Anda di halaman 1dari 17

MITIGASI BENCANA ALAM

A. JENIS DAN KARAKTERISTIK BENCANA

Bencana adalah sesuatu yg menyebabkan (menimbulkan) kesusahan, kerugian, atau


penderitaan; kecelakaan; bahaya. Bencana sering diidentikan dengan sesuatu yang buruk. Paralel
dengan istilah disaster dalam bahasa Inggris. Secara etimologis berasal dari kata DIS yang berarti
sesuatu yang tidak enak (unfavorable) dan ASTRO yang berarti bintang (star). Dis-astro berarti an
event precipitated by stars (peristiwa jatuhnya bintang-bintang ke bumi).
Bencana tak terpisahkan dalam sejarah manusia. Manusia bergumul dan terus bergumul
agar bebas dari bencana (free from disaster). Dalam pergumulan itu, lahirlah praktik mitigasi,
seperti mitigasi banjir, mitigasi kekeringan (drought mitigation), dan lain- lain. Di Mesir, praktik
mitigasi kekeringan sudah berusia lebih dari 4000 tahun. Konsep tentang sistem peringatan dini
untuk kelaparan (famine) dan kesiap-siagaan (preparedness) dengan lumbung raksasa yang
disiapkan selama tujuh tahun pertama kelimpahan dan digunakan selama tujuh tahun kekeringan
sudah lahir pada tahun 2000 BC, sesuai keterangan QS Yusuf, kitab Kejadian, dan tulisan-tulisan
Yahudi Kuno.
Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis, dan demografis yang
memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor nonalam
maupun faktor manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Wilayah Indonesia secara geografis
dan geologis merupakan daerah yang rawan bencana dikarenakan beberapa sebab berikut:
1. Pertama. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat
lempeng tektonik yaitu lempeng Euroasia, Australia, Pasifik, dan Filipina yang memungkinkan
seringnya terjadi gempa tektonik dan berbagai akibat lainnya.
2. Kedua. Terdapat 130 gunung api aktif di Indonesia yang terbagi dalam Tipe A, Tipe B, dan
Tipe C. Gunung api tipe A adalah gunung api yang pernah meletus sekurang- kurangnya
satu kali setelah tahun 1600 dan masih aktif, tipe B adalah gunung api yang masih aktif tetapi
belum pernah meletus dan tipe C adalah gunung api yang masih diindikasikan sebagai
gunung api aktif.
3. Ketiga. Terdapat lebih dari 5.000 sungai besar dan kecil yang 30% di antaranya melewati
kawasan padat penduduk dan berpotensi menimbulkan banjir, banjir bandang dan tanah
longsor pada saat musim penghujan.
Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi
manusia. Peristiwa alam dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, tanah
longsor, badai salju, kekeringan, hujan es, gelombang panas, hurikan, badai tropis, taifun, tornado,
kebakaran liar dan wabah penyakit. Beberapa bencana alam terjadi tidak secara alami. Contohnya
adalah kelaparan, yaitu kekurangan bahan pangan dalam jumlah besar yang disebabkan oleh
kombinasi faktor manusia dan alam. Dua jenis bencana alam yang diakibatkan dari luar angkasa jarang
mempengaruhi manusia, seperti asteroid dan badai matahari.
Berikut ini adalah jenis bencana, baik bencana alam maupun non alam berikut karakteristik dan
permasalahannya. Setiap jenis bencana memiliki karakteristik dan sangat berkaitan erat dengan
masalah yang dapat diakibatkannya. Dengan mengenal karakteristik setiap ancaman, kita dapat
mengetahui perilaku ancaman tersebut dan menyusun langkah- langkah pencegahan, mitigasi dan
kesiapsiagaan termasuk dalam penyusunan rencana operasional saat terjadi bencana.
1. Banjir
Karakteristik :
a. Onset kejadian dapat berlangsung lambat, cepat atau tanpa peringatan (banjir bandang)
b. Biasanya terkait musim
c. Dampak merusak tergantung pada tinggi air, luas genangan, lamanya genangan, kecepatan
aliran, material yang hanyut dan tingkat kepekatan/endapan lumpur
d. Dapat mengakibatkan kerusakan struktur bangunan dan infrastruktur
e. Dapat memutus akses dan mengisolasi masyarakat

Permasalahan Spesifik :
dapat mengakibatkan masalah kesehatan masyarakat, dan biasanya memerlukan evakuasi

2. Gempa Bumi
Karakteristik :
a. Tidak ada tanda-tanda peringatan
b. Onset kejadian tiba-tiba
c. Dampak utamanya diakibatkan oleh pergerakan patahan dan mengakibatkan kerusakan
struktur bangunan dan infrastruktur.
Permasalahan :
- Memerlukan evakuasi dan tindakan medis segera
- Kesukaran akses dan mobilisasi
- Dalam beberapa kejadian dapat menyebabkan masalah perekonomian di wilayah yang terkena
3. Erupsi Gunung Berapi
Karakteristik :
a. Biasanya ada tanda peringatan dan dapat diprediksi
b. Dapat merusak struktur bangunan
c. Aliran lava dapat mengakibatkan kebakaran
d. Sebaran debu vulkanik dapat menjangkau areal yang luas
e. Banjir lava dapat terjadi jika disertai hujan

4. Tsunami
Karakteristik :
a. Ada tanda peringatan dan dapat diprediksi
b. Gelombang tsunami dapat sangat destruktif terhadap lingkungan di daerah pesisir termasuk
merusak struktur bangunan dan infrastruktur
Permasalahan :
Waktu evakuasi yang sangat singkat dan memerlukan evakuasi serta tindakan medis segera.
5. Angin Siklon Tropis
Karakteristik :
- Biasanya dapat diprediksi dan terkait musim
- Dapat merusak struktur bangunan dan memutus akses
Permasalahan :
memerlukan evakuasi dan tindakan medis
6. Tanah Longsor
Karakteristik :
a. Onset kejadian berlangsung cepat dengan atau tanpa peringatan
b. Mengakibatkan kerusakan struktur bangunan
c. Dapat memutus akses
Permasalahan :
Memerlukan evakuasi dan tindakan medis segera, dan kadang terdapat kesukaran akses di lokasi.
7. Kebakaran
8. Kegagalan Teknologi
9. Konflik Sosial
B. PERSEBARAN DAERAH RAWAN BENCANA DI INDONESIA
Wilayah rawan bencana (hazard region) adalah suatu kawasan dipermukaan bumi yang rawan
bencana alam akibat prose alam maupun non-alami. Kerawanan bencana (hazard
vulnerability) adalah tingkat kemungkinan suatu objek bencana untuk mengalami gangguan akibat
bencana alam.
Upaya untuk menanggulangi bencana alam ialah mengidentifikasi wilayah rawan bencana
alam dengan cara memetakan wilayah rawan bencana dan risiko bencana.
1. Prinsip dasar pemetaan wilayah rawan bencana alam antara lain :
a. Menganalisis jenis dan sebaran wilayah rawan bencana.
b. Mengkaji sejarah atau peristiwa bencana alam yang pernah terjadi sebelumnya disuatu
wilayah.
c. Menentukan zona dan tingkat bahaya dalam bencana.

d. Menentukan elemen yang paling rawan terkena bencana alam.


e. Memperkirakan risiko kerusakan akibat bencana alam.
2. Fungsi Pemetaan Wilayah Rawan Bencana Alam
Fungsi pemetaan wilayah rawan bencana antara lain sebagai berikut :
a. Menentukan rencana tindak lanjut atas wilayah yang berpotensi tinggi
terkena bencana alam. Rencana tindak yang dapat dilakukan :

1) Mitigasi bencana dan kesiap siagaan dalam menghadapi bencana alam.


2) Sistem pemauntauan.
3) Sistem peringatan dini.
4) Pembuatan rencana kontijensi (Jalur dan lokasi evakuasi bencana alam)
5) Pelaksanaan tanggap darurat. (emergency response)
b. Melakukan perencanaan tata ruang wilayah sesuai karakteristik wilayah masing-
masing.
3. Karakteristik Bencana Alam di Wilayah Rawan Bencana
Bencana alam di Indonesia terjadi karena Indonesia memiliki karakteristik sebagai
berikut :
a. Posisi geografis Indonesia yang diapit oleh dua samudra besar dunia (Samudra Hindia &
Pasifik)
b. Posisi Geologis Indonesia pada pertemuan tiga lempeng utama dunia (Lempeng
Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik)
c. Kondisi permukaan wilayah Indonesia (relief) yang sangat beragam.
C. Wilayah Rawan Bencana Alam Gempa
1. Gempa bumi

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di


permukaan bumiakibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang
menciptakangelombang seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak
bumi(lempeng bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi
yang di alami selama periode waktu. Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat
Seismometer. moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa bumi
terjadi untuk seluruh dunia.skala rickter adalah skala yang di laporkan oleh
observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua
skala yang sama selama rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih
sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan
serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa. Gempa bumi terbesar
bersejarah besarnya telahvlebih dari 9, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa bumi
besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo gempa di Jepang pada
tahun 2011 (per Maret 2011), dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan
dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli .
2. Tipe gempa bumi
a. Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api ) ; Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas
magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya
semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan
terjadinya gempabumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
b. Gempa bumi tektonik ; Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu
pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang
sangat kecil hingga yang sangat besar.
c. Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan menyempit, yakni mengikuti
pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang menyusun kerak bumi. Dalam
ilmu kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik lempeng merupakan postulatuntuk
menjelaskan fenomena gempa bumi tektonik yang melanda hampir seluruh kawasan, yang
berdekatan dengan batas pertemuan lempeng tektonik.
a) Gempa bumi tumbukan ; Gempa bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid
yang jatuh ke bumi, jenis gempa bumi ini jarang terjadi
b) Gempa bumi runtuhan ; Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada
daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
c) Gempa bumi buatan ; Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas
dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan
bumi.
3. Penyebab terjadinya gempa bumi
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan
yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan
akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh
pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi. Gempa bumi biasanya
terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya
terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam
kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi
fase pada kedalaman lebih dari 600 km. Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena
pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan
terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena
menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, sepertiDam Karibia di Zambia, Afrika.
Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam
bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain
Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat
para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi
yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan jugaseismisitas terinduksi.
4. Pemetaan Wilayah rawan gempa bumi di Indonesia

a. Wilayah sangat aktif, memiliki magnitudo lebih dari 8 skala ritcher.


b. Wilayah aktif, memiliki magnitudo 8-7 skala ritcher.
c. Wilayah lipatan dan retakan, memiliki magnitudo kurang dari 7 skala ritcher.
d. Wilayah lipatan dengan/tanpa retakan ,memiliki magnitudo kurang dari 7 skala ritcher.
e. Wilayah gempa kecil, memiliki magnitudo kurang dari 5 skala ritcher.
f. Wilayah stabil, yaitu wilayah yang tidak pernah mengalami gempa (tidak ada catatan
sejarah gempa).
5. Tips Menghadapi Gempa Bumi
a. Bila berada di dalam rumah:
1) Jangan panik dan jangan berlari keluar, berlindunglah dibawah meja atau tempat
tidur.
2) Bila tidak ada, lindungilah kepala dengan bantal atau benda lainnya.
3) Jauhi rak buku, almari dan jendela kaca.
4) Hati-hati terhadap langit-langit yang mungkin runtuh, benda-benda yang
tergantung di dinding dsb.
b. Bila berada di luar ruangan:
1) Jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, pusat listrik dan tiang listrik, papan
reklame, pohon yang tinggi, dsb.
2) Usahakan dapat mencapai daerah yang terbuka.
3) Jauhi rak-rak dan jendela kaca.
c. Bila sedang mengendarai kendaraan:
1) Segera hentikan di tempat yang terbuka.
2) Jangan berhenti di atas jembatan atau dibawah jembatan
layang/jembatan penyeberangan.
d. Bila sedang berada di dalam lift:
1) Jangan menggunakan lift saat terjadi gempabumi atau kebakaran. Lebih baik
menggunakan tangga darurat
2) Jika anda merasakan getaran gempabumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah
semua tombol
3) Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah
4) Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan
menggunakaninterphone jika tersedia

D. WILAYAH RAWAN BENCANA GUNUNG BERAPI


1. Gunung berapi

Gunung berapi Mahameru atau Semeru di belakang. Latar depan adalah Kaldera
Tengger termasuk Bromo, Jawa Timur, Indonesia.
Gempa bumi. Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang
dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau
lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi
sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang
dikeluarkan pada saat meletus.
Indonesia memiliki wilayah cukup banyak wilayah bencana letusan gunung berapi
yang disebabkan oleh Indonesia terletak pada busur cincin api mediterania,dan busur api
pasifik.Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling
dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring
of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dualempengan tektonik.
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung
berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi
tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun
sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya
dari suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah
mati.
Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di
bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava,
kehancuran oleh gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti berikut: Aliran lava.
- Letusan gunung berapi.
- Aliran lumpur.
- Abu.
- Kebakaran hutan.
- Gas beracun.
- Gelombang tsunami.

2. Tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia


a. StatusMakna/Tindakan AWAS
AWAS (MERAH)
a. Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan
kritis yang menimbulkan bencana
b. Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap
c. Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam/
d. Wilayah yang terancam bahaya direkomendasikan untuk dikosongkan
e. Koordinasi dilakukan secara harian
f. Piket penuh

SIAGA (OREN)
a. Menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau
menimbulkan bencana
b. Peningkatan intensif kegiatan seismik
c. Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau
menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana
d. Jika tren peningkatan berlanjut, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 kali / minggu
e. Sosialisasi di wilayah terancam
f. Penyiapan sarana darurat
g. Koordinasi harian
h. Piket penuh

WASPADA (KUNING)
1. Ada aktivitas apa pun bentuknya
2. Terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal
3. Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya
4. Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik
dan hidrotermal/
5. Penyuluhan/sosialisasi
6. Penilaian bahaya
7. Pengecekan sarana
8. Pelaksanaan piket terbatas

NORMAL (HIJAU)
1. Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma
2. Level aktivitas dasar/ Pengamatan rutin/ Survei dan penyelidikan

E. DAERAH RAWAN BENCANA BANJIR


Bencana banjir sering melanda Indonesia antara lain daerah dataran-dataran
rendah.Daerah pulau jawa yang rawan terkena banjir adalah Jakarta dan sekitarnya,daerah pesisir
pantai utara jawa, dan sebagian kecil daerah dipedalaman Jawa. Wilayah rawan banjir di Jawan
Barat sebagian besar tersebar diwilayah pantai utara, seperti daerah pesisir pantai Jawa bagian
bagian barat laut (Subang, Purwakarta, dan Karawang). Daerah pedalaman Jawa Barat juga
mengalami banjir seperti Bogor , Sukabumi, Ciamis, Kuningan dan Majalengka.
1. Tingkat kerawanan Banjir :
a. Daerah Tidak Rawan Banjir, yaitu daerah yang tidak pernah tergenangi air banjir.
b. Daerah Rawan Banjir Rendah, yaitu daerah yang setiap 1-2 th sekali terkena banjir.
c. Daerah Rawan Banjir sedang, yaitu daerah yang setiap1-2 th sekali terkena banjir dgn
lamanya 1-2 hari dan kedalamannya 0,5-0,1 meter.
d. Daerah Rawan Banjir Tinggi, yaitu daerah yang setiap tahunnya terkena banjir selama 2-
15 hari dgn kedalaman 0,5-2,0 meter.
e. Daerah Rawan Banjir sangat tinggi, yaitu daerah yang pemanen terkena banjir selama 8-
12 bulan kedalamannya 0,5-3,0 meter.

F. DAERAH RAWAN BENCANA TANAH LONGSOR.


Longsor atau gerakan tanah meruapakn salah satu bencana geologis yang disebabkan
oleh peristiwa alam maupun perilaku manusia. Menurut pusat Vulkanologidan Mitigasi bencana
Geologi, tanah Longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa bantuan
,bahan rombakan,tanah atau material campuran yang bergerak ke bawah atw keluar lereng.
Melalui citra satelit, diketahui bahwa wilayah rawan bencana tanah longsor terdapat dibagian
selatan Jawa. Jawa Barat dan Banten bagian selatan merupakan wilayah lain dipulau Jawa.
Longsor di Jawa barat dan Banten ini dipengaruhi oleh kondisi fisik wilayahnya (topografi).
Daerah dengan topografi kasar berpotensi longsor lebih besar daripada daerah bertopografi datar.
Hal ini disebabkan oleh kondisi tanah atau lahan yang miring (curam) akan lebih mudah
terkena erosi dan longsor daripada kondisi tanah atau lahan yang datar.

G. DAERAH RAWAN BENCANA KEBAKARAN HUTAN


Wilayah potensial rawan kebakaran hutan di Indonesia tersebar di beberapa daerah di
Sumatra , Kalomantan, dan Jawa. Daerah yang mudah tersulut api(Fine Fuel Moisture
Code/FFMC) terdapat di delapan daerah rawan kebakaran hutan/lahan di pulau Sumatra
(Riau,Jambi,Sumatra Selatan,dan Lampung), serta empat provinsi di Kalimantan.

H. DAERAH RAWAN BENCANA ALAM TSUNAMI


Wilayah Rawan bencana Tsunami di Indonesia antara lain, Nanggroe Aceh Darusalam,
Sumatera utara , Sumatera Barat ,Bengkulu ,Lampung ,Banten ,Jawa Barat bagian Tengah dan
Selatan, Jawa Timur bagian Selatan, Bali, NTT, Sulawesi utara, Sulawesi Tengah,Sulawesi Selatan,
Maluku Utara, Maluku Selatan, Biak dan Yapen (Papua/Irian), Balikpapan, dan Sekurau
(Kalimantan Timur),Palu (Sulawesi Tengah), Talaud (Sulawesi Utara), dan Kendari (Sulawesi
Tenggara).

I. MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA


Mitigasi bencana letusan gunung api adalah proses pencegahan bencana letusan gunung api
atau pengurangan dampak bahaya letusan gunung api untuk meminimalkan: jatuhnya korban,
kerugian harta benda, rusaknya lingkungan dan terganggunya perekonomian masyarakat.
1. Pengertian Gunung Meletus
gunung meletus adalah peristiwa yang terjadi akibat endapan magma didalam perut bumi
yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.
2. Wilayah Rawan Bencana Gunung Api
Indonesia terletak pada busur cincin api mediterania. jalur cincin api ini
membusur di sepanjang pulau sumatra, selat sunda, pulau jawa, pulau bali, rangkaian
kepulauan di nusa tenggara, dan di kepulauan banda.
Indonesia terletak pada busur cincin api pasifik. jalur cincin api ini meliputi
serangkaian gunung api di pilau sulawesi utara, kepulauan maluku, kepulauan banda, dan
papua barat.
Gunung api terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. gunung api
yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya berubah
menjadi aktif kembali. oleh karena itu sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya dari suatu
gunung berapi, apakah gunung berapi itu dalam keadaan aktif atau istirahat.
3. Ciri-ciri Gunung Api Akan Meletus

1. Mata air kering


2. Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran
3. Tumbuhan disekitar gunung layu
4. Suhu sekitar kawah naik
4. Dampak yang ditimbulkan akibat gunung meletus
a. dampak negatif: leleran larva, aliran awan panas, dan lahar panas dan gas beracun.
b. dampak positif : sumber daya bahan galian dan mineral, sumber
daya panas bumi, sumber daya wisata gunung berapi
5. Tahap-Tahap Mitigasi Bencana Alam Gunung Meletus :
a. Menerbitkan peta wilayah rawan bencana alam gunung meletus
b. Memasang rambu-rambu peringatan bahaya dan larangan
c. Mengembangkan sumber daya manusia satuan pelaksana, contohnya dengan
dibentuknya bakornas pbp, satkorlak pbp
d. Mengadakan pelatihan penanggulangan bencana kepada warga
e. Mengadakan penyuluhan atas upaya peningkatan kewaspadaan masyarakat
f. Menyiapkan tempat penampungan sementara
g. Memindahkan masyarakat ke tempat yang lebih aman
h. Membentuk pos-pos siaga bencana
6. Mitigasi Bencana Gunung Api Sebelum Terjadi Bencana
a. Selalu waspada dan berusaha menenangkan diri
b. Menyelamatkan barang-barang berharga
c. Memantau informasi yang diberikan oleh pos
d. Selalu berkumpul dengan keluarga
e. Menyiapkan barang-barang jika suatu saat terjadi bencana seperti masker pelindung
mata dll
7. Mitigasi Bencana Gunung Api Saat Terjadi Bencana
a. Hindari daerah rawan bencana
b. Masuk ruang lindung darurat bila terjadi awan panas
c. Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan
d. Pakai masker untuk menutupi mulut dan hidung
e. Saat turunya abu gunung, usahakan untuk menutup wajah dengan kedua tangan.
8. Mitigasi Bencana Alam Gunung Api Sesudah Terjadi Bencana
a. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
b. Bersihkan atap dari timbunanabu, karena beratnya bisa merusak atau meruntuhkan atap
banguan
c. Hindari mengendarai di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin
motor, rem, persneling
d. Membangun kembali daerah yang rusak karena letusan, membangun infrastruktur yang
vital bagi kehidupan masyarakat.
e. Menghijaukan kembali lahan yang rusak karena letusan gunung api dengan reboisasi

J. PENGERTIAN MITIGASI

Mitigasi yaitu usaha untuk mengurangi dan / atau meniadakan korban dan kerugian yang mungkin
timbul, terutama kegiatan penjinakan / peredaman(mitigasi). Dan padaprinsipnya mitigasi harus
dilakukan untuk segala jenis bencana(baik bencana alam (naturalal disaster ) maupun bencana akibat
manusia).
Sedangkan bencana adalah rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat baik disebabkan dari factor alam maupun non alam yang memuculkan
korban jiwa, kerusakan lingkungan, dan kerugian harta benda.

1. Macam-Macam Bencana :

a. Kebakaran
b. Gempa bumi
c. Banjir
d. Tanah longsor
e. Gunung meletus
f. Tsunami, Dll

2. Tujuan mitigasi adalah sebagai berikut :

a. Mengurangi resiko penduduk (korban jiwa, kerusakan SDM)


b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi bencana.
c. Sebagai landasan (pedoman) perencanaan pembangunan.
GAMBAR

Gunung berapi yang akan meletus


Gunung api sedang meletus

Kerusakan lingkungan

Kerugian harta benda


Pemantauan terhadap gunung api

Pembimbingan terhadap korban bencana gunung berapi

Pembentukan tim sar gunung berapi

Bersih-bersih rumah

Anda mungkin juga menyukai