Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakangi

Ilmu Biologi adalah ilmu yang mempelajari seluruh aspek kehidupan. Biologi
dalam kehidupan sehari-hari memiliki peranan yang sangat penting. Salah satu
pembelajran yang sangat penting dalam biologi adalah sel, dimana sel merupakan
dasar dari sebuah kehidupan. Sel yaitu unit terkecil dari suatu makhluk hidup
yang menjadi tempat pengatur segala proses metabolisme serta pertukaran nutrisi
ke dalam tubuh. Setiap makhluk hidup baik tumbuhan, hewan maupun
mikroorganisme pasti membutuhkan air, gas-gas serta zat-zat hara yang diambil
dari lingkungannya. Oleh karena kebutuhan ini, maka sel dalam setiap makhluk
hidup tersebut akan melakukan transport atau pertukaran zat di dalam tubuhnya.

Semua makhluk hidup baik organisme prokariot maupun eukariot yang


kompleks sekalipun pasti akan melakukan transport atau pertukaran zat dengan
lingkungannya pada tingkat seluler pada tubuh yang berfungsi untuk
kelangsungan hidupnya. Membran sel merupakan bagian yang mengatur keluar–
masuknya senyawa kimia dari dan ke dalam sel pada tumbuhan. Dengan adanya
membran sel, tumbuhan mampu berada pada posisi yang tepat pada lingkungan
zat kimia yang kompleks dan selalu berubah, mampu mengambil dan menahan
nutrien sejumlah yang diperlukan, dan membuang produk buangannya. Membran
sel juga mampu menyediakan kemudahan biokimiawi untuk memindahkan ion-
ion mineral, gula, asam-asam amino, elektron, serta metabolit lain melewati
membran. Substansi-substansi dalam larutan ini melewati membran dengan cara
difusi dan transpor aktif serta Proses osmosis tidak spesifik. Transport zat ini
dapat berlangsung baik secara aktif (memerlukan energy(ATP)) maupun secara
pasif (tanpa memerlukan energy). Adapun transport zat secara pasif meliputi
proses difusi dan osmosis.

1.2 Tujuan
1. Mengamati terjadinya difusi dan menghitung laju difusi secara sederhana
2. Mengamati peristiwa osmosis dan menghitung lajunya secara sederhana
BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Alat dan Bahan


 Alat
1. Cawan petri
2. Mistar
3. Timer
4. Spatula
5. Beker gelas
6. Wadah pena
7. Penjepit
8. Karet gelang dan jarum
9. Ember/Baskom
10. Milimeter blok
 Bahan
1. Akuades
2. Kristal KMnO4
3. Telur ayam ras yang telah direndam cuka dapur selama 24jam
4. Sukrosa
5. Safranin
2.2 Prosedur
a. Percobaan difusi

AKUADES
dimasukkan 2/3 ke dalam cawan petri

diposisikan ditempat yang rata hingga air tenang

dituangkan sedikit KMnO4 di posisi tengah cawan petri


berisi akuades tadi

dihitung waktu dan jarak setiap 1menit dengan melihat


skala pada millimeter blok
HASIL
b. Percobaan Osmosis

TELUR
di rendam dengan cuka selama 24jam
dipisahkan membrane telur dari cangkang
ditusuk bagian ujung telur, dan keluarkan isi telur dengan
ditusuk dengan jarum
dimasukkan ujung wadah pena ke membrane telur yang
telah di sobek dan ikat denagan karet gelang
ditiup ujung pena
dimasukkan ke bekker glass yang berisis akuades
dimasukkan larutan sukrosa dan safranin secukupnya ke
membrane telur melalui wadah pena
diamati

HASIL

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
 Difusi

Waktu Jarak
Rata-rata
(menit ke) Kanan Kiri Atas Bawah
I 8 7.5 8 8 7,8
II 8 8 8 8 8
III 8 8 8 8 8
IV 8 8 8 8 8
V 8 8 8 8 8
 Osmosis

No Waktu Kenaikan
1. 5 0
2. 10 0
3. 15 0
4. 20 0
5. 25 0
6. 30 0

3.2 Pembahasan
Difusi dapat diartikan perpindahan zat (padat, cair, dan gas) dari larutan
konsentrasi tinggi (hipertonis) ke larutan dengan konsentrasi rendah
(hipotenis). Dengan kata lain setiap zat akan berdifusi menuruni gradient
konsentrasinya. Hasil dari difusi adalah konsentrasi yang sama antara larutan
tersebut dinamakan isotonis. Kecepatan zat berdifusi melalui membran tidak
hanya tergantung pada gradien konsentrasi, tetapi juga pada besar muatan,
dan daya larut dalam lemak (lipid). Sedangkan osmosis merupakan difusi air
melalui selaput semipermeabel. Air akan bergerak dari daerah yang
mempunyai konsentrasi larutan rendah ke daerah yang mempunyai
konsentrasi tinggi. Tekanan osmosis dapat diukur dengan suatu alat yang
disebut osmometer. Air akan bergerak dari daerah dengan tekanan osmosis
rendah ke daerah dengan tekanan osmosis tinggi. Membran akan mengerut
jika berada pada lingkungan yang mempunyai konsentrasi larutan lebih
tinggi. Pada transpor aktif sangat diperlukan untuk melawan gradien
konsentrasi. Transpor aktif sangat diperlukan unutk memelihara
keseimbangan molekul-molekul di dalam membran. Sumber energi untuk
transpor aktif adalah ATP (adenosin trifosfat) (Roza,2013:62).
Menurut Trihandaru (2012:27), pengertian difusi yaitu pergerakan molekul
suatu zat secara random yang menghasilkan pergerakan molekul efektif dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Contohnya adalah difusi zat warna
dalam air tenang, difusi glukosa dan teknik tomografi, difusi zat melalui
membrane,difusi oksigen dalam membrane polimer. Bahkan difusi tidak
hanya terjadi pada skala mikro tetapi juga skala makro, seperti difusi gas
dalam galaksi. Model dasar yang digunakan dalam penelitian tentang difusi
biasanya adalah hukum Fick, namun bentuknya akan bervariasi sesuai dengan
asumsi-asumsi peneliti.
Difusi adalah penyebaran molekul-molekul suatu zat,penyebaran itu
ditibulkan oleh suatu gaya yang identik dengan energy kinetis. Baik gas,
maupun zat cair dan zat padat, molekul-molekulnya ada kecendrungan untuk
menyebar merata kesegala arah sampai dimana-mana terdapat suatu
konsentrasi yang sama. Arah gerak difusi yaitu dari tempat yang
konsentrasinya tinggi menuju ke tempat yang konsentrasinya lebih rendah
(Dwijoseputro,1978:59).
Osmosis adalah difusi dari tiap pelarut melalui suatu selaput yang
permiabel secara diferensial. Pada osmosis yang bergerak melalui membrane
semipermeabel ialah air dari larutan hipotesis (konsentrasi air rendah ke
konsentrasi terlarut tinggi) (Kimball,1983:28)
Factor-faktor yang mempengaruhi difusi antara lain suhu,ukuran dan masa
partikel, tingkat kelarutan dalam medium, gradient difusi. Sedangkan factor
yang mempengaruhi osmosis antara lain suhu, konsentrasi, tekanan dan zat
atau partikel adsorptife.
Hasil dari percobaan difusi yang dilakukan menunjukkan bahwa terjadinya
sangatlah cepat dan konsisten pada setiap 1menit terjadinya difusi yaitu rata-
ratanya 8cm. Hanya saja pada penyebaran dibagian kiri sedikit lembat yakni
7,8cm. berdasarkan literature hal ini di sebabkan oleh factor yakni suhu dan
kadar air bahan (Agustina,2013:40).
Pada hasil percobaan osmosis terjadi kesalahan oleh praktikan menyebabkan
percobaan ini gagal. Kesalahan praktikan yakni kurang teliti saat memisahkan
membrane dari cangkang telur yang menyebabkan kebocoran pda membrane
telur.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Difusi dapat diartikan perpindahan zat (padat, cair, dan gas) dari larutan
konsentrasi tinggi (hipertonis) ke larutan dengan konsentrasi rendah
(hipotenis).
2. Osmosis adalah difusi dari tiap pelarut melalui suatu selaput yang
permiabel secara diferensial. Pada osmosis yang bergerak melalui
membrane semipermeabel ialah air dari larutan hipotesis (konsentrasi air
rendah ke konsentrasi terlarut tinggi)
DAFTAR PUSTAKA

Agustina. 2013. PENGARUH SUHU PERENDAMAN TERHADAP


KOEFISIEN DIFUSI DAN SIFAT FISIK KACANG MERAH (Phaseolus
vulgaris L.). Jurnal Teknik Pertanian Lampung– Vol. 2, No. 1: 35 – 42.

Dwijoseputro.1978. pengantar fisiologi tumbuhan.Jakarta: Gramedia.

Kimball. 1983. Biologi jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Roza. 2013. KAJIAN SIFAT KONDUKTANSI MEMBRAN KITOSAN PADA


BERBAGAI VARIASI WAKTU PERENDAMAN DALAM LARUTAN
Pb. PILLAR OF PHYSICS, Vol. 1. April 2013, 60-67.

Trihandaru. 2012. Pemodelan dan Pengukuran Difusi Larutan Gula dengan


Lintasan Cahaya Laser. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng &
DIY, Purworejo ISSN : 0853-0823.

Anda mungkin juga menyukai