
permukaan mengenai siapa yang berwenang jika Dikky tidak melanjutkan karena
jatuh sakit, Siapa yang akan menggantikannya? Hal tersebut menjadi suatu
pertanyaan yang sulit bagi organisasi. Willy, sebagai pilihan yang jelas, telah pergi
dengan tiba-tiba. Tidak ada kandidat karyawan yang memiliki kompetensi
keahlian seperti Kristian dan Willy.
Menjadi perhatian bagi para pemegang saham dan investor, Creative harus segera
mengambil beberapa tindakan dan memberikan sejumlah nama pengganti
kepada Dikky. Tim yang membangun Creative menjadi kuat selama beberapa
tahun yang lalu dan memiliki segalanya kini telah menghilang.
Kasus 2:
Anda sebagai seorang manajer SDM di PD Setia Mandiri meramalkan penarikan
calon karyawan dengan rencana produksi. Dalam 1 bulan rencana produksi
sebanayak 375.000 unit dan proses produksi diperlukan waktu 15 menit per unit.
Dalam 1 bulan setiap karyawan bekerja selama 375 jam kerja. Berapa orang calon
karyawan yang diperlukan?
Kasus 3:
Pada kasus-kasus tertentu analisis dengan model markov dapat diterapkan, yang
berguna untuk menggambarkan dan melakukan prediksi perpindahan karyawan
internal. Anda diminta untuk menyelesaikan kasus pada PD Setia Mandiri berikut
ini:
59
Manajemen Sumber Daya Manusia
PERMAINAN:
Perencanaan SDM
Langkah-langkah :
1. Peserta dibagi dalam kelompok kecil (10 orang).
2. Setiap kelompok mencoba menyusun skill inventory untuk Pengurus Himpunan
Mahasiswa Program Studi
3. Setiap perwakilan kelompok mempresentasikan hasil keputusannya dan
kelompok lain memberikan tanggapan atas keputusan tersebut.
Bahan Diskusi :
1. Tentukan skills inventory apakah yang menjadi prioritas yang harus dimiliki oleh
Pengurus Himpunan Mahasiswa Program Studi
2. Tentukan siapa saja yang tergolong dalam kelompok Pengurus Himpunan
Mahasiswa Program Studi
3. Berikan penilaian dan analisis kebutuhan/permintaan terhadap Pengurus
Himpunan Mahasiswa Program Studi di lingkungan kampus saudara
60
Manajemen Sumber Daya Manusia
Bab IV
Analisis Jabatan
Bagian ini merupakan pondasi untuk memahami pentingnya analisis jabatan dalam
manajemen sumber daya manusia yang dapat mempengaruhi kinerja manajemen
sumber daya manusia/MSDM dalam suatu organisasi guna meraih tujuan-tujuan
stratejik organisasi guna memenangkan persaingan bisnis.
TUJUAN BAB:
Analisis jabatan diartikan sebagai suatu penentuan dan isi suatu jabatan yang
meliputi tugas, tanggung jawab, dan hubungan dengan jabatan lain dalam organisasi,
serta persyaratan yang dibutuhkan agar seseorang mampu melaksanakan tugas-
tugas dalam jabatan yang diembannya dengan baik. Melalui analisis jabatan akan
diperoleh berbagai ukuran yang merupakan dasar bagi kegiatan-kegiatan dalam
fungsi-fungsi manajemen SDM lainnya.
Para ahli manajemen sumber daya manusia (MSDM) memberikan berbagai macam
definisi/pengertian mengenai analisis jabatan, yaitu David deCenzo (2010)
menyatakan bahwa "Job analysis is a systematic exploration of the activities within a
job, It is technical procedure used to defined the duties, responsibilities, end
accountabilities of a job. Provides information about jobs currently being, done and
the knowledge, skills, and abilities that individual need to perform the jobs
adequately." Sedangkan Mondy (2010) menyatakan bahwa "Job analysis is the
systematic process of determining the skills, duties, and knowledge required for
performing spesific jobs in an organization.” Dari konsep definisi dan pengertian yang
diungkapkan oleh para pakar tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis
jabatan (job analysis) merupakan suatu proses yang sistematik untuk mengetahui
mengenai isi dari suatu jabatan (job content) yang meliputi tugas-tugas, pekerjaan-
61
Manajemen Sumber Daya Manusia
pekerjaan tanggung jawab, kewenangan, dan kondisi kerja, dan mengenai syarat-
syarat kualifikasi yang dibutuhkan (job requirements) seperti pendidikan, keahlian,
kemampuan, pengalaman kerja, dan lain-lain, agar seseorang dapat menjalankan
tugas-tugas dalam suatu jabatan dengan baik.."
62
Manajemen Sumber Daya Manusia
Dengan mengetahui pengertian dan tujuan analisis jabatan tersebut, maka dalam
melaksanakan suatu analisis jabatan harus dianalisis dua aspek dari suatu jabatan,
yaitu :
1. Aspek kegiatan pelaksanaan pekerjaan (job description), yaitu mengenai apa
yang sebenarnya dikerjakan oleh pemangku jabatan. Deskripsi jabatan berisi
mengenai: identifikasi jabatan (nama jabatan, departemen/bagian, hubungan
pelaporan, nomor/kode jabatan), tanggal analisis jabatan, ringkasan jabatan,
dan tugas-tugas yang dijalankan dalam jabatan.
2. Aspek persyaratan dari seorang pemangku jabatan (job specifications/job
qualifications/job requirements/minimum hire requirements), yaitu syarat-
syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pemangku jabatan agar dapat
melaksanakan tugas dan pekerjaannya dengan baik. Spesifikasi jabatan berisi
informasi: persyaratan pendidikan, pengalaman, sifat-sifat kepribadian, dan
kemampuan fisik.
63
Manajemen Sumber Daya Manusia
64
Manajemen Sumber Daya Manusia
Analisis Jabatan
Gambar 4.1
Pentingnya Analisis
Jabatan
Deskripsi Jabatan
Persyaratan
Nilai Jabatan Standar Kinerja
Jabatan
Rekrutmen
Perencanaan
SDM
Seleksi
Orientasi, Pelatihan,
Kompensasi Penilaian Kinerja dan Pengembangan
SDM
Penempatan SDM
65
Manajemen Sumber Daya Manusia
PEMERINGKATAN
ANALISIS JABATAN DESKRIPSI JABATAN EVALUASI JABATAN
JABATAN
(JOB ANALYSIS) (JOB DESCRIPTION) (JOB EVALUATION)
(JOB GRADING)
Gambar 4.2
Proses analisis jabatan
Sumber : Ivancevich, 2010
66
Manajemen Sumber Daya Manusia
Langkah dalam proses analisis jabatan (Ivancevich, 2007) dapat diuraikan sebagai
berikut:
Menentukan
Memilih Mengumpulkan
Mengkaji Organisasi bagaimana Menyiapkan Menyiapkan
jabatan-jabatan data dengan
dan kesesuaian tiap informasi deskripsi spesifikasi
yang akan teknik analisis
jabatan analisis jabatan jabatan jabatan
digunakan jabatan tertentu
akan digunakan
Bentuk-bentuk Penyajian
Hasil Analisis Jabatan
Berbagai bentuk penyajian hasil analisis jabatan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Deskripsi jabatan/uraian pekerjaan/gambaran jabatan (job description), diartikan
sebagai suatu keterangan singkat yang ditulis secara cermat mengenai tugas,
kewajiban. Tanggung jawab, dan wewenang dalam suatu jabatan tertentu. Isi
deskripsi jabatan meliputi:
• Identifikasi jabatan, terdiri dari: nama jabatan, nama jabatan kesetaraan, kode
jabatan
• Sifat jabatan, terdiri dari: uraian tugas, wewenang & tanggung jawab,
hubungan dengan jabatan Iain, pengawasan yang diperlukan, peralatan/mesin
yang digunakan, kondisi kerja dan istilah khusus yang perlu diketahui
• Kualifikasi/persyaratan pemangku jabatan yang terdiri dari: kualifikasi umum
dan kualifikasi khusus.
2. Persyaratan jabatan/kualifikasi jabatan/tuntutan minimal kualitas jabatan/
spesifikasi jabatan (job specification) merupakan suatu pernyataan mengenai
kualitas minimal seorang karyawan untuk menduduki suatu jabatan tertentu.
Persyaratan tersebut meliputi:
• Syarat umum yang terdiri dari: tingkat pendidikan, pengalaman kerja, keahlian
kerja, pengetahuan kerja
• Syarat khusus yang terdiri dari: kondisi fisik, jenis kelamin, bakat, minat, emosi,
dan lain-lain.
3. Klasifikasi jabatan/golongan jabatan (job clasification) merupakan
pengelompokan dari jabatan-jabatan berdasarkan basis tertentu. Basis
pengelompokan terdiri dari dua macam yaitu:
• Pengelompokan berdasarkan tugas (duties classification), yaitu sistem
pengelompokan jabatan berdasarkan tugas dan tanggungjawab jabatan.
• Pengelompokan berdasarkan peringkat (rank classification), yaitu sistem
pengelompokan jabatan berdasarkan kepangkatan.
67
Manajemen Sumber Daya Manusia
Dari job redesign tersebut dapat disusun perluasan jabatan (job enlargement) dan
pemerkayaan jabatan (job enrichment).
• Perluasan jabatan (job enlargement) adalah pengembangan suatu jabatan yang
dilakukan dengan cara mengembangkan tugas-tugas dalam jabatan tersebut
secara horisontal dalam rangka mengantisipasi ketidakpuasan kerja karyawan
terhadap pekerjaannya melalui perluasan ruang lingkup pekerjaannya. Contohnya
penggabungan lebih dari satu spesialisasi kerja misalnya seorang akuntan yang
tadinya hanya memiliki tugas menyusun laporan keuangan ditambah dengan
tugas baru menganalis laporan keuangan.
• Pemerkayaan jabatan (job enrichment) adalah pengembangan suatu jabatan yang
dilakukan dengan mengembangkan tugas-tugas dalam jabatan tersebut secara
vertikal melalui penambahan wewenang dan tanggung jawab secara vertikal.
• Nilai jabatan (job value) merupakan bobot dan suatu jabatan yang diperoleh
dengan cara membandingkan isi jabatan (job content) dengan persyaratan jabatan
(job spesification) dan suatu jabatan tertentu dengan jabatan lainnya.
Pembandingan tersebut dikenal dengan istilah job evaluation. Nilai jabatan
menentukan besarnya kompensasi yang diterima
ANALISA JABATAN
METODE : SUMBER DATA PELAKSANA :
· Kuesioner · Pemegang jabatan
· HR
· Interview · Supervisor
· Konsultan luar
· Observasi · Manager
· Supervisor/Manager
· Logs/diari · Job analyst
68
Manajemen Sumber Daya Manusia
69
Manajemen Sumber Daya Manusia
70
Manajemen Sumber Daya Manusia
71
Manajemen Sumber Daya Manusia
7. HASIL KERJA :
7.1. Rencana Strategik, Rencana Kerja, Rencana Kinerja Tahunan, dan LAKIP
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan;
7.2. Kebijakan Direktur Jenderal (termasuk yang atas nama Menteri Keuangan)
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
7.3. Rumusan kebijakan tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Daerah;
7.4. Surat rekomendasi persetujuan/revisi/penolakan Raperda Provinsi dan
Kabupaten/Kota;
7.5 dan seterusnya....
8. WEWENANG :
8.1. Menandatangani Rencana Strategik, Rencana Kerja, Rencana Kinerja
Tahunan, dan LAKIP Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan;
8.2. Menetapkan Kebijakan Direktur Jenderal (termasuk yang atas nama
Menteri Keuangan) tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Daerah;
8.3. Memberikan masukan berupa rumusan kebijakan tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
8.4. Menetapkan surat rekomendasi persetujuan/revisi/penolakan Raperda
Provinsi dan Kabupaten/Kota;
8.5. dan seterusnya...
9. TANGGUNG JAWAB :
9.1. Keakuratan Rencana Strategik, Rencana Kerja, Rencana Kinerja Tahunan,
dan LAKIP Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan;
9.2. Ketepatan Kebijakan Direktur Jenderal (termasuk yang atas nama Menteri
Keuangan) tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah;
9.3. Kebenaran atas masukan berupa rumusan kebijakan tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
9.4. dan seterusnya...
10. DIMENSI JABATAN
10.1. Sekitar 32.376 perda dan raperda di 33 Provinsi dan 450 Kabupaten/Kota;
10.2. Mengelola belanja untuk daerah di APBN;
10.3. Jumlah daerah yang dilayani meliputi 33 Provinsi dan 450 Kabupaten/Kota
10.4. Sebanyak 483 buku APBD, 15 pegangan pemeliharaan data, dan 400
hardware/software;
10.5. Meliputi usulan rencana penerbitan Obligasi Daerah dan usulan pinjaman
Pemerintah Daerah yang bersumber dari Pemerintah, usulan pinjaman
daerah yang bersumber dari penerusan pinjaman luar negeri pemerintah
dari pemda yang mengusulkan, usulan Hibah kepada Daerah yang
bersumber dari pinjaman luar negeri, Hibah dalam negeri dan luar negeri
serta Dana Darurat kepada Daerah, serta pemrosesan perumusan
kebijakan pembentukan, penghapusan dan penggabungan daerah,
pendanaan pengembangan ekonomi daerah, penguatan kapasitas daerah,
pemberdayaan keuangan perusahaan daerah untuk 33 Provinsi, 450
Kabupaten/Kota;
72
Manajemen Sumber Daya Manusia
73
Manajemen Sumber Daya Manusia
74
Manajemen Sumber Daya Manusia
RANGKUMAN
1 Analisis jabatan (job analysis) merupakan suatu proses yang sistemattk untuk
mengetahui mengenai isi dari suatu jabatan (job content) yang meliputi tugas-
tugas, pekerjaan-pekerjaan, tanggung jawab, kewenangan, dan kondisi kerja, dan
mengenai syarat-syarat kualifikasi yang dibutuhkan (job requirements) seperti
pendidikan, keahlian, kemampuan, pengalaman kerja, dan lain-lain, agar
seseorang dapat menjalankan tugas-tugas dalam suatu jabatan dengan baik.
2 Prinsip yang harus dilaksanakan dalam analisis jabatan adalah sebagai berikut:
tidak overlapping dengan jabatan lain, didasarkan kepada kenyataan
(objektivitas), disusun secara kronologis, dan memperhatikan situasi/kondisi
pekerjaan
3 Proses analisis jabatan meliputi: mengkaji organisasi dan kesesuaian setiap
jabatan, menentukan bagaimana informasi analisis jabatan akan digunakan,
memilih jabatan-jabatan yang akan digunakan, mengumpulkan data dengan
teknik analisis jabatan tertentu, menyiapkan deskripsi jabatan, dan menyiapkan
spesifikasi jabatan
4 Bentuk penyajian hasil analisis jabatan meliputi: deskripsi jabatan (job
description), persyaratan jabatan job specification), klasifikasi jabatan (job
classification), desain jabatan (job design), pemerkayaan jabatan (job
enrichment), perluasan jabatan (job enlargement), dan nilai jabatan (job value)
PERTANYAAN LATIHAN
75
Manajemen Sumber Daya Manusia
JURNAL :
Analisis Jabatan
The aim of the research is to study the perception of the operational employees
toward the result of functional analysis in Micro Banking District Center, Jakarta of PT
Bank Mandiri, Tbk (Persero). The research is descriptive and uses quantitative
approach. The data were collected by spreading questionnaires, using stratified
random sampling technique. The result of the research shows that the perceptions of
the Bank Mandiri's employees toward functional analysis result is ranging "good".
However improvement in the aspects of compensation, facility completeness and
compatibility, and educational suitability are still needed.
Source: Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Volume 17, No. 1, Jan—Apr 2010
hlm. 61-69, ISSN: 0854-3844
Kasus :
Analisis Jabatan
Sebuah perusahaan bisnis ritel “Polo Mart” memiliki struktur organisasi sebagai
berikut:
A. Merchandising Manager. Membawahi :
1. Assistant Department Manager. Memiliki dua tugas pokok yaitu: (a)
membantu petugas pembelian dan membantu pelaksanaan fungsi
merchandising di dalam pengembangan produk dan (b) mempelajari
perencanaan dan penetapan harga yang ditentukan oleh kelompok
Merchandising
2. Department Manager. Tugasnya adalah: (a) melakukan supervisi bagian
Merchandising Department di cabang toko, (b) mengawasi tingkat pelayanan
yang dilakukan oleh Merchandising Depertment, (c) menghitung keuntungan
dari setiap bagian toko, (d) mengawasi pelaksanaan penjualan
3. Buyer Department. Tugasnya adalah: (a) merealisasikan sasaran keuntungan
setiap departemen, (b) mengembangkan rencana yang akan datang dari suatu
bagian, (c) melaksanakan pembelian barang tersebut termasuk di dalamnya
menetapkan penyediaan toko secara umum
76
Manajemen Sumber Daya Manusia
Pertanyaan:
1. Buatlah struktur organisasi perusahaan Polo Mart di atas
2. Perbaikilah deskripsi jabatan dan spesifikasi jabatan pada kasus di atas
77
Manajemen Sumber Daya Manusia
PERMAINAN:
Analisis Jabatan
Langkah-langkah :
1. Peserta dibagi dalam kelompok kecil (10 orang).
2. Setiap kelompok mencoba menyusun analisis jabatan untuk salah satu jabatan
sebagaimana pada contoh job description HR Division Manager yaitu kelompok
pertama menyusun job description untuk HR Administration, kelompok kedua
menyusun job description untuk HR Development, dan kelompok ketiga
menyusun job description untuk Internal dan External Affairs. Ketiga jabatan
dibawah HR Division Manager adalah Assistant Manager.
3. Setiap perwakilan kelompok mempresentasikan hasil keputusannya dan
kelompok lain memberikan tanggapan atas keputusan tersebut.
Bahan Diskusi :
1 Tentukan fungsi utama jabatan, tanggung jawab, kewenangan, hubungan kerja,
spesifikasi, dan kompetensi jabatan.
2 Rumuskan keterkaitan antara ketiga job description tersebut sehingga terjalin
integrasi diatara ketiganya.
78
Manajemen Sumber Daya Manusia
Bab V
Rekrutmen
dan Seleksi Karyawan
Bagian ini merupakan pondasi untuk memahami pentingnya proses rekrutmen dan
seleksi karyawan dalam manajemen sumber daya manusia yang dapat
mempengaruhi kinerja manajemen sumber daya manusia/MSDM dalam suatu
organisasi guna meraih tujuan-tujuan stratejik organisasi guna memenangkan
persaingan bisnis.
TUJUAN BAB:
Kualitas sumber daya manusia suatu organisasi tergantung pada kualitas calon-calon
karyawan atau pelamar. Upaya untuk menemukan calon karyawan itu diawali dari
rekruitmen suatu proses untuk menemukan dan menarik pelamar-pelamar yang
berkemampuan untuk bekerja pada suatu organisasi. Proses ini dimulai ketika
organisasi mencari calon-calon karyawan baru dan berakhir pada saat lamaran kerja
diserahkan. Hasil proses rekruitmen adalah sekumpulan pelamar yang kemudian
akan diseleksi untuk mendapatkan karyawan-karyawan baru. Sedangkan seleksi
adalah proses identifikasi dan pemilihan orang-orang dari sekelompok pelamar yang
paling cocok atau yang paling memenuhi syarat untuk menduduki suatu jabatan atau
posisi tertentu. Tujuan dari setiap program seleksi adalah untuk meng-identifikasikan
para pelamar yang memiliki skor tinggi pada berbagai aspek yang diukur, yang
bertujuan untuk menilai penge-tahuan, keterampilan, kemampuan, atau
karakteristik lain yang penting untuk menjalankan suahi pekerjaan dengan baik.
79
Manajemen Sumber Daya Manusia
• Proses mencari dan mendorong calon karyawan untuk melamar pekerjaan dalam
organisasi.
• Proses yang dilakukan oleh suatu organisasi untuk mendapatkan tambahan
karyawan.
Selain melakukan rekruitmen ada beberapa pilihan yang bisa diambil untuk mengisi
posisi yang lowong. Alternatif-alternatif itu adalah:
• Lembur
• Subkontrak pekerjaan
• Karyawan sementara (temporer)
• Menyewa karyawan
Proses rekrutmen dipengaruhi juga oleh sejumlah faktor eksternal. Salah satu faktor
yang terpenting adalah penawaran dan permintaan terhadap keterampilan tertentu
dalam pasar tenaga kerja. Bila permintaan terhadap keterampilan atau tenaga
terampil tertentu jauh lebih tinggi dibandingkan penawarannya. maka upaya
rekrutmen menjadi sangat sukar.
Jika para karyawan percaya bahwa pengusaha memperlakukan mereka secara adil,
dukungan yang mereka berikan lewat informasi dari mulut ke mulut akan sangat
80
Manajemen Sumber Daya Manusia
berarti bagi perusahaan. Citra yang terbentuk lewat proses seperti ini akan
membantu menciptakan kredibilitas perusahaan di mata calon karyawan atau
pelamar. Reputasi yang diperoleh kemudian akan berujung pada diperolehnya
pelamar-pelamar dalam jumlah lebih banyak dan kualifikasi yang lebih baik.
Secara umum, sumber rekruitmen dapat digolongkan ke dalam dua jenis: sumber
internal dan sumber eksternal. Metoda rekruitmen internal meliputi :
a. Job posting and job bidding. Job posting adalah suatu prosedur untuk memberikan
informasi kepada karyawan tentang adanya posisi yang lowong dalam
organisasi/perusahaan. Sedangkan job bidding adalah teknik/ mekanisme yang
memberikan kesempatan kepada para karyawan yang dipercaya bahwa mereka
memiliki kualifikasi yang dibutuhkan untuk melamar posisi yang lowong.
b. Referensi pegawai lama
c. Rencana suksesi/penggantian karyawan.
81
Manajemen Sumber Daya Manusia
Gambar 5.1
Proses Rekrutment
82
Manajemen Sumber Daya Manusia
Keuntungan dan kerugian rekrutmen internal dan eksternal dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Rekrutmen Internal
Keuntungan Kerugian
1. Lebih murah karena tidak perlu iklan 1. Perolehan kandidat hanya terbatas dari dalam
perusahaan
2. Memiliki pengetahuan yang baik tentang 2. Miskin akan ide/ gagasan baru
perusahaan
3. Proses lebih cepat 3. Dapat menyebabkan kecemburuan antar karyawan
4. Lebih mudah dalam menilai karyawan karena 4. Karyawan sudah biasa melakukan pelanggaran
sudah tersedia data nilai karyawan
5. Transisi karyawan akan berjalan lebih mulus 5. Meninggalkan berbagai rekam jejak keburukan
Rekrutmen Eksternal
Keuntungan Kerugian
1. Memperoleh keahlian dan pengalaman yang lebih 1. Lebih mahal karena menggunakan iklan
luas
2. Membawa berbagai ide/ gagasan baru ke dalam 2. Memakan waktu proses yang lebih lama
perusahaan
3. Memperoleh lebih banyak kandidat 3. Belum memiliki pengetahuan terhadap perusahaan
83
Manajemen Sumber Daya Manusia
Daftar iklan lowongan kerja yang menggunakan website dapat diuraikan pada
gambar berikut:
Gambar 5.3
Daftar Website Lowongan Kerja
Pengertian
Seleksi Karyawan
84
Manajemen Sumber Daya Manusia
Di dalam proses seleksi dikenal dua sistem atau filosofi, yaitu sistem gugur (successive
hurdles) dan sistem kompensatori (compesatory approach). Pada sistem yang
pertama, seorang peserta mengikuti tahap seleksi satu demi satu secara bertahap.
Jika tidak lulus pada satu tahap, maka peserta dinyatakan gugur dan tidak dapat
mengikuti tahap seleksi berikutnya. Pada sistem kompensatori, peserta mengikuti
seluruh tahap seleksi atau seluruh tes yang diberikan. Kelulusan peserta ditentukan
dengan mengevaluasi nilai atau hasil dari seluruh tahap atau tes itu. Nilai tinggi pada
satu tahap atau tes dapat menkompensasi nilai rendah pada tahap atau tes yang lain.
85
Manajemen Sumber Daya Manusia
1.
2. 3.
Vacancy
Job Person
Occurs
Description
Specification
6. 5. 4.
Shortlist for Candidates Job
selection Advertised
Apply
9.
Appoint the
7. 8.
Job!
The Follow up
Selection Test references
RANGKUMAN
86
Manajemen Sumber Daya Manusia
2. Selain melakukan rekruitmen ada beberapa pilihan yang bisa diambil untuk
mengisi posisi yang lowong. Alternatif-alternatif itu adalah: lembur, subkontrak
pekerjaan, karyawan sementara (temporer), dan menyewa karyawan
3. Dua pilihan sumber rekruitmen, yakni dari dalam organisasi itu sendiri atau dari
luar organisasi. Sumber rekrutmen dari dalam organisasi seperti job posting and
job bidding, referensi pegawai lama, dan rencana suksesi/penggantian karyawan.
Sedangkan sumber rekrutmen dari luar organisasi seperti melalui iklan, agen
tenaga kerja, headhunter, perguruan tinggi, magang, asosiasi profesional,
referensi pegawai lama, dan lamaran tidak diminta. Baik rekrutmen yang
dilakukan dengan sumber internal maupun dari sumber eksternal, keduanya
memiliki kelebihan dan kekurangan.
4. Proses rekruitmen dipengaruhi juga oleh sejumlah faktor eksternal. Salah satu
faktor yang terpenting adalah penawaran dan permintaan terhadap keterampilan
tertentu dalam pasar tenaga kerja. Selain faktor-faktor eksternal, proses
rekruitmen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor internal organisasi seperti praktik-
praktik dan kebijakan organisasi itu sendiri. Faktor internal utama yang dapat
berperan besar dalam membantu proses rekruitmen adalah perencanaan sumber
daya manusia
5. Seleksi adalah proses identifikasi dan pemilihan orang-orang dari sekelompok
pelamar yang paling cocok atau yang paling memenuhi syarat untuk menduduki
suatu jabatan atau posisi tertentu. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
proses seleksi yaitu: hukum/peraturan, kecepatan pengambilan keputusan,
hirarki organisasi, jumlah pelamar atau pasar tenaga kerja, jenis organisasi
(swasta, pemerintah, organisasi nirlaba), dan masa percobaan.
6. Instrumen seleksi yang baik harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut: standarisasi,
objektivitas, norma, reliabilitas, validitas.
7. Sistem seleksi karyawan dapat diuraikan sebagai berikut: Compensatory Model,
Multiple Cut Off Model, dan Multiple Hurdle Model.
PERTANYAAN LATIHAN
87
Manajemen Sumber Daya Manusia
4. Jelaskan perlunya rekrutmen eksternal dan untuk posisi apa saja dalam
organisasi?
5. Sebutkan model-model sistem seleksi karyawan ?
JURNAL :
Rekrutmen & Seleksi Karyawan
Oleh
ELLYTA YULLYANTI
The purpose of this research is to explain whether any impact of recruitment to the
selection, the recruitment impact to the performance and selection impact to the
performance of employee of the General Secretariat of Department of Energy and
Mineral Resources. The approach which has been used in this research is descriptive
and data processing by using Structural Equation Modeling (SEM) Technique. The
sample of this research is 120 employees. The result of this research shows that
selection significantly is affected by recruitment and so that the performance is
significantly affected by selection, however, recruitment is indirectly affected the
performance by selection process.
Source: Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Sept-Des 2009, hlm.131-139, Vol.
16, No. 3, ISSN 0854-3844
Kasus :
Rekrutmen & Seleksi Karyawan
Kasus 1:
Keadaan personalia PT. Mahayasa pada tahun 2014 menunjukkan jumlah dan
susunan sbb:
• Direktur Utama, Direktur I dan Direktur II berjumlah 3 orang
• Manajer Marketing, Personalia, Keuangan dan Produksi masing-masing dijabat
oleh 1 orang.
• Kepala bagian di perusahaan tersebut berjumlah 8 orang.
• Kepala seksi berjumlah 30 orang, sedangkan jumlah tenaga kerja non manajer
berjumlah 700 orang.
Menjelang tahun 2015 terjadi perubahan-perubahan sbb:
• Direktur Utama dan Manajer Personalia pensiun
• Kepala bagian penjualan, Akuntansi dan Anggaran mengajukan permohonan
88
Manajemen Sumber Daya Manusia
berhenti sebelum pensiun, demikian pula 16 Kepala Seksi dan 75 tenaga non
manajerial mengundurkan diri.
• Perusahaan menetapkan kebijaksanaan promosi untuk tingkat manajerial 30%
dan untuk tenaga non manajerial 2%, masing-masing dari jumlah tenaga kerja
yang ada.
Berdasarkan data diatas, tetapkan suatu kebijaksanaan penarikan tenaga kerja pada
tahun 2015, agar posisi tenaga kerja' tetap seperti pada periode sebelumnya
sehingga stabilitas personalia perusahaan tatap terjamin. (Gunakan Haire's Model)
Kasus 2:
Dua bulan kemudian, berdasarkan usaha rekrutmen yang dilakukannya, Wildan
menerima sebanyak 150 berkas lamaran. Dia menyeleksi, seluruh pelamar yang
potensial tersebut menjadi hanya tersisa tiga orang. Wildan, Dendi, dan Beni
mengkaji ulang ketiga pelamar tersebut baik melalui wawancara via telepon,
wawancara tatap muka, dan memberikan beberapa pengujian tertulis. Dengan
maksud untuk tidak mempengaruhi keputusan anda, Wildan, Dendi, dan Beni
mencoba membuat laporan tertulis mengenai informasi tersebut seobyektif
mungkin. Kesimpulan dari pelaksanaan seleksi tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut :
89
Manajemen Sumber Daya Manusia
Hasil Wawancara.
Setiap kandidat diwawancara dalam suatu sesi tatap muka dengan Wildan, Dendi,
dan Beni. Setiap kandidat diberikan satu set pertanyaan yang sama berikut
pemeriksaan lanjutan. Ringkasan tanggapan setiap kandidat diuraikan berikut ini.
Pertanyaan kunci adalah sebagai berikut:
1. Keunggulan apa yang menarik anda kepada perusahaan ini ?
2. Jelaskan gaya manajerial anda?
3. Jelaskan pekerjaan ideal anda?
4. Apa yang menjadi rencana-rencana karir anda ?
5. Kapan dalam suatu waktu, anda menghadapi ketidaksepakatan dengan seorang
bawahan. Bagaimana anda menyelesaikan konflik tersebut ?
6. Mengapa anda tertarik dengan pekerjaan ini ?
7. Berapa gaji yang anda harapkan dari pekerjaan ini ?
8. Berapa gaji terakhir anda saat ini ?
Kandidat 1
1. Pengamalan yang banyak dalam bidang pemasaran produk-produk komputer
(khususnya perangkat lunak); banyak melakukan kontak dengan dunia
pemasaran, yang dapat membantu terhadap pengenalan dan promosi suatu
produk baru; membuka jalan bagi fungsi-fungsi lainnya termasuk produksi dan
akuntansi.
2. Yakin terhadap komunikasi terbuks, delegasi, umpan balik yang terus-menerus,
dan sering kali mengikuti rapat-rapat penetapan tujuan.
3. Pekerjaan yang ideal merupakan kesatuan dari tanggung jawab yang besar,
penugasan-penugasan yang menantang, dan pengaruh yang besar terhadap
berbagai keputusan pemasaran.
4. Untuk tetap dipekerjakan.
5. Beberapa tahun yang lalu, kandidat memiliki ketidaksepakatan dengan wakil
presiden penjualan yang berkaitan dengan beberapa rencana promosi. Setelah
beberapa hari melakukan debat yang memanas, mereka sepakat untuk
mengajukan penjelasan-penjelasan mereka dalam sidang selama satu jam kepada
wakil presiden eksekutif pemasaran dan penjualan. Beliau menyetujui,
mendengarkan penjelasan-penjelasan mereka dengan seksama, dan kandidat
dinyatakan kalah.
6. Pekerjaan menawarkan banyak poin yang mendukung tanggapan pertanyaan
nomor 3.
90
Manajemen Sumber Daya Manusia
Kandidat 2
1. Pengetahuan yang luas terhadap produk-produk perangkat lunak komputer;
benar-benar mengetahui kebutuhan-kebutuhan pemakai.
2. Walaupun ia belum pernah mengelola siapa pun, gaya terbuka, memutuskan
berdasarkan hasil-hasil, demokratis, berpartisipasi dengan penuh semangat
dalam berbagai bidang.
3. Pekerjaan yang ideal adalah yang memiliki banyak tanggung jawab, penugasan-
penugasan yang menantang, keterlibatan dalam perangkat lunak komputer dalam
beberapa jalan, banyak kesempatan untuk belajar.
4. Rencana karir adalah melibatkan diri dalam keseluruhan aspek perangkat lunak
komputer, termasuk pemasaran, perancangan, litbang, dan lain-lain.
5. Mengaiami ketidaksepakatan dengan seorang karyawan berkaitan dengan suatu
proyek pengembangan perangkat lunak. Pernah berdebat secara terus-menerus
selama satu minggu mengenai hal tersebut; akhirnya kembali bekerja setelah
lebih dari keseluruhan akhir pekan untuk menyelesaikan ketidaksepakatan. Pada
akhirnya, diputuskan bahwa mereka berdua salah.
6. Mengizinkan kandidat untuk mencurahkan perhatian secara penuh pada
pemasaran. Juga, menginginkan kesempatan untuk bekerja pada perusahaan kecil
di mana seseorang dapat memperoleh lebih banyak hasil.
7. Minimal Rp 25.000.000,- per bulan
8. Rp 19.000.000,- per bulan
Kandidat 3
1. Telah bekerja beberapa tahap dari manajemen produk dan pengenalan yang
berkaitan dengan perangkat lunak, termasuk penetapan harga, pengumuman
produk, penelitian pasar, dan strategi positioning. Kinerja yang istimewa dalam
setiap pekerjaan.
2. Membangun penyeliaan yang dekat, pengamatan yang hati-hati terhadap kinerja
bawahan, memberikan umpan balik yang terus-menerus.
3. Kemampuan untuk mencapai kemajuan yang terus-menerus dalam bidang
pemasaran melalui peningkatan tanggung jawab, pengembangan yang
berkelanjutan dari produk-produk baru, dan inovasi.
4. Kemajuan hingga suatu posisi pemasaran senior dalam sebuah perusahaan kecil
perangkat lunak komputer
5. Hampir tidak pernah mengalami situasi tersebut, selalu mampu untuk melakukan
kesepakatan pada berbagai situasi tersebut sebelum menjadi konflik yang besar.
6. Posisi menawarkan suatu kesempatan lompatan untuk belajar mengenal banyak
tugas pemasaran yang menyeluruh yang tidak dapat ditawarkan oleh perusahaan
besar.
91
Manajemen Sumber Daya Manusia
Pertanyaan
1. Susunlah peringkat pekerjaan mulai dari yang kandidat terbaik sampai dengan
terburuk menurut pilihan anda dan berikan alasan yang mendukung berdasarkan
informasi yang anda gunakan ?
2. Informasi tambahan apa yang sekiranya diperlukan dari para kandidat (sebagai
contoh tambahan pertanyaan wawancara, dan lain sebagalnya) ?
Kasus 3:
Para perekrut tenaga kerja sering kali menghadapi suatu posisi yang tidak mengenak-
kan hati. Mereka berada pada garis depan dengan mencoba mengalokasikan
kandidat yang berkualitas untuk mengisi lowongan pekerjaan di perusahaan. Dalam
banyak kasus, keberhasilan mereka diukur oleh bagaimana mereka mempertemukan
tujuan-tujuan perekrutan atau staf pada berbagai posisi penempatan.
Pertanyaan
Menurut anda mengapa pengiklanan yang dilakukan Budi dengan memanfaatkan
website perusahaan dan berbagai situs lowongan kerja menghasilkan begitu banyak
tanggapan sedangkan iklan-iklan yang ditulis dalam surak kabar tidak menghasilkan
tanggapan yang banyak ?
92
Manajemen Sumber Daya Manusia
PERMAINAN:
Rekrutmen & Seleksi Karyawan
Langkah-langkah :
1. Peserta dibagi dalam dua kelompok yaitu pewawancara dan calon karyawan mini
market
2. Kelompok pertama bertugas sebagai penyusun kriteria penilaian wawancara dan
melakukan proses wawancara bagi kelompok lainnya yang melamar menjadi
karyawan mini market. Posisi yang dibutuhkan adalah 1 (satu) orang supervisor, 2
(dua) orang kasir, 3 (tiga) orang pramuniaga, dan 1 (satu) orang satpam
Bahan Diskusi :
1 Tentukan kriteria apa yang anda gunakan untuk ketiga jenis jabatan tersebut.
2 Rumuskan siapa pelamar yang terpilih sebagai karyawan baru mini market, dan
jelaskan alasannya
3 Rumuskan siapa pelamar yang tidak terpilih sebagai karyawan baru mini market,
dan jelaskan alasannya
93
Manajemen Sumber Daya Manusia
Bab VI
BAB VI
Orientasi dan Pelatihan Karyawan
Bagian ini merupakan pondasi untuk memahami pentingnya orientasi dan pelatihan
bagi karyawan dalam manajemen sumber daya manusia yang dapat mempengaruhi
kinerja manajemen sumber daya manusia/MSDM dalam suatu organisasi guna
meraih tujuan-tujuan stratejik organisasi guna memenangkan persaingan bisnis.
TUJUAN BAB:
Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu :
1. Menjelaskan pengertian orientasi kerja karyawan.
2. Menjelaskan materi-materi yang diberikan dalam orientasi kerja karyawan.
3. Menjelakan pengertian pelatihan karyawan.
4. Menjelaskan tujuan pelatihan karyawan.
5. Menjelaskan prinsip-prinsip pelatihan.
6. Menjelaskan metode-metode pelatihan.
7. Menjelaskan dimensi-dimensi pelatihan.
Dalam suatu organisasi adanya orientasi dan pelatihan mutlak diperlukan. Kinerja
karyawan menjadi fokus, perhatian utama yang dapat ditingkatkan melalui program
orientasi kerja bagi karyawan baru, pelatihan, bahkan pengembangan. Oleh karena
itu, pokok pembahasan dalam materi ini adalah mengenai konsep dan aplikasi
penilaian orientasi dan pelatihan dalam suatu organisasi.
Orientasi adalah pengenalan dan adaptasi terhadap suatu situasi atau lingkungan.
Istilah lain yang sering digunakan untuk program pengenalan ini adalah indoktrinasi
dan induksi. Pengenalan atau orientasi perlu diprogramkan karena adanya sejumlah
aspek khas yung muncul pada saat seseorang memasuki lingkungan kerja yang baru.
Aspek-aspek ini antara lain :
• Masalah yang dihadapi karyawan baru biasanya berupa kecemasan, apakah saya
akan diterima oleh lingkungan?; apakah saya akan disukai oleh atasan atau rekan
kerja saya?; amankah saya dalam lingkungan kerja yang baru ini ?
94
Manajemen Sumber Daya Manusia
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pelatihan merupakan suatu
program yang diharapkan dapat memberikan rangsangan/stimulus kepada
95
Manajemen Sumber Daya Manusia
1 Mulai dari tantangan yang dihadapi dan tujuan organisasi masa depan
2 Menilai kinerja karyawan yang disyaratkan guna menghadapi tantangan dan mencapai tujuan
3 Menilai keahlian, pengetahuan, dan sikap yang harus dimiliki untuk mencapai kinerja
96
Manajemen Sumber Daya Manusia
97
Manajemen Sumber Daya Manusia
Tujuan-tujuan tersebut yang dikemukakan oleh Noe (2009), tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Reduce learning time to teach acceptable performance, maksudnya dengan
adanya pelatihan maka jangka waktu yang digunakan karyawan untuk
memperoleh keterampilan akan lebih cepat. Karyawan akan lebih cepat pula
menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang dihadapinya.
2. Improve performance on present job, pelatihan bertujuan untuk meningkatkan
prestasi kerja karyawan dalam menghadapi pekerjaan-pekerjaan yang sedang
dihadapi.
3. Attitude formation, pelatihan diharapkan dapat membentuk sikap dan tingkah
laku para karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Dititikberatkan pada
peningkatan partisipasi dari para karyawan, kerjasama antar karyawan dan
loyalitas terhadap perusahaan.
4. Aid in solving operation problem, pelatihan membantu memecahakan masalah-
masalah operasional perusahaan sehari-hari seperti mengurangi kecelakaan
kerja, mengurangi absen, mengurangi labor turnover, dan Iain-lain.
5. Fill manpower needs, pelatihan tidak hanya mempunyai tujuan jangka pendek
tetapi juga jangka panjang yaitu mempersiapkan karyawan memperoleh keahlian
dalam bidang tertentu yang dibutuhkan perusahaan
6. Benefits to employee themselves, dengan pelatihan diharapkan para karyawan
akan mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang tinggi sehingga karyawan
tersebut akan semakin berharga bagi perusahaan. Selain itu juga akan pula
menambah nilai dari karyawan tersebut yang akan membuat karyawan yang
bersangkutan memperoleh rasa aman dalam melakukan pekerjaannya sehingga
menimbulkan kepuasan dalam dirinya
Prinsip-prinsip Pelatihan bagi Karyawan
Sebelum melaksanakan pelatihan, maka telebih dahulu perlu diketahui prinsip-
prinsip pelatihan tersebut sehingga arah dan sasaran pelaksanaan pelatihan menjadi
lebih jelas dan lebih mudah. Werther dan Davis (2006) mengemukakan lima prinsip
pelatihan sebagai berikut:
98
Manajemen Sumber Daya Manusia
1. Participation, artinya dalam pelaksanaan pelatihan para peserta harus ikut aktif
karena dengan partisipasi peserta maka akan lebih cepat menguasai dan
mengetahui berbagai materi yang diberikan.
2. Repetition, artinya senantiasa dilakukan secara berulang karena dengan ulangan-
ulangan ini peserta-peserta akan lebih cepat untuk memahami dan mengingat apa
yang telah diberikan.
3. Relevance, artinya harus saling berhubungan sebagai contoh para peserta
pelatihan terlebih dahulu diberikan penjelasan secara umum tentang suatu
pekerjaan sebelum mereka mempelajari hal-hal khusus dari pekerjaan tersebut.
4. Transference, artinya program pelatihan harus disesuaikan dengan kebutuhan-
kebutuhan yang nantinya akan dihadapi dalam pekerjaan yang sebenarnya.
5. Feedback, artinya setiap program pelatihan yang dilaksanakan selalu dibutuhkan
adanya umpan balik yaitu untuk mengukur sejauh mana keberhasilan dari
program pelatuhan tersebut. Dengan adanya umpan balik ini maka peserta akan
dapat memperoleh informasi tentang hasil yang dicapai dan hal ini akan
meningkatkan motivasi mereka dalam bekerja serta dapat mengetahui hasil kerja
mereka.
Menurut Werther dan Davis (2006) ada beberapa metode yang dapat digunakan oleh
suatu perusahaan dalam melaksanakan program pelatihan, yaitu :
Metode pelatihan tersebut dapat dijelaskan secara singkat, yaitu sebagai berikut:
• Job instruction training
Dalam metode ini peserta program diberikan latihan langsung di tempat
pekerjaan yang sebenarnya di bawah instruksi seorang trainer, supervisor, atau
karyawan senior yang sudah berpengalaman. Metode ini digunakan untuk
mengajar para karyawan untuk melakukan pekerajaan mereka.
• Job rotation
Di sini pelatihan dilakukan dengan cara memindahkan karyawan dari suatu
99
Manajemen Sumber Daya Manusia
100
Manajemen Sumber Daya Manusia
101
Manajemen Sumber Daya Manusia
102
Manajemen Sumber Daya Manusia
Beberapa tolak ukur yang dapat dipergunakan untuk mengukur hasil pengembangan
SDM diantaranya:
1. Perubahan kinerja, dimana dapat dilihat apakah program pelatihan berkembang
sesuai dengan yang diharapkan perusahaan.
2. Perubahan kepribadian dan tingkah laku,
3. Ujian
4. Penilaian oleh peserta pengembangan
5. Pemeriksaan oleh ahli
RANGKUMAN
1 Orientasi adalah pengenalan dan adaptasi terhadap suatu situasi atau lingkungan.
Istilah lain yang sering digunakan untuk program pengenalan ini adalah
indoktrinasi dan induksi. Pengenalan atau orientasi perlu diprogramkan karena
adanya sejumlah aspek khas yung muncul pada saat seseorang memasuki
lingkungan kerja yang baru.
2. Pelatihan merupakan suatu program yang diharapkan dapat memberikan
rangsangan/stimulus kepada seseorang untuk dapat meningkatkan kemampuan
dalam pekerjaan tertentu dan memperoleh pengetahuan umum dan
pemahaman terhadap keseluruhan lingkungan kerja dan organisasi.
3. Noe (2009) mengemukakan tujuan pelatihan adalah sebagai berikut : reduce
learning time to teach acceptable performance, improve performance on present
job, attitude formation, aid in solving operation problem, fill manpower needs,
benefits to employee themselves.
4. Werther dan Davis (2006) mengemukakan lima prinsip pelatihan sebagai berikut:
participation, repetition, relevance, transference, feedback
5. Werther dan Davis (2006) ada beberapa metode yang dapat digunakan oleh suatu
perusahaan dalam melaksanakan program pelatihan yaitu on the job training dan
off the job training.
6. Program pelatihan yang efektif yang diberikan perusahaan kepada karyawannya
menurut Byars & Rue (2010) dapat diukur melalui : isi pelatihan, metode
pelatihan, sikap dan keterampilan instruktur, lama waktu pelatihan, dan fasilitas
pelatihan
103
Manajemen Sumber Daya Manusia
PERTANYAAN LATIHAN
1. Apakah yang dimaksud dengan orientasi kerja dan pelatihan bagi karyawan ?
2. Mengapa orientasi kerja dan pelatihan bagi karyawan memiliki peranan penting
bagi organisasi ?
3. Jelaskan metode-metode pelatihan ?
4. Jelaskan pentingnya pelatihan yang efektif dan faktor-faktor apa saja yang harus
diperhatikan ?
5. Jelaskan prinsip-prinsip pelatihan ?
JURNAL :
Orientasi & Pelatihan Karyawan
Oleh
Purnamawati
Tujuan artikel adalah untuk melengkapi kritik terhadap ide yang dipromosikan secara
luas oleh pemerintah dan pihak industri. Pendekatan yang digunakan dalam
pelatihan berbasis kompetensi melalui model pendidikan vokasi dan pelatihan
koheren yang dapat diterapkan secara universal. Namun kritik pada artikel ini,
berdasarkan pada hasil yang diilustrasikan, yaitu berupa referensi tentang kasus-
kasus pada proyek-proyek pelatihan Competency-Based Training (CBT). Hal ini sangat
penting, karena peningkatan kemampuan juga merupakan tanggungjawab industri.
Argumentasi yang diajukan berbeda/berlawanan dengan imej literatur kebijakan
publik yang menyatakan bahwa CBT bukanlah satu-satunya model dan bukan pula
model yang dapat diterapkan secara universal dari pendidikan vokasi dan pelatihan
(VET).
Kasus :
Orientasi & Pelatihan Karyawan
Kasus 1:
Tahun pertama program pelatihan bagi para staf professional dari suatu perusahaan
104
Manajemen Sumber Daya Manusia
nasional besar yang bergerak dalam bidang akuntansi terdiri dari seminar-seminar
kelas (classroom seminars) dan pelatihan di tempat kerja (on the job training). Tujuan
dari pelatihan adalah untuk menjamin bahwa para staf baru dapat mempelajari
konsep dan prosedur pemeriksaan (auditing) yang mendasar dan mengembangkan
kemampuan teknis, analitis, dan keahlian komunikasi, di mana dengan pengalaman
dan pelatihan yang lebih banyak akan membantu mereka dalam mencapai potensi
maksimal dalam organisasi.
Pertanyaan :
Menurut pendapat Anda apakah on the job training dapat bermanfaat dalam kondisi
tersebut di atas ?
Kasus 2:
Pada tahun 2013 sebuah maskapai penerbangan nasional Prima Air baru saja mau
melaksanakan instalasi sistem komputasi terbesar yang pernah dikembangkan dalam
departemen suku cadang komersialnya. Departemen tersebut menunjang suku
cadang kepada perusahaan penerbangan komersial. Tujuan dari sistem komputer
baru adalah untuk mengoptimasikan banyak tugas departemen, termasuk
persediaan, tanggapan penyelidikan pelanggan, dan penetapan harga.
105
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajer Maskapai Prima Air mengetahui bahwa instalasi sistem komputer baru akan
menuntut pelatihan kembali yang intensif bagi para karyawannya. Hal tersebut akan
mempengaruhi hampir 700 orang karyawan seluruhnya dalam departemen suku
cadang, dan tidak sekedar dilihat dari segi aspek teknik penggunaan sistem komputer
baru. Untuk satu hal, kantor-kantor departemen akan menjadi bebas kertas. Dan
barangkali bahkan lebih menakutkan karyawan adalah kenyataan bahwa mereka
harus menghabiskan lebih banyak waktu mereka untuk bekerja pada komputer
mereka. Selain itu, hubungan antar pribadi akan menjadi lebih saling tergantung
karena masing-masing karyawan harus lebih percaya kepada informasi yang orang
lain masukkan secara akurat ke dalam komputer mereka.
Seperti dikemukakan oleh Manajer Training dari Prima Air, "Kami menyadari bahwa
memberikan pelatihan teknis sendiri tidak akan cukup untuk memastikan sebuah
implementasi yang berhasil." Para pengguna sistem baru akan membutuhkan alat
untuk menangani perubahan yang akan mereka alami bila sistem tersebut sudah on-
line. Departemen Pelatihan ingin memastikan bahwa hal tersebut akan memperkecil
tekanan dan kebingungan yang potensial yang dapat diciptakan oleh implementasi
sistem komputer baru. Lebih jauh tentang pokok ini adalah bahwa Departemen
Pelatihan ingin memastikan bahwa setiap karyawan yang menggunakan sistem baru
ini menjadi beorientasi pada pelanggan. Dalam mempersiapkan 700 orang dalam
waktu yang sangat singkat mungkin akan menuntut jasa dari sebuah perusahaan
konsultasi, pelatihan, dan pengembangan yang dicocokkan untuk membuat program
seperti ini memadai dan dapat berjalan. Departemen pelatihan juga harus memper-
timbangkan jenis khusus dari pelatihan yang mau digunakan, seperti seminar,
instruksi video, pelajaran, atau buku.
Sebelum memutuskan apakah program pelatihan akan dikelola secara internal atau
oleh sebuah perusahaan konsultasi. Prima Air menyadari bahwa harus menjadi lebih
jelas masalah tujuan pelatihan sesungguhnya.
Pertanyaan :
1. Bagaimana Anda menentukan tujuan pelatihan secara lebih spesifik ?
2. Menurut Anda manakah saran yang lebih baik apakah mencari perusahaan
konsultasi di luar Prima Air untuk bersama-sama menjalankan semua program
tersebut atau merekomendasikan penanganan secara internal ?
3. Program pelatihan apa menurut Anda yang harus dilakukan oleh Prima Air ?
Kasus 3:
Anda saat ini bekerja sebagai karyawan McDonald's dalam membuat rekomendasi
bagi peningkatan berbagai program orientasi dan pelatihan karyawan dalam
operasional perusahaan franchise tersebut di Indonesia. Pekerjaan kunci Anda dalam
operasional perusahaan tersebut meliputi persiapan makanan (food préparation),
pelaksanaan pesanan dan berinteraksi dengan pelanggan (order taking anddealing
with customers), serta aktivitas rutin kebersihan (routine clean up opérations).
McDonald's menginginkan Anda memberikan rekomendasi yang didasarkan pada
pengamatan Anda sebagai pelanggan.
106
Manajemen Sumber Daya Manusia
Tugas Anda adalah merancang suatu program orientasi dan pelatihan karyawan yang
komprehensif untuk setiap pekerjaan kunci dalam operasional perusahaan franchise.
Lakukan dengan detail/spesifik dalam bentuk laporan berupa outline, metode
pelatihan, dan prosedur evaluasi program untuk setiap aktivitas.
PERMAINAN:
Orientasi & Pelatihan Karyawan
Tujuan : Melatih keterampilan menghitung uang kertas sebagai salah satu pekerjaan
teller bank.
Langkah-langkah :
1. Peserta dibagi ke dalam 5 kelompok (masing-masing berjumlah sekitar 6 orang)
2. Setiap kelompok diberikan satu ikat uang kertas pecahan Rp. 1000 yang berisi 100
lembar.
3. Setiap kelompok diminta mempraktekkan cara tercepat dan terakurat dalam
menghitung uang kertas tersebut.
4. Pemenangnya adalah kelompok yang dapat mempraktekkan cara menghitung
uang tersebut yang tercepat dan terakurat
Bahan Diskusi :
Mengapa pelatihan keterampilan menghitung uang kertas merupakan hal penting
bagi seorang teller bank?
107
Manajemen Sumber Daya Manusia
Bab VII
Penilaian Kinerja Karyawan
Bagian ini merupakan pondasi untuk memahami pentingnya penilaian kinerja bagi
karyawan dalam manajemen sumber daya manusia yang dapat mempengaruhi
kinerja manajemen sumber daya manusia/MSDM dalam suatu organisasi guna
meraih tujuan-tujuan stratejik organisasi guna memenangkan persaingan bisnis.
TUJUAN BAB:
Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu :
1. Memahami pengertian dan tujuan penilaian prestasi kerja.
2. Mengetahui metode-metode penilaian prestasi kerja.
Faktor kritis yang berkaitan dengan keberhasilan jangka panjang organisasi adalah
kemampuannya untuk mengukur seberapa baik karyawan berkarya dan meng-
gunakan informasi tersebut guna memastikan bahwa pelaksanaan memenuhi
standar standar sekarang dan meningkat sepanjang waktu. Penilaian kinerja adalah
alat yang bermanfaat tidak hanya untuk mengevaluasi kerja dari para karyawan,
tetapi juga untuk mengem-bangkan dan memotivasi karyawan. Namun demikian,
penilaian kinerja juga dapat menjadi sumber kerisauan dan frustasi bagi manajer dan
karyawan. Hal ini kerap disebabkan oleh ketidak-pastian dan ambiguitas dalam
sistem penilaian kinerja. Pada intinya, penilaian kinerja dapat dianggap sebagai alat
untuk memverifikasi bahwa karyawan memenuhi standar kinerja yang telah
ditetapkan. Penilaian kinerja dapat pula merupakan cara untuk membantu karyawan
mengelola kinerja mereka.
Teknik paling tua yang digunakan oleh manajemen untuk meningkatkan kinerja
adalah penilaian (appraisal). Motivasi karyawan untuk bekerja, mengembangkan
kemampuan pribadi, dan meningkatkan kemampuan di masa mendatang
dipengaruhi oleh umpan balik mengenai kinerja masa lalu dan pengembangan.
Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah proses organisasi dalam
mengevaluasi pelaksanaan kerja karyawan. Dalam penilaian kinerja dinilai kontribusi
karyawan kepada organisasi selama periode waktu tertentu. Umpan balik kinerja
memungkinkan karyawan mengetahui seberapa baik bekerja jika dibandingkan
dengan standar organisasi. Apabila penilaian kinerja dilakukan secara benar, para
karyawan, penyelia, departemen SDM, dan akhirnya organisasi akan diuntungkan
dengan melalui upaya-upaya karyawan memberikan kontribusi kepada organisasi.
108
Manajemen Sumber Daya Manusia
Dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja adalah penilaian tentang prestasi kerja
karyawan dan akuntabilitasnya. Dalam persaingan global, perusahaan-perusahaan
menuntut kinerja yang tinggi. Seiring dengan itu, karyawan membutuhkan umpan
balik atas kinerja mereka sebagai pedoman perilakunya di masa datang. Penilaian
kinerja pada prinsipnya mencakup baik aspek kualitatif maupun kuantitatif dari
pelaksanaan pekerjaan. Penilaian kinerja merupakan salah satu fungsi mendasar
personalia, kadang-kadang disebut juga telaah kinerja, penilaian karyawan, evaluasi
kinerja, evaluasi karyawan, atau penentuan peringkat personalia. Semua istilah ini
berkenaan proses yang sama.
Penilaian kinerja secara keseluruhan merupakan proses yang berbeda dari evaluasi
pekerjaan (job evaluation). Penilaian kinerja berkenaan dengan seberapa baik
seseorang melakukan pekerjaan yang ditugaskannya. Evaluasi pekerjaan
menentukan seberapa tinggi harga sebuah pekerjaan bagi organisasi, dengan
demikian kisaran berapa gaji yang layak diberikan untuk pekerjaan tersebut.
Sementara penilaian kinerja menunjukkan bahwa seseorang adalah pemrogram
komputer yang dimiliki organisasi, evaluasi pekerjaan digunakan untuk memastikan
bahwa pemrogram tersebut menerima gaji maksimal untuk posisi programmer
komputer sesuai dengan nilai posisi tersebut bagi organisasi. Bagaimana spesialis
sumber daya manusia dan para manajer menyusun dan menerapkan sebuah sistem
109
Manajemen Sumber Daya Manusia
evaluasi kinerja yang komprehensif? Komponen apa yang membentuk suatu sistem?
Bagaimana manajer dapat membuat sistem yang ada lebih efektif ?. Seperti juga
sistem manajemen SDM lainnya, para manajer dan spesialis SDM mesti mendiagnosis
permasalahan-permasalahan dalam situasi yang ada. Bersama-sama mereka harus
menentukan tujuan penilaian kinerja dan menyelidiki sikap para karyawan terhadap
tujuan tersebut. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penilaian kinerja,
yaitu: (1) karakteristik situasi, (2) deskripsi pekerjaan, spesialisasi pekerjaan, dan
standar kinerja, (3) tujuan-tujuan penilaian kinerja, (4) sikap para karyawan, dan
manajer terhadap evaluasi.
Meskipun penyedia merupakan bagian integral dari proses penilaian kinerja, banyak
penyelia yang mengeluh bahwa penilaian perilaku karyawan mereka adalah tugas
yang paling sulit dan tidak menyenangkan yang harus mereka laksanakan. Penyelia
kerap mencari cara menghindari penilaian kinerja.
Mengapa manajemen harus melakukan penilaian kinerja jika memang aktivitas ini
merupakan proses yang tidak menyenangkan dan memakan waktu? Terdapat
beberapa tujuan penting dari program penilaian kinerja yang tidak dapat dicapai oleh
metode yang lain, Tujuan pokok sistem penilaian kinerja adalah menghasilkan
informasi yang akurat tentang perilaku dan kinerja anggota organisasi. Semakin
akurat informasi yang dihasilkan oleh sistem penilaian kerja, semakin besar potensi
nilainya bagi organisasi.
Kendatipun semua organisasi sama memiliki tujuan utama, terdapat variasi yang
sangat besar dalam penggunaan khusus yang dibuat organisasi atas informasi yang
dihasilkan dari sistem penilaian mereka. Tujuan khusus tersebut dapat digolongkan
ke dalam dua bagian besar, yaitu: (1) evaluasi (evaluation), dan (2) pengembangan
(development). Kedua tujuan tersebut tidaklah terpisah, tetapi memang secara tidak
langsung berbeda dari segi orientasi waktu, metode, serta peran atasan dan
bawahan. Penilaian untuk kedua tujuan tersebut haruslah dilaksanakan dalam
konteks program konseling, perencanaan karir, penentuan tujuan, dan pemantauan
kinerja yang berkelanjutan.
Hasil penilaian kinerja berfungsi sebagai dasar bagi evaluasi regular terhadap kinerja
anggota organisasi. Apakah seorang karyawan dinilai kompeten atau tidak kompeten,
efektif atau tidak efektif, dapat dipromosikan atau tidak, dan seterusnya adalah
110
Manajemen Sumber Daya Manusia
didasarkan pada informasi yang dihasilkan oleh sistem penilaian kinerja. Selain itu,
organisasi sering mencoba mempengaruhi motivasi dan kinerja mendatang dengan
mengaitkan berbagai pemberian imbalan, seperti: kenaikan gaji dan promosi,
Dalam pendekatan evaluasi seorang manajer menilai kinerja masa lalu seorang
karyawan. Seorang evaluator menggunakan ratings deskriptif untuk menilai kinerja
dan kemudian memakai data tersebut dalam keputusan-keputusan promosi, demosi,
terminasi, dan kompensasi. Metode penilaian kinerja evaluatif adalah seragam,
cepat, dan mudah dilaksanakan. Teknik evaluasi membandingkan semua karyawan
satu dengan yang lain atau terhadap beberapa standar sehingga keputusan
keputusan dapat dibuat berdasarkan catatan kinerja mereka.
Levinson (1988) mendefinisikan kinerja dan beberapa istilah lain yang terkait berikut
ini.
• Kinerja, atau unjuk kerja adalah pencapaian atau prestasi seseorang berkenaan
dengan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
• Penilaian kinerja adalah uraian sistematis tentang kekuatan atau kelebihan dan
kelemahan yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang atau sebuah kelompok
• Periode Penilaian adalah lamanya waktu untuk mengobservasi kinerja seorang
karyawan; hasil observasi ini kemudian dibuat menjadi sebuah laporan formal
• Manajemen Kinerja merupakan sebuah proses sistematis untuk meningkatkan
kinerja organisasi dengan mengembangkan kinerja individu dan tim. (Amstrong,
2006).
Keputusan-
keputusan
tentang
karyawan
Tujuan-
tujuan untuk Kriteria
program dalam
validasi tes
pelatihan
111
Manajemen Sumber Daya Manusia
prestasi yang diraih jika kinerja di atas standar, atau bahkan memberikan hukuman
atau peringatan apabila kinerja dibawah standar
3. Memberikan umpan balik kepada karyawan agar karyawan mengetahui
pencapaian kinerjanya dan kekurangannya yang harus diperbaiki
4. Sebagai alat yang digunakan untuk memvalidasi tes yang dilakukan terhadap
karyawan
5. Sebagai input bagi penyusunan program pelatihan yang tepat yang dibutuhkan
karyawan sesuai dengan kesenjangan kompetensi yang dimiliki karyawan
Tersedia sejumlah metode atau format penilaian yang berbeda. Beberapa metode
penilaian lebih terfokus pada perilaku karyawan; metode-metode lainnya lebih
berorientasi pada hasil dan menekankan hasil dari perilaku karyawan. Dalam metode
keperilakuan, karyawan dapat dievaluasi berdasarkan standar organisasional atau
mereka dievaluasi relatif dengan karyawan-karyawan lainnya. Metode penilaian
kinerja harus dipilih secara hati-hati karena metode yang digunakan kerap menjadi
titik fokus keterlibatan antara penyelia dan karyawan. Perilaku penyelia dalam
melaksanakan penilaian sangat ditentukan oleh metode yang digunakan. Di dalam
sebuah organisasi metode penilaian yang terpisah dapat digunakan untuk kelompok-
kelompok yang berbeda, sebagai contoh; karyawan produksi, karyawan penjualan,
dan karyawan administratif.
Dalam upaya menilai akurasi dari setiap metode, faktor-faktor berikut haruslah
diperhatikan:
• Validitas - Apakah instrumen mengukur kriteria-kriteria penilaian secara akurat
dan mengidentifikasi kinerja yang efektif secara benar?
• Keandalan - Apakah instrumen menghasilkan penilaian-penilaian yang konsisten
dan akurat?
• Kemampuan membedakan - Apakah instrumen mampu membedakan pelaksana
yang baik dan yang buruk?
112
Manajemen Sumber Daya Manusia
• Bebas dari bias - Apakah terdapat tendensi untuk memberikan nilai atau skor yang
ekstrim, atau adanya trend memberikan tipe-tipe penilaian atau skor tertentu?
Apakah instrumen menekan penilai supaya memberikan nilai yang sangat tinggi
atau sangat rendah? Apakah instrumen mendorong penilai agar menilai seorang
karyawan yang tidak objektif?
• Relevansi - Apakah instrumen memberikan data yang berguna bagi penilai
maupun orang yang dinilai?
• Biaya - Apakah biaya pengembangan dan penggunaan instrumen adalah masuk
akal?
• Pelaksanaan administrasi - Apakah penilai membutuhkan pelatihan yang ekstensif
untuk menggunakan instrumen? Apakah instrumen memerlukan lamanya waktu
yang masuk akal untuk diselesaikan?
113
Manajemen Sumber Daya Manusia
114
Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk menilainya. Sebagai contoh, skala dapat menilai frekuensi terjadinya (dari
yang tidak pernah sampai yang selalu) dan tingkat terjadinya (dari yang sangat
rendah ke yang sangat tinggi). Setelah itu perancang menentukan jumlah poin
untuk skala penilaian. Poin-poin empat, lima lima, enam, adalah yang paling
lumrah karena perbedaan antara kategori yang lebih banyak adalah sulit, dan
menggunakan kategori yang lebih sedikit tidaklah informatif. Perancang
umumnya memilih jumlah kategori ganjil agar memungkinkan penilai mengambil
dasar yang menengah. Perancang kemudian menyunting item-item dan skala.
Selanjutnya, dia menguji skala penilaian tersebut untuk memperbaiki skala dalam
upaya menghilangkan ambiguitas atau item-item yang tidak bisa membedakan.
Instruksi : Bandingkan setiap karyawan berdasarkan kinerjanya secara keseluruhan dengan setiap karyawan lainnya.
Untuk tiap perbandingan, tuliskan nomor karyawan yang lebih baik kinerjanya pada kotak yang berhubungan.
Setiap kali seorang karyawan dinilai lebih unggul dari karyawan lain, karyawan ini mendapat satu poin.
Seluruh karyawan kemudian diberi peringkat berdasarkan berapa kali ia dinilai lebih baik oleh penilai.
Karyawan 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Gunadi 1 1 4 1 1 1 1 9 1
2. Cahya 3 4 2 2 2 2 9 2
3. Beni 4 3 3 3 3 9 3
4. Muslih 4 4 4 4 9 4
5. Kartono 6 5 8 9 10
6. Leni 6 8 9 10
7. Wati 8 9 10
8. Tedi 9 10
9. Ahmad 9
10. Endang
Sumber : Adaptasi dari Davis & Werther,
Human and Personnel Management.
Ó 1996. h. 361.
115
Manajemen Sumber Daya Manusia
Dalam metode forced-choice, kepada penilai diberikan serangkaian pernyataan tentang seorang pekerja dan
penilai harus menunjukan item apa yang paling tepat menggambarkan perilaku pekerja.
Contoh :
1. Belajar secara cepat ................... Bekerja keras
2. Pekerjaan dapat ................... Kinerja menjadi contoh yang baik bagi
diandalkan pegawai lain
3. Terlalu sering tidak hadir ................... Biasanya terlambat
7. Critical Incidents
Kejadian-kejadian kritis (critical incidents) adalah deskripsi tertulis dari kinerja
yang sangat efektif atau sangat tidak efektif. Pendekatan ini membantu
menghindari kelemahan dari upaya untuk mengukur karakteristik kepribadian
116
Manajemen Sumber Daya Manusia
12/10 Melaporkan ada baut patah pada 03/11 Meninggalkan selang di sepanjang
tangga dan memberi tanda bahwa koridor gudang
itu tidak aman. 27/11 Merokok di gudang bahan kimia
15/10 Memadamkan api kecil di tempat
sampah, secara cepat dan tepat.
03/10 Menyortir semua kiriman barang 07/11 Menggunakan wadah kaca untuk
pecah belah yang rusak untuk basa kuat, sehingga merusak wadah
menyelamatkan gelas-gelas yang 19/11 Berulang kali menggunakan gelas
masih bisa digunakan. untuk menyimpan larutan alkali.
Menuangkan asam ke dalam wadah
plastik, sehingga merusak tutupnya
117
Manajemen Sumber Daya Manusia
118
Manajemen Sumber Daya Manusia
Metode Penilaian
Kinerja Perbandingan Personalia
Pemberian umpan balik adalah langkah penting dalam penilaian kinerja. Rangkaian
penilaian yang telah dilakukan terhadap karyawan dapat dilihat tingkat kepuasannya
melalui diskusi tentang umpan balik tersebut. Umpan balik pada dasarnya memiliki
tiga tujuan:
119
Manajemen Sumber Daya Manusia
1. Sebagai faktor motivasi dan memberi peluang kepada penyelia untuk mendorong
pegawai ke arah kinerja yang diharapkan
2. Sebagai umpan balik konstruktif yang sangat diperlukan untuk mengubah perilaku
3. Mendorong terciptanya keadilan dan akurasi dalam penilaian
RANGKUMAN
120
Manajemen Sumber Daya Manusia
PERTANYAAN LATIHAN
1. Apakah yang dimaksud dengan penilaian kinerja bagi karyawan ?
2. Mengapa penilaian kerja bagi karyawan memiliki peranan penting bagi organisasi
dan karyawan itu sendiri ?
3. Jelaskan metode-metode penilaian kinerja ?
4. Jelaskan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penilaian kinerja sehingga
dapat menghasilkan hasil yang akurat ?
5. Jelaskan metode yang termasuk dalam Metode penilaian kinerja perbandingan
personalia ?
JURNAL :
Penilaian Kinerja Karyawan
121
Manajemen Sumber Daya Manusia
Kasus :
Penilaian Kinerja Karyawan
Sugiyono adalah manajer sebuah kantor cabang pembantu Bank Nasional di Jakarta.
Sugiyono yang berusia tiga puluh empat tahun adalah lulusan universitas dalam
bidang manajemen keuangan. Direktur Bank Nasional terkesan dengan
kemampuannya, dan mereka mencoba untuk mempromosikannya lebih lanjut.
Belum lama ini Sugiyono ditugaskan menjadi manajer kantor cabang di Bandung.
Penugasan ini merupakan promosi dan sekaligus kesempatan untuk memperluas
pengalamannya. Ketika mendapat penugasan itu, mantan manajer cabang Bandung
telah memberitahu Albert bahwa ia akan menghadapai kesulitan dengan John
Simanjuntak yang bekerja sebagai asisten manajer kantor cabang Bank Nasional di
Bandung.
Mantan manajer cabang mengatakan bahwa John yang berusia lima puluh tahun dan
lulusan akademi perbankan telah bekerja selama tiga puluh tahun dan telah menjadi
asisten manajer cabang selama empat belas tahun. John tidak mengharapkan
promosi dan tidak mau meninggalkan Bandung untuk memperluas pengalaman.
John dinyatakan loyal 100 % kepada perusahaan dan sangat bangga dengan posisi
122
Manajemen Sumber Daya Manusia
manajerialnya di Bank tersebut. Pergaulan John sangat luas dan banyak menarik
nasabah untuk berurusan bisnis dengan bank tempatnya bekerja, terutama dari
kalangan warga keturunan di Bandung yang merupakan 30 % dari penduduk kota
Bandung.
Mantan manajer cabang mengatakan bahwa ada masalah yang menyangkut John.
Pertama, ia dogmatis dan otoriter. John tidak segan-segan menunjuk hidung orang
yang melakukan kesalahan, sekalipun orang tersebut adalah customer. Kedua, John
mengelola aktivitas bank yang ditugaskan kepadanya dengan cara yang otoriter dan
tidak menanggapi instruksi dari manajer cabang mana pun, terutama yang berusia
muda, karena orientasinya pada usia dan senioritas.
Sugiyono menyadari bahwa mungkin ia akan dipindahkan ke suatu tempat dalam dua
atau tiga tahun mendatang, tetapi dia juga tidak tahu bahwa Bank sedang berusaha
dan mungkin semakin sulit untuk merekrut karyawan yang akan bekerja di bawah
kepemimpinan John yang otokratis. Sugiyono bertanya-tanya apakah dia perlu
menghindari upaya yang mungkin dapat menimbulkan konflik situasi dengan
membiarkan John dengan urusannya sendiri, dan mungkin ia dipindahkan dalam dua
atau tiga tahun mendatang dengan catatan prestasi yang baik, atau lebih memilih
menempuh risiko untuk berkonfrontasi dengan John agar John mengikuti
perintahnya. Sugiyono mengetahui bahwa konfrontasi dengan John dapat
menimbulkan kesan yang tidak baik di kalangan warga masyarakat dan Bank yang
dipimpinnya.
Pertanyaan :
Lakukan penilaian kinerja untuk John Simanjuntak dengan menggunakan checklist.
123
Manajemen Sumber Daya Manusia
PERMAINAN:
Penilaian Kinerja Karyawan
Langkah-langkah :
1. Peserta dibagi ke dalam 5 kelompok (masing-masing berjumlah sekitar 6 orang)
2. Setiap kelompok diberikan materi diskusi yang sama.
3. Setiap kelompok diminta memberikan penilaian atas kriteria penilaian kinerja
yang harus dibangun dalam materi diskusi.
Bahan Diskusi :
Anda adalah seorang Direktur SDM pada Perkutut Air Service (PAS). Anda mulai
bekerja pada PAS sebagai Administrative Assistant karena memiliki ijazah S1
Administrasi Bisnis dari Universitas Telkom. Pada waktu PAS melakukan akuisisi
terhadap PARKIT AIR, muncul berbagai masalah yang harus diselesaikan oleh
Departemen SDM dan Anda diminta untuk menanganinya. Ternyata Anda sangat
menyenangi pekerjaan di bidang SDM sehingga selanjutnya ia memutuskan untuk
mengambil karir di bidang SDM dan meraih posisi puncak.
PAS mengambil kebijakan yang sangat keras tentang masalah ketenaga kerjaan yaitu
"Tidak Ada PHK bagi Karyawan". Meskipun kondisi bisnis sedang lesu, prinsip itu tetap
dipegang teguh oleh PAS. Kalau perlu penerbang atau karyawan lainnya diberikan
jabatan atau tugas lain untuk menghindarkan terjadinya PHK.
Anda punya keyakinan bahwa seorang karyawan akan mau bekerja dengan keras dan
bersemangat apabila mereka merasakan adanya jaminan akan loyalitas perusahaan
kepada mereka. Anda adalah seorang yang sangat antusias terhadap PAS dan Anda
siap untuk mengembangkannya kepada seluruh karyawan. Karyawan menyatakan
bahwa Anda adalah seorang yang mau berbagi rasa dengan orang lain, bahkan mau
untuk bekerja keras, sekeras yang anda minta dari karyawan-karyawannya. Anda
sangat memahami bahwa dengan adanya kebutuhan untuk melakukan komunikasi
yang efektif tentang mengapa sebuah keputusan atau kebijaksanaan itu harus
diambil. Anda menekankan bahwa karyawan PAS adalah sebuah kumpulan orang
yang sangat spesial bagi anda, dan kepada mereka Anda sangat menaruh
kepercayaan dan rasa hormat yang besar.
124
Manajemen Sumber Daya Manusia
Bab VIII
Manajemen Karir
Bagian ini merupakan pondasi untuk memahami pentingnya manajemen karir bagi
karyawan dalam manajemen sumber daya manusia yang dapat mempengaruhi
kinerja manajemen sumber daya manusia (MSDM) dalam suatu organisasi guna
meraih tujuan-tujuan stratejik organisasi guna memenangkan persaingan bisnis.
TUJUAN BAB:
Banyak orang berpendapat bahwa karir merupakan promosi dalam suatu organisasi.
Ditinjau dari satu perspektif bahwa karir adalah urutan-urutan posisi yang diduduki
selama masa hidupnya dalam bekerja. Dengan demikian, karir menunjukkan
perkembangan secara individual dalam jenjang jabatan atau kepangkatan yang dapat
dicapai selama masa kerja dalam suatu organisasi. Meskipun begitu, jika ditinjau dari
perspektif lain, karir terdiri dari perubahan-perubahan nilai, sikap, dan motivasi yang
terjadi karena seseorang beranjak menjadi semakin tua, dan ini sering dikenal dengan
karir yang subjektif. Kedua perspektif tersebut, baik objektif maupun subjektif
terfokus kembali pada setiap individu. Keduanya menganggap bahwa manusia
memiliki beberapa tingkat pengendalian terhadap nasib mereka sehingga mereka
dapat memanipulasi peluang agar memaksimalkan keberhasilan dan kepuasan yang
berasal dari karir mereka. Perspektif tersebut jauh lebih menganggap bahwa
aktivitas-aktivitas sumber daya manusia haruslah mengenai tahap karir dan
membantu para karyawan dengan tugas-tugas pengembangan yang mereka hadapi
pada setiap tahap karir. Perencanaan karir erat dengan konsep diri, identitas, dan
kepuasan setiap individu terhadap karir dan kehidupannya. Pengembangan meliputi
manajemen karir dan perencanaan karir. Memahami pengembangan karir di dalam
sebuah organisasi membutuhkan suatu pemeriksaan atas dua proses; bagaimana
masing-masing orang merencanakan dan menerapkan tujuan-tujuan karirnya, dan
bagaimana organisasi merancang dan menerapkan program-program
pengembangan karirnya.
125
Manajemen Sumber Daya Manusia
Pengertian
Manajemen Karir
126
Manajemen Sumber Daya Manusia
membantu orang tersebut menentukan "siapa saya" dari segi potensi dan
kemampuannya. Prosedur ini meliputi suatu "pengecekan realitas" untuk membantu
individu menuju suatu identifikasi yang bermakna dari kekuatan dan kelemahannya
dan dorongan memimpin kekuatan dan mengoreksi kelemahan.
Menurut Mathis & Jackson (2010), perencanaan karir yang terpusat pada organisasi
memfokuskan pada pekerjaan-pekerjaan dan pada pembangunan jalur karir yang
menyediakan tempat bagi kemajuan logis dari orang-orang, diantara berbagai
pekerjaan yang ada di dalam organisasi. Jalur-jalur ini adalah yang dapat diikuti oleh
individual untuk mengimbangkan unit-unit organisasi tertentu. Sebagai contoh,
pertama kali seseorang memasuki sebuah organisasi atau perusahaan sebagai
anggota atau anak buah. Namun, seiring dengan bertambahnya pengetahuan, masa
kerja dan tanggung jawab, maka ia dipromosikan sebagai manajer atau tingkatan
hirarki yang lebih tinggi.
Individu merencanakan karir mereka untuk meningkatkan status dan gaji mereka,
memastikan keselamatan pekerjaan, dan mempertahankan kemampuan pasaran
mereka dalam pasar tenaga kerja yang berubah. Simamora (2006) menyebutkan
bahwa organisasi mendorong karir individu karena ingin:
• Mengembangkan dan mempromosikan karyawan dari dalam perusahaan
• Mengurangi suatu kekurangan tenaga berbakat yang dapat dipromosikan
• Menyatakan minat dalam karyawan mereka
127
Manajemen Sumber Daya Manusia
• Meningkatkan produktivitas
• Mengurangi turnover karyawan
• Memungkinkan manajer untuk menyatakan minat pribadi mereka terhadap
bawahannya, dan
• Menciptakan citra rekrutmen yang positif.
Tahapan karir yang dikemukakan oleh Gibson(2007), merupakan urutan teratur dari
rangkaian pengalaman dan aktivitas yang berbeda yang berkaitan dengan semua
karir. Orang-orang umumnya bergerak melalui empat tahap karir yang berbeda dan
lama waktu berlangsungnya tahapan ini bervariasi, namun pada umumnya setiap
orang akan melewati seluruh tahap tersebut yaitu:
• Tahap penempatan (Establishment) terjadi pada permulaan karir.
• Tahap kemajuan (Advancement) adalah periode bergerak dari satu pekerjaan ke
pekerjaan lain, baik di dalam maupun di luar organisasi.
• Tahap pemeliharaan (Maintenance) terjadi jika individu telah mencapai batas
kemajuan dan berkonsentrasi pada pekerjaan yang dilakukannya.
• Tahap kemunduran (Withdrawl), tahap pada suatu titik sebelum individu pensiun
yang sesungguhnya.
Menurut Bernardin (2012), suatu sistem pengembangan karir yang efektif harus
berusaha mengintegrasikan serangkaian perencanaan karir individu dan aktivitas
manajemen karir organisasional yang melibatkan karyawan, manajemen dan
organisasi. Sebagai contoh, perusahaan-perusahaan yang program karirnya
melibatkan penilaian karir oleh karyawan dimana manajer bertindak sebagai
fasilitator dan organisasi sebagai lingkungan pendukung.
Karir individual dan organisasional tidaklah terpisah dan tidak berbeda. Seorang
karyawan yang rencana-rencana karir individualnya tidak dapat diikuti di dalam
organisasi, cepat atau lambat karyawan tersebut kemungkinan akan meninggalkan
perusahaan. Oleh karenanya, organisasi perlu membantu karyawan dalam
perencanaan karir sehingga keduanya dapat saling memenuhi kebutuhan mereka.
Jalur karir (career path) adalah suatu lini progresi yang fleksibel, di mana seorang
karyawan bergerak sepanjang menjadi pegawai dalam sebuah perusahaan.
Mengikuti jalur karir yang disusun karyawan dapat melakukan pengembangan karir
dengan bantuan perusahaan. Pengembangan karir (career development) adalah
pendekatan formal yang diambil organisasi guna memastikan bahwa orang-orang
dengan kualifikasi dan pengalaman yang tepat tersedia pada saat dibutuhkan.
Perencanaan dan pengembangan karir menguntungkan individu dan organisasi.
128
Manajemen Sumber Daya Manusia
Dalam bukunya, Byars dan Rue (2010) menyatakan bahwa ada empat langkah dasar
yang harus diikuti agar implementasi program pengembangan karir berhasil, yaitu:
• Penilaian oleh individu tentang kemampuan, minat, dan sasaran karir mereka
• Penilaian oleh organisasi tentang kemampuan dan potensi individu
• Komunikasi pilihan dan peluang karir dalam organisasi
• Bimbingan karir untuk merancang sasaran yang realistis dan rencana untuk
mencapainya.
Bryars dan Rue (2010) juga mengemukakan beberapa saran khusus untuk membantu
para manajer agar dapat menjadi pembimbing karir yang lebih baik:
• Temukan batas-batas pembimbingan karir. Ingat bahwa manajer dan organisasi
bertindak sebagai katalisator dalam proses pengembangan karir. Tanggung jawab
utama untuk pengembangan suatu program karir terletak pada individu
karyawan.
• Menjaga Kerahasiaan. Pembimbingan karir adalah sangat personal dan memiliki
persyaratan dasar etika, kepercayaan, dan privasi.
• Menjalin suatu hubungan. Jujur, terbuka, dan bersahabatlah dengan bawahan.
Cobalah berempati dan melihat segala sesuatu dari titik pandang bawahan.
• Dengarkan secara efektif. Belajarlah menjadi pendengar yang bersahabat. Sifat
dasar manusia bertendensi ingin melakukan sesuatu melebihi apa yang
diucapkan. Ini seringkali perlu usaha secara sadar untuk menjadi pendengar yang
baik.
• Mempertimbangkan alternatif. Suatu sasaran penting dalam pembimbingan karir
adalah membantu bawahan menyadari bahwa biasanya banyak pilihan yang -
129
Manajemen Sumber Daya Manusia
tersedia. Bantu bawahan untuk membuka lebar pikirannya dengan tidak terpaku
pada pengalaman masa silam.
• Cari dan sebarkan informasi. Yakinkan karyawan dan organisasi telah melengkapi
penilaian mereka secara berturut-turut, tentang kemampuan, interes, dan
keinginan karyawan. Yakinkan bahwa penilaian organisasi telah dikomunikasikan
secara jelas kepada karyawan, dan bahwa karyawan sadar mengenai pekerjaan
potensial yang dibuka dalam organisasi.
• Bantu dengan mendefinisikan dan merencanakan sasaran. Ingat bahwa karyawan
harus membuat keputusan akhir. Manajer harus bertindak sebagai “sounding
boards” dan membantu meyakinkan bahwa rencana karyawan adalah valid.
Selain beberapa saran khusus untuk membantu para manajer agar dapat menjadi
pembimbing karir yang lebih baik, Byars dan Rue (2010) juga mengemukakan bahwa
terdapat tiga tingkatan yang dapat membantu dalam mengelola individu yang berada
dalam taraf tidak ada kemajuan dalam karir, yaitu:
• Melindungi karyawan yang berada pada taraf tidak ada kemajuan dalam karir agar
tidak masuk dalam kategori tidak efektif
• Mengintegrasikan sistem informasi yang berkaitan dengan karir yang relevan
(meningkatkan monitoring sehingga kemunculan masalah dapat dideteksi dan
ditangani lebih awal)
• Mengelola karyawan yang berada pada taraf tidak ada kemajuan dalam karir yang
tidak efektif dan karyawan yang frustasi secara lebih efektif (obati masalah begitu
muncul).
130
Manajemen Sumber Daya Manusia
RANGKUMAN
131
Manajemen Sumber Daya Manusia
PERTANYAAN LATIHAN
JURNAL :
Manajemen Karir
Oleh
Donald Crestofel Lantu
132
Manajemen Sumber Daya Manusia
Kasus :
Manajemen Karir
PT. Bank Ternama, sebagai suatu badan usaha perbankan, diharapkan mampu
bertahan ditengah perubahan-perubahan lingkungan, antara lain perubahan
peraturan pemerintah, persaingan antar bank dan kondisi sosial ekonomi. Agar dapat
bertahan ditengah persaingan dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki
kemampuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhan organisasi. Namun selama
ini jenjang karir atau jalur karir yang ada di PT. Bank Ternama memang belum jelas,
sehingga karyawan tidak mengetahui bagaimana karir mereka kedepan, untuk itu
sebagai salah satu strategi dalam mengembangkan sumber daya manusia
manajemen PT. Bank Ternama bertujuan membuat suatu sistem SDM yang terpadu.
Aspek kompetensi perlu dijadikan pedoman dasar dalam mengembangkan karyawan
di suatu perusahaan. Pengembangan rancangan kompetensi yang valid akan
memudahkan perusahaan dalam melakukan seleksi, perencanaan karir (promosi,
mutasi dan demosi), penilaian karya, pelatihan dan pengembangan sampai membuat
sistem penggajian yang berdasarkan kompetensi.
Pertanyaan: bagaimana membangun perencanaan karir yang baik pada kasus diatas?
133
Manajemen Sumber Daya Manusia
BAB IX
Kompensasi
Bagian ini merupakan pondasi untuk memahami pentingnya kompensasi bagi
karyawan dalam manajemen sumber daya manusia yang dapat mempengaruhi
kinerja manajemen sumber daya manusia/ MSDM dalam suatu organisasi guna
meraih tujuan-tujuan stratejik organisasi guna memenangkan persaingan bisnis.
TUJUAN BAB:
Merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa motivasi dasar
bagi kebanyakan karyawan pada suatu organisasi adalah untuk mencari nafkah.
Berarti apabila di satu sisi seseorang menggunakan pengetahuan, keterampilan,
tenaga dan sebagian waktunya untuk berkarya pada suatu organisasi, di lain sisi ia
mengharapkan untuk menerima imbalan tertentu. Beranjak dari pandangan
demikian, dewasa ini masalah imbalan dipandang sebagai salah satu tantangan yang
harus dihadapi oleh manajemen suatu organisasi, karena imbalan oleh karyawan
tidak lagi dipandang semata-mata sebagai alat kepuasan kebutuhan materilnya, akan
tetapi sudah dikaitkan dengan harkat martabat manusia. Sebaliknya organisasi
cenderung melihatnya sebagai beban yang harus dipikul oleh organisasi tersebut
dalam rangka upaya pencapaian tujuan dan berbagai sasarannya. Berarti bahwa
dalam mengembangkan dan menerapkan suatu sistem imbalan tertentu,
kepentingan organisasi dan kepentingan para karyawan mutlak perlu diperhitung-
kan.
134
Manajemen Sumber Daya Manusia
Dengan perkataan lain suatu sistem imbalan yang baik adalah sistem yang mampu
menjamin kepuasan para anggota organisasi yang pada gilirannya memungkinkan
organisasi memperoleh, memelihara dan mempekerjakan sejumlah orang yang
dengan berbagai sikap dan perilaku positif bekerja secara produktif bagi kepentingan
organisasi. Jika para anggota organisasi diliputi oleh rasa tidak puas atas kompensasi
yang diterimanya, dampaknya bagi organisasi akan sangat bersifat negatif. Artinya,
jika ketidak-puasan tersebut tidak terselesaikan dengan baik, merupakan hal yang
wajar apabila para anggota organisasi menyatakan keinginan untuk memperoleh
imbalan yang bukan saja jumlahnya lebih besar, akan tetapi juga lebih adil. Dikatakan
wajar adalah adanya kaitan dengan berbagai segi kehidupan, kekaryaan para anggota
organisasi seperti prestasi kerja, keluhan, tingkat kemangkiran tinggi, seringnya
terjadi kecelakaan dalam melaksanakan tugas dan bahkan pemogokan serta
keinginan pindah bekerja ke organisasi yang lain, yang sangat mungkin terjadi ialah
timbulnya berbagai masalah dalam kekaryaan yang bersifat psikologis, teknis, dan
administratif.
Pengertian Kompensasi
Kompensasi merupakan suatu bentuk biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
dengan harapan bahwa perusahaan akan memperoleh imbalan dalam bentuk
prestasi kerja dari karyawannya (sudah barang tentu bahwa prestasi kerja yang
diberikan karyawan harus lebih besar daripada kompensasi yang dikeluarkan oleh
perusahaan).
135
Manajemen Sumber Daya Manusia
Kompensasi dalam hal ini dapat dikategorikan kedalam dua golongan besar, yaitu:
kompensasi langsung (direct compensation) dan kompensasi tidak langsung (indirect
compensation). Kompensasi langsung artinya adalah suatu balas jasa yang diberikan
perusahaan kepada karyawan karena telah memberikan prestasinya demi
kepentingan perusahaan. Kompensasi ini diberikan, karena berkaitan secara
langsung dengan pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan tersebut. Sebagai contoh :
upah/gaji, insentif/bonus, tunjangan jabatan. Sedangkan yang dimaksudkan dengan
kompensasi tidak langsung adalah pemberian kompensasi kepada karyawan sebagai
tambahan yang didasarkan kepada kebijakan pimpinan dalam rangka upaya
meningkatkan kesejahteraan karyawan. Tentunya pemberian kompensasi ini tidak
secara langsung berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan tersebut
Sebagai contoh: tunjangan hari raya, tunjangan pensiun, tunjangan kesehatan dan
lainnya, termasuk fasilitas-fasilitas dan pelayanan yang diberikan perusahaan.
1. The desire to live. Artinya orang mempunyai keinginan untuk hidup merupakan
keinginan yang utama. Orang bekerja untuk memenuhi kebutuhannya dan tetap
mampu untuk bertahan hidup.
2. The desire for possession. Artinya keinginan untuk memiliki sesuatu merupakan
kebutuhan berikutnya, yang menyebabkan mengapa orang mau bekerja.
3. The desire for power. Artinya adanya keinginan untuk memiliki kekuasaan.
4. The desire for recognition. Artinya adanya keinginan untuk mendapat pengakuan
dari pihak lain.
136
Manajemen Sumber Daya Manusia
Tujuan-tujuan Kompensasi
Tujuan pengelolaan sistem kompensasi di dalam organisasi adalah untuk menarik dan
mempertahankan sumber daya manusia, karena organisasi memerlukannya untuk
mencapai sasaran-sasarannya. Untuk mempertahankan dan menjaga tingkat
prestasinya, maka motivasi dan komitmen perlu ditingkatkan. Karena itu organisasi
berkeinginan untuk melakukan kesejajaran sasaran organisasi dan individu.
137
Manajemen Sumber Daya Manusia
138
Manajemen Sumber Daya Manusia
2. Kompensasi non-finansial, terdiri dari pekerjaan (tugas yang menarik, tugas yang
menantang, tanggung jawab, pengakuan, pencapaian, peluang untuk maju, dan
lain sebagainya) dan lingkungan pekerjaan (kebijakan, pengawas yang kompeten,
status, kondisi kerja yang nyaman, waktu yang fleksibel, kafetaria, dan lain
sebagainya)
Sudah kita pahami bahwa sistem kompensasi dimaksudkan sebagai salah satu bentuk
penghargaan kepada para karyawan atas jasanya kepada organisasi/perusahaan
yang tercermin dari prestasi kerjanya. Terlihat di sini pentingnya penilaian pekerjaan
yang rasional dan objektif dan oleh karenanya perlu perhatian secara khusus.
139
Manajemen Sumber Daya Manusia
Penilaian pekerjaan adalah prosedur yang sistematik untuk menentukan nilai relatif
dari berbagai pekerjaan dalam suatu organisasi. Tujuannya adalah untuk
menentukan pekerjaan mana yang dibayar lebih tinggi atau lebih rendah dari
pekerjaan-pekerjaan lain. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain
adalah besar-kecilnya tanggung jawab pelaksanannya, pengetahuan atau
keterampilan yang dituntut, berat ringannya upaya yang harus dikerahkan dan
kondisi pekerjaan yang harus dipenuhi.
140
Manajemen Sumber Daya Manusia
Sistem Insentif
Guna lebih mendorong produktivitas kerja yang lebih tinggi banyak organisasi
menganut sistem insentif sebagai bagian dari sistem kompensasi yang berlaku bagi
para karyawan organisasi. Berbagai sistem insentif yang dikenal dewasa ini dapat
digolongkan menjadi dua kelompok utama, yaitu sistem insentif tingkat individual ian
sistem insentif tingkat kelompok. Yang termasuk kepada system insentif tingkat
individu ialah "piecework" : bonus, komisi; dan sistem insentif bagi kelompok
mencakup antara lain : insentif produksi, bagi keuntungan, dan pengurangan biaya.
• Insentif individu (piecework), salah. satu teknik yang lumrah digunakan untuk
mendorong para karyawan meningkatkan produktivitas kerjanya dengan
memberi insentif finansial berdasarkan jumlah hasil pekerjaan karyawan yang
dinyatakan dalam unit produksi, artinya makin banyak unit produksi yang
dihasilkan, maka semakin tinggi insentif yang akan diterima.
• Bonus. Bonus diberikan pada karyawan yang mampu bekerja melebihi target yang
ditetapkan. Pertama, berdasarkan jumlah unit produksi yang dihasilkan dalam
satu kurun waktu tertentu. Jika jumlah unit produksi yang dihasilkan melebihi
jumlah yang telah ditetapkan, karyawan menerima bonus atas kelebihan jumlah
yang dihasilkannya itu. Kedua, apabila terjadi penghematan waktu. Artinya,
karyawan menyelesaikan tugas dengan hasil yang memuaskan dalam waktu yang
lebih singkat dari waktu yang seharusnya, karyawan yang bersangkutan menerima
bonus dengan alas an bahwa dengan menghemat waktu, akan banyak pekerjaan
yang dapat diselesaikan. Ketiga, bonus yang diberikan berdasarkan perhitungan
progresif. Artinya, jika seorang karyawan makin lama makin mampu memproduksi
barang dalam jumlah yang semakin besar, makin besar pula bonus yang
diterimanya untuk setiap kelebihan produk yang dihasilkannya.
• Komisi. Pada dasarnya ada dua bentuk sistem ini, yaitu: pertama, para karyawan
memperoleh gaji pokok, tetapi penghasilannya dapat bertambah dengan bonus
yang diterimanya karena keberhasilan melaksanakan tugas. Kedua, karyawan
memperoleh penghasilan semata-mata berupa komisi. Cara kedua ini paling
sering diterapkan bagi tenaga penjual.
• Insentif Kelompok. Merupakan kenyataan bahwa dalam banyak organisasi,
prestasi kerja bukan karena keberhasilan individual melainkan karena
keberhasilan suatu kelompok kerja yang mampu bekerja sebagai suatu tim.
Penghargaan atas keberhasilan kolektif itulah yang dimaksud dengan rencana
insentif kelompok yang bentuknya dapat berupa rencana insentif produksi,
rencana bagi keuntungan, dan rencana pengurangan biaya.
• Rencana Insentif Produksi. Biasanya bersifat jangka pendek, seperti dalam hal
perusahaan menghadapi persaingan ketat pada suatu kurun waktu tertentu.
Karena dalam situasi demikian nasib perusahaan sangat tergantung pada
keberhasilan menghadapi persaingan yang timbul, para karyawan secara
141
Manajemen Sumber Daya Manusia
RANGKUMAN
142
Manajemen Sumber Daya Manusia
Kompensasi Compensation
Tujuan Kompensasi Compensation goals
Komisi Commission
Insentif Incentive
Bonus Bonus
Peringkat Jabatan Job-grading
Metode Perbandingan Faktor Factor Comparison
Metode Sistem Poin Point System Method
PERTANYAAN LATIHAN
143
Manajemen Sumber Daya Manusia
JURNAL :
Kompensasi Karyawan
Oleh
Wendi Amsuri Nasution
Karya Deli Stelindo Medan merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang industri stainles steel, baja dan fiber. Dalam menjalankan aktivitas
operasionalnya perusahaan senantiasa mengharapkan tingkat kepuasan kerja
karyawan yang maksimal agar dapat bekerja dengan optimal. Masalah yang ada di
perusahaan adalah kompensasi yang diberikan belum memenuhi harapan mereka
misalnya gaji karyawan belum cukup memenuhi kebutuhannya, perusahaan jarang
memberikan bonus kepada karyawan yang berprestasi, tunjangan kesehatan sulit
diperoleh karyawan. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah dengan
korelasi product moment, regresi berganda dan uji F dan uji t. Hasil uji F dan uji t
menunjukan bahwa kompensasi dan lingkungan kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan kerja.
Kasus :
Kompensasi Karyawan
Kasus 1:
Sebuah perusahaan menggunakan standar penilaian sistem poin (The Point Rating
Method) sebagai berikut:
Faktor & Sub Faktor Degree & Definisi
3 2 1
Skill
Pendidikan Tinggi 30 Menengah 20 Rendah 10
Pengalaman > 5 th ' * 45 3 - 5 th 30 0-2th 15
Inisiatif Sendiri 30 Bersama 20 rutin 10
Usaha
Fisik Berat 30 Sedang 20 Ringan 10
Mental Berat 15 Sedang 10 Ringan 5
Tanggung jawab
Peralatan/proses Besar 15 Sedang 10 Kecil 5
Bahan/Produk Besar 15 Sedang 10 Kecil 5
Keamanan sejawat Besar 15 Sedang 10 Kecil 5
Pekerjaan sejawat Besar 15 Sedang 10 Kecil 5
Kondisi
Kondisi kerja Tidak nyaman 30 Cukup 20 Nyaman 10
Resiko kerja Besar 15 Sedang 10 Kecil 5
144
Manajemen Sumber Daya Manusia
Hitung besarnya upah setiap bulan untuk Pengawas Produksi, jika upah per point Rp
285,-(diasumsikan 1 Bulan = 24 hari) ?
Kasus 2:
Sebuah perusahaan farmasi “Adi Farma” unit produksi di Bandung memproduksi obat
-obatan yang terdiri lebih dari 3000 macam obat dalam jenis tablet dan sirup yang
disajikap dalam berbagai kemasan. Produksi obat ini berdasarkan pesanan, untuk
memenuhi kebutuhan apotik-apotik, toko obat dan pihak lain yang berkepentingan.
Untuk menjamin kelancaran usahanya, perusahaan farmasi harus mempekerjakan
beberapa pengemudi truk yang bertugas untuk mengangkut obat-obatan dari
gudang ke pelanggan, gudang ke gudang lain atau dari pabrik ke unit perdagangan.
Setiap hari pengemudi tersebut harus membuat/mengisi buku laporan pengiriman
obat-obatan untuk pelaksanaan tugasnya selama hari yang bersangkutan. Laporan
tersebut dibuat pada saat seorang pengemudi mengakhiri tugasnya pada setiap hari
dan paling lama memakan waktu sekitar 5-15 menit, tetapi memerlukan ketelitian
karena akan dijadikan dasar untuk menilai kondite yang bersangkutan.
Banyak pengemudi yang mengeluh tentang hal ini, mereka sering melalaikan atau
menunda pengisian laporan hariannya. Mereka merasakan tugas tersebut sebagai
beban tambahan yang membosankan. Dari data kepegawaian didapat informasi
bahwa mereka berusia antara 25 -40 tahun, berpendidikan SMP atau SMU,rata-rata
sudah berkeluarga, bekerja di perusahaan antara 1-5 tahun. Mereka diberi balas jasa
berdasar waktu sebesar Rp 2.000,- per jam kerja dengan rata-rata 5 hari kerja setiap
hari 8 jam kerja. Tambahan diberikan hanya pada waktu tertentu seperti hadiah Hari
Raya saja.
Pada tiga bulan terakhir ini diperoleh data adanya kecenderungan terjadinya
peningkatan inefisiensi dalam angkutan obat-obatan di perusahaan tersebut.
Manajer pengangkutan menyadari bahwa keadaaan ini tidak bisa dibiarkan dan harus
dicari jalan yang lebih baik untuk memecahkan permasalahannya.
145
Manajemen Sumber Daya Manusia
Pertanyaan:
Adakah saudara melihat masalah balas jasa dalam kasus di atas? Bila ada, berilah
saran dasar pemberian kompensasi jabatan apa atau bentuk kompensasi jabatan
apa yang saudara anjurkan untuk diterapkan di perusahaan tersebut.
146
Manajemen Sumber Daya Manusia
BAB X
Hubungan Industrial
Bagian ini merupakan pembahasan mengenai hubungan antara karyawan/pekerja
dengan manajemen atau pihak pengelola yang kerangka hubungan industrial dengan
tujuan hubungan industrial ini dapat dimengerti baik oleh para pekerja maupun
manajemen sehingga terjadi hubungan yang harmonis demi tercapainya tujuan-
tujuan stratejik organisasi guna memenangkan persaingan bisnis.
TUJUAN BAB:
Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu :
1. Menjelaskan pengertian dari hubungan industrial
2. Menjelaskan ruang lingkup hubungan industrial
3. Menjelaskan tahap-tahap dalam hubungan industrial
4. Menjelaskan tipe-tipe serikat karyawan
5. Menjelaskan proses arbitrase dalam hubungan industrial
6. Menjelaskan peranan pemerintah dalam hubungan industrial
Setiap tanggal 1 Mei setiap tahunnya, seluruh dunia memperingati hari buruh atau
biasa yang kita kenal dengan sebutan Mayday. Biasanya pada tanggal ini buruh turun
ke jalanan untuk memperjuangkan hak mereka. Hubungan anatar pekerja dan
pemilik perusahaan dan jajaran manajemennya telah menjadi polemik yang cukup
lama terjadi, di Indonesia kita mengenal dengan “tragedi Marsinah”, kejadian
perbudakan di Tangerang, dan masih banyak lagi kejadian-kejadian lainnya. Konflik
antara pekerja dengan pihak perusahaan disebabkan karena tidak adanya hubungan
industrial yang kondusif. Iklim yang kondusif dapat diciptakan dengan hubungan yang
egaliter yang dibangun oleh para pekerja dan pihak perusahaan, dimana kedua belah
pihak saling menghormati terhadap perannya untuk kemajuan perusahaan.
147
Manajemen Sumber Daya Manusia
Pengertian
Hubungan Industrial
148
Manajemen Sumber Daya Manusia
Dalam hubungan industrial, ada beberapa pihak yang terlibat dan menjadi penentu
keberhasilan terciptanya hubungan industrial yang mampu meningkatkan
produktivitas kerja dan kesejahteraan pekerja. Pihak-pihak ini adalah :
149
Manajemen Sumber Daya Manusia
1. Manajemen
Yang dimaksud dengan pihak manajemen ini adalah para pengelola perusahaan,
dalam industri yang modern, peran pemilik dan pengelola biasanya dipisahkan.
Para pemilik dalam industri modern, biasanya menyewa/memperkerjakan
sekelompok orang profesional untuk mengelola perusahaan atau industri yang
mereka miliki. Sehingga kegiatan operasional perusahaan sehari-hari dijalankan
oleh pihak manajemen. Dalam hubungan industrial, pihak manajemen ini
merupakan elemen yang penting untuk terciptanya hubungan industrial yang
kondusif, hal ini disebabkan karena pihak manajemen menjadi jembatan antara
pihak pekerja dengan pihak pemilik perusahaan, sehingga baik atau buruknya
hubungan pekerja dengan pemilik perusahaan sangat tergantung dari sejauh
mana pihak manajemen dapat mengakomodir apa yang menjadi tuntutan pekerja
dan para pemilik perusahaan.
2. Serikat Pekerja
Serikat pekerja merupakan suatu organisasi pekerja/pegawai yang memper-
gunakan collective action sebagai sarana dalam memperjuangkan kepentingan
anggotanya, berkaitan dengan permasalahan penggajian dan kondisi kerja.
Serikat pekerja memiliki peran yang tidak kalah penting dalam menciptakan
sebuah hubungan industrial yang kondusif dan sesuai dengan yang diamanatkan
undang-undang. Serikat pekerja sebagai pihak yang menjadi perwakilan pekerja
harus daat mengakomodasikan apa yang menjadi tuntutan pekerja, dan juga
mampu melakukan negosiasi dengan pihak manajemen dengan tujuan
terciptanya sebuah solusi dari setiap permasalahan yang terjadi antara pihak
pekerja dengan pihak manajemen. Selain itu serikat pekerja juga harus mampu
mensosialisasikan setiap kebijakan atau keputusan manajemen yang berkaitan
dengan kepentingan para pekerja.
3. Pemilik Modal
Pemilik modal merupakan para pemilik perusahaan yang memiliki kewenangan
dalam merespon tuntutan para pekerja mengenai penggajian dan kondisi kerja.
Para emilik modal ini tentunya menuntut tingkat produktivitas yang tinggi dari
para pekerja, akan tetapi para pemilik modal pun harus memahami faktor-faktor
yang dapat meningkatkan produktivitas pekerja. Apabila pihak pemilik modal
dapat memahami dan memberikan para pekerja faktor-faktor yang dapat
meningkatkan produktivitas kerja, maka sebetulnya tidak akan ada masalah
antara para pekerja melalui serikat pekerja dan para pengelola perusahaan.
4. Kelompok Masyarakat yang menjadi konsumen
Kelompok konsumen menjadi pihak yang terkait dalam hal hubungan industrial,
karena dari pihak konsumen inilah dapat dinilai apakah kinerja dari para pekerja
dapat memuaskan konsumen. Contohnya adalah, jika terjadi pemogokan kerja
oleh para karyawan, maka yang paling dirugikan adalah pihak konsumen, hal ini
mengakibatkan konsumen akan memandang rendah kinerja dari sebuah
perusahaan. Walaupun tidak berpengaruh langsung, akan tetapi pihak konsumen
dapat menyebabkan perusahaan kehilangan pemasukan dari turunnya jumlah
pembelian karena insiden pemogokan.
150
Manajemen Sumber Daya Manusia
Hubungan Industrial dengan pihak-pihak yang terkait dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
Peluang Pekerja
151
Manajemen Sumber Daya Manusia
Dari gambar di atas dapat dijelaskan mengenai hubungan industrial antara pihak
serikat pekerja dan pihak manajemen selaku pengelola. Di dalam hubungan antara
pihak manajemen dan pengelola terdapat hubungan kinerja yang efektif yang harus
dicapai oleh para pekerja. Apabila para pekerja tidak dapat mencapai kinerja yang
efektif, maka akan menimbulkan apa yang dinamakan dengan proses separation atau
yang biasa dikenal dengan istilah PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Ketika PHK itu
terjadi, maka memberikan peluang bagi para pekerja lainnya dan pekerja yang lama
untuk menunjukkan hasil kerja yang efektif. Akan tetapi dalam proses separation dan
mengukur kinerja yang efektif, pihak manajemen dan serikat pekerja harus sama-
sama menghargai perjanjian bersama antara manajemen dan serikat pekerja. Saling
menghormati ini dilakukan dengan tujuan terciptanya perlindungan dari kegiatan
manajemen yang ilegal, baik itu yang dilakukan oleh pihak pengelola maupun oleh
pihak serikat pekerja.
Agus (2010) menyatakan bahwa dengan adanya pengaturan mengenai hal-hal yang
harus dilaksanakan oleh pekerja dan pengusaha dalam melaksanakan hubungan
industrial, maka diharapkan terjadi hubungan yang harmonis dan kondusif. Untuk
mewujudkan hal tersebut diperlukan sarana sebagaimana dimaksud dalam pasal 103
UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 bahwa hubungan industrial dilaksanakan
melalui sarana sebagai berikut :
a. Lembaga kerja sama Bipartit
b. Lembaga kerja sama Tripartit
c. Organisasi Pekerja atau Serikat Pekerja/Buruh
d. Organisasi Pengusaha
e. Lembaga keluh kesah & penyelesaian perselisihan hubungan industrial
f. Peraturan Perusahaan
g. Perjanjian Kerja Bersama
LKS Bipartit bertugas dan berfungsi sebagai Forum komunikasi, konsultasi dan
musyawarah dalam memecahkan permasalahan-permasalahan ketenagakerjaan
pada perusahaan guna kepentingan pengusaha dan pekerja. Para manager
perusahaan diharapkan ikut mendorong berfungsinya Lembaga Kerjasama Bipartit,
khususnya dalam hal mengatasi masalah bersama, misalnya penyelesaian
perselisihan industrial. LKS Bipartit bertujuan : terwujudnya ketenangan kerja,
disiplin dan ketenangan usaha, peningkatan kesejahteraan pekerja dan
perkembangan serta kelangsungan hidup perusahaan dan mengembangkan motivasi
dan partisipasi pekerja sebagai pengusaha di perusahaan.
152
Manajemen Sumber Daya Manusia
Dalam hal konsultasi dengan pekerja, yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Jika Perusahaan sudah memiliki Lembaga Kerja Sama (LKS) Bipartit, konsultasi
dapat dilakukan dengan lembaga tersebut, begitu pula jika ada Serikat Pekerja,
maka konsultasi dapat dilakukan dengan Serikat Pekerja yang telah disahkan.
b. Jika Lembaga Kerjasa Sama Bipartit dan Serikat Pekerja tidak ada, maka konsultasi
dapat dilakukan dengan karyawan yang ada dalam perusahaan tersebut.
Perundingan Bipartit :
Perundingan antara pengusaha dengan pekerja untuk menyelesaikan perselisihan
hubungan industrial. Pengurus Bipartit menetapkan jadwal acara dan waktu untuk
rapat perundingan. Penyelesaian Melalui Bipartit :
1. Perselisihan hubungan industrial wajib diselesaikan secara musyawarah untuk
mufakat;
2. Diselesaikan paling lama 30 hari kerja sejak tanggal dimulainya perundingan;
3. Dibuat Perjanjian Bersama yang ditandatangani oleh para pihak, sifatnya
mengikat dan menjadi hukum serta wajib dilaksanakan oleh para pihak;
4. Wajib didaftarkan oleh para pihak kepada Pengadilan Hubungan Industrial di
Pengadilan Negeri di wilayah para pihak mengadakan Perjanjian bersama;
5. Diberikan Akta Pendaftaran Perjanjian Bersama dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Perjanjian bersama;
6. Salah satu pihak atau pihak yang dirugikan dapat mengajukan permohonan
eksekusi kepada Pengadilan Hubungan Industrial di Pengadilan negeri di wilayah
Perjanjian Bersama didaftarkan.
7. Permohonan eksekusi dapat dilakukan melalui PHI di Pengadilan Negeri di wilayah
domisili pemohon untuk diteruskan ke PHI di Pengadilan Negeri yang
berkompeten melakukan eksekusi;
8. Perundingan dianggap gagal apabila salah satu pihak menolak perundingan atau
tidak tercapai kesepakatan;
9. Salah satu pihak atau kedua belah pihak mencatatkan perselisihan kepada instansi
yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat dengan
melampirkan bukti upaya penyelesaian melalui perundingan bipartit telah
dilakukan.
153
Manajemen Sumber Daya Manusia
C. ORGANISASI PEKERJA
Organisasi pekerja adalah suatu organisasi yang didirikan secara sukarela dan
demokratis dari, oleh dan untuk pekerja dan berbentuk Serikat Pekerja, Gabungan
serikat Pekerja, Federasi, dan Non Federasi. Kehadiran Serikat Pekerja di perusahaan
sangat penting dan strategis dalam pengembangan dan pelaksanaan Hubungan
Industrial. Dasar Hukum Pendirian Serikat Pekerja/Serikat Buruh diatur dalam :
1. UU No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh
2. UU No. 2 Tahun 2004 tentang PPHI
3. Kepmenaker No. 16 Tahun 2001 tentang Tatacara Pencatatan Serikat Pekerja/
Buruh
4. Kepmenaker No. 187 Tahun 2004 tentang Iuran anggota Serikat Pekerja/Buruh
Setiap pekerja berhak untuk membentuk dan menjadi Anggota Serikat Pekerja.
Serikat Pekerja pada perusahaan berciri-ciri sebagai berikut :
154
Manajemen Sumber Daya Manusia
1. Dibentuk dari dan oleh pekerja secara demokrasi melalui musyawarah para
pekerja di perusahaan.
2. Bersifat mandiri, demokrasi, bebas dan bertanggung jawab.
3. Dibentuk berdasarkan sektor usaha/lapangan kerja.
D. ORGANIASI PENGUSAHA
Setiap pengusaha berhak untuk membentuk dan menjadi anggota organisasi
pengusaha yaitu Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) yang khusus menangani
bidang ketenagakerjaan dalam rangka pelaksanaan Hubungan Industrial. Hal
tersebut tercermin dari visinya yaitu Terciptanya iklim usaha yang baik bagi dunia
usaha dan misinya adalah Meningkatkan hubungan industrial yang harmonis
terutama ditingkat perusahaan, Merepresentasikan dunia usaha Indonesia di
lembaga ketenagakerjaan, dan Melindungi, membela dan memberdayakan seluruh
pelaku usaha khususnya anggota. Untuk menjadi anggota APINDO Perusahaan dapat
mendaftar di Dewan Pengurus Kota/Kabupaten (DPK) atau di Dewan Pengurus
Provinsi (DPP) atau di Dewan Pengurus Nasional (DPN).
Idealnya, dalam sebuah hubungan industrial, tiap-tiap pihak yang terlibat saling
menghormati satu dengan yang lainnya. Pihak manajemen atau pengelola
menghormati keberadaan serikat pekerja dan juga sebaliknya, pemilik modal
menghargai keberadaan serikat pekerja dan memberikan wewenang kepada pihak
manajemen untuk mengelola sumber daya manusia sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku. Dengan adanya kondisi saling menghormati ini, maka
tercipta sebuah suasana yang egaliter, setiap pihak melihat pihak lainnya sebagai
mitra, bukan bawahan atau atasan. Terciptanya suasana kerja yang kondusif dalam
hubungan industrial, secara langsung dapat meningkatkan kinerja, baik itu pekerja,
manajemen, maupun pemilik modal.
Akan tetapi, untuk menuju kondisi yang ideal seperti yang telah diungkapkan di atas,
tidaklah mudah, terutama di Indonesia, hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman
para pelaku industri untuk menciptakan sebuah suasana hubungan industrial yang
kondusif. Sebagai contoh, masih banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia yang
tidak menganggap adanya serikat pekerja, bahkan sampai melarang untuk terbentuk-
nya serikat pekerja di dalam perusahaannya. Untuk mencapai suatu kondisi yang
155
Manajemen Sumber Daya Manusia
ideal dalam hubungan industrial, maka ada beberapa tahap dalam hubungan
industrial, yaitu :
1. Tahap Konflik
Dalam tahap konflik yang biasa terjadi adalah manajemen berusaha sedapat
mungkin mencegah masuknya para pekerja menjadi anggota serikat pekerja dan
manajemen menolak kehadiran serikat pekerja dalam organisasi yang
bersangkutan. Ketika pertikaian bertambah serius, manajemen akan mengambil
semua langkah untuk menyelesaikan pertikaian dengan perundingan sehingga
dapat menekan potensi pemogokan yang dilakukan oleh pekerja.
2. Tahap Pengakuan Eksistensi
Pada tahap ini, manajemen membiarkan dan mengakui adanya rekita pekerja
dalam organisasinya, mesikpun disertai sikap terpaksa. Pada tahap ini terdapat
tiga pola tindakan manajemen yang biasanya dilakukan yaitu :
a. Apabila tidak mendapat tekanan kuat, misalnya dari pemerintah atau pihak
lain, manajemen akan menolak memberikan jaminan keberadaan serikat
pekerja dalam organisasi.
b. Berusaha untuk mendiskreditkan para pimpinan serikat pekerja di mata
karyawan.
c. Jika harus melakukan negosiasi, manajemen membatasi ruang lingkup
negosiasi itu pada cakupan yang sesempit mungkin.
3. Tahap Negosisasi
Pada tahap ini, manajemen tetap akan memandang serikat pekerja sebagai faktor
penghalang dalam hubungan kerja antara manajemen dengan para pekerja.
Hanya saja disamping itu, manajemen menyadari bahwa kehadiran serikat pekerja
merupakan kenyataan hidup industrial dan manajemen tidak lagi berusaha meng-
halangi kehadiran serikat pekerja.
4. Tahap Akomodatif
Pada tahap ini, manajemen mempergunakan serikat pekerja sebagai saluran
hubungan antara manajemen dan para pekerja serta tidak lagi memandang
serikat pekerja sebagai penghalang dalam hubungan kerja antara pimpinan
organisasi dengan para anggotanya. Manifestasi dari tahap akomodatif adalah
dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan para pekerja,
seperti dalam hal penilaian prestasi kerja, tolok ukur prestasi kerja itu dibicarakan
terlebih dahulu dengan serikat pekerja sebelum diputuskan dan diberlakukan.
5. Tahap Kerjasama
Pada tahap kerjasama, serikat pekerja turut secara aktif dalam peningkatan
efisiensi, efektivitas, produktivitas, dan semangat kerja karyawan. Kerjasama
didasarkan pada dua asumsi yaitu:
a. Kedua belah pihak sama-sama memperoleh keuntungan bila organisasi meraih
berbagai keberhasilan.
b. Para karyawan berada pada posisi yang memungkinkan mereka mengamati
dan mengetahui proses produksi yang terjadi serta dapat mendeteksi berbagai
kelemahan dalam proses produksi itu serta dapat pula memberikan saran-
saran tentang cara-cara untuk mengatasinya.
156
Manajemen Sumber Daya Manusia
Serikat Pekerja
Serikat Pekerja berawal dari peristiwa revolusi industri di Inggris pada sekitar tahun
1900-an. Bermula dari diketemukannya mesin uap oleh James Watt. Dengan
diketemukannya mesin uap ini, maka dimulailah yang dinamakan era industrialisasi,
dimana pabrik-pabrik mulai berdiri dan berproduksi secara massal. Era industrialisasi
ini menyebabkan orang-orang berbondong-bondong ke kota untuk bekerja di
perusahaan-perusahaan atau pabrik yang memperkerjakan buruh-buruh, dimana
mereka dibayar dengan upah rendah, memiliki jam kerja yang panjang, kondisi kerja
yang tidak manusiawi, memperkerjakan anak dibawah umur bahkan harus siap
dengan pemutusan hubungan kerja secara sepihak. Atas kondisi yang terjadi
tersebut, maka para pekerja tersebut berpikir untuk menggabungkan diri mereka
untuk berserikat. Hal ini disebabkan dengan berserikat, maka akan banyak
keuntungan yang akan mereka miliki, diantaranya adalah :
157
Manajemen Sumber Daya Manusia
Arbitrase
Arbitrasi adalah dengar pendapat dan penentuan suatu hal yang dipermasalahkan
oleh kedua belah pihak yag berkepentingan oleh kedua belah pihak untuk membantu
mencarikan penyelesaian. Esensi dari arbitrase adalah bersifat sukarela dalam arti
bawa kedua belah pihak yang bersengketa sepaham dan sepakat untuk meminta
bantuan arbitrator, kecuali arbitrase itu diharuskan oleh pemerintah, sehingga
keputusan arbitrator bersifat mengikat dan harus ditaati oleh pihak-pihak yang
bersengketa.
Apabila terjadi perselisihan antara pekerja dan manajemen. Ada dua langkah yang
harus ditempuh, yaitu:
Peran Pemerintah
Dalam Hubungan Industrial
158
Manajemen Sumber Daya Manusia
RANGKUMAN
PERTANYAAN LATIHAN
159
Manajemen Sumber Daya Manusia
JURNAL :
Hubungan Industrial
Oleh
Jamal Wiwoho
Perselisihan hubungan industrial antara pekerja atau buruh dan pengusaha atau
majikan sering kali terjadi sebagai akibat dari ketidaksesuaian pendapat dan atau
tindakan keduanya. Perselisihan keduanya biasanya didahului adanya pelanggaran
hukum dan bisa juga terjadi bukan karena pelanggaranan hukum. Mekanisme
penyelesaian perselisihan hubungan industrial dapat dilakukan melalui dua cara,
yaitu di luar pengadilan dan dalam pengadilan hubungan industrial. Mekanisme
melalui penyelesaian sengketa alternatif di luar pengadilan ini bisa dilakukan dengan
upaya bipartit. Jika upaya bipartit tidak berhasil, maka dapat dilanjutkan dengan
upaya mediasi melalui seorang atas badan mediasi, melalui konsiliasi, maupun
melalui arbiter dengan lembaga arbitrase. Jika melalui upaya mediasi, konsolidasi,
maupun arbitrase mengalami kegagalan, maka salah satu pihak dapat mengajukan
gugatan ke Pengadilan Hubungan Industrial dan apabila putusan pengadilan dirasa
belum memenuhi rasa keadilan, maka para pihak dapat mengajukan upaya hukum
kasasi di Mahkamah Agung.
160
Manajemen Sumber Daya Manusia
Kasus :
Hubungan Industrial
BANDA ACEH - Hakim Adhoc Peradilan Hubungan Industrian (PHI) pada Pengadilan
Negeri Banda Aceh, Firmansyah mengatakan bahwa, selama periode Januari hingga
November 2012, hanya ada empat kasus perselisihan dan persengketaan dan kasus
perburuhan di Aceh yang sampai pada ranah peradilan."Hanya ada empat kasus yang
kita tangani selama ini," katanya kepada Waspada Online, hari ini. Ia menjelaskan,
ada beberapa hal yang menyebabkan minimnya kasus-kasus perburuhan dalam
hubungan industrian di Aceh, diataranya banyak kasus-kasus yang sudah diselesaikan
secara non litigasi. "Selain itu juga, banyak perusahaan dan buruh yang menempuh
jalur rekonsiliasi dan mediasi dalam penyelesaian kasus, sehingga masalahnya tidak
perlu dibawa ke ranah hukum peradilan hubungan industrial," ujarnya. Ia
melanjutkan, faktor lainnya dimungkinkan adalah karena masih minimnya kesadaran
pekerja di Aceh atas hak-hak mereka. "Sosialisasi tentang undang-undang
ketenagakerjaan mungkin belum optimal," sebutnya. Ditambahkan, persoalan
lainnya yang menyebabkan minimnya sengketa peradilan hubungan industrial
dikarenakan akses para pekerja dan buruh terhadap peradilan juga sangat minim.
"Untuk saat ini, Peradilan Hubungan Industrial yang menangani penyelesaian
perselisihan hubungan industrian baru ada di Banda Aceh," jelasnya. Sebenarnya,
lanjutnya, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 4 tahun 2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI) disebutkan bahwa pemerintah wajib
membentuk Peradilan Hubungan Industrial dikabupaten/kota yang padat industri.
"Namun faktanya saat ini di Aceh saja jumlah hakim Adhoc PHI baru ada empat orang,
yakni dua mewakili pengusaha dan dua mewakili serikat pekera," tuturnya.
Karenanya dia berharap, sesuai dengan regulasi yang ada, dan juga demi meningkat-
kan akses para pekerja dan buruh mendapatkan peradilan, maka sudah selayaknya di
beberapa kabupaten/kota di Aceh, seperti Lhokseumawe juga didirikan Peradilan
Hubungan Industrial. "Hal ini penting untuk meningkatkan akses masyarakat,
khususnya buruh terhadap keadilan dan juga penyelesaian kasus-kasus hubungan
industrial yang terjadi.
Sumber: waspada.co.id
161
Manajemen Sumber Daya Manusia
Pertanyaan :
1. Apakah yang menjadi permasalahan pada cerita di atas dalam kaitannya dengan
SDM?
2. Dari cerita di atas, bagaimana hubungan industrial yang terjadi di Propinsi Aceh
saat ini?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan PPHI?
162
Manajemen Sumber Daya Manusia
BAB XI
Pemutusan
Hubungan Kerja
TUJUAN BAB:
Pemutusan Hubungan Kerja adalah kalimat yang bisa jadi menimbulkan rasa getir,
bukan saja bagi pihak pekerja akan tetapi juga bagi pihak manajemen. Banyak sekali
konflik antara pekerja yang diwaliki serikat pekerja dengan pihak manajemen karena
terjadinya pemutusan hubungan kerja. Sebetulnya bagi pihak manajemen,
pemutusan hubungan kerja merupakan sebuah pilihan yang sulit, karena dengan
adanya pemutusan hubungan kerja, maka pihak manajemen pun menanggung
kerugian yang tidak sedikit. Pihak manajemen harus kehilangan pegawai yang sudah
mereka rekrut, lalu mereka kembangkan dengan biaya yang tidak sedikit tentunya.
Bagi pekerja, tentu saja kerugian yang akan ditanggung mungkin lebih besar, karena
dengan adanya pemutusan hubungan kerja, maka secara otomatis, pekerja tersebut
kehilangan pendapatan untuk menunjang kebutuhan hidup sehari-sehari. Untuk
mengatasi kerugian di kedua belah pihak, maka pemerintah mengatur proses
pemutusan hubungan kerja ini dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 mengenai
Ketenagakerjaan. Akan tetapi semangat yang harus disepakati bersama baik oleh
pihak manajemen perusahaan maupun pihak pekerja adalah bahwa Pemutusan
Hubungan Kerja merupakan langkah terakhir, sekali lagi, langkah terakhir apabila
sudah tidak ada alternatif solusi lagi yang diambil perusahaan. Sehingga melalui
kesepakatan itu, selagi masih ada solusi lain yang dapat dijalankan, maka tidak perlu
ada pemutusan hubungan kerja.
163
Manajemen Sumber Daya Manusia
164
Manajemen Sumber Daya Manusia
pasal 155-172, dimana diatur hak dan kewajiban pada saat terjadinya pemutusan
hubungan kerja
2. Keinginan Perusahaan
Keinginan perusahaan daat menyebabkan diberhentikannya seorang karyawan
secara hormat ataupun dengan tidak hormat (dipecat). Biasanya disebabkan hal
berikut :
a. Karyawan tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya
b. Perilaku dan disiplinnya kurang baik
c. Melanggar peraturan-peraturan dan tata tertib perusahaan
d. Tidak dapat bekerjasama dan terjadi konflik dengan karyawan lain
e. Melakukan tindakan amoral dalam perusahaan
Akan tetapi perusahaan dalam hal ini pengusaha dilarang untuk memberhentikan
pegawai dengan alasan sebagai berikut :
a. Berhalangan masuk karena sakit menurut keterangan dokter
b. Melaksanakan kewajiban terhadap negara
c. Menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya
d. Menikah
e. Hamil, melahirkan, keguguran kandungan dan menyusui
f. Ikatan perkawinan, kecuali telah diatur dalam peraturan internal
g. Mendirikan serikat pekerja
h. Mengadukan pengusaha kepada yang berwajib
I. Perbedaan Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA)
j. Cacat karena kecelakaan kerja
3. Keinginan Karyawan
Pemberhentian atas keinginan karyawan sendiri dengan mengajukan
permohonan berhenti dari perusahaan tersebut. Jika banyak karyawan yang
berhenti atas keinginan sendiri, hendaknya manajer mencari akar permasalahan
yang terjadi sehingga turnover karyawan dapat diminimalisir. Tingkat turnover
yang tinggi merupakan kerugian bagi perusahaan karena karyawan tersebut
membawa biaya-biaya dari mulai penarikan, seleksi, dan pelatihan.
4. Pensiun
Pensiun adalah pemberhentian karyawan atas keinginan perusahaan, undang-
undang, maupun keinginan karyawan sendiri. Keinginan perusahaan mem-
pensiunkan karyawan karena produktivitasnya rendah. Undang-undang mem-
pensiunkan seseorang karena telah mencapai batas usia dan masa kerja tertentu.
Keinginan karyawan adalah pensiun atas permintaan sendiri dengan mengajukan
surat permohonan setelah mencapai masa kerja tertentu dan permohonannya
dikabulkan oleh perusahaan.
5. Kontrak Kerja Berakhir
Karyawan kontrak akan diberhentikan apabila kontrak kerjanya berakhir.
Pemberhentian berdasarkan berakhirnya kontrak kerja tidak menimbulkan
konsekuensi karena telah diatur terlebih dahulu dalam perjanjian saat mereka
diterima.
165
Manajemen Sumber Daya Manusia
6. Kesehatan Karyawan
Kesehatan karyawan dapat menjadi alasan untuk pemberhentian karyawan.
Inisiatif pemberhentian dapat berdasarkan pertimbangan dan keinginan
perusahaan maupun karyawan. Berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003 Pasal 172,
seseorang karyawan yang menderita sakit atau cacat akibat kecelakaan kerja
selama lebih dari 12 bulan dapat mengajukan pemutusan hubungan kerja dan
kepadanya diberikan pesangon.
7. Meninggal Dunia
Karyawan yang meninggal dunia secara otomatis putus hubungan kerjanya
dengan perusahaan. Perusahaan memberikan pesangon atau uang pensiun bagi
keluarga yang ditinggalkan sesuai dengan peraturan yang ada. Karyawan yang
meninggal dunia saat melaksanakan tugas, pesangon atau golongannya diatur
tersendiri oleh undang-undang.
8. Perusahaan Dilikuidasi/Bangkrut
Sebuah perusahaan yang ada dalam posisi dilikuidasi atau ditutup karena
bangkrut akan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawannya.
Menurut UU No 13 Tahun 2003, perusahaan dapat melakukan pemutusan
hubungan kerja apabila perusahaan tersebut selalu merugi dalam kurun waktu 2
tahun berturut-turut, ada keadaan yang bersifat force majeur dan juga karena
efisiensi yang dilakukan perusahaan. Karyawan yang diberhentikan berhak
mendapatkan pesangon sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
166
Manajemen Sumber Daya Manusia
f. Kebijaksanaan pemerintah
g. Mengatasi peningkatan persaingan dalam bisnis tertentu.
167
Manajemen Sumber Daya Manusia
RANGKUMAN
168
Manajemen Sumber Daya Manusia
PERTANYAAN LATIHAN
JURNAL :
Pemutusan Hubungan Kerja
169
Manajemen Sumber Daya Manusia
Kasus :
Pemutusan Hubungan Kerja
Kronologis PHK
Dalam kasus PHK karyawan Waru, Nestle Indonesia memastikan telah mengikuti
seluruh prosedur dan ketentuan yang diatur dalam hukum Indonesia. Sesuai dengan
170
Manajemen Sumber Daya Manusia
peraturan perundang-undangan yang berlaku pada waktu itu, yaitu pasal 3 UU no. 12
tahun 1964 tentang PHK di Perusahaan Swasta, PT. Nestle Indonesia telah meng-
ajukan permohonan ijin PHK kepada Panitia Penyelesaikan Perselisihan Perburuhan
Pusat (P4P) di Jakarta, dan P4P pada 1 Oktober 2002 telah mengeluarkan putusan
nomor 1660/1578/232-6/XIII/PHK/10-2002 yang memberikan izin kepada PT Nestle
Indonesia untuk melakukan PHK terhadap 245 bekas karyawan pabriknya di Waru
terhitung sejak diterimanya pembayaran uang pesangon dan hak-hak lainnya sesuai
kesepakatan bersama tentang PHK yang ditandatangani oleh Pengusaha dan masing-
masing bekas pekerja. Pada 7 Januari 2003, sejumlah mantan karyawan yang
mewakili 215 orang bekas karyawan PT. Nestle Indonesia mengajukan banding ke
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara. Pada 18 Desember 2003, pihak pengadilan
menolak permohonan banding para bekas karyawan pabrik di Waru dan menyatakan
putusan P4P adalah sah dan benar.
Pertanyaan :
1. Apakah yang menjadi permasalahan pada cerita di atas dalam kaitannya dengan
SDM?
2. Bagaimana menurut anda cara penyelesaian yang dilakukan oleh perusahaan?
171
Manajemen Sumber Daya Manusia
BAB XII
Audit Sumber Daya Manusia
Bagian ini merupakan pembahasan mengenai proses audit sumber daya manusia
yang dilaksanakan guna memonitor pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen SDM agar
tetap sesuai prosedur, aturan, pedoman kerja sehingga dapat efektif dan efisien
dalam mencapai tujuan organisasi.
TUJUAN BAB:
172
Manajemen Sumber Daya Manusia
Secara singat, audit merupakan kontrol kualitas keseluruhan yang mengecek aktivitas
sumber daya manusia di dalam sebuah departemen, divisi, atau seluruh perusahaan.
Audit sumber daya manusia dapat dilaksanakan dalam beberapa situasi yaitu : ketika
dirasakan perlu oleh manajemen puncak; ketika suatu kekuatan eksternal yang
memaksa suatu tinjauan (perusahaan induk, perusahaan yang mengakuisisi, dewan
komisaris, badan pemerintah dan lain-lain); ketika seorang manajer baru
bertanggung jawab atas departemen sumber daya manusia; ketika suatu perusahaan
yang signifikan dalam dunia usaha yang memaksa konsiderasi ulang manajemen
sumber daya manusia (contoh, penurunan bisnis, ekspansi yang gencar, ancaman
sedikit pekerja, dan perputaran karyawan yang tinggi sekali); dan ketika suatu
keinginan spesialis sumber daya manusia untuk meningkatkan praktik dan sistem
sumber daya manusia perusahaan.
Pengertian audit manajemen sumber daya manusia dikemukakan oleh beberapa ahli
sebagai berikut:
• Menurut Gomez & Mejia (2009), audit sumber daya manusia merupakan tinjauan
yang dilakukan secara berkala oleh departemen sumber daya manusia untuk
mengukur efektifitas pemanfaatan sumber daya manusia yang terdapat di dalam
suatu perusahaan. Selain itu, audit sumber daya manusia memberikan suatu
perspektif yang komprehensif terhadap praktik pengelolaan sumber daya
manusia dengan menemukan permasalahan/ penyimpangan dan memastikan
kepatuhan terhadap berbagai peraturan perundangan-undangan dan rencana-
rencana strategis perusahaan khususnya dalam bidang sumber daya manusia.
• Menurut Sherman & Bohlander (2012), audit sumber daya manusia memberikan
peluang untuk menilai efektivitas fungsi sumber daya manusia; memastikan
ketaatan terhadap hukum, kebijakan, peraturan dan prosedur yang berlaku;
menetapkan pedoman untuk penetapan standar; memperbaiki mutu staf sumber
daya manusia; meningkatkan citra departemen sumber daya manusia;
meningkatkan perubahan dan kreatifitas; menilai kelebihan dan kekurangan dari
fungsi sumber daya manusia; memfokuskan staf sumber daya manusia pada
masalah masalah penting; dan membawa departemen sumber daya manusia
lebih dekat pada departemen-departemen lainnya.
Dari uraian diatas dapat didefinisikan pengertian dari audit sumber daya manusia
yaitu kegiatan pemeriksaan dan penilaian secara sistematis, objektif dan
terdokumentasi terhadap fungsi-fungsi organisasi yang terpengaruh oleh
manajemen sumber daya manusia untuk pemenuhan tujuan organisasi.
173
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manfaat dilakukannya audit SDM adalah memberikan informasi yang berguna bagi
manajemen di dalam mengambil keputusan strategis organisasi. Informasi audit
dapat berupa:
1. Informasi mengenai ketidaktaatan atau penyimpangan terhadap azas regulasi
pengelolaan SDM
2. Informasi mengenai adanya potensi masalah yang bisa terealisasi menjadi
masalah bila gejala-gejala yang ada tidak ditindaklanjuti
174
Manajemen Sumber Daya Manusia
Bila audit ini dilakukan dengan benar, departemen SDM akan terhindar dari masalah-
masalah yang lebih besar yang merugikan karyawan ataupun perusahaan di
kemudian hari.
175
Manajemen Sumber Daya Manusia
176
Manajemen Sumber Daya Manusia
Ruang lingkup audit manajemen sumber daya manusia meliputi audit sebagai
berikut:
• Sistem Informasi SDM
– Informasi Analisis Jabatan
• Standard jabatan
• Deskripsi jabatan
• Spesifikasi jabatan
– Perencanaan SDM
• Estimasi permintaan dan penawaran
• Inventori keahlian
• Bagan dan ringkasan penggantian
– Administrasi Kompensasi
• Tingkat gaji, upah, dan insentif
• Paket tunjangan
• Layanan perusahaan bagi karyawan
• Penyediaan dan Pengembangan Karyawan
– Rekrutmen
• Sumber rekrutmen
• Ketersediaan calon karyawan
• Lamaran kerja
– Seleksi
• Rasio seleksi
• Prosedur seleksi
177
Manajemen Sumber Daya Manusia
• Kesetaraan kesempatan
– Pelatihan dan Orientasi
• Program orientasi
• Tujuan dan prosedur pelatihan
• Tingkat pembelajaran
– Pengembangan Karir
• Keberhasilan penempatan internal
• Program perencanaan karir
• Upaya pengembangan SDM
• Pengendalian dan Evaluasi Organisasi
– Penilaian Kinerja
• Standard dan ukuran kinerja
• Teknik penilaian kinerja
• Wawancara evaluasi
– Hubungan Karyawan-Manajemen
• Kepatuhan hukum
• Hak-hak manajemen
• Penyelesaian perselisihan
– Pengendalian SDM
• Komunikasi karyawan
• Prosedur kedisiplinan
• Prosedur perubahan dan pengembangan
– Audit SDM
• Fungsi SDM
• Manajer operasi
• Umpan balik karyawan
Daftar periksa yang digunakan dalam audit manajemen sumber daya manusia
menurut David Stevens (2009) adalah sebagai berikut:
1. Struktur Organisasi 15.Relevansi aplikasi komputer
2. Uraian / Deskripsi posisi 16.Pemahaman iklim organisasi
3. Rencana keberhasilan 17.Pembagian informasi
manajemen dengan karyawan
4. Kebijakan rekruitmen 18.Desain pekerjaan
5. Prosedur rekruitmen 19.Hubungan industrial
6. Program perkenalan 20.Kesehatan karyawan
7. Penilaian kinerja 21.Keamanan karyawan
8. Penilaian potensi individu 22.Pelayanan karyawan
9. Perencanaan jenjang karier 23.Pengumpulan angka statistik
10.Program pelatihan 24.Praktek pengunduran diri
11.Administrasi kompensasi 25.Dokumentasi / formulir
12.Fungsi departemen SDM 26.Keamanan
13.Perencanaan manusia 27.Interaksi sosial
14.Catatan pribadi
178
Manajemen Sumber Daya Manusia
179
Manajemen Sumber Daya Manusia
Instrumen-instrumen
dalam Audit Sumber Daya Manusia
RANGKUMAN
180
Manajemen Sumber Daya Manusia
PERTANYAAN LATIHAN
1. Apakah yang dimaksud dengan audit SDM?
2. Bagaimana tahapan audit SDM?
3. Informasi apa yang diberikan dari hasil audit SDM ?
4. Mengapa audit SDM merupakan hal penting yang perlu dilakukan organisasi?
5. Sebutkan tahapan yang hrus dipersiapan sebelum audit dilaksanakan ?
JURNAL :
Audit SDM
181
Manajemen Sumber Daya Manusia
Faktor ini terdapat pada kuadran I yang merupakan prioritas utama diantaranya
kesesuaian penempatan jabatan dan kehadiran karyawan, Kuadran II yang
merupakan faktor-faktor yang diharapkan oleh karyawan namun pelaksanaannya
kurang maksimal oleh perusahaan yaitu kepuasan karyawan.
Kata kunci: kualitas auditor, tata kelola perusahaan, manajemen laba, perbankan.
Sumber : Eksistansi (ISSN 2085-2401), Vol. IV, No. 2, Agustus 2012.
182
Manajemen Sumber Daya Manusia
Kasus :
Audit SDM
Kasus 1:
PT Bonafid melakukan audit SDM setiap setahun sekali sebagai agenda rutin. Tim
auditor untuk fungsi inspeksi SDM adalah Bagus Komara. Proses audit SDM dilakukan
pada semua kantor cabang di lingkungan PT Bonafid. Salah satu kantor cabang Jakarta
dipimpin oleh Basuki yang mempunyai reputasi yang makin meningkat sebagai
manajer yang mampu untuk melakukan sesuatu dengan tegas, dan ia dengan segera
membuat perubahan-perubahan. Biaya-biaya SDM dipotong dengan mengurangi
sejumlah kegiatan seperti pusat kebugaran (fitness center) pabrik, piknik perusahaan,
dan pesta liburan, serta program pelatihan hubungan antar manusia bagi para
supervisor. Basuki percaya bahwa hal-hal tersebut hanya merupakan pemborosan
biaya, dan apabila karyawan tidak mau bekerja maka pecatlah mereka dan cari orang
lain sebagai pengganti yang mau bekerja. Basuki memantau dengan ketat semua
karyawannya. Pada tingkat bisnis yang rendah/permintaan produksi barang
berkurang, Basuki memberhentikan karyawannya daripada mencarikan mereka
sesuatu untuk dikerjakan. Tingkat turnover pegawai paling tinggi di bawah
kepemimpinan Basuki terutama pada bagian operator mesin. Akhirnya, mulai makin
banyak pembicaraan untuk menjadi anggota serikat kerja di antara para karyawan.
Pertanyaan:
1. Aspek fungsi manajemen SDM manakah yang tidak dilaksanakan oleh Basuki?
2. Bagaimana potensi konflik yang mungkin akan terjadi dibawah kepemimpinan
Basuki?
Kasus 2:
Wagimin adalah seorang karyawan PT Bahagia. Kebutuhan rumah tangganya
senatiasa kurang dimana pengeluaran rumah tangga seringkali melebihi peng-
hasilannya. Wagimin senang mengambil pinjaman bank untuk mencukup
kebutuhannya. Kebijakan perusahaan hanya mengijinkan karyawan untuk
mengambil pinjaman dengan besaran pembayaran angsuran tidak melebihi dari 40%
take home pay. Wagimin memiliki manajer SDM bernama Sutarno yang sering
merasa iba atas kesulitan hidup yang dialami oleh Wagimin. Hampir setiap hari
Wagimin mengeluhkan penghasilannya yang dirasakan tidak dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan dua istri dan empat orang anaknya. Wagimin sering
meminjam uang pada rekan-rekan kerjanya. Wagimin meminta pertolongan kepada
Sutarno untuk diijinkan mengambil pinjaman kembali mengingat anaknya harus
menjalani operasi walaupun batas potongan gaji setiap bulannya sudah mencapai
pagu 40% dari penghasilannya. Sutarno mengijinkan Wagimin untuk mengambil
pinjaman di koperasi pegawai dengan tambahan potongan gaji sebesar 30% setiap
bulannya, sehingga total potongan gaji Wagimin mencapai 70% dari take home pay.
Pertanyaan:
1. Apakah tindakan Sutarno dapat dibenarkan apabila terjadi audit SDM?
2. Bagaimana solusi yang diberikan jika anda pada posisi Sutarno?
183
Manajemen Sumber Daya Manusia
Daftar Pustaka
Agus Guntur. 2010. Hubungan Industrial. Program Magister Manajemen. STEKPI
Amstrong, M. 2006. Performance Management: Key Strategies & Practical
Guidelines, Kogan Page.
Amstrong, M. 2007. A Handbook of Employee Reward Management, Kogan Page.
Anthony,W.P., K. Michelle Kacmar, and Pamela L. Perrewe.2009. Human Resource
Management : A Strategic Approach, Custom Publishing.
Baron, A & Michael Amstrong. 2008. Human Capital Management: Achieving Added
Value Through People, Kogan page.
Becker,B.E., Mark A. Huselid, and Dave Ulrich. 2001. HR Scorecard : Linking People,
Strategy and Performance, Harvard Business Press.
Bernardin, John. 2012. Human Resource Management. McGraw Hill.
Byars, L., and Leslie Rue. 2010, Human Resource Management. McGraw Hill.
Condrey,S.E. .2010. Handbook of Human Resource Management in Government,
Jossey-Bass.
DeCenzo, D.A. and Stephen P. Robbins .2010. Human Resource Management. Wiley.
Dessler, G. 2010. Human Resource Management. Pearson Education.Prentice Hall.
Fitz-enz, J. 2001. How to Measure Human Resource Management, McGraw Hill.
Fitz-enz, J. 2010. The New HR Analytics: Predicting the Economic Value of Your
Company's Human Capital Investment, Amacom.
Fitz-enz, J. 2009. The ROI of Human Capital : Measuring the Economic Value of
Employee Performance, Amacom.
Gibson, Cathy Lee. 2007. Professional in Human Resource. Pearson.
Hani Handoko, 2010, Manajemen Personalia & Sumberdaya Manusia, Edisi kedua,
BPFE UGM Yogyakarta
Heru Kurnianto Tjahjono. 2008. herukurniantotjahjono.com. diakses tanggal 28
Agustus 2014
Hayes, D.K., and Jack D Ninemeir. 2008. Human Resource Management in Hospitality
Industry, Wiley.
Hernandez, S.R. 2009. Strategic Human Resource Management in Health Service
Organization. Delmar Cengage Learning.
Ivancevich. 2010. Human Resource Management. McGraw Hill.
Kleiman, L.S. 2009. Human Resource Management : Managerial Tool for Competitive
Advantage, Atomic Dog.
Lawler III,E., and John Boudreau.2009. Achieving Excellence in Human Resource
Management : An Assesment of Human Resource Functions, Stanford Business
Books.
Levinson, Harry. 1988. Designing & Managing Carreer.Harvard Business Review Press.
Martocchio, J.J. 2010. Strategic Compensation : A Human Resource Management
Approach, Prentice Hall.
184
Manajemen Sumber Daya Manusia
185