Anda di halaman 1dari 18

TUGAS BIOLOGI

OLEH :

NAMA : RANI RAHMADANI

KELAS : XI. IPA 4

GURU PEMIMBING : UBAIDI S.pd M,si

SMA NEGERI 7 PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2018/2019
SISTEM GERAK PADA MANUSIA
Salah satu ciri makhluk hidup adalah bergerak. Makhluk hidup dikatakan bergerak
apabila sebagian atau seluruh bagian tubuh makhluk hidup tersebut mengalami perpindahan
posisi atau perpindahan tempat. Bagaimana sistem gerak pada makhluk hidup? Umumnya
mkhluk hidup melakukan gerak karena adanya rangsang. Sistem gerak pada manusia dan
hewan berbeda dengan sistem gerak yang dimiliki oleh tumbuhan hal ini disebabkan organ
tumbuhan berbeda dengan organ manusia dan hewan.

Sistem gerak ialah sistem dalam tubuh yang terdiri dari persendian, otot dan tulang-
tulang yang bergabung membentuk rangka dan berguna untuk memberikan betuk tubuh,
memudahkan manusia untuk melakukan aktivitas, seperti berlari, berjalan, menari.

Gerak tidak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melalui mekanisme yang rumit dan
melibatkan banyak bagian tubuh. dalam bab ini kita akan mempelajari komponen apa saja
yang berperan dalam proses gerak serta bagaimana gerak terjadi.

Sistem gerak pada manusia terdiri dari alat gerak aktif dan alat gerak pasif. Alat gerak
aktif manusia ialah otot-otot yang menempel pada tulang dan rangka manusia sedangkan alat
gerak pasif pada manusia ialah sekumpulan tulang-tulang yang membentuk rangka.

RANGKA

Rangka adalah susunan tulang-tulang dengan sistem tertentu. Rangka terletak dalam
tubuh, terlindung atau terbalut oleh otot dan kulit. Rangka yang terdapat didalam tubuh
disebut dengan rangka dalam atau endoskeleton.

Untuk mendukung fungsi gerak, selain didukung oleh kontraksi dan relaksasi otot,
antara tulang dan ruas-ruas tulang satu dengan lainya dihubungkan oleh persendian tulang,
pada persendian tersebut dilengkapi dengan tendon dan ligamenum. Interaksi dari seluruh
komponen pendukung gerak tersebut akan menghasilkan gerak tertentu dari suatu organisme.
Fungsi Rangka
Tulang-tulang yang menyusun rangka tubuh verteberata mempunyai bentuk beraneka
ragam sesuai dengan keduduanya dalam tubuh serta fungsinya. Secara umum fungsi rangka
adalah sebagai berikut ini.

a. Menunjang tegaknya tubuh


b. Sebagai alat gerak pasif
c. Tempat melekatnya otot rangka
d. Memberi bentuk tubuh
e. Melindungi alat-alat tubuh dalam yang lemah f.
Tempat pembentukan sel-sel darah
g. Sebagai tempat penimbunan mineral
Pengelompokan Rangka
Rangka dibagi menjadi 2 yaitu rangka atau skeleton aksial dan rangka atau
skeleton apendikular. Selekton aksial meliputi tengkorak, ruas-ruas tulang belakang, tulang
dada, dan tulang iga atau rusuk. Selekton apendikuler meliputi tulang-tulang lengan, tulang
telapak tangan, tungkai, telapak kaki, pinggul dan bahu.

Bentuk Tulang
Semua bentuk tulang, baik itu tulang pipa, tulang pipih, tulang pendek, maupun tulang
tak berbentuk, semuanya memiliki karakteristik dan ciri fisiknya masing-masing. Perhatikan
gambar keempat bentuk tulang tersebut berikut ini.Semua bentuk tulang, baik itu tulang pipa,
tulang pipih, tulang pendek, maupun tulang tak berbentuk, semuanya memiliki karakteristik
dan ciri fisiknya masing-masing. Perhatikan gambar keempat bentuk tulang tersebut berikut
ini.
1. Tulang Pipa (Tulang Panjang)

Tulang pipa adalah tulang dengan bentuk panjang menyerupai pipa atau tabung.
Karena bentuknya ini, kadang kali tulang pipa disebut juga tulang panjang. Bentuk tulang ini
memanjang dengan setiap ujungnya meluas dan menyerupai bentuk bonggol. Tulang pipa
terbagi menjadi 3 bagian, yaitu dua bagian ujung yang membonggol (epifis), bagian tengah
(diafisis), dan bagian antara ujung dan tengah (cakra epifis).

Dalam bonggol yang terdapat dalam tulang pipa terdapat tulang spons yang berongga.
Rongga dalam tulang spons tersebut berisi sumsum merah tulang. Sumsum ini berfungsi
sebagai tempat sel-sel darah merah diproduksi. Adapun pada bagian tengah tulang pipa
terdapat sumsum kuning atau jaringan lemak. Sumsum ini berfungsi sebagai tempat sel darah
putih diproduksi.

Beberapa tulang pada tubuh manusia yang tergolong memiliki bentuk tulang pipa
antara lain tulang paha, tulang betis, tulang kering, dan tulang hasta.
2.TulangPipih

Tulang pipih adalah tulang dengan bentuk pipih gepeng. Tidak


seperti tulang pipa, bagian dalam tulang pipih umumnya tidak berongga sehingga bersifat
pejal. Pada bagian bawah tulang pipih, spons berisi sumsum merah tulang yang menjadi
tempat produksi sel darah merah biasanya juga ditemukan. Beberapa tulang pada tubuh
manusia yang tergolong mempunyai bentuk tulang pipih antara lain tulang rusuk, tulang
dada, tulang tengkorak, dan tulang belikat.

3.TulangPendek

Tulang pendek adalah tulang dengan bentuk pendek. Sama seperti


tulang pipih, tulang pendek juga tidak berongga dan bersifat pejal, akan tetapi mengandung
sumsum merah tulang. Karena bentuknya yang pendek, tulang ini biasanya bergerombol dan
membentuk ruas-ruas tulang. Beberapa tulang pada tubuh manusia yang tergolong
mempunyai bentuk tulang pipih antara lain ruas-ruas tulang pergelangan tangan, ruas tulang
belakang, ruas jari tangan, dan ruas jari kaki.

4. Tulang Tak Berbentuk

Tulang tak berbentuk adalah tulang dengan bentuk yang tidak menentu. Jenis tulang
ini hanya terdapat pada kerangka wajah dan tulang belakang manusia.Tulang tak berbentuk
adalah tulang dengan bentuk yang tidak menentu. Jenis tulang ini hanya terdapat pada
kerangka wajah dan tulang belakang manusia.

Jenis Tulang
Secara umum tulang dibedakan menjadi tulang keras dan tulang rawan atau disebut
juga kartilago. Kedua jenis tulang itu berbeda dalam hal bahan penyusunnya. Tulang keras
tersusun atas campuran antara kalsium dan kolagen, sedangkan tulang rawan tersusun dari
sel-sel tulang rawan yang sifatnya kenyal dan lentur. Contoh tulang keras, yaitu tulang
tengkorak, tulang tangan, dan tulang kaki. Contoh tulang rawan adalah tulang hidung dan
tulang.
Osifikasi
Osifikasi (proses pembentukan tulang)adalah proses dimana sel-sel mesenkim dan
kartilago diubah menjadi tulang selama pengembangan. Awalnya, selama perkembangan
embrio, kerangka tetap terutama rawan untuk membentuk komponen struktural dasar dan
kerangka tubuh.

Rangka berasal dari membran-membran menyerabut dan tulang rawan hialin pada
bulan-bulan pertama perkembangan embrio. Jaringan ini digantikan oleh tulang dengan dua
proses pembentukan tulang atau osifikasi yang berbeda.

Proses pertama,disebut osifikasi intramembran, terjadi ketika membran menyerabut


digantikan oleh jaringan tulang. Proses ini, yang hanya terjadi pada tulang pipih tertentu,
diringkas dalam dua langkah dasar:
• Tulang spons mulai berkembang di tempat-tempat di dalam membran yang disebut pusat
osifikasi.
• Sumsum tulang merah terbentuk di dalam jaringan tulang spons, diikuti oleh pembentukan
tulang padat di luarnya.
Proses osifikasi kedua, disebut osifikasi endokondrium, terjadi ketika tulang rawan
hilain digantikan oleh jaringan tulang. Proses ini, yang terjadi pada sebagian besar tulang
tubuh, mengikuti langkah-langkah berikut ini:
a. Pada pusat osifikasi primer, di pust model tulang rawan, tulang rawan hialin pecah,
membentuk rongga.
b. Kuncup periosteum yang terdiri atas osteoblas, osteoklas, sumsum merah, saraf, serta
pembuluh darah limfa, memasuki rongga. Osteoblas menghasilkan jaringan tulang spons.
c. Rongga medula terbentuk ketika osteoklas memecahkan jaringan tulang spons yang baru
terbentuk. Rongga medula semakin membesar saat rongga tersebut mengikuti penyebaran
pusat osifikasi primer ke bagian ujung tulang.
d. Jaringan tulang padat menggantikan tulang rawan di bagian luar tulang.
e. Di dalam tulang panjang, pusat osifikasi sekunder terbentuk di epifisis. Sama seperti pada
batang, kuncup periosteum terbentuk. Akan tetapi jaringan tulang spons yang nantinya
berkembang tidak digantikan oleh rongga medula.
f. Tulang rawan persendian dibentuk dari tulang rawan yang tersisa di luar epifisis.

g. Lempeng epifisis dibentuk dari tulang rawan yang tersisa di antara pusat perkembangan
osifikasi primer dan sekunder yang membesar.
Gangguan dan Kelainan Pada Tulang
a. Gangguan Mekanis Tulang
Gangguan mekanis pada tulang dapat terjadi akibat jatuh atau benturan dengan benda keras
(pukulan). Gangguan ini dapat menyebabkan hal-hal berikut.
1) Fisura atau retak tulang, dapat diperbaiki karena periosteum akan membentuk kalus
(sambungan).
2) Fraktura atau patah tulang, umumnya terjadi pada tulang pipa. Apabila tulang yang patah
sampai keluar kulit disebut patah tulang terbuka, sedangkan jika tidak sampai keluar kulit
disebut patah tulang tertutup.
3) Memar sendi, apabila selaput sendi mengalami robek.
4) Urai sendi yaitu memar sendi yang diikuti lepasnya ujung tulang dari persendian.
b. Gangguan Fisiologis Tulang
Gangguan ini mengakibatkan kelainan di antaranya berupa:
1) Hidrocephalus yaitu suatu kelainan yang ditandai pengumpulan abnormal cairan spinal dan
terjadi pelebaran rongga dalam otak sehingga kepala membesar, disebut juga
megalochephalus.
2) Mikrocephalus yaitu gangguan pertumbuhan tulang tengkorak akibat kekurangan zat kapur
saat pembentukan tulang pada bayi.
3) Osteoporosis yaitu pengeroposan tulang yang terjadi karena kekurangan hormon sehingga
tulang mudah patah dan rapuh.
4) Rakhitis yaitu gangguan tulang karena kekurangan vitamin D. Biasanya terjadi pada anak-
anak dalam masa pertumbuhan. Akibatnya pertumbuhan tulang terganggu sehingga bentuk
kaki membelok keluar (berbentuk huruf X) atau membengkok ke dalam (berbentuk huruf O).
c. Kesalahan Sikap Duduk
Kesalahan sikap (misal sikap duduk) dapat mengakibatkan beberapa kelainan berikut.
1) Lordosis yaitu jika bagian leher dan panggul terlalu membengkok ke depan.
2) Kifosis yaitu jika bagian punggung terlalu membengkok ke belakang.
3) Skoliosis yaitu jika bagian punggung membengkok ke kanan atau ke kiri.
Teknologi untuk Mengatasi Sistem Gerak
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, para ilmuwan telah berhasil
mengembangkan teknologi guna mengatasi kelainan pada sistem gerak, terutama tulang.
Teknologi itu di antaranya adalah :
a. Vertebloplasti

Vertebroplasti adalah teknik perbaikan patah tulang pada bagian tulang belakang
dengan cara memasukkan semen tulang melalui jarum suntik khusus. Pemberian semen
tulang di maksudkan untuk menyangga dan memberi kekuatan pada tulang dari dalam.
Dalam hal ini semen akan mengeras setelah 15 menit kemudian dan keesokan harinya pasien
sudah dapat berjalan.

b. Veselplasti

Veselplasti adalah teknik bedah endolaparoskopik terbaru. Teknik ini merupakan hasil
perkembangan dari teknik Vertebroplasti. Di sebut veselplasti karena teknik I menggunakan
balon sebagai pengganti pembuluh darah buatan. Kemudian balon tersebut diisi dengan bahan
tulang yang memiliki sistem hidrolik sehingga pasien dapat tegak seperti sediakala.

c. Sekrup Berbahan Tulang

Pada teknik ini, sekrup tulang berfungsi menghubungkan bagian-bagian tulang yang
akhirnya tumbuh menjadi tulang. Teknik ini di harapkan dapat mengurangi biaya pengobatan
dan beban fisik si pasien. Perlu di ketahui, harga sekrup metal yang di gunakan dalam
perawatan patah tulang dapat mencapai 100.000 yen persatuannya.

Hubungan Antartulang
Tulang di dalam tubuh dapat berhubungan secara erat atau tidak erat. Hubungan
antartulang disebut artikulasi. Agar artikulasi dapat bergerak, diperlukan struktur khusus yang
disebut sendi. Terbentuknya sendi dimulai dari kartilago di daerah sendi. Mula-mula
kartilago akan membesar lalu kedua ujungnya akan diliputi jaringan ikat. Kemudian kedua
ujung kartilago membentuk sel-sel tulang, keduanya diselaputi oleh selaput sendi (membran
sinovial) yang liat dan menghasilkan minyak pelumas tulang yang disebut cairan sinovial.
Jenis Hubungan Antartulang
Di dalam sistem rangka manusia, terdapat tiga jenis hubungan antartulang yaitu sinartrosis,
amfiartrosis, dan diartrosis.
a. Sinartrosis
Sinartrosis adalah hubungan hubungan antartulang yang direkatkan oleh suatu jaringan ikat
yang mengalami osifikasi sehingga tidak memungkinkan adanya gerakan
b. Amfiartrosis
Amfiartosis adalah hubungan antartulang yang dihubungkan oleh kartilago sehingga
memungkinkan terjadinya sedikit gerakan.
c. Diartrosis
Diartrosis adalah hubungan antartulang yang memungkinkan terjadinya gerakan tulang secara
lebih bebas.
Jenis hubungan antartulang yang bersifat diartrosis adalah sebagai berikut:
1) Sendi Engsel

Sendi engsel merupakan hubungan antara bonggol tulang yang masuk ke dalam
mangkuk tulang yang tidak terlalu dalam dan adanya bagian pengganjal. Pada sendi engsel,
gerakannya satu arah seperti gerak engsel pintu. Contohnya sendi pada siku, lutut, mata kaki,
dan ruas antarjari.

2) Sendi Putar

Pada sendi putar, ujung tulang yang satu dapat mengitari ujung tulang yang lain.
Bentuk seperti ini memungkinkan gerakan rotasi dengan satu poros. Contohnya sendi antara
tulang hasta dan tulang pengumpil dan sendi antara tulang atlas dengan tulang tengkorak.
Pada sendi putar, ujung tulang yang satu dapat mengitari ujung tulang yang lain. Bentuk
seperti ini memungkinkan gerakan rotasi dengan satu poros. Contohnya sendi antara tulang
hasta dan tulang pengumpil dan sendi antara tulang atlas dengan tulang tengkorak.
3) Sendi Pelana

Sendi pelana merupakan hubungan antartulang yang memungkinkan terjadinya


gerakan dua arah. Contohnya adalah sendi antara tulang telapak tangan dengan pergelangan
tangan dan dengan ruas jari tangan.

4) Sendi Peluru

Pada sendi peluru, kedua ujung tulang berbentuk lekuk dan bongkol. Bentuk ini
memungkinkan gerakan bebas ke segala arah. Misalnya sendi antara tulang gelang bahu dan
lengan atas, antara tulang gelang panggul dan paha.

5)Sendi Luncur atau Sendi Geser


Pada sendi ini, kedua ujung tulang agak rata sehingga menimbulkan gerakan menggeser.
Contohnya sendi antartulang pergelangan tangan dan antartulang pergelangan kaki.
Pada sendi ini, kedua ujung tulang agak rata sehingga menimbulkan gerakan menggeser.
Contohnya sendi antartulang pergelangan tangan dan antartulang pergelangan kaki.
6) Sendi Kondoloid

Sendi kondiloid terjadi di antara dua tulang yang permukaannya berbentuk oval. Berupa
gerak ke samping dan gerak maju mundur, tetapi tidak mengitari poros. Contohnya sendi
pada tulang pergelangan tangan.

Gangguan pada Persendian


a) Gangguan Persendian Tulang

Persendian dapat mengalami beberapa kelainan atau gangguan, di antaranya sebagai berikut.

 Ankilosis yaitu persendian yang tidak dapat digerakkan karena seolah-olah kedua
tulang menyatu.
 Dislokasi yaitu sendi bergeser dari kedudukan semula.
 Terkilir atau keseleo yaitu tertariknya ligamen akibat gerak yang mendadak
 Artritis yaitu peradangan pada satu atau beberapa sendi dan kadang-kadang posisi
tulang mengalami perubahan
b) Infeksi Sendi Tulang
Kelainan tulang akibat infeksi antara lain sebagai berikut.

 Artritis eksudatif yaitu peradangan pada sendi dan terisi cairan nanah.
 Artritis sika yaitu peradangan sendi sehingga rongga sendi menjadi kering
(kekurangan minyak sinoval).
 Layuh sendi atau layuh semu yaitu suatu keadaan tidak bertenaga pada persendian
akibat rusaknya cakraepifisis tulang anggota gerak.
 Nekrosis yaitu kerusakan pada cakraepifisis tulang hingga sebagian tulang mati dan
mengering
OTOT
Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi. Otot memendek jika
sedang berkontraksi dan memanjang jika sedang berelaksasi. Kontraksi otot terjadi jika otot
sedang melakukan kegiatan. Relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat.

Karakter Otot
Otot memiliki 3 karakter yaitu kontraktibilitas, ekstensibilitas dan elastisitas.

 Kontraktibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek. Otot menjadi lebih pendek
dari ukuran semula jika otot sedang melakukan kegiatan
 Ekstensibilitas yaitu kemampuan otot untuk memanjang. Otot menjadi lebih panjang
dari ukuran semula
 Elastisitas yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.
Penyusun Otot
Otot tersusun atas dua macam filamen yaitu filamen aktin dan filamen miosin. Kedua filamen
ini menyusun miofibril. Miofibril menyusun serabut otot, dan kumpulan serabut otot
menyusun satu otot.

Sarkomer adalah satu unit kontraksi otot yang terdiri dari filamen tebal dan filamen tipis di
antara 2 garis Z.
Jenis-Jenis Otot
1. Otot Lurik
Disebut otot lurik karena jika dilihat menggunakan mikroskop tampak adanya daerah
gelap dan terang berselang-seling. Umumnya melekat pada tulang sebagai daging
sehingga disebut juga otot rangka. Ciri-ciri otot lurik adalah sebagai berikut:

 Sel-selnya berbentuk silindris, memanjang


 Mempunyai banyak inti sel yang terletak ditepi

 Bekerja di bawah kesadaran


2. Otot Polos
Jika otot polos diamati menggunakan mikroskop maka akan tampak polos dan tidak
bergaris melintang. Otot polos banyak dijumpai di organ-organ dalam misalnya
dinding saluran pencernaan, saluran-sa;luran pernapasan, pembuluh darah, dan
saluran kencing. Ciri-ciri otot polos:

 Bentuknya gelendong, kedua ujungnya meruncing, di bagian tengah


menggelembung
 Tiap sel memiliki satu inti sel, terletak di tengah
 Bekerja di luar kesadaran

3. Otot Jantung
Otot jantung mempunyai struktur yang hampir sama dengan otot lurik, hanya saja
serabut-serabutnya bercabang-cabang dan saling beranyaman serta dipersarafi oleh
saraf otonom. Otot jantung hanya terdapat di jantung. Ciri-cirinya:

 Bentuknya memanjang, terdapat percabangan sel


 Inti sel 1, terletak di tengah
 Kerjanya tidak di bawah kesadaran

Berikut ini tabel perbedaan otot lurik, otot polos dan otot jantung
Cara Kerja Otot
Energi untuk Kontraksi Otot
Kontraksi otot memerlukan energi. Energi disuplai dalam bentuk energi kimia.
Sumber energi:

M\ m1) Adenosin Triphosphate (ATP)


ATP merupakan sumber energi utama untuk kontraksi otot. ATP berasal dari oksidasi
karbohidrat dan lemak. Kontraksi otot merupakan interaksi antara aktin dan miosin yang
menerlukan ATP. Skema:

2) Creatin Phosphate (CP)/ Fosfokreatin


Fosfokreatin merupakan persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang terdapat dalam
konsentrasi tinggi pada otot. Fosfokreatin tidak dapat dipakai langsung sebagai sumber energi
tetapi fosfokreatin dapat memberikan energinya kepada ADP dan mengubahnya menjadi
ATP.
Skema:

Pada otot lurik, jumlah fosfokreatin lebih dari lima kali jumlah ATP. Pemecahan ATP dan
fosfokreatin untuk menghasilkan energi tidak memerlukan oksigen bebas. Oleh sebab itu,
fase kontraksi otot disebut fase anaerob.

3) Mengubah glikogen menjadi glukosa

Sifat Kerja Otot


Untuk menggerakkan tulang dari satu posisi ke posisi yang lain kemudian kembali ke posisi
semula diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja berbeda.
Pengelompokan otot berdasarkan tujuan kerjanya:

1) Otot Sinergis
Sinergis adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah. Contohnya
Otot antar tulang rusuk ketika kita menarik napas.
2)OtotAntagonis
Otot antagonis merupakan dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya berlawanan. Contohnya:
a. Ekstensor (meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot bisep dan trisep

b. Abduktor (menjauhi badan) dan adduktor (mendekati badan), misalnya gerak tangan
sejajar bahu dan sikap sempurna.

c. Depresor (ke bawah) dan elevator (ke atas), misalnya gerak kepala menunduk dan
menegadah
d. Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak telapak tangan
menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup.

Kelainan pada Otot


Kelainan pada otot antara lain sebagai berikut:

 Atrofi, merupakan suatu keadaan mengecilnya otot sehingga kehilangan kemampuan


berkontraksi.
 Hipertrofi otot merupakan kebalikan dari atrofi otot, yaitu otot menjadi besar dan
lebih kuat. Hipertrofi otot dapat disebabkan oleh aktivitas otot yang berlebihan seperti
bekerja dan berolahraga.
 Tetanus, adalah otot yang terus menerus berkontraksi akibat serangan bakteri
Clostridium tetani
 Kaku leher terjadi karena adanya peradangan pada otot leher akibat gerakan yang sala
atau hentakan secara mendadak. Leher menjadi sakit dan kaku apabila digerakkan
 Miastemia gravis, adalah melemahnya otot secara berangsur-angsur sehingga
menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian.
 Hernia abdominalis terjadi karena sobeknya dinding otot perut sehingga usus turun ke
bawah dan masuk ke dalam rongga perut
 Kram (Kejang otot), terjadi karena kontraksi otot yang terus menerus atau bekerja
terlalu berat sehingga otot mengejang dan terasa sakit. Kram juga dapat terjadi karena
cuaca dingin atau gejala ketidak seimbangan air dan ion di dalam tubuh

Anda mungkin juga menyukai