Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Kebutuhan
Pada Bab ini akan dipaparkan pembahasan dari metodologi yang dibuat
pada Tugas Akhir yang dilakukan. Terdapat beberapa langkah yang menjadi pokok
utama pada bab ini, karenanya dibahas pada sub sub bab sebagaimana tertera
berikut.
4.1.1 Observasi
Dari hasil observasi yang dilakukan selama masa spesialisasi di Departemen
Maintenance Reliability, Hydraulic, & Lubrication PT Holcim Indonesia Tbk.
Ditemukan persoalan tentang proses maintenance pada Heat Exchanger di 472 –
HS1 yang membutuhkan waktu yang lama dan juga proses replace Heat Exchanger
memiliki potensi production lose yang tinggi.
Selama ini saat proses maintenance Heat Exchanger berlangsung, Telah
disiapkan Heat Exchanger cadangan yang telah dilakukan proses pembersihan Heat
Exchanger sebelumnya. Dimana Heat Exchanger cadangan ini merupakan Heat
Exchanger yang sebelumnya terpasang di Plant lainnya (471 – HS1) yang telah
dilakukan proses pembersihan Heat Exchanger. Sehingga siap dilakukan proses
replace Heat Exchanger pada 472 – HS1.
Namun proses yang digunakan untuk melakukan replace Heat Exchanger
membutuhkan stop kiln dan stop grate cooler dan memakan waktu kurang lebih 5
jam kerja dan dapat menyebabkan production loss untuk kebutuhan start up kiln
dan start up grate cooler setelah proses replacing Heat Exchanger, hal ini terjadi
karena akses proses replace yang terbatas.
Berdasarkan dengan aspek tersebut, dibutuhkan modifikasi saluran Heat
Exchanger untuk memudahkan proses maintenance tanpa memerlukan stop kiln dan
stop grate cooler sehingga dapat mengurangi production loss yang disebakan oleh
cleaning & replace Heat Exchanger.

TUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM EVE, PNJ – PT. HOLCIM INDONESIA


4.1.2 Analisa Kebutuhan
No. Kebutuhan Bobot
1 Desain minimalis/ 4
2 Kemudahan pengerjaan/ 4
3 Kemudahan perawatan dan perbaikan/ 5
4 Kemampuan menutup 5
5 Ketahanan terhadap panas 5
6 Ekonomis 5
7 Durability tinggi (tahan terhadap karat dan kerak) 5
8 kecepatan respon/ 3
9 Spare part mudah didapat 4
Skala prioritas = 1 sampai dengan 5 (5 = bobot tertinggi)
4.1.3 Kemampuan Produk
Sistem dapat menutup aliran tiap saluran heat exchanger dengan rapat dan
memiliki desain minimalis sehingga mempermudah prose perawatan. Alat juga
diharapkan dapat bertahan pada temperature xx dan tahan kontaminan abrasif.
4.2 Uraian Proses Mekanisme
4.2.1 Desain alternatif konsep
a. Konsep 1 Penggerak valve dengan cara manual
Konsep ini menggunakan manual valve yang dilengkapi dengan handwheel
untuk menggerakkangatae valvenya dengan cara memutar handwheel
tersebut. Konsep ini hanya membutuhkan tenaga manusia untuk
mengoperasikannya secara manual dilapangan. Sehingga hanya
membutuhkan sedikit biaya.

TUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM EVE, PNJ – PT. HOLCIM INDONESIA


b. Konsep 2 Penggerak valve dengan sistem pneumatic dan sistem control
Pada konsep kedua ini valve digerakkan menggunakan sistem pneumatik
dengan sumber tenaga dari kompressor. Udara akan mengalir dari
compressor menuju shut off valve dari shut off valve udara akan diatur
keluaran pressure nya oleh regulator.
Setelah dari regulator, udara memberi sinyal ke solenoid valve. Setelah dari
solenoid valve udara akan diteruskan ke actuator untuk bergerak maju atau
mundur sesuai instruksi solenoid valve. Kerja dari solenoid valve dapat
digerakkan secara otomatis dari control room.

c. Konsep 3 Penggerak valve dengan sistem hidrolik


Pada Konsep ini pompa hidrolik mengubah energi mekanik menjadi energi
hidrolik dalam bentuk aliran fluida dan tekanan. Control valve pada sistem
bekerja untuk mengendalikan aliran fluida dan arah fluida. Aktuator
mengubah energi hidrolik menjadi energi mekanik yang dimanfaatkan
untuk gerakan membuka dan menutup valve. Konsep ini memiliki tenaga
yang lebih besar dibanding konsep yang lain.

TUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM EVE, PNJ – PT. HOLCIM INDONESIA


4.2.2 Kriteria Pemilihan Konsep
Konsep
Kriteria
1 2 3
Desain minimalis 5 4 3
Kemudahan pengerjaan 4 3 3
Kemudahan perawatan dan perbaikan 5 4 4
Kecepatan respon 3 4 4
Ekonomis 5 4 3
Durability tinggi 3 5 5
Score Total 25 24 22
Skala 1 – 5
1 = sangat kurang 2 = kurang 3 = cukup 4 = baik 5 = sangat baik.
4.2.3 Penentuan konsep
Berdasarkan pertimbangan kelebihan dan kekurangan dari masing masing
alternatif konsep. Mska dipilihlah alternatif 1 yakni penggerak valve dengan cara
manual. Hal ini dikarenakan kecepatan respon yang dibutuhkan tidak terlalu tinggi
dan tidak memiliki potensi pressure drop saat memindahkan saluran.

4.3 Pemilihan jenis valve


Pemilihan jenis valve untuk sistem isolasi aliran fluida saat melakukan
pemidahan saluran Heat Exchanger yang paling utama adalah kemapuan valve
dapat bekerja pada temperature tinggi serta memiliki kemampuan tahan terhadap
karat dan kerak air. Disamping itu ada beberapa indicator yang disesuaikan dengan
kebutuhan dilapangan.

jenis valve
Indikator ball gate butterfly angle cock globe
valve valve valve valve valve valve
Kemampuan menutup 3 5 4 5 4 5
Penggunaan mudah 4 4 4 4 4 4
Pressure Drop rendah 5 5 3 4 5 4
Mampu bekerja pada
4 4 3 5 5 5
pada tekanan tinggi
Face to Face desain minim 5 4 5 3 3 3
Ketahanan terhadap panas 4 5 3 3 4 4

TUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM EVE, PNJ – PT. HOLCIM INDONESIA


Low abbrasive 4 4 4 4 4 4
Ekonomis 5 4 5 3 3 3
Skor Total 34 35 31 31 32 32
Skala 1 – 5
1 = sangat kurang 2 = kurang 3 = cukup 4 = baik 5 = sangat baik
Berdasarkan tabel komparasi valve yang telah dibuat ball valve dan gate valve
dipilih untuk dipasang pada saluran Heat Exchanger. Dimana, ball valve akan
dipasang di tiap saluran air Heat Exchanger dan Gate valve dipasang pada tiap
saluran fluida oli. Hal ini dilakukan karena karakteristik kedua fluida (air sebagai
fluida pendingin dan oli sebagai fluida yang hendak didinginkan) yang berbeda,
tentunya valve yang akan digunakan berbeda sesuai dengan table komparasi yang
telah dibuat.
4.4 Penentuan titik pemasangan
Sebelum dilakukan pemilihan dan penentuan alat, terlebih dahulu dilakukan
pemetaan berdasarkan kondisi aktual dilapangan sehingga didapatkan titik
pemasangan yang tepat. Dari hasil survei dilapangan ditetapkan titik percabangan
saluran Heat Exchanger berdasarkan skematik diagram sistem hidrolik cooler
seperti pada gambar dibawah.

Titik
Percabangan
saluran HE

3.4.1 Perhitungan kecepatan fluida


Debit fluida yang keluar dari pompa hidrolik motor 23,96 ltr/m, dimana terdapat
4 hidrolik motor yang berkerja secara bersamaan. Dan juga terdapat pompa
sirkulasi dengan debit 22 ltr/m yang bekerja untuk mensirkulasikan fluida didalam
tangki menuju Heat Exchanger. Sehingga terdapat 5 aliran yang meuju Heat
Exchanger. Dimana saluran tersebut menggunakan pipa dengan ukuran diameter 3
inch sch 40 (78,1 mm). maka harus dihitung kecepatan fluida dalam pipa 78,1 mm

TUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM EVE, PNJ – PT. HOLCIM INDONESIA


(saluran masuk dan saluran keluar Heat Exchanger menggunakan pipa yang sama),
Viskositas kinematik (ʋ) 46 mm²/s (Tellus S2 M 46)[5]

Dikarenakan aliran bercabang dan berkumpul disatu titik (paralel) maka


dapat dihitung
jumlah Debit aliran adalah:
𝑄𝑡𝑜𝑡 = 𝑄1 + 𝑄2 + 𝑄3 + 𝑄4 + 𝑄5 (1)

Dimana Qtot, Q1, Q2…. Adalah Debit aliran fluida(m³/s)


𝑄𝑡𝑜𝑡 = 23,95 + 23,96 + 23,95 + 23,96 + 22
𝑄𝑡𝑜𝑡 = 0,00192 (m³/s)
Sementara kecepatan aliran adalah
𝑄
𝑉= (2)
𝐴
𝑄
𝑉= 1 (3)
π d²
4
Dimana Q, v, A dan d adalah
Q: Debit Aliran Fluida (m³/s)
v: KecepatanLAliran fluida (m/s)
A: Luas Penampang Aliran (m²)
d: Inner Diameter Pipa (m)
0,00192
𝑉=1
.π(0,0781)²
4
𝑉 = 0,40093 (m/s)
3.4.2. Bilangan Reynold
Setelah didapatkan kecepatan fluida dalam saluran dapat ditentukan jenis
alirannya
Aliran Laminer jika Re < 2000
Aliran Turbulen jika Re > 2000
𝑉⋅𝐷
𝑅𝑒 = 𝜈 (4)
Dimana Re, d dan v
Re: Bilangan Reynold
d: Inner Diameter pipa (m)
v: Kecepatan aliran fluida (m²/s)
ʋ: Viscositas kinematic (m²/s)
0,40093 . 0,0781
𝑅𝑒 =
0,000046
𝑅𝑒 = 680,7104
Maka aliran yang terjadi pada saluran merupakan aliran laminer

3.4.3. Perhitungan kehilangan Tenaga


Koefisien gesek tiap saluran
Pada saluran terdapat rangkaian pipa secara vertikal dan horizontal
Aliran vertikal
64
𝑓= (5)
𝑅𝑒
𝑓 = 0,094019
Aliran horizontal

TUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM EVE, PNJ – PT. HOLCIM INDONESIA


16
𝑓= (6)
𝑅𝑒
𝑓 = 0,023505
Headloss
Kerugian ketinggian karena gesekan
Headloss Mayor (Hf)
Saluran 1 Saluran 2
l vertical 0,8 m l vertical 2,875 m
f vertical 0,09402 f vertical 0,09402
l Horizontal 2,5 m l Horizontal 4,5 m
Perhitungan headloss

Perhitungan headloss
f horizontal 0,0235 f horizontal 0,0235
D 0,781 m d 0,781 m
V 0,40093 m/s v 0,40093 m/s
G 10 m/s² g 10 m/s²
Hf vertical 0,03096 m Hf vertical 0,11127 m
Hf Horizontal 0,02419 m Hf Horizontal 0,04354 m
Total 0,05515 m Total 0,15481 m
𝑙 𝑣²
𝐻𝑓 = 4𝑓 . . (7)
𝑑 2𝑔
Dimana f, 𝑙,d, v dan g adalah
f: koefisien gesek
𝑙: Panjang pipa (m)
d: Inner diameter (m)
v: kecepatan aliran fluida (m²/s)
g: percepatan gravitasi (m/s²)

Headloss Minor (𝐻ℓ)


ℓ𝑒𝑞 𝜈²
𝐻ℓ = 𝑓 ⋅ ⋅ (8)
𝑑 2𝑔
𝜈²
𝐻ℓ = 𝐾ℓ ⋅ (9)
2g
Dimana f, 𝑙𝑒𝑞,d, v, g dan 𝐾ℓ adalah
f: koefisien gesek
𝑙𝑒𝑞: Panjang pipa (m)
d: Inner diameter (m)
v: kecepatan aliran fluida (m²/s)
𝐾ℓ: loss coefficient

TUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM EVE, PNJ – PT. HOLCIM INDONESIA


Saluran 1 Saluran 2

𝜈² 𝜈²
𝐻ℓ = 𝐾ℓ ⋅ 𝐻ℓ = 𝐾ℓ ⋅
n 2g n 2g
Component KL component KL
komponen HL komponen
HL HL HL total
Total
Gate Valve 2 Gate Valve 2
fully open 0,15 0,00121 0,00241 fully open 0,15 0,00121 0,00241
1/4 closed 0,26 0,00209 0,00418 1/4 closed 0,26 0,00209 0,00418
1/2 closed 2,1 0,01688 0,03376 1/2 closed 2,1 0,01688 0,03376
3/4 closed 17 0,13663 0,27327 3/4 closed 17 0,13663 0,27327
Tee 2 Tee 2
Line Flow Branch Flow
0,2 0,00161 0,00321 1 0,00804 0,01607
Flanged Flanged
HL total (valve fully 0,00562
Elbow 8
open) m
Regular 90° Flanged 0,3 0,00161 0,01286

HL total (valve fully 0,03134


open) m

Htotal
Pada saluran 1
𝐻𝑡𝑜𝑡1 = 𝐻 + 𝐻𝑓 + 𝐻ℓ (10)
𝐻𝑡𝑜𝑡1 = 2,5 + 0,05515 + 0,00562
𝐻𝑡𝑜𝑡1 = 2,56077 m
Pada saluran 2
𝐻𝑡𝑜𝑡2 = 𝐻 + 𝐻𝑓 + 𝐻ℓ
𝐻𝑡𝑜𝑡2 = 2,5 + 0,15481 + 0,03134
𝐻𝑡𝑜𝑡2 = 2,68615 m
Kebutuhan pressure aliran pada tiap saluran
Pressure suplai fluida
P=𝜌 ⋅𝑔⋅ℎ (11)
Dimana f, 𝑙𝑒𝑞,d, v, g dan 𝐾ℓ adalah
𝜌: Massa jenis (kg/m³)
g: Percepatan grafitasi (m/ s²)
h: Ketinggian total (Htotal = m)
P: Tekanan (Pa)

TUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM EVE, PNJ – PT. HOLCIM INDONESIA


Tabel 6 adalah parameter yang digunakan dalam mencari tekanan dalam tiap saluran
Saluran 1 Saluran 2
ρ 879 kg/m³ ρ 879 kg/m³
g 10 m/s² g 10 m/s²
h 2,56077 m h 2,68615 m
22.509,17 Pa 23.611,26 Pa
maka P adalah maka P adalah
0,225 bar 0,236 bar

Untuk mengalirkan fluida dalam sistem membutuhkan tekanan 5 bar maka kebutuhan setelah
dilakukan perubahan saluran adalah

Saluran 1
P = 5 + 0,225
P = 5,225 bar
Saluran 2
P = 5 + 0,236
P = 5,236 bar
Sedangkan tekanan aliran menuju tangki dapat mencapai 10 bar sehingga tidak
diperlukan pompa tambahan untuk sirkulasi kembali ke tangki gambar adalah
desain isometris dari saluran Heat Exchanger yang sudah dimodifikasi

TUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM EVE, PNJ – PT. HOLCIM INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai