Anda di halaman 1dari 2

Assalamualaikum Ibu Sri Hadiningrum, Selamat malam Ibu.

Terimakasih atas pertanyaan yang telah disampaikan pada ruang forum diskusi ini. Baik bu
disini saya akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut.

1. Menurut bapak/ibu, apakah yang lebih utama perlu diajarkan kepada murid, hak atau
kewajiban?

Kewajiban dan hak memang selalu berjalan beriringan. Sejak lahir, manusia telah secara hakiki
memiliki kewajiban dan hak. Siapapun itu, asalkan dia hidup di dunia ini, maka tidak akan
pernah terlepas dari dua hal tersebut. Untuk mendapatkan hak merupakan sebuah perjuangan
yang terwujud dalam proses pelaksanaan kewajiban. Kewajiban adalah segala sesuatu yang
harus di kerjakan dengan penuh tanggung jawab dan keikhlasan oleh seseorang atau
sekelompok orang di dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan Hak yaitu segala sesuatu yang
harus diterima dan di rasakan oleh seseorang atau sekelompok orang dalam kehidupan
sehari-hari. Kewajiban pada hakikatnya tidak terlepas dari hak, karena tanpa kewajiban maka
hak tidak akan pernah ada dan diterima sebagaimana mestinya, begitu juga dengan hak, pada
hakikatnya hak tidak akan pernah ada dan diterima jikalau kewajiban belum terlaksana
sebagaimana mestinya. Misalnya pemerintah mempunyai kewajiban menyediakan lapangan
pekerjaan sebanyak-banyaknya bagi kepentingan rakyatnya dan pendidikan yang wajib
didapatkan oleh setiap rakyatnya, dan rakyat wajib memperoleh haknya yang telah diatur
dalam perundang-undangan. Begitu pun sebaliknya rakyat mempunyai kewajiban menaati
setiap peraturan dalam Negara sehingga terjalin kerja sama yang solid antara rakyat dan
pemerintah dalam Negara.

Perioritaskan Kewajiban Dahulu Kemudian Hak

Dengan memprioritaskan kewajiban terlebih dahulu dalam kehidupan sehari-hari maka kita
akan selalu mendahulukan kewajiban kita dalam kegiatan kita sehari-hari. Apapun jenis
profesi kita, baik itu siswa, mahasiswa, guru, dosen, kantoran bahkan profesi pejabat sekali
pun, alangkah baiknya kita mendahulukan kewajiban kita sebagai orang yang punya profesi
dan bertanggung jawab terhadap profesi kita. Maka hak itu akan mengikuti kita di kemudian
hari. Kewajiban yang di laksanakan dengan sepenuh hati dan penuh tanggung jawab pasti
akan mendapatkan hak yang maksimal pula kedepannya.

2. Bagaimana pula bapak/ibu mengajarkan tentang penegakan HAM kepada murid


bapak/ibu tersebut.

Sebelum melaksanakan pembelajaran HAM di SD, perlu dipahami lebih dulu apa dan siapa
anak SD yang akan kita didik. Pemahaman yang tepat terhadap anak SD akan membantu
memudahkan dalam pembelajaran HAM. Artinya, materi HAM yang diajarkan sesuai dengan
tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak SD sehingga mudah dipahami oleh anak.

Untuk penegakan HAM itu sendiri kita sebagai guru dapat memperkenalkan atau mengajarkan
dasar hukum penegakan HAM tersebut. Dalam penegakan HAM di Indonesia perangkat
ideologi Pancasila dan UUD 1945 harus dijadikan acuan pokok, karena secara terpadu nilai-
nilai dasar yang ada di dalamnya merupakan The Indonesia Bill Of Human Right.

dengan dasar hukum yang mengatur tentang HAM, beberapa diantaranya seperti :

1. Pembukaan UUD 1945 alinea ke 1 dan 4


2. UUD 1945 pasal 28 A sampai 28 J
3. Tap. MPR No. XVII/1996 tentang pandangan dan sikap bangsa Indonesia terhadap HAM
4. Batang Tubuh UUD 1945
5. Secara garis besar hak-hak asasi manusia tercantum dalam pasal 27 sampai 34 dapat
dikelompokkan menjadi :
a) Hak dalam bidang politik (pasal 27 (1) dan 28),
b) Hak dalam bidang ekonomi (pasal 27 (2), 33, 34),
c) Hak dalam bidang sosial budaya (pasal 29, 31, 32),
d) Hak dalam bidang hankam (pasal 27 (3) dan 30).
6. UU no 39 tahun 1999 tentang HAM, dimana UU mencakup HAM, perlindungan HAM, dan
menghargai hak asasi orang lain, serta peran Komnas HAM.
7. UU no 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, pengadilan untuk tindak pidana HAM berat
8. Keppres RI no 50 tahun 1993 tentang Komnas HAM, pembentukan serta rincian tugas,
wewenang dan fungsi.

Berbagai pendekatan dapat digunakan dalam pembelajaran HAM di SD. Pendekatan


tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
1. Pendekatan induktif yaitu suatu pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran dengan
dimulai dari contoh- contoh, peristiwa-peristiwa, kasus-kasus dan fenomena sejenis
untuk ditarik kesimpulan umum.
2. Pendekatan deduktif dimulai dari konsep umum menuju penarikan kesimpulan khusus.
3. Pendekatan kontekstual yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang digunakan guru sesuai
dengan konteks kehidupan sehari-hari anak. Pembelajaran kontekstual tersebut
memudahkan anak memaknai nilai-nilai HAM yang dipelajarinya.
4. Pendekatan kooperatif (cooperative learning) yaitu pendekatan pembelajaran dengan
memberikan kesempatan pada anak untuk bekerja sama dalam belajar. Misalnya, belajar
kelompok, belajar dengan model Jigsaw, diskusi kelompok, dan tugas kelompok.
5. Pendekatan inquiry yaitu pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan ksempatan pada
anak untuk mencari penyelesaian sendiri terhadap masalah yang dihadapinya. Anak belajar
mengamati fenomena, menemukan masalah, dan menyelidiki kemungkinan-kemungkinan
penyelesaian masalah sendiri.
6. Pendekatan discovery yaitu pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada siswa menjelajah untuk menemukan sesuatu yang sudah ada.
7. Pendekatan konstruktivistik yaitu suatu pendekatan yang memberikan kesempatan
kepada anak untuk menyusun sendiri konsep-konsep HAM berdasarkan kehidupan sehari-
hari anak.
8. Pendekatan behavioristik dengan menciptakan lingkungan yang kondusif anak belajar
HAM. Strategi yang digunakan berdasarkan pendekatan tersebut adalah:
(a) siswa belajar secara aktif;
(b) siswa membangun peta konsep sendiri;
(c) siswa mampu menggali informasi dari berbagai media dan sumber belajar;
(d) siswa membandingkan dan mensintesiskan informasi;
(e) siswa mengamati secara aktif;
(f) siswa menganalisis sebab akibat;
(g) siswa melakukan kerja praktik artinya melakukan aktivitas praktis di dalam
belajar HAM

Anda mungkin juga menyukai