PENDAHULUAN
menyatakan bahwa, pada tahun 2010 diperkirakan sebanyak 3,2 juta orang
al., 2009 glaukoma menimpa 67 juta penduduk di dunia dimana 10% (6,6 juta)
usia 55-64 tahun sebesar 1,1%, usia 65-74 tahun sebesar 3,5%, dan 75 tahun ke
atas sebesar 8.44% (Kemenkes, 2014). Efek sosial dan ekonomi yang ditimbulkan
(ADL)), isolasi sosial, dan depresi. Berbeda dengan katarak, kebutaan yang
diakibatkan glaukoma bersifat permanen atau tidak dapat diperbaiki. Hal ini
glaukoma.
nervus optikus yang diikuti oleh gangguan pada lapang pandang. Kondisi ini
diakibatkan oleh hambatan dalam pengeluaran cairan bola mata (humour aquos)
primer dalah glaukoma yng tidak diketahui penyebabnya. Glukoma primer sudut
1
dapat berupa akut, subakut, atau intermiten. Pada referat ini penulis akan
seluruh trabekulum tertutup oleh pangkal iris di sudut mata depan. Keadaan ini
dapat dibedakan berdasarkan gejala klinis, yaitu akut, subakut, dan intermiten.
global prevalensi glaukoma sudut tertutup akut berbeda pada masing-masing ras.
Prevalensi tertinggi yaitu di Inuit yakni sebesar 3.8%, Cina tepatnya pada daerah
Guangzhou sebesar 3.0%, dan negara Asia lainnya. Pada orang Eskimo prevalensi
terjadinya glaukoma sudut tertutup akut sebesar 2,12-2,9% lebih banyak jika
glaukoma di Indonesia menurut Jakarta Urban Eye Helth Study tahun 2008 sebesr
1,8% lebih besar dibandingkan dengan sudut terbuka yaitu 0, 48%. Glaukoma
primer sudut tertutup akut merupakan kondisi kegawat daruratan pada mata
sehingga harus ditangani dengan cepat dan tepat untuk mencegah terjadinya
keadaan yang lebih berbahaya. Dampak yang ditimbukan dari PACG adalah
kebutaan bilateral, namun kondisi ini dapat dicegah dengan diagnosis dan
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
terjadi jika tekanan intra okuler meningkat dengan cepat sebagai akibat
sumbatan mendadak trabekular meshwork oleh iris (iris bombe). Hal ini
keadaan ini akan menyebabkan mual dan muntah (AAO, 2011). Dari
temuan klinis, glaukoma primer sudut tertutup akut ditandai dengan IOP
lebih besar dari 21 mm Hg, injeksi konjungtiva, edema epitel kornea, dan
3
Sudut filtrasi berbatas dengan akar berhubungan dengan sklera dan
360 derajat dan merupakan batas belakang sudut filtrasi, serta tempat
1. Trabekula korneoskleral
sklera.
2. Trabekula uveal
m.siliaris meridional.
depan trabekula
4
tembus pandang, sehingga bila ada darah di dalam kanalis schlemm, dapat
yang menuju ke pleksus vena di dalam jaringan sklera dan episklera dan
Cairan aquos diproduksi epitel non pigmen dari korpus siliaris, tepatnya
dari plasma darah di jaringan kapiler proccesus siliaris. Fungsi cairan aquos
adalah sebagai cairan yang mengisi bilik mata depan untuk menjaga tekanan
intraokuler, memberi nutrisi ke kornea dan lensa dan juga memberi bentuk
pembentukannya adalah 2,5 µL/m. Cairan ini bersifat asam dengan tekanan
5
Aquos humor diproduksi oleh korpus siliare. Ultrafiltrasi plasma
belakang, humor aquos mengalir melalui pupil ke bilik mata depan lalu ke
jalinan trabekular di sudut bilik mata depan. Selama periode ini, terjadi
2009).
Aquos Humor adalah suatu cairan jernih yang mengisi bilik mata
depan dan bilik mata belakang. Aquos humor dibentuk dari plasma
bahwa cairan ini memiliki konsentrasi askorbat, piruvat, dan laktat yang
lebih tinggi; dan protein, urea dan glukosa yang lebih rendah. Unsur
pokok dari humor aquos normal adalah air (99,9%), protein (0,04%) dan
lainnya dalam milimol/kg adalah Na+ (144), K+ (4,5), Cl- (110), glukosa
(6,0), asam laktat (7,4), asam amino (0,5) dan inositol (0,1). Normal
6
memperbesar ukuran pori-pori di jalinan tersebut sehingga kecepatan
siklik di lapisan endotel. Aquos Humor dari corpus siliaris masuk ke dalam
trabekulum dan kanalis Schlemm yang terletak di sudut bilik mata. Dari
kanal Schlemm yang melingkar disekeliling sudut bilik mata cairan mata
keluar melalui kanal kolektor dan masuk ke dalam pembuluh darah vena
untuk organ di dalam mata yang tidak berpembuluh darah yaitu lensa dan
kornea, disamping itu juga berguna untuk mengangkut zat buangan hasil
7
metabolisme pada kedua organ tersebut. Adanya cairan tersebut akan
tekanan di bola mata cairan aquos diproduksi secara konstan serta dialirkan
tekanan di dalam bola mata berkisar antara 10-20 mmHg. Peningkatan tekanan
misalnya pada reaksi peradangan dan tumor intraokuler atau karena aliran
aliran keluar humor aquous dari COA adalah lapisan endotel saluran schlemm
menimbulkan hambatan relatif terhadap aliran aquous humor melalui pupil. Blok
8
Gambar 2.3 glaukoma akut sudut tertutup
anterior adalah karena pelebaran pupil baik di lingkungan gelap atau di bawah
terjadinya blok pupil. Pada pasien dengan hiperopia, bilik anterior dan volume
mata menjadi lebih kecil, walaupun glaukoma primer sudut tertutup dapat
terjadi pada semua jenis kelainan refraksi mata, tapi hiperopia berhubungan
menjadi faktor risiko demografi dan faktor risiko okular. Faktor penyakit
9
a. Faktor Demografi
Faktor demografi yang berperan antara lain ras, umur, jenis kelamin, dan
2. Jenis kelamin
3. Riwayat keluarga
anatomi.
10
b. Faktor Okular
glaukoma sudut tertutup tertinggi dilaporkan sebagai ras dengan bilik mata
Van Herick kurang dari 15% memiliki nilai prediktif yang baik untuk
(Yanoff, 2014).
11
4. Ketebalan lensa
mata normal, hal ini menyebabkan bilik mata depan yang menjadi lebih
1. Pupillary block
mendatar dan sudut bilik mata depan kembali melebar (Yanoff, 2014).
12
Gambar 2.4 Gambaran pupillary block pada ultrasound biomicroscopy.
2. Non-pupillary block
sering ditemukan pada kasus glaukoma sudut tertutup. Pada saat pupil
berdilatasi maka iris akan berdekatan dengan sudut bilik mata depan,
apabila bilik mata depan dangkal maka dapat terjadi aposisis anyaman
13
Gambar 2.5 Gambaran Anterior segment optical coherence
3. Plateu iris
mata depan akibat rotasi anterior dari badan siliar. Penutupan sudut bilik
mata depan dapat terjadi secara spontan atau saat pupil berdilatasi
(Yanoff, 2014).
4. Aqueos missdirection
Kondisi ini juga dikenal dengan glaukoma maligna atau ciliary block
atau datar dan diikuti peningkatan tekana intra okular. Sering terjadi
14
post-operasi namun juga dapat terjadi spontan. Cairan aquoes mengalir
baik, namun mekanisme pasti penyebab kerusakan pada nervus opitikus belum
1. Teori tekanan
15
2. Teori vaskuler
optikus.
A. Diagnosis
a. Anamensis
tertutup dapat dibagi menjadi glaukoma sudut tertutup akut, subakut, kronik,
dan laten. Glaukoma sudut tertutup akut ditandai dengan mata merah
mata merah, penglihatan kabur, penglihatan halos, sakit kepala, mual dan
dengan rasa sakit hebat di mata dan, kepala, perasaan mual dengan
mata yang tinggi mengakibatkan pupil lebar, edema, serta lapangan pandang
menciut (Ilyas, 2013). Gejala spesifik seperti di atas tidak selalu terjadi pada
apabila tidak diobati dapat menjadi kronis. Tekanan bola mata antara dua
16
pada saat berada di tempat yang gelap (Ilyas, 2013).
sudut terbuka. Riwayat keluarga dan ras juga harus ditanyakan, mengingat
hal tersebut juga menjadi faktor predisposisi penyakit ini (Yanoff, 2014).
b. Pemeriksaan Fisik
gejala mata merah, kornea kabur dengan penurunan tajam penglihatan, dan
otot sphincter iris akibat tingginya tekanan intra okuler. Apabila sudah
terjadi infark pada otot tersebut maka pupil tidak dapat kembali normal
mata dengan palpasi akan mendapatkan bola mata yang keras. Pasien juga
17
Gambar 2.7 Gambaran Glaukoma Sudut Tertutup Akut
temporal. Iris yang datar dan bilik mata depan yang dalam menyebabkan nasal
iris dapat teriluminasi, namun pada iris conveks dan bilik mata depan yang
dangkal, nasal iris tidak dapat teriluminasi, menyebabkan nasal iris berada
d. Pemeriksaan slit-lamp
sentral dan perifer. Kedalaman bilik mata depan perifer dapat mengistimasikan
sudut bilik mata depan dengan menggunakan klasifikasi Van Herick yaitu :
18
Tabel 1. Tabel Klasifikasi van Herick
≥ Kornea 4
¼-½ 3
¼ 2
<¼ 1
menurut van Herick. Berdasarkan tersebut sudut bilik depan mata dikatakan
tertutup apabila perbandingan tebal bilik mata depan dengan kornea kurang dari
seperempat ketebalan kornea (Grade 1). Klasifikasi ini sangat baik untuk
mendeteksi glaukoma sudut tertutup dan juga digunakan dalam berbagai studi
19
e. Pemeriksaan Gonioskopi
1. Scheimpflug photography
gambaran bilik mata depan, irir, iris-lensa, dan badan siliar dengan
20
diagnosis. Kekurangan pemeriksaan ini adalah waktu pemeriksaan
tomography
21
4. Provocative tests
bilik mata depan untuk mengidentifikasi tatalaksana yang tepat. Tes yang
pupil. Sekarang tes tidak lagi dilakukan karena rentan dengan hasil
B. Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari glaukoma sudut tertutup akut antara lain irititis
akut dan konjungtivitis akut. Irititis akut lebih sering menimbulkan fotofobia
pupil konstriksi atau bentuknya ireguler, dan kornea tidak edema. Di bilik mata
depan tampak flare dan terdapat injeksi siliar dalam. Pada konjungtivitis akut
biasanya terjadi bilateral, nyeri ringan atau tidak ada, dan tidak ada gangguan
glaukoma akut, irititis akut, dan konjungtivitis akut dapat dilihat pada tabel
22
Tabel 2.2 Diagnosis Banding Glaukoma Akut
F. Tatalaksana
operatif. Tujuannya untuk menurunkan TIO sehingga aman bagi penderita. Masing-
penurunan TIO pada glaucoma sudut tertutup dan glaucoma sekunder adalah
dibawah 22 mmHg. Suatu tekanan sebesar ‘x’ mmHg, dapat disebut sudah aman bagi
suatu individu jika tidak terjadi progresivitas kerusakan saraf optic. Cara penurunan
TIO ialah dengan menurunkan produksi humor akuous oleh badan siliar atau
uveosklera. Pasien dengan glaucoma sudut tertutup perlu dirawat inap dan
diturunkan TIO dengan segera. Apabila TIO sudah menurun, diberi obat miotikum
untuk membuka sudut iridokorneal. Setelah itu dievaluasi sudut iridokorneal terbuka
23
a. Medika Mentosa
1. Beta blocker
1) Timolol Maleat
kering, diplopia, dan ptosis. Obat ini tidak boleh diberikan jika telah
2) Betaxolol
tetes mata dengan konsenrasi 0.25% dan 0.5% yang diberikan satu
24
tetes, dua kali sehari (Khurana, 2007). Efek samping penghambat beta
2016).
a. Dorzolamide
bersifat hidrofilik dan dapat menembus kornea dan menuju badan siliar
sudut tertutup dan terbuka. Dapat ditambahkan juga pada pasien yang
tidak respon pada timolol maleat. Dosis yang tersedia adalah Dorzolamide
sehari. Sediaan kombinasi dengan timolol maleat 0.5% dan bentuk tetes
mata dan diberikan dua kali sehari. Efek samping obat ini yang tercatat
antara lain gangguan pada indra pengecap, rasa terbakar dan gatal pada
abdomen, nausea, alopesia, nyeri dada, diare dan infeksi saluran kemih
(Ariesti, 2018).
25
b. Brinzolamid
bersifat sama dengan dorsolamide, tetapi efek samping baik yang local
diberikan tiga kali sehari, dan obat ini tidak dapat diberikan bila pasien
(Khurana, 2007).
c. Acetazolamide
dapat diberikan kepada pasien yang hipersensitif dan kadar kalium dan
natrium serum yang rendah, kelainan ginjal dan hati, juga pada ganguan
pada sistem pernapasan yang berat. Dosis yang tersedia; 125mg, 250mg
dalam bentuk tablet, 500mg dalam bentuk kapsul dan diberikan setiap 6
jam pada orang dewasa, pada anak diberikan 10-15mg per KgBB/hari
dengan dosis terbahagi 3-4 kali sehari juga dapat diberikan secara IV. Efek
libido pada pasien pria muda dan reaksi hipersensitivitas (Ariesti, 2018).
26
d. Metazolamide
Cara kerja sama seperti Asetazolamid tetapi lebih poten dan dapat
juga sebagai terapi tambahan obat anti glaukoma lain. Dosis yang tersedia
25mg, 50mg dalam bentuk tablet diberikan 3 kali sehari. Efek samping :
rasa melayang, lelah yang berlebihan, gangguan GIT (Giani et al., 2018).
3. Agonis Adrenergik
a. Brimonidin
adalah brimonidine 0,2% diberikan 2 kali setetes sehari. Obat ini kadang-
dan rasa panas dimata, sering digunakan sebagai pencegah kenaikan TIO
1. Pilokarpin
27
taji sklera. Hal ini akan membuka anyaman trabekulum sehingga
kontraksi m.sfingter pupil sehingga terjadi miosis. Efek miosis ini akan
uveitis, glaukoma maligna dan kasus alergi terhadap obat terebut. Efek
spasme otot siliaris yang menyebabkan rasa sakit pada daerah alis,
4. Prostaglandin
Obat ini merupakan obat yang paling baru dengan titik tangkap
melebarkan celah antar fibril otot sehingga aliran keluar humor akuos
melalui jalur ini lebih banyak yang berakibat TIO turun, obat ini sekarang
merupakan terapi first line karena tidak mempunyai efek samping sistemik
harga masih cukup tinggi. Pemakaian obat ini cukup satu kali tetes per
kelopak menjadi lebih gelap, obat yang termasuk golongan ini adalah :
28
Latanaprost 0,005%. Travaprost 0,004%, Bimatoprost 0,03% dan
1. Gliserol
akut karena tekanan tinggi sehingga TIO harus segera diturunkan. Obat
ini akan membuat tekanan osmotik darah menjadi tinggi sehingga air di
DM dan kelainan fungsi ginjal. Dosis yang tersedia cairan gliserol 50%
dan 75% yang diberikan dengan dosis standard 2-3ml/KgBB atau peroral
2. Manitol
B. Non Medikamentosa
29
Iridektomi atau iridotomi perifer adalah tindakan bedah dengan
membuat lubang pada iris untuk mengalirkan cairan akuos langsung dari
blok pupil dan juga dapat mencegah timblnya blk pupil relatif pada pasien
dilakukan pada pasien yang memiliki sudut iridokornea yang sempit dan
terancam tertutup, glaukoma sudut tertutup akut beserta mata satunya, iris
bombe, blok pupil pda afakia atau peudofakia, nanoftalmos dan glaukoma
fakomorfik. Laser iridtomi tidak dapat dilakukan pada kornea yang keruh,
setelah laser. Komplikasi yang dapat terjadi setelah laser antara lain
(pengeluaran) cairan mata keluar bola mata yang tertimbun dalam mata
30
sehingga tekanan bola mata naik. Bedah trabekulektomi merupakan teknik
bedah untuk membuat saluran atau lubang yang menghubungkan bilik depan
ini cairan akuous mengalir langsung dari bilik mata belakang ke bilik mata
thickness flap sclera sehingga TIO menurun. Pada trabekulektomi ini cairan
mata tetap terbentuk normal akan tetapi pengaliran keluarnya dipercepat atau
diberikan 5 fluoruracil atau mitomisin. Dapat dibuat lubang filtrasi yang besar
pembedahan perlu diamati pada 4-6 minggu pertama untuk melihat keadaan
secara perlahan-lahan. Prosedur ini tidak dianjurkan ada mata yang sudah
buta karena akan berisiko untuk menimbulkan oftalmia simpatika pada mata
sangat tinggi. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain infeksi, hipotoni,
bilik mata depan lenyap, glaucoma maligna, hifema, katarak, udem macula
Pada saat ini dikenal juga operasi dengan menanam bahan penolong
untuk membuat filtrasi secara umum sehingga perlu dibuatkan saluran buatan
31
(artifisial) yang ditanamkan ke dalam mata untuk drainase cairan mata keluar
drainase antara lain hipotoni, bilik mata depan lenyap, sumbatan tuba,
sentuhan tuba pada kornea atau iris yang menyebabkan kerusakan, erosi atau
2016).
glaukoma pada afakia, glaukoma setelah operasi retina atau setelah operasi
konjungtiva. Siklodestruksi ini tidak boleh dikerjakan pada mata yang masih
memiliki visus yang baik karena akan menyebabkan turun atau hilangnya
udem makular kistoid, perdarahan dan yang paling buruk adalah mata yang
C. Komplikasi
32
Akibatnya adalah bahwa penyaluran keluar akuous humor terhambat. Bisa
terjadi katarak. Di atas permukaan kapsul depan lensa acapkali terlihat bercak
putih sesudah suatu serangan akut. Tampaknya seperti susu yang tertumpah
pernah terjadi serangan akut pada mata tersebut. Atrofi papil saraf optic
karena serangan yang mendadak dan hebat, papil saraf optic mengalami
pukulan yang berat hingga menjadi atrofi. Kalau glaukomanya tidak diobati
dan berlangsung terus, dapat terjadi ekskavasi dan atrofi. Glaukoma absolute
adalah istilah untuk suatu glaucoma yang sudah terbengkalai sampai buta
total. Bola mata nyeri karena TIO tinggi dan kornea mengalami degenerasi
D. Prognosis
33
III. KESIMPULAN
Glaukoma sudut tertutup primer terjadi apabila terbentuk iris bombe yang
menyumbat aliran humor akueus dan tekanan intraokular meningkat dengan cepat
Glaukoma sudut tertutup primer dapat dibagi menjadi akut, subakut, kronik, dan
iris plateau.
humor akueus dan meningkatkan sekresi dari humor akueus sehingga dapat
34
DAFTAR PUSTAKA
Fransisco.
Indonesia. Available
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/
infodatin-glaukoma.pdf
http://emedicine.medscape.com/article/798811-overview#a4Glaucoma;
Fakultas Kedokteran
Blackwell
Edition, Oxford,
35
2007: 205-208, 231-
2005:78-80.
http://www.optometry.org.au/media/581446/107%20%20gonioscopy%2
165.
15. Shaarawy TM, Sherwood MB, Hitchings RA, Crowston JG. Glaucoma.
Elsavier
Ophthalmol.
16. Yanoff M, Duker JS, Ophtalmology 4th Edition. Elsavier Saunders; 2014.
629.2007. 152-153,164-165.237
36
17. Yoshiaki, K & Chairman. 2006. Guidline For Glaucoma 2nd Edition. Japan
Glaucoma Society.
37
38
39
40
41