Anda di halaman 1dari 6

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

RESUME CHAPTER 13
BUILDING INFORMATION SYSTEM

Oleh:
1. Yogeswari Sista Shintyamani (041711333071)
2. Aura Madina Ajmar (041711333094)
3. Jauharotul Faridah (041711333098)

S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 13 BUILDING INFORMATION SYSTEM
Membangun sistem informasi yang baru bukan hanya mengenai harware dan software yang baru
melainkan juga perubahan pekerjaan, keahlian, manajemen, dan organisasi.
Tingkat perubahan organisasi yang disebabkan oleh teknologi informasi adalah sebagai berikut :
1. Automation : membantu pekerjaan karyawan menjadi lebih efisien dan efektif
2. Rationalization : membuat SOP yang lebih ringkas dan efisien sering ditemukan dalam
program peningkatan kualitas berkelanjutan dalam produk, jasa, dan operasi seperti TQM
dan six sigma (ukuran spesifik kualitas)
3. Business process redesign : proses bisnis dianalisis, disederhanakan, dan didesain ulang
4. Paradigm shifts : sistem informasi yang baru tidak hanya memengaruhi internal perusahaan
namun juga lingkungan eksternal perusahaan. Contoh : membuat sistem pengelolaan logistik
perusahaan lain
Business process management (BPM) : menyediakan berbagai alat dan metode untuk
menganalisis proses yang sedang dijalankan, mendesain proses yang baru, dan mengoptimalkan
proses tersebut
Langkah-langkah BPM :
1. Mengidentifikasi proses apa yang akan diubah yang butuh peningkatan
2. Menganalisis proses yang sedang berjalan saat ini, harus didokumentasikan
3. Memperbaiki proses dengan membuat/mendesain proses yang baru kemudian dibandingkan
dengan proses yang lama/sebelum diubah
4. Mengimplentasikan proses baru, membuat prosedur dan aturan kerja terkait proses baru
tersebut. Sistem informasi yang baru harus diimplementasikan untuk mendukung desain
ulang proses
5. Perhitungan berkelanjutan, setelah mengimplementasi dan mengoptimalisasi proses
Kegunaan alat (software) dalam BPM adalah sebagai berikut :
1. Membantu mengidentifikasi bisnis dan proses dokumen yang membutuhkan perbaikan
2. Menciptakan model-model untuk memperbaiki proses
3. Menangkap dan memberlakukan peraturan bisnis untuk kinerja proses
4. Mengintegrasikan sistem yang ada untuk mendukung proses baru atau desain ulang proses
5. Menyediakan analisis untuk memverifikasi bahwa kinerja proses sudah diperbaiki dan untuk
mengukur dampak dari perubahan proses terhadap indikator kinerja bisnis yang utama
6. Membantu mengidentifikasi ketidakefisiensian
Systems development : aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan solusi sistem
informasi untuk mengatasi permasalahan organisasi
Aktivitas dari pengembangan sistem (systems development) adalah sebagai berikut :
a. System analysis
Menganalisis masalah yang berusaha diselesaikan oleh perusahaan melalui sistem informasi.
Terdiri dari mendefinisikan masalah, mengidentifikasi penyebabnya, mensepsifikasi solusi,
dan mengidentifikasi kebutuhan informasi untuk menemukan solusi sistem. Dalam analisis
sistem terdapat feasibility study untuk menentukan solusi yang layak baik dari segi keuangan,
teknik, dan organisasi. Analisis sistem memberikan beberapa alternatif solusi dengan
memberikan detail cost-benefit dan keuntungan kekurangan dari masing-masing alternatif.
Namun pekerjaan paling menantang adalah mengidentifikasikan informasi yang benar-benar
dibutuhkan oleh sistem yang baru.
b. System design
Apa yang harus dilakukan sistem untuk menemukan informasi yang dibutuhkan, sedangkan
desain dari sistem informasi secara garis besar merupakan model/rencana untuk sistem.
Desainer sistem akan memberikan detail dari spesifikasi sistem dari fungsi-fungsi yang telah
diidentifikasi saat menganalisis sistem. Adapun spesifikasi tersebut harus mewakili semua
komponen solusi sistem mulai dari manajerial, organisasi, dan teknologi.
c. Programing
Spesifikasi sistem yang sudah disiapkan selama tahap desain ditranslate ke dalam kode
program software.
d. Testing
Dilakukan untuk memberikan kepastian bahwa sistem memberikan produk yang benar.
Testing memakan cukup waktu karena data harus disiapkan dengan hati-hati, hasil harus
ditinjau, dan membuat koreksi pada sistem. Adapun 3 aktivias testing sistem informasi adalah
sebagai berikut :
 Unit testing/ program testing : melakukan pengujian tiap program secara terpisah dari
sistem untuk memastikan bahwa program-program bebas dari eror
 System testing : melakukan pengujian sistem informasi secara menyeluruh
 Acceptance testing : menyediakan sertifikasi akhir bahwa sistem sudah siap
digunakan dalam production setting. Pengujian sistem dievaluasi oleh user dan
ditinjau oleh manajemen
e. Conversion
Proses mengubah sistem lama menjadi sistem yang baru, adapun strategi yang digunakan
adalah :
 Parallel strategy : menjalankan sistem lama dan baru secara bersamaan sampai semua
orang yakin bahwa sistem yang baru telah berfusngis dengan baik
 Direct cutover strategy : mengganti sistem yang lama dengan yang baru sepenuhnya
secara langsung. Strategi ini berisiko menghabiskan cost yang tinggi daripada startegi
parallel jika ditemukan masalah serius dari sistem yang baru.
 Pilot study strategy : mengenalkan sistem baru pada area organisasi/departemen
tertentu. Jika dalam departemen tersebut sistem sudah berjalan dengan baik maka
sistem tersebut diinstal ke selutuh departemen.
 Phased approach strategy : mengenalkan sistem baru secara bertahap baik
berdasarkan fungsi atau unit di organisasi. contoh : dalam sistem payroll dimulai
dengan pembayaran gaji mingguan, 6 bulan kemudian menambahkan pembayaran
gaji bulanan ke dalam sistem.
f. Production and maintenance
Setelah sistem diinstal dan proses conversion sudah dilaksanakan maka sistem dikatakan
telah diproduksi. Dalam tahap ini sistem akan ditinjau oleh user dan spesialis teknik untuk
menentukan sejauh mana sistem berjalan dengan baik dan memutuskan apakah butuh revisi
atau modifikasi. Sedangkan penggantian hardware, software, dokumen, atau prosedur untuk
mengoreksi eror, menemukan kebutuhan, atau meningkatkan efisiensi proses disebut dengan
maintanance.
Metode permodelan dan pendesainan sistem :
1. Metode structured
Fokus pada permodelan sistem, atau kegiatan mengambil, menyimpan, memanipulasi, dan
mendistribusikan data sebagai aliran data melalui sistem. Metode ini dipisahkan dari proses.
Adapun alat utama yang digunakan untuk menunjukkan proses-proses yang terjadi dalam
sistem dan aliran data diantara proses-proses tersebut yaitu data flow diagram (DFD).
Sedangkan alat yang digunakan untuk mendesain software yaitu structure chart yang
mampu memperlihatkan tiap level dari desain, hubungannya dengan yang lain, dan tempat
dari seluruh struktur desain.
2. Object-oriented development
Menggunakan data sebagai unit dasar dari analisis dan desain sistem. Metode ini
mengombinasikan data dan proses spesifik. Model ini menggambarkan sistem sebagai
kumpulan objek dan mempunyai hubungan antarobjek. Adapun konsep dasar dari model ini
adalah sebagai berikut :
a. Class : objek memiliki kelas tertentu, kategori umum dari objek yang serupa
b. Inheritance : kelas-kelas dari objek mewarisi seluruh struktur dan behaviour dari kelas
yang lebih general yang kemudian menambahkan variabel dan behaviour yang unik ke
tiap objek
Computer-Aided software engineering (CASE) : menyediakan doftware yang dapat digunakan
untuk mengotomatisasi metode yang sudah dibahas sebelumnya untuk mengurangi pekerjaan
berulang yang dilakukan developer. CASE mampu mengotomatisasi fasilitas grafik untuk
menghasilkan chart dan diagram, kamus data, dll.
CASE mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas dengan :
1. Memberlakukan metode pengembangan standard dan disiplin desain
2. Meningkatkan komunikasi antara user dan spesialis teknik
3. Mengorganisir dan menghubungkan komponen desain dan menyediakan akses cepat
menggunakan design repository
4. Mengotomatisasi kode umum dan menguji dan mengendalikan rollout
Beberapa alternatif pendekatan dalam building system diakibatkan oleh perbedaan ukuran dan
kompleksitas teknologi dan permasalahan organisasi yang ingin diselesaikan :
1. Traditional system life cycle
Mempertahankan divisi formal antara user dan spesialis sistem informasi bahwa user terbatas
pada memberikan informasi yang dibutuhkan dan mereview kerja dari staf teknik sedangkan
spesialis menganalisis, mendesain, dan mengimplementasikan sistem. Pendekatan ini
digunakan untuk sistem kompleks yang memerlukan analisis yang formal dan ketat,
pengendalian yang ketat terhadap proses pengembangan sistem.
2. Prototyping
Terdiri dari membangun sistem eksperimental dengan cepat dan murah bagi user untuk
mengevaluasi
Adapun langkah-langkah dalam prototyping adalah :
a. Mengidentifikasi kebutuhan utama user
b. Mengembangkan prototype (bagian dari sistem yang merupakan model pendahuluan)
awal
c. Menggunakan prototype yang sesuai dengan kebutuhan user
d. Merevisi dan meningkatkan prototype
Keunggulan : berguna ketika tidak ada kepastian tentang kebutuhan atau solusi desain dan
menghasilkan sistem yang sesuai dengan kebutuhan user
Kelemahan : proses prototyping yang cepat mengesampingkan tahap esensial dari
pengembangan sistem dan terkadang konstruksi sistem susah mengakomodasi jumlah data
atau jumlah user yang banyak
3. Application software packages
Jika paket software sudah mampu memenuhi sebagian besar kebutuhan organisasi,
perusahaan tidak perlu menciptakan software sendiri. Jika terdapat kebutuhan unik yang tidak
ada di paket tersebut perusahaan dapat melakukan customization mampu memodifikasi
paket software tanpa menghancurkan integritasnya.
4. End-user development
User akhir mampu mengembangkan sistem informasi dengan sedikit bantuan dari spesialis
teknik. Contohnya adalah Fourth-generation languages merupakan software yang
memungkinkan user akhir menciptakan laporan atau aplikasi software pengembangan dengan
sedikit bantuan teknisi.
5. Outsourching
Perusahaan menggunakan pekerja dari luar organisasi untuk membangun atau
mengoperasikan sistem informasi.
Perusahaan kini menggunakan paket software yang mampu mempercepat proses pengembangan
sistem, diantaranya :
1. Rapid Application Development (RAD)
Mampu membantu builder sistem untuk menciptakan working system dalam waktu yang
sangat singkat daripada yang dilakukan beberapa alternatif pendekatan building system.
teknik yang digunakan adalah joint application design (JAD) mampu mempercepat proses
untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan dan untuk mengembangkan desain sistem
awal. Sedangkan agile development fokus pada mempercepat pengiriman dari software
dengan memecah proyek besar menjadi serangkaian subproyek kecil yang diselesaikan dalam
jangka waktu yang singkat menggunakan iterasi dan umpan balik terus menerus.
2. Compenent-based development
Mempercepat pengembangan aplikasi dengan mengelompokkan objek-objek ke dalam suite
komponen software yang dapat dapat dikombinasikan untuk membuat aplikasi bisnis skala
besar. Web service menyediakan seperangkat standar yang memungkinkan organisasi untuk
menghubungkan sistem mereka terlepas dari platform teknologi mereka melalu standar
arsotektur plug- and-play.

Anda mungkin juga menyukai