Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PELAKSANAAN
PRAKTIKUM
I.1 Persiapan Praktikum Kemah Kerja
Persiapan dilakukan sebelum melakukan pengukuran di lapangan. Hal ini
perlu dilakukan untuk menghindari segala sesuatu yang tidak diinginkan pada saat
pengukuran berlangsung seperti kerusakan alat dan hal-hal yang tidak diinginkan
lainnya.
Persiapan praktikum kelompok IV-B berupa pembagian daerah praktikum,
jadwal praktikum, dan perizinan kelengkapan praktikum.
A. Pembagian Daerah Praktikum
Untuk lokasi praktikum kemah kerja kelompok IV B di Desa Asinan,
Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang.

Gambar III. 1 Lokasi Pengukuran (Google Earth, 2019)

B. Jadwal Praktikum

Untuk jadwal praktikum kemah kerja berlangsung dari 1-5 juli 2019.
Pengukuran dilakukan mulai dari pagi sampai sore hari.

C. Perizinan Kelengkapan Praktikum


Untuk perizinan yaitu melengkapi surat-surat ke pihak pemerintahan
desa Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang dan perizinan dari
pihak Universitas Diponegoro.
I.2 Alat dan Bahan
Pada praktikum kali ini, alat-alat yang digunakan untuk pelaksanaan
pengukuran adalah sebagai berikut:
I.1.2 Terestris
A. Theodolite

Gambar III. 2 Theodolite (Google, 2019)


Spesifikasi total station yang digunakan adalah sebgai berikut
a. Merk : NIKON
b. Model : NE - 100
Teleskop:
1) Diameter Efektif Tujuan 1.77 in (45 mm)
2) Pembesaran 30x
3) Sudut Pandang 1°20’ (2.3ft @ 100 ft / 2.3m @ 100 m)
4) Jarak Fokus Minimun 2.3 ft (0.7 m)
5) Stadia multiplier konstan 100
6) Sistem Membaca encoder inkremental fotolistrik
Sudut Pengukuran:
1) Diameter Lingkaran 3.1 in (79 mm)
2) Unit Membaca Gelar / gon / mil
3) Reading¹ digital Minimum 10/20”, 2/5 mgon, 0.05/0.1 mil
4) Akurasi (DIN 18723) 10” / 3 mgon
Display/Keypad:
1) Tipe dot-matrix LCD (20 characters x 2 lines)
2) Lampu Belakang Pencahayaan 1 tingkat
3) Keypad 5 buttons
Optical Plummet:
1) Pembesaran menurun OPTIK 2.2x
2) Sudut Pandang 5°
3) Jangkauan Fokus 4.3 ft (1.3 m) fixed
Tingkat Sensitif:
1) Tingkat Pelat 60” / 2 mm
2) Tingkat Melingkar 10’ / 2 mm
Leveling Base:
1) Ambient Jarak Suhu -4 TO 122 °F (-20 to 50 C)
2) Rating Lingkungan IP54
3) Berat Instrument: 9.8 lbs (4.5 kg)
Sumber daya listrik:
1) Tipe Baterai : 1.5V alkalin AA x 6
2) Waktu operasi (dari 68 °F / 20C) selama 48 jam

B. Waterpass

Gambar III. 3 Waterpass (Google, 2019)


Spesifikasi :
1. Perbesaran 24 kali
2. Bayangan tegak
3. Resolving power 4.0”
4. Panjang 215 mm, objektif 32 mm, field view 1’25’0” (26./1,000m), fokus
minimum 0,3 m
5. Ketelitian 0.5 mm
6. Sudut Pengukuran :
7. Diameter 103mm
8. Graduation 1°/1gon
9. Pengukuran Jarak :
10. Range : =15’
11. Spesifikasi Umum :
12. Circulae Level Sensitivy 10/2 mm
13. Standard deviation for 1 km of double run leveling 2.0mm
14. Anti air dan debu: IPX6 (IEC 60529)
15. Suhu pengoperasian: -20 sampai 50° celcius
16. Berat: 1.7kg
C. Rambu Ukur

Gambar III. 4 Rambu Ukur (Google, 2019)


D. Tripod/Statif
Gambar III. 5 Tripod (Google, 2019)
E. Pita Ukur

Gambar III. 6 Pita Ukur (Google, 2019)

F. Nivo

Gambar III. 7 Nivo (Google, 2019)


G. Rol Meter
Gambar III. 8 Rol Meter (Google, 2019)
H. Palu

Gambar III. 9 Palu (Google, 2019)


I. Paku Payung

Gambar III. 10 Paku Payung (Google, 2019)


J. Tipex
Gambar III. 11 Tipex

K. Alat Tulis

Gambar III. 12 Alat Tulis

L. Topo
Gambar III. 13 Topo

I.2.2 GPS

a. GPS HIPER II

Gambar III. 14 GPS

b. Neck
Gambar III. 15 Neck

c. Antena

Gambar III. 16 Antena

d. Tribach
Gambar III. 17 Tribach

e. Meteran

Gambar III. 18 Meteran

f. Penunjuk Arah
Gambar III. 19 Penunjuk Arah

g. Tripod

Gambar III. 20 Tripot

h. Topo
Gambar III. 21 Topo

i. Alat Tulis

Gambar III. 22 Alat Tulis


I.3.2 UAV

a. Drone DJI Phantom 4

Gambar III. 23 Drone DJI Phantom 4

b. Komputer Workstation

Gambar III. 24 Komputer Workstation

Spesifikasi:

1. Merk komputer : Dell Precision Tower 7910


2. Sistem operasi : Windows 7
3. Processor : Intel xeon
4. RAM : 8 GB DDR3
5. Harddisk : 1 TB
6. Software : Drone Deploy
c. Smartphone
Gambar III. 25 Samsung Galaxy S10 Plus (Sandroid.me,
2019)

Spesifikasi:
1. Merk Smarthphone : Samsung Galaxy S10 Plus
2. Sistem operasi : Android
3. Processor : Octa-core processor
4. RAM : 8 GB (LPDDR4X)
5. Software : DJI GO

d. Laptop

Gambar III. 26 Acer Predator An515 (itgaleri, 2019)


Spesifikasi:
1. Merk Smarthphone : Acer Predator An515
2. Sistem operasi : Linux
3. Processor : 7th Gen Intel Core i7-7700HQ
4. RAM : 8 GB DDR4/ 1 TB HDD
5. Software : Agisoft

e. Premark

Gambar III. 27 Premark (jsk.trainingcenter, 2013)

Gambar III. 28 Remote Drone (Dji, 2017)

f. Software Dji Go
Gambar III. 29 DJI GO (Dji, 2017)

g. Software Dronedeploy

Gambar III. 30 Dronedeploy (Dronedeploy, 2017)

I.3 Uji Kolimasi Alat


I.1.3 Waterpas
Cara pengecekan garis kolimasi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Buat tiga penggal garis yaitu titik A, B dan C dengan panjang AB =
BC = CD

Keterangan:
a0, c0 : garis bidik mendatar pada kedudukan instrument di B
a3, c3 : garis bidik mendatar pada kedudukan instrument di D
1. Ukur beda tinggi titik A dan C dengan instrumen berdiri di B;
2. Pindah instrumen ke titik D baca rambu di titik A dan C, ukur beda
tinggi titik A dan C;
3. Jika selisih beda tinggi di B dan beda tinggi di D melebihi toleransi
maka perlu diberikan koreksi sebesar K:
K = 3/2 {a2 – [c2 + (a1 – c1)]}
K = 3/2 [(a2 – c2) – (a1 – c1)]
Cara koreksi:
1. Pada alat tipe semua tetap tanpa sekrup ungkit arahkan garis bidik pada
angka (a2 – K) pada rambu A dengan memutar sekrup koreksi
diafragma atas dan bawah dengan pen koreksi dan gelombang nivo
teropong tetap seimbang;
2. Untuk alat tipe semua tetap dengan sekrup ungkit: koreksi sama dengan
butir a atau dengan cara arahkan garis bidik pada angka (a2–K) pada
rambu A dengan memutar sekrup ungkit. akibatnya gelombang nivo
teropong menjadi tidak seimbang. Seimbangkan kembali dengan
memutar sekrup koreksi nivo dengan pen koreksi.

I.2.3 Theodolite
Kesalahan kolimasi adalah kesalahan yang disebabkan Karena garis bidik
yang tidak tegak lurus dengan sumbu II.
Cara atau prosedur untuk mencari nilai kesalahan kolimasi :
1. Mendirikan teodolit pada statif (melakukan pengaturan sumbu I vertical)
kemudian membidik target/titik dengan kedudukan teropong biasa.
Kemudian baca lingkaran horizontal dan catat nilainya sebagai B.
2. Kemudian bidik kembali target/titik dengan kedudukan teropong luar biasa.
Kemudian baca lingkaran horizontalnya dan catat nilai sudutnya sebagai
LB.
3. Menghitung besarnya kesalahan kolimasi dengan persamaan :

β= (LB – B – 180) /2
Cara koreksi : nilai β ditambahkan pada bacaan terakhir lingkaran
horizontal yaitu nilai LB dengan cara memutar skrup penggerak halus horizontal
menuju sudut yang dimaksud (setelah ditambah nilai kesalahan kolimasi). Akibat
dari penambahan β maka garis bidik teropong akan bergeser dan tidak membidik
pada sasaran seperti awal, sehingga teropong harus diarahkan kembali pada terget
dengan cara memutar skrup koreksi diafragma kanan dan kiri pada teropong.

Kesalahan Indeks Vertikal adalah kesalahan yang terjadi apabila keadaan garis
bidik teropong benar benar mendatar namun hasil bacaan lingkaran vertical tidak
sama dengan 90 atau 270 derajat.

Cara atau prosedur untuk mencari nilai kesalahan indeks vertical :


1. Mendirikan teodolit pada statif (melakukan pengaturan sumbu I vertical)
kemudian membidik target/titik dengan kedudukan teropong biasa. Kemudian
baca lingkaran vertikal dan catat nilainya sebagai B.
2. Kemudian bidik kembali target/titik dengan kedudukan teropong luar biasa.
Kemudian baca lingkaran vertikal dan catat nilai sudutnya sebagai LB.
3. Menghitung besarnya kesalahan indeks vertical dengan persamaan :

p = 180 – ((LB+B)/2)

Cara koreksi : jika nilai kesalahan p positif (+) maka koreksinya menjadi minus (-
), begitu juga sebaliknya.

I.4 Diagram Alir Pengkuran


I.1.4 Diagram Alir Pelaksanaan Praktikum
Berikut ini adalah diagram alir dari pelaksanaan praktikum kemah kerja
Kelompok IV-B.
Mulai

Persiapan

Survey Lapangan

Pengukuran

Pengolahan Data

Data Elevasi, Sudut, dan


Situasi

Plotting

Pembuatan
laporan

Selesai

I.2.4 Diagram Alir Pengukuran Theodolite


Berikut ini adalah diagram alir dari pelaksanaan pengukuran kemah kerja
Kelompok IV-B.
Mulai

Centering alat

Penempatan rambu muka dan belakang

Bidik rambu belakang (BA, BB, BT)

Baca sudut horizontal & vertikal

Bidik rambu muka (BA, BB, BT)

Baca Sudut Horizontal & Vertikal

Bidik Detail Situasi

Pindahkan alat untuk patok selanjutnya

Data elevasi, sudut &


situasi

Selesai
I.3.4 Diagram Alir Pengukuran Waterpass

Mulai

Centering alat

Penempatan rambu muka dan belakang

Bidik rambu belakang (BA, BB, BT)

Bidik rambu muka (BA, BB, BT)

Data beda tinggi pergi

Pindahkan alat untuk patok selanjutnya

Bidik rambu belakang (BA, BB, BT)

Bidik rambu muka (BA, BB, BT)

Data beda tinggi pulang

Selesai

I.5 Pemasangan Patok


Pemasangan patok bertujuan sebagai suatu tanda agar pengukur dapat
melihat detail yang diukur dalam lapangan. Jika tidak ada patok maka pengukuran
tidak dapat dilakukan karena patok berfungsi sebagai tanda batas atau titik penanda
yang digunakan untuk menentukan posisi koordinat suatu tempat dipermukaan
bumi. Dalam memasang patok, tidak boleh dilakukan secara sembarangan karena
dapat mempengaruhi data yang diperoleh, dan harus dipasangkan pada tempat yang
tepat. Menurut Kustarto dan Hartanto (2010) syarat-syarat dalam memasang patok
adalah :

1. Patok yang digunakan berupa tanda yang kokoh dan tidak mudah dicabut
atau dihapus seperti paku, batu, dan kayu
2. Untuk pemasangan patok, jarak patok satu dengan patok yang lain
disesuaikan dengan dengan kondisi jalan. Jarak maksimal yang
diperbolehkan adalah 50 m
3. Setelah diukur, pasang patok menggunakan palu pada tempat yang mudah
terlihat dan kemudian tandai patok tersebut misalnya dengan memberi
warna yang mencolok dengan menggunakan pilok atau dengan memberi
pita dengan warna yang berbeda dengan kelompok lain. Pemasangan patok
dilakukan sesuai dengan ketentuan pada huruf 1 - 3 pada jumlah titik yang
digunakan pada masing - masing pengukuran profil.

I.1.5 Tujuan Pemasangan Patok


Tujuan dari pemasangan patok ini adalah sebagai titik kontrol horizontal
(x,y) dan vertikal (z). Selain itu patok juga berguna sebagai acuan tempat berdiri
alat dan untuk menandai titik-titik yang menjadi acuan dalam pengukuran serta
membantu dalam pengukuran jarak wilayah pengukuran. Apabila pekerjaan
pemasangan patok sudah selesai, maka dapat dilakukan pengukuran berikutnya.

I.2.5 Prosedur Pelaksanaan


Berikut ini adalah prosedur pelaksanaan dalam pemasangan patok :

1. Memperkirakan titik–titik mana saja yang akan dipasang patok


2. Memasangan patok dengan memperhatikan jarak dan medan wilayah
pengukuran
3. Memberikan tanda yang jelas pada tiap patok agar memudahkan dalam
melakukan kegiatan pengukuran
4. Usahakan patok tersebut dapat dijadikan untuk acuan tempat berdiri alat
dan antar patok yang satu dengan patok berikutnya harus terlihat satu
sama lain (jarak dibuat maksimal 50 meter).
Kustarto, H,Hartanto, A. 2010. llmu Ukur Tanah Metode.Malang : DOMA
http://www.katakangafit.com/2017/08/kesalahan-kolimasi-dan-kesalahan-indeks_20.html

Anda mungkin juga menyukai